Anda di halaman 1dari 3

ISI:

ANATOMI MATA
Endoftalmitis (ekso dan endo)
Uveitis (ante posterior, intermediate)
TASS
Post op katarak komplikasinya gimana

Anatomi penglihatan, terbagi menjadi 3 amcam, yaitu:


1. Adnexa Mata
2. Bola Mata
3. Rongga Periorbita

Namun berdasarkan Sherwood, lapisan mata dibagi menjadi 3 lapisan yaitu:


- lapisan paling luar : sklera / kornea
- lapisan tengah:
- lapisan paling dalam:

​Otot - Otot Penggerak Bola mata


a. Oblik Inferior, dipersarafi saraf ke III
b. Oblik Superior, dipersarafi saraf ke IV
c. Rektus Inferior, dipersarafi saraf ke III
d. Rectus Lateral, dipersarafi saraf ke VI, menggerakkan otot ke arah lateral
e. Rectus Medius, dipersarafi saraf ke III
f. Rectus Superior, dipersarafi saraf ke III

Endoftalmitis
Definisi
Endoftalmitis adalah peradangan intraokular yang jarang terjadi namun mengancam penglihatan.
Peradangan ini melibatkan rongga vitreous dan ruang anterior mata dan dapat melibatkan jaringan
mata yang berdekatan lainnya seperti koroid atau retina, sklera atau kornea.

Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya endoftalmitis yaitu:
a. Endoftalmitis Endogen : biasanya terjadi akibat dari pernyebaran hematogen bakteri atau
jamur ke dalam mata. Dan penyebab terseringnya adalah jenis gram positif seperti spesies
Streptococcus Sp, Staphylococcus aureus, dan spesies Bacillus. Sedangkan dari jenis gram
negatif yaitu Neisseria meningitidis, Haemophilus influenza, Neisseria gonorrhoe, dan bakteri
enterik seperti Eschericia colli dan Klebsiella.
b. Endoftalmitis Eksogen : biasanya disebabkan oleh patogen melalui mekanisme seperti operasi
mata, trauma terbuka dan suntikan intravitreal. Kemudian karena umumnya tipe ini patogen
berasal dari luar, pembagiannya tipe ini adalah:
- Endoftalmitis Kronis Pasca Operasi : Terjadi 6 minggu - 2 tahun pasca operasi.
Penyebabnya dapat karena bakteri atau jamur.
- Endoftalmitis Akut Pasca Operasi : Terjadi 1 - 42 hari pasca operasi, biasanya
disebabkan gram positif yaitu Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,
Streptococcus Sp, dan bakteri gram negatif seperti Pseudomonas, Proteus,
Escherichia colli, dan Miscellaneous.
- Endoftalmitis Pasca Trauma yang umumnya karena gram positif dan 10-15% nya
karena gram negatif atau dapat pula karena jamur.

Manifestasi Klinis
Berdasarkan gejala subjektif yaitu : fotofobia, nyeri pada bila mata, penurunan tajam penglihatan,
nyeri kepala, mata terasa bengkak, kelopak mata bengkak dan merah hingga terkadang sulit untuk di
buka.

Berdasrkan pemeriksaan fisik didapatkan : edema palpebra superior, injeksi konjungtiva, hipopion,
edema kornea, vitritis, discharge purulen, kemosis

Tatalaksana
- Antibiotik sesuai organisme penyebab
- Steroid topikal, konjungtiva, intravitreal atau secara sistematik
- Siklopegia tetes untuk mengurangi nyeri dan stabilisasi aliran darah pada mata
- Tindakan Vitrektomi

Postoperative Uveitis
Walaupun jarang, namun dapat terjadi uveitis anterior ringan dan biasanya membaik dengan drops
kortikosteroid. Namun perlu perhatian lebih lanjut, pada pasien dengan period awal postoperatif dan
mengalami inflamsi, karena dapat diakibatkan oleh endoftalmitis, tanpa adanya nyeri dan penglihatan
yang memburuk.

Uveitis
Uveitis adalah inflamasi di uvea yaitu iris, badan siliar dan koroid yang dapat menimbulkan kebutaan.

Klasifikasinya berdasarkan anatomi uveitis dibagi menjadi:


a. Uveitis Anterior : Merupakan inflamasi di iris dan badan siliar. Hal ini disebabkan kelainan
sitemik atau infeksi (karena virus herpes simpleks, virus varisella zoster, tuberkulosis dan
sifilis). Umumnya terjadi di satu mata, namun bila kronik dapat meloibatkan keduanya. Dan
pada uveitis akut, dapat disebabkan oleh trauma, pasca-operasi, dan reaksi hipersensitivitas.
Gejalanya : mata merah, nyeri, fotofobia dan penurunan tajam penglihatan.
Tanda akut -> injeksi siliar (karena vasodilatasi arteri siliaris posterior longus dan arteri
siliaris anterior yang memperdarahi iris dan badan siliar), ada pelepasan sel radang di COA,
pengeluaran protein (cells dan flare) dan endapan sel radang di endotel kornea (presipitat
keratik).
b. Uveitis Intermediet: Peradangan pada pars plana yang sering diikuti vitritis dan uveitis
posterior. Penyebabnya sebagian besar idiopatik, sarkoidosis, multiple sclerosis dan lyme
disease namun dapat pula karena infeksi Mycobacterium tuberculosis, Toxoplasma, Candida
dan sifilis. Gejalanya: penurunan tajam penglihatan tanpa nyeri dan mata merah, namun bila
ada edema makula dan agregasi sel di vitreus, penurunan tajam penglihatan dapat buruk.
c. Uveitis Posterior : Peradangan di lapisan koroid yang sering melibatkan vitreus, retina dan
nervus optik. Dapat karena infeksi seperti T. gondii, M. tuberculosis, sifilis, VHS, VVZ,
CMV dan HIV. Sedangkan non-infeksi disebabkan karena koroiditis multifokal, birdshot
choroidopathy, sarkoidosis dan neoplasma. Gejalanya: penglihatan kabur tanpa nyeri, mata
merah dan fotofobia.
d. Panuveitis : Peradangan di seluruh uvea dan struktur sekitar seperti retina dan vitreus.
Diagnosisnya dapat tegak bila terdapat koroiditis, vitritis dan uveitis anterior.

Toxic Anterior Segment Syndrome


Merupakan sebuah reaksi inflamasi steril akut pada segmen anterior mata yang terjadi setelah
tindakan operasi di segmen anterior. Walaupun hampir seluruh kasus ini terjadi setelah operasi
katarak, namun ada beberapa terjadi karena tindakan Penetrating Keratoplasty dan Phakic Intraocular
Lens Implantation.
TASS disebabkan oleh masuknya toksin ke dalam bilik mata depan secara tidak sengaja yang
menyebabkan reaksi inflamasi. Karakteristik histopatologi adalah kerusakan toksik dari segmen
anterior, dimana terjadinya nekrosis seluler dan atau apoptosis serta kerusakan ekstraseluler yang
diakibatkan oleh respon inflamasi akut. Toksin kemudian menghancurkan hubungan sel endotel
kornea sehingga kehilangan fungsi bariernya. Toksin juga dapat menghancurkan trabecular
meshwork, turunnya aliran humor akuos, sikatrik dan terbentuknya peripheran synchiae anterior
sehingga menyebabkan tingginya tekanan intra okuler.

Manifestasi
- Onsetnya cepat, bisa dalam 12-24 jam setelah operasi
- Tidak nyeri atau ada nyeri ringan.
- Dilatasi pupil bukan karena reaktif terhadap cahaya
- Meningkatnya tekanan intraokular
- Menurunnya tajam penglihatan

Anda mungkin juga menyukai