Anda di halaman 1dari 11

INISIASI 6

GEOMETRI DAN PENGUKURAN


GARIS DAN SUDUT

A. Titik, Garis, dan hubungan antara dua garis

Perhatikan gambar berikut

H G a. ABCD, EFGH adalah bangun ruang


disebut kubus ABCDEFGH
E F b. A, B, C, D, E, F, G, dan H disebut titik
c. AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF,
GH, dan EH disebut rusuk kubus
atau ruas garis
d. ABC, BCD, DAB, BAE, ABF, CBF, BCG
disebut sudut dilambangkan ”¿”
D C e. ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, AEHD,
dan EFGH dinamakan sisi kubus
A B

Titik, tidak didefinisikan, tidak punya tebal, tinggi, lebar, panjang dan berat.,
tidak punya ukuran. Dalam geometri ditulis dengan huruf besar missal A, dan
dilambangkan dengan bulatan ”∙”

Melalui sebuah titik dapat dibuat garis yang banyaknya tak terhingga.

p
n j

. k

Himpunan titik-titk berupa garis, dan dapat terjadi

Garis lengkung atau kurva terbuka sederhana :


Garis lurus atau kurva terbuka sederhana :
Garis lengkung atau kurva terbuka sederhana :

1
Garis lengkung yang mempunyai titik potong di A, dinamakan kurva terbuka
tidak sederhana: A

Garis lengkung tertutup sederhana :

Garis lengkung tertutup tidak sederhana :

Sebuah himpunan titik-titik disebut kolinear apabila semua titik-titik itu terletak
segaris dari himpunan itu.
. . .
P Q R
Titik P, Q, dan R terlatak pada PQ sehingga titik P, Q, dan R kolinear.

Sebuah himpunan titik-titik dinamakan koplanar jika sebuah bidang berisi


semua titik-titik dari himpunan itu semua himpunan titik-titik itu terletak pada
bidang itu.
H. Titik-titik A,F,G, dan H
koplanar karena terletak
.A pada satu bidang
F. .G

Setiap 2 titik pasti dapat dibuat satu garis lurus.

.A
.B

.Q
.P
Dari 3 titik yang tidak segaris atau kolinear dapar dibuat sebuah bidang

.M
Tiga titik yang sebidang
K, L, dan M disebut
koplanar
K.

.L

2
Untuk mengukur panjang suat garis A B dlakukan dengan cara mengukur ruas
garis AB atau semen garis AB atau A B. panjang B A = panjang A B

.A .M .B

B. Hubungan Antara Dua Garis


a) Dua garis berpotongan
m Garis m dan n
n T berpotongan dititik T

b) Bua garis bersilangan


Garis k dan l bersilangan
l
(tidak punya titik potong
atau tidak berpotongan di
k
satu titik)

c) Dua garis sejajar


c
d

garis c sejajar garis d notasinya c // d

d) Dua garis saling tegak lurus

garis a tegak lurus b ditulis a _l_ b atau garis a dan b berpotongan disatu
titik membentuk sudut 90o.

C. Besar Dan Jenis Sudut


Sudut adalah pertemuan dua ruas garis pada pangkalnya.

3
α β
Sudut lancip Sudut tumpul Sudut siku-siku

τ
Disebut sudut refleksi

Mengukur suat sudut digunakan busur derajat atau protractore.

SEGITIGA

Segitiga adalah suatu bangun seperti berikut


B B B

A C A C A C
Gambar tersebut dinotasikan ∆ ABC. Titik A, B dan C disebut titik sudut dan
segmen A B, B C, dan A C dinamakan sisi-sisi.
Ada tiga segitiga berdasarkan sisi
1. Segitiga sebarang
2. Segitiga sama kaki
3. Segitiga sama sisi

Berdasarkan sudutnya ada 3 jenis segitiga yaitu:


1. Segitiga lacip, adalah segitiga yang besar semua sudut-sudutnya terletak
antara 0o ¿ α ¿ 90o
2. Segitiga siku-siku, jika besar salah satu sudutnya 90 o.
3. Segitiga tumpul, jika besar salah satu sudutnya lebih besar 90 o

Keliling segitiga adalah jumlah seluruh sisi-sinya. Sedangkan luas segitiga


adalah ½ kali alas dan tinggi.
Teorema 1 : luas sebarang segitiga adalah hasil kali dari sebarang alas dengan
korespondensi tingginya.

4
Teorema 2 : jika dua segitiga alasnya sama dan tingginya sama maka luas
segitiga itu sama.
Teorema 3 : jika dua segitiga tingginya sama, yaitu h maka perbandingan
luasnya = perbandingan alasnya.

Dalam segitiga terdapat 4 macam garis-garis istimewa yaitu:


1. Garis tinggi suatu segitiga adalah jarak terpendek yang dibuat dari titik sudut
ke sisi yang berada didepannya.
2. Garis bagi suatu segita adalah garis yang dibuat membagi sudut suatu
segitiga ke sisi yang berada didepannya.
3. Garis berat suatu segita adalah garis yang dibuat dari titik sudut ke titik
tengah sisi yang berada didepannya.
4. Garis sumbu suatu segita adalah garis yang dibuat tegak lurus pada titik
tengah sisi suat segitiga.

Dua segitiga disebut sama dan sebangun jika:


1. Semua sisi dari dua segitiga itu sama (ss,ss,ss)
2. Dua sisi dan satu sudut yang diapit sisi itu sama (ss,sd,ss)
3. Dua sisi dan satu sudut yang menghadap salah satu sisi yang diketahui
sama (ss,ss,sd)
4. Dua sisi dan satu sudut yang terletak pada sisi sama (sd,ss,sd)

Segitiga dapat dilukis jika:


1. Tiga sisinya sama (ss,ss,ss)
2. Dua sisi dan satu sudut yang diapit sisi itu sama (ss,sd,ss)
3. Dua sisi dan satu sudut yang menghadap salah satu sisi yang diketahui
sama (ss,ss,sd)
4. Dua sisi dan satu sudut yang terletak pada sisi sama (sd,ss,sd)

5
SEGI EMPAT
Persegi Panjang dan Persegi

Persegi Panjang

Perhatikan gambar berikut :

A B A B

C D

C D

Bangun ini merupakan bangun persegi panjang dan dapat menempati bingkainya dengan 4
cara yaitu setiap sudutnya dapat menempati sudut yang lain dari pasangan yang satu
kepasangan yang lain dengan tepat.

Sifat-sifat persegi panjang :


- Sisi-sisi yang berhadapan pada persegipanjang sama panjang, dari gambar di atas
yaitu AB = CD dan AC = BD dan saling sejajar yaitu AB // CD dan AC // BD
- Semua sudut persegi panjang sama besar, yaitu sudut A = sudut B = sudut C =
sudut D
- Setiap persegi panjang besar tiap-tiap sudutnya 900 yaitu sudut A = sudut B = sudut
C = sudut D = 900

Persegi atau bujur sangkar

Disebut persegi apabila bangun persegi tersebut mempunyai 8 cara menempati bingkainya.
Sifat-sifat persegi : A
B
- Semua sisi-sisinya sama panjang
- Besar setiap sudutnya 900
- Diagonal-diagonalnya saling berpotongan tegak lurus
- Mempunyai 8 cara untuk menempati bingkainya
- Diagonal-diagonalnya saling membagi sama panjang
C
D
Keliling dan luas persegi
Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi-sisi persegi, yaitu 4 x AB
Luas persegi adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi AB, BC, CD dan DA, yaitu : sisi x
sisi

6
Jajaran Genjang
Jajaran genjang terjadi dari dua segitiga yang kongruen.

D C

/
.

A B

Sifat-sifat :
- Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (AB = CD, AD = BC)
- Sudut yang berhadapan sama besar ( sudut A = sudut C; sudut B = sudut D)
- Sudut yang berdekatan jumlahnya 1800 (sudut A + sudut B = 180 0; sudut A + sudut
D = 1800)
- Diagonalnya saling membagi dua sama besar.

Luas jajaran genjang adalah : alas x tinggi


Karena jajaran genjang dapat diubah menjadi persegi panjang.

Belah Ketupat
Belah ketupat mirip dengan jajaran genjang. Tetapi memiliki sifat-sifat :
- Semua sisinya sama panjang dan sepasang-sepasang sejajar
- Setiap diagonal merupakan sumbu simetri segitiga atau belah ketupat
- Diagonalnya berpotongan tegak lurus
- Diagonalnya berpotongan di tengah
- Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
- Diagonalnya membagi dua sama besar sudut-sudutnya

Luas belah ketupat = diagonal x diagonal dibagi 2

7
Layang-layang dan Trapesium
Layang-layang adalah bangun geometri datar yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki
yang alasnya sama panjang dan berimpit.

A E C

Sifat-sifat layang-layang :
- Sepasang-sepasang sisinya sama panjang (AB = AD; BC = DC)
- Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus (AC ┴ BD)
- Diagonalnya berpotongan dengan membagi dua sama panjang diagonal pendek
(BE=DE)
- Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri (AC)
Luas layang-layang ABCD = diagonal AC x ½ diagonal BD.

Trapesium adalah segi empat yang tepat sepasang sisi berhadapan sejajar.
Perhatikan :

D C D C D C

A B A B A
B trap. sembarang trap. siku-siku trap. sama
kaki

Sifat-sifat trapesium :

1. Trapesium siku-siku
- Sepasang sisi yang berhadapan sejajar
- Dua sudutnya 900
2. Trapesium sama kaki
- Sepasang sisi yang berhadapan sejajar
- Sepasang kakinya sama panjang
- Sudut-sudut pada alas sama besar
- Sudut-sudut pada sisi atas sama besar

Luas trapesium

8
Untuk menghitung luas trapesium perhatikan gambar berikut :
D C

a)

A B
D C

b) H G
F E

A B
D C
c)
F H F E G E

A B

Dari gambar (b) ini dapat dinyatakan DC // HG // AB dan HA = HD serta GC = GB


Dari gambar (c) diperoleh persegi panjang ABEF dan persegi panjang DCEF
Dapat dihitung luas trapesium ABCD = luas persegi panjang ABEF + luas persegi panjang
DCEF
AB x t CD x t t
+ atau L = (a + b)
2 2 2
Dimana : a = sisi alas
b = sisi atas
t = tinggi

9
Lingkaran
Unsur-unsur Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titk yang berjarak sama terhadap
titik tertentu. Perhatikan gambar berikut.
1. Jari-jari adalah sebuah ruas garis yang menghubungkan
.B
pusat lingkaran dengan sebiah titik pada lingkaran.
A.
2. Diameter adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
jari-jari pada lingkaran dan melalui pusat lingkaran. Panjang
diameter adalah dua kali jari-jari.
3. Busur pendek dan busur panjang. Busur pendek adalah
lengkung pendek pada lingkaran yang dibatasi dua titik
pada kingkaran. Busur panjang adalah lengkung panjang
pada lingkaran yang dibatasi dua titik pada kingkaran.

4. Tali busur adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran.
5. Juring kecil dan juring besar. Juring kecil adalah daerah yang dibatasi oleh busur pendek
dan dua jari-jari. Juring besar adalah daerah yang dibatasi oleh busur panjangdan dua
jari-jari.
6. Sudut pusat adalah sudut pada pusat lingkaran yang dibentuk oleh dua jari-jari.
7. Tembereng kecil dan tembereng besar. Tembereng kecil adalah daerah yang dibatasi
oleh sebuah busur pendek dan sebuah tali busurnya. Tembereng besar adalah daerah
yang dibatasi oleh sebuah busur panjang dan sebuah tali busurnya.

Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran merupakan pan jang busur yang membentuk lingkaran.


Rumus keliling lingkaran adalah hasil kali π dengan diameter (d), ditulis

K=πd
Karena d = 2r, r adalah jari-jari lingkaran, maka rumusnya dapat ditulis
K = 2 π r, π = 3,14159…. Atau = 22/7

Luas lingkaran

Luas lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh sebuah lingkaran.
Maka luas lingkaran = ½ keliling lingkaran x panjang jari-jari, atau

L = (½ π d ) r = (½ π 2r ) r = π r2
atau

L = (½ π d ) r = (½ π d ) ½ d = ¼ π d2
Maka rumus lingkaran
L = π r2 = ¼ π d2

10
Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, Luas Juring dan Tembereng

Perhatikan gambar lingkaran yang dilengkapi oleh sudut pusat AOB. Jika dilakukan
pemutaran juring aob diperoleh juring A’O’B’

B A’ B B’
B=A’

o o o

A B’ A A

Dapat disimpulkan tentang perbandingan:


1. Panjang busur AB dengan panjang busur A’B’
2. Panjang tali busur AB dengan panjang tali busur A’B’
3. Besar / AOB dengan busur / A’O’B’

Maka dapat disimpulkan :


Perbandingan besar sudut-sudut pusat lingkaran sama dengan perbandingan panjang
busur-busurnya sama dengan perbandingan luas juring-juringnya.

Atau dapat dinyatakan :pada suatu lingkaran, perbandingan panjang busurnya senilai
dengan perbandingan luas juringnya dan senilai dengan perbandingan sudut-sudut
pusatnya.

11

Anda mungkin juga menyukai