diantaranya sudah kalian ketahui. Setiap peninggalan sejarah yang ada di Indonesia juga dipengaruhi oleh corak-
corak agama tertentu
Peninggalan Sejarah yang Bercorak Hindu di Indonesia
Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang berada di desa Prambanan atau berada di perbatasan Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Candi Prambanan diperkirakan telah dibangun sejak abad ke-9 Masehi.
Candi Prambanan juga menjadi canti terindah di Asia Tenggara. Arsitektur yang dimiliki oleh Candi Prambanan
terlihat sebagai bangunan yang tinggi dan ramping yang sama seperti pada candi Hindu lainnya. Selain itu,
UNESCO juga menetapkan jika Candi Prambanan merupakan salah satu situs warisan dunia bersama dengan
Candi Borobudur yang bercorak Buddha.
Prasasti Kutai
Prasasti Kutai merupakan salah satu peninggalan dari kerajaan Hindu yang berikutnya. Dimana Prasasti Kutai atau Prasasti
Mulawarman adalah peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Prasasti ini pertama kali ditemukan di dekat hulu
Sungai Mahakam yang juga masih masuk ke dalam wilayah Kerajaan Kutai. Prasasti sendiri merupakan dokumen atau
informasi penting tertentu yang mana dituliskan pada media batu maupun logam.
Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah tempat ibadah umat Budhha di Indonesia dan dunia yang berlokasi di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Selain itu, UNESCO juga sudah memasukkan Candi Borobudur sebagai salah satu
warisan budaya dunia.
Candi Borobudur sendiri terbentuk dari stupa-stupa dan menurut sejarah telah dibangun pada abad ke-8 Masehi
oleh para penganut Buddha Mahayana. Memiliki ukuran yang cukup besar, sehingga menjadikan Candi
Borobudur selalu menampakkan sisi megahnya.
Bahkan, Candi Borobudur dijadikan sebagai monumen dan kuil Buddha terbesar di dunia lho. Hingga saat ini,
keberadaan Candi Borobudur masih tetap dijadikan sebagai tempat peribadatan oleh para penganut ajaran agama
Buddha, terutama pada saat peringatan hari Trisuci Waisak.
Peninggalan sejarah yang bercorak Islam pertama adalah keberadaan dari Masjid Agung Demak. Masjid Agung
Demak juga dikenal sebagai salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia.
Seperti namanya, masjid ini didirikan pada masa Kerajaan Demak oleh Raden Patah pada abad ke-15 masehi.
Konon ceritanya, lokasi Masjid Agung Demak dulunya merupakan tempat berkumpulnya para Wali Songo yang
dipercaya sebagai penyebar Islam di Pulau Jawa.
Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh atau Meurah Silu (nama sebelum masuk Islam) yang juga
merupakan raja pertama Samudera Pasai.
Sejarah kerajaan
Hindu, Budha,
dan
Islam di Indonesia
Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia
Pada Masa
Perjuangan
Kemerdekaan
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dipenuhi lika-liku dan pertumpahan darah.
Sejak abad ke-16, tanah Nusantara sudah diincar berbagai bangsa asing. Adalah bangsa Portugis yang pertama
kali berhasil menguasai Malaka, Ternate, dan Madura. Salah satu perjuangan yang dilakukan pada zaman itu
adalah perjuangan Fatahillah dari Demak yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis pada tahun 1602.
Setelah Portugis, Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman kemudian memasuki wilayah Banten dan
Batavia, sehingga membentuk VOC untuk menguasai semua rempah-rempah yang ada di Indonesia.
Belanda membentuk banyak perjanjian dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara, seperti perjanjian
Bongaya dan perjanjian Giyanti, yang tentu saja merugikan warga pribumi Indonesia.
Setelah menguasai Nusantara selama kurang lebih 350 tahun, Jepang menyerang Belanda, hingga membuat
mereka menyerah tanpa syarat. Penjajahan Jepang atas Indonesia selama 3,5 tahun segera berakhir saat
Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara sekutu pada Perang Dunia II.
Setelah mengalami kekalahan dari sekutu, Jepang kemudian membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat.
Akhirnya terjadilah peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa itu terjadi ketika golongan muda menculik Soekarno
dan Hatta ke Rengasdengklok untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan.
Setelah dijemput Achmad Soebardjo dan kembali ke Jakarta, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo menyusun naskah
proklamasi di rumah Laksamana Maeda, yang kemudian diketik dengan rapi oleh Sayuti Melik untuk
ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Naskah proklamasi itu akhirnya dibacakan pada 17 Agustus 1945, tepatnya pukul 10.00 di Jl Pegangsaan Timur
No. 56 dan Indonesia pun remi menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dilanjutkan dengan mengesahkan Undang-undang Dasar (UUD)
sebagai dasar negara dari Republik Indonesia yang akhirnya dikenal masyarakat luas sebagai UUD 1945.(BRP)
Pahlawan
Kemerdekaan
Berkat jasa para pahlawan nasional Indonesia, negara kita dapat menyatakan kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945
Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman lahir di Bodas Karangjati tanggal 24 Januari 1916. Dia adalah seorang panglima besar
sekaligus jenderal pertama dan termuda di Indonesia. Ketika berusia 31 tahun, Jenderal Soedirman bergabung
dengan pahlawan kemerdekaan yang lain dalam melawan penjajah Jepang, Belanda, serta Sekutu.
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro memiliki nama kecil Raden Mas Ontowiryo. Ia lahir di D.I. Yogyakarta pada 11 November
1785.
Pangeran Diponegoro merupakan anak sulung Sultan Hamengkubuwono III yang dikenal sejak
kepemimpinannya pada Perang Diponegoro tahun 1825-1830.
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin memiliki julukan Ayam Jantan dari Timur. Dia adalah Pahlawan Nasional asal Sulawesi
Selatan yang merupakan putra kedua dari Sultan Malikusaid. Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 di Makassar.
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di DI Yogyakarta pada 02 Mei 1889. Dirinya
adalah sosok yang mendirikan perguruan Taman Siswa pada 1929 dan berkontribusi pada pribumi saat itu
yang tidak dapat sekolah.
Kapitan Pattimura
Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Ambon pada 1783. Pattimura melawan Belanda karena
mereka menguasai Maluku, menindas rakyatnya, memaksa kerja rodi, dan menguras kekayaan Maluku.
Dewi Sartika
Selain Kartini, ada pula Pahlawan Nasional Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan khusus
perempuan. Dia lahir pada 04 Desember 1884 di Cicalengka.
Sutan Syahrir
Sutan Syahrir lahir pada 05 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Pahlawan nasional Indonesia satu
ini sudah memulai sepak terjang di kancah politik saat mendirikan Jong Indonesia atau Pemuda Indonesia.
Haji Agus Salim memimpin organisasi Islam terbesar Sarekat Islam, menjadi anggota PPKI, memimpin surat
kabar, dan banyak melakoni peran lainnya.
Ir. Sukarno
Sukarno atau Bung Karno lahir 06 Juni 1901 di Kota Surabaya. Sejak sekolah di HBS Surabaya, dia sudah aktif
dalam aktivitas pergerakan nasional.
Setelah sepak terjangnya itu, Bung Karno menjadi Presiden Indonesia pertama mulai tahun 1945 sampai 1967.
Wakil Presiden pertama Indonesia ini juga mendapat julukan Bapak Koperasi.