Bab 4 Pendekatan Dan Metodologi
Bab 4 Pendekatan Dan Metodologi
Ustek
V-1
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Pendekatan normatif ini erat kaitannya dengan pendekatan perencanaan dan
analisis kebijakan. Adapun mekanisme umum yang sering digunakan dalam
pendekatan normatif antara lain adalah :
a) Perumusan Masalah (Definisi) menghasilkan informasi dari proses review
dan analisis normatif (kebijakan, peraturan, dokumen perencanaan, dsb),
mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah,
b) Peramalan (Prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di
masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula
pilihan tidak melakukan sesuatu,
c) Rekomendasi (Preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau
kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan
masalah,
d) Pemantauan (Deskripsi) menghasilkan informasi tentang konsekuensi
saat ini dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan dan
e) Evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari
konsekuensi pemecahan masalah.
Kelima tahapan tersebut dipahami sebagai satu rangkaian siklus yang berulang.
Siklus ini tidak dilihat sebagai satu kesatuan siklus melainkan sebagian dari siklus
yang ada, yaitu sampai pada tahap penyusunan dokumen Strategi dan Model
Pengembangan.
Ustek
V-2
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Terkait dengan lingkup pelaksanaan kegiatan Penyusunan RTR Kota Baru
Patimban, pendekatan normatif akan digunakan dalam beberapa lingkup
kegiatan sebagai berikut :
Review RTRW Kabupaten dan Kebijakan Terkait,
Koordinasi – Diskusi Kegiatan dengan Tim Teknis ataupun langsung
dengan masyarakat yang berada di sekitar wilayah perencanaan,
Analisis kedudukan kawasan perkotaan dalam Rencana Tata Ruang,
Identifikasi dan penetapan lokasi kawasan terpilih terkait wilayah
pelayanan Patimban dan
Penyusunan konsepsi, rencana strategis, model pengembangan dan
indikasi program pentahapan pembangunan serta perhitungan estimasi
biaya investasi kegiatan.
Ustek
V-3
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
g) Pemanfaatan hasil pembangunan
h) Evaluasi
Gambar berikut memberikan ilustrasi dari proses atau mekanisme umum
pendekatan partisipatif.
Ustek
V-4
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
c) Memfasilitasi penyusunan formulasi dalam mencari inovasi dan solusi
kreatif dalam berbagai masalah dan isu dan
d) Memunculkan kepekaan dalam kelompok terhadap para stakeholder dan
juga memunculkan rasa bertanggung jawab.
Terkait dengan lingkup pelaksanaan kegiatan penyusunan strategi dan
model ini, pendekatan partisipatif akan digunakan dalam beberapa lingkup
kegiatan sebagai berikut :
a) Survey sekunder dan primer pada wilayah perencanaan. Pendekatan
partisipatif dapat digunakan dengan melibatkan stakeholder di wilayah
perencanaan untuk menambah dan memperdalam informasi yang
banyak secara cepat, mengumpulkan informasi-informasi yang dimiliki
oleh stakeholder, mengklarifikasi informasi yang kurang pada basis data
dan juga bisa dipakai untuk memperoleh opini-opini yang berbeda
mengenai satu permasalahan tertentu,
b) Identifikasi Potensi, Masalah, Hambatan dan Tantangan pada wilayah
pelayanan dan wilayah perencanaan,
c) Penentuan wilayah pelayanan,
d) Survey primer, pemetaan potensi, masalah, dan kebutuhan pada lokasi
e) Melakukan diskusi dengan pemerintah daerah dalam penyusunan
tahapan pembangunan serta pola pembiayaan kegiatan yang akan
dilakukan.
Ustek
V-5
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Koordinasi – Diskusi Kegiatan dengan Tim Teknis ataupun langsung
dengan masyarakat yang berada di sekitar wilayah perencanaan,
Analisis kedudukan kawasan perkotaan dalam Rencana Tata Ruang,
Identifikasi dan penetapan lokasi kawasan terpilih terkait wilayah
pelayanan kota dan
Penyusunan konsepsi, strategi dan model pengembangan Kota Baru
Patimban
Penyusunan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan (Indikasi
Program)
Ustek
V-6
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Informasi yang didapat dengan pendekatan ini bisa bersifat situasional dan
berdasarkan pengalaman sumber.
4.1.4.2 Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi
Eksplorasi dalam proses analisa dan evaluasi dilakukan guna
mengelaborasi pokok permasalahan serta konsep-konsep penanganan dan
pengembangan kawasan perkotaan yang ada berikut dukungan regulasi dan
kebijakan. Eksplorasi perlu mengaitkan konsep-konsep teoritis dengan kondisi
dan karakteristik permasalahan melalui pendalaman pemahaman terhadap
lokasi pekerjaan. Proses eksplorasi ini akan mengkerucut pada suatu bentuk
pendekatan yang konfirmatif dalam menilai kesesuaian suatu pola penanganan
serta kebutuhan rumusan kebijakan yang dapat mengintervensi permasalahan
agar pola penanganan terpilih dapat diimplementasikan dan mencapai hasil yang
optimal.
Ustek
V-7
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
4.1.4.4 Pendekatan Preskriptif dalam Perumusan Konsep Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Pendekatan preskriptif (prescriptive approach) merupakan jenis
pendekatan yang bersifat kualitatif dan dapat memberikan deskripsi analitis
untuk menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dalam mendukung suatu
strategi penanganan ataupun kebijakan. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menilai suatu rencana alternatif kebijakan untuk kemudian
mengeluarkan rekomendasi yang tepat berkaitan dengan kemungkinan
implementasi kebijakan dan program-programnya di masa yang akan datang.
Dengan penggunaan pendekatan preskriptif ini, diharapkan studi tidak hanya
terfokus pada analisa kondisi eksisting, namun juga dapat memperhatikan
potensi implikasi pemanfaatan suatu konsepsi penanganan atau kebijakan.
Ustek
V-8
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Mengenali ‘aturan main’ yang berlaku dalam proses pembangunan
kawasan perkotaan.
Pendekatan yang digunakan dalam Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
adalah pendekatan Incremental yang lebih bersifat strategis, dimana sebagian
besar kondisi-kondisi awal (pra-kondisi) dari suatu persoalan pembangunan tidak
diperhatikan atau diluar kontrol. Adapun karakteristik pendekatan ini antara
lain :
Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata;
Bersifat jangka pendek dan menengah;
Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategi;
Mempertimbangkan eksternalitas;
Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final.
Metoda SWOT merupakan contoh penjabaran dari pendekatan yang
bersifat incremental-strategis.
Ustek
V-9
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
kecenderungan baru, faktor-faktor ketidakpastian, serta “kejutan-
kejutan‟ lain yang terjadi diluar perkiraan semula;
Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan
memberikan satu acuan arah-arah pembangunan kawasan;
Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan (action).
Ustek
V - 10
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
kesesuaian ekologi dan sumber daya alam penting artinya agar pembangunan
yang terjadi tidak terbatas dalam tahu rencana yang disusun saja.
Pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan bertujuan
untuk menghasilkan suatu konsep kebijakan dan strategi penanganan kawasan
perkotaan dan perdesaan yang berwawasan lingkungan, namun bukan berarti
menjadikan kepentingan lingkungan sebagai segala-galanya. Dalam pendekatan
ini yang dipentingkan adalah keseimbangan antara pembangunan lingkungan
dan non-lingkungan (ekonomi, sosial, teknologi, dan sebagainya) sehingga
dicapai suatu kondisi pembangunan yang harmonis. Dalam pendekatan ini ada 3
tiga prinsip dasar yang dipegang, yaitu (Haughton dan Hunter, 1994) :
Prinsip persamaan antar generasi, yaitu pengaruh pada kemampuan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi
mereka harus dipertimbangkan. Prinsip ini dikenal juga sebagai principle
of futurity.
Prinsip keadilan sosial, yaitu keberlanjutan mensyaratkan bahwa
pengontrolan keseluruhan distribusi sumber daya harus merata.
Prinsip tanggung jawab transfontier, yaitu bahwa dampak dari aktivitas
manusia seharusnya tidak melibatkan suatu pemindahan geografis yang
tidak seimbang dari masalah lingkungan. Dalam prinsip ini terdapat
perlindungan terhadap kualitas dari lingkungan.
Ustek
V - 11
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Dalam pendekatan pembangunan berkelanjutan ini terkait juga dengan
penciptaan keberlanjutan masyarakat/komunitas (sustainable communities)
tempat dimana suatu komunitas ingin tinggal dan bekerja pada masa sekarang
dan masa yang akan datang. Konsep pembangunan berkelanjutan akan dapat
terus berlanjut jika terdapat masyarakat yang terus berlanjut pula. Dalam
sustainable communities, masyarakat menciptakan suatu komunitas seperti yang
dikehendaki oleh masyarakat sehingga dapat tercipta suatu keberlanjutan dalam
komunitas tersebut. Sustainable communities ini akan dapat dikembangkan
dimana banyak “pemain” dalam peran yang berbeda-beda dan dengan
ketertarikan dan nilai yang berbeda dalam suatu aliran informasi yang berharga
dan mereka memiliki kesempatan untuk bergabung dalam suatu proses
pembelajaran dan respon inovatif terhadap perubahan lingkungan dan
perubahan lainnya (Innes dan Booher, 2000).
Ustek
V - 12
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
sumberdaya alam) sehingga terwujud pembangunan kesatuan
wilayah ekonomi yang sinkron antar wilayah berdasarkan potensi dan
kekayaan sumberdaya wilayah setempat
Meningkatkan tingkat pelayanan sarana dan prasarana wilayah
2. Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan Potensi Wilayah
yang Ada
Meningkatkan koordinasi antar pelaku dalam pengelolaan
sumberdaya alam, pengisian dan pemerataan penduduk,
peningkatan sarana dan prasarana wilayah (perhubungan,
komunikasi, listrik, air bersih, kesehatan, pendidikan, dan pasar)
Membangun basis data pembangunan yang memadai melalui survei
dan pemetaan sumberdaya alam mendukung peningkatan
kemampuan dan kapasitas pengelolaan potensi wilayah.
4.2 Metodologi
Metodologi Penyusunan RTR Kota Baru Patimban dijabarkan dalam
proses penyusunan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan;
a. Kegiatan Persiapan Penyusunan
Adapun kegiatan Persiapan Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
meliputi:
1) Persiapan awal pelaksanaan kegiatanya itu pemahaman terhadap
KAK;
2) Kajian awal data sekunder, mencakup review RPJPD, RPJMD, RTRW
Kabupaten dan kebijakan terkait lainnya;
3) Penyimpulan informasi dan data awal (termasuk dengan
menyimpulkan hasil kajian awal data setkunder dilangkah
sebelumnya);
4) Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan kegiatan;
5) Penyiapan rencana kerja rinci; dan
Ustek
V - 13
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
6) Penyiapan perangkat survey (checklist data yang dibutuhkan,
panduan wawancara, kuesioner, panduan observasi dan
dokumentasi, dll.)
7) Serta mobilisasi peralatan dan personil yang dibutuhkan
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Penyusunan
Hasil kegiatan persiapan penyusunan RTR Kota Baru Patimban paling
sedikit meliputi:
1) Gambaran umum wilayah perencanaan;
2) Hasil kajian awal yang terdiri atas:
Identifikasi nilai strategis dan mendesak Kota Baru Patimban;
Identifikasi dan perumusan isu strategis;
Identifikasi kebijakan terkait dengan wilayah perencanaan;
Potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan serta
gagasan awal pengembangan wilayah perencanaan; dan
Identifikasi awal batas delineasi kawasan
2. Pengumpulan data dan informasi;
a. Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi Kegiatan Pengumpulan
Data dan Informasi penyusunan RTR Kota Baru Patimban paling
sedikit meliputi:
1) Data terkait dengan nilai strategis dan isu strategis Kota Baru
Patimban;
2) Data kebijakan penataan ruang (RPJPD, RPKMD, RTRW) serta
kebijakan sektoral terkait;
3) Data pemanfaatan ruang/penggunaan lahan;
4) Data kondisi fisik/lingkungan dan SDA;
5) Data sumber daya buatan/prasarana dan sarana;
6) Data kependudukan dan sumber daya manusia;
7) Data perekonomian, sosial, dan budaya;
8) Peta dasar (RBI dan citra satelit); dan
9) Data Iainnya sesuai dengan karakteristik tipologi kota baru
Ustek
V - 14
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
b. Tingkat kedalaman data dan Informasi disesuaikan dengan skala
ketelitian Peta.
c. Dimensi waktu data dan Informasi disyaratkan paling sedikit :
1) 3 (tiga) tahun terakhir untuk data time series;
2) 1 (satu) tahun sebelum tahun awal perencanaan untuk
tahun tunggai;
d. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi
Hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi dihimpun dalam buku
data dan analisis
3. Pengolahan dan analisis data; dan
a. Kegiatan Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data
paling sedikit meliputi perangkat dan teknik analisis yang terkait
dengan nilai strategis kawasan. Penggunaan perangkat dan teknik
analisis disesuaikan dengan kebutuhan analisis berdasarkan kisi-kisi
mengenai Iingkup pengaturan sesuai dengan tipologi Kota Baru yang
meliputi:
1) Penetapan delineasi kawasan;
2) Fokus penanganan;
3) Tingkat ketelitian peta;
4) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang;
5) Konsep pengembangan kawasan;
6) Arahan pemanfaatan ruang;
7) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang; dan
8) Pengelolaan kawasan
Analisis yang dilakukan paling sedikit meliputi:
1) Review terhadap RPJPD, RPJMD, dan RTR yang terkait dengan
Kota Baru Patimban;
2) Analisis kebijakan tata ruang dan sektoral terkait
pengembangan Kota Baru Patimban;
3) Analisis penguatan nilai strategis dan isu strategis Kota Baru;
Ustek
V - 15
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
4) Analisis delineasi kawasan;
5) Analisis konsep pengembangan kawasan untuk menentukan:
a. arahan strategis; atau
b. rencana struktur ruang dan/atau rencana pola ruang.
6) Analisis regional (analisis kawasan pengaruh);
7) Analisis kebutuhan ruang;
8) Analisis kebutuhan sarana dan prasarana;
9) Analisis pembiayaan pembangunan; dan
10) Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan sesuai
dengan karakteristik tipologi Kota Baru.
11) Analisis Kelembagaan pengelolaan Kota Baru Patimban;
Hasil dari keseluruhan kegiatan analisis meliputi:
1) Visi pengembangan kawasan;
2) Potensi dan masalah penataan ruang Kota Baru Patimban;
3) Peluang dan tantangan penataan ruang Kota Baru Patimban;
4) Kecenderungan perkembangan dan kesesuaian kebijakan
pengembangan Kota Baru Patimban; dan
5) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kota Baru
Patimban.
6) Kebutuhan Ruang serta Prasarana dan Sarana Kota Baru
Patimban;
7) Skenario dan Konsep Pengembangan Kota Baru Patimban;
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan dan Analisis Data
Hasil kegiatan pengolahan dan analisis data dibukukan sebagai satu
kesatuan dengan hasil pelaksanaan Kegiatan tahapan sebelumnya
dalam buku fakta dan analisis. Kerangka buku fakta dan analisis
disusun sebagai suatu kesatuan laporan yang terintegrasi.
Ustek
V - 16
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Kegiatan Perumusan Konsepsi penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Paling sedikit harus:
1) Mengacu pada:
RTRW;
Pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang;
2) Memperhatikan:
RTRW yang menjadi bagian dari Kota Baru Patimban atau
di mana Kota Baru terletak;
Rencana pembangunan jangka panjang daerah;
Rencana pembangunan jangka menengah daerah; dan
Rencana induk sektor terkait;
3) Merumuskan:
Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang;
Konsep pengembangan, yang terdiri atas:
1. Arahan strategis (arahan struktur atau pola ruang); atau
2. Rencana struktur ruang dan/atau rencana pola ruang;
Arahan pemanfaatan ruang; dan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang;
Hasil Pelaksanaan kegiatan Perumusan Konsepsi Rencana
Hasil pelaksanaan kegiatan perumusan konsepsi rencana
adalah berupa rumusan konsep RTR Kota Baru Patimban.
Peta Rencana Kawasan Koridor Ekonomi terdiri atas :
Peta Rencana Struktur Ruang yakni :
1. Pusat Pelayanan;
2. Sistim jaringan Transportasi (Eksisting dan direncanakan);
3. Sistim jaringan energy/kelistrikan
4. Sistim Jaringan Telekomunikasi;
5. Sistim Jaringan Air Bersih;
6. Sistim Jaringan Prasarana Lingkungan;
Peta Rencana Pola Ruang yakni :
Ustek
V - 17
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
• Kawasan Lindung dan;
• Kawasan Budidaya;
Penyajian Peta Rencana disesuaikan dengan Kriteria Kota
Baru Patimban Kabupaten Subang.
Prosedur penyusunan RTR Kota Baru Patimbang dapat dilihat pada diagram
ini
Gambar 4.1
Prosedur Penyusunan RTR
Ustek
V - 18
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Sedangkan kerangka pikirnya adalah:
Persiapan
Penyusunan RTR
Pengumpulan Data
dan Analisis
Perumusan Konsep
RTR Kota Baru
Patimban
Penyusunan Naskah
Raperda
Ustek
V - 19
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Analisis Lahan
Kebijakan Penataan Ruang : Kawasan
- Rencana Tata Ruang Wilayah Analisis Internal :
Kerangka Teoritis
Nasional (RTRWN) - Analisis Topografi
Pengembangan
- Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi - Analisis Klimatologi
Kawasan Perkotaan
Jawa Barat - Analisis Hidrologis Strategi dan
- Rencana Tata Ruang Wilayah - Analisis Aksesibilitas Model
Kabupaten Subang Kawasan Pengembangan
- Analisis Pola Vegetasi Kawasan
Perkotaan
Analisis Eksternal :
Data & Informasi :
- Studi Literatur - Terhadap Nasional
Identifikasi wilayah
- Laporan-laporan dsb - Terhadap Provinsi
perencanaan, dan Perumusan Strategi dan
- Terhadap Kab/Kota
kebijakan terkait Model Pengembangan
pembentukan kota Analisis Kebutuhan
baru Patimban - Kebutuhan normatif - Perumusan tujuan,
(normative need) kebijakan dan strategi
- Kebutuhan yang penataan ruang
dirasakan (felt need) - Arahan pemanfaatan
- Kebutuhan yang ruang
Arahan diekspresikan - Arahan pengendalian
- (expressed need) pemanfaatan ruang
Rencana/Kebijakan
Peraturan/Perundangan : - Kebutuhan komparatif - Penyaipan peta rencana
/
- Kriteria Terkait (comparative need) kwasan
Und - Kebutuhan masa yang
akan datang
(anficipated/future need)
Tinjauan Kebijakan/ Peraturan/ Perundangan, Tinjauan Fakta-Analisa ; Kondisi Eksisting Wilayah - Strategi Penataan ruang Kawasan Patimban ,
Teoritis dan Permasalahan Kawasan Perkotaan Perencanaan dan Pelayanan, Data-Data Sarana dan pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang
KELUARAN Prasarana Pelayanan Dasar, Dokumentasi Visual, - Penyaipan peta rencana kawasan
Peta Hasil Mapping dan Digitasi
Ustek
V - 20
Penyusunan RTR Kota Baru Patimban