Anda di halaman 1dari 5

Bissmillahirahmaanirrahiimi.

Alhamdulillahi robbil’alamiin, wassholatu wassalamu ‘ala syaidina Muhammadin wa ‘ala aliihi


wa shohbihi ajma’iin.

Awal dari diri saya menulis kitab ini,adalah mengharapkan berkah dari Allah SWT,yang maha
pemurah nya di dunia kepada semua umatnya dan sayangnya diakhirat kepada umat umatnya
yang mu'min dan kalau rahmatnya Allah Taala,keselamatannya turunnya kepada panutan kita
Kangkung Nabi Muhammad Saw dan kepada para sahabat dan semua keluarganya

WAJIB MA'RIFAT KEPADA ALLAH TA'ALA

Untuk MA'RIFAT kepada Allah Ya' ala wajib disemua manusia mukalaf,tegasnya manusia yang
sudah Aqil baligh,itu wajib ga boleh tidak,karena ada sabda kangjeng Nabi Muhammad Saw yg
berbunyi :AWWALU DINNI MA'RIFAT TA'ALA

Sundanya : Awal2 beragama itu harus tau dulu ke Allah Ta'ala,sebab harus diketahui dahulu
supaya manusia benar menjalankan ibadahnya,Syah diterima amal ibadahnya oleh Allah
Ta'ala,sebab itu amal harus disertai ilmu,kalau ga disertai ilmu akan batal,tegasnya tidak
jadi,jika misalnya ga jadi,maka tidak akan ada manfaatnya diakhirat hanya untuk dunia saja

Tapi untuk soal ilmu jangan sampai salah,kalau artinya ilmu itu mengetahui,tapi bukan hanya
tau kepada hal syara,hanya tau sah dan batalnya ibadah saja,tapi juga harus tahu MA'RIFAT
kepada Allah dan kepada Rasulullah,sebab hal itu ibarat tempat atau gudangnya tempat amal
ibadah kita semua,jangan ga jelas bentuknya

Ibaratnya di dunia tempat mencari isi rumah seperti meja,kursi,lemari dll. Kalau marifat ke Allah
ibaratnya kita punya rumah besar, yg barang2 di dalamnya bisa ditata rapi dan benar, betah
didiami. Kalau kita hanya punya barang /perabot rmh yg banyak dan mahal harganya ,tp jika tdk
punya tempat(rmh) ,barang tsb mau disimpan dmana?apa mau berantakan saja ditaro di
halaman ,di pinggir2.. gak ada enaknya Krn akan kepanasan, kehujanan. Barang juga akan cepet
rusak, gak jadi membawa nikmat.

Apalag kalaui kita punya tekad amal ibadah buat dibawa ke akhirat , marifat ke Allah lebih wajib
lagi.

Kalau tdk mengenal Allah , kira2 bisa kita datang ke tempat asal kita?kan sakaratul maut tdk
Akan ada pertanyaan lagi dan dk ada akal lagi walaupun merasakan kesakitan. Seperti kata
hadist apabila kita di dunia buta , tdk mengenal Allah dan Rasul maka di akhirat akan buta juga,
intinya akan gelap di akhirat nanti, kalo demikian , amal ibadah kita yg kita kerjakan dg susah
payah mau dibawa kemana?sebab tdk bs dateng ke Allah, amal ibadah bakal kesana kemari ,
dibawa masuk ke siluman , dijadikan kekayaan di negaranya,kita dibuat budaknya. Sebab itu
skrg mumpung kita masih di dunia , hrs ikhtiar ,sedia payung sebelum hujan , jelasnya hrs liat
masa lalu,hrs bisa mati sebelum mati ,Krn klo tdk mati ya tdk akan tahu akhirat

Utk sampe ke akhirat harus mati dulu , itu kata dalil :

Akhirat /asal kita harus dikenal dan didatengin dr sekarang supaya nanti tdk nyasar lagi, mati
belotot sana-sini, cemberut,lirik sana-sini nyari jalan

Jalan-jalannya Marifat ke Allah Ta’ala

Jalan-jalannya marifat ke Allah Ta’ala ada dua dua jalan, yaitu dari bawah keatas dan
dari atas ke bawah.
Yang dari bawah ke atas,yaitu untuk yang belajar pesantren dulu, mengaji kitab Quran
dan terus menjalankan ibadah rukunnya yang lima perkara.Yang begitu itulah ibadah untuk
jalan Marifat Ke Allah Ta’ala.Tapi banyak yang disesalkan jarang yang disampaikan ke
Ma’rifatnya,karena keburu betah,keburu nyaman di Asma, tegasnya sudah merasa nikmat di
Pal Panunjukna ( papan merk yang meneduhkan tempat ), padahal jika diteruskan Ma’rifat ke
Zat Sifatnya Allah Ta’ala, Ga mungkin ga akan bertambah kenikmatannya, karena baru di
Asmanya saja sudah begitu kenikmatannya.

Kalau Jalan dari Atas ke bawah,yaitu yang mengerjakan dalil tadi : Awwalu dinni
ma’rifatullahi ta’ala
Jalannya bukan Cuma dari pesantren saja tapi juga harus menghisab diri yaitu harus mau
tirakat, dibarengi dengan ikhtiar mencari Guru, guru yang Mursyid,karena ga akan paham
tanpa guru, dikarenakan dari mana kita harus disusul? Tidak ada lagi selain dari tarekatnya Wali
yang harus disusul.Sebab hal itu yang bisa sampai marifatnya ke Sifat Allah Ta’ala yang disebut
Jauhar Awal, yaitu hakikatnya Muhammad,karena tidak mungkin tidak ada kelebihannya untuk
kita semua.Sebabnya tadi juga para wali yang segitu sangat ‘ tatapa’ nya untuk membela umat
umatnya rasulullah supaya bisa kembali lagi ke Allah Ta’ala.
Disebabkan hal tersebut,ayo kita semua pada mencari tarekat Wali tersebut , sebab
kalau tidak buru buru ketemu, tentu bisa jadi kita tidak bisa kembali lagi ke asal, pasti nanti
nyawa kita akan menghantui atau kembali lagi, kembali ke dunia kepada barang yang bisa rusak
lagi, tidak bisa sesuai dengan dalil :

Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun


( Asal dari Allah, harus balik lagi ke Allah )

Oleh karena itu kita semua pasti masih pada bingung,agak percaya juga, dikarenakan
kita tidak merasakan awalnya dari Allah,turun ke alam Dunia. Tapi dikarenakan dalilnya seperti
itu, maka cepat saja kita mengaku asalnya dari Allah,tapi ngakunya hanya dibibir saja,terpaksa
mengaku karena takut disebut kufur kafir karena tidak percaya pada dalil, tapi hatinya tetep ga
mengerti karena tidak terasa.
Disebakan hal tersebut,sekarang pribadi saya akan menerangkan sedikit, malah
‘mandar’ bisa percaya dan terasa,kita berasa dari Allah itu begini keterangannya,kita telusuri
dari bawah ke atas supaya biasa dimengerti oleh akal.
Pertama kali kita menerimakan Asal dari mana?yang dipahami oleh umum adalah kita
berasal dari ibu,truskan telusuri ke atas, kalau ibu asalnya dari mana? Tentu ibu kita berasal dari
nenek. Nenek berasal dari mana? Ga salah lagi keluar dari buyut. Buyut asalnya dari mana?
Tentu dari Bao ( bapaknya buyut ). Bao asal dari mana? Asalnya dari Kakek Buyut
( janggawareng) , kalau kakek buyut berasal dari mana? Tentu dari Udeg-udeg ( keturunan ke
7/bapaknya janggawareng ), kalau Udeg-udeg berasal dari mana? Tentu dari Kakait Siwur
(bapaknya kakeknya kakeknya kakek),seterusnya begitu,berasal dari ibunya lagi terus keatas
sampai Siti Hawa, kalau Siti Hawa berasal dari mana? Dari hadist diketahui kalau asalnya siti
hawa adalah dari tulang iga nabi Adam.Kalau nabi Adam asalnya dari mana? Diijelaskan dalam
hadist asalnya nabi Adam itu dari tepung Bumi-Api-Air-Angin. Kalau tepung Bumi-Api-Air-angin
berasal dari mana?Dijelaskan dalam hadist asalnya dari Nur Muhammad ,Cahaya Empat Perkara
:
1. Cahaya Hitam hakekatnya Bumi
2. Cahaya Putih hakekatnya Air
3. Cahaya Kuning hakekatnya Angin
4. Cahaya Merah hakekatnya Api

Kalau Nur Muhammad berasal dari mana? Itu juga diterangkan oleh hadis bahwa asalnya dari
Nur Maha Suci, yaitu dari Jauhar Awwal .Nah sampai disitu buntu.
Sebab sudah dijelaskan oleh hadis dan AlQuran bahwa Jauhar Awwal itu bibitnya Tujuh Bumi
Tujuh Langit,bersama isinya semua.Jadi begitulah kata dalil asal dari Allah,yaitu berasal dari
Jauhar Awal tersebut. Sifatnya Terang Benderang, yaitu gulungnya Dzat beserta sifat Maha
Sucinya, barulah Nama Asma Allah :
1. Cahaya Merah jadi hakekat lafad Alif
2. Cahaya kuning jadi hakekat lafad Lam Awal
3. Cahaya Putih jadi hakekat lafad Lam Akhir
4. Cahaya Hitam menjadi hakekat lafad He
5. Johar Awal jadi hakekatnya Tasjid

Begitulah keterangannya,jadi itu cahaya yang disebut diatas disebut Ismudzat .Artinya Dzat
laisa kamishlihi atau Asmanya yang Maha Suci,kalau kata ahli padzikiran adalah Latifah.
Nah nanti harus bisa balik lagi kesitu,itulah sebabnya teramat wajib diketahui dari sekarang
Lekas susul tarekatnya yang bisa membuang hijabnya atau sekatnya yang membuat gelap
kepada Dzat sifatnya Allah Ta’ala.Supaya/semoga ketemu dengan hakikatnya tasjid Muhammad
, yang ada pada wujud pribadi.Itulah kunci Muhammad yang akan bisa ngobrak ngabrik
hijabnya kepada Allah Ta’ala.Semisal ketemu Insya allah tentu kita bisa memenuhi peribahasa
Kembali Ke Jati,pulang ke asal , yaitu kembali ke jati tersebut,rasa jasmani yang sekarang akan
dipakai pulang lagi ke rasa tadi waktu ada dalam Nurullah ( Jauhar Awwal ). Kalau pulang ke asal
yaitu jasmaninya menjadi asalnya lagi, yaitu menjadi Nur Muhammad dalam bentuk 4 rupa
Merah Kuning Putih Hitam. Sewaktu waktu pulang ke asal ,yang namanya sempurna berarti
habis bersih,habis rasanya,habis jasmaninya.

AWAL MULAINYA JIKA INGIN MENCARI TUHAN

Ada sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW :


Man tholaba Maulana boghairi nafsihi faqad dolla dolaalan ba’ida

Sundanya : Siapa siapa manusia yang mencari Tuhan keluar dari dirinya sendiri, maka teman
temannya adalah orang kesasar, karena dalam niatnya merasa jauh dengan Allah ta’ala,padahal
ada dalil :

Wa nahnu aqrobbu ilaihi min habii warid

Sundanya : Saya ( Allah ) sudah tidak ada jarak lagi dengan kalian semua, seperti diumpamakan
urat leher dengan urat leher kamu sendiri,masih lebih deket kamu dengan saya ( Allah ).Oleh
sebab itu manusia lebih dimulyakan oleh Allah ta’ala, sesuai denga hadisnya :
Wa laqad karomma bani Adam

Sundanya : Sudah kami mulyakan anak cucu adam,malah ada dalilnya :

Laqad Khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim

Sundanya : Manusia adalah sebagus bagus nya dan sebaik baiknya penciptaan dari sesame
mahluknya Allah SWT.Kalau kamu sudah dapat mengetahui keadaan dalam diri kamu sendiri,
tentu kamu akan merasa ‘kelebihan’ yang ada dibadan sendiri.

Ada lagi sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW :

Man ‘arofa nafsahu faqad arofa robahu

Sundanya : Siapa siap yang sudah mengenal dirinya tentu akan mengenal Penciptanya

Waman ‘arofa robbahu faqad jahilan nafsahu

Sundanya: Dan siapa siapa yang sudah kenal Penciptanya, tentu akan merasa tidak ada daya
upaya dalam dirinya,karena tentu mengerti bahwa jasad tidak akan bisa kembali kalau tidak
diupayakan/dibantu oleh Penciptanya.

Sudah jelas jasad ini adalah sarangnya ,oleh karena itu kita harus ngaji bukan kepada kitab yang
dapat rusak lagi, tetapi kepada kitab yang bisa langgeng/kekal, kata hadis juga begini :

Iqra kitabaka kafa binafsika alyauma ‘alaika hasiba


Sundanya : Kita harus mengaji kepada kitab yang kekal, yaitu harus mengaji kepada kitab kekal
yang ada pada diri sendiri,segera cari qudrat dan iradatnya Maha Pencipta pada diri
sendiri,karena lebih nyata/terasa miliknya Pencipta pada diri sendiri,dan lebih nyata/terasa
hidupnya Pencipta pada diri sendiri, dan lebih nyata Penglihatannya Pencipta pada diri sendiri ,
dan lebih nyata/terasa Pendengaran Pencipta itu pada diri sendiri, serta lebih nyata/terasa
Perkataan Pencipta pada diri sendiri, karena ada dalilnya :

Wa huwa ma’akum ainama kuntum

Sundanya : Allah ta’ala selalu bersama dengan semua umat umatnya, dimana aja kita ada, disitu
Allah ada, tapi tegasnya yang bersama kita dari Allah ta;ala yaitu oleh Qudrat IradatNya dan
Oleh IlmuNya, karena jelas dalam sifat yang dua puluh sudah terdapat rangkapan arti seperti :

Hayat dengan hayan


Hayat artinya Hidup
Hayan artunya Yang hidup
Sama dengan Sami;an
Sama artinya Mendengar
Sami;an artinya yang mendengar
Bashar dan bashiran
Bashar artinya Melihat
Bashiran artinya yang melihat
Kalam dengan Mutakaliman
Kalam artinya mengucap/berkata kata
Mutakalliman artinya Yang Berkata –kata
Qudrat dengan Iradat
Qudrat artinya Kuasa
Iradat artinya KeMauan /KeInginan

Apakah yang berkuasa didalam diri kita? Tidak ada lagi selain dari ‘Hidup’ ,buktinya bisa diusik.
Iradat artinya Kemauan, yaitu buktinya :
Mata bisa melihat
Kuping bisa mendengar
Mulut bisa bercrita
Hidung bisa mencium

Itulah buktinya,jelas tidak terpisah,sekarang kalau kita hanya mencari barangnya saja, seperti
apa sifatnya Qudrat atau Sifat Hidup tersebut ? Wajib sekali dicari supaya bisa dimengerti dan
dirasa, jangan percaya kata orang,harus mengetahui sendiri.

Anda mungkin juga menyukai