Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH STRUKTUR HEWAN DAN MANUSIA

PERTEMUAN KE-8

SISTEM PERNAFASAN
Latif Sofiana Nugraheni, S.Pd,. M.Si
Sistem pernapasan atau pertukaran gas adalah
pengambilan O2 molekuler dari lingkungan dan
pelepasan CO2 ke lingkungan
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbon dioksida ke
lingkungan
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
– Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2
dan CO2 antara darah dan udara
– Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan
CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas
ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau
mengerut
Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan
udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam
badan.
2. Respirasi/pernapsan perut
Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar
Volume rongga dada menjadi besar yang
mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara pasuk ke paru-paru.
• Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari.
• Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang
diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10
hingga 15 kalilipat.
• Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar
kecil tekanan udara.
• Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapai
100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
• Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40
milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen.
• Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak
200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc
karbondioksida / CO2.
• CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu
dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :

• Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 +


CO2
• Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
• Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb +
O2
• Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2
+ CO2

• Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang


mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung
karbon dioksida dan uap air.
• Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi.
Alat-alat Pernapasan
1. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
– Udara dari luar akan masuk
lewat rongga hidung (cavum
nasalis).
– Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya
terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera).
– Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran
pernapasan.
• Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara.
• Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler
darah yang berfungsi menghangatkan udara yang
masuk.
• Di sebelah belakang rongga hidung terhubung
dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut
choanae.
2. Anatomi Tenggorokan (Faring)
– Faring merupakan
suatu musculo fascial
tube yang dapat dibagi
menjadi nasofaring,
orofaring dan hipofaring.
– Faring dan laring
esophagus
menghubungkan cavum
nasi dan cavum oris.
– faring dan nasofaring
terpisah oleh palatum,
orofaring dan hipofaring
oleh epiglotis (Jonathan,
2014).
1. Nasofaring
• Nasofaring adalah bagian posterior dari rongga nasala yang mebuka
kearah rongga nasal melalui bagian dunaris internal (koana).
• Dua tuba eustachius (auditorik) menghubungkan bagian nasofaring
dengan telinga tengah. Tuba ini memiliki fungsi untuk menyetarakan
tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.
• Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan dari jaringan limfatik
yang terletak didekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat
menghambat alira udara (Sloane, 2016).

2.Orofaring
• Orofaring ini dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskuler.
• Bagian ini merupakan perpanjangan palatum keras tulang.
• Uvula adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah
dari bagian tengah tepi bawah pada palatum lunak.
• Amandel palatinum terletak pada bagian kedua sisi
orofaring posterior.
3. Hipofaring
• Hipofaring adalah bagian dari tenggorok yang berada di
belakang laring dan di bawah orofaring.
• Hipofaring memiliki struktur memanjang mulai dari tulang
hioid sampai kartilago krikoid.
• Batas hipofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis,
batas anterior adalah laring, batas inferior adalah esofagus,
serta batas posterior adalah vertebra servikal.
• Hipofaring dibagi menjadi tiga bagian yaitu sinus piriformis
lateral, dinding posterior laring dan daerah postkrikoid
anterior.
• Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan
masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan
pada saat tersebut sedang terbuka  tersedak
• Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
• Fungsi utama faring :
 menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk
 sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan
 menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan
3. Laring dan Trakea

a. Pangkal Tenggorokan (laring)


– Laring merupakan suatu
saluran yang dikelilingi oleh
tulang rawan.
– Laring berada diantara
orofaring dan trakea,
didepan lariofaring.
– Salah satu tulang rawan
pada laring disebut epiglotis.
– Epiglotis terletak di ujung
bagian pangkal laring.
• Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan
getaran-getaran suara pada laring.
• Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai
tempat keluar masuknya udara.
• Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun.
• Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok
(epiglotis).
• Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal
tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka.
• Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan
bergetar bila ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita
bicara.
b. Batang Tenggorokan (Trakea)
– Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak).
– Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.
– Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan.
• Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan
kerongkongan.
• Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi
dua cabang tenggorok (bronkus).
• Di dalam paru- paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi
menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus.
• Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
gelembung paru-paru (alveolus).
Struktur Paru-paru

• Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons


dan berisi udara yang terletak di rongga toraks.
• Paru merupakan jalinan atau susunan
bronkus,bronkiolus, bronkiolus respiratori, alveoli,
sirkulasi paru, saraf dan sistem limfatik.
1. Pulmo

• Pulmo atau Paru adalah organ


berbentuk piramid seperti spons
dan berisi udara yang terletak di
rongga toraks.
• Paru merupakan jalinan atau
susunan bronkus,bronkiolus,
bronkiolus respiratori, alveoli,
sirkulasi paru, saraf dan sistem
limfatik.
• Paru adalah alat pernapasan
utama yang merupakan organ • Paru-paru adalah organ yang
berbentuk kerucut apeks di atas mempunyai fungsi sebagai
dan sedikit lebih tinggi dari tempat pertukaran Oksigen
klavikula di dalam dasar leher dan Karbondioksida, tepatnya
(Sloane,2003). berada di alveolus melalui
sistem kapiler darah.
• Paru- paru kanan dibagi menjadi tiga lobus; lobus superior, lobus
medius dan lobus inferior
• Paru-paru bagian kiri terdiri dari dua lobus; lobus superior dan lobus
inferior
• Namun pada daerah paru kiri terdapat satu bagian di lobus superior
yang analog dengan lobus medius pada paru dextra, yang
dinamakan dengan “Lingual Pulmonalis”
• Diantara lobus – lobus tersebut terdapat fisura
• Pada paru-paru bagian dextra terdapat dua fisura 
 fisura horizontalis yang terdapat diantara lobus superior dengan
lobus medius
 fisura oblique yang terdapat di antara lobus medius dengan lobus
inferior,
• Paru-paru kiri hanya terdapat fisura oblique yang terletak diantara
lobus superior dan lobus inferior (Guyton & Hall, 2007).
• Paru mempunyai volume dan kapasitas tersendiri.
• Volume paru terdiri dari:
– volume tidal;
– volume cadangan inspirasi
– volume cadangan ekspirasi
– volume residu.
• Kapisitas paru bertujuan untuk menguraikan peristiwa-peristiwa
dalam siklus paru, kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih
dari volume- volume paru
– Kapasitas paru terdiri dari:
– kapasitas inspirasi;
– kapasitas residu fungsional;
– kapasitas paru total
– kapasitas paru total(Guyton & Hall, 2007)
• Paru-paru memiliki kemampuan recoil  kemampuan paru-
paru yang dapat mengembang dan mengempis dengan
sendirinya
• Faktor yg mempengaruhi kemampuan recoil;
– adanya surfactant yang dihasilkan oleh sel-sel alveolar tipe
II
– adanya otot- otot dinding thoraks dan otot-otot
pernafasan lainnya
– adanya tekanan negatif yang terdapat pada cavum
pleura(Sloane, 2003)
2. Pleura
• Pleura adalah membrane serosa yg membungkus paru-paru
• Pleura ini mempunyai nama tersendiri tergantung dengan lokasinya.
– Pleura yang menyelubungi rongga dada Pleura Parietalis
– Pleura yang menyelubungi paru-paru dinamakan Pleura Viseralis
• Dirongga pleural, diantara pleura parietalis dan pleura viseralis
terdapat suatu lapisan tipis cairan pelumas yang mempunyai fungsi
untuk mempermudah permukaan mengembang dan mengempis
selama proses pernafasan berlangsung serta berguna agar tidak
terjadi pemisahan antara thoraks dan paru (Price dan Wilson,
1995).
• Cairan yang terdapat pada lapisan tipis tersebut di sekresikan oleh
sel-sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang dan
mengempis tanpa friksi Ketika terjadi pernafasan akan terjadi
perubahan tekanan pleural (Sloane, 2003).
• Tekanan pleural adalah tekanan cairan dalam ruangan sempit
antara plura paru dan pleura dinding dada.
• Normalnya terdapat sedikit tekanan normal, yang
berartisuatu tekanan negative yang ringan.
• Tekanan pleura normal pada awal insiprasi adalah sekitar -5
cm H2O, yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk
mempertahankan paru agar tetap terbuka pada tingkatan
istirahatnya.
• Tekanan pleural berbeda dengan tekanan alveolar(Guyton and
Hall, 2007)
3. Alveoli
• Dalam setiap paru terdapat
sekitar 300 juta alveolus
dengan luas permukaan
seluas lapangan tenis.
• Terdapat dua tipe lapisan sel
alveolus:
– pneumosit tipe
I, merupakan lapisan
tipis yang menyebar dan
menutupi lebih dari 90%
daerah permukaan
– pneumosit tipe II yang
bertanggungjawab
terhadap sekresi
surfaktan.
• Surfaktan merupakan zat lipoprotein yang dapat mengurangi
tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terhadap
pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps
alveolus pada waktu ekspirasi.
• Alveolus dilapisi epitel selapis gepeng.
• Alveolus yang berdekatan memiliki septum inter alveoler
bersama.
• Di dalam septum ini terdapat pleksus kapiler yang ditunjang
serat jaringan ikat halus, fibroblas dan sel lain.

Anda mungkin juga menyukai