Anda di halaman 1dari 3

Essay Menggali Potensi peran Cybercommunity di Indonesia

Media komunikasi dan informasi meru- pakan mesin pendorong proses social yang me-
mungkinkan terjadinya interaksi antar manusia, mengukuhkan keberadaannya sebagai
makhluk social. Dalam kehidupannya, manusia berinteraksi dengan beragam. cara, mulai dari
yang se-alamiah mungkin hingga yang melibatkan penggunaan perangkat-perangkat teknis.
Berbagai media ko- munikasi diciptakan dan dikembangkan dalam peradaban komunikasi
manusia - Sejak peradaban manual, mekanis hingga era elektronika modern, banyak sudah
perangkat-perangkat komunikasi manusia. Loncatan teknologi pada era elektronik tidak
hanya menempatkan media sebagai wahana penyampaian pesan semata (transportasional),
na- mun media mampu menyimpan dan mengolah informasi-informasi tersebut. Konsepsi
mediamorfosis (Fidler, 2003:23) bukan sebagai rangkaian perkembangan media se- mata,
melainkan suatu alur pikir yang memberi- kan pemahaman secara menyeluruh mengenai
bentukan teknologi yang ada sebagai bagian dari suatu sistem yang saling terkait. Di
dalamnya ter- catat berbagai kesamaan dan hubungan antara bentuk dan sifat media yang
muncul di masa lalu, masa sekarang dan yang masih berada dalam proses kemunculannya.
Pendeknya, ketika ben- tukan media baru muncul bukan berarti media lama begitu saja mati,
melainkan akan melebur dan menemukan bentukan baru yang adaptatif. Media baru lahir
sebagai hibridasi dari kemampuan media-media konvensional sehingga membentuk media
dengan dimensi ganda. Tidak hanya itu, media baru didasarkan pada system komputerisasi
dan pola jaringan yang terintegrasi secara global. Media baru didefinisikan oleh Manuel
Castell (1996) se- bagai “new system of communication based on digitized networked
integration of mul- tiple communication modes” (lihat Holmes, 2005:8). Istilah media baru
sendiri merujuk pada pembedaannya dengan media lama dikaitkan dengan kemampuan dan
konsekuensi teknolo- gisnya. Ron Rice (1984, dalam Lievrouw et.al, 2006:21-25)
mengatakan,”new media as com- munication technologies typically involving computer
capabilities that allow and facilitate interctivity among users or between users and
information”. Media baru lebih menekankan pada kondisi keterhubungan (network) yang
dalam aplikasinya dapat bersifat one to one, one to many dan many to many. Webster (1998)
mengungkapkan pembahasan mengenai teknologi media ko- munikasi menempatkan manusia
(audience) pada tiga posisi, yakni, audience-as-mass, audience-as-outcome dan audience-as-
agent (dalam Thompson dan Bryant, 2002:370). Konsepsi mengenai determinisme teknologi
melihat teknologi sebagai sentral yang me- munculkan dampak-dampak di masyarakat
(audience as outcomes) mereka (audience) diasumsikan sebagai pihak yang pasif me- nerima
terpaan teknologi.
Berbeda dengan pandangan determin- isme teknologi, konsepsi sosioteknologi mema- hami
teknologi sebagai sebuah produk social- budaya masyarakat penciptanya. Teknologi tidak
diciptakan dalam situasi hampa social. Maka aspek sosial budaya terbenam dalam proses
penciptaan teknologi tersebut. Manusia sebagai agent yang memiliki kapasitas dalam
memilih hingga merekayasa bentukan teknolo- gi tersebut, baik secara teknis mapun sosial.
Teori Strukturasi dari Giddens dapat digunakan untuk menjelaskan dialektikan yang
terbentuk dalam interaksi antara teknologi CMC dengan penggunanya. Penggunaan teknologi
CMC oleh komunitas sebagai suatu praktik sosial, yang mana di dalamnya terciptta suatu
bentukan realitas sosial yang terban- gun melalui aktivitas penggunanya. Teknologi memiliki
bentukan struktur yang tercipta melalui konsepsi pemikiran penciptanya. Proses interaksi
sosial bisa terjalin apabila di dalam proses komunikasinya juga efektif baik itu antara
individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok. Proses komunikasi
bisa dikatakan efektif apabila di dalam penyampaian informasi dari komunikator ke
komunikan bisa menimbulkan timbal balik sehingga bisa tercapai saling pengertian antara
kedua belah pihak. Dari proses komunikasi ini akan timbul pola, model, bentuk dan juga
bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Sebuah proses
komunikasi melibatkan dua atau lebih individu yang melakukan interaksi maka komunikasi
juga dapat dinyatakan sebagai proses sosial. Setiap surat membutuhkan pembaca, setiap
percakapan membutuhkan pendengar. Media sosial atau disebut jejaring sosial kini menyita
perhatian masyarakat Indonesia, remaja pada khususnya. Media sosial dinilai bisa menjadi
wadah bagi karya, opini dan tanggapan, bahkan media untuk mengekspresikan keadaan yang
terjadi. Hanya dengan membuat akun pribadi, para pengguna bisa menuliskan kemudian
mempublikasikan karya maupun tanggapannya pada khalayak.
REFERENSI

Handayanto, Andika. Berani Sukses Karena Andal Memakai Youtube. Penerbit : Mediakom.
2014.

Helianthusonfri, Jefferly. YouTube Marketing. Jakarta : PT. Gramedia. 2014.

Herlanti ,Yanti. Blogquest+, Pemanfaatan Media Sosial Pada Pembelajaran Sains Berbasis
Isu Sosiosaintifik. Penerbit Erlangga. 2014.

J.R. Raco. Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.


Bandung : Rosdakarya. 2001.

Jeremy Wallach, Komunikasi dan Komodifikasi, mengkaji media dan budaya dalam
dinamika globalisasi. PT. Gramedia. 2010

Anda mungkin juga menyukai