Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok Dosen Mata Kuliah

Psikologi Belajar Matematika Noviarni, S.Pd.I, M.Pd.

CONTOH PENGGUNAAN PEMIKIRAN VAN HIELE,

FREUDENTHAL, DAN CONFREY

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

1. MEILYA IZZATI RODIAH (11910520104)

2. NUR AZHMI SA’BAN AS (11910523051)

PENDIDIKAN MATEMATIKA 5-C


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
1. PENGGUNAAN PEMIKIRAN VAN HIELE

A. Materi Segitiga (Materi SMP kelas IX)

 Tahap 0 (visualisasi)

Pada tahap 0, guru menyediakan berbagai model gambar. Berbagai gambar tersebut dibuat
sangat bervariasi, siswa diharapkan dapat menyebutkan nama – nama segitiga tanpa mengetahui
sifat – sifat segitiga tersebut.

Segitiga Sama Kaki Segitiga Sama Sisi Segitiga Siku - Siku

Segitiga Tumpul Segitiga Lancip Segitiga Sembarang

 Tahap 1 (Analisis)
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal dan memahami sifat – sifat yang dimiliki benda
geometri yang diamati.

a. Siswa sudah dapat memahami sifat – sifat segitiga pada umumnya


B
 Mempunyai tiga buah sisi(rusuk) yaitu AB, BC, dan
AC.
 Mempunyai tiga buah titik sudut yaitu A,B, dan C.

A  Jumlah besar ketiga sudutnya adalah 180°


C

b. Siswa dapat memahami sifat macam – macam segitiga


o Sifat Segitiga Sama Kaki
B
 Mempunyai 2 Sisi sama panjang yaitu AB = BC
 Mempunyai 2 Sudut yang sama besar yaitu ∠A = ∠B
 Memiliki 1 sumbu simetri lipat dan simetri lipat

A C
o Sifat Segitiga Sama Sisi
B
 Mempunyai 3 Sisi sama panjang yaitu AB=BC= CA
 Mempunyai 3 Sudut yang sama besar 60° yaitu ∠A =
∠B = ∠C
 Memiliki 3 sumbu simetri lipat dan simetri putar
A C

o Sifat Segitiga Siku – Siku


 Mempunyai 2 Sisi siku – siku yang mengapit
B sudut siku – siku yaitu AB=AC
 Mempunyai 1 sisi miring/hypotenuse yaitu BC
 Memiliki 1 sudut siku – siku yaitu ∠A
A C  Mempunyai 1 simetri lipat namun tidak
mempunyai simetri putar

o Sifat Segitiga Tumpul


B
 Mempunyai 3 Sisi yaitu AB=BC=AC
 Mempunyai 3 sudut yaitu A,B,C.
 Salah satu sudutnya lebih dari 90°
A C

o Sifat Segitiga Lancip


B
 Mempunyai 3 Sisi yaitu AB=BC=AC
 Mempunyai 3 sudut yaitu A,B,C.
 Ketiga sudutnya kurang dari 90°
A C

o Sifat Segitiga Sembarang


B
 Panjang sisi tidak sama AB≠BC≠AC
 Besar sudutnya tidak sama ∠A≠∠B≠∠C
 Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri
A C putar

 Tahap 2 (Dedukasi Formal)


Siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan
bangun geometri lainnya. Siswa masih berpikir secara deduktif informal.
Misalnya, siswa sudah dapat mengetahui bahwa segitiga sebarang berbeda dengan segitiga
sama kaki ataupun segitiga sama sisi.

atau

Juga kemampuan siswa dalam membuat definisi abstrak. Misalnya mengidentifikasi dua
segitiga dikatakan sebangun. Pada dua dua segitiga berlaku :

o Jika sisi –sisi yang bersesuaian sebanding, maka kedua segitiga itu sebangun.

o Jika sudut – sudut yang bersesuaian sama besar, maka kedua segitiga itu sebangun.

M Q

6 cm 8 cm 6 cm
P P 4 cm

K L
R P
12 cm 3 cm

Buktikan bahwa ∆KLM dan ∆PQR adalah sebangun, kemudian tulislah pasangan – pasangan
sudut yang sama besar!

Jawab :
𝐾𝐿 12 2
= =
𝑃𝑄 6 1

𝐿𝑀 8 2
= =
𝑄𝑅 4 1

KM 6 2
= =
PR 3 1

𝐾𝐿 𝐿𝑀 𝐾𝑀 2
Karena = 𝑄𝑅 = = 1 maka ∆KLM dan ∆PQR adalah sebangun.
𝑃𝑄 𝑃𝑅

Sisi KL bersesuaian dengan sisi PQ, sudut di depan KL adalah ∠M dan sudut di depan PQ
adalah ∠R, artinya m∠M = m∠R.

Sisi LM bersesuaian dengan sisi QR, sudut di depan LM adalah ∠K dan sudut di depan QR
adalah ∠P, artinya m∠K = m∠P.

Sisi KM bersesuaian dengan sisi PR, sudut di depan KM adalah ∠L dan sudut di depan PR
adalah ∠Q, artinya m∠L = m∠Q.
 Tahap 3 (Deduksi)

Dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan
kesimpulan dari hal – hal yang bersifat umum menuju hal – hal yang bersifat khusus. Siswa
sudah mengetahui pentingnya definisi, aksioma, dan teorema dan pembuktian pada teorema.

Misal menentukan pembuktian teorema phytagoras dengan garis tinggi dan kesebangunan
segitiga.

 Langkah Pertama
A
a. Gambar Segitiga ABC

B C

A
b. Lukis garis BD

B C

A
c. Beri nama pada setiap sisi
b
segitiga dengan a,b,c
c

B C
a

 Langkah Kedua
Beri nama b1 untuk sisi AD A
b
Beri nama b2 untuk sisi CD
c

B C
a
 Langkah Ketiga
Asumsikan bahwa ∆ ABC sebangun dengan ∆ ABD dan ∆ BCD
A A D
D

B C
B C
B
Gambar ∆ ABC Gambar ∆ BCD
Gambar ∆ ABD
A
A
A

1. Bukti ∆ ABC ≈ ∆ BCD


∠ABC = ∠BDC (Karena 90°)

∠ACB = ∠BCD (sudut C berhimpit)

∠CAB = ∠CBD (hasil pengurangan sudut dari 180°- (90°+ ∠C))


Karena sudut yang bersesuaian adalah sama besar dapat disimpulkan bahwa ∆ABC ≈
∆BCD. Sehingga perbandingan sisi yang bersesuaian pun yang sama, maka diperoleh
𝑎 𝑏2
persamaan : =  a2 = b.b2 …(Persamaan 1)
𝑏 𝑎

2. Bukti ∆ ABC ≈ ∆ ABD

∠ABC = ∠ADB (Karena 90°)

∠BAC = ∠BAD (sudut A berhimpit)

∠ACB = ∠ABD (hasil pengurangan sudut dari 180°- (90°+ ∠A))

Karena sudut yang bersesuaian adalah sama besar dapat disimpulkan bahwa ∆ABC ≈
∆ABD. Sehingga perbandingan sisi yang bersesuaian pun yang sama, maka diperoleh
𝑐 𝑏1
persamaan : =  c2 = b.b1 …(Persamaan 2)
𝑏 𝑐
 Langkah Keempat

a2 = b.b2 …(Persamaan 1)

c2 = b.b1 …(Persamaan 2)

Selanjutnya

a2 + c2 = b.b2 + b.b1

= b (b1 + b2 )

= b (b)

= b2 Sehingga a2 + c2 = b2
Jadi, dengan menggunakan “Garis tinggi dan sifat kesebangunan segituga” Terbukti
teorema phytagoras yang menyatakan bahwa : a2 + c2 = b2 .

 Tahap 4 (Rigor atau Pengurutan)

Dalam tahap ini siswa sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip
dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap rigor merupakan tahap berpikir yang tinggi,
rumit, dan kompleks.

Contoh : Perbandingan Sederhana

P Dari gambar disamping, diketahui QR || ST,


sehingga :
a c m ∠PQR = m ∠PST (Sehadap)
e m ∠PRQ = m ∠PTS (Sehadap)
Q R
m ∠QPR = m ∠SPT (Berimpit)
b d
f
S
T

Diperoleh ∆ PQR ≈ ∆ PST akibatnya


𝑃𝑄 𝑃𝑅
=
𝑃𝑆 𝑃𝑇
𝑎 𝑐
=
𝑎+𝑏 𝑐+𝑑

a(c+d) = c (a+b)

ac+ad = ca+cb

ad = cb
𝑎 𝑐
=
𝑏 𝑑

Garis yang sejajar dengan salah satu sisi suatu segitiga dan memotong kedua sisi lainnya, akan
memmbentuk dua segitiga yang sebangun dan membagi kedua sisi yang lain dengan
perbandingan yang sama.

Perlu diingat, untuk kasus ini, perbandingan sederhana a bagi e dan f tidak berlaku atau kata
𝑒 𝑎 𝑐
lain : ≠ =
𝑓 𝑏 𝑑
Untuk perbandingan e dan f, harus mengacu prinsip dasar kesebangunan yaitu :

𝑒 𝑎 𝑐
= =
𝑓 𝑎+𝑏 𝑐+𝑑

Contoh :
Dari gambar disamping Tentukan panjang a dan b
A
Penyelesaian :

6 Karena BC || DE, Maka ∆ ABC ≈ ∆ ADE


b 𝑎 6 6
= →a= ×4=8
4 3 3
D E
Untuk menghitung nilai b, kita harus kembali
3 menggunakan sifat didalamnya :
4
6 𝑏 6 𝑏 6×15
B
= →= = →b= = 10
C 6+3 15 9 15 9

15 Jadi, Nilai a adalah 8, dan nilai b adalah 10

B. Materi Persegi dan Persegi Panjang (Materi SMP kelas IX)

 Tahap 0 (Visualisasi)

Pada tahap ini, diharapkan siswa dapat menyebutkan benda – benda geometri tanpa
mengetahui sifat – sifat dari bangun tersebut. Siswa diperlihatkan sebuah persegi dan persegi
panjang

Persegi Persegi Panjang

 Tahap 1 (Analisis)

Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal dan memahami sifat – sifat yang dimiliki benda
geometri yang diamati.
 Siswa sudah dapat memahami sifat – sifat yang dimiliki persegi

a) Persegi memiliki 4 sisi yang sama panjang yaitu


A B
AB, BC, CD, dan DA.

b) Titik sudut persegi ada 4 yaitu A,B,C,D

c) Diagonal persegi ada 2 buah yang sama panjang


D C yaitu AC dan BD

d) Besar setiap sudut pada persegi sama besar yaitu


90°

 Siswa sudah dapat memahami sifat – sifat yang dimiliki Persegi Panjang

a) Memiliki 4 sisi, dimana 2 sisi saling berhadapan sama


panjang, yaitu AB=CD, AD=BC
A B
b) Titik sudut persegi panjang ada 4 buah yaitu A,B,C,D

c) Memiliki 2 diagonal yang sama panjang yaitu AC, BD.

d) Besar setiap sudut pada persegi panjang sama besar


D C yaitu 90°

Setelah dapat memahami sifat – sifat atau bentuk bangun datar diatas, diharapkan siswa dapat
menyebutkan benda – benda sekitar yang termasuk kedalam bentuk bangun datar persegi dan
persegi panjang.

Misal Papan Tulis, Penggaris, buku tulis adalah contoh benda berbentuk persegi panjang.

Misal keramik lantai, jam dinding berbentuk persegi, dadu, adalah contoh benda berbentuk
persegi.
 Tahap 2 (Deduksi Informal)

Siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan
bangun geometri lainnya. Siswa masih berpikir secara deduktif informal.

Misalnya, siswa sudah dapat memahami bahwa persegi adalah persegi panjang.

Persegi merupakan segi empat yang besar setiap sudut dalamnya adalah 90° dan kedua
diagonalnya sama panjang. Ciri atau sifat tersebut juga merupakan sifat persegi panjang,
sehingga dapat dikatakan bahwa persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama
panjang

 Tahap 3 (Deduksi)

Dalam tahap ini siswa sudah mulai mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu
penarikan kesimpulan dari hal – hal yang bersifat umum menuju hal – hal yang bersifat
khusus. Siswa sudah mengetahui pentingnya definisi, aksioma, dan teorema.

Misalnya, membuktikan bahwa diagonal persegi akan membagi persegi tersebut menjadi 2
buah segitiga yang kongruen.

A B

D C

Bukti : AB=BC=CD=DA

Syarat dua segitiga yang kongruen yaitu : Jika kedua segitiga memiliki 3 unsur yang sama.

Pada persegi ABCD, diagonal BD membagi persegi menjadi 2 segitiga yaitu segitiga ABD
dan Segitiga BCD

A B A B B

D C D D C

Dua Segitiga yang kongruen


Segitiga ABD dan BCD memiliki 3 unsur yang sama yaitu :

Sisi DA = BC Sisi AB = CD

A B B AB
B
A B
DA BC

D D C
D D C
CD

Sisi BD = BD

A B B
BD

BD

D D C

Sehingga segitiga ABD dan segitiga BCD adalah kongruen.

 Tahap 4 (Rigor atau Akurasi)


Dalam tahap ini siswa sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-
A dasar yang melandasi
prinsip B suatu pembuktian. Misal memahami pentingnya aksioma atau
A B
postulat pada bangun datar. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit, dan
kompleks.

oD Pembuktian Rumus Persegi


D
10 Kubus Kecil
(Horizontal)

A B
10 Kubus Kecil
(Vertikal)

D
Gambar diatas adalah kumpulan persegi, dimana terdapat persegi-persegi kecil di dalam
sebuah persegi yang lebih besar. Dengan menganggap satu persegi kecil adalah satu satuan,
maka dapat dikatakan bahwa persegi diatas memiliki luas sebanyakjumlah semua persegi kecil
atau 100 satuan persegi kecil.
Maka, kita dapat menghitung luas persegi dengan cara :
Luas persegi = Hasil kali jumlah dari kedua sisi yang saling tegak lurus
Luas Persegi = 10 × 10 = 100 Satuan
Jadi Luas Persegi yaitu Luas Persegi = Sisi × Sisi

o Rumus Luas Persegi Panjang dibuktikan Menggunakan Hukum Postulat


Hukum Postulat menyebutkan “Daerah yang dilengkapi oleh persegi dimana setiap sisinya
memiliki panjang a, maka persegi ini memiliki luas yang sama dengan a2 .”
Dari postulat tersebut menghasilkan sebuah teorema, untuk luas persegi panjang yaitu :
“Luas persegi panjang yang panjang sisinya a dan b adalah a.b”

Bukti Teorema :
Berdasarkan gambar diatas dan menurut postulat,
a b Maka :

a R1 a R2 a (𝑎 + 𝑏)2 = Luas R1 + Luas R2 + Luas R3 + Luas R4

𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 = 𝑎2 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅2 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅3 + 𝑏 2


a b Karena luas R2 = Luas R3, Maka :

𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 = 𝑎2 + 2 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅2 + 𝑏 2
b R3 b R4 b
2ab = 2 Luas R2
a b
a× 𝑏 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅2
Jadi Luas Persegi Panjang = Panjang × Lebar

Contoh :

P Q

S R
Luas Persegi panjang = 8 satuan
Persegi panjang terdiri dari :
4 satuan persegi sepanjang a
2 satuan persegi sepanjang b
Dari hasil penelitian teorema :
Luas persegi panjang = a × 𝑏
Maka Luas persegi panjang tersebut adalah :
L=a×𝑏
L=4×2
L = 8 satuan
2. Contoh Penggunan Pemikiran Freudenthal

A. Materi Perbandingan Senilai (Materi SMP kelas VII)

 Fase Persiapan

Sebagai persiapan guru menyiapkan masalah kontekstual dan guru harus benar – benar
memahami masalah dan memiliki strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya.

 Fase Pembukaan
Guru memperhatikan para siswa untuk memastikan bahwa semua siswa telah siap menerima
pelajaran. Kemudian guru mengajukan masalah riil bagi siswa yaitu :

Ibu membeli 2 buah mangga dengan harga Rp 12.000,00 dipasar. Jika ibu ingin membeli 5
buah mangga di pasar tersebut. Berapa harga 5 buah mangga tersebut ?

2 buah Mangga
5 buah Mangga
Rp 12.000,00
?

 Fase Proses Pembelajaran


Siswa diberikan kebebasan cara menyelesaikan masalah tersebut diatas. Guru memantau,
membantu dan menyempurnakan hasil kegiatan siswa ketika menyelesaikan masalah diatas.
Beberapa siswa diminta untuk menuliskan jawaban di papan tulis

Penyelesaian:
 Misalkan harga 5 buah mangga = x

Banyak Buah
Harga
Mangga
Semakin banyak buah mangga
2 Rp 12.000,00
yang dibeli, maka nilai harga
semakin besar. Merupakaan
5 x perbandingan senilai
Sehingga :

2 𝑅𝑝 12.000,00
=
5 𝑥

2x = 5 × Rp 12.000,00
2x = Rp 60.000,00
𝑅𝑝 60.000,00
x=
2
x = Rp 30.000,00

Jadi, harga (5 buah manga) adalah Rp 30.000,00

 Fase Penutup

Persoalan diatas tersebut terselesaikan dengan baik, siswa diminta mengerjakan soal dan diberi
pekerjaan rumah yang berkaitan dengan materi perbandingan senilai. Pada akhir pelajaran guru
mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan apa yang sudah mereka kerjakan dan pelajari
saat itu.

B. Materi Barisan Aritmatika (Materi SMP Kelas IX)

 Fase Persiapan

Sebagai persiapan guru menyiapkan masalah kontekstual dan guru harus benar – benar
memahami masalah dan memiliki strategi yang mungkin akan ditempuh siswa dalam
menyelesaikannya.

 Fase Pembukaan

Guru memperhatikan para siswa untuk memastikan bahwa semua siswa telah siap menerima
pelajaran. Kemudian guru mengajukan masalah riil bagi siswa yaitu :

Andi pada bulan januari 2019,menabung Rp 2.000.000,00. Setelah itu, setiap bulan ia menabung
RP 100.000,00. Tentukan besar uang yang ditabung Andi tanpa menghitung bunganya pada
bulan ke -4 dan bulan ke -8?
 Fase Proses Pembelajaran

Guru memantau, membantu dan menyempurnakan hasil kegiatan siswa ketika menyelesaikan
masalah diatas. Siswa diberikan kebebasan cara menyelesaikan masalah tersebut diatas.Beberapa
siswa diminta untuk menuliskan barisan dan hasil pekerjaan di papan tulis.

Penyelesaian:

Diketahui : (Barisan aritmatika) Ditanya : Besar uang tabungan Andi bulan


ke-4 dan bulan ke-8?
a = Rp 2.000.000,00 (suku pertama)

b = Rp 100.000,00 (beda)

maka :

Un = a+(n-1)b

= Rp 2.000.000,00 + (n-1) Rp 100.000,00


= Rp 2.000.000,00 + Rp 100.000,00n – Rp 100.000,00

Un = Rp 100.000,00n + Rp 1.900.000,00 (suku ke n)

Sehingga :

 Bulan ke-4 atau Suku ke -4  Bulan ke-8 atau Suku ke -8

Un = Rp 100.000,00n + Rp 1.900.000,00 Un = Rp 100.000,00n + Rp 1.900.000,00

U4 = Rp 100.000,00 (4) + Rp 1.900.000,00 U8 = Rp 100.000,00(8) + Rp1.900.000,00

= Rp 400.000,00 + Rp 1.900.000,00 = Rp 800.000,00 + Rp 1.900.000,00

U4 = Rp 2.300.000,00 U8 = Rp 2.700.000,00

Jadi, Besar uang tabungan Andi bulan ke-4 adalah Rp 2.300.000,00 dan bulan ke-8 adalah
Rp 2.700.000,00

 Fase penutup

Persoalan diatas tersebut terselesaikan dengan baik. Siswa diminta mengerjakan soal lainnya
yang berkaitan dengan materi barisan Aritmatika. Siswa diminta menyusun rangkuman dan
melakukan refleksi terhadap materi yang sudah dipelajari.
3. CONTOH PEMIKIRAN CONFREY

Materi Himpunan (SMP kelas VII)

 Tahap Apersepsi

Siswa didorong untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep, Misalnya guru
bertanya kepada siswa “Apa materi pembelajaran kita hari ini?” Siswa menjawab “Materi
himpunan bu” lalu guru mennjawab “Benar anak-anak, jadi hari ini kita belajar himpunan,
silahkan kalian cari pengertian himpunan, macam-macam himpunan, dan contoh himpunan”.

 Tahap Eksplorasi

Siswa diberikan kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep, Guru membagikan
LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) kepada siswa dan siswa mencari tahu apa yang
terdapat dalam LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik).
 Diskusi dan Penjelasan Konsep

Siswa diminta untuk mendiskusikan LKPD (Lemmbar Kerja Peserta Didik) yang sudah
diberikan guru. Hasil diskusi siswa :

 Pengembangan dan Aplikasi


Siswa mengembangkan konsep yang telah dipelajari dan dapat mengaplikasikan himpunan
kedalam kehidupan sehari hari. Contohnya Himpunan (kumpulan) Siswa yang suka bermain
gitar, Himpunan (kumpulan) hewan berkaki dua.
REFERENSI

Abdussakir.(2009). Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. Madrasah: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, Vol.2(1),8-11.

Aryanti, Desy. 2014. Sifat Bangun Datar Segitiga dan Kongruensinya.


https://www.slideshare.net/desyaryanti37/sifat-bangun-datar-segitiga-dan-kongruensinya

Guntoro, Sigit Tri dan Sapon Suryopurnomo.2011. Aplikasi Kesebangunan Dalam Pembelajaran
Matematika SMP. Kementerian Pendidikan Nasional.

Hartanto, Yusuf. 2007. Pendekatan Matematika Reaslistik. Jurnal Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar, Unit 7, 21-22.

Marwan.2015. Pembuktian Rumus Persegi Panjang dan Persegi.


https://www.scribd.com/doc/251933810/Pembuktian-Rumus-Persegi-Dan-Persegi-Panjang

Nurrahmah. (2014). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman


Konsep Lingkaran pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Langgudu Kabupaten Bima. Jurnal
Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA “PRISMA SAINS”, Vol.2(1), 61-62.

Nurjannah. 2009. Rangkuman Matematika SMP. Jakarta : Gagas Media.

Pertiwi,Eusebia Vercelli Jesee.(2017). Profil Kemampuan Berpikir Geometris Siswa Kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Moyudan Dalam Menyelesaikan Soal – Soal Materi Garis – Garis Pada Segitiga
Menurut Teori Van Hiele. Skripsi.Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.

Syarifudin. 2012. Mini Book Master Matematika SMP Langsung Pinter Kelas VII, VIII, & IX. Jakarta :
WahyuMedia.

Zubaidah Amir dan Risnawati. 2015. Psikologi Pembelajaran Matematika.Yogyakarta : Aswaja


Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai