ص ْح ٰب ٰه َ َو َع َلى آله َو،ان َ الس ََل ُم َع َلى ُم َح َّمد َس ِّيد َو َلد َع ْد َن َّ و َ الص ََل ُة َّ وَ ،الد َّيان َّ َا ْل َح ْم ُد هّلِل ْاْلَلك
ٰٰ ٰ ٰٰ ٍ ٰ ٰ ٰ ٰ ٰ
ْ ْ ُ ْ َ َ َ َّ َّ َ
ُ أ ْش َه ُد أ ْن َّل إ َله إَّل،الز َمان َ َّ َو َتابع ْيه َع َلى َم ِّر
هللا َو ْح َد ُه َّل ش ٰرْي َك ل ُه اْل َن َّـز ُه َع ٰن ال ٰج ْس ٰم َّي ٰة َوال ٰج َه ٰة ٰ ٰ ٰ ٰ ٰ ٰٰ
َ ُ ْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ َ ْ َ
َ َوأش َه ُد أ َّن َس ِّي َدنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْول ُه الذ ْي ك،الز َمان َواْلكان َ َ ْ
ٰع َب َاد،ان خلق ُه الق ْر ُآن أ َّما َب ْع ُد ٰ ٰ ٰ
َّ َ
ٰ و
ُ ْ ْ
ُق ْل ٰإ ْن ك ْن ُت ْم ُت ٰح ُّبو َن: ال َقا ٰئ ٰل ٰفي ٰك َت ٰاب ٰه ال ُق ْر ٰآن،هللا اْلَ َّن ٰان َ َفإ ِّني ُأ ْوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ي ب َت ْق،الر ْح ٰمن
ٰ ى و ٰ ٰ ٰ ٰ ٰ َّ
ٌ ور َر ٰح
يم ُ َّ َّللا َو َي ْغف ْر َل ُك ْم ُذ ُن َوب ُك ْم َو
ٌ َّللا َغ ُف ُ َّ َّللا َف َّاتب ُعوني ُي ْحب ْب ُك ُم
َ َّ
ٰ ٰ ٰ ٰ
Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’ah rahimakumullah
Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, pada hari yang mulia ini, di bulan yang mulia
ini, serta waktu yang penuh keberkahan ini kita senantiasa berusaha meningkatkan
ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban
dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan semampu kita. Karena hanya
dengan takwalah kita akan memperoleh solusi atas segala permasalahan, anugerah yang
diluar dugaan, di dunia memperoleh kebahagian serta di akhirat mendapatkan kemuliaan.
Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’ah rahimakumullah
Bulan Muharram adalah satu di antara empat bulan mulia, al-Asyhur al-Hurum yakni
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pada masa Rasulullah, peperangan pun harus
dihentikan demi menghormati bulan-bulan itu, termasuk Muharram. Tentang makna haram
ini, ar Razi dalam tafsirnya yakni Tafsir ar Razi juz 16 hal. 14 mengatakan :
َ ََْ َ َ َّ َ ً َ ُّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ
،اعة ٰف َيها أكث ُر ث َو ًابا والط، أن اْلع ٰصية ٰفيها أشد ٰعقابا:ومعنى الحر ٰم
“Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat
dalam bulan ini siksanya lebih berat, dan menjalankan ketaatan di dalam bulan ini pahalanya
dilipatgandakan”
Artinya, barangsiapa yang melakukan kebaikan pada bulan-bulan tersebut, pahalanya akan
dilipatgandakan oleh Allah Ta’ala, dan sebaliknya, perilaku maksiat pada bulan-bulan itu,
siksanya juga dilipatgandakan.
Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’ah rahimakumullah
Dengan adanya pelipatgandaan pahala seperti ini, dalam rangka menghormati bulan
Muharram, misalnya, sebagian kelompok masyarakat menelan mentah-mentah informasi
tentang keutamaan-keutamaan beribadah pada bulan Muharram terutama hari Asyura’,
sehingga terkadang ada hadits yang munkar bahkan palsu sekalipun disebarkan kepada
masyarakat. Ini sangat lah tidak benar. Ada pula kelompok yang karena saking anti terhadap
hadits lemah, semua informasi hadits walaupun itu dhaif, ditolak semuanya. Ahlussunah tidak
terlalu ceroboh sebagaimana kelompok yang pertama dan tidak ekstrem sebagaimana yang
kedua. Ahlussunnah berpandangan bahwa dalam menentukan halal-haram, menetapkan
hukum agama harus berdasarkan hadits shahih. Namun apabila untuk pendorong amal
ibadah, fadhail amal maka hadits dhaif boleh digunakan asalkan tidak sampai maudhu’, palsu.
Mengisi bulan Asyura dengan berbagai macam ibadah sebagai bentuk kebahagiaan atas
kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh Allah Ta’ala pada orang-orang shalih terdahulu,
selama tidak bertentangan dengan syari’at tentu hukumnya sah-sah saja. Yang tidak boleh
adalah meyakini jika amalan tersebut dianjurkan oleh Rasulullah sedangkan Nabi sendiri tidak
mengajarkannya, atau juga sebaliknya menolak apapun segala amalan yang dikerjakan di
bulan Muharram padahal bisa jadi dikerjakan oleh Rasulullah, shahabat, tabiin atau tabiut
tabiin. Firman Allah dalam QS Ali Imran :31
َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ُّ ْ َن ه َ َ َّ ُ ْ ْ ُ ْ ْ ُ ُ ه ُ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ُ ْ َ ه
َّللا غ ُف ْو ٌر َّر ٰح ْي ٌمقل ٰان كنتم ت ٰحبو َّللا فات ٰبعو ٰني يح ٰببكم َّللا ويغ ٰفر لكم ذنوبكم ۗ و
1|Khutbah Muharram( 2): 2 Amalan Utama Bulan Muharram
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dari hadits tersebut dapat kita fahami bahwa sholat yang paling baik setelah sholat wajib
adalah qiyamul lail, sholat di tengah malam, dan puasa yang paling utama setelah bulan
Ramadhan adalah puasa syahrullah Muharram.
Dalam Syarah Shahih Muslim Imam An-Nawawi mengatakan, hadits ini menjadi dalil
keutamaan puasa Muharram. Imam Al-Qurthubi, seperti yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-
Dibaj ‘ala Shahih Muslim menjelaskan:
َْ ُ َّ َّ َ اْلستأن َفة َف َك
َ َّ الصيام من أجل َأنه أو ُل َّ ص ْو ُم ْامل َ إ َّن َما َك
أفضل اْل ْع َم ٰال الص ْو ٰم ال ٰذي ُه َو ُ ان است
فتاحها ٰب ٰ ٰ الس ٰنة ٰ
ِّ أفضل
ُ حر ٰم َ ان
ٰ
“Puasa Muharram lebih utama dikarenakan awal tahun. Alangkah baiknya mengawali tahun
baru dengan berpuasa, sebab puasa termasuk amalan yang paling utama.”
Memperbanyak puasa di bulan Muharram disunahkan karena ia merupakan pembuka tahun
baru, sehingga seyogianya tahun baru hijriah ini kita hiasi dengan amal saleh dan puasa
termasuk amalan yang paling utama. Jadi jelaslah bahwa puasa bulan Muharram merupakan
amalan utama dan merupakan amalan sunah Rasulullah.
Puasa Asyura’ awalnya diperintahkan Nabi sebelum ada kewajiban puasa Ramadhan.
Setelah disyariatkannya puasa Ramadhan, Nabi memberi kebabasan bagi siapa saja yang
ingin menjalankan dan bagi siapa saja yang ingin meninggalkan. Jadi puasa10 Muharram,
hari Asyura sunnahnya tidak perlu diperdebatkan lagi karena sangat jelas dasar haditsnya.