Anda di halaman 1dari 8

BAB VII

SEGITIGA ISTIMEWA

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memahami dan terampil melakukan kognisi analisis dan pembuktian dua
kolom tentang segitiga kongruen pada segitiga-segitiga istimewa.

A. Definisi Segitiga Istimewa


Definisi segitiga telah dijabarkan di bab sebelumnya yaitu bahwa segitiga adalah
poligon yang memiliki tiga sisi. Pada bab ini akan dipaparkan segitiga-segitiga yang
memiliki keistimewaan karena sisinya maupun sudutnya.

Definisi 28:
Segitiga sama sudut adalah segitiga yang memiliki tiga sudut kongruen.

Definisi 29:
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang memiliki sebuah sudut siku-siku.

Definisi 30:
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga sisi kongruen.

Definisi 31:
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi kongruen.

B
P
 A P

A C

Definisi 32A:
Bagian dalam sebuah sudut adalah himpunan titik-titik sehingga jika sebuah sinar dengan
titik pangkal titik sudut dan melalui sebuah titik anggota himpunan, sinar tersebut akan
terletak di antara sisi sudut tersebut.

Definisi 32B:
Bagian dalam sebuah segitiga adalah himpunan semua titik anggota irisan bagian dalam
setiap dua sudut segitiga tersebut.

Postulat 14:
Sebuah garis yang memotong sisi sebuah segitiga dan masuk ke bagian dalam segitiga akan
memotong sisi kedua segitiga tersebut.

Postulat 15:
A
Setiap sudut memiliki bisektor.
Dalil 9:
Jika dua sisi sebuah segitiga kongruen, maka sudut-sudut di depan sisi tersebut kongruen.
A

B C
C
Jika AB ≅ BC , maka C  A

Dalil 10:
Jika dua sudut sebuah segitiga kongruen, maka sisi-sisi di depan sudut tersebut kongruen.
A

C
Jika C  A, maka AB ≅ BC
B

Definisi 33: (lihat Gambar 1, AD adalah garis tinggi)


Garis tinggi segitiga adalah ruas garis yang dibuat dari titik sudut dan tegak lurus sisi di
depannya.

Definisi 34: (lihat Gambar 2, PS adalah garis berat)


Garis berat segitiga adalah ruas garis yang dibuat dari titik sudut ke titik tengah sisi di
depannya.

Definisi 35: (lihat Gambar 3, KN adalah garis bagi)


Garis bagi segitiga adalah ruas garis yang membagi sebuah sudut menjadi dua sudut yang
kongruen dan berujung pada sisi di depannya.
A P K
o o


|| ||
B D C Q S R L N M
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Catatan tambahan yang harus diperhatikan dalam menarik kesimpulan jika diketahui
garis tinggi, garis berat atau garis bagi pada sebuah segitiga adalah kesesuaian dengan
pengertian yang terkandung dalam definisi yang ada.
Seperti pada Gambar 1, diketahui AD adalah garis tinggi ABC, maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah ´ ⊥ BC
AD ´ , bukan ABD atau ADC siku-siku, apalagi sampai
menyimpulkan mABD dan mADC ukurannya 90.
Selanjutnya pada Gambar 2, diketahui PS adalah garis berat PQR, maka kesimpulan
yang tepat adalah menyatakan bahwa S adalah titik tengah QR , bukan menyatakan
QS ≅ RS .
Untuk Gambar 3, jika diketahui KN adalah garis bagi KLM, maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah LKN  MKN. Hanya pada definisi tentang garis bagi sebuah segitiga
yang memiliki kesimpulan sesuai dengan pengertian yang dimaksud.

Contoh:

A F
Diketahui: ´ dan FC
AD ´ membagi tiga sama besar
G BE
B  E
AB ≅ FE
B C D E Buktikan: GCD segitiga samakai

Kognisi Analisis :
1) ∆ GCD sama kaki hanya jika terdapat dua sisi yang kongruen
2) GC ≅ GD , hanya jika ∠ ADB ≅ ∠ FCE
3) ∠ ADB ≅ ∠ FCE hanya jika ∆ ADB ≅ ∆ FCE
4) ∆ ADB ≅ ∆ FCE hanya jika memenuhi Postulat SDS atau DSD
5) BD ≅ EC ada, karena AD´ dan FC ´ membagi tiga sama besar BE.
6) B  E dan AB ≅ FE, maka dapat digunakan Postulat SDS.

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. AD´ dan FC ´ membagi 1. Diketahui
tiga sama besar BE
2. Definisi
2. BC ≅ CD ≅ DE Bisektor ruas garis adalah garis yang membagi
ruas garis menjadi dua ruas garis yang kongruen.
3. Postulat refleksi untuk ruas garis
3. CD ≅ DC 4. Postulat simetri untuk ruas garis
5. Postulat penjumlaha untuk ruas garis
4. DE ≅ ED
5. BC +CD ≅ ED + DC 6. Diketahui
BD ≅ EC
6. B  E 7. Postulat SDS
AB ≅ FE 8. Definisi poligon yang kongruen
9. Dalil
7. ABD  FEC
Jika dua sudut sebuah segitiga kongruen, maka
8. ADB  FCE
sisi-sisi di depan sudut tersebut kongruen.
9. GC ≅ GD 10. Lawan Definisi
Segitiga samakaki adalah segitiga yang memiliki
10. GCD samakaki dua sisi yang kongruen.
Terbukti!

Dalili 11:
Jika dua segitiga kongruen dengan sebuah segitiga yang sama, maka dua segitiga tersebut
kongruen.

Jika ABC  XYZ dan PQR  XYZ, maka ABC  PQR


Postulat 16:
Pada sebuah titik dari garis yang diketahui terdapat sudut yang memiliki titik sudut adalah
titik tersebut dan satu sisinya adalah sinar dari garis tersebut sehingga sudut tersebut
kongruen dengan sudut yang diketahui.

Diketahui: mA =  dan titik P pada garis ℓ


Dengan menggunakan postulat ini maka dapat dibuat sudut lain yang kongruen dengan A
dengan titik sudut adalah titik P dan menggunakan alat melukis (pinsil, penggaris dan
jangka), maka dilukis hingga mP =  dan A  P.

3 4

2
 1
A // P
 || ℓ

B. DALIL SEGITIGA YANG KONGRUEN

Dalil 12: [dalil SSS]


Jika pada dua segitiga terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya dan tiga sisi segitiga
pertama kongruen dengan tiga sisi yang sekawan dari segitiga yang kedua, maka dua
segitiga tersebut kongruen.

Definisi 36:
Lingkaran adalah himpunan semua titik sehingga setiap ruas garis yang menghubungkan
sebuah titik anggota himpunan dengan sebuah titik tetap adalah kongruen.
Keterangan: Titik tetap yang dimaksud untuk selanjutnya disebut pusat lingkaran.

Definisi 37:
Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang menghubungkan titik sembarang pada lingkaran
dengan titik pusat lingkaran.

Dalil 13:
Semua jari-jari sebuah lingkaran kongruen.
Dalil 14: [dalil segitiga siku-siku yang kongruen]
Jika pada dua segitiga siku-siku terdapat perkawanan antara titik-titik sudutnya, hipotenusa
dan sebuah sisi segitiga pertama kongruen dengan hipotenusa dan sebuah sisi yang
sekawan pada segitiga kedua, maka dua segitiga siku-siku tersebut kongruen.
A P

B C Q R

Jika ABC dan PQR adalah segitiga siku-siku, AB ≅ PQ , dan AC ≅ PR , maka ABC 
PQR

Contoh:

1.
C
Diketahui: Lingkaran dengan pusat A dan B yang
Berpotongan di titik C dan D
A B
Buktikan: ACB  ADB

D
Kognisi Analisis:
1) ACB  ADB hanya jika ACB  ADB
2) ACB  ADB hanya jika memenuhi dalil SSS
3) Dengan membuat ´ , maka dapat digunakan dalil SSS
AB

Bukti:
Pernyataan Alasan
1. Lingkaran dengan pusat A 1. Diketahui
dan B yang berpotongan di
titik C dan D
2. AC , AD, BC , dan BD 2. Lawan Definisi
adalah jari-jari lingkaran Jari-jari lingkaran adalah ruas garis yang
menghubungkan titik sembarang pada
lingkaran dengan titik pusat lingkaran
3. Dalil
3. AC ≅ AD dan BC ≅ BD Semua jari-jari sebuah lingkaran kongruen
4. Postulat
4. Dibuat ´
AB Terdapat satu dan hanya satu garis yang
menghubungkan dua titik sembarang.
5. Postulat refleksi untuk ruas garis
5. AB ≅ AB 6. Dalil SSS
6. ACB  ADB 7. Definisi poligon yang kongruean
7. ACB  ADB
Terbukti!

2.
A

B D C
Diketahui: ABC segitiga samakaki
dengan AB ≅ AC
AD garis tinggi ke BC
Buktikan: AD garis berat ke BC
Kognisi Analisis:
1) AD garis berat ke BC hanya jika BD ≅ CD
2) BD ≅ CD hanya jika ADB  ADC
3) ADB  ADC hanya jika memenuhi postulat SDS atau dalil segitiga siku-siku yang
kongruen
4) Dengan ada AB ≅ AC dan AD garis tinggi ke BC , maka dapat digunakan dalil
segitiga siku-siku yang kongruen
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ABC segitiga samakaki 1. Diketahui
dengan AB ≅ AC
AD garis tinggi ke BC
2. Definisi
2. AD ´ ⊥ BC ´ Garis tinggi segitiga adalah ruas garis yang
dibuat dari titik sudut dan tegak lurus sisi di
depannya
3. Definisi
3. ADB dan ADC sudut Dua garis saling tegak lurus adalah dua garis
siku-siku yang berpotongan dan membentuk sudut
siku-siku
4. Lawan Definisi
4. ADB dan ADC segitiga Segitiga siku-siku adalah segitiga yang
siku-siku memiliki sebuah sudut siku-siku.
5. Postulat refleksi untuk ruas garis
5. AD ≅ AD 6. Dalil
Segitiga siku-siku yang kongruen
6. ADB  ADC
7. Definisi poligon yang kongruen
8. Lawan Definisi
7. BD ≅ CD Garis berat segitiga adalahruas garis yang
8. AD garis berat ke BC dibuat dari titik sudut ke titik tengah sisi di
depannya
Terbukti!

LATIHAN

1.
A B
Diketahui: AB ≅ CD
AD ≅ CB
Buktikan: A  C
D C
2.
S T Diketahui: WS ≅ XT
WT ≅ XS
Buktikan: ΔRST samakaki

W X

3.

Diketahui: Lingkaran dengan pusat O


O OC adalah garis berat ke
AB
Buktikan: ⃗
OC bisektor AOB
A C B

4.
A
Diketahui: AB ≅ AC
AD ≅ AE
Buktikan: ⃗
AF bisektor BAC
D E
* *
x F x
B C A
A o
o

*
D x
* E
x
C
B
D E
ΔAFD  ΔAFE (tidak bisa)
** F **
ΔAFB  ΔAFC (tidak bisa) = F =
x x
C
** bersuplemen *
B

Kognisi Analisis:
1. ⃗
AF bisektor BAC hanya jika ADF  AEF
2. ADF  AEF hanya jika memenuhi dalil SSS atau postulat SDS
3. DF ≅ EF ada, hanya jika DBF  ECF
4. DBF  ECF hanya jika ABE  ACE
5. ABE  ACE ada, karena AB ≅ AC dan AD ≅ AE , sehingga memenuhi postulat
SDS

Anda mungkin juga menyukai