Anda di halaman 1dari 4

Panduan Praktik Klinis

SMF : Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa


RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
2022-2023

GANGGUAN PANIK
1. Pengertian Adanya serangan panik yang berulang yaitu perasaan sangat ketakutan
(Definisi) yang muncul secara tiba-tiba, kekhawatiran yang berlebihan atau teror,
pada suatu periode tertentu yang sering disertai dengan perasaan akan
terjadinya malapetaka.
2. Anamnesis  Perasaan sangat ketakutan yang tiba-tiba dan berulang dan tidak
dapat diprediksi
 Khawatir berlebihan/teror
 Perasaan terjadinya malapetaka
 Adanya palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, pusing, depersonalisasi
atau derealisasi, rasa takut mati, kehilangan kontrol atau menjadi gila.
 Terjadinya ansietas ketika berada di suatu tempat atau situasi yang
kemungkinan sulit untuk meloloskan diri ( atau merasa malu) atau
kemungkinan tidak terdapat pertolongan jika mendapatkan serangan
panik atau gejala mirip panik.
 Situasi tersebut dihindari (misalnya, membatasi bepergian) atau jika
dilakukan biasanya disertai penderitaan yang nyata atau dengan
ansietas akan mengalami serangan panik atau gejala mirip panik,
atau memerlukan pendamping atau ditemani
 Serangan hanya berlangsung beberapa menit meskipun kadang-
kadang lebih lama
3. Status Mental  Roman muka tegang,takut, cemas
 Mood bisa depresi, cemas
 Depersonalisasi dan derealisasi
4. Kriteria Diagnosis Kriteria Diagnosis Berdasarkan DSM-5

A. Serangan panik tak terduga yang berulang. Serangan panik


adalah peningkatan tiba-tiba dari rasa takut atau
ketidaknyamanan yang hebat mencapai puncak dalam hitungan
menit, peningkatan tiba-tiba dapat terjadi dari keadaan tenang
atau keadaan cemas, dan terdapat 4 atau lebih dari gejala berikut
terjadi:
1. Palpitasi, jantung berdebar, atau detak jantung dipercepat.
2. Berkeringat.
3. Gemetar
4. Sesak napas
5. Perasaan tersedak
6. Nyeri dada
7. Mual atau distres perut.
8. Merasa pusing, goyang atau seperti akan mati.

Panduan Praktik Klinis_SMF Kesehatan Jiwa RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
9. Sensasi panas.
10. Parestesia (kesemutan).
11. Derealisasi atau depersonalisasi
12. Takut kehilangan kontrol atau "menjadi gila."
13. Takut mati.

Catatan: Gejala khusus (misalnya, tinnitus, nyeri leher, sakit kepala,


tidak terkontrol, berteriak atau menangis). Gejala ini tidak dihitung
sebagai salah satu empat gejala yang dibutuhkan.

A. Setidaknya satu dari serangan telah diikuti selama 1 bulan


(atau lebih) dari salah satu atau kedua hal berikut:
1. Kekhawatiran terus-menerus atau khawatir tentang serangan
panik tambahan atau konsekuensinya (misal kehilangan kontrol,
memiliki serangan jantung, "gila").
2. Perubahan maladaptif yang signifikan terkait perilaku serangan
(misalnya, perilaku yang dirancang untuk menghindari serangan
panik, seperti menghindari latihan atau tidak dikenal situasi).

A. Gangguan ini tidak disebabkan oleh fisiologis efek dari suatu


zat (misalnya, penyalahgunaan narkoba, obat-obatan) atau
kondisi medis lain (misal hipertiroidisme, gangguan
kardiopulmonal).

B. Gangguannya tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental


lain (misal serangan panik tidak terjadi hanya sebagai respons
terhadap situasi sosial yang ditakuti, seperti halnya kecemasan
sosial, dalam menanggapi objek phobik dibatasi atau situasi,
seperti fobia spesifik; dalam menanggapi obsesi, seperti pada
gangguan obsesif-kompulsif; tanggapan terhadap perpisahan
dari angka-angka lampiran seperti dalam kecemasan
perpisahan kekacauan).

B. Diagnosis F41.0 Gangguan Panik

C. Diagnosa Banding 1. Gangguan jantung (misalnya aritmia, takikardia supraventikular)


2. Gangguan endokrin (misalnya hipertiroid, hiperparatiroid dan
peokromositoma)
3. Disfungsi vestibular
4. Gangguan kejang
5. Kondisi psikiatrik lainnya (misalnya gangguan mood, gangguan
stress akut, gangguan obsesif kompulsif atau gangguan stres paska
trauma)
6. Gangguan psikotik
7. Ketergantungan/penyalahgunaan zat (misalnya gejala putus alkohol,
intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia atau kanabis)
D. Pemeriksaan 1. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
Penunjang 2. Pemeriksaan EKG
3. Pemeriksaan laboratorium,DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal,
glukosa sewaktu, dan fungsi tiroid
E. Terapi Penatalaksanaan

Panduan Praktik Klinis_SMF Kesehatan Jiwa RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
1. Farmakoterapi
Alprazolam dan fluoksetin merupakan dua obat yang telah
disetujui oleh FOOD and Drug Administration (FDA) AS untuk
penatalaksanaan gangguan panic
Dosis
Nama Obat Efek Samping
(mg/hari)

Lini Pertama Escitalopram 5-20 Ganggguan


pencernaan,
Fluoksetin 10-20 mual muntah,
diare, konstipasi
Sertraline 25-200

Venlafaksin XR 75-225

Lini Kedua Klomipramin 25-250 Antikolinergik

Imipramine 50-300

Mirtazapine 15-45 Antihistamin

Alprazolam 2-6 Sedasi

Adjunctive 1-3
Klonazepam

Lini Ketiga Divalproat 250-1500 Sedasi,


somnolens,
peningkatan BB,
system
pencernaan

Gabapentin 300-1200 Somnolens,sedas


i

Adjunctive 5-12,5 Peningkatan BB


Olanzapine

Risperidone 0,5-1 Sindrom


Ekstrapiramidal

Tidak direkomendasikan Buspiron, trazodon, propranolol,


Karbamazepin

2. Terapi Psikososial
 Terapi Perilaku Kognitif
 Psikoedukasi
Terapi Relaksasi
F. Edukasi  Psikoedukasi individual: diagnosis dan kepatuhan makan obat untuk
mencegah kekambuhan

 Psikoedukasi keluarga: perlunya dukungan (support) keluarga dalam


strategi terapi terutama pendampingan paseien dalam pengobatan
(kepatuhan makan obat) dan kontrol teratur ke Klinik Rawat Jalan

Panduan Praktik Klinis_SMF Kesehatan Jiwa RSUD Curup Kab. Rejang Lebong
Psikiatri untuk mencegah kekambuhan

G. Prognosis Dubia ad bonam bila pasien mendapat penatalaksanaan yang sesuai


Sebanyak 30-40% pasien dapat mengalami pemulihan sempurna dan
sekitar 50% pasien berlanjut mengalami gejala panik yang derajatnya
ringan yang tidak memengaruhi kehidupan sehari-hari pasien secara
bermakna.
H. Kepustakaan 1. MenKes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa.
Jakarta. 2015
2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry, Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 11th ed,
Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, 2015

Curup, 2022

Ketua Komite Medik SMF Ilmu Kesehatan Jiwa

dr. Neljun Iraldo Barasa, Sp.KJ


Nip. 19750601 200903 1 004
Mengetahui
Direktur RSUD Curup

dr. Rheyco Victoria,Sp.An


Nip.19800911 200804 1 001

Panduan Praktik Klinis_SMF Kesehatan Jiwa RSUD Curup Kab. Rejang Lebong

Anda mungkin juga menyukai