Anda di halaman 1dari 24

PERUBAHAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN MASA AWAL REFORMASI DI

KOTA PASURUAN PADA TAHUN 1998-2001

Disusun Sebagai Syarat Mengikuti Kegiatan Lawatan Sejarah


Tingkat Provinsi Tahun 2020

Oleh:
DAFIQ FEBRIALI SAHL
NISN : 0040473847
ASAL SEKOLAH : UPT SMA NEGERI 1 PASURUAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
TAHUN 2020

1
2
BIODATA PESERTA SISWA

Kami mendaftarkan peserta Lawatan Sejarah Tingkat Provinsi Tahun 2020 dengan data
sebagai berikut :
Nama : Dafiq Febriali Sahl
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Pasuruan, 15 Februari 2004
NISN : 12268
Nama Sekolah : UPT SMA Negeri 1 Pasuruan
Alamat Sekolah : Jl. Ir. Soekarno Hatta 40 Kel. Karanganyar Kec. Panggungrejo
Kota Pasuruan, Jawa Timur 67131
No. Telp Sekolah : (0343) 421 466
Alamat Rumah : Jl. Patiunus No. 40 RT/RW 06/02 Kel. Krampyangan
Kec. Bugul Kidul Kota Pasuruan, Jawa Timur 67127
No. HP Pribadi : 0822 6480 2080
Alamat email : febridafiq@gmail.com
No. Kartu Pelajar : 12268
Demikian biodata ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Peserta

Dafiq Febriali Sahl

3
SURAT IZIN ORANG TUA/WALI SISWA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ARIEF CAHYONO
Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 9 Maret 1983
Alamat Rumah : JL. PATIUNUS NO.40, Bugul Kidul, Kota Pasuruan
Nomor Telepon/HP : 082131669998

Dengan ini memberikan izin kepada anak saya yang menjadi tanggung
jawab/pengawasan saya (perwalian), yaitu :

Nama : DAFIQ FEBRIALI SAHL


Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 15 Februari 2004
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Pasuruan
Alamat Rumah : JL. PATIUNUS NO.40, Bugul Kidul, Kota Pasuruan
Nomor Telepon/HP : 0822 6480 2080

Untuk mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Tingkat Provinsi Tingkat SMA/SMK/MA


baik Negeri maupun Swasta yang akan diadakan pada tanggal 19 s/d 21 Februari
2020, berlokasi di Kota / Kabupaten Kediri dengan harapan agar panitia dapat
menjaga dan membimbing peserta dengan sebaik-baiknya demi peningkatan dan
wawasannya, Terima kasih.

Pasuruan, 12 Februari 2020


Orang Tua/Wali Calon Peserta

ARIEF CAHYONO

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur atasi limpahan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan manusia akal pikiran yang sehat tanpa suatu kurang apapun. Sehubungan dengan
surat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur nomor 433/111/118.3/2020
Tanggal 3 januari 2020 tentang kegiatan lawatan sejarah Tingkat Provinsi Tingkat
SMA/SMK/MA baik Negeri maupun Swasta yang akan diadakan pada tanggal 19 s/d 21
Februari 2020, berlokasi di Kota / Kabupaten Kediri, maka sesuai dengan Tema kegiatan
tersebut yaitu “Mempelajari Dinamika Politik dan pemerintahan melalui sejarah untuk
kemajuan Jawa Timur” UPT SMA Negeri 1 Pasuruan mengirimkan hasil penelitian sejarah
peristiwa politik dan pemerintahan di Kota Pasuruan pada tahun 1998-2001 (masa transisi
politik nasional) yang berjudu “PERUBAHAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN
MASA AWAL REFORMASI DI KOTA PASURUAN PADA TAHUN 1998-2001” yang
diteliti dan disusun oleh penyusun.
Kami dari pihak SMA Negeri 1 khususnya penyusun berterima kasih
kepada:
• Panitia penyelenggara acara ini karena dengan acara semacam inilah yang akan
membangkitkan gerakan-gerakan simultan pelajar Indonesia khususnya SMA/SMK/MA
di wilayah Jawa Timur supaya lebih Maju, Kompetitif, Inovatif, dan Kreatif.
• Guru Pendamping saya yaitu Bagus Amrulloh Eri Pradana, S.Pd yang senantiasa
mendukung saya dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah bertemakan Sejarah.
Apabila dalam penulisan penelitian sejarah ini terdapat kesalahan dalam bentuk
penulisan maupun segi substansi kami dari pihak penyusun meminta maaf sebesar-besarnya
dan semoga hasil penelitian sejarah peristiwa politik di Kota Pasuruan ini memberikan ilmu
dan wawasan yang bermanfaat bagi kita semua.
Pasuruan, 10 Februari 2020
Penyusun

Dafiq Febriali Sahl.

5
ABSTRAK

Kota pasuruan adalah kota kecil di Jawa Timur yang tidak luput dari pengaruh-pengaruh
politik nasional maupun pergerakan politik lokal. Banyak sekali memori-memori kolektif
masyarakat Kota Pasuruan tentang peristiwa, kebijakan publik, kearifan lokal, dan warisan
pada saat Perubahan Politik Nasional dan perubahan kepemimpinan Pemerintah Kota
pasuruan Tahun 1998-2001. Terdapat dua sisi dampak perubahan politik pada pemerintahan
Kota Pasuruan yaitu berdasarkan Nasional (Orde baru menuju awal Reformasi) dan
berdasarkan lokal.
Dipandang dari sudut Perubahan Politik dan Pemerintahan Kota Pasuruan berdasarkan
Nasional (Orde baru menuju Reformasi) terdapat perubahan struktur pemerintahan dari
Pemerintahan Dinasti menuju Pemerintahan Pro masyarakat1 dan perubahan prosedur
mekanisme pengisian jabatan sehingga menyebabkan terkikisnya Nepotisme di Pemerintahan
Kota Pasuruan, sedangkan dari Perubahan Politik dan Pemerintahan berdasarkan lokal yaitu
disaat pergantian Walikota Pasuruan dari H.Ambjah, SH, M.Si (1995-2000) menuju
H.Aminurrakhman, SE, MM (2000-2005) terdapat perbedaan kebijakan kontribusi DPRD
Kota Pasuruan. Salah satu penyebab responsif masyarakat Kota Pasuruan apabila terdapat
perubahan politik nasional dan perubahan politik lokal adalah kehidupan masyarakat
Pasuruan khususnya daerah pesisir yang cenderung dinamis atau bersifat heterogen dan juga
letak geografis Kota Pasuruan membuat Kota Pasuruan tidak luput dari konstelasi politik yang
turut mewarnai kehidupan politik kota Pasuruan2.
Selain dari itu Kota Pasuruan juga memiliki partisipasi politik yang lumayan tinggi
terhadap dunia politik3, hal itu dibuktikan dengan gerakan-gerakan responsif dan simultan
masyarakat terhadap kondisi politik nasional maupun lokal dan subjektifitas tokoh agama,
peran serta masyarakat dan partai Politik dalam perubahan politik di Kota Pasuruan. Hal
tersebut dapat dilihat dari eskalasi Politik menjelang Pemilihan Umum Tahun 1999 dan saat
pergantian pimpinan nasional dari Orde Baru ( Jendral Besar TNI H. M. Soeharto ) menuju
Reformasi ( Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie )4.

Kata kunci: Perubahan Politik, Awal Reformasi, Kota Pasuruan.

1
(Narasumber: Ismail Marzuki Hasan 2020:24 ).
2
Buku “Selayang Pandang Kota Pasuruan”. Bab. Perkembangan Politik.
3
(Narasumber: Drs.Sofyan 2020:24).
4
(Narasumber: Pak Turmuji 2020:24).
6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
BIODATA PESERTA ............................................................................................ iii
SURAT IZIN ORANG TUA/WALI SISWA......................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DIAGARAM RANGKUMAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian ....................................................................................... 2
1.4 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian……………………………………….…………….….3
1.6 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kota Pasuruan dalam “Politik 98” (1998) ................................................. 5
2.2 Kembalinya Kedaulatan Rakyat Kota Pasuruan Tahun 1999 ................... 7
2.3 Implikasi Pergeseran politik pada kebijakan publik Tahun 2000 ............. 9
2.4 Api Amarah Masyarakat Hijau Tahun 2001 ........................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 12
3.2 Kritik dan saran ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 15

7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang Kota Pasuruan sebagai wilayah singgah pelayaran di
wilayah Jawa Timur yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam Staatblat 1918
No 320 yang menamai Kota Pasuruan dengan nama Stads Gementee Van Pasoeroean5 pada
tanggal 20 juni 1918, maka kini Pasuruan menjadi Kota Ekonom yang telah melewati proses
sejarah yang panjang sebelum itu. Secara etimologi Nama Pasuruan memiliki 3 julukan atau
versi yaitu Paravan6, Basuluan (Tionghoa), atau Pasar dan Oeang7, semua julukan itu merujuk
pada Kota Pasuruan yang menjadi kota dengan penuh intrik sejarah politik dan pergulatan
ekonomi yang begitu besar. Akan tetapi sejarah mencatat bahwasannya nama Kota Pasuruan
berasal dari kata “Soeroehan” (suruhan) yang artinya penduduk Kota Pasuruan banyak yang
berprofesi sebagai pesuruh pemerintahan dan politik Hindia Belanda8. Ambil contoh latar
belakang Kota pasuruan yang dikenal dengan pusat atau jaringan dagang wilayah Indonesia
Timur. Semua itu tidak luput dari pengaruh politik pusat dan masa kolonial Hindia Belanda
terhadap politik Kota Pasuruan.
Kota Pasuruan merupakan kota dengan luas 36.56 km dan populasi penduduk yang
mencapai 186.262 pada tahun 20109. Penduduk kota Pasuruan berasal dari berbagai etnis di
antaranya etnis Jawa, Madura, Tionghoa, dan keturuan Arab10, karena itu masyarakat Kota
Pasuruan merupakan masyarakat heterogen dan hal itu menyebabkan rawannya pergesekan di
antara masyarakat apabila terdapat ketidakstabilan politik dan pemerintahan sehingga tidak
heran apabila pada masa lalu Kota Pasuruan banyak terjadi peristiwa sejarah yang
dipengaruhi oleh perubahan politik dan pemerintahan.
Penelitian ini memiliki latar belakang peristiwa bersejarah dan gejala-gejala politik
pada perubahan politik dan pemerintahan di Kota Pasuruan. Secara spesifik latar belakang
yang digunakan sebagai parameter dan indikasi peristiwa sejarah perubahan politik dan
pemerintahan Kota Pasuruan adalah memori sejarah yang masih melekat di masyarakat Kota
Pasuruan sebagai monumen Politik yang tercipta dari peristiwa-Peristiwa penting pada tahun

5
Hoste,H., “De roeping der moderne architectuur”, De Stijil, Vol.1, No.8, June 1918, p.87. Swimberghe,
P.,private Collection, Bruges, File no.320.
6
Thomas Stanford Raffles.
7
Https://www.pasuruankota.go.id/sejarahpasuruan/.
8
. Lihat: Kitab Sejarah Familie Nitie Adiningrat, 1914.
9
Buku. “Potensi pariwisata dan produk Unggulan Jawa Timur”.
10
(Narasumber: Drs.Sofyan 2020:19)
8
1998-2001, Kearifan Lokal atau Kebijakan Publik (Policy), dan warisan Pemerintahan
(Legacy) Kota Pasuruan, semua landasan itu sesuai dengan memori masyarakat Kota
Pasuruan dan Fakta sejarah yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan pokok kajian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi perubahan politik Kota Pasuruan pada awal masa reformasi?
2. Bagaimana perubahan dan dinamika politik di Kota Pasuruan dalam kurun waktu 1998 –
2001?
3. Bagaimana peran dan kiprah masyarakat Kota Pasuruan masa awal reformasi pada tahun
1998 – 2001?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan dari permasalahan sebagaimana tersebut di atas, tujuan yang ingin
dicapai dari kajian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi perubahan politik Indonesia pada awal masa reformasi.
2. Untuk mengetahui perubahan dan dinamika politik di Kota Pasuruan dalam kurun waktu
1998 – 2001.
3. Untuk mengetahui peran dan kiprah masyarakat Kota Pasuruan pada masa awal reformasi
pada tahun 1998 – 2001.

1.4 Kerangka berpikir


Perubahan politik lebih menekankan pada. perubahan politik yang terjadi di Kota
Pasuruan pada tahun 1998-2001, perubahan itu berimplikasi pada kehidupan ekonomi, sosial
antropologi, budaya, dan kehidupan agama. Perubahan politik dalam suatu negara ditandai
dengan banyaknya pergeseran politik secara nasional dan keinginan penuh masyarakat dalam
memperbarui kondisi politik nasional demi resolusi dan regulasi ke depannya.
Perubahan senantiasa berdampak secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal,
perubahan tersebut tidak hanya terjadi dalam kalangan atas sebagai kelas sosial tertinggi,
namun berdampak pula pada kalangan bawahnya. Perubahan ini dapat dilihat pada
bergesernya pendekatan-pendekatan dan mekanisme politik nasional maupun daerah seperti
hilangnya politik dinasti dan lahirnya politik demokrasi. Secara horisontal, perubahan politik

9
yang tidak lain adalah perubahan struktur dan tatanan politik tidak terbatas pada aspek politik
semata tetapi pada aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti aspek ekonomi, sosial, dan
budaya dalam masyarakat.
Keberhasilan sebuah perubahan yang terjadi dalam masyarakat tidak lepas dari adanya
agen perubahan (agent of change) sehingga sudah barang tentu akan memunculkan kelompok
yang akan mendominasi perubahan dan ada pula kelompok yang akan digilas perubahan
tersebut.

1.5 Metode Penelitian


Dalam melakukan metodologi penelitian penulisan sejarah ini telah melewati prosedur
penelitian sejarah yang kompleks dan eksplisit.
Heuristik, Dalam melakukan penelitian sejarah Kota Pasuruan secara kompleks dan
memorial pada ingatan masyarakat perlu adanya heuristifikasi di bidang kepustakaan seperti
arsip sejarah, dokumentasi, dan album foto yang kredibel sumbernya, selain itu wawancara
juga dilakukan dengan orang yang menjadi pelaku sejarah atau yang berhubungan secara
langsung dengan pemerintahan Kota Pasuruan seperti Walikota Pasuruan pada Tahun yang
bersangkutan dan saksi sejarah yang sekaligus menjadi pelaku peristiwa bersejarah yang
terjadi.
Verifikasi, dengan wawancara maka dapat melengkapi sekaligus menjadi verifikasi
sekunder sumber sejarah (verifikasi), Wawancara diadakan dengan dalih melengkapi dan
pemastian (metodologi) sumber-sumber sejarah yang didapatkan sebelumnya.
Interpretasi, secara komprehensif interpretasi dilakukan berdasarkan stereotip dan
asumsi umum mengenai judul karya yang ditarik menjadi penilaian yang khusus. Secara
spesifik interpretasi dilakukan berdasarkan penarikan kesimpulan atas fakta yang ada.
Historiografi, dalam melakukan penulisan hasil penelitian sejarah dalam hal ini
berbentuk Karya Tulis Ilmiah menggunakan model penulisan Historiografi Modern.

10
1.6 Tinjauan Pustaka
Perpolitikan Kota Pasuruan memang tidak begitu populer seperti Kota Jakarta akan
tetapi perpolitikan Kota Pasuruan sangat memorial bagi masyarakat Kota Pasuruan.
Menurut Raharto Teno Prasetyo11 mengatakan bahwa terjadi perubahan politik dan
pemerintahan dari Era Orde Baru menuju Era Reformasi di Kota Pasuruan yaitu perubahan
struktur atau reorganisasi pemerintahan dari pemikiran dinasti politik menuju pemerintahan
pro rakyat. Selain itu terdapat pengembalian hak otonomi daerah (desentralisasi) terhadap
pemerintahan Walikota Pasuruan. Kemudian terjadinya perlindungan Hak Asasi Manusia
berupa kebebasan berpendapat yang berdampak pada pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan
Anggota Legislatif DPRD Kota Pasuruan (1999-2004) sesuai dengan UU No.3 Tahun 1999
Tentang Pemilihan Umum12.
Menurut H. Aminurrokman, SE. MM13 mengatakan bahwasannya perubahan politik
dan pemerintahan dari rezim orde baru menuju reformasi yang jelas melahirkan proses
demokrasi yang lebih terbuka untuk mengungkapkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah
maupun tokoh-tokoh politik yang ada sehingga di situ memberikan suatu ruang yang terbuka
untuk mengaktualisasikan pikiran dan aspirasinya yang bisa diwujudkan ke dalam
pembangunan. Pada rezim orde baru itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi, dimana
demokrasi hanya sebatas formalitas belaka. Kemudian pada era reformasi pandangan-
pandangan yang berbeda dalam konteks demokrasi justru tidak memunculkan perpecahan
tetapi menimbulkan pikiran-pikiran yang berkualitas untuk memberikan ide gagasan dalam
membangun Kota Pasuruan ke depan. Jadi kondisi dari orde baru bersifat represif sedangkan
reformasi bersifat demokratis.

11
(Narasumber; Wawancara Tanggal 20-01-2020)
12
Buku “Sejarah Lengkap Indonesia” Hal 452.
13
(Narasumber Wawancara Tanggal 31-01-2020)
11
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Politik Kota Pasuruan Awal Reformasi Tahun 1998


Tahun 1998 adalah tahun dimana berbagai krisis terjadi di Indonesia mulai dari krisis
politik, krisis moral, hingga krisis ekonomi. Krisis politik yang terjadi adalah terjadinya aksi
demonstrasi mahasiswa-mahasiswa di berbagai wilayah di Indonesia tidak terkecuali kota
kecil yaitu di Kota Pasuruan yang menginkan sebuah perubahan politik dan pemerintahan
dengan mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Peristiwa-peristiwa politik pada tahun 1998
secara nasional berdampak pada kondisi politik di hampir diseluruh wilayah Indonesia. Secara
garis besar perubahan politik dan pemerintahan itu adalah perpindahan dari pemerintahan
dinasti menjadi pemerintahan pro masyarakat14, kemudian transisi dari kepemimpinan militer
menjadi kepemimpinan sipil, hal itu dibuktikan dengan dengan pindahnya kekuasaan militer
Jendral Besar TNI H. M. Soeharto menuju Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie pada
tanggal 21 mei 1998 yang dikenal dengan peristiwa reformasi. Kontestasi politik itu
menciptakan sebuah demokrasi rekayasa atau demokrasi buatan dimana presiden tidak dipilih
langsung oleh rakyat melainkan parlemen atau MPR15.
Pada waktu terjadi demonstrasi besar-besaran (14-21 mei 1998) di Gedung DPR RI
Pusat di Ibu Kota Jakarta berdampak pada penjarahan toko dan swalayan dimana-mana. Di
Kota Pasuruan sepi layaknya kota hantu, hal itu disebabkan banyak masyarakat keturunan
Tionghoa di Kota Pasuruan yang memiliki toko, swalayan, ataupun warung ditutup rapat oleh
pemiliknya karena rasa ketakutan terhadap penjarahan yang bisa saja terjadi. Kejadian
demontrasi tidak begitu besar di Kota Pasuruan karena kota tersebut memiliki latar belakang
agamis dan memiliki tradisi-tradisi religi yang sangat kuat dan tradisi itu menjadi nilai yang
mendarah daging di tengah masyarakat Kota Pasuruan, itulah sebabnya pada Tahun 1998
Kota Pasuruan tidak begitu sensitif terhadap pergejolakan penurunan Orde Baru.
Dari Tahun 1998-2004 sudah terdapat sebuah fraksi dari DPRD Kota Pasuruan yang
dinamakan Fraksi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang diduduki oleh
sekitar 3 orang dan 3 kursi dari 30 kursi di DPRD Kota Pasuruan dan ada yang namanya
Panglima ABRI tahun 1998 yang dimana fraksi dalam legislatif DPRD Kota Pasuruan itu

14
. (Narasumber: Ismail Marzuki 2020:24).
15
. Baca: Buku “Sejarah Lengkap Indonesia” Hal 452. Demokrasi buatan bukanlah sistem pemerintahan tetapi
bagaimana kepemimpinan bergilir pada masa Orde Baru.
12
tidak mengikuti proses pemilihan legislatif di Kota Pasuruan16. Hal tersebut dikarenakan pada
masa orde baru mengenal yang namanya Dwi-fungsi ABRI (Gabungan Polri dan TNI) yang
memperbolehkan ABRI untuk berperan secara langsung dalam suatu pemerintahan atau
struktur pemerintahan atau memiliki fungsi ganda di antaranya fungsi militer dan fungsi sipil.
Kemudian karena sistem parlementarisme atau Demokrasi Parlementarisme di Indonesia
maka Presiden dipilih oleh parlemen dan itu berdampak pada pemilihan kepala daerah yang
dipilih secara langsung oleh Parlemen17.
Pada tanggal 23 Juli 1998 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendeklarasikan sebuah
partai baru18 yang dinamakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan ketuanya H. Matori
Abdul Jalil. Masyarakat Kota Pasuruan yang mayoritas dari kalangan Nahdlatul Ulama Pada
tanggal 18 Oktober 1998 membuat sebuah konsensus yang paling populer di tengah
masyarakat Kota Pasuruan yaitu deklarasi Partai Kebangkitan Bangsa di Kota Pasuruan. Hal
tersebut telah melewati banyak diskusi dan pertemuan intensif. Deklarasi kedatangan partai
PKB itu dilaksanakan di Pondok Raudhatul Ma’ruf, Lecari, Kelurahan Bugul Kidul, Kota
Pasuruan. Dengan Ketua cabang pertama yaitu H. Aminurrakhman, ME, MM atau akrab
dipanggil Pak Amin.
Pak Amin adalah salah satu orang yang membakar semangat warga Kota Pasuruan
agar kalangan NU di Kota Pasuruan bukan sekedar berkegiatan agama saja tetapi berkancah
di dunia sosial dan politik. Banyak dari kalangan warga NU di Kota Pasuruan yang ingat
tentang perjuangan Pak Amin, yang paling diingat oleh warga Kota Pasuruan tentang
perjuangan beliau salah satunya disaat beliau membagikan beras ke kantor-kantor cabang NU
di Kota Pasuruan mengingat saat itu di tahun 1998 adalah tahun puncak krisis ekonomi19.
Berdasarkan keterangan Pak Turmuji20 mengatakan bahwasannya Kota Pasuruan tidak
memiliki peristiwa sejarah berskala besar pada Tahun 1998, beliau mengatakan bahwa
pasuruan mengalami krisis moneter karena kenaikan kurs Dollar yang mencapai Rp.17.000
per Dollar AS sehingga warga Kota Pasuruan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sandang
pangan, saat momen itulah masyarakat Kota Pasuruan mengingatnya hingga saat ini,
tuturnya.

16
(Narasumber: Bapak Ismail Marzuki Hasan 2020;24)
17
(Narasumber: Bapak Ismail Marzuki Hasan 2020:24)
18
Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi”. Penulis; Zahra
Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004). Hlm..24
19
Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi”. Penulis; Zahra
Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004). Hlm..23.
20
(Narasumber: Pak Turmuji 2020:24).
13
2.2 Kembalinya Kedaulatan Rakyat Kota Pasuruan Tahun 1999
Regulasi Undang-Undang adalah bentuk kebijakan publik Presiden Republik
Indonesia yaitu upaya mengembalikan Kedaulatan Rakyat dalam hal menentukan Calon
legislatifnya sehingga anggota legislatif di MPR hingga DPD adalah benar-benar pilihan
rakyat, kemudian upaya Presiden Habibie yaitu memperbaiki kondisi pemerintahan yang
porak-poranda setelah Orde Baru dengan memulai menghapus sedikit demi sedikit politik
nepotisme atau dinasti di Indonesia. Pada tanggal 7 juni 1999 diadakan pemilihan calon
Anggota legilatif DPR dan DPRD serentak di Indonesia yang menjadi pemilu pertama kali
setelah runtuhnya masa Orde baru berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Pemilihan
Umum. Ini adalah bentuk pengembalian kedaulatan rakyat dan kedaulatan daerah yang telah
dijelaskan di bagian Abstrak. Pemilihan calon legislatif di Kota Pasuruan ini
mengikutsertakan 48 partai politik21.
Tetapi setelah rezim Orde Baru runtuh banyak Partai-partai politik naik daun.
Masyarakat NU Kota Pasuruan yang bahagia dengan hal tersebut berupaya agar bagaimana
NU bisa menduduki kursi DPRD Kota Pasuruan dengan mengangkat tokoh-tokoh kharismatik
dari kalangan NU untuk masuk dalam partai PKB untuk meraut suara masyarakat Kota
Pasuruan yang mayoritas dari kalangan NU.
Kota Pasuruan merupakan basis dari Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, dan
Lumajang), Tapal Kuda adalah sebuah istilah untuk wilayah Pasuruan, Probolinggo,
Lumajang , artinya yaitu suatu wilayah yang pasti dilewati ketika hendak menuju arah barat
Jawa timur maupun arah timur Jawa Timur22 dan merupakan daerah pijakan bagi politik,
budaya, ekonomi, maupun sosial yang membuat Kota Pasuruan merupakan Kota dengan
Perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (Integrasi dari Nahdlatul Ulama) tertinggi di
Indonesia23 yaitu dengan perolehan 11 kursi di DPRD Kota Pasuruan pasca pemilu tanggal 7
Juni 1999, hal tersebut menjadi memori masyarakat bahwasannya kekuatan dari kalangan
Nahdlatul Ulama sangatlah signifikan dalam setiap peristiwa-peristiwa politik dalam
perubahan dari Orde baru menuju reformasi pada tahun 1999. Getolnya para Tokoh
kharismatik kalangan NU memprogandakan dan membakar semangat warga NU membuat
suara partai PKB tinggi di DPRD Kota Pasuruan.

21
Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi”. Penulis; Zahra
Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004). Hlm..26
22
(Narasumber: M Shodiq 2020:26). Secara Geografis dapat dilihat dari peta mengenai pola permukaan bumi di
lautan antara Jawa Timur dengan Madura yang menyerupai Tapal Kuda.
23
(Narasumber: Ismail Marzuki 2020:24).
14
Perolehan Suara Partai peserta PEMILU. Anggota
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 11
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) 7
Fraksi Partai Golkar (FGP) 4
Fraksi pembaharu (Gabungan PAN dan PBB) 3
Fraksi ABRI (Tni/Polri) 3
Non Fraksi (PPP) 2
Jumlah 30
Grafik: Calon anggota legislatif yang Lolos pada pemilu, Komposisi keanggotaan Dewan
perwakilan Rakyat Daerah Periode 1999-2004. (Sumber: Sekretariat DPRD Kota Pasuruan).

Dari grafik di atas sudah terlihat jelas peran aktif partai politik dalam partisipasi
politik Kota Pasuruan yang bertujuan menguasai hasil perubahan Politik yang ada. Selain itu
tidak heran kenapa Partai Kebangkitan Bangsa memperoleh suara mayoritas di kursi DPRD
Kota Pasuruan karena masyarakat Kota Pasuruan khususnya dari Kalangan NU 24 pada pemilu
legislatif 1999 sangat partisipatif mengingat adanya keinginan yang sangat kuat dari kalangan
NU agar bagaimana keinginan dan kepentingan dari kalangan NU dapat diartikulasikan dan
diagregasikan dalam dunia politik sehingga Pak Amin waktu kampanye berupaya keras untuk
memenangkan calon anggota legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa.

Pemerintah.
Kebijakan
Publik.

Dewan
Perwakilan
Rakyat

Partai Politik Tokoh NU di


Masyarakat.
Masyarakat
Nahdlatul Ulama

Grafik: Hirarki politik Kota Pasuruan.

24
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31). Kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang dimaksud adalah
kalangan Kepemudaan NU, kalangan Akademisi NU, kalangan politik NU, dan kalangan sosial budaya NU.
15
2.3 Implikasi Pergeseran Politik pada Kebijakan Publik Tahun 2000
Pada hari kamis tanggal 28 september 2000, pukul 11.30 diadakan pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan masa jabatan 2000-2005 di gedung DPRD Kota
Pasuruan. Pemilihan ini dilakukan oleh 30 anggota DPRD (1999-2004)25. Terdapat kurang
lebih 6 pasangan walikota dan wakil walikota Pasuruan 2000-200526. Suara terbanyak
diperoleh oleh H.Aminurrokman, SE, MM atau yang akrab dipanggil Pak Amin yang
diajukan oleh PKB, oleh karena jumlah kursi PKB kurang dari 50% maka PKB berkoalisi
dengan PDIP yang memiliki 7 kursi dan mencalonkan ketua partainya yaitu Pudjo Basuki atau
dipanggil Pak Pudjo, sehingga sesuai dengan prediksi bahwa pasangan Amin dengan Pudjo
Basuki memperoleh 18 suara dari 30 suara total27
Pada masa jabatan Pak Amin selaku Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi
masyarakat Kota Pasuruan memiliki sebuah memori kolektif terhadap kebijakan publik Pak
Amin yang dikenal dengan Motto PASURUAN TIBA, TIBA artinya Tertib, Indah, Bersih,
dan Aman. Motto ini digagas oleh Pak Haryono (Walikota Pasuruan sebelum H.Ambjah)
akan tetapi karena Motto ini dirasa masih eksis maka Pak Amin meneruskan gagasan ini
sebagai icon untuk menginspirasi dan menyemangati masyarakat Kota Pasuruan dalam
perebutan Piala Adipura pada waktu itu28. Mengingat Pada zaman Orde Baru Kota Pasuruan
dikenal dengan Kota yang kotor29 karena Wilayah Kebonagung (Selatan Kota Pasuruan)
merupakan tempat pembuangan sampah yang sangat Kotor dan Kumuh. Melalui sosialisasi
kepada masyarakat Kota Pasuruan Pak Amin berupaya menciptakan Kota Pasuruan yang
Tertib, Indah, Bersih, dan Aman. Masyarakat Kota Pasuruan yang sangat partisipatif membuat
usaha Pak Amin tak sia-sia, setelah melewati 2 kali berjuang memperoleh Piala Adipura dan 2
kali mendapat sertifikat hingga akhirnya mendapat Piala Adipura pada tahun 2007.
Perubahan politik dan pemerintah berpengaruh terhadap produk kebijakan yang
diterapkan sehingga dapat ditafsirkan bahwa setiap perubahan akan memberikan makna
tersendiri yang dalam hal ini adalah peran serta masyarakat Kota Pasuruan dalam kebijakan
pemerintah Kota Pasuruan.

25
Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi”. Penulis; Zahra
Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004). Hlm. 33
26
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31).
27
Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era Reformasi”. Penulis; Zahra
Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004). Hlm. 31. Berdasarkan kalkulasi perolehan suara, PKB memperoleh
11 kursi dan PDIP 7 kursisehingga Total 18 kursi. Sengaja PKB dan PDIP mencalonkan satu kadernya supaya
terjadi kekompakan.
28
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31).
29
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31).
16
2.4 Api Amarah Masyarakat Hijau Tahun 2001
Tahun 2001 adalah tahun dimana Kota Pasuruan mengalami kerusuhan yang parah
dimana Masyarakat Kota Pasuruan yang mengatasnamakan pendukung Gus Dur (Presiden
keempat Republik Indonesia) marah30. Pada 21 mei 2001 terjadi banyak kerusuhan di Kota
Pasuruan31, massa pendukung Presiden Gus Dur melakukan aksi penolakan atas pemakzulan
Gus Dur yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia setelah
Presiden Gus Dur mengeluarkan dekrit Presiden pada Tanggal 23 juli 2001, hal yang paling
krusial dari isi dekrit itu adalah perintah untuk membubarkan Partai GOLKAR karena
dianggap membawa konstelasi politik Orde Baru, begitu juga Gus Dur ketika mengatakan
bahwa DPR itu hanyalah Taman kanak-kanak yang tidak perlu ada. Sehingga pada tanggal 23
Juli 2001 melalui Sidang Istimewa yang dipimpin oleh Amien Rais secara resmi
memakzulkan presiden Gus Dur dengan tuduhan yang tidak terbukti secara hukum.
Di Kota Pasuruan dengan masyarakat mayoritas dari kalangan pendukung Gus Dur
merasa tidak puas dan marah ke segala arah yang dianggap berkompromi untuk pemakzulan
Gus Dur di antaranya yang paling parah adalah Masyarakat Tionghoa, Partai GOLKAR,
PDIP, PAN, dan semua pihak yang dirasa mengikuti upaya pemakzulan Gus Dur.
Dampak bagi Masyarakat Etnis Tionghoa Kota Pasuruan. “Mereka entah dari mana
ingin membakar gereja ini akan tetapi waktu itu sejumlah barisan pemuda Islam
menghalangi mereka yang berupaya membakar gereja ini, pemuda Islam yang saya tidak
tahu persisnya menghalangi massa yang mengamuk di depan gerbang, dan karena massa
tidak puas mereka pergi ke belakang gereja ini tepatnya gereja GPIB untuk membakar gereja
tersebut, karena aparat terlambat dan tidak mampu terbendung maka massa itu membakar
gereja tersebut” (Petrus Daniel 2020).
Massa pendukung Gus Dur menganggap bahwa etnis Tionghoa juga merupakan
dalang dalam upaya pemakzulan Gus Dur sehingga Masyarakat pendukung Gus Dur di Kota
Pasuruan mendatangi gereja-gereja di Kota Pasuruan yang dianggap tempat etnis Tionghoa
berada untuk dibakar32. Isu tersebut terpengaruhi karena adanya adanya provokasi 33
bahwa
masyarakat non muslim berupaya memakzulan Presiden Gus Dur, oleh karena masyarakat
sedang marah maka mereka melakukan penyerangan ke tempat ibadah umat non muslim.

30
(Narasumber: Ismail Marzuki Hasan 2020:24).
31
(Narasumber: Ismail Marzuki Hasan 2020:24).
32
Https://Jatim.idnnews.com/News/Jatim/Fitria-Media/Cerita-Gereja-Padova-Pasuruan-Trauma.
33
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31).
17
“Mereka datang dengan sangat ramai sekali, saya waktu itu ketakutan dan menjauh
dari gereja, mereka menumpuk kursi di dalam gereja ke bagian tengah untuk dilumuri minyak
tanah dan kemudian mereka membakarnya” (Abuentebu 2020:20).

Foto 1.1 : Gereja GPIB di Jl. Arjuno, Kelurahan kandangsapi, Kecamatan Bugul Kidul, Kota
Pasuruan terbakar (Sumber: Dokumentasi pribadi, Album gereja GPIB)

Foto 1.2 : Asap kebakaran yang membumbung tinggi berasal dari dalam gereja yang dibakar.
(Sumber: Dokumentasi pribadi, Album gereja GPIB)
Tidak hanya gereja di Kota Pasuruan yang diserang tetapi sekolah SMA
Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan juga diserang dengan melemparkan batu untuk
memecahkan kacanya dan merusak seluruh fasilitas sekolah pada hari selasa, 29 mei 200134,
kemudian semua rumah-rumah yang berwarna kuning (diasumsikan kediaman pendukung
partai GOLKAR), merah (diasumsikan kediaman pendukung PDIP), dan semua rumah
kecuali kediaman pendukung Partai PKB diserang walaupun belum tentu rumah tersebut
adalah pendukung partai yang menurunkan Gus Dur.

34
(Narasumber: H. Aminurrokman, SE, MM 2020:31).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan pembahasan, terdapat 3 kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perubahan politik Indonesia pada awal reformasi ditandai dengan perpindahan kekuasaan
dari Otoriterisme dan dinasti menjadi kekuasaan pro masyarakat dan demokratis.
Kemudian ditandai dengan kembalinya kedaulatan rakyat dan hak otonomi daerah.
2. Perubahan politik di kota Pasuruan pada awal reformasi dalam kurun waktu 1998 – 2001
ditandai dengan pembebasan berpendapat dan terbukanya kiprah politik bagi masyarakat
Kota Pasuruan dalam mengaktualisasi aspirasi mereka melalui Wakil Rakyat yang dipilih
langsung oleh rakyat. hal itu dibuktikan dengan adanya pemilu legislatif tahun 1999 dan
kiprah masyarakat dalam menanggapi perubahan tersebut.
3. Pada masa awal reformasi tahun 1998 -2001, peran masyarakat kota Pasuruan
ditunjukkan semenjak runtuhnya Orde Baru, masyarakat Kota Pasuruan berkeinginan
penuh agar bagaimana kalangan NU khusunya santri di Kota Pasuruan bisa masuk dalam
struktur pemerintahan dan legislatif agar aspirasi warga NU bisa tersampaikan sehingga
para politisi-politisi melalui PKB menarik tokoh-tokoh kharismatik NU di Kota Pasuruan
untuk memperoleh suara terbanyak dalam setiap pemilu, dan juga kiprah tokoh-tokoh
Masyarakat dalam keputusan dan kebijakan Politik di Kota Pasuruan.35

3.2 Kritik dan Saran


Perubahan dan kontinuitas sejarah politik dan pemerintahan di Kota Pasuruan akan
terus terjadi sering bertambahnya zaman. peristiwa demi peristiwa akan terus mengalami
perubahan, Suka duka masa lampau akan terus diingat oleh masyarakat Kota Pasuruan. Kota
Pasuruan harus siap dan mampu menghadapi segala bentuk perubahan. Jatuhnya rezim Orde
baru adalah peringatan keras bagi Kota Pasuruan khususnya kaum Nahdlatul Ulama dan
elemen masyarakat lainnya untuk bangkit dan maju menyongsong masa depan. Semua itu
harus dimulai dari memori masyarakat yang tertutupi duka dari Orde Baru dan dijadikan
perjuangan menuju Era Reformasi. Salah satu hikmah yang bisa di ambil adalah jangan
pernah kita menggunakan cara tidak etis dalam melakukan sebuah perubahan dan jangan
pernah mengulang kesalahan yang sama dari sejarah kita,

35
(Narasumber: Ismail Marzuki Hasan 2020:24).
19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Buku “Selayang Pandang Kota Pasuruan”, Potret Perkembangan Pembangunan Kota
Pasuruan. Sumber: Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Pasuruan bekerja sama
dengan Dewan Kesenian Pasuruan. Dilansir tanggal 22 januari 2020., Pukul 14.00
WIB.
Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Pasuruan. tahun. Selayang Pandang Kota
Pasuruan:Potret Perkembangan Pembangunan Kota Pasuruan, (Online), diakses
pada 23 januari, Pukul 18.00 WIB.
Buku ‘Sejarah Lengkap Indonesia, dari Era Klasik hingga terkini. Penulis: Adi Sudirman.
Dilansir Pada tanggal 22 januari 2020, pukul 09.00 WIB.
Kitab Sejarah Familie Nitie Adiningrat, 1914.
Buku “Gaya Kepemimpinan Walikota Pasuruan, H. Aminurrokman, SE, MM”. Editor Drs.
Hm Baharun, SH, MA.
“Aminurokhman SE, MM. Sang Putra Daerah Walikota Pasuruan pertama di Era
Reformasi”. Penulis; Zahra Haidar. Dewan Kesenian Pasuruan (2004).

Sumber Hasil Penelitian:


Laporan Akhir. Kompendium Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pimpinan penyusun; DR.
Mochammad Isnaeni Ramdhan S.H, M.H. Instansi: Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Badan Pembina Hukum Nasional Tahun 2007. diterbitkan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
G-190.PR.09.03 Tahun 2007 Tanggal 8 Januari 2007 Tentang Pembentukan Pelaksana
Tim Kompendium Bidang Hukum Tahun Anggaran 2007.

Sumber Internet:
Https://Pasuruan.go.id/sejarahpasuruan/ Diakses pada 30 januari 2020.
Https://Jatim.idnnews.com/News/Jatim/Fitria-Media/Cerita-Gereja-Padova-Pasuruan-Trauma.
Diakses pada 27 januari 2020.

Sumber Wawancara:
Wawancara dengan H. Aminurrokman, S.E, MM. Mantan Walikota Tahun 2000-
2010 (2 periode), sekarang menjabat sebagai anggota MPR RI Fraksi Partai Nasdem. Umur

20
58 tahun. Alamat: Jl Trunojoyo RT.1 RW.2. Wawancara diadakan pada tanggal 31 januari
2020, pukul 11.00 WIB. . (Bukti Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Bapak Raharto Teno Prasetyo. Jabatan: Wakil walikota Pasuruan
(2015-2020). PLT Walikota Pasuruan, tentang kondisi pemerintahan Kota Pasuruan Tahun
1998-2001. Umur 37 tahun. Alamat: Jl. Balaikota No 18. Wawancara diadakan pada: 22
januari 2020, Pukul 16.00 WIB. (Bukti Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Bapak Ismail Marzuki Hasan mengenai Kondisi politik Kota
Pasuruan pada masa peralihan dari Orde baru menuju Reformasi (1998-2001). Jabatan: Ketua
DPRD Kota Pasuruan (2009-2024). Umur 44 Tahun. Alamat: Jl. Sultan Agung 3 No 18.
Wawancara Diadakan pada: 24 januari 2020, pukul 16.00 WIB. (Bukti Wawancara
terlampir.)
Wawancara dengan Muhammad Shodiq. Mantan Dewan Kehormatan Anggota
DPRD Kota Pasuruan Fraksi PKB (2014-2019). Umur 52, Karangketug RT.2 RW.6,
Kecamatan GadingRejo, Kota Pasuruan. Wawancara diadakan pada 26 januari 2020, Pukul
15.00 WIB. (Bukti Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Pak Turmuji. Kepala Bidang Ideologi Wawasan Kebangsaan,
Badan Persatuan Bangsa dan Politik Kota Pasuruan (1994-sekarang). Umur 48 tahun. Jl
Trunojoyo Nomor 85, Kelurahan Tembok Rejo, Kota Pasuruan. Wawancara diadakan pada;
24 Januari 2020, pukul 12.00.(Bukti Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Bapak Abuentebu. Coster Gereja BPIB Kota Pasuruan dan saksi
sejarah pembakaran gereja GPIB pada tahun 29 Mei 2001. Umur 69 tahun. Alamat:
Perumahan sekar Indah 2, Jl. Sandiagu No 30, Bakalan, Kota Pasuruan. Wawancara diadakan
pada tanggal 20 januari 2020, pukul 14.00 WIB. (Bukti Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Bapak Petrus Daniel. Frater Gereja Santo Antonius Padua dan
sejarawan gereja. Wawancara diadakan pada Tanggal 20 januari 2020, pukul 12.00. (Bukti
Wawancara terlampir.)
Wawancara dengan Drs.Sofyan. Mantan Kepala Sekolah SMK Muhammdiyah Kota
Pasuruan dan Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMK Negeri 2 Kota Pasuruan. Umur 57
tahun. Alamat: Jl. Trunojoyo RT.02 RW.01 Lecari, Keluruhan Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Wawancara diadakan pada tanggal 19 januari 2020 jam 12.00 WIB. (Bukti Wawancara
terlampir.)

21
LAMPIRAN

Bpk. Aminurrokhman, SE, MM Bpk. Raharto Teno Prasetyo

Bpk. Ismail Marzuki Hasan Bpk. Muhammad Shodiq

Bpk. Turmuji

22
Bpk. Abuentebu

Bpk. Petrus Daniel Bpk. Drs. Sofyan

23
PROSES
• PEMERINTAHAN PERALIHAN
DINASTI.
• PENEKANAN HAK • PEMILIHAN LEGISLATIF
POLITIK SECARA LANGSUNG.
(BERSUARA • EKSES: KERUSUHAN DI
MASYARAKAT). MASYARAKAT AKIBAT
• KRISIS EKONOMI. KEINGINAN REVOLUSI.

ORDE BARU

• Transparansi Pemerintah.
• kebebasan bersuara.
• Kebijakan Publik .
• perubahan Struktur dan
mekanisme pengisian
jabatan.
REFORMASI

24

Anda mungkin juga menyukai