Anda di halaman 1dari 15

Universitas Pamulang Teknik Informatika – S1

PERTEMUAN 6
TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL

A. Tujuan Pembelajaran
1. Mendefinisikan pengertian frame komunikasi data menurut para ahli.

2. Mengklasifikasikan transmisi Synchronous dan Asynchronous.

3. Mendeskripsikan penerapan transmisi Synchronous dan Asynchronous.

B. Uraian Materi

1. Pembentukan Frame Komunikasi Data

Bingkai (frame) merupakan unit transmisi data digital di sebuah jaringan


komputer dan telekomunikasi. Dalam sistem packet switched, frame adalah wadah
sederhana untuk satu paket jaringan. Dalam sistem telekomunikasi lain, frame
adalah struktur berulang yang mendukung multiplexing pembagian waktu. Sebuah
bingkai biasanya mencakup fitur sinkronisasi bingkai yang terdiri dari urutan bit atau
simbol yang menunjukkan kepada penerima awal dan akhir data muatan dalam
aliran simbol atau bit yang diterimanya. Jika penerima terhubung ke sistem selama
transmisi bingkai, itu mengabaikan data sampai mendeteksi urutan sinkronisasi
bingkai baru. Dalam jalur jaringan yang terdiri dari banyak tautan antara dua node
yang berkomunikasi, masalah pada tautan apa pun dapat memperlambat atau
bahkan menghentikan semua komunikasi.

Model OSI jaringan komputer, bingkai adalah unit data protokol pada lapisan
data link. Bingkai adalah hasil dari lapisan terakhir enkapsulasi sebelum data
ditransmisikan ke lapisan fisik. (Kozierok, 2005) Bingkai adalah "unit transmisi dalam
protokol lapisan tautan, dan terdiri dari header lapisan tautan diikuti oleh paket." (R,
Braden, 2010)

Setiap bingkai dipisahkan dari bingkai berikutnya oleh celah antar bingkai.
Bingkai adalah rangkaian bit yang umumnya terdiri dari bit sinkronisasi bingkai,
muatan paket, dan urutan pemeriksaan bingkai. Contohnya adalah Frame Ethernet,
Frame Point to Point Protocol (PPP), Frame Fibre Channel, dan Frame modem V.42.

Komunikasi Data 80
Universitas Pamulang Teknik Informatika – S1

Seringkali, bingkai dengan beberapa ukuran berbeda bertumpuk di dalam


satu sama lain. Misalnya, ketika menggunakan Point to Point Protocol (PPP) melalui
komunikasi serial asynchronous, delapan bit dari masing-masing byte dibingkai oleh
bit start dan stop, (S.Lawyer & Hankins, 2011) byte data payload dalam paket
jaringan dibingkai oleh header dan footer, dan beberapa paket dapat dibingkai
dengan oktet batas bingkai.

Frame Data
Pada bagian ini dikhususkan untuk fungsi-fungsi yang disediakan oleh
protokol lapisan tautan data biasa yaitu, pada protokol layer 2. Dimana ada 2
frame data yang akan saya bahas yang disediakan oleh lapisan tautan data :

1) Transmisi Sinkron Biner (BiSynch)

Di dalam format frame ini merupakan bingkai dari suatu data yang
dimana transmisi sinkron biner atau karakter yang terdiri dari beberapa bagian
diataranya :

Block check character (BCC) : Bertindak sebagai penguji dari karakter blok
data dalam frame sinkron biner.

End of transmission block (ETB) : Adalah batas akhir dari transmisi.

End of header (EOH) : Batas akhir dari suatu header pesan.

Start of header (SOH) : Memberikan status informasi header yang berisi


terminal kendali dan prioritas utama.

Synchronization (SYN) : Mejadikan suatu karakter sinkronisasi pada


pengiriman data.

Secara blok diagram frame dimana transmisi sinkron biner terindikasi


(BiSynch) lihatlah pada Gambar 6.1 :

Gambar 6. 1 Frame Data Transmisi sinkron biner

Format ini hanya diaplikasikan untuk sistem transmisi half duplex,


serta koneksi point to point (PPP) menggunakan media 2 kawat atau 4 kawat.
Karakter ETX mungkin muncul di bagian data bingkai jadi, ini akan mengarah

Komunikasi Data 81
Universitas Pamulang Teknik Informatika – S1

ke akhir perhitungan tex yang salah. Format frame ini akan mengatasi
masalah ini dengan "meng-escape" karakter ETX dengan mendahului dengan
karakter DLE (data link-escape) setiap kali muncul di badan bingkai.

Struktur frame data akan menguji penerimaan suatu data, jika ada
tanda kegagalan NAK akan meminta kembali pengiriman data dan jika data
diuji ternyata tidak terjadi kegagalan maka penerima akan mengirim ACK.

2) Frame HDLC

High-Level Data Link Control (HDLC) merupakan protokol lapisan data


link sinkron transparan kode berorientasi bit yang dikembangkan oleh
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO). Standar yang dipakai
untuk HDLC adalah ISO/IEC 13239 : 2002. (Tanenbaum, 2005) HDLC
menyediakan layanan berorientasi koneksi dan tanpa koneksi. HDLC dapat
digunakan untuk koneksi point to multipoint melalui mode master slave asli
Normal Response Mode (NRM) dan Asynchronous Response Mode (ARM),
namun untuk saat ini jarang digunakan. Saat ini penggunaan koneksi point to
multipoint hampir secara eksklusif untuk menghubungkan perangkat ke
perangkat lainnya, menggunakan Asynchronous Balanced Mode (ABM).

Frame sikron biner memiliki beberapa kelemahan namun, dapat


diatasi dengan cara frame HDLC, dengan demikian penggunaan HDLC
sangatlah luas termasuk dalam sistem jaringan luas (WAN). Data frame HDLC
dapat digunakan baik pada sistem transmisi half duplex maupun full duplex,
bisa diartikan bahwa terdapat dua jalur komunikasi yang menghubungkan
pengirim dan penerima dalam dua jalur berbeda.

Komunikasi Data 82
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Gambar 6. 2 Prinsip dasar half & full duplex

Gambar 6. 3 Frame pesan DLC

Pada Gambar 6.3 merupakan bagian dari pesan HDLC. Frame yang
telah selesai terkirim berupa frame supervisor dipergunakan sebagai sinyal
konfirmasi yang menyatakan bahwa frame berhasil di terima, serta pesan juga
berguna sebagai status dari informasi terminal, pada saat mengirimkan data
dari hasil penerimaan frame terjadi sederetan kesalahan. (Sugiono, Djoko ,
2013, pp. 30-31)

Sinkronisasi
Karena informasi pada lapisan DLC (data link control) diperlakukan
sebagai blok bit, penting bagi pemancar dan penerima untuk mengidentifikasi
awal dan akhir blok data. Hanya kemudian, kedua DLC bisa saling menafsirkan
data dengan benar. Proses menemukan dan mengidentifikasi awal (dan
berakhir) data (blok) disebut sinkronisasi. Sinkronisasi membantu
mengidentifikasi bingkai DLC dengan menetapkan pola bit awal dan / atau akhir.
Transmisi semacam itu disebut transmisi sinkron (Syncronous Transmission).

Cara lain untuk menyediakan sinkronisasi adalah dengan transmisi


karakter data dengan karakter. Kode karakter yang digunakan dalam kasus ini
adalah yang didefinisikan pada layer lain untuk mewakili set karakter dalam bit
string. Transmisi karakter-per-karakter ini disebut transmisi asinkron
(Asynchronous Tranmission).

Komunikasi Data 83
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Protokol lapisan DLC memiliki tugas untuk mengirimkan N-PDU (protocol


data unit) ke lapisan jaringan stasiun yang terhubung langsung. Layanan ini
disediakan melalui langkah-langkah berikut. (Aftab, Ahmad, 2002)

1) Protokol DLC merangkum PDU lapisan jaringan dengan header/ trailernya


sendiri. Ini menghasilkan D-PDU untuk transmisi ke lapisan DLC peer.

2) Kemudian meminta PHY untuk mengirimkan D-PDU ke DLC di sisi lain


tautan. DLC penerima melakukan beberapa prosedur pada D-PDU yang
diterima dan kemudian mengirimkannya ke lapisan jaringan di atasnya. Untuk
menjalankan fungsi DLC dengan benar, perlu mengetahui cara menafsirkan
data yang diterima. Jika kehilangan sedikit pun data yang diterima, seluruh
paket dapat diartikan salah. Oleh karena itu sinkronisasi adalah salah satu
fungsi pertama yang dijalankan oleh DLC penerima.

3) Transmisi D-PDU terkadang diklasifikasikan sebagai salah satu dari dua jenis
sehubungan dengan mekanisme sinkronisasi, transmisi sinkron. Jenis
lainnya, transmisi asinkron, terutama mekanisme lapisan fisik. Namun, kedua
jenis transmisi tersebut tidak menyiratkan lapisan protokoltertentu.

Flow Kontrol
Dalam komunikasi data, kontrol aliran adalah teknik untuk memastikan
proses pengelolaan laju transmisi data antara dua (2) node untuk mencegah
pengirim cepat membanjiri penerima yang lambat. Dalam hal ini flow control
menyediakan mekanisme bagi penerima untuk mengontrol kecepatan transmisi,
dengan begitu node penerima tidak terjadi penumpukan dengan data dari node
transmisi. Aliran kontrol harus dibedakan dari traffic control, karna dengan
digunakannya aliran data akan mengontrol saat kemacetan benar-benar terjadi.
(Skovgaard, 2005)

Cara kerja Flow control dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah node


penerima mengirimkan umpan balik ke node pengirim atau tidak. Frame dapat di
kirim dari sederatan data, dimana setiap frame berisi kumpulan dari sebuah data
serta beberapa kontrol informasi. Station mempergunakan waktu untuk
menyalurkan seluruh bit dari frame ke media biasa, hal ini kita sebut juga dengan
waktu transmisi

Kontrol aliran penting karena memungkinkan komputer pengirim


mengirimkan informasi pada kecepatan yang lebih cepat daripada yang dapat

Komunikasi Data 84
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

diterima dan diproses oleh komputer tujuan. Dengan demikian jika komputer
penerima mempunyai beban trafic yang tinggi dibandingkan dengan komputer
pengirim, atau jika komputer penerima mempunyai daya proses yang relatif kecil
daripada komputer pengirim.

Gambar 6. 4 Model transmisi frame

Kita akan melihat proses kerja flow control tanpa ada kesalahan. Lihatlah
Gambar 6.4a yang akan digunakan sebagai Model dari (error-free transmission),
yang berupa diagram deretan waktu vertikal. Sekarang, coba kita asumsikan
bahwa keseluruhan outline yang ditransmisikan bisa diterima dengan baik,
dengan maksud tidak ada outline yang ditransmisikan datang dalam keadaan
error. Dengan begitu, tiap - tiap frame yang ditransmisikan akan mengalami
perubahan sebelum dan sampai ke penerima. berdasarkan artikel yang di tulis
oleh (Tanenbaum, 2005) setidaknya ada 2 metode flow control yaitu :

Stop and Wait Flow Control yaitu : Alur Proses kerja dapat di jelaskan
dengan, Entitas sumber mentransmisikan frame, setelah itu entitas tujuan
dapat menerima frame selanjutnya entitas tujuan segera melakukan
pengiriman balasan yang menjelaskan bahwa frame tersebut akan diterima
dan siap untuk menerima antrian frame lainya.

Sliding Window : Adalah metode flow control yang dimana penerima


memberikan izin kepada pemancar untuk mengirimkan data hingga jendela
penuh. Ketika jendela penuh, pemancar harus berhenti memancarkan
sampai penerima mengiklankan jendela yang lebih besar.

Komunikasi Data 85
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Eror Kontrol
Kontrol kesalahan didefinisikan sebagai kemampuan mendeteksi dan
memulihkan dari kesalahan dalam data yang diterima. Dalam transmisi data
frame, deteksi dan pemulihan biasanya ada dua proses yang berbeda. Serta
dalam mekanisme deteksi kesalahan, DLC berada di lapisan ujung pengiriman
saat memproses data sehingga jika ada kesalahan diperkenalkan selama
transmisi, mereka dapat dideteksi dengan memproses data lagi di sisi penerima.
Dalam mekanisme pemulihan kesalahan, unit data (frame atau paket) yang salah
akan diminta kembali atau diperbaiki oleh penerima. Selain itu, dalam proses
pengiriman data memungkinkan adanya kesalahan, yakni :

Tidak ditemukannya frame : Frame tidak sampai pada sisi yang lain, dimana
penerima tidak menyadari ketika frame telah selesai ditransmisikan.

Kegagalan frame : Frame yang disetujui telah sampai, kendati beberapa bit
mengalami kesalahan (sudah berubah pada saat transmisi).

Himbauan positif : dengan maksud mengembalikan balasan positif yang


dilakukan untuk frame agar bebas dari kesalahan yang diterima

2. Transmisi Synchronous dan Asynchronous

Dalam Bukunya (Smith, 2003) transmisi ialah transfer data (suatu aliran bit
digital atau sinyal analog digital) yang prosesny melalui saluran komunikasi point-to-
point atau point-to-multipoint. misalnya, saluran tersebut ialah kabel tembaga, serat
optic (FO), saluran nirkabel, peranti penyimpanan, dan bus komputer. Pengertian
yang paling umum dari sinyal digital, baik sinyal baseband dan passband yang
mewakili aliran bit disebut sebagai transmisi digital. Dalam telekomunikasi, juga
terdapat transmisi serial, transmisi inimerupakan transmisi berurutan dari elemen
sinyal dari suatu grup yang mewakili karakter atau entitas data lainnya. Transmisi
serial digital adalah bit yang dikirim melalui satu kabel, frekuensi atau jalur optik
secara berurutan. (Stalings,Wiliam, 2000)

Dalam pembahasan kali ini, saya menekankan pada transmisi data seri
yakni, data yang dikirim lebih dari satu sinyal berbeda dari sinyal pada saluran
pararel. Dengan transmisi seri, unsur-unsur pensinyalan dikirim sepanjang jalur
dalam satu waktu. Setiap unsur-unsur pensinyalan bisa bermakna :

Terbatas dari satu bit : Dalam kasus ini, adalah dengan pengkodean
Manchester.

Komunikasi Data 86
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Hanya satu bit : Contohnya, NRZ-L digital dan FSK analog.

Lebih dari satu bit : Contohnya, QPSK.

Agar dapat mempersempit pembahasan mengenai sistem transmisi


maka selanjutnya, saya akan melakukan pendekatan yang paling umum dalam
menjangkau sinkronisasi transmisi serial yang di harapkan. Ada dua pendekatan
dalam hal ini yaitu, dengan transmisi sinron dan asinkron.

Syncronous
Transmisi sinkron didefinisikan sebagai transmisi data dalam kelompok
atau blok yang dapat diidentifikasi. (Aftab, Ahmad, 2002, p. 134) Blok data, juga
disebut bingkai, terdiri dari sejumlah karakter atau bit dan memiliki awal dan akhir
yang jelas. Fungsi sinkronisasi membantu penerima mengetahui pola awal dan
akhir bingkai. Biasanya, pola bit tertentu dicadangkan untuk memberi sinyal
penerima tentang awal dan / atau akhir blok. Data tidak harus disimpan dalam
karakter untuk tujuan ini. Tidak perlu panjang blok yang tetap. Terkadang pola
bit sinkronisasi disebut Bendera (flag). Selain data dan flag, beberapa bidang
lainnya ditambahkan ke suatu blok yang dapat mengimplementasikan fungsi
yaitu :protokol pengalamatan, kontrol aliran, kontrol kesalahan dan prosedur
kontrol tautan. Bidang kontrol ini bervariasi dari protokol ke protokol. Bingkai khas
ditunjukkan pada Gambar 1.25.

Gambar 6. 5 Format frame synchronous

Dianjurkan untuk digunakan sebagai Bendera pola yang tidak terjadi di


tempat lain di dalam protocol data unit (PDU) yang berada di lapisan fisik 2.
Namun, ini tidak dapat dijamin karena data terdiri dari urutan acak ‘1’s dan ‘0’s.
Jika, dalam pola Bendera terjadi di bidang yang ditandai sebagai ‘Data’ pada
Gambar 1.25, penerima cenderung menganggap bahwa ini adalah akhir D-PDU.
Untuk menghindari situasi ini, diperlukan teknik transparansi data. Salah satu
teknik, disebut bitstuffing, digunakan untuk memodifikasi bidang 'Data' sehingga
Bendera tidak terjadi di dalamnya. Teknik lain adalah memiliki bidang data
panjang konstan.
Bit Stuffing
Tujuan dari bit stuffing adalah untuk mencegah terjadinya pola Flag di
bidang PDU (protocol data unit)yang seharusnya tidak terjadi. Karena informasi

Komunikasi Data 87
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

protokol terdiri dari bidang tetap, orang mungkin berpendapat bahwa bit stuffing
tidak diperlukan di bidang informasi protokol.
Sedangkan menurut (Stevens, 2012) Bit stuffing digunakan untuk
berbagai tujuan, seperti untuk membawa aliran bit yang belum tentu memiliki
kecepatan bit yang sama atau terkait secara rasional ke tingkat yang umum, atau
untuk mengisi buffer atau bingkai. Lokasi bit isian dikomunikasikan ke ujung
penerima tautan data, di mana bit ekstra ini dihapus untuk mengembalikan aliran
bit ke bit rate atau bentuk aslinya.
Tapi saat praktiknya, isian bit dapat dibuat di seluruh PDU selainflag
karena kesederhanaannya dibandingkan melalui isian bit selektif. Jika pola
Bendera terjadi (atau karena terjadi) di tempat yang tidak diinginkan, itu diubah
dengan cara yang dikenal. Contoh berikut dapat digunakan untuk
menggambarkan konsep tersebut. Misalkan string 8 bergantian '1's dan' 0's
digunakan sebagai Bendera (10101010). Memasukkan bit dapat dilakukan
dengan memasukkan '1' setiap kali pola 7-bit berikut ini muncul di bidang data
1010101. Jika ini disetujui oleh pemancar dan penerima maka :

Pada akhir pengiriman, mekanisme isian bit memantau bidang data PDU.
Setiap kali 1010101 terjadi, ia menambahkan '1' untuk membuatnya
10101011. Ini dilakukan terlepas dari nilaiaktual dari value of the eight bit
dalam data.

Mekanisme isian bit pada penerima juga memonitor data secara terus
menerus. Setiap kali pola 10101011 terjadi, '1' terakhir dihapus dari itu.
Dengan cara ini, data lapisan 3 dikirimkan tanpa perubahan apapun.

Banyak protokol lapisan fisik juga memungkinkan atau memerlukan


transmisi data blok demi blok. Sinkronisasi juga diperlukan untuk protokol PHY
tersebut. Namun, banyak protokol PHY memperlakukan karakter sebagai blok
transmisi. Transmisi sinkron dari satu karakter tidak praktis karena ukurannya
yang kecil. Fenomena menempatkan dan mengekstraksi informasi pewaktuan
berdasarkan karakter per karakter dapat di katakana sebagai Asynchronous
Transmission. (Aftab, Ahmad, 2002, p. 135)

Asyncronous
Dalam transmisi asinkron, sinkronisasi dicapai satu karakter pada satu waktu.
Oleh karena itu, penerima harus mengetahui awal dan akhir setiap karakter untuk
interpretasi yang benar dari aliran bit yang diterima. Sama seperti kita membutuhkan

Komunikasi Data 88
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

mekanisme untuk menentukan awal dan akhir bingkai dalam transmisi sinkron, kita perlu
mendefinisikan awal dan akhir karakter dalam transmisi asinkron.

Karakter ditransmisikan sebagai string bit yang didefinisikan dalam salah satu
dari beberapa set karakter. Dipertahankannya Waktu atau sinkronisasi di setiap
karakter. Hal ini di lakukan karena receiver mempunyai peluang untuk melakukan
sinkronisasi di awal setiap karakter baru.

Pada transmisi ini, di mana data dapat dikirim secara terputus-putus dalam aliran
yang tetap. (Webopedia, 2011) Setiap waktu yang diperlukan untuk memulihkan data
dari simbol komunikasi dikodekan di dalam simbol. Aspek yang paling penting dari
komunikasi asinkron adalah bahwa data tidak ditransmisikan secara berkala, dan tidak
harus disinkronkan secara tepat sepanjang waktu.

Gambar 6. 6 Karakter string Transmisi Asynchronous

Perhatikan pada Gambar 6.6 memberi penjelasan mengenai teknik ini.


(Sukaridhoto,ST.Ph.D, 2016, p. 207) Dimana satu pulsa (atau bit) digunakan untuk
memberi sinyal awal karakter, yang disebut bit awal dan bit yang lebih panjang
digunakan sebagai bit stop. Dalam transmisi asinkron, ketika tidak ada sinyal pada
saluran, serangkaian pulsa dikirim dengan polaritas yang berlawanan dengan pulsa
mulai, sehingga penerima dapat dengan jelas mengidentifikasi awal suatu transmisi.

Komunikasi Data 89
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Panjang minimum untuk elemen bit stop dapat dari durasi 1,1.5 atau bahkan 2
bit. Sistem yang menggunakan transmisi asinkron selalu mengirim data sebagai
karakter, apakah data aktual disimpan sebagai karakter atau tidak, dan adanya nilai
maksimum juga ditentukan. Dikarnakan komponen akhir serupa dengan status idle,
transmitter tidak akan terus mentransmisikan komponen akhir sampai komponen akhir
rampung mengirimkan karakter berikutnya.

Namun, kelemahan terbesar dari sebuah frame transmisi asynchronous adalah


ketidakmampuannya untuk ditransmisikan kembali jika suatu karakter diterima karena
kesalahan. Jika ada kesalahan dalam karakter, penerima tidak dapat memberi tahu
pemancar karakter mana yang salah. Jika kesalahan menyebar melalui serangkaian
karakter yang panjang maka komunikasi harus dimulai dari awal. (Aftab, Ahmad, 2002,
p. 136)

Gambar 6. 7 Skenario kemungkinan transmit dan recieve

Dalam Gambar 6.7 tersebut diatas, jam transmisi menunjuk ke tengah setiap bit.
Penerima, jika dalam sinkronisasi lengkap dengan jam transmisi, juga akan menunjuk
ke tengah setiap bit. Jika tidak ada bit berhenti yang digunakan dan karakter lain
mengikuti yang ini, maka kesalahan akan menyebar dan semua karakter yang tersisa
akan diterima dalam kesalahan.

Contoh : Pertimbangkan transmisi asinkron dalam bentuk karakter 7-bit dengan satu bit
mulai dan bit 1,5 stop. Untuk tautan 10 kbps, biarkan instance sampling pada penerima
berada di tengah-tengah setiap bit. Berapakah toleransi maksimum penyelarasan antara
jam pemancar dan penerima untuk penerimaan karakter yang benar pada saluran ini?

Solusi : Durasi bit = 1 / 10.000 = l00µsec

Asumsikan bahwa jam pemancar dan penerima disejajarkan di awal bit. Asumsikan dari
titik ini dan seterusnya, perbedaan antara jam pemancar dan penerimaadalah ∆detik
perdurasibit.

Komunikasi Data 90
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Perbedaan dua jam di tengah awal bit = ∆/2 sec

Perbedaan dua jam di tengah karakter pertama bit = ∆/2 sec

Perbedaan dua jam di tengah-tengah karakter ke-7 bit = 7∆ + ∆/2 sec

Selama perbedaan total ini kurang, dari setengah waktu bit bit (50 µsec) maka tidak ada
kesalahan. Karena merupakan nilai maksimum toleransi ∆max.

Dengan begitu, bisa di katakan bahwa teknik transmisi asynchronous sangat


sederhana dan murah akan tetapi perlu penambahan dua sampai tiga bit per
karakternya. Misalkan, untuk karakter 8-bit tanpa bit prioritas, menggunakan komponen
akhir sepanjang 1-bit, dua dari per sepuluh bit tidak membawa informasi, akan tetapi
mereka hanya bisa untuk sinkronisasi saja, sehingga akan menambah over head
sebanyak 20 persen.

Penerapan transmisi Asynchronous dan Synchronous


Jika sesudah memahami definisi dan perangkat beserta analogi dari
sitem transmisi sinkron dan asinkron ini, selanjutnya yaitu pengetahuan
mengenai penerapan transmisi tersebut , berikut adalah penjelasannya :

Komunikasi Sinkron

Komunikasi sinkron chat yaitu turunan dari komunikasi yang dikerjakan


menurut tulisan dan visual secara langsung tanpa tenggat waktu, atau biasa
dikatakan dengan real time.

Contoh penerapan : live chat dan video conference : pertukaran pesan verbal
maupun visual yang di lakukan secara daring (online) atau elektronik
synchronous yang dipakai dengan fitur aplikasi seperti : pesan whatsup, line
chat skype dll, zoom, goole live dan lain sebagainya.

Komunikasi Asinkron

Komunikasi tak langsung atau asinkron merupakan bentuk komunikasi yang


digunakan oleh perangkat komputer dan mekanismenya secara tunda atau
mempunyai tenggat waktu pada saat penerapannya.

Contoh penerapan pada komunikasi ini adalah : elektronik mail (email), fax,
forum, serta membaca dan menulis dokumen daring melalui World Wide Web.

Komunikasi Data 91
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

C. Soal Latihan/Tugas
1. Dalam struktur pelapisan OSI, sinkronisasi terjadi pada layer fisik dan layer data link.
Bisakah Anda secara singkat menyatakan kesamaan dan perbedaan dari dua tingkat
sinkronisasi ini?

2. Dalam frame komunikasi data, apa yang dimaksud dengan HDLC jelaskan!

3. Apa yang di maksud dengan Bit Stuffing ? dan Jelaskan mekanismenya !

4. Pada sistem komunikasi berdasarkan dengan cara pengiriman pesan dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu : Sistem satu arah (Simplex) dan Sistem dua arah
(Duplex). Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan kedua cara tersebut
berdasarkan pemahaman anda dan berikan contoh pemakaiannya!

5. Jelaskan perbedaan data dan informasi! menurut pendapat anda.

D. Referensi

Buku :
Aftab, Ahmad. (2002). In Data Communication Principle : For Fixed and wireles
Network. US: Springer.

S.Lawyer, D., & Hankins, G. (2011). Serial HOWTO. Section "20.4 Forming a Byte
(Framing).

Smith, D. R. (2003). Digital Transmission Systems. Kluwer International


Publishers.ISBN 1-4020-7587-1.

Stalings,Wiliam. (2000). Data and Computer Communications, 6th ed. Upper Saddle

Stevens, K. R. (2012). TCP/IP Illustrated Volume 1. The Protocols, Second Edition.


Kindle Edition loc 3505.

Sugiono, Djoko . (2013). Komunikasi Data & Interface, SMK/MAK XI. (A. Rofiq, Ed.)
Jakarta: Hak Cipta © 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

Sukaridhoto,ST.Ph.D, S. (2016). Komunikasi Data & Komputer "Dasar-Dasar


Komunikasi Data". Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Tanenbaum, A. (2005). Computer Networks (4 th Edition). New Dehli: Dorling


Kindersley Pvt Ltd.

Komunikasi Data 92
Universitas Pamulang S1 Teknik Informatika

Situs :
Kozierok, c. M. (2005, September 20). Data Link Layer (Layer 2). The TCP/IP Guide.
Retrieved from http://www.TCPIPGuide.com

R, Braden. (2010). Requirements for Internet Hosts. Communication Layers, 18.


Retrieved from https://tools.ietf.org/html/rfc1122#section-1.3.3

Webopedia. (2011, April 30). The term asynchronous is usually used to describe
communications in which data can be transmitted intermittently rather than in a
steady stream. Retrieved Agustus 20, 2020, from webopedia.com :
https://www.webopedia.com/TERM/A/asynchronous.html

Komunikasi Data 93
Universitas Pamulang Teknik Informatika

GLOSARIUM

Duplex Communication Merupakan sistem titik-ke-titik yang terdiri dari dua atau lebih
pihak atau perangkat yang terhubung yang dapat berkomunikasi satu sama lain
di kedua arah, biasanya dibagi menjadi 2 yaitu half duplex dan full duplex.

Point to point communication Adalah koneksi komunikasi antara dua titik akhir
komunikasi atau node. Contohnya adalah panggilan telepon, di mana satu
telepon terhubung satu sama lain, dan apa yang diucapkan oleh satu penelepon
hanya dapat didengar oleh yang lain.

OSI Layer Adalah model konseptual yang mencirikan dan membakukan fungsi
komunikasi dari sistem telekomunikasi atau komputasi tanpa memperhatikan
struktur internal dan teknologi yang mendasarinya.

DLC (data link control) Merupakan layanan yang disediakan oleh lapisan data link
dalam OSI Layer. Kartu antarmuka (NIC) jaringan memiliki alamat DLC yang
mengidentifikasi setiap kartu.

PDU (protocol data unit) Merupakan satu unit informasi yang dikirimkan di antara
entitas peer dari jaringan komputer. PDU terdiri dari informasi kontrol khusus
protokol dan data pengguna.

ISO Merupakan akronim dari International Organization for Standardization badan


Inernasional untuk Standardisasi yang bertujuan untuk mempromosikan standar
kepemilikan, industri, dan komersial di seluruh dunia.

Komunikasi Data 94

Anda mungkin juga menyukai