I. PETUNJUK IBADAH
o Setiap Keluarga mempersiapkan diri sebagaimana layaknya Ibadah
Minggu di gereja dengan menciptakan suasana ibadah yang nyaman
dan khusyuk dengan mengajak seisi rumah beribadah bersama di
rumah. Untuk itu baiklah kita bersama-sama di rumah masing-
masing memulainya tepat pukul 10.00 WIB sebagaimana jadwal
Ibadah Minggu di gereja agar perskutuan tetap terwujud meski kita
ibadah di tempat masing-masing.
o Persiapkanlah Bibel Buku Ende atau Alkitab serta persembahan.
Sebelum ibadah dimulai, perhatikanlah nyanyiannya dan boleh
dipelajari terlebih dahulu.
o Setiap Keluarga memilih salah seorang (kepala keluarga atau orang
yang paling tua) untuk menjadi pemimpin ibadah yang selanjutnya
dituliskan dengan huruf “P” dan seluruh anggota jemaat dituliskan
dengan “S” dalam Tata Ibadah berikut.
o Setiap Anggota Keluarga mempersiapkan persembahan
sebagaimana diaturkan dalam gereja HKBP Rajeg Sukatani (untuk
sekolah minggu, jemaat, pembangunan, diakoni sosial dan pusat).
Namun untuk memudahkannya, baiklah disatukan menjadi satu kali
persembahan untuk ke-5 divisi di atas). Persembahan yang telah
dikumpul dapat diserahkan kepada Sintua Wijk. Demikian pula
segala persembahan syukur, perpuluhan, persembahan bulanan dan
lain-lain dapat dilakukan dengan cara yang sama.
1
pengharapan kepada kita. Minggu ini merupakan Minggu Palmarum
di mana waktu itu orang banyak mengambil daun-daun palem dan
menyongsong Dia sambil berseru-seru” “Hosana! Diberkatilah Dia
yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! Daun palem adalah
lambang perdamaian, kehidupan, kemenangan dan pengharapan akan
pertolongan Tuhan dan juga sebagai daun yang dekat dengan
kehidupan kita. Untuk itu marilah kita sambut peringatan masuknya
Tuhan Yesus ke Yerusalem dengan menyerukannya demikian:
S: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
III. IBADAH
2.1 Bernyanyi BE. No. 27 : 1-2 Haleluuya ari minggu
2
S: Tuhan kasihanilah
P: Untuk para penderita Covid19, para medis yang menangani, baik
di Jakarta dan seluruh penjuru negeri ini, marilah kita mohon:
S: Tuhan kasihanilah
P: Untuk tanam-tanaman dan buahnya, tanah, udara, hujan dan sinar
matahari pada waktunya, marilah kita mohon:
S: Tuhan kasihanilah
P: Untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, yang sakit dan
yang menderita, serta orang-orang yang di dalam tawanan supaya
mendapat kelepasan, marilah kita mohon:
S: Tuhan kasihanilah
P: Agar kita jauh dari marabahaya dan kecelakaan, marilah kita
mohon:
S: Tuhan kasihanilah
P: Marilah kita berdoa:
Ya Yesus Kristus, kami mengagungkan-Mu dengan pujian
Hosana bagi-Mu yang dimuliakan Bapa. Ajarlah kami memaknai
kemenangan-Mu melawan kekerasan dengan kelemahlembutan
saat menerobos penderitaan dan kematian. Kiranya Engkau juga
memberikan kekuatan bagi kami untuk siap menderita memikul
salib-Mu, menyatu dan menghayati sengsara-Mu. Arahkanlah
hidup kami pada salib yang Engkau pikul sehingga kami beroleh
kekuatan dan keteguhan iman, sekarang dan selama-lamanya,
S: Amin!
3
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.
Untuk itu marilah kita saling mengaku dosa di hadapan Allah
demikian:
S: Ya Yesus, Tuhanku dan Rajaku, dengarkanlah kami hamba-Mu.
Di hadapan-Mu aku mengaku dan menyesali dosaku. Tanganku,
mulutku dan pikiranku bergelimang dosa. Ampunilah kami,
kasihanilah kami.
P: Kita semua adalah orang berdosa. Bila ada seorang yang
mengatakan bahwa ia tidak berdosa, maka ia telah menipu diri
sendiri. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.
Untuk itu marilah kita saling mengaku dosa di hadapan Allah
demikian:
S: Kami menyesali banyaknya waktu terbuang dengan percuma,
kami juga sering meninggalkan jalan kebenaran-Mu. Bahkan
pada masa-masa isolasi di rumah ini sering menimbulkan dosa
dan kejahatan. Ampunilah kami, kasihanilah kami.
P: Kita semua adalah orang berdosa. Bila ada seorang yang
mengatakan bahwa ia tidak berdosa, maka ia telah menipu diri
sendiri. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.
Untuk itu marilah kita saling mengaku dosa di hadapan Allah
demikian:
S: Pada masa-masa sulit dan terkungkung ini, sering sekali hasrat
dan pikiran ingin memberontak bahkan muncul niat untuk
melanggar aturan dan menerka-nerka salah siapa semua ini?
Mengapa ini bisa terjadi? Bahkan sering muncul pikiran seolah
4
Tuhan tidak bertindak dan tidak bersegera mengakhiri pandemi
ini? Ampunilah kami, kasihanilah kami.
P: Firman Tuhan bagi kita semua yang dikasihi-Nya: TUHAN itu
pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-
Nya. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi.
S: Amin
5
2.7 Bernyanyi : BE. No. 45: 1,3,7 Hosianna Ro ma Ho
6
kita, tempat tinggal kita dan melawat kita. Sudah pasti hal yang kita
lakukan persis sama dengan yang dilakukan penduduk Yerusalem.
Yesus yang telah melakukan berbagai mujizat, Yesus yang telah
menyembuhkan sakit penyakit orang banyak, Yesus yang telah
membangkitkan Lazarus dari kematian dan lain sebagainya sedang
memasuki kota kita.
Ada beberapa sikap dan reaksi mereka melihat Raja yang
dinanti-nantikan itu saat mendekati mereka. Pertama mereka sangat
bersukacita. Mengapa? Sudah pasti Yesus datang membawa semua
hal yang mereka perlukan. Yesus akan mengakhiri semua dukacita
dan kesemena-menaan pemerintah pada masa itu. Yesus yang datang
sudah pasti akan memberikan semua hal yang mereka perlukan;
mengusir duka menjadi suka. Tidak hanya berhenti di sana; sebagai
simbol sukacita, mereka menghempaskan daun palem ke jalan di
mana Yesus berjalan sebagai lambang perdamaian, kemenangan dan
pengharapan. Mereka meneriakkan Hosana yang berarti
Selamatkanlah kami. Inilah kerinduan mereka yang paling dalam.
Namun ada yang mengganjal di hati para khalayak ramai melihat
penampilan Yesus yang datang itu. Bukan seperti raja dan penguasa
pada umumnya yang menggunakan iring-iringan pasukan tentara,
menggunakan kuda jantan dan pakaian yang mewah. Yesus justru
menunggangi seekor keledai muda yang dipahami sebagai simbol
kebodohan, kehinaan, kerendahan dan ketololan. Keledai jalannya
lambat, mudah terjatuh ke dalam lobang dan pengangkut beban yang
berat. Muncul lagi kebimbangan mereka melihat penampilan Yesus
yang mereka harapkan sebagai pembebas mereka dari kekejaman
pemerintahan Romawi, beratnya pajak, perlakuan ketidakadilan dan
rupa-rupa kesusahan lainnya.
Oleh karena itu di Minggu Palmarum ini, ada beberapa hal
terkait pengenalan kita pada Yesus untuk kita hidupi bersama
sebelum kita masuk pada perayaan Jumat Agung, 5 hari lagi.
1. Yesus sedang memulai penderitaan, bukan mengakhiri.
Semua orang yang menyambut Yesus sedang mengedepankan
penderitaan, kesusahan dan kepentingan masing-masing agar
segera diakhiri Yesus. Sukacita banyak orang sebagai pengikut
Yesus berpikir bahwa Yesus yang mereka imani akan segera
7
mengakhiri penderitaan mereka. Ternyata tidak. Yesus justru
sedang menunjukkan awal mula penderitaan bagi banyak orang.
Meski orang banyak sudah melihat berbagai sukacita, mujizat
dan keajaiban yang dilakukan Yesus bukan berarti penderitaan
sudah berakhir. Saatnya Dia yang sudah melakukan berbagai
tindakan Ilahi sedang mengajak para pengikut-Nya menyaksikan
penderitaan-Nya. Untuk itu Yesus memulai kisah penderitaan-
Nya dengan seruan dan elu-eluan khalayak ramai sebagai
pendahuluan menyongsong penderitaan. Mari kita teliti hidup
kita; jangan-jangan masih ada dari kita yang berpikir bahwa
mengikut Yesus agar terbebas dari segala penderitaan dan
kesulitan? Tak lama setelah peristiwa ini, proses peradilan dan
penyaliban Yesus segera dimulai. Dia menderita, namun bukan
berarti kalah; Dia mati bukan berarti berakhir, namun justru
kemenangan dibingkai dari penderitaan dan kematian-Nya.
Allah terkadang merenda hidup kita melalui serangkaian
penderitaan dan kesusahan untuk menunjukkan bahwa Dia
berkuasa dan mampu memenangkan segala penderitaan.
Bahkan kematian sekalipun tak dapat memisahkan kita dari
Dia.
2. Rendah hati saat menghadapi penderitaan.
Satu hal yang ditempah Yesus saat memulai penderitaan adalah
kerendahan hati. Bukan tidak bisa Dia menunggangi kuda
terkuat dan termahal sekalipun; bukan tidak bisa Dia meminta
beribu malaikat mengantarkan dia prosesi memasuki Kota
Yerusalem, namun teladan baru tetap Dia perlihatkan saat
dukacita dan kematian sedang dilakoninya (Band. Fil. 2:7-11).
Dia siap dihina, dicela, diludahi dan dianggap manusia tergoblok
dengan cara dan sikap yang dipilihnya untuk mengawali
penderitaan dan kematian-Nya. Ini pula yang perlu dilatih orang
percaya, para pengikut Yesus pada masa kini, bagaimana
penderitaan itu mampu menempah kerendahan hati bagi diri
kita. Makin banyak tantangan, semakin rendah pula hatinya
menyikapi semua ini. mengapa? Dia sadar sepenuhnya tidak
memiliki kekuatan apapun untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Berbeda dengan yang terjadi pada sebagian orang di Indonesia
8
ini, malah mengambil keuntungan di tengah pandemi, mencari
kesempatan di tengah keterhimpitan Covid19. Semakin panjang
penderitaan yang kita hadapi, biarlah semakin dalam kerendahan
hati kita ditempah.
3. Hosana, Selamatkanlah Kami.
Di tengah keterpurukan, mereka tahu berseru dan meminta
pertolongan kepada siapa, yakni kepada Yesus, Mesias yang meski
tengah mengendarai seekor keledai muda yang dipandang hina dan
tak berdaya. Ini pula yang menjadi seruan dunia di tengah puncak
Covid19 ini, kita menyerukan: Hosana, selamatkanlah kami. Hosana
merupakan kredo, pengakuan kita bersama bahwa dunia ini
membutuhkan Yesus yang kita imani. Dunia ini bersama-sama
menyerukan Hosana, selamatkanlah kami, selamatkanlah bangsa
kami, selamatkanlah kota kami, selamatkanlah dunia ini. Di tengah
kerendahan hati-Nya, tersimpan kuasa besar untuk melawat dan
menyelamatkan umat-Nya. Dia tidak tuli, Dia tidak buta, Dia tidak
meninggalkan kita. Dia terus berjalan memikul beban dunia ini dan
sedang datang menghampiri kita. Teruslah serukan Hosana,
selamatkanlah kami. Dia terus mengitari kota dan tempat kediaman
kita, mencurahkan berkat-Nya atas kita dan seisi rumah kita.
Kobarkanlah suaramu dalam doa dan keyakinan kepada-Nya,
Selamatkanlah Kami.
9
Banyak orang-orang yang berspeklulasi, benci kepada virus itu
dengan menyebutnya begu, sial, dan hal buruk. Bagi saya, saya tetap
percaya bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang tidak diciptakan
oleh Allah dan semuanya itu punya tujuan baik, meski akal dan
pikiran saya yang terbatas itu belum menemukan jawabnya.
Saat ini kita hanya boleh berseru: Hosana! Dimuliakanlah dia yag
datang dalam nama Tuhan, Raja seluruh bumi. kyrie eleyson. Tuhan
kasihanilah. Berlah kami jalan dan pengetahuan akan maksud dan
tujuanMu. Kiranya biarlah Yesus yang telah mati menanggung dosa
dunia itu, datang dalam pribadi kita menjadi raja yang berkuasa
dalam kehidupan kita. Baik hidup maupun mati, baik suka maupun
duka, kiranya kuasa Tuhan tetap diperkenankan dalam hidup kita.
Hosana. Amin!
2.8 Bernyanyi KJ. No. 440:1-4 “Di badai Topan Dunia” ( logu
BE. 741. Nang ro pe haba-haba i)
(Persembahan/Kolekte)
Di badai topan dunia Tuhanlah Perlindunganmu/kendati
goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu!/Ya, Yesus
Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia/Ya, Yesus Gunung
Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
10
Ya Gunung Batu yang tetap, Engkaulah Perlindunganku/di
tiap waktu dan tempat Engkaulah Perlindunganku!/ Ya,
Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia/Ya, Yesus
Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
11
J: (menyanyikan) Amin… Amin… Amin…
WARTA JEMAAT
12
Dengan semangat kasih dan pengharapan dalam iman kami
sangat mengharapkan kita semua untuk boleh saling
menopang dan mendoakan secara khusus:
A. Kiranya Tuhan menunjukkan belas kasihanNya dengan
memberi jalan untuk penemuan obat atau anti virus
corona C-19
B. Setiap penderita Covid C-19 dan para team medis yang
merawat mereka secara Khusus anggota jemaat kita yang
bekerja di rumah sakit.
C. Kel. Ny. Silaen/Br. Pasaribu yang dalam kondisi duka
karena orang tua mereka yang telah terlebih dahulu
berpulang.
D. Jemaat yang dalam kondisi sakit dan pemulihan.
E. Setiap pekerja yang masih tetap bekerja keluar rumah,
kiranya Tuhan memberi mereka hikmat dan perlindungan.
5. Kami menghimbau kepada jemaat sekalian untuk senantiasa
memberitahukan kepada parhalado weijk masing-masing bila
ada jemaat yang dalam kondisi sakit dan atau butuh
pertolongan sehubungan dengan pengaruh situasi saat ini.
Demikian juga dengan bila ada pelayanan khusus yang harus
dilakukan oleh pihak gereja (parhalado) supaya dilaporkan.
Nomor kontak parhalado ada di group WA HKBP Rajeg
Sukatani
6. Keuangan
13