Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL

PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

3.1. ALUR PIKIR


Metodologi yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagai
berikut :
1. Melakukan pengumpulan data dan informasi sekunder dari instansi
terkait.
2. Menyusun identifikasi dampak yang akan terjadi dengan metode chek list
atau metode deskriptif kualitatif kuantitatif.
3. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan kegiatan Penyusunan UKL-UPL Kegiatan Kajian Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Pembangunan Jaringan Gas (Jargas) Sambungan Rumah (SR) Untuk Rumah
Tangga di kabupaten subang dengan pendekatan teknis, sosekbud dan
institusional.

3.2. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN


3.2.1. Metode Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan ditapis berdasarkan :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. P 38/MENLHK/SETJEN/KUM 1/7
2019 tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi
Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Menurut peraturan ini,
kegiatan berupa pipa dan gas bumi akan wajib AMDAL jika :
 Panjang ≥ 100Km

III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

 Tekanan ≥ 60 Bar
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL wajib memiliki UKL-UPL.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL dan
UPL dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup. Menurut peraturan ini, setiap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL kemudian masih
memerlukan UKL-UPL berdasarkan kriteria berikut :
 Jenis kegiatan
 Skala/besaran/ukuran
 Kapasitas produksi
 Luasan lahan yang dimanfaatkan
 Limbah dan/atau cemaran dan/atau dampak lingkungan
 Teknologi yang tersedia dan/atau digunakan
 Jumlah komponen lingkungan hidup terkena dampak
 Besaran investasi
 Terkonsentrasi atau tidaknya kegiatan
 Jumlah tenaga kerja
 Aspek sosial kegiatan
Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu kriteria tersebut, maka
diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan studi UKL-UPL.

3.2.2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengetahui kondisi rona awal
lingkungan sebelum ada kegiatan. Informasi ini sangat penting untuk memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi setelah ada realisasi kegiatan. Ditinjau dari
sumbernya, data-data tersebut dapat diperoleh secara langsung di lapangan dengan
cara observasi visual, pengambilan sample, pengukuran langsung ataupun
wawancara. Data juga dapat diperoleh melalui pengumpulan data dari berbagai
instansi yang terkait. Data yang diperoleh secara langsung disebut sebagai data
primer, sedangkan yang diperoleh dari instansi disebut data sekunder.

III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Pelaksanaan pengumpulan data dan informasi bagi keperluan Penyiapan UKL-


UPL Kegiatan Kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) Pembangunan Jaringan Gas (Jargas) Sambungan Rumah (SR) Untuk
Rumah Tangga kabupaten subang akan dilakukan dalam beberapa kegiatan yang
terdiri dari :
 Pengumpulan data dan informasi komponen lingkungan baik primer maupun
sekunder yang diperkirakan telah mengalami perubahan dan akan mengalami
perubahan atau berperan dalam proses perubahan lingkungan atau dampak
lingkungan.
 Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan yang terdiri dari:
 Pengamatan lapangan, identifikasi, pengukuran, sampling untuk
komponen lingkungan fisik-kimia-biologi.
 Pengamatan lapangan, wawancara/sosialisasi untuk komponen sosial
ekonomi-budaya dan kesehatan.
 Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pencatatan dan penggandaan
hasil penelitian, catatan instansi dan kajian lingkungan yang pernah dilakukan
di lokasi rencana kegiatan.
 Pengumpulan data dan informasi mengenai berbagai kegiatan dan
pembangunan yang telah dilakukan dan berbagai rencana kegiatan yang
diperkirakan menjadi penyebab terjadinya perubahan dan dampak
lingkungan.

III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Metoda Pengumpulan Data (Jenis Data, Metoda Pengumpulan Data, Lokasi Pengambilan Data) pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Pengambilan Data dan Lokasi Pengambilan Data


Kelompo Metoda Pengambilan Data Lokasi Pengambilan Data
N Komponen Manfaat
k Primer
o Data Data Jenis Data Primer Sekunder
Data Metoda Alat
A. Komponen Fisik-Kimia
1 Iklim a. Curah hujan Untuk mengetahui sifat/tipe hujan - - Data curah hujan - BMG
pada daerah studi dan sekitarnya
b. Suhu udara Untuk mengetahui kondisi - - Data klimatologi Rencana kegiatan BMG
eksisting
c. Kelembaban relatif Pengambilan sample Higrometer Data klimatologi Rencana kegiatan BMG
Untuk mengetahui kondisi
d. Arah angin eksisting Pengambilan sampel - Data klimatologi Rencana kegiatan BMG

Untuk mengetahui kondisi


eksisting
2 Udara a. Debu Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengambilan sample HVDS - Rencana kegiatan, -
tanpa kegiatan permukiman
b. Kebisingan Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengambilan sample Sound lever - Rencana kegiatan, -
tanpa kegiatan meter pendudk terdekat
c. Gas Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengambilan sample Suction - Rencana kegiatan, -
tanpa kegiatan pump permukiman
impinger
3 Fisiografi a. Topografi Untuk mengetahui kondisi lokasi - - Peta topografi Renc. Pembangunan
dan tanpa kegiatan jaringan pipa
Hidrologi b. Kualitas air permukaan Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengambilan sample Gauge - Badan air sekitar
tanpa kegiatan lokasi kegiatan
c. Pola aliran air permukaan Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengamatan visual Kamera - Badan air sekitar
tanpa kegiatan lokasi kegiatan
d. Volume air limpasan (run Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengamatan dan Kamera - - Peta tata guna
off) tanpa kegiatan pengukuran lahan
e. Air tanah Untuk mengetahui kondisi lokasi Pengambilan sample Gauge Peta hidrogeologi Permukiman terdekat
tanpa kegiatan
4 Ruang lahan Peruntukan lahan Untuk mengantisipasi perubahan Pengamatan visual Kamera Peta land use Seluruh area Bapeda
pola peruntukan lahan administrasi tapak
proyek
5 Transportasi Identifikasi klasifikasi dan Menggali masalah dan potensi lalu Inventarisasi, Alat tulis, Studi meja Jalan akses utama Dinas

III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Kelompo Metoda Pengambilan Data Lokasi Pengambilan Data


N Komponen Manfaat
k Primer
o Data Data Jenis Data Primer Sekunder
Data Metoda Alat
bangkitan lalu lintas jalan yang lintas yang terjadi di wilayah studi pengamatan dan counter, (desk studi) menuju/dari lokasi Perhubungan
meliputi identifikasi jalan akses pengukuran di lapangan program proyek Daerah
utama, kondisi prasarana & software
sarana lalin, volume & tingkat
kepadatan lalin, kinerja lalin,
tingkat pelayanan jalan
B. Komponen Biologi
a. Flora Darat a dan b untuk mengetahui kondisi Metoda kuadrat dan Alat tulis, - Sekitar tapak -
sebelum ada kegiatan dan dan wawancara kpd meteran kegiatan
sesudahnya masy. sekitar yang
mengetahui kondisi
flora darat setempat.
b. Fauna darat dan vector Ada / tidaknya spesies langka atau Pengamatan visual Alat tulis, - Sekitar tapak -
penyakit dilindungi dan wawancara kpd kamera, kegiatan
masy. sekitar yang teropong,
mengetahui kondisi counter
fauna dan vector
penyakit setempat
c. Biota air Sebagai indikasi terhadap kualitas Check point dan Plankton net, - Badan air sekitar -
air Sampling Sorber/
Eckman
C. Komponen Sosekbud
a. Luas wilayah dan pola Melihat luas wilayah dan pola - - Studi meja - Bapeda dan
penggunaan lahan penggunaan lahan di desa-desa BPN
yang dikaji
b. Demografi yang meliputi Menggali karakteristik penduduk Wawancara Kuesioner Studi meja - BPS Profil Desa
jumlah dan kepadatan dari terstruktur kepada
penduduk, komposisi segi kualitas pendidikan, mata - Masyarakat
penduduk berdasarkan pencaharian, tingkat produktivitas, - Tokoh masyarakat
kelompok umur, pendidikan, pertumbuhan, dan pola pergerakan
mata pencaharian, laju ruangnya Observasi
pertumbuhan penduduk, pola
penggerakan penduduk.

c. Kondisi perekonomian Menggali tingkat kesejahteraan Wawancara Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar BPS Kota, Desa
penduduk yang meliputi penduduk dan pola-pola aksesnya terstruktur kepada Lokasi kegiatan

III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Kelompo Metoda Pengambilan Data Lokasi Pengambilan Data


N Komponen Manfaat
k Primer
o Data Data Jenis Data Primer Sekunder
Data Metoda Alat
angka Ketergantungan, ke berbagai infrastruktur dan - Masyarakat
komposisi mata pencaharian sumber daya perekonomian - Tokoh masyarakat
di sector formal serta
informal; tingkat Observasi
pengangguran, tingkat
pendapatan dan pengeluaran;
potensi ekonomi dan
kesempatan berusaha.

d. Ketersediaan sarana dan Menggali kualitas infrastruktur Wawancara Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Desa yang
infrastruktur seperti jalan, dari terstruktur kepada Lokasi kegiatan bersangkutan
prasarana peribadatan, wilayah yang dikaji, beserta - Masyarakat
pendidikan dan pelayanan tingkat aksessibilitas masy.nya - Tokoh masyarakat
publik lainnya terhadap
infrastruktur dan pelayanan Observasi
publik.
Ketersediaan sarana dan Menggali kualitas infrastruktur Wawancara terstruktur Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Desa yang
infrastruktur, seperti jalan, dari wilayah yang dikaji, beserta kepada : (desk studi) lokasi kegiatan, bersangkutan,
prasarana peribadatan, dan tingkat aksesibilitas - Masyarakat penduduk yang profil kesehatan
pelayanan publik masyarakatnya terhadap wilayahnya terkena
infrastruktur dan pelayanan publik - Tokoh masyarakat proyek

Peta dan dinamika kelembagaan Menggali masalah dan potensi Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Kecamatan dan
yang meliputi peran, kegiatan, kelembagaan di wilayah yang Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, Desa yang
dan hubungan antar lembaga dikaji kepada : penduduk yang bersangkutan
yang ada. Masyarakat wilayahnya terkena
Tokoh masyarakat proyek
Peta dan dinamika budaya Menggali masalah potensi budaya Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Kecamatan dan
masyarakat di wilayah yang di wilayah yang dikaji Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, Desa yang
distudi, yang meliputi adat kepada : penduduk yang bersangkutan
istiadat, norma, dan nilai yang Masyarakat wilayahnya terkena
dianut oleh masyarakat di Tokoh masyarakat proyek
wilayah-wilayah yang dikaji.
Sejarah dan potensi ketegangan Menggali potensi ketegangan dan Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar BPS kabupaten
serta kerawanan sosial, yang kerawanan sosial di wilayah- Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, subangKecamat
meliputi tingkat kriminalitas dan wilayah yang dikaji. kepada : penduduk yang an dan Desa
sejarah konflik sosial yang Masyarakat wilayahnya terkena yang
pernah terjadi Tokoh masyarakat proyek bersangkutan

III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Kelompo Metoda Pengambilan Data Lokasi Pengambilan Data


N Komponen Manfaat
k Primer
o Data Data Jenis Data Primer Sekunder
Data Metoda Alat
Pola relasi masyarakat dengan Menggali masalah dan potensi Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar BPS kabupaten
rencana kegiatan proyek yang relasi antara masyarakat dengan Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, subangDesa
dipengaruhi atau mempengaruhi rencana kegiatan proyek yang kepada : penduduk yang yang
demografi, kondisi ekonomi, dipengaruhi atau mempengaruhi Masyarakat sekitar wilayahnya terkena bersangkutan
pola akses masyarakat ke demografi, kondisi ekonomi, pola Tokoh masyarakat proyek
infrastruktur dan pelayanan akses masyarakat ke infrastruktur
publik, dinamika kelembagaan dan pelayanan publik, dinamika
masyarakat, dinamika budaya kelembagaan masyarakat
masyarakat, aksesbilitas dan pola dinamika budaya masyarakat,
ketegangan sosial. aksesbilitas dan pola ketegangan
sosial
D. Komponen Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat Menggali masalah dan informasi Inventarisasi dan Kuesioner Studi meja - Dinas
Kesehatan lingkungan mengenai kondisi kesehatan wawancara (desk studi) Kesehatan
Fasilitas kesehatan masyarakat di wilayah studi Kabupaten
Subang
Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2019

III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

3.2.3. Metode Analisa Data


Pada tahap ini data yang sudah diperoleh pada tahap pengumpulan data dianalisa
dengan metoda dan parameter sesuai dengan jenis data untuk mengetahui kondisi
awal. Metoda analisa data yang digunakan untuk menganalisa data lapangan adalah
dengan menggunakan standart dan ketentuan-ketentuan yang berlaku atau dengan
membandingkan kegiatan yang sebelum dan sesudah kegiatan. Data yang terkumpul
dianalisa dengan tabulasi silang dan analisa deskriptif maupun analisa prosentase.
Data-data tersebut kemudian ditabulasi. Metoda analisis data dan penyajian data
yang digunakan untuk masing-masing jenis data adalah sebagai berikut :
1. Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Iklim
Data-data meteorologi di wilayah studi skala makro dihimpun dan data
sekunder yang berasal dari Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi dan
Geofisika. Data-data yang digunakan diambil dari stasiun terdekat.
Pengolahan data dilakukan secara statistik untuk melihat kondisi
klimatologi secara rata-rata untuk 5 tahun terakhir. Selain itu, data
meteorologi secara makro dihimpun dari data primer, yaitu melalui
pengukuran pada saat pengambilan contoh/sampel udara meliputi
temperatur lingkungan, tekanan, kelembaban udara serta arah dan
kecepatan angin. Temperatur lingkungan meliputi temperatur kering dan
basah menggunakan termometer bola kering dan bola basah yang juga
digunakan untuk menentukan kelembaban udara. Tekanan udara
menggunakan barometer, sedangkan arah dan kecepatan angin
menggunakan anemometer. Lokasi pengukuran iklim secara mikro sama
dengan lokasi samping udara. Pengambilan sampling dilakukan untuk
mengetahui kondisi rona awal lingkungan sebelum terjadinya kegiatan
pembangunan proyek.

b. Kualitas udara
Pengumpulan data kualitas udara dilakukan secara primer dengan
melakukan pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran di lapangan

III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

(sampling) dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik, yaitu di tapak lokasi, di jalan


akses dan di permukiman penduduk sesuai dengan arah angin dominan.
Pengambilan sampling tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi
kualitas udara sebelum dilakukannya kegiatan pembangunan proyek,
yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan rencana pengelolaan
lingkungan. Metode analisis untuk pengumpulan data primer pencemar
udara yang digunakan seperti tertera pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Metoda Analisis Kualitas Udara


No. Parameter Metoda/Alat
1 SO2 Pararosalinin/Spektrofotometer
2 H2S Cd(OH)2-Methylene Blue/Spektrofotometer
3 Nox (NO, N)2) Chemiluminescent-Saltzman/Spektrofotometer
4 NH3 Indophenol/Spektrofotometer
5 Hidrokarbon Flame ionization/Gas kromatografi
6 CO NDIR/NDIR Analyzer
7 O3 Chemilumeniscent/Spektrofotometer
8 PM10 Gravimetrik/Low-Vol Sampler
9 Debu (dust) Gravimetrik/Hi-Vol Sampler
10 Kebisingan Noise resonance/Noice lever meter
Sumber : Fundamentals of Air Sampling

c. Kebisingan
Pengumpulan data kebisingan di sekitar rencana kegiatan dilakukan
berdasarkan data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengukuran langsung. Pengukuran data primer kebisingan dilakukan
dengan menggunakan Sound Level Meter dan merupakan alat ukur
kebisingan “direct reading” dan tingkat kebisingan dinyatakan sebagai
dBA. Pengukuran langsung (sampling) dilakukan untuk mengetahui
kondisi tingkat kebisingan awal sebelum dilakukannya kegiatan
pembangunan proyek, yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan

III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

rencana pengelolaan lingkungan. Pengukuran kebisingan dilakukan pada


lokasi sebagai berikut :
- Tapak jalan proyek : 1 titik
- Permukiman penduduk : 1 titik
- Di lokasi proyek : 1 titik

2. Hidrologi
Pengumpulan data hidrologi yang mencakup debit sungai terdekat, lebar
sungai serta kedalamannya berdasarkan data sekunder yang berasal dari
studi-studi yang terdahulu atau dari instansi yang berkaitan. Kondisi sungai
dapat dinilai melalui observasi di lapangan. Analisis data dilakukan
berdasarkan penilaian ahli.
Prinsip pelaksanaan pengukuran debit adalah mengukur luas penampang
basah, kecepatan aliran air (asumsi homogen) sesuai standart tentang
metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka (SK. SNI M-17-1989-F).
Debit dihitung dengan rumus :
Q=AxV
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
A = Luas penampang basah (m2)
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/dt)

3. Kualitas Air
Pengumpulan data kualitas air dilakukan dengan menggunakan data primer
dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan (sampling). Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air yang umumnya selalu
dimanfaatkan masyarakat apakah layak atau tidak untuk dimanfaatkan lebih
lanjut dalam rencana kegiatan pembangunan Jaringan pipa, dan juga sebagai
informasi awal sebelum dilakukannya kegiatan pembangunan proyek
sehingga kualitas air tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Metoda analisis untuk pengambilan data primer kualitas air dapat dilihat
pada tabel 3.3. berikut.

Tabel 3.3 Parameter dan Metoda Analisis Kualitas Air untuk Sungai
N
Parameter Metoda Analisis Peralatan
o
FISIKA
1 Bau dan warna Organik/Visual
2 Kekeruhan Gravimetri Timbangan analitik dan kertas
saring
3 Residu terlarut Gravimetri Timbangan analitik
4 Temperatur Pemuaian Termometer

KIMIA
1 BOD Titrimetrik Buret
2 COD Titrimetrik Buret
3 DO Titrimetrik Buret, DO meter
4 pH Potensiometrik pH meter
5 Zat terlarut Gravimetrik Timbangan analitik, kertas
saring dan cawan
KIMIA ORGANIK
1 Air raksa (Hg) Spektrofotometrik serapan atom AAS
2 Total Fosfat Spektrofotometrik
3 NH3-N Spektrofotometrik Spektrofotometer
4 Arsen (As) Spektrofotometrik Spektrofotometer
5 Boron Spektrofotometrik
6 Besi Spektrofotometrik Spektrofotometer
7 Barium (Ba) Gravimetrik Timbangan analitik dan kertas
saring
8 Flourida (F) Spektrofotometrik Spektrofotometer
9 Kadmium (Cd) Spektrofotometrik serapan atom AAS
10 Klorida (Cl) Titrimetrik Buret
11 Kobalt (Co) Spektrofotometrik serapan atom AAS
12 Cromium valensi 6 Spektrofotometrik serapan atom AAS
13 Mangan (Mn) Spektrofotometrik serapan atom AAS
14 Nikel Spektrofotometrik serapan atom AAS
15 Nitrat (NO3-N) Spektrofotometrik Spektrofotometer
16 Nitrit (NO2-N) Spektrofotometrik Spektrofotometer
17 Selenium Spektrofotometrik Spektrofotometer
18 Seng Spektrofotometrik serapan atom AAS
19 Sulfat (SO4) Gravimetrik Spektrofotometrik Timbangan analitik,

III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

N
Parameter Metoda Analisis Peralatan
o
Spektrofotometer
20 Sulfida (S) Titrimetrik Spektrofotometrik Buret Spektrofotometer
21 Tembaga (Cu) Spektrofotometrik serapan atom AAS
22 Timbal (Pb) Spektrofotometrik serapan atom AAS
23 Cyanida Spektrofotometrik Spektrofotometer
24 H2S Spektrofotometrik Spektrofotometer
KIMIA ANORGANIK
1 Fenol Kromatografi Kromatografi gas (GC)
2 Minyak dan Lemak Sokhlet-gravimetri Spektrofotometer infra merah
3 Detergen sebagai Spektrofotometrik Spektrofotometer
MBAS
4 Senyawa fenol Spektrofotometrik Kromatografi gas (GC)
Sumber : Standar Methods for the Examination of Water and Waste Water

Tabel 3.4. Parameter dan Metoda Analisis Kualitas Air untuk Air Tanah

No Parameter Metoda Analisis Peralatan


FISIKA
1 Bau Organoleptik
2 Rasa Organoleptik
3 Warna Visual-Colorimetri
4 Kekeruhan Turbidimetri Timbangan analitik dan kertas saring
5 Zat padat terlarut Gravimetrik Timbangan analitik dan kertas saring

KIMIA
a. Kimia Organik
1 Air raksa (Hg) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
2 Arsen (As) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
3 Besi Spektrofotometri Spektrofotometer
4 Kadmium (Cd) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
Kesadahan total Titrasi kompleksiometri EDTA Buret
5 Kloride Titrametri Buret
6 Kromium (VI) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
7 Mangan (Mn) Spektrofotometri Spektrofotometer
8 Nitrat (NO3-N) Spektrofotometri Spektrofotometer
9 Nitrit (NO2-N) Spektrofotometri Spektrofotometer
10 pH Elektrode pH meter
11 Selenium Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
12 Seng Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
13 Cyanida Elektrode selektif Elektrode selektif
14 Sulfat Turbidimetri
15 Timbal Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)

III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

No Parameter Metoda Analisis Peralatan


b. Kimia Anorganik
1 Phenol Spektrofotometri Spektrofotometer
2 Zat organik Titrimetri Buret
3 MBAS Spektrofotometri Spektrofotometer

MIKROBIOLOGI
1 Koliform tinja Fermentasi-pengenceran Culture
2 Total koliform Fermentasi-pengenceran Culture
Sumber : Standar Methods for the Examination of Water and Waste Water
Data kualitas air akan disajikan dalam bentuk tabel dan atau grafik, kemudian
dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku sebagai tolok ukur. Baku mutu
yang digunakan untuk evaluasi kualitas air sungai adalah Peraturan
Pemerintah No. 82 tahun 2001. Untuk kualitas air tanah (sumur) digunakan
baku mutu air minum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002.
Pengambilan kualitas badan air dilakukan pada badan air terdekat dan
dilakukan pengambilan sebanyak 1 titik. Demikian halnya dengan
pengambilan air tanah dan air bersih yang masing-masing dilakukan di
permukiman penduduk terdekat sebanyak 1 titik.
4 Karakteristik Gas
Gas bumi merupakan campuran beberapa gas dengan komposisi terbesar
adalah metana. Gas bumi dari sumber (sumur) yang berbeda akan mempunyai
komposisi yang berbeda pula. Karena itu nilai kalor (heating Value) juga akan
bervariasi tergantung campuran gas masing-masing. Contoh komposisi kandungan
kimia hidrokarbon dari gas bumi disajikan:
Tabel 3-5 Komposisi Gas Bumi
No Nama Senyawa Gas Senyawa Komposisi
1 Metana CH4 70-90 %
2 Etana C2H6
3 Propana C3H8 0-20 %
4 Butana C4H10
5 Karbondioksida CO2 0-8%
6 Oksigen O2 0-0,2%
7 Nitrogen N2 0-5%
8 Hydrogen Sulfida H2S 0-5%
9 Gas lainnya He, Ne, Xe, dll Sedikit
Sumber : Dokumen FEED, 2018

III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

5. Ruang, Lahan dan Tanah


Parameter yang diamati adalah peruntukan lahan dengan kategori sebagai
berikut :
1. Penggunaan lahan pada saat ini disekitar rencana kegiatan/proyek.
Obyek yang diamati adalah kondisi penggunaan lahan di sekitar lokasi
proyek serta penggunaan lahan di luar lokasi proyek yang diprakirakan
akan terpengaruh oleh rencana kegiatan/proyek. Kegiatan pengamatan
penggunaan lahan di sekitar rencana kegiatan proyek ini dilakukan
sebagai dasar untuk mendeskripsikan rona awal penggunaan lahan.
2. Peruntukan lahan yang sudah direncanakan Pemerintah kabupaten
subang melalui Rencana Tata Ruang Wilayah atau Rencana Detail Tata
Ruang Kota (RDTRK) yang ada.

Analisis terhadap perubahan tata guna lahan dan tata ruang dilakukan
dengan melihat kesesuaian antara proyek yang dilaksanakan dengan produk
RTRW/RTRK ataupun RDTRK di wilayah yang menjadi lokasi proyek.
6. Biologi
a. Biota Darat
 Vegetasi
Data vegetasi didapat dari pengamatan dan identifikasi jenis baik tumbuhan
maupun tanaman budidaya yang ada. Dari hasil identifikasi disusun daftar
jenis tanaman dengan nama lokal dan nama latin, diberi keterangan jenis
tumbuhan apakah tanaman liar, budidaya dan tanaman hias. Dari daftar yang
ada di identifikasi apakah ditemukan jenis tanaman khas daerah itu, jenis
tanaman yang memiliki habitat khusus, jenis tanaman yang dilindungi dan
tanaman langka.

 Satwa
Fauna dataran yang teridentifikasi dapat diprediksi kepadatan populasinya.
Metode identifikasi fauna darat dapat menggunakan metode ceklist yang
sederhana. Fauna daratan didapatkan berupa data primer (melalui

III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

pengamatan langsung dan wawancara dengan nelayan setempat). Fauna


daratan yang dijumpai di dalam dan di sekitar lokasi proyek diidentifikasi
jenisnya (spesies-Familia). Hasil identifikasi disusun dalam tabel yang meliputi
jenis hewan nama, nama latin dan jenis Familianya. Dari data yang didapat di
analisis apakah dijumpai jenis hewan khas yang cuma ada pada lokasi
tersebut atau sekitarnya, apakah pada lokasi dijumpai tempat hidup hewan
tertentu yang khas, dan apakah dijumpai jenis hewan langka dan dilindungi.

b. Biota Perairan
 Plankton dan Benthos
Sampling biota perairan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal perairan
badan air terdekat apakah masih dapat digunakan sebagai habitat alami bagi
biota air tersebut, dan juga sebagai parameter indicator terjadinya
pencemaran badan air apabila terjadi pencemaran akibat kegiatan
pembangunan dan operasional proyek nantinya. Sampel plankton diambil
dengan menggunakan jala plankton dengan diameter mulut jala sebesar 30
cm dan panjang jala plankton 127 cm. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan tarikan vertikal pada 3 kedalaman yaitu pada daerah
permukaan, tengah dan dasar perairan dangkal. Sedangkan untuk perairan
dalam dilakukan pada kedalaman yang mewakili, yaitu 0,5, 1, dan 1,5 m.
Pengambilan plankton dan benthos mengikuti pengambilan permukaan yaitu
sebanyak dua titik.
Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol film dan diawetkan dalam
larutan formalin 4%. Kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas
ukur dan didiamkan selama 24 jam agar mengendap dan selanjutnya
dilakukan penghitungan kepadatan populasi plankton per 1 m3.
Hasil identifikasi kemudian diteruskan dengan menghitung kerapatan dan
menentukan indeks keanekaragaman benthos dan plankton menurut
Sannon-Wiener yang dirumuskan sebagai berikut :
H’ = -∑ (ni/Ni) x ln (ni/Ni)

III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Dimana :
H’ = indeks keanekaragaman
ni/NI = jumlah individu dari spesies I dibagi jumlah total individu
dalam sampel
In (ni/Ni) = ln dari harga ni/Ni
Indeks Kriteria Kondisi Perairan Berdasarkan Nilai Indeks Diversitas

Sumber : BBTKL Surabaya

7. Sosial Ekonomi Budaya


Komponen sosial, ekonomi dan budaya yang akan ditelaah meliputi :
- Demografi, yang meliputi jumlah dan kepadatan penduduk; komposisi
penduduk berdasarkan kelompok umur, pendidikan, mata pencaharian,
laju pertumbuhan penduduk, pola pergerakan penduduk.
- Kondisi perekonomian penduduk, yang meliputi angka ketergantungan,
komposisi mata pencaharian di sektor formal serta informal, tingkat
pengangguran, tingkat pendapatan dan pengeluaran; potensi ekonomi
dan kesempatan berusaha; tingkat akses ke lembaga-lembaga ekonomi
formal dan informal.
- Tingkat ketegangan dan/atau kerawanan sosial, yang meliputi sejarah
terjadinya konflik yang terjadi di wilayah studi dan cara penyelesaian
permasalahannya.
- Tingkat akses masyarakat ke infrastruktur, seperti jalan, peribadatan,
pendidikan, perekonomian dan pelayanan publik lainnya.
- Dinamika kelembagaan di wilayah yang distudi meliputi peran, kegiatan
dan hubungan antar lembaga yang ada.

Data sosial ekonomi budaya merupakan gabungan antara data sekunder yang
diambil dari instansi terkait dan data primer yang diambil secara langsung

III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

dari penyigian/penyelidikan terhadap keadaan masyarakat di sekitar lokasi


kegiatan.
Beberapa metode pengumpulan data yang dapat dipergunakan antara lain :
 Observasi/pengamatan lapangan
 Pengumpulan data sekunder

Wawancara dengan kuesioner dan wawancara mendalam (indepth


interview). Wawancara mendalam dilakukan dengan tokoh-tokoh masyarakat
atau orang-orang yang dianggap mengetahui tentang kondisi masyarakat
setempat, dengan menggunakan pedoman pertanyaan.
Sampel (responden) yang dipilih harus dapat mewakili populasi suatu
kelompok dan lapisan masyarakat tertentu yang terkena dampak. Beberapa
teknik pengambilan sampel yang dapat dipergunakan adalah teknik
proporsional dan teknik purposive.
Teknik pengambilan sampel yang dipilih akan mempertimbangkan
karakteristik dampak penting yang akan timbul dan kondisi sosial masyarakat.
Jumlah sampel ditetapkan berdasarkan kriteria derajat keseragaman
(homogenitas) dari populasi, presisi (ketetapan/akurasi) yang dikehendaki,
kedalaman analisis yang ingin diperoleh.
Metode penarikan sampel untuk aspek sosekbud menggunakan metode
kelompok responden dibagi menjadi 2 (dua) populasi, yaitu :
- Penduduk atau masyarakat yang bertempat tinggal dalam radius 0 – 250
meter dari lokasi kegiatan.
- Penduduk atau masyarakat yang bertempat tinggal atau memiliki lahan
dalam radius 0 – 100 meter dari lokasi kegiatan.
- Masyarakat yang melewati kawasan proyek
Metode penarikan sampel untuk aspek sosekbud menggunakan kombinasi
antara metode penarikan sampel berstrata (radius) dan metode penarikan
sampel kelompok acak.
Prakiraan konflik-konflik sosial yang mungkin terjadi telah teridentifikasi,
demikian pula dengan prakiraan solusinya. Inventarisasi dilakukan pada saat

III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

public hearing antara pemilik proyek, Tim Penyusun UKL-UPL, pemerintah


daerah kabupaten subang dan perwakilan masyarakat setempat.
Prakiraan konflik sosial dan solusinya diposisikan sebagai hasil pemetaan
awal. Pada saat penyusunan UKL-UPL prakiraan ini akan diverifikasi dengan
hasil survey lapangan terhadap masyarakat secara langsung yang merupakan
fakta-fakta yang valid dan otentik. Hasil verivikasi dilanjutkan dengan proses
penyusunan metode pemecahan/peredaman konflik berdasarkan data dan
fakta-fakta hasil survei lapangan. Keluaran dari proses ini adalah pilihan-
pilihan metode penyelesaian konflik yang paling dapat diterima (acceptable)
dan dapat diterapkan (applicable) bagi setiap stake holder.

8. Kesehatan Masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang akan dianalisis dalam studi UKL-UPL
ini adalah data-data yang terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan,
tenaga medis, temuan jenis penyakit terbanyak, serta fasilitas sanitasi
lingkungan yang dimiliki masyarakat. Metode analisanya adalah statistik
deskriptif, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk menganalisa aspek kesehatan masyarakat digunakan metode
profesional judgement yang didukung oleh data hasil kuesioner maupun data
sekunder dari Dinas Kesehatan setempat. Jenis penyakit yang digunakan
sebagai indikator dalam analisa ini adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA), alergi serta diare. ISPA merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas
(hidung dan pangkal tenggorok). Penyakit ini ditularkan melalui udara
(airborne infection). Oleh karena itu, angka kejadian penyakit ISPA
(prevalensi) akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat
pencemaran udara di lingkungan tersebut. Selain ISPA, alergi juga bisa
ditimbulkan akibat terjadinya pencemaran udara. Jenis penyakit lain yang
dapat dijadikan indikator untuk menganalisis dampak terhadap kesehatan
masyarakat adalah meningkatnya jenis penyakit yang dominan di daerah
tersebut selain ISPA dan alergi yaitu diare yang disebabkan karena penurunan

III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

kualitas lingkungan akibat genangan ataupun pencemaran terhadap air


permukaan/air sumur penduduk.
Analisis resiko kualitatif dan kuantitatif diprakirakan dengan menggunakan
data kecenderungan penyakit yang diderita masyarakat sekitar yang
kemudian dikorelasikan dengan penyakit yang biasa timbul akibat kegiatan.
Analisis biaya dampak kesehatan dilakukan dengan perhitungan terhadap
jumlah penyakit yang biasa diderita oleh masyarakat akibat kegiatan dan
kemudian dihitung biaya penanggulangan dampak kesehatan tersebut.
Analisis perubahan perilaku masyarakat dilakukan untuk menentukan
besaran dampak yang dihasilkan akibat isu pokok pada suatu kegiatan.

9. Transportasi
 Jalan Akses
Jalan akses ke lokasi proyek direncanakan melalui ruas jalan kabupaten
maupun desa yang bersangkutan.

 Kondisi Prasarana dan Sarana Transportasi


 Jaringan Jalan
Ketentuan mengenai jalan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
serta Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Disebutkan dalam UU No.38/2004 bahwa, jalan adalah suatu prasarana
perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperlukan bagi
lalu lintas. Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut
perwujudan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan
hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan nasional
dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional. Untuk
terpenuhinya peranan jalan sebagaimana mestinya, Pemerintah mempunyai
hak dan kewajiban membina jalan. Jalan mempunyai peranan penting dalam
bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan–keamanan serta

III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jalan merupakan


suatu kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hirarki. Jalan mempunyai peranan untuk
mendorong pengembangan semua Satuan Wilayah Pengembangan, dalam
usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata.

Tabel 3.6. Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan


Jalan Arteri Primer
Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
Pelayanan
A  Arus bebas
 Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
 Jarak pandang bebas untuk mendahului harus selalu ada
 Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (yaitu 400 smp
perjam, 2 arah)
 Sekitar 75% dari gerakan mendahului dapat dilakukan dengan
sedikit atau tanpa tundaan
B  Awal dari kondisi arus stabil
 Kecepatan lalu lintas > 80 km/jam
 Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (yaitu
900 smp perjam, 2 arah)
C  Arus masih stabil
 Kecepatan lalu lintas > 65 km/jam
 Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas (yaitu
1400 smp perjam, 2 arah)
D  Mendekati arus tidak stabil
 Kecepatan lalu lintas turun sampai 60 km/jam
 Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas (yaitu
1700 smp perjam, 2 arah)
E  Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mencapai 2000
smp perjam, 2 arah
 Kecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam
F  Kondisi arus tertahan
 Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam
 volume di bawah 2000 smp per jam

III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Jalan Kolektor Primer


Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
Pelayanan
A  Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
 Volume lalu lintas sekitar 30% dari kapasitas (yaitu 600
smp/jam/lajur)
B  Awal dari kondisi arus stabil
 Kecepatan lalu lintas sekitar 90 km/jam
 Volume lalu lintas tidak melebihi 50% kapasitas (yaitu 1000
smp/jam/lajur)
C  Arus stabil
 Kecepatan lalu lintas > 75 km/jam
 Volume lalu lintas tidak melebihi 75% kapasitas (yaitu 1500
smp/jam/lajur)
D  Mendekati arus tidak stabil
 Kecepatan lalu lintas sekitar 60 km/jam
 Volume lalu lintas sampai 90% kapasitas (yaitu 1800
smp/jam/lajur)
E  Arus pada tingkat kapasitas (yaitu 2000 smp/jam/lajur)
 Kecepatan lalu lintas sekitar 50 km/jam
F  Arus tertahan, kondisi terhambat (congested)
 Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam

Jalan Lokal Sekunder


Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
Pelayanan
A  Arus relatif bebas dengan sesekali terhenti
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 40 Km/jam
B  Arus stabil dengan sedikit tundaan
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 30 Km/jam
C  Arus stabil dengan tundaan yang masih dapat diterima
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 25 Km/jam
D  Mendekati arus tidak stabil dengan tundaan yang masih
dalam toleransi
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 15 Km/jam
E  Arus tidak stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 Km/jam
F  Arus tertahan
 Macet
 Lalu lintas pada kondisi terhambat

III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Jalan Arteri Sekunder dan Kolektor Sekunder


Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
Pelayanan
A  Arus bebas
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 80 Km/jam
 V/C ratio < 0,6
 Load factor pada simpang = 0
B  Arus stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 40 Km/jam
 V/C ratio < 0,7
 Load factor < 0,1
C  Arus stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 30 Km/jam
 V/C ratio < 0,8
 Load factor < 0,3
D  Mendekati arus tidak stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 25 Km/jam
 V/C ratio < 0,9
 Load factor < 0,7
E  Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan yang tidak
dapat ditolerir
 Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25 Km/jam
 Volume pada kapasitas
 Load factor pada simpang < 1
F  Arus tertahan, macet
 Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 Km/jam
 V/C ratio permintaan melebihi 1
 simpang jenuh

Ringkasan Analisa yang akan dilakukan berdasarkan jenis data dapat dilihat pada
tabel 3.6.
Tabel 3.7. Analisa Data Berdasarkan Jenis Data
Komponen Analisis Data Penyajian
No Jenis Data
Data Metoda Parameter Data
A. Komponen Fisik-Kimia
1 Iklim Curah hujan Schmidt & Ferguson Milimeter Tabel narasi
0
Suhu udara Analisis data Celsius Tabel narasi
Kelemb. relatif Analisis data Prosentase Tabel narasi
Arah angin Derajat Narasi
2 Udara Debu Analisis Konsentrasi Tabel narasi
laboratorium & partikulat debu
dibandingkan
dengan baku mutu
PP No. 41 th. 1999
Kebisingan Bandingkan dengan dB(A) Tabel narasi

III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Komponen Analisis Data Penyajian


No Jenis Data
Data Metoda Parameter Data
baku mutu SK. Men
KLH No. 48/MenLH/
11/1996
Gas Analisis Fisik dan kimia Tabel narasi
laboratorium &
dibandingkan
dengan baku mutu
PP No. 41 th. 1999
3 Fisiografi dan Topografi Kuantitatif dan Ketinggian & Peta, narasi
Hidrologi kualitatif kemiringan
Kualitas Air Analisis Fisik dan kimia Tabel narasi
Permukaan laboratorium &
dibandingkan
dengan baku mutu
SK No. 416/Menkes/
Per/1990
Pola aliran air Kualitatif Kelancaran Narasi
permukaan aliran air
permukaan.
Air Limpasan Kuantitatif Perubahan Perhitungan,
(run off) debit limpasan narasi
dari kondisi
lahan eksisting
hingga terjadi
penutupan
lahan.
Air Tanah Analisis Fisik, kimia, Tabel narasi
laboratorium & dan biologi.
dibandingkan
dengan baku mutu
SK No. 416/Menkes/
Per/1990
4 Ruang lahan Peruntukan Kualitatif Pergeseran Tabel,
lahan peruntukan gambar/peta
lahan narasi
5 Sarana & Jalan, Kuantitatif dan Kenyamanan Tabel narasi
Prasarana transportasi kualitatif
atau volume
lalu lintas, dll
B. Biologi
Flora darat Inventarisasi Jenis Tabel narasi
(kualitatif)
Fauna darat Inventarisasi Jenis Tabel narasi
(kualitatif)
Biota air Shanon-Weiner Jumlah dan Tabel narasi
jenis plankton,
benthos.
C. Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya

III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Komponen Analisis Data Penyajian


No Jenis Data
Data Metoda Parameter Data
1 Demografi Kepadatan Kuantitatif dan Komposisi yang Tabel narasi
penduduk, kualitatif seimbang
umur, mata
pencaharian,
potensi tenaga
kerja
2 Sosial budaya Interaksi sosial, Kualitatif Kenyamanan, Narasi
sikap/persepsi ketentraman
terhadap masyarakat
proyek,
keselamatan
umum/pekerja,
nilai-nilai
budaya
3 Sosial ekonomi Pendapatan, Kuantitatif dan Kesejahteraan Tabel narasi
mata kualitatif
pencaharian,
kepemilikan
lahan, konflik
sosial
D. Komponen Kesehatan Masyarakat
Sarana dan Kuantitatif dan Jenis, Tabel narasi
prasarana kualitatif prevalensi
kesehatan, penyakit
tenaga medis,
jenis penyakit
terbanyak,
fasilitas sanitasi
Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2019

3.2.4. Metode Prakiraan Besaran Dampak Penting


Metoda identifikasi dampak dipakai untuk menduga dampak yang timbul. Metoda
yang dipakai untuk identifikasi dampak adalah metoda matriks interaksi. Sedangkan
prakiraan dampak dipakai untuk melihat besar dan pentingnya dampak. Prakiraan
dampak dilakukan berdasarkan hubungan timbal balik (causative effect) antara
rencana kegiatan proyek dengan komponen lingkungan dan disajikan dalam bentuk
matriks. Metoda untuk memperkirakan besaran dampak, digunakan metoda formal
dan non formal.
Penggunaan metoda tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :

III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

- Pendekatan non formal, digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat
dikuantifikasi, sehingga untuk memprakirakan dampak dilakukan dengan
penilaian ahli (professional judgement) atau perbandingan dengan kegiatan
sejenis (pendekatan analogi).
- Pendekatan formal dengan model matematis, digunakan terhadap komponen
lingkungan tertentu yang dapat diukur dan diperkirakan besarannya secara
matematis, seperti :

1. Kualitas Udara dan Kebisingan


a. Kualitas Udara
Untuk memperkirakan besaran dampak rencana kegiatan terhadap
kualitas udara digunakan model matematis untuk mengetahui besarnya
kontribusi polutan yang diemisikan dari sumber-sumber pencemar
terhadap kualitas udara serta pola sebaran dari polutan tersebut. Untuk
menghitung besarnya laju emisi dari suatu kegiatan digunakan formula
berikut :
Laju emisi = Faktor emisi x Tingkat emisi pencemar dari kegiatan spesifik.
Konsentrasi udara ambient sebagai akibat suatu aktivitas dari sumber
area, terutama pada saat dilakukan tahap konstruksi (misalnya aktivitas
alat-alat berat) dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut :
Qs
C=
uz
Dimana :
C = Konsentrasi ambient (µg/m3)
Q = Laju emisi (µg/detik/m2)
S = Panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m).
U = Kecepatan angin (m/dt)
Z = Tinggi pencampuran (m),

III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Sebaran/dispersi pencemar udara dari suatu kegiatan dapat diperkirakan


dengan menggunakan model dispersi Gaussian dan mengikuti formulasi
sebagai berikut :

[ ( ) ][ ( ) ( )]
2 2
Qj y2 −( z−H ) −( z +H )
Cj( x , y , z )= exp − 2 exp +exp
2 πuσyσz 2σy 2 σ 2z 2 σ 2z

Dimana :
Cj (x,y,z) = Konsentrasi zat pencemar di koordinat x, y, dan z (µg/m3)
Qj = Laju emisi pencemar, gr/m3
σy = Koefisien dispersi horizontal Gaussian, m
σz = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
u = Kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x, m/dt
H = Tinggi cerobong efektif (tinggi cerobong + tinggi kepulan), m.

Untuk menghitung tinggi kepulan digunakan model Holland dengan


formula sebagai berikut :

δh=
VeD
u [ (
1,5+ 2 , 68 x 10−3 p
δT
Ts
D
)]
Dimana :
δh = Tinggi kepulan di atas cerobong, m

Ve = kecepatan gas di dalam cerobong, m/dt


D = Diameter cerobong, m
u = Kecepatan angina rata-rata, m/dt
P = Tekanan atmosfir, mbar.
Ts = Temperatur gas di dalam cerobong, °K.
δT = Ts – temperature ambient, °K

b. Kebisingan
1). Perhitungan Kebisingan Kumulatif

III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Untuk memperkirakan dampak yang timbul akibat kebisingan


terdapat 2 aspek yang harus dikaji yaitu akumulasi tingkat kebisingan
sebagai akibat berbagai sumber suara dan tingkat kebisingan akibat
terdapatnya jarak terhadap sumber kebisingan yang ditinjau.
Akumulasi tingkat kebisingan akibat n sumber suara dihitung
berdasarkan formula berikut :

L p total=10 log
( P 12 P 22
+
P 02 P 02
+.. .+
Pn 2
P 02 )
Dimana :
Lp total = Tingkat kebisingan total, dBA
P1 = Intensitas suara sumber 1, N/m2
P2 = Intensitas suara sumber 2, N/m2
Pn = Intensitas suara sumber n, N/m2
P0 = Intensitas suara referensi, N/m2

Sedangkan perubahan tingkat kebisingan sebagai akibat perubahan


jarak dihitung dengan menggunakan formula :
- Sumber titik :
r2
Lp 2=Lp 1−20 log
r1
- Sumber garis :
r2
Lp 2=Lp 1−10 log
r1
Dimana :
Lp1= Tingkat kebisingan pada jarak r1
Lp2= Tingkat kebisingan pada jarak r2
r1 = Jarak 1 dari sumber kebisingan
r2 = Jarak 2 dari sumber kebisingan

III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2). Perhitungan kebisingan Akibat Lalu Lintas


Untuk memperkirakan tingkat kebisingan kendaraan bermotor
berdasarkan jumlah arus (debit) lalu lintas yang lewat, umumnya
tergantung pada beberapa hal :
 Kecepatan rata-rata kendaraan
 Jumlah total kendaraan persatuan waktu (jam)
 Persentase kendaraan berat yang lewat
 Jenis permukaan jalan.

Keempat faktor di atas merupakan parameter yang berkaitan


langsung dengan kendaraan bermotor dan lintasannya. Pengaruh
lainnya yang mempengaruhi tingkat kebisingan di jalan raya adalah
kecepatan angin, temperatur dan kelembaban udara, tetapi umumnya
hal ini pengaruhnya sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Salat satu
model matematis tingkat kebisingan lalulintas yang dikembangkan
oleh Lubis tahun 1991 di Bandung yaitu :
L10 (1jam) = 50,6 + 8,2 log Q + 7,5 log v + 0,07 S + 0,32 T – 16,7 log D.
Dengan r = 0,85 dan kesalahan penaksiran 1,66 dBA.
Leq (1jam) = 34,6 + 8,8 log Q + 9,2 log v + 0,06 S + 0,23 T – 10,7 log D.
Dengan r = 0,81, dan kesalahan penaksiran 1,77 dBA.
Dimana :
Q = Jumlah kendaraan per jam
V = Kecepatan rata-rata (km/jam)
D = Jarak ekivalen (meter)
T = Persentase truk (%)
S = Persentase sepeda motor (%)
J = Persentase jeep, pick up, mobil diesel (%)

c. Getaran dan Retakan


Keretakan bangunan terjadi akibat dari getaran kegiatan konstruksi.
Getaran dihitung dengan mendefinisikan jenis bangunan yang terdapat

III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

pada Tabel Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan


yaitu bangunan untuk keperluan niaga, bangunan industri dan bangunan
sejenis, kemudian diplotkan pada Gambar Grafik Baku Tingkat Getaran
Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan sehingga diperoleh kategori
yang sesuai dan dicocokkan dengan Tabel Baku Tingkat Getaran Mekanik
Berdasarkan Dampak Kerusakan.

Tabel 3.8. Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Jenis Bangunan


Kecapatan Getaran (mm/detik) Pada Bidang
Pada Pondasi Frekuensi Datar Di Lantai
Kelas Tipe Bangunan Paling Atas
< 10 Hz 10-50 Hz 50-100 Hz* Campuran
Frekuensi
1 Bangunan untuk 10 20-40 40-50 40
keperluan niaga, industri
2 Perumahan dan
bangunan dengan 5 5-15 15-20 15
rancangan dan kegunaan
sejenis
3 Struktur yang sifatnya
peka terhadap dan punya 5 3-8 8-10 8,5
nilai budaya yang
dihasilkan
Sumber: Kep. MENLH No: KEP-49/MENLH/11/1996
Keterangan : * Untuk frekuensi > 100 Hz, sekurang-kurangnya nilai yang
tersebut dalam kolom harus dipakai.

Tabel 3.9. Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan


Getaran Batas Getaran, Peak, mm/detik
Frekuensi
Kategori Kategori Kategori Kategori
Parameter Satuan (Hz)
A B C D
Kecepatan mm/detik 4 <2 2-27 >27-140 >140
Getaran 5 <7.5 <7.5-25 >25-130 >140
Frekuensi Hz 6.3 <7 <7-21 >21-110 >140
8 <6 <6-19 >19-100 >140
10 <5.2 <5.2-16 >16-90 >141
12.5 <4.8 <4.8-15 >15-80 >142
16 <4 <4-14 >14-70 >143

III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Getaran Batas Getaran, Peak, mm/detik


Frekuensi
Kategori Kategori Kategori Kategori
Parameter Satuan (Hz)
A B C D
20 <3.8 <3.8-12 >12-67 >144
25 <3.2 <3.2-10 >10-60 >145
31.5 <3 <3-9 >9-53 >146
40 <2 <2-8 >8-50 >147
50 <1 <1-7 >7-42 >148
Sumber: Kep. MENLH No: KEP-49/MENLH/11/1996

Keterangan:
Kategori A: tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B : kemungkinan keretakan plesteran
Kategori C : kemungkinan rusak komponenstruktur dinding pemikul
beban
Kategori D: rusak dinding pemikul beban

2. Kualitas Air Permukaan


Perkiraan dampak terhadap kualitas air permukaan akan dilakukan dengan
menggunakan metode informal yaitu membandingkan kondisi kualitas air
saat ini dengan perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan operasi jaringan
pipa, dari mulai kegiatan prakonstruksi, konstruksi, tahap operasi dan pasca
operasi.

Untuk menghitung peningkatan konsentrasi suatu parameter air akibat suatu


kegiatan, menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh Metcalf, yaitu :
(Cw.Qw) x(Cu .Qu )
Cr=
Qr
Dimana :
Cr = Konsentrasi parameter di hilir (mg/l)
Cw = Konsentrasi parameter dalam limbah (mg/l)
Cu = Konsentrasi parameter di hulu (mg/l)

III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Qr = Debit air di hilir (l/dt)


Qw = Debit air limbah (l/dt)
Qu = Debit air di hulu (l/dt)

Selanjutnya perubahan parameter kualitas air tersebut dievaluasi dampaknya


dengan mempertimbangkan jumlah manusia yang terkena dampak, luas
penyebaran dampak, lamanya dampak berlangsung, intensitas dampak,
banyaknya komponen yang terkena dampak, sifat dampaknya.

3. Air Limpasan (Run off)


Debit Aliran dihitung dengan menggunakan Rumus Rasional berikut :

1
Qr = C .C S . I . A
3.6
Rumus Rasional ini merupakan rumus yang umum digunakan dalam
perhitungan drainase daerah perkotaan, yang umumnya untuk daerah
pematusan yang relatif tidak terlalu luas. Dalam beberapa hal misalnya
dengan menganggap tidak ada pengaruh kecepatan aliran pada saluran yang
dalam hal ini kondisi hidrologi dari akibat kondisi morpologi daerah
pematusan sedemikian rupa sehingga seluruh overland flow langsung ke titik
kontrol, maka nilai tf = 0, dan nilai secara otomatis Cs = 1. Sehingga rumus
Rasional menjadi :

1
Qr = C .I . A
3.6
Dimana Q = debit limpasan (m3/dt)
C = koefisien air larian (0 s/d 1)
Cs = koefisien tampungan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah yang dipelajari (km2)

Perkiraan dampak kenaikan laju limpasan air permukaan (run off) yang akan
mempengaruhi kegiatan pembangunan proyek di daerah tersebut. Kenaikan

III - 31
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

laju air limpasan (run off) diperkirakan berdasarkan persamaan rasional


berikut :
ΔQ = (C’ x I x A) – (C0 x I x A)
Dimana :
ΔQ = Kenaikan debit air limpasan (m3/jam)
I = Intensitas hujan (mm/jam)
C’ = Koefisien run off setelah terbangun
C0 = Koefisien run off sebelum terbangun.
A = Luas wilayah tangkapan (cathment area, m2)

Dimana luas penampang basah saluran dengan penampang trapesium adalah


seperti berikut:

A= ( b+z. h ) . h

Keliling basah saluran :

P=b+2. h . √1+z 2

Untuk saluran dengan penampang persegi dalam hubungan ini cukup


memberi nilai kemiringan z = 0.
Kecepatan rata-rata aliran pada saluran dengan menggunakan rumus aliran
seragam, yaitu Manning Formula atau menggunakan Strickler Formula :

1
V = . R2/3 . S1/2
n V =k . R2/3 . S 1/2
A
R=
Dimana P , sehingga :

Penggunaan koefisien dari kedua rumus di atas, dengan cara penyesuaian,


yaitu apabila tidak terdapat nilai dari rumus Strickler, maka digunakan
koefisien Manning yang sesuai, dimana k =1/n.

Dimana, R = jari-jari hidrolik (m)

III - 32
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

P = keliling basah saluran (m)


S = kemiringan dasar saluran
n = koefisien Manning
h = tinggi air dalam saluran (m)
b = lebar dasar saluran (m)
z = kemiringan tanggul saluran

Tabel 3.10. Nilai Koefisien Manning


Koefisien
Material Saluran
Kekasaran (n)
Plester halus (acian) 0,010 - 0,013
Plester kasar 0,011 - 0,015
Beton dipoles sedikit 0,013 - 0,016
Beton dipoles dengan sendok kayu 0,011 - 0,015
Batu teratur dalam adukan 0,015 - 0,020
Bata dalam adukan semen 0,012 - 0,018
Batu tidak teratur dalam adukan 0,017 - 0,024
Batu kali, rip-rap 0,020 - 0,035
Tanah dengan sedikit tanaman pengganggu 0,022 - 0,033
Tanah dengan banyak tanaman pengganggu 0,030 - 0,040
Sumber : Chow dalam terjemahan Rosalina, 1997

Bentuk dan jenis saluran yang dipilih, disesuaikan dengan lingkungan


setempat, karena itu digunakan tipe saluran air hujan sebagai berikut
(Masduki, 1988):
a. Saluran tertutup
Saluran tertutup dibuat dari beton tidak bertulang, berbentuk bulat dan
dipakai pada daerah dengan lalu lintas pejalan kaki di daerah itu padat
seperti di daerah perdagangan, pusat pemerintahan dan jalan protokol.
Sistem pengaliran air dari jalan ke dalam saluran menggunakan street
inlet. Pada jarak tertentu dibuat manhole yang fungsinya selain sebagai
sumuran pemeriksaan juga sebagai bangunan terjunan (drop manhole),
untuk tiap perubahan dimensi saluran dan pertemuan saluran.

III - 33
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

b. Saluran terbuka
Saluran terbuka terdiri dari dua bentuk dengan karakteristik yang
berbeda.
- Saluran berbentuk segi empat dengan modifikasinya
Saluran dengan bentuk segi empat dibuat dari pasangan batu kali atau
batu belah dan biasanya digunakan pada daerah yang mempunyai
lahan terbatas.
- Saluran berbentuk trapesium dengan modifikasinya
Saluran bentuk trapesium dibuat tanpa pengerasan, dan sering
dipakai pada daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah. Pada
bagian tertentu dilakukan pengerasan apabila batas kecepatan
maksimum terlampaui.

4. Kualitas Sanitasi
Kualitas sanitasi yang dimaksud adalah menganalisa besarnya timbulan
limbah padat dan cair yang akan timbul dengan pendekatan jumlah orang
pekerja yang tinggal di basecamp/direksi keet.

Metode formal untuk menghitung produksi limbah cair adalah sebagai


berikut: (Ir. Achmad Mufid, Pengelolaan Air Limbah, 1989)
Vc = (0,7 - 0,8) x Q x P
Dimana :
Vc : produksi limbah cair (m3)
Q : kebutuhan air bersih, l/orang/hari
P : jumlah pemakai (orang)

Penentuan timbulan sampah dapat dihitung dengan mengacu pada kriteria


berikut.

III - 34
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Tabel 3.11. Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil & Sedang di
Indonesia

No. Klasifikasi Kota Volume (L/org/hr) Berat (Kg/org/hr)


1 Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80
2 Kota Kecil 2,50 – 2,75 0,625 – 0,70
Sumber : Dept. PU, LPMB, Bandung, 1993

Jumlah timbulan sampah = Vol. x P


Dimana :
Vol : volume sampah (L/org/hr)
P : jumlah penduduk (orang)

5. Sosial Ekonomi Budaya


Besar dampak, termasuk yang mempunyai nilai moneter, dapat diukur
melalui metode formal seperti; proyeksi penduduk (teknik ekstrapolasi),
analisis kecenderungan (trend analysis), analisis deret waktu (time series
analysis).
Analisis dampak kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan atau
sebaliknya dilakukan melalui 2 langkah, yaitu mengidentifikasi dan
memperkirakan besaran dampak. Namun sebelumnya, uraian tentang
kegiatan penyebab dampak dan uraian komponen lingkungan yang terkena
dampak perlu dijabarkan dengan jelas dan singkat.
Pendekatan aspek sosial ini penting mengingat karakter sosial dan budaya
masyarakat Paser memiliki karakter khusus budaya Paser. Sehingga aspek ini
sangat diperlukan guna mendapatkan kelayakan lokasi.
Metode yang dipergunakan untuk mendapatkan rona awal sebagai bahan
dasar analisis sosial budaya dilakukan melalui:
1. Survei Kuesioner
Kuenisoner ini disebarkan kepada masyarakat yang melewati lokasi
proyek
2. Sosial Budaya berdasarkan aspirasi instansi terkait

III - 35
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Aspirasi ini dilakukan melalui pendekatan survey instansional untuk


menampung aspirasi kelayakan lokasi. Hal ini dilakukan melalui
instansional terhadap semua Dinas instansi terkait yang relevan
terhadap studi ini.
3. Survei masyarakat terdekat yang terkena dampak
Survei ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan
kepada masyarakat sekitar lokasi proyek

6. Kesehatan Masyarakat
Besaran dampak mencakup jenis, sifat, sebaran dan beban yang
diproyeksikan kepada jumlah penduduk terkena dampak. Sementara
kecenderungan dimaksudkan sebagai dampak yang segera muncul dan
dampak tertunda. Jadi metoda yang akan digunakan hendaknya merupakan
rangkuman dari dua hal tersebut.

7. Sarana dan Prasarana Transportasi


Untuk melihat dampak berupa bangkitan lalulintas dan kerusakan jalan, cara
yang dilakukan adalah pengamatan visual dan prediksi ahli. Hal ini karena
sulit melakukan analisis kuantitatif bagi dampak kerusakan jalan. Untuk
bangkitan lalulintas dapat diperkirakan dari perhitungan lalu lintas harian
(LHR). Penilaian terhadap tingkat kerusakan jalan melalui expert judgement
dan dampak secara analogi, dari kegiatan sejenis yang telah berlangsung.

3.2.5. Metode Penyusunan Rencana Upaya Pengelolaan & Pemantauan


Lingkungan
Sesuai dengan pokok pikiran tersebut maka dilakukan penyusunan upaya
pengelolaan dan pemantaun lingkungan bagi kegiatan ini dengan pendekatan-
pendekatan yang dijabarkan berikut ini.

III - 36
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

1. Pendekatan Manajemen
Pendekatan manajemen yang diterapkan dalam program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan adalah menerapkan prinsip-prinsip manajemen,
Planning (P), Organizing (O), Actuating (A) dan Controlling (C).
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan upaya penyehatan lingkungan di area kegiatan proyek yang
direncanakan dan dikoordinasikan dengan kegiatan operasional lainnya.
Antara lain :
- Penetapan target pengendalian lingkungan untuk mencapai baku
mutu yang disyaratkan
- Penentuan strategi dan jadwal kegiatan
- Penyiapan aspek pendanaan dan penyiapan sarana, prasarana yang
diperlukan
b. Organizing (Pengorganisasian)
- Penanggung jawab kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (UKL) adalah pimpinan kegiatan.
- Harus ada tenaga khusus yang menangani pelaksanaan UKL-UPL dan
bertanggung jawab pada pimpinan/penanggung jawab.
- Struktur organisasi jelas, lengkap dengan tanggung jawab wewenang
dan tanggung jawabnya
- Melibatkan seluruh unit yang ada di pengelola proyek
c. Actuating ( Pelaksanaan )
Pelaksanaan konsep upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dengan prosedur tetap (protap) dan standar operasional (SOP) yang jelas.
Hal ini dimaksudkan untuk mancapai tujuan seoptimal mungkin dalam
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah direncanakan.

d. Controlling ( Pengawasan )
Seluruh rangkaian kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan harus dipantau, dicatat dan dilaporkan dengan baik, sehingga
dapat dilakukan evaluasi terhadap peningkatan dan penyempurnaan
upaya pengelolaan lingkungan yang telah direncanakan.

III - 37
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2. Pendekatan Sosial, Ekonomi dan Budaya


Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan tidak bisa dilepaskan
dengan kondisi anggaran yang ada, sehingga upaya ini harus mendapat
dukungan anggaran sesuai dengan kemampuan. Karena semua biaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan menjadi tanggung jawab pihak
pengelola/pemrakarsa.
Pendekatan holistik atau menyeluruh digunakan untuk menganalisis masalah
sosial, budaya dan ekonomi yang diperkirakan menjadi dampak dari tahapan
pembangunan jaringan pipa ini bagi masyarakat sekitar lokasi. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif, agar data kualitatif tentang
pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, tanggungan anak, status perkawinan,
pengetahuan tentang rencana proyek, persepsi dan saran informan dapat digali
lebih mendalam, dengan pedoman wawancara.
Data kualitatif dianalisis dan dapat digunakan untuk upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, meningkatkan dampak positif dan meminimalkan
serta menanggulangi dampak negatif. Karena masyarakat sekitar lokasi rencana
kegiatan mempunyai karakteristik budaya dan etos kerja tertentu.

3. Pendekatan Institusional
Untuk mengoptimalkan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan
diperlukan kerja sama lintas sektor antara lain dengan :
- Dinas Kesehatan Kabupaten Paser
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Paser
- Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit
Menular Daerah
- Lembaga akademik yang terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan.
- Dinas lain yang terkait dengan studi
4. Pendekatan Teknologi
Sesuai dengan prakiraan dampak yang akan terjadi, upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.

III - 38
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

3.3 JADWAL PELAKSANAAN

3.3.1. Jangka Waktu Pelaksanaan


Pekerjaan penyusunan UKL- Kegiatan Kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan Jaringan Gas (Jargas)
Sambungan Rumah (SR) Untuk Rumah Tangga ini akan dilaksanakan selama masa
pelaksanaan pekerjaan yaitu selama 1 (satu) bulan sejak dikeluarkannya SPMK.

3.3.2. Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan pekerjaan penyusunan UKL-UPL Pembangunan Jaringan
Gas (Jargas) Sambungan Rumah (SR) Untuk Rumah Tangga di kabupaten subang
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.12 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan UKL-UPL


Bulan 1
No Uraian Kegiatan
3 4 1 2
I Persiapan
1 Mobilisasi Personil
2 Perijinan
3 Koordinasi
4 Rencana Kerja
5 Persiapan Survey
6 Perumusan Metodologi
II Studi Literatur
III Pengumpulan Data
1 Komponen Fisik-Kimia
2 Komponen Biologis
3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya
4 Komponen Kesehatan Masyarakat
5 Rencana Kegiatan
IV Identifikasi Dampak Penting
V Pelaporan
1 Laporan Pendahuluan (A4)
3 Laporan Akhir (A4)
6 Laporan dalam bentuk CD
Sumber : Hasil rencana, 2019

III - 39
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

III - 40

Anda mungkin juga menyukai