Perhatikan:
A0 = Q0 R0
A1 = R0 Q0 = Q−1 0 AA0
−1
A2 = Q1 A1
.
.
.
Ak+1 = Q∗k Q∗k+1 . . . Q∗1 Q∗0 AQ0 Q1 . . . Qk+1 Qk
Definisikan :
Q(k) := Q0 Q1 . . . Qk
1
2
Bisa ditulis :
Ak+1 = (Q(k) )∗ )A(Q(k) )
AQ(k) = Q(k) Ak+1 = Q(k) Qk+1 Rk+1
AQ(k) = Q(k+1) Rk+1
Klaim :
Ak+1 = Q(k) R(k) ; dengan R(k) = Rk . . . R1 R0
Untuk k = 0 benar
A1 = A0 = Q0 R0 = Q(0) R(0) .
Misalkan :
Ak = Q(k−1) R(k−1)
A(k+1) = A.Ak
A(k+1) = A.Q(k−1) .
Lema 1. Matriks segitiga atas yang uniter adalah matriks diagonal
D = diag(d1 , d2 , . . . , dn) dengan |d1 | = . . . = |dn |.
Akibat 1. Jika A = Q1 R1 = Q2 = R2 adalah dekomposisi QR bagi
A, maka:
Q1 = Q2 D
Untuk suatu matriks diagonal D = diag(d1 , . . . , dn) dengan |di | = 1
untuk setiap i
Proof. Misal A adalah matriks segitiga atas. Diklaim bahwa A−1 juga
matriks segitiga atas. Matriks A dapat ditulis
A=D+T
Dengan D adalah matriks diagonal dan T adalah matriks segitiga atas
dengan entri diagonalnya adalah nol.
0,
jika i < j
lk,ij = 1, jika i = j
λi k , jika i > j
λj
karena i > j maka |λj | > |λi | sehingga | λλji | dan ( λλji ) konvergen ke 0.
Jadi, Lk konvergen ke matriks identitas.
Tulis:
Lk = I + F k
P
Jika A dominan : |aii | > j̸=i |aij | maka A invertible.
Akibatnya untuk k cukup besar, Lk invertible.
Tulis:
T Lk = T + T Fk
Lk = (I + T Fk T −1 )
Untuk k cukup besar, I + T FK T −1 punya invers dan bisa dituliskan
sebagai:
I + T Fk T −1 = Uk Tk
dengan Uk uniter dan Tk segitiga atas.
(1) T Lk = Uk Tk T
Karena Uk uniter, maka barisan Uk norma matriksnya terbatas. Aki-
batnya, ada subbarisan Ukj yang konvergen. Akibatnya, untuk indeks
yang sama subbarisan Tkj konvergen.
Misalkan:
Tk = Uk∗ (I + T Fk T −1 )
Ambil limit subbarisan
I = UT
Di sisi lain I = I.I adalah dekomposisi QR juga untuk I. Karena entri
diagonal T semuanya positif, maka:
I = UT
adalah dekomposisi QR yang tunggal untuk I.
Jadi haruslah:
U =I=T
Perhatikan kembali:
Ak = T Lk Dk R
Ak = U (Uk Tk T )Dk R
Ak = (U Uk )(Tk T Dk R)
Ak = (Q(k−1) )∗ AQ(k−1)
Ak = (U Uk △k )∗ A(U Uk △k )
Ak = △∗k Uk∗ U ∗ AU Uk △k
Klaim:
A = U T DT −1 U −1
6
Sehingga:
Ak = △∗k Uk∗ U ∗ (U T DT −1 U −1 )U Uk △k
Ak = △k Uk∗ T DT −1 Uk △k
konvergen ke △∗k T DT −1 △k yang merupakan matriks segitiga atas.
Sekarang perlu ditunjukkan bahwa entri diagonal dari △∗ (T DT −1 )△
sama dengan nilI eigen D.
Jadi, Ak konvergen ke matriks segitiga atas yang entri diagonalnya
adalah nilai eigen dari A.
□
Definisi 1. Suatu matriks A ∈ Cnxn disebut strictly dominan, jika
untuk setiap i = 1, ..., n berlaku
n
X
|aij | > |aij |
j̸=i
Jadi λ ∈ Di □
Teorema 4. Jika Di1 ∪ Di2 ∪ ... ∪ Dim tidak beririsan dengan n − m
cakram lainnya, maka akan terdapat tepat sebanyak m nilai eigen di
Di1 ∪ Di2 ∪ ... ∪ Din .
Proof. Kita gunakan fakta bahwa determinan merupakan fungsi kon-
tinu dari entri-entri matriks. Akibatnya nilai eigen juga merupakan
fungsi kontinu dari entri-entri matriks. Misalkan D = diag(a11 , a22 , ..., ann )
dan N = A−D. Tulis A = D+N . Didefinisikan A(t) = D+Nt dengan
0 ≤ t ≤ 1. Perhatikan bahwa A(0) = D dan A(1) = A. Mula-mula
gabungan cakram Di1 ∪ Di2 ∪ ... ∪ Dim memuat m nilai eigen dari A(0).
Misalkan λ(t) nilai eigen dari A(t). Karena λ1 (1) merupakan lintasan
kontinu, maka λ1 (t) merupakan himpunan yang connected, maka λ1 (t)
seluruhnya berada di Di1 ∪ Di2 ∪ ... ∪ Din . Khususnya nilai eigen dari
A(1) = A ada di gabungan cakram. Jadi ada tepat terdapat m nilai
eigen dari A di gabungan cakram □
4x4
2. Misal 1A ∈1C
Contoh dengan entri
4 0 2 2
0 3 + 4i 1 1
A=
i 0 −3 1
1 1
0 2 3
2
9
2
Re(z)
−6 −4 −2 2 4 6
−2
−4
Teorema 5. Jika aii real dan cakram Di dengan pusat di aii disjoint
dengan cakram lainnya, maka ada tepat satu nilai eigen real di Di .
Proof. Pertama kita tahu ada tepat satu nilai eigen di Di . Jika λ =
x + iy merupakan nilai eigen dari A, maka λ̄ = x − iy juga merupakan
nilai eigen dari A. Hal ini karena, bila diasumsikan A adalah matriks
real. Misal x adalah vektor yang berkorespondensi dengan λ. Maka
kita punya
Ax = λx.
¯
¯ = λx
Ax
Ax̄ = λ̄x̄.
Perhatikan bahwa x adalah vektor tak nol karena x adalah vektor eigen.
Maka x̄ juga vektor tak nol. Sehingga jika Ax̄ = λ̄x̄ maka λ̄ adalah
nilai eigen dari A yang berkorespondensi dengan vektor x̄.
10
λ̄
Dari ilustrasi di atas, andaikan λ nilai eigen tidak real yang termuat di
Di , maka λ̄ juga termuat di Di . Akibatnya Di memuat dua nilai eigen.
Hal ini kontradiksi dengan ada tepat satu nilai eigen real di Di . Jadi
haruslah nilai eigen yang termuat di Di real. □