1 SM
1 SM
ABSTRACT
This research tests a model of the influence of marketing stimuli to the choice of
private colleges in Yogyakarta and Central Java. The study uses confirmatory factor
analysis for a model comprising seven marketing stimuli (product, price, place,
promotion, people, physical evidence, and process) which influence the choice of
private colleges in Yogyakarta and Central Java. Regression analysis model is used to
determine the influence of marketing stimuli to the choice of private colleges. Data are
gathered through survey to applicants (potential customer) from Yogyakarta and
Central Java high schools. This research provides a systematic model to develop a
concept of private higher education services in Yogyakarta and Central Java.
Key words: Market research, Marketing stimuli, Product choice behavior, Product
concept development, College services, Private colleges.
Persaingan yang terjadi antarlembaga saat Ketujuh dimensi bauran pemasaran jasa
ini tidak saja terjadi antara perguruan tinggi pendidikan tersebut perlu didisain dalam
swasta (PTS) dengan perguruan tinggi negeri bentuk atribut yang bersifat akademik dan
(PTN), tetapi persaingan yang lebih hebat nonakademik menjadi sebuah proses pendi-
terjadi antarPTS. Ini ditunjukkan dari data dikan tinggi yang berkualitas dan mampu
perkiraan pemerintah bahwa pada periode menghasilkan lulusan yang siap bersaing di
Pembangunan Jangka Panjang Tahap II (Ilyas, pasar global.
1999, h. 38), jumlah penduduk usia pendidikan Keinginan konsumen memberikan dampak
tinggi (19-24 tahun) mencapai 24 juta orang yang sangat signifikan pada strategi organisasi
dengan angka partisipasi pendidikan (APP) dan strategi pemasaran saat ini dibandingkan
mencapai 25%, yang berarti meningkat 15% dengan sebelumnya (Simonson, 1993, h. 68).
dibanding periode sebelumnya, yaitu sebanyak Perubahan lingkungan yang terjadi secara
6 juta orang. Daya serap PTN diperkirakan kontinyu mengakibatkan keinginan konsumen
mencapai 1,2 juta orang dan 200.000 orang terhadap jasa pendidikan tinggi pun mengalami
diperkirakan akan masuk pendidikan tinggi perubahan dari waktu ke waktu. Untuk dapat
kejuruan (PTK) dan pendidikan tinggi agama bertahan dan bertumbuh dalam situasi
(PTA), sehingga jumlah calon mahasiwa persaingan yang semakin ketat, PTS dituntut
potensial yang akan terserap di PTS mencapai mendapatkan masukan mengenai tuntutan
4,6 juta orang. konsumen (customer voice) sebagai dasar
Persaingan digambarkan sebagai suatu kebijakan dan strategi manajemen pendidikan
siklus perubahan yang ditentukan oleh empat tinggi (company voice), khususnya strategi
komponen persaingan (4C) yaitu company, pemasaran.
customers, competitor, dan change (Kartajaya, Kesesuaian antara keinginan atau persepsi
1994). Bagi penyedia jasa pendidikan tinggi konsumen (customer voice) dan kehendak
swasta, pelanggan yang langsung menikmati organisasi (company voice) merupakan syarat
jasa yang ditawarkannya adalah mahasiswa, penting keberhasilan proses pendidikan tinggi.
pesaing adalah penyedia jasa pendidikan Pemahaman PTS terhadap perilaku calon
sejenis pada jenjang yang sama, dan perubahan mahasiswa dalam pemilihan PTS akan sangat
meliputi segala bentuk perubahan sebagai menentukan keberhasilan PTS dalam jangka
inisiatif internal maupun tekanan eksternal, panjang. Memahami perilaku konsumen dan
baik yang bersifat akademik maupun alasan-alasan melakukan aktivitas untuk
nonakademik. Salah satu sumber perubahan memenuhi kebutuhan dan keinginannya
adalah perubahan tuntutan pelanggan dan merupakan suatu hal yang tidak sederhana.
calon pelanggan terhadap berbagai atribut dan Pemahaman tersebut merupakan titik kunci
kinerja jasa pendidikan yang mereka terima. bagi keberhasilan aktivitas pemasaran dan
Dalam pengembangan atribut dan kinerja jasa kehidupan organisasi di masa mendatang.
pendidikan tinggi, PTS perlu mempertim- Sedemikian kompleks dan dinamisnya
bangkan strategi pemasaran dalam bentuk pengertian dan konsep perilaku konsumen,
kombinasi marketing mix yang tepat untuk sehingga organisasi perlu melakukan upaya
memenangkan persaingan. Menurut Booms untuk memahami dinamika yang terjadi pada
dan Bitner (Kotler, 1997, h. 472), strategi konsumen sasarannya.
bauran pemasaran yang terdiri dari product,
price, place, dan promotion (4P) perlu Model perilaku konsumen selalu didasari
diperluas dengan menambahkan tiga pada hubungan stimulus-response. Perilaku
komponen dalam dimensi pemasaran jasa yaitu konsumen merupakan respon konsumen
people, physical evidence, dan process (3P). terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima-
nya melalui suatu proses pengambilan
404 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
keputusan yang dipengaruhi oleh karakteristik verbal yang dapat mempengaruhi individu.
konsumen. Black box model merupakan suatu Dalam model tersebut, rangsangan dapat
model perilaku konsumen yang paling berupa rangsangan pemasaran maupun
sederhana, tetapi mampu menjelaskan proses rangsangan nonpemasaran. Rangsangan pema-
pengambilan keputusan konsumen sebagai saran merupakan anaka komunikasi verbal dan
respon terhadap rangsangan yang diterimanya nonverbal yang didisain untuk mempengaruhi
(Gambar 1). perilaku konsumen. Produk dan komponen-
Model black box terdiri dari tiga bagian komponen yang menyertainya merupakan
yaitu rangsangan, konsumen atau pembeli, dan rangsangan primer (intrinsic stimuli),
respon. Stimuli atau rangsangan merupakan sedangkan komunikasi yang didisain untuk
segala sesuatu berupa input yang ditangkap mempengaruhi perilaku konsumen merupakan
melalui indera konsumen (Schiffman & rangsangan sekunder (extrinsic stimuli) dalam
Kanuk, 1994, h. 162), sedangkan Assael (1995, bentuk kata, gambar, dan simbol, atau melalui
h. 186) menyatakan bahwa rangsangan adalah rangsangan lain yang diasosiasikan pada
komunikasi yang berwujud fisik, visual, atau produk yang ditawarkan.
mempengaruhi pemilihan PTS oleh calon 217) terhadap seluruh SLTA di Yogyakarta
mahasiswa (voice of the customers) yang dapat dan Jawa Tengah yang tercantum dalam buku
dikendalikan oleh PTS (rangsangan Petunjuk Pendaftaran UMPTN 1999. Penen-
pemasaran) dan menguji seberapa besar faktor- tuan sampel sekolah ini dilakukan dengan
faktor tersebut berperan dalam pemilihan PTS menggunakan fasilitas RAN (random access
(product/brand choice). Penelitian ini number) dalam program lembar kerja excel.
bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh Penentuan sampel pada tahap kedua adalah
rangsangan-rangsangan pemasaran terhadap menentukan responden dari sekolah yang
perilaku pemilihan PTS oleh calon mahasiswa. terpilih dalam tahap pertama. Penentuan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan responden menggunakan metode nonproba-
rekomendasi berupa model eksplorasi untuk bilistic sampling, yaitu setiap elemen dalam
mengembangkan konsep jasa pendidikan sampel sekolah terpilih tidak memiliki
tinggi yang lebih didasari oleh keinginan probabilitas yang sama untuk dipilih menjadi
konsumen potensial. Pemilihan fokus pene- sampel (Sekaran, 1992, h. 235-244; Cooper &
litian pada tahap eksplorasi faktor-faktor yang Emory, 1995, h. 227-230). Teknik penentuan
mempengaruhi pemilihan PTS dimaksudkan sampel secara nonprobabilitas yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian ini adalah judgment sampling,
mengenai voice of the customers mengenai yaitu pemilihan sampel oleh peneliti
proses pendidikan tinggi yang mereka berdasarkan suatu kriteria tertentu sebagai
inginkan. Berdasarkan tujuan penelitian dan suatu judgment. Kriteria tersebut adalah: (1)
konsep pengembangan produk, hipotesis yang responden adalah siswa kelas tiga dan (2)
diajukan dalam penelitian ini adalah faktor- responden memiliki kesediaan membantu
faktor rangsangan pemasaran tidak memiliki proses pengumpulan data penelitian ini.
pengaruh signifikan terhadap pemilihan
perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan
Jawa Tengah. PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan metode survai
METODE PENELITIAN untuk mendapatkan data primer. Penyebaran
kuesioner dilakukan terhadap siswa kelas tiga
Sampel Penelitian masing-masing SLTA yang terpilih sebagai
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini sampel. Siswa kelas tiga digunakan sebagai
adalah seluruh siswa kelas tiga SLTA di responden karena mereka adalah konsumen
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sampel dalam potensial bagi perguruan tinggi swasta.
penelitian ini ditentukan melalui proses multi- Kuesioner disusun ke dalam dua tahap.
stage sampling. Penentuan sampel dilakukan Kuesioner pertama ditekankan pada upaya
melalui dua tingkatan, yaitu penentuan sampel eksplorasi keinginan siswa (calon mahasiswa)
sekolah dan penentuan responden dari sampel terhadap jasa pendidikan tinggi yang
sekolah yang terpilih. Penentuan sampel tahap ditawarkan oleh suatu perguruan tinggi swasta,
pertama dilakukan untuk menentukan SLTA sehingga daftar pertanyaan disusun dengan
yang dipilih sebagai sampel sekolah. Setiap pertanyaan terbuka secara terbatas.
SLTA di Yogyakarta dan Jawa Tengah Kuesioner tahap kedua merupakan
memiliki peluang yang sama menjadi sampel pengembangan jawaban responden terhadap
penelitian, sehingga metode penentuan sampel kuesioner tahap pertama. Pendapat tersebut
sekolah menggunakan probabilistic sampling merupakan refleksi persetujuan dan ketidak-
yaitu simple random sampling (Sekaran, 1992, setujuan responden dengan menggunakan skala
h. 229-230; Cooper & Emory, 1995, h. 202- Likert dengan skala 1 sampai dengan 5. Butir-
2001 Risdwiyanto & Dharmmesta 407
butir pernyataan dalam kuesioner tahap kedua pengujian prasurvai dan pengujian survai.
merupakan representasi keinginan calon Penyusunan instrumen penelitian ini diawali
mahasiswa terhadap atribut jasa pendidikan dengan eksplorasi atribut jasa pendidikan
tinggi sebagai variabel independen. Variabel tinggi melalui penyebaran kuesioner tahap
independen didasarkan pada pengembangan pertama. Ketigapuluhenam butir profil jasa
empat komponen rangsangan pemasaran yaitu pendidikan PTS yang diperoleh dari jawaban
produk, harga, tempat, dan promosi, ditambah responden terhadap kuesioner tahap pertama
dengan tiga komponen rangsangan pemasaran (Lampiran A) dan sembilan kriteria akreditasi
jasa yaitu orang, fasilitas fisik, dan proses perguruan tinggi yang ditetapkan Badan
(Kotler, 1997, h. 472). Akreditasi Nasional (BAN) mendasari
Pengukuran variabel dependen yaitu penyusunan kuesioner tahap kedua awal.
pemilihan PTS dilakukan atas dasar sembilan Kuesioner tahap kedua awal merupakan
kriteria yang digunakan Badan Akreditasi instrumen penelitian yang digunakan dalam
Nasional (BAN) untuk melakukan evaluasi dan penelitian ini sebelum dilakukan pengujian
akreditasi perguruan tinggi (BAN, 1998, h. 11- prasurvai. Kuesioner tahap kedua awal terdiri
17). Kesembilan kriteria tersebut meliputi dari 40 butir pernyataan rangsangan pemasaran
kemahasiswaan, ketenagaan, sarana/prasarana, yang merupakan pengembangan dari 36 butir
kurikulum, pengelolaan lembaga, pengelolaan profil jasa pendidikan PTS yang diinginkan
program, pengelolaan pembelajaran, evaluasi, calon konsumen dan 22 butir pernyataan
dan hasil kinerja. Kriteria akreditasi BAN pemilihan PTS oleh calon konsumen yang
digunakan karena kriteria tersebut merupakan merupakan pengembangan dari sembilan
ketetapan pemerintah yang berlaku secara kriteria akreditasi perguruan tinggi yang
nasional bagi semua perguruan tinggi baik ditetapkan BAN. Proses berikutnya adalah
negeri maupun swasta (voice of the company), pengujian prasurvai terhadap kuesioner tahap
sehingga diharapkan calon mahasiswa akan kedua awal.
memilih jasa pendidikan tinggi yang Untuk pengujian prasurvai instrumen
ditawarkan oleh PTS sesuai dengan kriteria penelitian, kuesioner tahap kedua awal yang
akreditasi BAN. Dalam pengumpulan data terdiri dari 62 butir pernyataan diedarkan
melalui kuesioner tahap pertama diperoleh sebanyak 100 eksemplar dengan response rate
atribut profil jasa pendidikan perguruan tinggi 77% atau 77 eksemplar jawaban responden
swasta (PTS) yang diinginkan calon konsumen yang layak untuk diproses dalam pengujian
(responden) di dua area penelitian (Lampiran validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
A). Hasil pengujian prasurvai untuk validitas
menunjukkan bahwa dari 62 butir pernyataan
instrumen penelitian, 45 butir dinyatakan sahih
PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
dan 17 butir dinyatakan gugur, sedangkan hasil
Untuk memenuhi kriteria sebagai pengujian prasurvai untuk reliabilitas dengan
instrumen penelitian yang valid dan reliabel, menggunakan uji keandalan teknik Hoyt
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konstrak yang diuji cukup
diuji validitas (kesahihan) dan reliabilitasnya andal dengan koefisien keandalan (rtt) di atas
(keandalan) dengan menggunakan SPS-2000 0,7. Hasil pengujian prasurvai untuk setiap
dengan tingkat signifikansi 0,05. Pengujian konstrak disajikan dalam Tabel 1.
instrumen penelitian dilakukan dua kali yaitu
408 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
instrumen penelitian ini cukup tepat digunakan instrumen penelitian ke dalam delapan faktor
sebagai model pengukuran untuk analisis yang telah ditentukan. Untuk bisa masuk di
selanjutnya. dalam suatu faktor, butir pernyataan harus
memiliki factor loadings yang menunjukkan
Tabel 2. Pengujian Survai: Respon terhadap korelasi antara skor butir dengan skor faktor
Kuesioner Tahap Kedua Revisi minimal 0,40 (Hair et al.,1995, h. 385; Kim &
Mueller, 1982, h. 21-22), pengelompokkan
Butir berdasarkan factor loadings tersebut dapat
No. Konstrak Reliabilitas
Sahih dilihat pada Lampiran D. Dari 45 butir
1 Produk 4 0,806 instrumen penelitian, seluruh butir dapat
2 Harga 4 0,885 dikelompokkan sesuai dengan konstrak
3 Lokasi 4 0,863 masing-masing butir, kecuali butir PIL9 yang
4 Promosi 6 0,762 tidak dapat masuk ke dalam salah satu faktor
5 Orang 4 0,732 karena factor loadings PIL9 kurang dari 0,40.
6 Fisik 4 0,758
7 Proses 5 0,736 Untuk analisis lebih lanjut, butir PIL9
8 Pemilihan PTS 14 0,849 dikeluarkan dari proses pembentukan skor
faktor. Analisis faktor kedua dilakukan dengan
Jumlah Butir 45 0,7040*
mengeluarkan butir PIL9 dari analisis untuk
Sumber: Pengujian validitas dan reliabilitas data mendapatkan hasil perhitungan skor faktor
survai. yang lebih reliabel. Dari analisis faktor kedua
*Cronbach alpha dari hasil pengujian reliabilitas menunjukkan hasil pengelompokkan yang
terhadap seluruh butir dengan tidak berbeda dari analisis faktor pertama.
menggunakan program SPSS. Perbedaan antara kedua analisis ditunjukkan
pada kemampuan model untuk menjelaskan
HASIL DAN PEMBAHASAN variasi yang terjadi di antara variabel yang
dianalisis. Kemampuan menjelaskan variasi
Analisis Faktor pada analisis kedua (55,13%) lebih besar
Analisis faktor dilakukan terhadap semua daripada analisis pertama (54,04%). Hasil ini
butir sahih yang digunakan sebagai instrumen membuktikan bahwa tujuan penelitian ini
penelitian ini, yaitu sejumlah 45 butir. untuk mengelompokkan butir-butir instrumen
Keempatpuluhlima butir tersebut digunakan penelitian ke dalam tujuh faktor rangsangan
untuk mengukur tujuh konstrak rangsangan pemasaran dan satu faktor pemilihan PTS telah
pemasaran dan satu konstrak pemilihan PTS. tercapai dengan kemampuan menjelaskan
Analisis faktor terhadap seluruh butir variasi variabel yang dianalisis cukup baik.
instrumen penelitian dilakukan dengan Dengan melihat hasil total variasi yang
menggunakan teknik confirmatory factor dapat dijelaskan (total variance explained),
analysis melalui penentuan sejumlah faktor instrumen penelitian ini mampu menjelaskan
yang dikehendaki. Dengan maksud dan tujuan variasi pengukuran variabel secara kumulatif
penelitian ini, faktor analisis dilakukan dengan sebesar 54,04% pada analisis faktor pertama.
menentukan delapan faktor, yaitu tujuh faktor Hasil ini menunjukkan bahwa 45 butir
rangsangan pemasaran dan satu faktor instrumen penelitian mampu menjelaskan total
pemilihan PTS. variasi yang terjadi dalam analisis sebesar
Dari hasil rotated component matrix 54%. Kemampuan menjelaskan variasi terse-
dengan menggunakan metode ekstraksi prin- but meningkat ketika butir PIL9 dikeluarkan
cipal component analysis dan metode rotasi dalam analisis faktor kedua, yaitu sebesar
varimax diperoleh pengelompokkan butir-butir 55,13%. Hasil ini menunjukkan bahwa 44 butir
410 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
instrumen penelitian mampu menjelaskan total butir instrumen penelitian (Hair et al.,1995, h.
variasi yang terjadi dalam analisis sebesar 390-391).
55,13%, sehingga instrumen penelitian ini
cukup baik untuk menjelaskan variasi faktor-
Analisis Regresi Berganda
faktor yang dianalisis.
Analisis faktor yang dilakukan juga Analisis regresi berganda digunakan untuk
menghitung skor masing-masing faktor menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu
sebagai variabel untuk melakukan penelitian pengaruh faktor-faktor rangsangan pemasaran
lebih lanjut mengenai pengaruh faktor terhadap faktor pemilihan PTS. Analisis ini
rangsangan pemasaran terhadap faktor dilakukan dengan memperlakukan tujuh faktor
pemilihan PTS dengan menggunakan analisis rangsangan pemasaran hasil analisis faktor
regresi. Skor faktor digunakan untuk analisis sebagai variabel independen yang
regresi karena nilai tersebut dipandang lebih mempengaruhi variabel dependen pemilihan
mencerminkan kondisi sesungguhnya karena PTS. Hasil analisis regresi berganda antara
merupakan fungsi dari seluruh butir-butir yang tujuh faktor rangsangan pemasaran dengan
digunakan, sehingga suatu skor faktor pemilihan PTS ditunjukkan pada Tabel 3
merupakan fungsi dari factor loadings seluruh berikut ini.
Urutan Kekuatan
Variabel Koefisien Regresi Standar Deviasi Koefisien Beta
Pengaruh
Skor factor 2 -0,399 0,056 -7,125 1
(Harga)
Skor faktor 3 0,227 0,055 4,127 2
(Lokasi)
Skor faktor 4 0,113 0,051 2,216 6
(Promosi)
Skor faktor 5 0,121 0,053 2,283 5
(Produk)
Skor faktor 6 0,123 0,050 2,460 3
(Proses)
Skor faktor 7 0,08601 0,049 1,755 7
(Fisik)
Skor faktor 8 0,124 0,052 2,385 4
(Orang)
Sumber: Hasil analisis regresi berganda.
Pertimbangan lokasi ditentukan oleh empat Pertimbangan ketiga dan keempat bagi
indikator, yaitu lokasi PTS di pinggiran kota, calon mahasiswa untuk memilih PTS adalah
hubungan lokasi dengan bonafiditas PTS, faktor proses (2,460) dan orang (2,385).
keamanan lingkungan, dan kota pendidikan. Variabel proses merupakan pertimbangan
Pertimbangan lokasi di pinggiran kota format penyampaian jasa pendidikan tinggi.
menunjukkan persepsi responden bahwa lokasi Variabel proses ditentukan oleh lima indikator,
pinggiran kota mencerminkan biaya hidup yaitu orientasi spesialis, hubungan alumni,
yang rendah. Pertimbangan ini didukung oleh hubungan eksternal, program magang, dan
indikator lokasi PTS tidak menentukan praktikum. Sebagian besar calon mahasiswa
bonafiditasnya, sehingga lokasi PTS di menentukan pilihan PTS berdasarkan pada
pinggiran kota tidak mencerminkan kinerja proses penyampaian jasa pendidikan tinggi
jasa pendidikan yang lebih buruk dibandingkan yang berorientasi spesialis. Pertimbangan
dengan kinerja jasa pendidikan PTS di tengah orientasi spesialis ini tidak lepas dari keinginan
kota. Di samping itu, citra kota pendidikan calon mahasiswa untuk segera memperoleh
menjadi pertimbangan pula dalam menentukan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan-
pemilihan PTS. Responden lebih memilih PTS nya. Pertimbangan ini didukung dengan
yang berada di kota pendidikan daripada kota- keinginan calon mahasiswa yang lebih
kota lain yang tidak menunjukkan citra sebagai memilih PTS yang menawarkan program
kota pendidikan. Pemilihan PTS oleh calon magang dan praktikum. Kedua program
mahasiswa juga dipengaruhi oleh pertim- tersebut dipandang akan memberikan kemam-
bangan keamanan lingkungan di sekitar lokasi puan lebih bagi mahasiswa dalam hal praktikal
PTS maupun tempat tinggal calon mahasiswa dan teknikal.
khususnya bagi calon mahasiswa yang Calon mahasiswa juga mempertimbangkan
bertempat tinggal sementara di sekitar lokasi kemampuan PTS dalam membina hubungan
PTS. alumni dan eksternal. Hubungan alumni
2001 Risdwiyanto & Dharmmesta 413
menentukan kemampuan PTS mengelola hasil SKS, dan kegiatan kemahasiswaan. Calon
akhir (end process) jasa pendidikan yang mahasiswa memilih PTS dengan pertimbangan
ditawarkannya. Kemampuan tersebut ditunjuk- adanya keseimbangan antara kegiatan
kan dari perhatian dan sumbangan PTS dalam perkuliahan dan kemahasiswaan. Di satu sisi,
membantu lulusannya untuk menyalurkan calon mahasiswa mempertimbangkan pemi-
mereka ke organisasi-organisasi pemakai lihan PTS berdasarkan pada apa yang akan
lulusan atau inisiatif PTS untuk memberikan mereka peroleh dari suatu proses pendidikan
kemampuan kewirausahaan bagi lulusannya. yaitu program studi, metode pengajaran, dan
Penyaluran lulusan ke organisasi pemakai sistem pengambilan SKS. Program studi
lulusan sangat ditentukan oleh kemampuan menunjukkan pada kandungan pengetahuan
PTS dalam membina hubungan eksternal. apa yang diinginkan calon mahasiswa, metode
Hubungan eksternal, khususnya dengan pengajaran merupakan cara yang digunakan
organisasi pemakai lulusan, menunjukkan PTS untuk melaksanakan proses pengajaran,
kemampuan PTS mengelola proses pendi- sedangkan sistem pengambilan SKS dapat
dikannya (by process), yaitu akomodasi mencerminkan kualitas jasa pendidikan PTS.
kebutuhan pemakai lulusan di dalam proses Pertimbangan promosi menempati pering-
pendidikannya. kat keenam sebagai variabel yang mempe-
Variabel orang yang dipertimbangkan ngaruhi pemilihan PTS. Faktor promosi
calon mahasiswa ditentukan oleh indikator ditentukan oleh enam indikator, yaitu
dosen (staf pengajar), gelar kesarjanaan dosen, popularitas nama PTS, informasi teman, saran
pimpinan PTS, dan sikap pegawai adminis- orang terdekat, aktivitas sosial, informasi surat
trasi. Kemampuan dosen yang tercermin dari kabar, dan peran orang tua. Dari keenam
gelar kesarjanaan dosen menjadi pertimbangan indikator tersebut, variabel promosi lebih
calon mahasiswa memilih PTS. Semakin didasarkan pada aktivitas promosi yang
banyak staf pengajar dengan gelar kesarjanaan bersifat pasif. Kepercayaan calon mahasiswa
tertinggi yang dimiliki suatu PTS akan yang dimanifestasikan dalam perilaku
semakin memberikan peluang bagi PTS pemilihan PTS dibangun lebih atas dasar
tersebut untuk dipilih calon mahasiswa. aktivitas promosional yang bersifat pasif atau
Demikian pula gelar kesarjanaan tertinggi bagi tidak langsung. Popularitas nama PTS,
pimpinan PTS menjadi keinginan calon informasi teman, saran orang terdekat, dan
mahasiswa yang dapat mempengaruhi peran orang tua lebih dipengaruhi informasi
pemilihan PTS. Di samping itu, sikap pegawai words of mouth. Informasi aktivitas sosial
administrasi dalam proses penyampaian jasa dapat diperoleh calon mahasiswa dari aktivitas
pendidikan menjadi syarat bagi calon promosional aktif maupun pasif, sedangkan
mahasiswa untuk memilih PTS. Aspek informasi surat kabar merupakan aktivitas
kemampuan sumber daya manusia (staf promosional yang bersifat aktif dari suatu PTS.
pengajar dan administrasi) merupakan faktor Hasil ini memberikan pedoman bagi PTS
pertimbangan calon mahasiswa dalam untuk lebih mengembangkan aktivitas
pemilihan PTS, sehingga pengembangan promosional pasif untuk mempengaruhi pemi-
kemampuan tersebut secara berkelanjutan lihan PTS daripada aktivitas promosional aktif
menjadi syarat kemajuan PTS. yang memberikan sedikit kontribusi dalam
Pertimbangan kelima dan keenam dalam mempengaruhi pemilihan PTS. Pengembangan
pemilihan PTS adalah variabel produk (2,283) tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan
dan promosi (2,216). Variabel produk proses penyampaian jasa pendidikan maupun
ditentukan oleh empat indikator yaitu program pengelolaan proses akhir. Pengembangan by
studi, metode pengajaran, sistem pengambilan process dan end process akan memberikan
414 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
dampak positif bagi citra PTS di masa Di samping analisis regresi, penelitian ini
mendatang. juga dilengkapi dengan hasil matriks korelasi
Faktor terakhir yang dipertimbangkan antarvariabel untuk melihat seberapa besar
calon mahasiswa adalah variabel fasilitas fisik korelasi antarvariabel (Tabel 5). Matriks
(1,755). Fasilitas fisik merupakan variabel korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara
yang memberikan pengaruh kurang signifikan variabel independen dan variabel dependen
pada taraf signifikansi 0,05. Variabel fasilitas yang paling rendah adalah 18,6% (variabel
fisik ditentukan oleh empat indikator, yaitu fasilitas fisik) dan tertinggi 62,1% (variabel
bangunan kampus, fasilitas perpustakaan, harga). Dari analisis korelasi tersebut, model
fasilitas komputer, dan fasilitas olahraga. penelitian ini terbebas dari masalah
Meskipun pengaruh variabel fasilitas fisik multikolinearitas, yaitu korelasi yang cukup
kurang signifikan, tetapi variabel tersebut tinggi antarvariabel independen. Multikolinea-
merupakan sarana pendukung bagi terseleng- ritas akan terjadi apabila korelasi antarvariabel
garanya proses penyampaian jasa pendidikan independen menunjukkan koefisien lebih besar
tinggi. Variabel fasilitas fisik merupakan dari 0,8 (Gujarati, 1995, h. 335; Arief, 1993,
pendukung bagi signifikansi pengaruh variabel 26-27). Hasil ini memperkuat penemuan
lainnya, sehingga pengembangan fasilitas fisik sebelumnya bahwa model regresi cukup baik
tetap dibutuhkan meskipun berada pada digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-
prioritas terakhir. faktor rangsangan pemasaran terhadap
pemilihan PTS di Yogyakarta dan Jawa
Tengah.
Fisik
Promosi
Produk
Orang
Proses
Lokasi
Harga
Pengembangan konsep jasa pendidikan nilai lebih daripada bentuk promosi yang
tinggi bagi calon mahasiswa masih didominasi bersifat aktif. Fasilitas fisik merupakan faktor
pertimbangan rasional-ekonomis, sehingga yang kurang signifikan dalam proses
pengembangan tersebut harus bertumpu pada penyediaan jasa pendidikan tinggi. Kombinasi
kemampuan daya beli calon mahasiswa untuk yang tepat dari ketujuh faktor rangsangan
memilih PTS. Selanjutnya, faktor lokasi juga pemasaran tersebut akan menjadi senjata
sangat menentukan bagi pengembangan PTS di ampuh bagi PTS untuk menyongsong era
masa mendatang. Lokasi PTS bagi calon persaingan bebas jasa pendidikan tinggi di
mahasiswa tidak saja dipandang dari sisi masa mendatang.
tempat tetapi juga lingkungan dan iklim yang
kondusif bagi proses pendidikan tinggi. Format
SIMPULAN
penyampaian proses pendidikan tinggi menjadi
faktor ketiga yang berpengaruh pada pemilihan Penelitian ini menggunakan teknik
PTS. PTS dituntut untuk melakukan pemer- confirmatory factor analysis untuk menguji
kayaan proses pendidikan dan pengajaran model pemilihan perguruan tinggi swasta di
mereka. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Atas dasar
Sumber daya manusia dan produk teknik pengujian tersebut, peneliti menetapkan
pendidikan tinggi menjadi faktor berikutnya. tujuh variabel rangsangan pemasaran yang
Kemampuan sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi pemilihan perguruan tinggi
ditawarkan PTS merupakan faktor penting swasta di Yogyakarta dan Jawa Tengah oleh
yang selalu melekat pada proses penyediaan calon mahasiswa.
dan penyampaian jasa pendidikan tinggi, Penelitian ini menghasilkan suatu model
sedangkan variasi dan fleksibilitas pengem- penelitian untuk menguji seberapa besar peran
bangan jasa pendidikan tinggi akan menjadi yang telah dilakukan PTS untuk mengakomo-
tuntutan di masa mendatang. Promosi dasikan kebutuhan dan keinginan calon
merupakan faktor signifikan terakhir yang mahasiswa. Dengan beberapa modifikasi dan
mempengaruhi pemilihan PTS. Bentuk-bentuk pengembangan, model penelitian ini dapat
promosi yang bersifat pasif ternyata memiliki menjadi rerangka market research bagi PTS di
416 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Oktober
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada khususnya perilaku pemilihan PTS. Untuk penelitian
dan perguruan tinggi di Indonesia pada mendatang disarankan untuk memperluas
umumnya untuk mendapatkan masukan dari cakupan atau ruang lingkup penelitian,
calon konsumen. Di samping itu, PTS perlu sehingga variabel yang dianalisis dapat
mengembangkan konsep jasa pendidikan lebih variatif dan representatif. Perluasan
tinggi secara berkelanjutan di masa mendatang variabel rangsangan pemasaran dan
atas dasar besarnya pengaruh variabel penambahan variabel nonpemasaran dapat
rangsangan pemasaran terhadap pemilihan dipertimbangkan untuk memperluas
PTS. cakupan tersebut.
Perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan 2. Keterbatasan penentuan sampel. Sampel
Jawa Tengah perlu mengubah paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
manajemen pendidikan yang hanya bertumpu dilakukan melalui dua tahap pengambilan
pada kemauan PTS atas dasar common sense sampel yaitu sampel sekolah dan responden.
tanpa melihat apa yang sebenarnya dibutuhkan Untuk mengatasi kelemahan penetapan
dan diinginkan calon mahasiswa (konsumen). responden yang sangat tergantung pada
Paradigma tersebut akan merugikan PTS kebijakan Kepala Sekolah, maka pengem-
dalam jangka panjang. Perubahan ini bukan bangan sampel pada penelitian selanjutnya
berarti PTS berubah menjadi sebuah perlu memasukkan variasi dalam
perusahaan komersial yang senantiasa penggunaan metode yang lebih obyektif.
mengejar keuntungan. Perubahan pandangan Responden sasaran yang digunakan dalam
tersebut diterapkan dengan tetap berpegang penelitian ini adalah konsumen potensial
pada prinsip etika layanan publik (public yang berhubungan langsung dengan proses
service ethics) yang menjadi salah satu pilar penyampaian jasa pendidikan tinggi yaitu
utama dalam penyediaan jasa pendidikan siswa kelas tiga SLTA. Pada kondisi riil,
tinggi bagi masyarakat di Indonesia. konsumen perguruan tinggi tidak hanya
calon mahasiswa tetapi juga organisasi
pemakai lulusan perguruan tinggi. Untuk
Keterbatasan Penelitian
penelitian mendatang, penetapan responden
Untuk penelitian selanjutnya di masa yang sasaran perlu mempertimbangkan kebu-
akan datang, peneliti menyarankan kepada PTS tuhan konsumen pemakai lulusan terhadap
dan peneliti lain untuk berupaya mengurangi jasa pendidikan tinggi.
keterbatasan yang ada pada penelitian ini. 3. Pengujian model dan instrumen penelitian.
Beberapa keterbatasan yang perlu dikurangi Penelitian ini menguji sebuah model
pada penelitian selanjutnya adalah: perilaku pemilihan perguruan tinggi swasta
1. Keterbatasan lingkup atau cakupan pene- oleh calon mahasiswa. Dari pengujian
litian. Penelitian ini hanya memfokuskan prasurvai diperoleh suatu model dan
pada aspek rangsangan pemasaran dan instrumen penelitian yang telah teruji
perilaku pemilihan PTS. Menurut model validitas dan reliabilitasnya untuk diguna-
kotak hitam, rangsangan yang diterima kan kembali dalam penelitian lain.
konsumen dapat berupa rangsangan Kuesioner (instrumen penelitian) yang
pemasaran (controllable stimuli) maupun disusun dalam penelitian ini perlu
nonpemasaran (uncontrollable stimuli) dan dikembangkan lebih lanjut untuk mendapat-
pemrosesan rangsangan tersebut dalam diri kan berbagai dimensi lain dari masing-
konsumen melibatkan karakteristik dan masing konstrak maupun konstrak-konstrak
proses pengambilan keputusan pemilihan lain yang belum ditemukan dalam
yang memiliki pengaruh besar terhadap penelitian ini. Untuk penelitian lebih lanjut,
2001 Risdwiyanto & Dharmmesta 417
Schilling, Melissa A. & Charles W.L. Hill Wajdi, Farid. (1998), "Faktor-faktor yang
(1998), "Managing the New Product Mempengaruhi Calon Mahasiswa Memilih
Development Process: Strategic Program Studi di Universitas Muham-
Imperatives." Academy of Management madiyah Surakarta." Empirika (Nomor
Executive (Vol. 12 No. 3), p. 67-81. 22), hal. 90-122.
Sekaran, Uma. (1992), Research Methods for Yudelson, Julian. (1988), "The Four Ps of
Business: A Skill-Building Approach. Nonprofit Marketing." Nonprofit World
Second Edition. Singapore: John Wiley & (November/December), p. 21-23.
Sons, Inc.
2001 Risdwiyanto & Dharmmesta 419
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
Matriks Komponen Analisis Faktor yang Telah Dirotasi
Butir Nama F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
1 PIL1 .905
2 PIL2 .793
3 PIL10 .682
4 PIL8 .680
5 PIL7 .606
6 PIL3 .592
7 PIL4 .585
8 PIL14 .541
9 PIL11 .536
10 PIL6 .531
11 PIL12 .493
12 PIL5 .451
13 PIL13 .435
14 HRG2 .892
15 HRG3 .852
16 HRG4 .829
17 HRG1 .773
18 LOK1 .888
19 LOK4 .844
20 LOK2 .812
21 LOK3 .807
22 PRM1 .873
23 PRM3 .693
24 PRM2 .667
25 PRM4 .660
26 PRM5 .542
27 PRM6 .533
28 PRD1 .898
29 PRD3 .812
30 PRD4 .756
31 PRD2 .707
32 PRS1 .824
33 PRS2 .758
34 PRS4 .720
35 PRS5 .582
36 PRS3 .549
37 FSK1 .873
38 FSK3 .760
39 FSK2 .711
40 FSK4 .632
41 ORG2 .829
42 ORG1 .768
43 ORG4 .727
44 ORG3 .556
45 PIL9*
Sumber: Hasil analisis faktor.
*Factor Loadings butir PIL9 tidak memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam salah satu faktor (FL<0,40)
dengan tingkat signifikansi 0,05.