Anda di halaman 1dari 13

TUGAS GEOTEKNIK TAMBANG

“Tugas mencari alat, tahpan dan output

untuk beberapa alat uji pada pertambangan”

Oleh:

EMY PERMATASARI PERANGIN-ANGIN

DBD 113 101

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2015
1. STANDARD PENETRATION TEST

Gambar penetrasi dengan SPT

Contoh palu yang biasa digunanakan dalam pengujian SPT

a. Menurut ASTM D-4633 setiap alat uji SPT yang digunakan harus dikalibrasi tingkat
efisiensi tenaganya dengan menggunakan alat ukur strain gauges dan aselerometer,
untuk memperoleh standar efisiensi tenaga yang lebih teliti. Di dalam praktek,
efisiensi tenaga sistem balok derek dengan palu donat (donut hammer) dan palu
pengaman (safety hammer) berkisar antara 35% sampai 85%, sementara efisiensi
tenaga palu otomatik (automatic hammer) berkisar antara 80% sampai 100%. Jika
efisiensi yang diukur (Ef) diperoleh dari kalibrasi alat, nilai N terukur harus
dikoreksi terhadap efisiensi sebesar 60%, dan dinyatakan dalam rumus:
N60 = ( Ef /60 ) NM ................................................................... (1)
dengan :
N60 : efisiensi 60% ;
Ef : efisiensi yang terukur ;
NM : nilai N terukur yang harus dikoreksi.
Nilai N terukur harus dikoreksi pada N60 untuk semua jenis tanah. Besaran koreksi
pengaruh efisiensi tenaga biasanya bergantung pada lining tabung, panjang batang,
dan diameter lubang bor (Skempton (1986) dan Kulhawy & Mayne (1990)). Oleh
karena itu, untuk mendapatkan koreksi yang lebih teliti dan memadai terhadap N60,
harus dilakukan uji tenaga Ef.

b. Efisiensi dapat diperoleh dengan membandingkan pekerjaan yang telah dilakukan :


W = Fxd = gaya x alihan ;
tenaga kinetik (KE = ½ mv2)
tenaga potensial : PE = mgh ;
dengan :
m : massa (g) ;
v : kecepatan tumbukan (m/s);
g : konstanta gravitasi (= 9,8 m/s2 = 32,2 ft/s2 );
h : tinggi jatuh (m).
Jadi rasio tenaga (ER) ditentukan sebagai rasio ER= W/PE atau ER = KE/PE. Semua
korelasi empirik yang menggunakan nilai NSPT untuk keperluan interpretasi
karakteristik tanah, didasarkan pada rasio tenaga rata-rata ER ~ 60%.

c. Dalam beberapa hubungan korelatif, nilai tenaga terkoreksi N60 yang dinormalisasi
terhadap pengaruh tegangan efektif vertikal (overburden), dinyatakan dengan
(N1)60, seperti dijelaskan dalam persamaan (2), (3) dan Tabel 1. Nilai (N1)60
menggambarkan evaluasi pasir murni untuk interpretasi kepadatan relatif, sudut
geser, dan potensi likuifaksi.
(N1)60 = NM x CN x CE x CB X CR X CS ........................................... (2)
CN = 2,2/ (1,2 + (σ’vo/Pa)) ....................................................................(3)
dengan :
(N1 )60 : nilai SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh efisiensi tenaga 60%;
NM : hasil uji SPT di lapangan;
CN : faktor koreksi terhadap tegangan vertikal efektif (nilainya ≤ 1,70);
CE : faktor koreksi terhadap rasio tenaga palu (Tabel 1);
CB : faktor koreksi terhadap diameter bor (Tabel 1);
CR : faktor koreksi untuk panjang batang SPT (Tabel 1);
CS : koreksi terhadap tabung contoh (samplers) dengan atau tanpa pelapis (liner)
(Tabel 1);
σ’vo : tegangan vertikal efektif (kPa);
Pa : 100 kPa.

Tahapan pengujian alat SPT,yaitu sebagai berikut:


a. Melakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar
1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
b. Menarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm);
c. Melepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
d. Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
e. Menghitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
f. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
g. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
15 cm pertama dicatat N1;
15 cm ke-dua dicatat N2;
15 cm ke-tiga dicatat N3;
Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan
karena masih kotor bekas pengeboran;
h. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah
pengujian sampai minimum 6 meter;
i. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
Output dari pengujian SPT pada penetrasi konus:

Diketahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung setiap
kedalaman sehingga letak dan kedalaman pondasi dapat di tentukan yang nantinya
dapat digunakan untuk perancangan pondasi maupun keperluan lainnya .
2. CONE PENETRATION TEST
Uji sondir merupakan salah satu jenis tes di lapangan yang menggunakan
penetrometer statis dengan ujung konus bersudut 600 dan luas ujungnya 1.000 mm 2
(diameter 35,7 mm) yang terlihat pada gambar 2-4. Tes ini umumnya digunakan pada
tanah kohesif.
Tahapan pengujian CPT sebagai berikut:
1. Tentukan titik lokasi yang akan disondir.
2. Buat lubang pertolongan dengan linggis untuk pemasukan bikonus pada
permukaan tanah.
3. Pasang angker terlebih dahulu (tiap titik 2 buah angker), dengan jalan memutar
angker searah jarum jam dengan menggunakan batang pemutar sambil menekan
angker masuk ke dalam tanah.
4. Pasang dan aturlah mesin sondir di atas titik lokasi dalam posisi vertikal.
5. Besi-besi kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir dan amati apakah mesin
benar-benar dalam keadaan vertikal terhadap permukaan tanah.
6. Isikan oli ke dalam ruang hidrolis sampai penuh, hingga bekerjanya tekanan
sempurna.
7. Pasang bikonus pada ujung pipa pertama dan kontrol sambungan-sambungannya.
8. Rangkaian pipa pertama pada mesin sondir tepat pada lubang yang telah
dipersiapkan.
9. Tekanlah pipa dengan jalan memutar stang pemutar pada alat sondir untuk
memasukkan bikonus ke dalam tanah. Setelah pipa masuk sedalam 20 cm,
hentikan pemutaran stang. Pemutaran dilanjutkan kembali untuk menekan besi isi
pipa. Pada penekan pertama ujung konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm,
dan jarum manometer bergerak. Catat tekanan yang ditunjuk oleh manometer
tersebut. Tekanan inilah yang disebut perlawanan penetrasi konus (PK). Pada
penekanan berikutnya, konus dan mantelnya bergerak ke bawah. Nilai manometer
yang terbaca adalah nilai perlawanan lekat (JP = PK + HL). Catat besarnya JP.
10. Tekan kembali pipa sondir masuk ke dalam tanah untuk mencapai kedalaman
baru. Hentikan setelah mencapai kedalaman tiap interval 20 cm. Lakukan kembali
pekerjaan no. 9.
11. Hentikan pengujian sondir apabila :
± Kedalaman telah mencapai kedalaman yang diinginkan.
± Jika bacaan manometer telah mencapai angka maksimal.

Output dari pengujian CPT yaitu:

Hasil pengukuran alat ini berupa tahanan friksi dan tahanan ujung (penetrasi)
konus. Sampel tanah untuk tes laboratorium tidak akan didapatkan melalui uji sondir,
tetapi berbagai percobaan telah memberikan berbagai korelasi antara nilai yang didapat
dari uji sondir terhadap parameter-parameter tanah. Suatu perkiraan koreksi antara
tahanan penetrasi konus dan parameter kekuatan geser ϕ’ yang diusulkan oleh
Meyerhof diberikan pada gambar berikut.

3. IN-SITU CBR TEST


Prosedur pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tanah atau benda uji yang sama dengan pemeriksaan pemadatan standard diberi air
hingga mencapai kadar air optimum yang diperoleh pada pemeriksaan pemadatan
standard maupun modified.
2. Cetakan dan alasnya ditimbang (w1), kemudian masukkan piringan pemisah
kedalam cetakan dan pasang kertas saring diatasnya
3. Masukkan benda uji kedalam cetakan dan padatkan sesuai dengan cara pemadatan
standard dengan variasi tumbukan.
 Sepuluh tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan
 Dua puluh lima tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan
 Lima puluh enam tumbukan untuk setiap lapis dari 3 lapisan.
4. Buka leher sambungan dan ratakan tanah dengan alat perata
5. Cetakan dibalik dan piringan pemisah dikeluarkan, kemudian pasang kembali
cetakan pada keping alas dan timbang (w2)
6. Rendam benda uji bersama cetakanya selama 24 jam
7. Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji, kemudian atur torak
penetrasi pada permukaan benda uji, sehingga arloji beban menunjukkan beban
permulaan sebesar 45 kg. Pembebanan pemulaan ini diperlukan untuk menjamin
bidang sentuh yang sempurna antara torak dan permukaan benda uji
8. Atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji pengatur/penunjuk
penetrasi di stel hingga menunjukkan angka nol
9. Pembebanan dilakukan dengan memutar engkol secara konstan dan otomatis
dengan kecepatan 1,27 mm/menir, sehingga torak turun secara konstan
10. Pembacaan arloji pembebanan dilakukan pada menit ke-¼, ½, 1, 1½, 2, 3, 4, 6, 8,
dan menit ke-10
11. Setelah pembacaan, keluarkan benda uji dan ambil dari bagian atas, tengah dan
bawah untuk diperiksa kadar airnya.

Output dari pengujian yaitu:


Diketahui nilai daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum untuk
perencanaan tebal lapisan perkerasan yang perkerasan lapisan tanah dasar tidak akan
dipadatkan lagi.
4. IN-SITU DENSITY TEST

Berikut adalah prosedur tentang cara untuk melakukan tes Pemadatan atau In-Situ
Density tes.
1. Tempatkan nampan logam. Teknisi sekarang dapat menempatkan baki logam
sebagai per Konsultan atau Kualitas Insinyur lokasi disukai. Sebagai Engineer
Kualitas, Anda harus memastikan bahwa daerah yang akan diuji adalah dipadatkan
dan dalam wilayah yang diajukan dalam Permohonan Inspeksi
2. Menandai wadah sampel. Sebagai QC Engineer, Anda harus memastikan bahwa
sampel kontainer ditandai oleh teknisi dari lokasi dan tanda lainnya yang terkait,
pastikan semua tanda yang benar.
3. Menggali tanah. Menggali tanah dengan menggunakan batang runcing baja.
(250mm panjang 16 - 20 mm dia.) Dan palu. Kepala batang yang bisa diabaikan
pada kecepatan lambat dan pada tekanan bersyarat. Gunakan sarung tangan untuk
perlindungan tangan untuk mencegah cedera tangan.
4. Menempatkan tanah yang gembur dalam sampel kontainer. Tanah galian yang
gembur harus ditempatkan dalam wadah sampel, pastikan tidak ada setiap potongan
tanah akan sia-sia jika tidak, itu akan mempengaruhi hasil pemadatan.
5. Mengukur kedalaman lubang. Sementara penggalian berlangsung, memantau
kedalaman lubang dengan mengukur penggaris, pastikan bahwa kedalaman 200 mm
atau 150 mm tergantung pada kebutuhan spesifikasi. Jika kedalaman belum tercapai
terus menggali hingga mencapai kedalaman yang diinginkan atau dibutuhkan.
6. Menuangkan silika dalam lubang. Setelah lubang berbentuk benar dengan
diameter 200 mm hanya diameter yang sama bahwa lubang baki logam dan
kedalaman mencapai. Tempatkan silinder mengalir ke baki logam. Tuangkan silika
dalam silinder menuangkan memastikan tidak ada yang akan memegang atau
menyentuh silinder menuangkan yang dapat menyebabkan getaran.
7. Mengambil silika dari lubang. Lubang, sekali diisi dengan silika dan ketika lubang
telah diisi penuh, hapus silika dan menempatkannya ke wadah ekstra mungkin
menggunakan lagi untuk set berikutnya pemadatan.

Output pengujian yaitu:


Dapat ditentukan kepadatan di tempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang
telah dipadatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Cone Penetration Test”. 26 September 2015
http://www.geotechdata.info/geotest/cone-penetration-test.html
Faizah, Restu. ‘Standard Penetration Test’. 27 September 2015.
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/standard-penetration-test-spt/
Geotechniccal Instruments . “Cone Penetration Test”. 27 September 2015.
http://facefairfuture.blogspot.co.id/2014/05/cone-penetration-test-cpt.html

Anda mungkin juga menyukai