Anda di halaman 1dari 6

TEMPLATE TUGAS PBL

EKPLORASI KETERKAITANNYA DENGAN PENYEBAB DETERMINAN


Nama : LELA PUJIANTI
Mapel/Kelas : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / KELAS 5
Judul PBL : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI DENGAN PENERAPAN MODEL PROBLEM – BASED LEARNING ( PBL )
UNTUK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DI UPT. SD NEGERI 067242 MEDAN

TANGGAL
N
MODUL JENIS TUGAS DESKRIPSI TUGAS MENGERJAK
O
AN TUGAS
5 MODUL 5 Analisis Penentu Penyebab Faktor – faktor Determinan Hasil Belajar Peserta Didik Di UPT SD Dikerjakan tanggal 25
Nama Dosen : Masalah Mei 2023
Negeri 067242 Medan Menurun

Mesiono, A. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam 57% belum mencapai


M.Pd., Dr. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 ke atas.
.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di UPT
SDN 067242 Medan, terungkap masih banyak murid yang kurang
memperhatikan penjelasan 3 guru ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Murid cenderung tidak aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung, murid mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan
materi pembelajaran disebabkan karena dalam proses pembelajaran
guru hanya menggunakan metode ceramah dimana metode ceramah
bersifat satu arah artinya hanya guru yang menyampaikan informasi
dan memiliki unsur paksaan untuk mendengarkan, serta rendahnya
hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada murid di kelas V UPT
SDN 067242 Medan, yang dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM) pada mata pelajaran tersebut. Dari 28 jumlah murid hanya 12
murid (43%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 70, sedangkan 16 murid
(57%) lainnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Mengamati permasalahan di atas tersebut, murid membutuhkan inovasi


model pembelajaran baru untuk menarik daya tarik murid agar dapat
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Menurut Syamsidah & Hamidah (2018) Problem Based Learning
(PBL) adalah sebuah pendekatan yang memberi pengetahuan baru
murid untuk menyelesaikan suatu masalah, dengan begitu pendekatan
ini adalah pendekatan pembelajaran partisipatif yang bisa membantu
guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
karena dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-
paut) bagi murid dan memungkinkan murid memperoleh pengalaman
belajar yang lebih realistik (nyata). Meski demikian, guru tetap
diharapkan untuk mengarahkan pembelajaran menemukan masalah
yang relevan dan aktual serta realistik.

Berdasarkan deskripsi di atas peneliti akan melakukan sebuah


penelitian mengenai kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan
di UPT SDN 067242 Medan, Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan
dengan mengangkat judul: “Implementasi Model Problem Based
Learning (PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam Kelas V UPT SDN 067242 Medan”.

B. Peserta Didik Sibuk Sendiri Pada Saat Proses Pembelajaran


Berlangsung

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Jika metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar
yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa
maupun terhadap mata pelajaran itu tidak baik.Sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya, sehingga akibatnya siswa
malas untuk belajar. Guru biasa mengajar dengan metode ceramah
saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja
dan jika guru yang progresif dan mencoba metode-metode yang baru,
agar dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.Agar siswa dapat berjalan
dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat,
efisien dan efektif mungkin.

Bahan ajar merupakan media belajar bagi siswa yang di gunakan


dalam memahami apa yang di sampaikan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Jika bahan ajar yang di gunakan baik maka potensi dan
prestasi siswa akan meningkat. Oleh sebab itulah, guru perlu
menyusun bahan ajar, sehingga materi yang akan di sampaikan sudah
terkonsep dan disusun secara matang. Kreatifitas juga di perlukan
dalam mendesain bahan ajar, sehingga akan menghasilkan bahan ajar
yang baik dan menarik serta sesuai dengan kebutuhan siswa dan juga
sesuai dengan standar yang ada. Bahan ajar yang baik dan menarik
akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, sehingga mereka
belajar dengan sukarela dan ceria tanpa adanya paksaan ataupun
tekanan dari berbagai macam pihak, seperti pihak guru dan orangtua/
keluarga. Pengembangan bahan ajar memiliki fungsi untuk membuat
pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses belajar sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari. Pengembangan bahan ajar juga memiliki fungsi
untuk menjadi pedoman tenaga pendidik untuk mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran serta menjadi alat evaluasi
hasil belajar tujuan dari pengembangan bahan ajar untuk membuka
kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing
dalam memecahkan masalah tertentu berdasarkan kebiasaan dan
pengetahuan masing-masing. Pengembangan bahan ajar memiliki
manfaat bagi guru antara lain untuk mempermudah guru dalam
memperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik, memperkaya pengetahuan
karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.

Metode dan Bahan Ajar yang kurang menarik inilah yang


menyebabkan peserta didik Kelas V di UPT SD Negeri 067242
Medan sibuk sendiri pada saat proses pembelajran sedang berlangsung.
Sehingga peneliti berupaya untuk membantu pengajar khususnya
dalam pembelajaran PAI di UPT SD Negeri 067242 Medan untuk
meningkatkan Metode Pembelajaran dana Bahan Ajar yang menarik
dengan menerapkan Metode Problem Based Learning (PBL) yang
nantinya akan dapat mengurangi tingkat kesibukan sendiri peserta
didik saat pembelajaran berlangsung.

3. Murid mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi.

Melihat hasil observasi secara langsung pada pembelajaran PAI


di kelas V UPT SD Negeri 067242 Medan , Pembelajaran yang
masih monoton dilaksanakan memiliki dampak yang tidak baik
untuk perkembangan belajar siswa, karena jika siswa sudah
merasa bosan atau tidak tertarik lagi dengan pembelajaran ia
akan semakin malas dengan pembelajaran.

Ketika rasa bosan dan malas  itu sudah mempengaruhi proses


belajar mengajar, ada beberapa hal yang dilakukan siswa.
Misalnya ngobrol dengan teman sebangku via memo, seolah-
olah siswa tersebut sedang mecatat hal penting yang
disampaikan pendidik. kenyataannya mereka sedang asik
berbincang tentang hal yang lebih menarik (music, film, gossip,
bahkan tak jarang membicarakan pendidik yang sedang
mengajar).

Sebagai seorang guru, kita harus bisa mengenali setiap kondisi


peserta didik kita, karena setiap peserta didik memiliki karakter
yang berbeda-beda. Jika banyak yang tidak tertarik pada
pembelajaran yang kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang kita lakukan ini, monoton.

Pembelajaran yang seperti ini bisa terjadi karena kita sebagai


guru tidak melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang kita
lakukan setiap harinya. karena dengan kita melakukan evaluasi
diri, kita bisa tahu alasan yang membuat pembelajaran itu
monoton, baik dalam penyampaian kita saat belajar, media yang
digunakan kurang kreatif, dan kurangnya interaksi dengan
siswa.

Agar terhindar dari pembelajaran yang monoton kita sebagai


guru harus memiliki rencana tersendiri sebelum berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Adapun yang harus diperhatikan
agar pembelajaran tidak monoton yaitu: pengkondisian awal
belajar yang baik, penggunaan metode belajar yang tepat, 
pemilihan media belajar yang cocok untuk materi yang
diajarkan, saat pembelajaran berlangsung hadirkan kegiatan
yang menyenangkan seperti tepuk-tepukan, tebak-tebakan, dan
permainan lainnya, pemberian motivasi dan penghargaan pada
setiap murid agar terjalin hubungan yang harmonis.

Peneliti akan melaksanakan upaya untuk bekerja sama dengan


tenaga pengajar di UPT SD Negeri 067242 Medan khususnya
pembelajaran PAI bagi peserta didik kelas 5

4. Peserta Didik Masih Kurang Aktif dalam Proses


Pembelajaran

Pada observasi pembelajaran PAI Peserta didik kelas V di UPT


SD Negeri 067242 Medan , Pembelajaran yang berlangsung
hanya didominasi oleh guru. Peserta didik kurang berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar bahkan peserta didik
cenderung pasif misalnya tidak pernah memberikan pertanyaan
kepada guru, namun ketika diberikan pertanyaan oleh guru
mengenai materi yang dibahas, peserta didik seperti kesulitan
menjawab atau terbata-bata dalam menjawab. Terlihat peserta
didik tidak terbiasa berpartisipasi aktif mengemukakan
pendapat. Dalam hal ini guru masih sering menggunakan
metode ceramah dalam proses belajar mengajar serta hanya
menggunakan bahan ajar berupa buku paket. Penggunaan
internet sebagai sumber informasi dan data tambahanpun
sangat jarang dilakukan akibat dari akses internet yang kurang
baik di area Sekolah. Penggunaan media belajar seperti infokus
juga jarang dilakukan. Kondisi ini menyebabkan pembelajaran
hanya berlangsung dengan metode ceramah saja tanpa ada
penggunaan media belajar lain. Hal seperti ini mungkin juga
terjadi di sekolah lain yang memiliki keadaan sarana seperti di
sekolah tempat saya bertugas sebab tidak dapat dipungkiri
adanya kenyataan bahwa belum semua sekolah memiliki
fasilitas lengkap terutama pada sekolah di area Desa seperti ini.
Tentu saja sebagai guru kita harus terus berupaya untuk
berinovasi menciptakan kemajuan-kemajuan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar
menjadi lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
merangsang keaktifan peserta didik. Dengan partisipasi aktifnya
peserta didik dalam pembelajaran, guru dapat mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai