579 1124 1 SM
579 1124 1 SM
Secara etimologi kata mahārah qira`ah berasal dari bahasa Arab dari kata
maharah yang berarti pandai atau mahir. Secara terminologi kata maharah adalah
kemahiran atau keterampilan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran
bahasa. Adapun kata al- qira`ah artinya membaca. Membaca sebagai melihat dan
memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau di dalam hati sebuah
tulisan. Kemahiran membaca adalah suatu kemampuan berbahasa yang dimiliki
seseorang dalam melihat dan memahami makna yang terkandung dalam sebuah
tulisan dengan terampil, tepat dan fasih, sehingga pesan yang ingin disampaikan
penulis melalui tulisannya dapat ditangkap dan dipahami maknanya oleh pembaca
dengan baik dan tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pengajar
bahasa Arab dalam pembelajaran qira`ah adalah keterampilan membaca teks dan
mendapatkan informasi dari wacana tertulis.
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab terdapat tiga istilah penting yang
mana saling berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu pendekatan, metode, dan
teknik. Yang mana menurut Edward Anthony (dalam Effendy, 2017) menjelaskan
bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi yang berkaitan dengan hakekat
bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian
bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan
teknik adalah kegaiatan spesifik yang diterapkan dalam kelas, yang berkaitan
dengan metode dan pendekatan yang telah ditentukan.
Thariqatul Mubassyarah
kelas besar, diakrenakan kurang kondusif dalam pengontrolannya. Dan yang paling
utama dari kekurangan metode ini yaitu metode ini kurang relevan dengan maharah
qira’ah, yang mana siswa akan mendapat sedikit kesulitan dalam pemahaman teks
secara keseluruhan serta metode ini lebih relevan jika diterapkan dalam
peningkatan kemahiran lisan.
Thariqatul Qira’ah
Metode membaca atau thariqatul qira’ah menjadi salah satu metode yang
efektif dalam pembelajaran bahasa Arab khsususnya maharah qira’ah. Metode ini
muncul dikarenakan adanya ketidakpuasan kepada metode langsung, yang mana
kurang memberikan perhatian khususnya kepada kemahiran membaca. Metode ini
mempunyai beberapa karakteristik diantaranya tujuan utamanya yaitu agar pelajar
mampu memahami teks ilmiah. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan
suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan
penunjang perluasan, buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan. Dasar
dalam aktivitas pembelajaran yaitu memahami isi bacaan melalui proses analisis,
yang didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian
mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Membaca diam atau qira’ah
shomitah lebih diutamakan dari pada membaca keras atau qira’ah jahriyyah
(Effendy, 2017:54).
dengan pasangan lainnya. Bekerja sama antara para siswa yang saling berhadapan
membentuk mempat sudut ini yang disebut dengan ”square” (segi empat).
diantaranya; melalui metode ini dapat menimbulkan suasana yang baru menjadi
lebih hidup dan lebih bermakna serta menyenangkan dalam pembelajaran bahasa
Arab, dengan syarat siswa harus dapat bekerja sama satu sama lain. Metode ini
merupakan metode yang efektif untuk mengembangkan program pembelajaran
terpadu. Dengan metode cooperative siswa tidak hanya dapat mengembangkan
kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek
afektif dan psikomotor. Melalui metode cooperative, dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan
pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi
kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi
dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Metode cooperative ini juga mampu
melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat,
berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan
dialog yang akrab dan kreatif.
Akan tetapi pada umumnya metode merupakan semua hal yang termuat
dalam setiap proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran bahasa Arab.
Dengan kata lain, metode bisa diartikan sebagai sistematikaatau prosedur umum
bagi pemilihan, penyusunan dan penyajian materi kebahasaan. Maka dari itu,
Terjemah
Pendidikan di Masa Lampau dan Sekarang
Ada banyak perbedaan antara pendidikan di masa lampau dan sekarang.
Diantara perbedaannya yaitu, sedikitnya kesempatan pendidikan di masa lampau,
dimana hanya sedikit siswa yang bias melanjutkan untuk bersekolah, mereka pada
umumnya anak-anak orang kaya dan penduduk kota. Adapun hari ini, pendidikan telah
menjadi hak bagi setiap warga negara, jumlah siswa meningkat, dan sekolah tersebar
di setiap tempat, hingga tersebar sebuah perkataan: “pendidikan seperti air dan udara”.
Penuntut ilmu pada zaman dahulu bepergian dari satu negara ke negara yang
lain untuk menuntut ilmu, mereka mendapati banyak kelelahan dalam perjalanan
mereka, mereka menaiki unta selama berhari-hari dan berbulan-bulan. Adapun hari ini,
sudah banyak sekolah-sekolah dan universitas di setiap kota dan desa, sehingga siswa
bisa pergi ke sekolah atau universitas dengan mobil atau berjalan kaki. Di sisi lain,
siswa mampu untuk belajar di rumahnya melalui internet.
Salah satu perbedaan juga, bahwa guru tidak meminta upah atas pekerjaannya
di masa lampau, karena dia hanya meminta pahala dari Allah. Dan tujuan siswa pada
masa lampau adalah untuk menuntut ilmu. Adapun hari ini berbeda yaitu guru meminta
upah yang banyak, dan siswa memikirkan ijazah sebelum ilmu karena ijazah menjadi
perantara untuk bisa mendapatkan pekerjaan.
Kemudian dari aspek sarana transportasi dan kendala, pada masa lampau
seorang penuntut ilmu harus bepergian dari satu negeri ke negeri yang lain dengan
naik unta berhari hari hingga berbulan-bulan. Adapun sekarang karena sekolah dan
universitas sudah menyebar di kota dan desa maka siswa bisa pergi ke sekolah atau
universitas dengan naik mobil atau berjalan kaki.
Aspek yang terakhir yaitu dari tujuan guru dan murid. Pada masa lampau
guru tidak dibayar dan tujuan siswa bersekolah adalah untuk menuntut ilmu.
Adapun sekarang guru meminta upah yang banyak dan tujuan siswa bersekolah
adalah untuk mendapatkan ijazah selain menuntut ilmu agar mudah untuk
mendapatkan pekerjaan nantinya.
Dari satu teks yang diambil dari buku Arabiyyah Baina Yadaik ini
menggambarkan buadaya Arab sekilas dari aspek pendidikannya. Dengan siswa
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif.
Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran
kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif
karena bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena
sifatnya tersebut, bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari kehidupan dan
kebudayaan masyarakat.
Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian atau subsistem
dari sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti kebudayaan. Bahasa terlibat dalam
semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah
dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu. Lebih penting lagi, kebudayaan
manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang
menentukan terbentuknya kebudayaan.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang terdiri dari sistem lambang, yang
dikomposisikan pada kerangka hubungan kelompok sosial, dapat berimbas pula
pada struktur interaksi kebudayaan secara menyeluruh. Para ahli sepakat
mendefinisikan kebudayaan sebagai sebuah sistem struktur yang terdiri dari simbol-
simbol, perlambang dan makna-makna yang dimiliki secara komunal atau bersama,
yang dapat diidentifikasi, sekaligus bersifat publik.
Dalam beberapa buku ajar bahasa Arab seperti Arabiyyah Baina Yadaik,
beberapa materi di dalamnya memaparkan terkait budaya-budaya Arab seperti
kehidupan sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Maka hal ini
sangat mendukung siswa atau pelajar untuk semakin memahami bahasa Arab,
karena tidak bisa dipungkiri ketika seseorang mempelajari bahasa asing secara
otomatis harus mempelajari budaya terkait bahasa asing tersebut.
Untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran maharah qira’ah yaitu agar siswa
mampu mengubah lambing tulis menjadi lambing bunyi serta siswa mampu
memahami isi teks yang dibaca maka diperlukan metode yang efektif sehingga
memudahkan siswa untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN