05 Bab 3 Metodologi
05 Bab 3 Metodologi
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Tekanan ≥ 60 Bar
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL wajib memiliki UKL-UPL.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL dan
UPL dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup. Menurut peraturan ini, setiap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL kemudian masih
memerlukan UKL-UPL berdasarkan kriteria berikut :
Jenis kegiatan
Skala/besaran/ukuran
Kapasitas produksi
Luasan lahan yang dimanfaatkan
Limbah dan/atau cemaran dan/atau dampak lingkungan
Teknologi yang tersedia dan/atau digunakan
Jumlah komponen lingkungan hidup terkena dampak
Besaran investasi
Terkonsentrasi atau tidaknya kegiatan
Jumlah tenaga kerja
Aspek sosial kegiatan
Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu kriteria tersebut, maka
diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan studi UKL-UPL.
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Metoda Pengumpulan Data (Jenis Data, Metoda Pengumpulan Data, Lokasi Pengambilan Data) pada tabel 3.1 berikut.
III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
c. Kondisi perekonomian Menggali tingkat kesejahteraan Wawancara Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar BPS Kota, Desa
penduduk yang meliputi penduduk dan pola-pola aksesnya terstruktur kepada Lokasi kegiatan
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
d. Ketersediaan sarana dan Menggali kualitas infrastruktur Wawancara Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Desa yang
infrastruktur seperti jalan, dari terstruktur kepada Lokasi kegiatan bersangkutan
prasarana peribadatan, wilayah yang dikaji, beserta - Masyarakat
pendidikan dan pelayanan tingkat aksessibilitas masy.nya - Tokoh masyarakat
publik lainnya terhadap
infrastruktur dan pelayanan Observasi
publik.
Ketersediaan sarana dan Menggali kualitas infrastruktur Wawancara terstruktur Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Desa yang
infrastruktur, seperti jalan, dari wilayah yang dikaji, beserta kepada : (desk studi) lokasi kegiatan, bersangkutan,
prasarana peribadatan, dan tingkat aksesibilitas - Masyarakat penduduk yang profil kesehatan
pelayanan publik masyarakatnya terhadap wilayahnya terkena
infrastruktur dan pelayanan publik - Tokoh masyarakat proyek
Peta dan dinamika kelembagaan Menggali masalah dan potensi Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Kecamatan dan
yang meliputi peran, kegiatan, kelembagaan di wilayah yang Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, Desa yang
dan hubungan antar lembaga dikaji kepada : penduduk yang bersangkutan
yang ada. Masyarakat wilayahnya terkena
Tokoh masyarakat proyek
Peta dan dinamika budaya Menggali masalah potensi budaya Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar Kecamatan dan
masyarakat di wilayah yang di wilayah yang dikaji Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, Desa yang
distudi, yang meliputi adat kepada : penduduk yang bersangkutan
istiadat, norma, dan nilai yang Masyarakat wilayahnya terkena
dianut oleh masyarakat di Tokoh masyarakat proyek
wilayah-wilayah yang dikaji.
Sejarah dan potensi ketegangan Menggali potensi ketegangan dan Observasi Kuesioner Studi meja Masyarakat sekitar BPS kabupaten
serta kerawanan sosial, yang kerawanan sosial di wilayah- Wawancara terstruktur (desk studi) lokasi kegiatan, subangKecamat
meliputi tingkat kriminalitas dan wilayah yang dikaji. kepada : penduduk yang an dan Desa
sejarah konflik sosial yang Masyarakat wilayahnya terkena yang
pernah terjadi Tokoh masyarakat proyek bersangkutan
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
b. Kualitas udara
Pengumpulan data kualitas udara dilakukan secara primer dengan
melakukan pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran di lapangan
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
c. Kebisingan
Pengumpulan data kebisingan di sekitar rencana kegiatan dilakukan
berdasarkan data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengukuran langsung. Pengukuran data primer kebisingan dilakukan
dengan menggunakan Sound Level Meter dan merupakan alat ukur
kebisingan “direct reading” dan tingkat kebisingan dinyatakan sebagai
dBA. Pengukuran langsung (sampling) dilakukan untuk mengetahui
kondisi tingkat kebisingan awal sebelum dilakukannya kegiatan
pembangunan proyek, yang kemudian dapat dijadikan sebagai acuan
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
2. Hidrologi
Pengumpulan data hidrologi yang mencakup debit sungai terdekat, lebar
sungai serta kedalamannya berdasarkan data sekunder yang berasal dari
studi-studi yang terdahulu atau dari instansi yang berkaitan. Kondisi sungai
dapat dinilai melalui observasi di lapangan. Analisis data dilakukan
berdasarkan penilaian ahli.
Prinsip pelaksanaan pengukuran debit adalah mengukur luas penampang
basah, kecepatan aliran air (asumsi homogen) sesuai standart tentang
metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka (SK. SNI M-17-1989-F).
Debit dihitung dengan rumus :
Q=AxV
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
A = Luas penampang basah (m2)
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
3. Kualitas Air
Pengumpulan data kualitas air dilakukan dengan menggunakan data primer
dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan (sampling). Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air yang umumnya selalu
dimanfaatkan masyarakat apakah layak atau tidak untuk dimanfaatkan lebih
lanjut dalam rencana kegiatan pembangunan Jaringan pipa, dan juga sebagai
informasi awal sebelum dilakukannya kegiatan pembangunan proyek
sehingga kualitas air tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Metoda analisis untuk pengambilan data primer kualitas air dapat dilihat
pada tabel 3.3. berikut.
Tabel 3.3 Parameter dan Metoda Analisis Kualitas Air untuk Sungai
N
Parameter Metoda Analisis Peralatan
o
FISIKA
1 Bau dan warna Organik/Visual
2 Kekeruhan Gravimetri Timbangan analitik dan kertas
saring
3 Residu terlarut Gravimetri Timbangan analitik
4 Temperatur Pemuaian Termometer
KIMIA
1 BOD Titrimetrik Buret
2 COD Titrimetrik Buret
3 DO Titrimetrik Buret, DO meter
4 pH Potensiometrik pH meter
5 Zat terlarut Gravimetrik Timbangan analitik, kertas
saring dan cawan
KIMIA ORGANIK
1 Air raksa (Hg) Spektrofotometrik serapan atom AAS
2 Total Fosfat Spektrofotometrik
3 NH3-N Spektrofotometrik Spektrofotometer
4 Arsen (As) Spektrofotometrik Spektrofotometer
5 Boron Spektrofotometrik
6 Besi Spektrofotometrik Spektrofotometer
7 Barium (Ba) Gravimetrik Timbangan analitik dan kertas
saring
8 Flourida (F) Spektrofotometrik Spektrofotometer
9 Kadmium (Cd) Spektrofotometrik serapan atom AAS
10 Klorida (Cl) Titrimetrik Buret
11 Kobalt (Co) Spektrofotometrik serapan atom AAS
12 Cromium valensi 6 Spektrofotometrik serapan atom AAS
13 Mangan (Mn) Spektrofotometrik serapan atom AAS
14 Nikel Spektrofotometrik serapan atom AAS
15 Nitrat (NO3-N) Spektrofotometrik Spektrofotometer
16 Nitrit (NO2-N) Spektrofotometrik Spektrofotometer
17 Selenium Spektrofotometrik Spektrofotometer
18 Seng Spektrofotometrik serapan atom AAS
19 Sulfat (SO4) Gravimetrik Spektrofotometrik Timbangan analitik,
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
N
Parameter Metoda Analisis Peralatan
o
Spektrofotometer
20 Sulfida (S) Titrimetrik Spektrofotometrik Buret Spektrofotometer
21 Tembaga (Cu) Spektrofotometrik serapan atom AAS
22 Timbal (Pb) Spektrofotometrik serapan atom AAS
23 Cyanida Spektrofotometrik Spektrofotometer
24 H2S Spektrofotometrik Spektrofotometer
KIMIA ANORGANIK
1 Fenol Kromatografi Kromatografi gas (GC)
2 Minyak dan Lemak Sokhlet-gravimetri Spektrofotometer infra merah
3 Detergen sebagai Spektrofotometrik Spektrofotometer
MBAS
4 Senyawa fenol Spektrofotometrik Kromatografi gas (GC)
Sumber : Standar Methods for the Examination of Water and Waste Water
Tabel 3.4. Parameter dan Metoda Analisis Kualitas Air untuk Air Tanah
KIMIA
a. Kimia Organik
1 Air raksa (Hg) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
2 Arsen (As) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
3 Besi Spektrofotometri Spektrofotometer
4 Kadmium (Cd) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
Kesadahan total Titrasi kompleksiometri EDTA Buret
5 Kloride Titrametri Buret
6 Kromium (VI) Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
7 Mangan (Mn) Spektrofotometri Spektrofotometer
8 Nitrat (NO3-N) Spektrofotometri Spektrofotometer
9 Nitrit (NO2-N) Spektrofotometri Spektrofotometer
10 pH Elektrode pH meter
11 Selenium Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
12 Seng Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
13 Cyanida Elektrode selektif Elektrode selektif
14 Sulfat Turbidimetri
15 Timbal Atomic Absorption Spektrofotometer (AAS)
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
MIKROBIOLOGI
1 Koliform tinja Fermentasi-pengenceran Culture
2 Total koliform Fermentasi-pengenceran Culture
Sumber : Standar Methods for the Examination of Water and Waste Water
Data kualitas air akan disajikan dalam bentuk tabel dan atau grafik, kemudian
dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku sebagai tolok ukur. Baku mutu
yang digunakan untuk evaluasi kualitas air sungai adalah Peraturan
Pemerintah No. 82 tahun 2001. Untuk kualitas air tanah (sumur) digunakan
baku mutu air minum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002.
Pengambilan kualitas badan air dilakukan pada badan air terdekat dan
dilakukan pengambilan sebanyak 1 titik. Demikian halnya dengan
pengambilan air tanah dan air bersih yang masing-masing dilakukan di
permukiman penduduk terdekat sebanyak 1 titik.
4 Karakteristik Gas
Gas bumi merupakan campuran beberapa gas dengan komposisi terbesar
adalah metana. Gas bumi dari sumber (sumur) yang berbeda akan mempunyai
komposisi yang berbeda pula. Karena itu nilai kalor (heating Value) juga akan
bervariasi tergantung campuran gas masing-masing. Contoh komposisi kandungan
kimia hidrokarbon dari gas bumi disajikan:
Tabel 3-5 Komposisi Gas Bumi
No Nama Senyawa Gas Senyawa Komposisi
1 Metana CH4 70-90 %
2 Etana C2H6
3 Propana C3H8 0-20 %
4 Butana C4H10
5 Karbondioksida CO2 0-8%
6 Oksigen O2 0-0,2%
7 Nitrogen N2 0-5%
8 Hydrogen Sulfida H2S 0-5%
9 Gas lainnya He, Ne, Xe, dll Sedikit
Sumber : Dokumen FEED, 2018
III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Analisis terhadap perubahan tata guna lahan dan tata ruang dilakukan
dengan melihat kesesuaian antara proyek yang dilaksanakan dengan produk
RTRW/RTRK ataupun RDTRK di wilayah yang menjadi lokasi proyek.
6. Biologi
a. Biota Darat
Vegetasi
Data vegetasi didapat dari pengamatan dan identifikasi jenis baik tumbuhan
maupun tanaman budidaya yang ada. Dari hasil identifikasi disusun daftar
jenis tanaman dengan nama lokal dan nama latin, diberi keterangan jenis
tumbuhan apakah tanaman liar, budidaya dan tanaman hias. Dari daftar yang
ada di identifikasi apakah ditemukan jenis tanaman khas daerah itu, jenis
tanaman yang memiliki habitat khusus, jenis tanaman yang dilindungi dan
tanaman langka.
Satwa
Fauna dataran yang teridentifikasi dapat diprediksi kepadatan populasinya.
Metode identifikasi fauna darat dapat menggunakan metode ceklist yang
sederhana. Fauna daratan didapatkan berupa data primer (melalui
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
b. Biota Perairan
Plankton dan Benthos
Sampling biota perairan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal perairan
badan air terdekat apakah masih dapat digunakan sebagai habitat alami bagi
biota air tersebut, dan juga sebagai parameter indicator terjadinya
pencemaran badan air apabila terjadi pencemaran akibat kegiatan
pembangunan dan operasional proyek nantinya. Sampel plankton diambil
dengan menggunakan jala plankton dengan diameter mulut jala sebesar 30
cm dan panjang jala plankton 127 cm. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan tarikan vertikal pada 3 kedalaman yaitu pada daerah
permukaan, tengah dan dasar perairan dangkal. Sedangkan untuk perairan
dalam dilakukan pada kedalaman yang mewakili, yaitu 0,5, 1, dan 1,5 m.
Pengambilan plankton dan benthos mengikuti pengambilan permukaan yaitu
sebanyak dua titik.
Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol film dan diawetkan dalam
larutan formalin 4%. Kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas
ukur dan didiamkan selama 24 jam agar mengendap dan selanjutnya
dilakukan penghitungan kepadatan populasi plankton per 1 m3.
Hasil identifikasi kemudian diteruskan dengan menghitung kerapatan dan
menentukan indeks keanekaragaman benthos dan plankton menurut
Sannon-Wiener yang dirumuskan sebagai berikut :
H’ = -∑ (ni/Ni) x ln (ni/Ni)
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Dimana :
H’ = indeks keanekaragaman
ni/NI = jumlah individu dari spesies I dibagi jumlah total individu
dalam sampel
In (ni/Ni) = ln dari harga ni/Ni
Indeks Kriteria Kondisi Perairan Berdasarkan Nilai Indeks Diversitas
Data sosial ekonomi budaya merupakan gabungan antara data sekunder yang
diambil dari instansi terkait dan data primer yang diambil secara langsung
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
8. Kesehatan Masyarakat
Komponen kesehatan masyarakat yang akan dianalisis dalam studi UKL-UPL
ini adalah data-data yang terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan,
tenaga medis, temuan jenis penyakit terbanyak, serta fasilitas sanitasi
lingkungan yang dimiliki masyarakat. Metode analisanya adalah statistik
deskriptif, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Untuk menganalisa aspek kesehatan masyarakat digunakan metode
profesional judgement yang didukung oleh data hasil kuesioner maupun data
sekunder dari Dinas Kesehatan setempat. Jenis penyakit yang digunakan
sebagai indikator dalam analisa ini adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA), alergi serta diare. ISPA merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas
(hidung dan pangkal tenggorok). Penyakit ini ditularkan melalui udara
(airborne infection). Oleh karena itu, angka kejadian penyakit ISPA
(prevalensi) akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat
pencemaran udara di lingkungan tersebut. Selain ISPA, alergi juga bisa
ditimbulkan akibat terjadinya pencemaran udara. Jenis penyakit lain yang
dapat dijadikan indikator untuk menganalisis dampak terhadap kesehatan
masyarakat adalah meningkatnya jenis penyakit yang dominan di daerah
tersebut selain ISPA dan alergi yaitu diare yang disebabkan karena penurunan
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
9. Transportasi
Jalan Akses
Jalan akses ke lokasi proyek direncanakan melalui ruas jalan kabupaten
maupun desa yang bersangkutan.
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Ringkasan Analisa yang akan dilakukan berdasarkan jenis data dapat dilihat pada
tabel 3.6.
Tabel 3.7. Analisa Data Berdasarkan Jenis Data
Komponen Analisis Data Penyajian
No Jenis Data
Data Metoda Parameter Data
A. Komponen Fisik-Kimia
1 Iklim Curah hujan Schmidt & Ferguson Milimeter Tabel narasi
0
Suhu udara Analisis data Celsius Tabel narasi
Kelemb. relatif Analisis data Prosentase Tabel narasi
Arah angin Derajat Narasi
2 Udara Debu Analisis Konsentrasi Tabel narasi
laboratorium & partikulat debu
dibandingkan
dengan baku mutu
PP No. 41 th. 1999
Kebisingan Bandingkan dengan dB(A) Tabel narasi
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
- Pendekatan non formal, digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat
dikuantifikasi, sehingga untuk memprakirakan dampak dilakukan dengan
penilaian ahli (professional judgement) atau perbandingan dengan kegiatan
sejenis (pendekatan analogi).
- Pendekatan formal dengan model matematis, digunakan terhadap komponen
lingkungan tertentu yang dapat diukur dan diperkirakan besarannya secara
matematis, seperti :
III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
[ ( ) ][ ( ) ( )]
2 2
Qj y2 −( z−H ) −( z +H )
Cj( x , y , z )= exp − 2 exp +exp
2 πuσyσz 2σy 2 σ 2z 2 σ 2z
Dimana :
Cj (x,y,z) = Konsentrasi zat pencemar di koordinat x, y, dan z (µg/m3)
Qj = Laju emisi pencemar, gr/m3
σy = Koefisien dispersi horizontal Gaussian, m
σz = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
u = Kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x, m/dt
H = Tinggi cerobong efektif (tinggi cerobong + tinggi kepulan), m.
δh=
VeD
u [ (
1,5+ 2 , 68 x 10−3 p
δT
Ts
D
)]
Dimana :
δh = Tinggi kepulan di atas cerobong, m
b. Kebisingan
1). Perhitungan Kebisingan Kumulatif
III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
L p total=10 log
( P 12 P 22
+
P 02 P 02
+.. .+
Pn 2
P 02 )
Dimana :
Lp total = Tingkat kebisingan total, dBA
P1 = Intensitas suara sumber 1, N/m2
P2 = Intensitas suara sumber 2, N/m2
Pn = Intensitas suara sumber n, N/m2
P0 = Intensitas suara referensi, N/m2
III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 28
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 29
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Keterangan:
Kategori A: tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B : kemungkinan keretakan plesteran
Kategori C : kemungkinan rusak komponenstruktur dinding pemikul
beban
Kategori D: rusak dinding pemikul beban
III - 30
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
1
Qr = C .C S . I . A
3.6
Rumus Rasional ini merupakan rumus yang umum digunakan dalam
perhitungan drainase daerah perkotaan, yang umumnya untuk daerah
pematusan yang relatif tidak terlalu luas. Dalam beberapa hal misalnya
dengan menganggap tidak ada pengaruh kecepatan aliran pada saluran yang
dalam hal ini kondisi hidrologi dari akibat kondisi morpologi daerah
pematusan sedemikian rupa sehingga seluruh overland flow langsung ke titik
kontrol, maka nilai tf = 0, dan nilai secara otomatis Cs = 1. Sehingga rumus
Rasional menjadi :
1
Qr = C .I . A
3.6
Dimana Q = debit limpasan (m3/dt)
C = koefisien air larian (0 s/d 1)
Cs = koefisien tampungan
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah yang dipelajari (km2)
Perkiraan dampak kenaikan laju limpasan air permukaan (run off) yang akan
mempengaruhi kegiatan pembangunan proyek di daerah tersebut. Kenaikan
III - 31
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
A= ( b+z. h ) . h
P=b+2. h . √1+z 2
1
V = . R2/3 . S1/2
n V =k . R2/3 . S 1/2
A
R=
Dimana P , sehingga :
III - 32
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 33
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
b. Saluran terbuka
Saluran terbuka terdiri dari dua bentuk dengan karakteristik yang
berbeda.
- Saluran berbentuk segi empat dengan modifikasinya
Saluran dengan bentuk segi empat dibuat dari pasangan batu kali atau
batu belah dan biasanya digunakan pada daerah yang mempunyai
lahan terbatas.
- Saluran berbentuk trapesium dengan modifikasinya
Saluran bentuk trapesium dibuat tanpa pengerasan, dan sering
dipakai pada daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah. Pada
bagian tertentu dilakukan pengerasan apabila batas kecepatan
maksimum terlampaui.
4. Kualitas Sanitasi
Kualitas sanitasi yang dimaksud adalah menganalisa besarnya timbulan
limbah padat dan cair yang akan timbul dengan pendekatan jumlah orang
pekerja yang tinggal di basecamp/direksi keet.
III - 34
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
Tabel 3.11. Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil & Sedang di
Indonesia
III - 35
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
6. Kesehatan Masyarakat
Besaran dampak mencakup jenis, sifat, sebaran dan beban yang
diproyeksikan kepada jumlah penduduk terkena dampak. Sementara
kecenderungan dimaksudkan sebagai dampak yang segera muncul dan
dampak tertunda. Jadi metoda yang akan digunakan hendaknya merupakan
rangkuman dari dua hal tersebut.
III - 36
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
1. Pendekatan Manajemen
Pendekatan manajemen yang diterapkan dalam program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan adalah menerapkan prinsip-prinsip manajemen,
Planning (P), Organizing (O), Actuating (A) dan Controlling (C).
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan upaya penyehatan lingkungan di area kegiatan proyek yang
direncanakan dan dikoordinasikan dengan kegiatan operasional lainnya.
Antara lain :
- Penetapan target pengendalian lingkungan untuk mencapai baku
mutu yang disyaratkan
- Penentuan strategi dan jadwal kegiatan
- Penyiapan aspek pendanaan dan penyiapan sarana, prasarana yang
diperlukan
b. Organizing (Pengorganisasian)
- Penanggung jawab kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (UKL) adalah pimpinan kegiatan.
- Harus ada tenaga khusus yang menangani pelaksanaan UKL-UPL dan
bertanggung jawab pada pimpinan/penanggung jawab.
- Struktur organisasi jelas, lengkap dengan tanggung jawab wewenang
dan tanggung jawabnya
- Melibatkan seluruh unit yang ada di pengelola proyek
c. Actuating ( Pelaksanaan )
Pelaksanaan konsep upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dengan prosedur tetap (protap) dan standar operasional (SOP) yang jelas.
Hal ini dimaksudkan untuk mancapai tujuan seoptimal mungkin dalam
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah direncanakan.
d. Controlling ( Pengawasan )
Seluruh rangkaian kegiatan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan harus dipantau, dicatat dan dilaporkan dengan baik, sehingga
dapat dilakukan evaluasi terhadap peningkatan dan penyempurnaan
upaya pengelolaan lingkungan yang telah direncanakan.
III - 37
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
3. Pendekatan Institusional
Untuk mengoptimalkan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan
diperlukan kerja sama lintas sektor antara lain dengan :
- Dinas Kesehatan Kabupaten Paser
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Paser
- Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit
Menular Daerah
- Lembaga akademik yang terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan.
- Dinas lain yang terkait dengan studi
4. Pendekatan Teknologi
Sesuai dengan prakiraan dampak yang akan terjadi, upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
III - 38
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 39
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG
III - 40