Anda di halaman 1dari 3

Kernel dan Peta

Anthony

1 Materi
Definisi 1 Misalkan T : V → W adalah pemetaan linear. Kernel dari T dan Peta dari T didefinisikan
sebagai berikut:

Ker(T ) = {x ∈ V |T (x) = 0}
P eta(T ) = {T (x)|x ∈ V }

atau, Kernel dari T adalah semua vektor di domain yang dipetakan ke vektor nol sedangkan Peta dari
T adalah semua hasil pemetaan vektor di domain.

Contoh 1
1. Jika T : V → W merupakan pemetaan nol, maka Ker(T ) = V dan P eta(T ) = {0}
2. Jika T : V → W merupakan pemetaan identitas, maka Ker(T ) = {0} dan P eta(T ) = V
3. Jika T : R3 → R3 merupakan operator proyeksi terhadap bidang-xy, maka

Ker(T ) = {(0, 0, z)|z ∈ R}


P eta(T ) = {(x, y, 0)|x, y ∈ R}

4. Jika T : P3 → P3 adalah operator turunan, maka

Ker(T ) = R, P eta(T ) = P2

Teorema 1 Jika T : V → W merupakan pemetaan linear, maka Ker(T ) adalah subruang dari V dan
P eta(T ) adalah subruang dari W .

Bukti 1.1 Akan dibuktikan bahwa Ker(T ) merupakan subruang dari V . Perhatikan bahwa,
• T adalah pemetaan linear, sehingga T (0) = 0 dan Ker(T ) tidak kosong.
• Ker(T ) merupakan subhimpunan dari V (lihat definisi).
Selanjutnya, ambil sembarang a, b ∈ Ker(T ) dan skalar α, maka T (a) = 0 dan T (b) = 0 dan

T (a + b) = T (a) + T (b) = 0 + 0 = 0
T (αa) = αT (a) = α0 = 0

Akibatnya, a + b, αa ∈ Ker(T ) dan Ker(T ) merupakan subruang dari V .

Butki 1.2 Akan dibuktikan bahwa P eta(T ) merupakan subruang dari W . Perhatikan bahwa,
• T adalah pemetaan linear, sehingga T (0) = 0 dan P eta(T ) tidak kosong.
• P eta(T ) merupakan subhimpunan dari W (lihat definisi).
Selanjutnya, ambil sembarang y1 , y2 ∈ P eta(T ) dan skalar β. Maka terdapat x1 , x2 ∈ V sehingga
T (x1 ) = y1 dan T (x2 ) = y2 .

y1 + y2 = T (x1 ) + T (x2 ) = T (x1 + x2 )


βy1 = βT (x1 ) = T (βx1 )

Akibatnya, y1 + y2 , βy1 ∈ P eta(T ) dan P eta(T ) merupakan subruang dari W .

1
Definisi 2 Misalkan T : V → W adalah pemetaan linear, maka

null(T ) = dim(Ker(T )) dan rank(T ) = dim(P eta(T ))

Contoh 2
1. Jika T : R3 → R3 merupakan operator proyeksi terhadap bidang-xy, maka

Ker(T ) = {(0, 0, z)|z ∈ R} = span {(0, 0, 1)}


P eta(T ) = {(x, y, 0)|x, y ∈ R} = span {(1, 0, 0), (0, 1, 0)}
null(T ) = 1, rank(T ) = 2

2. Jika T : P3 → P3 adalah operator turunan, maka

Ker(T ) = R, P eta(T ) = P2
null(T ) = 1, rank(T ) = 3

Teorema 2 Jika T : V → W adalah pemetaan linear dengan dim(V ) = n, maka

rank(T ) + null(T ) = n

Bukti 2 Pembuktian teorema ini akan dibagi menjadi 3 kasus:

Kasus 1 : null(T ) = 0
Diketahui Ker(T ) = {0}, Misalkan B = {b1 , b2 , ..., bn } adalah basis untuk V .
Untuk semua y ∈ P eta(T ), terdapat x ∈ V sehingga y = T (x). Vektor x dapat dinyatakan sebagai
kombinasi linear dari basis V , yaitu

x = α1 b1 + α2 b2 + ... + αn bn

Maka

y = T (α1 b1 + α2 b2 + ... + αn bn )
= α1 T (b1 ) + α2 T (b2 ) + ... + αn T (bn )

Akibatnya, {T (b1 ), T (b2 ), ..., T (bn )} membangun P eta(T ).


Selanjutnya akan dibuktikan bahwa {T (b1 ), T (b2 ), ..., T (bn )} bebas linear. Tinjau persamaan berikut

a1 T (b1 ) + a2 T (b2 ) + ... + an T (bn ) = 0


T (a1 b1 + a2 b2 + ... + an bn ) = 0

Karena Ker(T ) = {0}, haruslah

a1 b1 + a2 b2 + ... + an bn = 0

Karena B = {b1 , b2 , ..., bn } bebas linear, skalar yang memenuhi persamaan tersebut adalah ai = 0
untuk i ∈ N, i ≤ n. Akibatnya, {T (b1 ), T (b2 ), ..., T (bn )} bebas linear dan {T (b1 ), T (b2 ), ..., T (bn )}
merupakan basis bagi P eta(T ). Sehingga,

rank(T ) = n
null(T ) + rank(T ) = 0 + n = n

Kasus 2 : 1 ≤ null(T ) = k < n


Misalkan B = {v1 , v2 , ..., vk } adalah basis untuk Ker(T ). Karena Ker(T ) merupakan subruang dari V ,
B dapat diperluas menjadi B 0 = {v1 , ..., vk , vk+1 , ..., vn } sehingga B 0 merupakan basis bagi V Untuk
semua y ∈ P eta(T ), terdapat x ∈ V sehingga y = T (x). Vektor x dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linear dari basis V , yaitu
x = α1 v1 + α2 v2 + ... + αn vn

2
Maka

y = T (α1 v1 + α2 v2 + ... + αn vn )
= αk+1 T (vk+1 ) + ... + αn T (vn )

Akibatnya, {T (vk+1 ), ..., T (vn )} membangun P eta(T ).


Selanjutnya akan dibuktikan bahwa {T (vk+1 ), ..., T (vn )} bebas linear. Tinjau persamaan berikut

ak+1 T (vk+1 ) + ... + an T (vn ) = 0


T (ak+1 vk+1 ... + an vn ) = 0

Karena Ker(T ) = span {v1 , v2 , ..., vk }, haruslah

ak+1 vk+1 + ... + an vn = a1 v1 + ... + ak vk


a1 v1 + ... + ak vk − ak+1 vk+1 − ... − an vn = 0

Karena B 0 = {v1 , v2 , ..., vn } bebas linear, skalar yang memenuhi persamaan tersebut adalah ai = 0
untuk i ∈ N, i ≤ n. Akibatnya, {T (vk+1 ), ..., T (vn )} bebas linear dan {T (vk+1 ), ..., T (vn )} merupakan
basis bagi P eta(T ). Sehingga,

rank(T ) = n − k
null(T ) + rank(T ) = k + (n − k) = n

Kasus 3 : null(T ) = n
Ingat bahwa Ker(T ) merupakan subruang dari V , kemudian diketahui bahwa null(T ) = n = dim(V ).
Maka Ker(T ) = V . Akibatnya, T merupakan pemetaan nol, atau P eta(T ) = {0}. Sehingga,

null(T ) + rank(T ) = n + 0 = n

2 Latihan
Tentukan basis untuk Ker(T ) dan P eta(T ) dari pemetaan linear berikut:

1. T : R2 → R3 , T (x, y) = (2x − y, −8x + 4y, 4x − 2y)


 
1 2
2. T : M2×2 → M3×2 , T (A) = BA dengan B = 1 2
1 1

3. T : P2 → R3 , T (p(x)) = (p(0), p(1), p(2))

Contoh Solusi No 3 Misalkan q(x) = a0 + a1 x + a2 x2 ∈ P2 sehingga T (q(x)) = 0. Maka (a0 , a0 +


a1 + a2 , a0 + 2a1 + 4a2 ) = (0, 0, 0). Kita dapatkan SPL sebagai berikut

a0 = 0 (1)
a0 + a1 + a2 = 0 (2)
a0 + 2a1 + 4a2 = 0 (3)

Solusi dari SPL diatas adalah a0 = a1 = a2 = 0. Sehingga Ker(T ) = {0}. Karena P eta(T ) merupakan
subruang dari R3 dan dim(P eta(T )) = 3, maka P eta(T ) = R3 .
∴ Basis dari Ker(T ) adalah {} dan basis dari P eta(T ) adalah {(1, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1)}

Anda mungkin juga menyukai