Anda di halaman 1dari 53

SISTEM PERNAFASAN

ULFAH NAJAMUDDIN, S.Si, M.Kes


DEVINTHA VIRANI
PENDAHULUAN
• Manusia membutuhkan suply oksigen secara
terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
Membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut.
• Pertukaran gas antara oksigen dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi
sel terus berlangsung.
PENDAHULUAN (2)
• Oksigen yang dibutuhkan untuk proses
respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen
sebanyak 20% dari seluruh gas yang ada.
• Oksigen masuk kedalam tubuh melalui
perantaraan alat pernapasan yang berada di
luar.
• Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-
paru berfungsi sebagai permukaan untuk
tempat pertukaran gas
Sistem Pernapasan
• Sistem pernapasan pada manusia mencakup
dua hal, yakni saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Urutan saluran
pernapasan adalah sebagai berikut:
• rongga hidung → faring → trakea → bronkus
→ paru-paru (bronkiol dan alveolus).
Jalannya Udara Pernapasan
1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oralfarink
4. melewati glotis
5. masuk ke trakea
5. masuk ke percabangan trakea yang disebut
bronchus
6. masuk ke percabangan bronchus yang disebut
bronchiolus
7. udara berakhir pada ujung bronchus berupa
gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
• pertukaran udara yang sebenarnya hanya
terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang
dewasa terdapat sekitar 300 juta alveoli,
dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau
sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau luas 100
kali dari kulit kita.
A. PUMONALIS

V. Pulmonalis
JALAN UDARA PERNAPASAN (JUP)
Nasal (Hidung)
• Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung
(cavum nasalis). Rongga hidung yg berlapis selaput
lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
• Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan.
• Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk.
Faring

Merupakan saluran
panjang otot polosyang
tidak sempurna, dengan
orifisium depan ke kavum
nasi, mulut dan laring
sehingga terdapat :
nasofaring, orofaring dan
laringofaring
Faring
• Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu
saluran tenggorokan (nasofaring) yang
merupakan saluran pernapasan, dan saluran
kerongkongan (oralfaring) yang merupakan
saluran pencernaan.
• Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring
merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.
Faring 2
• Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita
suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
• Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan
makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran
pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan.
Laring (pangkal tenggorokkan)
• Merupakan bagian pangkal dari saluran
pernapasan (trakea). Laring tersusun atas tulang
rawan yang berupa lempengan dan membentuk
struktur jakun.
• Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan
menutup saat menelan. Katup berfungsi
mencegah makanan dan minuman masuk ke
saluran pernapasan. Pada pangkal laring terdapat
selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika
terhembus udara dari paru-paru
Trakea (tenggorokan)
• Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan
kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa
dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3
lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan
berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang
rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas
jaringan ikat.
• Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan
bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan
selaput lendir yang sel-selnya berambut getar
berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk
bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara
paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
PARU-PARU
• Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian
atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk
dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat.
• Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan
(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-
paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
• Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis)
PARU-PARU (2)
• Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga
berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas
paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah
yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura
bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
• Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur
seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
• Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang
halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin
menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronchus (cabang tenggorokkan)

• Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi


bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-
paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3
bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi
2 bronchiolus.
• Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam
gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding
alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui
kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus
berdifusi masuk ke dalam darah.
• Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus
berupa kantong kecil yang salah satu sisinya
terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip
sarang tawon. Oleh karena alveolus
berselaput tipis dan di situ banyak bermuara
kapiler darah maka memungkinkan terjadinya
difusi gas pernapasan
Mekanisme bernapas

Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan


dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada
terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi,
demikian juga untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai
berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus
intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang
rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru
mengembang --> tekanan udara dalam paru-
paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
• 2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah
sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang
rusuk menurun --> paru-paru menyusut -->
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara luar -->
udara keluar dari paru-paru.
Mekanisme Pernapasan Perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut
sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi -
-> posisi dari melengkung menjadi mendatar --
> paru-paru mengembang --> tekanan udara
dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan
tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut
sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari
mendatar kembali melengkung --> paru-paru
mengempis --> tekanan udara di paru-paru
lebih besar dibandingkan tekanan udara luar --
>udara keluar dari paru-paru.
PERTUKARAN GAS ANTARA ATMOSFIR
DAN PARU-PARU
• Pertukaran gas terjadi karena adanya
perbedaan tekanan parsial masing-masing gas
antara atmosfir dan tekanan parsial gas
tersebut di alveolus paru-paru.
• Gas-gas tersebut bergerak dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang tekanannya
rendah
KOMPOSISI GAS-GAS DI ALVEOLUS
DAN UDARA ATMOSFIR
GAS UDARA ATMOSFIR Udara Alveolus
(mmHg) (mmHg)
N2 597 (78,62%) 569 (74,9%)
O2 159,0 (20,84%) 104 (13,6%)
CO2 0,3 (0,04 %) 40 (5,3 %)
H2O 3,7 (0,50 %) 47 (6,2 %)
TOTAL 760 (100 %) 760 (100 %)
• Tekanan parsial oksigen di atmosfir yaitu
sekitar 160 mmHg dan dialveolus sekitar 100
mmHg, sehingga terdapat selisih tekanan
sebesar 60 mmHg dan perbedaan tekanan
parsial inilah yang menyebabkan oksigen
masuk dari atmosfir ke alveolus
DIFUSI OKSIGEN DARI ALVEOLUS KE
KAPILER DARAH
• Difusi molekul-molekul oksigen diantara udara
alveolus dan darah paru ditentukan oleh
perbedaan tekanan parsial oksigen di alveolus
(PAO2) dan arteri (PaO2), luas area untuk
berdifusi, ketebalan membran difusi dan jarak
difusi.
• PAO2 gas oksigen dalam alveolus adalah 104
mmHg, sedangkan PaO2 sekitar 95 mmHg.
• Perbedaan tekanan ini yang menyebabkan
oksigen berdifusi dari alveolus ke arteri.
DIFUSI OKSIGEN DARI ALVEOLUS KE
KAPILER DARAH (2)
• Perbedaan tekanan oksigen di alveolus dan
arteri atau P (A-a) O2 normalnya < 20 mmHg
• Jika perbedaannya > 60 mmHg berarti terjadi
gangguan difusi
• Kira-kira 98% dari darah yang masuk atrium
kiri dari paru melalui kapiler alveolus dan
menjadi teroksigenisasi penuh, yaitu PaO2
mendekati 104 mmHg.
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
• Ada dua bentuk yaitu: terlarut dalam plasma dan
terikat dengan hemoglobin
• Oksigen yang terlarut dalam plasma berhubungan
langsung dengan PaO2.
• Karena oksigen relatif tidak larut dalam air, maka hanya
3 mL oksigen yang diangkut dalam bentuk terlarut
setiap 1 L darah pada PaO2 100 mmHg atau 0,003 mL
dalam 1 mL darah, sehingga jumlah O2 dapat diketahui
dengan rumus: PaO2 x 0,003
Dimana PaO2 = tekanan parsial oksigen arteri
0,003 = jumlah oksigen yang larut dalam 1 mL darah
(mL O2 /mmHg)
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
(2)
• Oksigen diangkut selain oleh plasma juga
diangkut oleh hemoglobin dan bersifat reversible
O2 + Hb → HbO2
• Oksigen terikat pada sisi heme dari hemoglobin
• Persentasi sisi heme hemoglobin yang mengikat
oksigen disebut saturasi oksigen (SaO2)
• Bagian heme dari molekul hemoglobin mampu
mengikat 4 molekul oksigen
• Saturasi oksigen tidak menunjukkan jumlah total
oksigen, karena tidak semua oksigen terikat
dengan hemoglobin
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
(3)
• Darah org normal mengandung hemoglobin hampir
15 g dalam tiap-tiap 100 mL darah, dan tiap gram
hemoglobin dapat berikatan dengan maksimal kira-
kira 1,34 mL O2
• OKI rata-rata hemoglobin dalam 100 mL darah dapat
bergabung dengan total kira-kira 20 mL oksigen bila
tingkat kejenuhan 100 %. Dinyatakan sebagai 20
persen volum.
• Jumlah oksigen yang terikat dengan hemoglobin
didapatkan dengan rumus :
SaO2 x kadar Hb x 1,34.
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
(3)
• Dmana : SaO2= saturasi oksigen arteri (%)
Kadar Hb = kadar Hb darah arteri (g/dL)
1,34 = Jumlah oksigen yang terikat 1 g hemoglobin (ml O2/g Hb)
• Jumlah total oksigen adalah jumlah oksigen yang
terlarut dalam plasma ditambah jumlah oksigen yang
terikat dengan Hb, disebut oxygen content (CaO2) =
SaO2 x kadar Hb x 1,34 + PaO2 x 0,003
• Disamping kemampuan darah dalam mengangkut
oksigen, transpor oksigen juga ditentukan oleh aliran
darah ke jaringan (Oxygen Delivery), DO2.
TRANSPOR OKSIGEN DALAM DARAH
(4)
• Kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pH, PCO2, suhu dan
2,3-diphospoglycerate (2,3-DPG).
• Peningkatan suhu, PaCO2, dan 2,3-DPG dan penurunan pH
akan menurunkan afinitas hemoglobin terhadap oksigen
dan menyebabkan kurva disosiasi bergeser ke kanan.
• Jumlah total oksigen yang terikat dengn Hb di dalam darah
arteri normal, dengan kejenuhan normal 97 %, tetapi waktu
melewati kapiler jaringan, jumlah ini berkurang, rata-rata
menjadi 14,4 mL
• Dengan demikian, pada keadaan normal kira-kira 5 mL
oksigen ditranspor ke jaringan oleh tiap-tiap 100 mL darah
DIFUSI OKSIGEN DARI KAPILER KE
CAIRAN INTERSTISIAL
• Bila darah arteri sampai ke jaringan perifer, PaO2
masih 95 mmHg. Sebaliknya, PO2 dalam cairan
interstisial rata-rata hanya 40 mmHg. Dengan
demikian, terdapat perbedaan tekanan sekitar 55
mmHg yang menyebabkan oksigen berdifusi
sangat cepat dari darah ke jaringan.
• PO2 jaringan ditentukan oleh keseimbangan
antara (a) kecepatan transpor oksigen dalam
darah ke jaringan dan (b) kecepatan pemakaian
oksigen oleh jaringan
DIFUSI OKSIGEN DARI KAPILER KE SEL

• Karena oksigen selalu dipakai oleh sel maka PO2


intraseluler tetap lebih rendah daripada PO2
cairan interstisial yang mengelilingi kapiler.
• Tidak semua oksigen yang ditranspor ke jaringan
digunakan oleh jaringan.
• Normalnya dalam keadaan istirahat,. Oksigen
yang digunakan sekitar 25 % dari jumlah yang
diangkut ke jaringan.
• Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
per menit satuan waktu disebut Oxygen
Consumption (VO2 )
Transport CO2
• CO2 terjadi oleh reaksi oksidasi dalam sel
• Pada proses oksidai menggunakan oksigen dan
dihasilkan CO2 dalam jumlah banyak.
• OKI tekanan parsial dalam sel cukup tinggi, kira-kira 70
mmHg
• Tekanan parsial CO2 dalam cairan interstisial 60 mmHg
dan dalam pembuluh darah vena 46 mmHg.
• Perbedaan tekanan inilah yang mengakibatkan
terjadinya difusi CO2 keluar dari sel, masuk ke cairan
interstisial , lalu ke pembuluh darah vena untuk
diangkut ke paru-paru dan dilepaskan dari pembuluh
darah ke dalam alveoli.
Transport CO2 (2)
• Hanya sekitar 5 % dari seluruh karbondioksida
diangkut oleh darah dengan cara melarut dalam
plasma darah. Sekitar 95 % berdifusi ke dalam sel
darah merah.
• Dua mekanisme pengangkutan CO2 oleh sel darah
merah, yaitu pertama bergabung dengan Hb
membentuk karbaminohemoglobin (20%) dan
yang kedua yaitu bereaksi dengan air membentuk
asam karbonat.
• CO2 dengan adanya enzim karbonat anhidrase
dalam sel dapat membentuk asam karbonat
dengan cepat
Penyakit terkait pernafasan
Struktur maupun fungsi sistem pernafasan manusia dapat
mengalami gangguan atau serangan penyakit. Antara lain:

• Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran


Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu
atau kotoran.
• TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan
bakteri Mycobacterium tuberculosa. Difusi oksigen akan
terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada
dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi
karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf
sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi
(miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai