Anda di halaman 1dari 15

AKPER YBIS SUNGAI PENUH

PERAWATAN COLOSTOMY

STANDARD
OPERASIONAL
ROSEDUR
Pengertian Suatu tindakan membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, & mengganti
kantong kolostomi dengan cara berkala sesuai kebutuhan
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Meningkatkan kebersihan klien
3. Mempertahankan kenyamanan kulit & lingkungan sekitar stoma
4. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
Kebijakan Pasien dengan kolostomy baik sementara maupun menetap.
Petugas Perawat
Peralatan 1. Kantong kolostomi
2. Kapas
3. Kasa steril
4. Larutan NaCl
5. Zink salep/ zink oil/ zink powder
6. Satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil
& gunting) dalam bak instrumen
7. Masker
8. Bengkok
9. Sepasang sarung tangan bersih
10. Kantong plastik
11. Perlak & pengalas
12. Tempat sampah
13. Pispot
Prosedur A. Tahap Prainteraksi
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
4. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Menggunakan sarung tangan/handscoon
3. Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai
letak/lokasi stoma
4. Meletakkan bengkok tepat di atas perlak didekatkan ketubuh klien
5. Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta bau
dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan
pinset & tangan kiri digunakan untuk menekan area  kulit klien
7. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kapas basah
(air hangat)
8. Membersihkan area stoma dengan amat sangat hati- hati memakai
kapas NaCl/ kapas basah, hindari terjadinya perdarahan.
9. Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan
menggunakan kasa steril
10. Observasi stoma & kulit area sekitar stoma
11. Memberikan zink salep/ zink oil/zink powder (tipis- tipis) apabila
terdapat adanya iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai
dengan ukuran stoma
13.Selanjutnya membuka salah satu sisi dari sebagian perekat kantong
kolostomi
14. Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal /
horizontal sesuai dengan kebutuhan
15.Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya  udara yang masuk
ke dalam kantong kolostomi
16. Merapihkan alat dan pasien
17. Melepas sarung tangan

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan mengobservasi keadaan umum
klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat .
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
PERAWATAN COLOSTOMY
No BOBOT
ASPEK YANG DINILAI NILAI

A Tahap Pra Interaksi 0 1 2 3 4


1 Persiapan alat :
kantong kolostomi, kapas, kasa steril, larutan nacl, zink salep/ zink oil/
zink powder, satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis,
kom kecil & gunting), masker, bengkok, sepasang sarung tangan
bersih, kantong plastic, perlak & pengalas, tempat sampah, pispot
2 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

4 Mencuci tangan

C Tahap Orientasi
1 Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
3 Memberikan kesempatan keluarga/ Pasien untuk bertanya

4 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

D Tahap kerja
1 Menjaga Privasi
2 Menggunakan sarung tangan/hendscoon
3 Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai
letak/lokasi stoma
4 Meletakkan bengkok tepat di atas perlak didekatkan ketbuh klien
5 Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta bau dll)
6 Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan
pinset & tangan kiri digunakan untuk menekan area  kulit klien
7 Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kapas basah
(air hangat)
8 Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan menggunakan
kasa steril
9 Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan menggunakan
kasa steril
10 Observasi stoma & kulit area sekitar stoma
11 Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) apabila terdapat adanya
iritasi pada kulit sekitar stoma
12 Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai dengan
ukuran stoma
13 Selanjutnya membuka salah satu sisi dari sebagian perekat kantong
kolostomi
14 Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal /
horizontal sesuai dengan kebutuhan
15 Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya  udara yang masuk ke
dalam kantong kolostomi
16 Merapihkan alat & pasien
17 Melepas sarung tangan
E Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan dan observasi keadaan umum pasien
2 Berpamitan dengan klien
3 Membereskan alat-alat
4 Mencuci tangan
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

TOTAL

Nilai batas lulus : 68 Nilai Akhir

Nilai : X4 =

88 Sungai Penuh, ....................................

Penguji

(.....................................)
AKPER YBIS SUNGAI PENUH

PERAWATAN NASOGASRTIC TUBE

STANDARD
OPERASIONAL
ROSEDUR
Pengertian Perawatan NGT adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menilai adanya
iritasi pada kulit serta memberikan perawatan kebersihan nasal dan mulut
Tujuan 1. Memberikan kenyamanan kepada pasien.
2. Untuk kebersihan nasal dan mulut pasien.
Kebijakan Klien yang tidak mamapu makan per oral (klien dengan kesadaran
koma yang mengalami gangguan gastrointestinal, klien yang memakai
bantuan ventilator, Klien yang tidak mendapatkan intake oral yang
adekuat (misalnya klien dengan kanker, sepsis, infeksi, trauma, injury
kepala)
Petugas Perawat
Peralatan 1. Baki + alas
2. Handscoon
3. Bengkok
4. Klem
5. sabun dan air
6. plester
7. kasa dalam kom
8. gelas yang berisi makanan cair, air putih dan obat.
9. corong
Prosedur A. Tahap Prainteraksi
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
4. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Persiapkan alat.
3. Atur posisi semi fowler pada pasien.
4. Kemudian pasang handscoon bersih.
5. Nilai kembali pempatan selang sebelum memberikan makanan,
atau obat-obatan dan pada setiap pergantian untuk pemberian
makanan secara continue.
6. Bilas selang dengan 30 mL air setelah setiap makan dan setelah
setiap pemberian obat.
7. Nilai adanya iritasi atau pecahnya kulit. Rekatkan ulang setiap
hari dan pada lokasi yang berlainan untuk menghindari penekanan
konstan pada satu area hidung.
8. Cuci dengan lembut area sekitar hidung dengan sabun dan air.
Berikan perawatan kebersihan nasal setiap hari dan jika
diperlukan.
9. Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika dibutuhkan.
10. Catat hasil atau respon pasien selama perawatan.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan mengobservasi keadaan umum
klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat .
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan
AKPER YBIS SUNGAI PENUH

MELAKUKAN MANUAL FECAL

STANDARD
OPERASIONAL
ROSEDUR
Pengertian suatu tindakan untuk membantu pasien yang tidak bisa BAB dengan cara
mengeluarkan feses secara manual  atau dengan menggunakan jari tangan.
Tujuan Prosedur ini bertujuan membantu mengeluarkan feces yang keras dari
rektum.
Kebijakan Pasien dengan retensi feces yang mengeras pada rektum atau simoid bagian
bawah, Klien yang sering mengeluh konstipasi, nyeri pada dubur.
Petugas Perawat
Peralatan 1. Sabun cair
2. Handuk 1 buah
3. tissu
4. dua baskom berisi air hangat
5. selimut mandi 1buah
6. waslap 1buah
7. sampiran
8. Sarung tangan bersih (tidak perlu steril) 1 pasang
9. Masker 1 buah
10. Pelumas/vaselin
11. Pispot 1 buah
12. Perlak dan alasnya masing –masing 1 buah
13. Celemek
14. Bengkok 1buah

Prosedur A. Tahap Prainteraksi


Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
4. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran
2. Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut tidur pasien
3. Mengatur posisi klien (miring ke kiri dengan lutut sedikit fleksi)
4. Buka pakaian bawah pasien
5. Pasang alas di bawah bokong pasien
6. Meletakkan pispot pada tempat yang memudahkan pelaksanaan
tindakan (di samping klien di bawah bokong)
7. Memakai masker
8. Memakai celemek
9. Memakai sarung tangan
10. Memberi pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
11. Memasukkan jari telunjuk ke lubang anus pasien sampai rektum
12. Gerakkan jari untuk menghancurkan feses
13. Melepaskan feces dari dinding rektum dengan membuat gerakan
melingkar di sekitarnya.
14. Menarik feces ke anus, dikeluarkan dan letakkan ke dalam
pispot.
15. Ulangi kembali tindakan jika masih teraba feses di rectum
pasien namun sebelum mulai memasukkan jari lagi observasi
irama jantung, perdarahan, rasa nyeri dan tanda kelelahan pada
klien (napas pendek, berkeringat) secara periodik selama
prosedur berlangsung; menghentikan prosedur bila ada
perubahan irama jantung dan memberi istirahat pada klien
sebelum prosedur dilanjutkan.
16. Bersihkan daerah perianal dengan tisu
17. Gunakan waslap untuk membersihkan daerah perianal dengan
sabun
18. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
19. Lepaskan alas bokong dan selimut mandi, kenakan kembali
selimut klien, ganti jika kotor
20. Lepaskan sarung tangan
21. Kenakan kembali pakaian klien
22. Merapikan peralatan
23. Buka sampiran
24. Bersihkan pispot

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan mengobservasi keadaan umum
klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat .
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan warna, konsistensi, bau feces dan
respons klien dalam catatan

AKPER YBIS SUNGAI PENUH


MELAKUKAN KUMBAH LAMBUNG

STANDARD
OPERASIONAL
ROSEDUR
Pengertian Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam memberikan
pertolongan kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan
tertentu dan kemudian mengeluarkannya menggunakan alat yaitu NGT
Tujuan 1. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran
pencernaan
2. Mendiagnosa perdarahan lambung
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung
Kebijakan 1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2. Persiapan operasi lambung
3. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
4. Gagal dengan terapi emesis
Petugas Perawat
Peralatan 1. Baki berisi selang NGT (ukuran dewasa 14 – 20 dan anak-anak 8 –
16)
2. baskom
3. Perlak dan handuk pengalas
4. Stetoskop
5. Spuit 10 cc
6. Plester
7. Nierbeken
8. Kom
9. Air hangat
10. Kassa/tissue
11. Jelly
12. Hanscune
13. Pinset
14. Corong
15. Gelas ukur

Prosedur A. Tahap Prainteraksi


Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
4. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan
saling percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran
2. Bantu klien untuk posisi semifowler (bila memungkinkan)
3. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan
dominan kanan (atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
4. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal : Bersihkan mukus dan sekresi
dari hidung dengan tissue lembab
5. Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue
wajah dalam jangkauan klien
6. Gunakan sarung tangan
7. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan
plester.
8. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan
menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan
pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi
tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
9. Ujung atas NGT diolesi jelly, dan bagian ujung bawah di klem.
10. Minta klien menengadahkan kepala (bila memungkinkan),
masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta
klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut (bila
klien dalam keadaan sadar)
12. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring,
instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan
(bila klien dalam keadaan sadar)
13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan
tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan (jika klien batuk
atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan
ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien
untuk bernafas dalam
14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang
hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta
klien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit
dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak
10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil
mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh,
fiksasi slang.
15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester
sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi
plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian
yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang
16. Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal
atau kepala lebih rendah selanjutnya klem dibuka.
17. Corong dipasang diujung bawah NGT, air hangat dituangkan ke
dalam corong jumlah cairan sesuai kebutuhan (+ 500 cc). Cairan
yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung dalam baskom
18. Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar
dari lambung sudah jernih.
19. Jika air yang keluar sudah jernih selang NGT dicabut secara pelan-
pelan dan diletakkan dalam baki.
20. Setelah selesai pasien di rapikan, mulut dan sekitarnya dibersihkan
dengan tissue.
21. Rapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan mengobservasi keadaan umum
klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat .
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan

AKPER YBIS SUNGAI PENUH


PROSEDUR MEMASANG DAN MONITOR TRANFUSI DARAH

STANDARD
OPERASIONAL
ROSEDUR
Pengertian merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien yang
membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan
darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi.
Tujuan 1. Meningkatkan volume sirkulasi darah (setelah pembedahan,
trauma atau hemoragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih
(misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia)

Kebijakan Klien dengan kadar hemoglobin di bawah normal, klien yang


mengalami syok hemoragi
Petugas Perawat
Peralatan 1. Standar Infus
2. Set Transfusi (Blood Set)
3. NaCl 0,9%
4. Aboket/IV kateter/set punksi vena jarum ukuran 18 atau 19 (jika
belum terpasang)
5. Produk darah yang benar sesuai program medis
6. Pengalas
7. Torniket
8. Kapas alkohol
9. Plester
10. Gunting plester
11. Kassa steril
12. bengkok
13. Sarung tangan

Prosedur E. Tahap Prainteraksi


Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat – alat
2. Verifikasi data sebelumnya bila ada yang diragukan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
4. Mencuci tangan

F. Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan senyum kepada klien, bina hubungan saling
percaya.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Memberikan kesempatan keluarga/pasien untuk bertanya
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
G. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Dekatkan alat didekat pasien
3. Mengatur posisi pasien
4. Pertahankan teknik aseptik saat menyiapkan cairan infus
5. Gantungkan cairan infus (NaCl 0,9%) pada tiang infus
6. Lepaskan selang transfusi set dari wadah dan tarik keluar
7. Geser klem selang disepanjang selang sampai berada tepat
dibawah bilik tetes untuk memfasilitasi aksesnya
8. Tutup klem selang transfusi set
9. Biarkan ujung selang transfusi set tetap tertutup plastik sampai
transfusi set dipasang (untuk mempertahankan kesterilan ujung
selang)
10. Lepaskan tutup botol/kantong cairan infus dan tusukan selang
transfusi set ke botol/kantong cairan infus
11. Isi “Chamber” dengan cairan infus 1/3-1/2 bagian dan alirkan
cairan sampai keujung selang. Jika didalam selang masih ada
udara, maka buka tu tup jarum dan keluarkan udaranya hingga
tidak ada, selanjutnya klem selang infus dan tutup jarum
kembali.
12. Memberikan label pada botol cairan infus NaCl 0,9% 250 ml
(tanggal dan jam pemasangan, tanggal dan jam dilepaskan,
terapi, tetesan).
13. Tentukan area penusukan intravena kateter pada bagian distal
terlebih dahulu dan pilih vena yang besar, bila perlu cukur bulu
pada area penusukan.
14. Letakkan pengalas dibawah area penusukan.
15. Memasang torniquet 5-15 cm diatas vena yang akan ditusuk
sampai vena terlihat jelas dan membersihkan area penusukan
dengan kapas alkohol/swab antiseptic. Untuk memobilisasi vena
lakukan peregangan kulit dengan cara menarik kulit dengan kuat
kebagian distal.
16. Memakai handscoon
17. Membuka jarum (aboket/vemflon), pegang kuat dengan tangan
dominan lalu masukkan jarum infus (aboket/vemflon) kedalam
vena sepanjang 1 cm dengan lubang jarum menghadap keatas
dengan sudut 15-30 derajat.
18. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (aboket/vemflon).
Jika terlihat ada darah dalam jarum (aboket/vemflon) maka tarik
keluar bagian dalam jarum sejauh 1 cm sambil menyusupkan
bagian luarnya lebih jauh kedalam vena.
19. buka torniquet, lalu tekan pada bagian atas vena dengan
menggunakan ibu jari tangan kiri agar darah tidak keluar.
Kemudian jarum bagian dalam ditarik keluar, selanjutnya
sambungkan aboket/vemflon dengan selang infus set secara
cepat dan cermat.
20. Buka klem pada selang transfusi set dan bila tidak ada tanda-
tanda infiltrasi dan cairan infus dipastikan menetes dengan baik,
kemudian melakukan fiksasi jarum (aboket/vemflon) dengan
plester (catatan : tempat penusukan dapat ditutup dengan kasa).
21. Menghitung tetesan infus NaCl 0,9% dengan seksamaa sesuai
instruksi.
22. Dapatkan komponen darah yang tepat untuk klien :
 Periksa program dokter sesuai instruksi
 Periksa format permintaan dan label kantong darah dengan
seorang teknisi laboratorium atau sesuai kebijakan lembaga.
Khususnya periksa nama klien, nomor identitas, golongan
darah (A, B, AB atau O) dan kelompok Rh klien, nomor
donor darah, dan tanggal kadaluarsa darah. Periksa adanya
ketidaknormalan warna, gumpalan SDM, gelembung udara
dan bahan asing lainnya. Kembalikan darah yang sudah
kadaluarsa atau yang tidak normal ke bank darah
 Dengan perawat lain, bandingkan catatan darah
laboratorium dengan : nama, nomor identitas klien, nomor
pada label kantong darah, golongan darah (A, B, AB atau O
dan tipe Rh) pada label kantong darah
 Tanda tangani format yang tepat dengan perawat lain sesuai
dengan kebijakan lembaga.
23. Pastikan identitas klien.
24. Tanyakan nama lengkap klien
25. Periksa gelang tangan klien untuk melihat nama dan nomor
identitasnya. Jangan memberikan darah ke seorang klien yang
tidak menggunakan gelang tangan
26. Susun perlengkapan transfusi set :
 Pastikan bahwa filter darah didalam bilik tetes tepat untuk
darah lengkap atau komponen darah yang akan
ditransfusikan. Setelah cairan NaCl 0,9% diberikan sebelum
memulai transfusi darah untuk membersihkan kateter IV
dari lauran atau obat yang tidak sesuai. Tutup klem
transfusi set.
27. Persiapan kantong darah :
 Balikkan kantong darah secara perlahan beberapa kali untuk
mencampur sel-sel darah dengan plasma. Membalikkan
kantong darah dengan kasar dapat merusak sel-sel darah.
 Buka port kantong darah dengan menarik carikannya
kebelakang.
 Tusukan transfusi set kedalam kantong darah
 Gantung kantong darah
 Buka klem transfusi set secara perlahan
28. Tetapkan transfusi darah :
 Darah akan mengalir kedalam bilik tetes yang sebelumnya
telah berisi cairan NaCl 0,9%
 Ketuk-ketuk filter untuk mengeluarkan setiap residu udara
didalam filter
 Atur kembali kecepatan aliran darah dengan klem transfusi
set
29. Pantau TTV klien secara ketat selama 5 sampai 10 menit
pertama :
 Alirkan darah secara perlahan selama 15 menit pertama
dengan tetesan 20 tetes per menit
 Perhatikan adanya reaksi transfusi yang merugikan, seperti
mengigil, mual, muntah, takikardi. Mengidentifikasi reaksi
tersebut dengan cepat guna meminimalisir akibat dari reaksi
transfusi.
 Ingatkan klien atau keluarga untuk memanggil perawat jika
gejala yang tidak lazim dirasakan saat transfusi.
 Jika reaksi ini terjadi maka laporkan pada perawat yang
bertanggung jawab dan lakukan tindakan keperawatan yang
tepat.
30. Dokumentasikan data yang terkait :
 Catat waktu mulai pemberian darah, termasuk tanda-tanda
vital, jenis darah, nomor unit darah, nomor urut (mis,
nomor 1 dan 3 unit darah yang diprogramkan), tempat
punksi vena, ukuran jarum, dan kecepatan aliran darah.

H. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan dan mengobservasi keadaan
umum klien
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat .
4. Cuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai