Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL

PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.1. Kondisi Fisik Daerah


1. Letak Geografis

Kabupaten Subang adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Wilayah
Kabupaten Subang secara geografis terletak di kawasan Utara Provinsi Jawa Barat meliputi
wilayah seluas 205.176,95 ha atau sebesar 6,34% dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah
ini terletak antara 107°31’–107°54’ Bujur Timur dan 6°11’–6°49’ Lintang Selatan.
Secara Administratif, wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Subang adalah
sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Laut Jawa


• Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu
• Sebelah Barat : Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang
• Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung Barat

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang No. 3 Tahun 2007 tentang


Pemekaran dan Pembentukan wilayah Kerja Kecamatan di Lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Subang terbagi menjadi 245 desa dan 8 kelurahan yang tergabung dalam 30
kecamatan dengan Kecamatan Subang sebagai pusat pemerintah

II - 1
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten


Subang Tahun 2018

KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE

01. SAGALAHERANG 45.22 2,20


02. SERANGPANJANG 54.03 2,63
03. JALANCAGAK 36.64 1,79
04. CIATER 57.23 2,79
05. CISALAK 83.28 4,06
06. KASOMALANG 39.68 1,93
07. TANJUNGSIANG 67.16 3,27
08. CIJAMBE 101.31 4,94
09. CIBOGO 6.136 2,99
10. SUBANG 44,23 2,16
11. KALIJATI 97.48 4,75
12. DAWUAN 88.19 4,30
13. CIPEUNDEUY 94.21 4,59
14. PABUARAN 60.95 2,97
15. PATOKBEUSI 80.62 3,93
16. PURWADADI 86.3 4,21
17. CIKAUM 92.8 4,52
18. PAGADEN 44.81 2,18
19. PAGADEN BARAT 49.1 2,39
20. CIPUNAGARA 100.78 4,91
21. COMPRENG 65.67 3,20
22. BINONG 47.41 2,31
23. TAMBAKDAHAN 58.62 2,86
24. CIASEM 110.04 5,36
25. PAMANUKAN 35.38 1,72
26. SUKASARI 64.23 3,13
27. PUSAKANAGARA 54.71 2,67
28. PUSAKAJAYA 60.94 2,97

II - 2
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE

29. LEGONKULON 72.23 3,52


30. BLANAKAN 97.15 4,73
KAB. SUBANG 1,952.31
Sumber: Data BPS 2018

II - 3
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-1 Peta Administrasi Kabupaten Subang

II - 4
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.1.1. Iklim

Kabupaten Subang yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan
wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim
penghujan biasanya terjadi pada bulan Nopember sampai dengan bulan April sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Keadaan ini terus berlangsung
dari tahun ke tahunnya yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu.
Aspek curah hujan Kabupaten Subang terbagi menjadi 8 bagian, tingkat curah hujan tertinggi
pada 4500-5000 mm dengan luas 9.591 Ha. Luas wilayah yang paling besar pada tingkat
curah hujan 2000-2500 mm dengan luas sebesar 33.083 Ha.

Tabel 2-2 Curah Hujan Kabupaten Subang


No Tingkat Curah Hujan Luasan (Ha)
1 1000-1500 mm 63304
2 1500-2000 mm 29640
3 2000-2500 mm 33083
4 2500-3000 mm 15301
5 3000-3500 mm 24212
6 3500-4000 mm 20747
7 4000-4500 mm 21701
8 4500-5000 mm 9591
Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan
Kabupaten Subang

Tabel 2.3 Iklim Wilayah Menurut Bulan Di Kabupaten


Subang Tahun2018
Tekanan Curah Hari Hujan
Bulan / Month
Udara Hujan (hari)
JANUARI 1008.9 290 15
FEBRUARI 1014.7 486 21
MARET 1010.6 844 22
APRIL 1010.7 269 17
MEI 1011.0 105 9
JUNI 1011.8 130 6
JULI 1011.8 0 0
AGUSTUS 1012.4 0 0
SEPTEMBER 1012.7 1 3
OKTOBER 1012.5 63 8
NOVEMBER 1011.6 348 19
DESEMBER - 472 14
RATA-RATA 1011.7 251 11

II - 5
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Sumber:Data BPS 2018

Gambar 2-2 Peta Curah Hujan Kabupaten Subang

II - 6
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.1.2 Kemiringan Lereng

Berdasarkan relief permukaan, kemiringan lereng, dan beda tinggi elevasinya,


daerah kabupaten Subang secara umum dapat dibagi menjadi empat satuan
morfologi, yaitu dataran, perbukitan bergelombang landai hingga agak curam,
perbukitan curam, dan pegunungan. Berdasarkan topografinya, wilayah kabupaten
Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu daerah pegunungan (Subang bagian
selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah), dan daerah
dataran rendah (Subang bagian utara).

Tabel 2-4 Pembagian 3 Zona Topografi Kabupaten Subang

Zona Kecamatan Ketinggian Luas


Kecamatan Jalancagak, Ciater,
Daerah Kasomalang, Sagalaherang,
Pegunungan Serangpanjang,sebagian besar 500-1500 m 41.035,09
(Subang Kecamatan Jalancagak dan dpl hektar
bagian Selatan) sebagian besar Kecamatan
Cisalak, Tanjung Siang.
Daerah
Berbukit dan Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo,
Dataran Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian 50 – 500 m dpl 71.502,16
(Subang besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum hektar
bagian tengah) dan Pagaden Barat.
Kecamatan Pagaden, Cipunagara,
Daerah Dataran
Compreng, Ciasem, Pusakanagara, 0-50 m dpl
Rendah (Subang 92.639,7
Pusakajaya Pamanukan, Sukasari,
bagian utara): hektar
Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi,
Tambakdahan, sebagian Pagaden
Barat.
Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan
Kabupaten Subang

Berdasarkan Peta Kemiringan Lereng , Kabupaten Subang memiliki 5 klasfikasi


kemiringan lereng, yaitu 0%-8% , 8%-15%, 15%-25%, 25%-40%, dan >40%. Kabupaten
Subang paling luas memiliki kemiringan lereng 0-8% yang berarti landai dengan luas
143153,95 Ha atau 65,8% dari luas wilayah Kabupaten Subang. Pada kemiringan
lereng >40% tersebar di 8 kecamatan dengan luas

18044,86 Ha atau 8,3% dari luas wilayah Kabupaten Subang. Delapan Kecamatan
yang dimaksud adalah Kecamatan Cipeundeuy, Kalijati, Dawuan, Serangpanjang,
Segalaherang, Ciater, Cisalak, dan Tanjungsiang.

II - 7
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Tabel 2-5 Kemiringan Lereng Kabupaten Subang

Kemiringan Luas (Ha) Persen


Lereng
0% - 8% 143153.95 65.8%
8% - 15% 31861.31 14.6%
15% - 25% 20529.85 9.4%
25% - 40% 4011.96 1.8%
> 40% 18044.86 8.3%
Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan
Kabupaten Subang

2.1.3 Morfologi

Berdasarkan relief permukaan, kemiringan lereng, dan beda tinggi elevasinya,


daerah kabupaten Subang secara umum dapat dibagi menjadi empat satuan
morfologi, yaitu dataran, perbukitan bergelombang landai hingga agak curam,
perbukitan curam, dan pegunungan. Berdasarkan topografinya, wilayah kabupaten
Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu daerah pegunungan (Subang bagian
selatan), daerah berbukit dan dataran (Subang bagian tengah), dan daerah dataran
rendah (Subang bagian utara). Penyebaran jenis tanah berkaitan erat dengan keadaan
bentuk lahan. Jenis tanah yang ditemukan di Kabupaten Subang antara lain :

✓ Aluvial

Berwarna abu abu, derajat keasaman rendah, cocok untuk dimanfaatkan


sebagai lahan pesawahan dan palwija.

✓ Asosiasi Glei Humus Rendah dan Aluvial Kelabu

Pada umumnya jenis tanah ini selalu tergenang (basah) dan berwarna abu abu.
Kebanyakan fragmen jenis tanah ini adalah fraksi lempung (berstektur halus)
dan sebagian kecil pasir (tekstur kasar), kedalaman efektif tanah lebih
besar dari 90 cm.

✓ Podsolik

Umumnya tanah jenis ini berlapis cadas, terdapat konkresi besi, difiensi unsure

II - 8
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

mikro, pH rendah. Kesuburan kimiawinya ditingkatkan dengan pemupukan dan


pembeian bahan kapur. Jenis tanah ini cocok untuk dimanfaatkan untuk
tanaman ubi rambat, buah buahan, tembakau, karet dan macam macam
tanaman tanah kering.

Tabel 2-6 Pembagian 3 Zona Topografi Kabupaten Subang

Zona Kecamatan Ketinggian Luas


Kecamatan Jalancagak, Ciater,
Daerah Kasomalang, Sagalaherang,
Pegununga 500-1500 41.035,0
Serangpanjang,sebagian besar
n (Subang m dpl 9
Kecamatan Jalancagak dan sebagian
bagian Selatan) hektar
besar Kecamatan Cisalak, Tanjung
Siang.
Daerah
Berbukit dan Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo,
Dataran Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, 50 – 500 m 71.502,1
(Subang dpl 6
sebagian besar Kecamatan
bagian tengah) hektar
Purwadadi, Cikaum dan Pagaden
Daerah Kecamatan Pagaden, Cipunagara,
Dataran Compreng, Ciasem, Pusakanagara, 0-50 m dpl 92.639,7
Rendah Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, hektar
(Subang Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi,
bagian Tambakdahan, sebagian Pagaden
utara): Barat.

II - 9
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan


Kabupaten Subang

Berdasarkan Peta Kemiringan Lereng , Kabupaten Subang memiliki 5 klasfikasi


kemiringan lereng, yaitu 0%-8% , 8%-15%, 15%-25%, 25%-40%, dan >40%. Kabupaten
Subang paling luas memiliki kemiringan lereng 0-8% yang berarti landai dengan luas
143153,95 Ha atau 65,8% dari luas wilayah Kabupaten Subang. Pada kemiringan
lereng >40% tersebar di 8 kecamatan dengan luas 18044,86 Ha atau 8,3% dari
luas wilayah Kabupaten Subang. Delapan Kecamatan yang dimaksud adalah
Kecamatan Cipeundeuy, Kalijati, Dawuan, Serangpanjang, Segalaherang, Ciater, Cisalak,
dan Tanjungsiang.

II - 10
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-3 Peta Topografi/Kemiringan Kabupaten Subang

II - 11
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.1.4 Hidrologi
A. Air Permukaan

Sumber daya air permukaan Kabupaten Subang terdiri dari air sungai, saluran
Tarum Timur dan air danau/situ. Sampai saat ini air permukaan merupakan
sumber air utama yang dimanfaatkan oleh penduduk. Kabupaten Subang
mempunyai 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu; DAS Cipunagara, DAS
Ciasem, DAS Cilamaya dan DAS Kalibeji yang beranak sungai sebanyak 158 buah
dengan jumlah panjang 874,88 km. Sungai-sungai ini juga menjadi dasar
pembagian DAS di Kabupaten Subang.

Air sungai yang berfungsi sebanyak 25 buah, dengan Saluran Induk


Tarum Timur dari bendung Pompa Curug sampai dengan bendung Salam
Darma sepanjang 67,829 km. Adapun debit rata-rata sebesar 102,02 m3/dt
yang terdiri dari debit sungai 47,50 m3/dt dan saluran Tarum Timur 54,52 m3/dt.

Tabel 2- 7 DAS Kabupaten Subang


Jenis DAS Luasan (Ha)
Das Ciasem 80,945
Das Kalibeji 7,154
Das Cilamaya 22,279
Das Cipunagara 107,205
Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan
Kebersihan Kabupaten Subang

B. Sumber Mata Air


Mata air yang telah diketahui banyak terdapat di bagian lereng
perbukitan vulkanik terutama antara Ciater, Cisalak, Kasomalang, Jalancagak dan
Sagalaherang. Debit mata air sangat beragam mulai kurang dari satu hingga
lebih dari 50 liter/detik. Mata air yang berdebit besar termasuk mata air
panas Ciater. Daerah yang lebih tinggi disebelah selatannya merupakan daerah
resapannya.

II - 12
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-4 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Subang

II - 13
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.1.5 Hidrogeologi

Hidrogeologi merupakan ilmu yang mempelajari pegerakan air tanah. Potensi


Air tanah secara kuantitatif (debit, l i t e r /detik) untuk seluruh Kabupaten
Subang belum terinformasikan secara jelas, namun dari segi pemanfaatan
yang ada saat ini menunjukan sebagian industri mengandalkan sumber air
tanah sebagai satu-satunya sumber air alternatif, terutama pada Kecamatan
Pabuaran, Patokbeusi dan Cipendeuy. Hidrogoeologi di Kabupaten Subang
terbagi menjadi 4 bagian, yaitu akuifer dengan produktifitas rendah, akuifer
dengan produktifitas sedang, akuifer produktif, dan daerah air tanah langka atau
tak berarti.

Tabel 2-8 Luas Kabupaten Subang berdasarkan Hidrogeologi

No Hidrogeologi Lua
Akuifer Dengan Produktifitas 94,
Akuifer dengan Produktifitas 79,
Akuifer Produktif 33,
Daerah Air Tanah Langka Atau 14,
Sumber : Dinas Tata Ruang Permukiman dan Kebersihan Kabupaten
Subang

Berbagai kegiatan industri dan perkotaan seperti di Kecamatan Pabuaran,


Cipendeuy, Patokbeusi dan Ciasem banyak mempergunakan air tanah,
sehingga menyebabkan penurunan muka air tanah, serta menurunkan indeks
produktivitas sumur bor. Pemanfaatan sumber daya air tanah, diutamakan
sebagai komoditas sosial, guna memenuhi kebutuhan masyarakat (domestik).

II - 14
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-5 Peta Hidrogeologi Kabupaten Subang

II - 15
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Subang, pengklasifikasiannya sama seperti yang


sudah baku digunakan secara nasional yaitu dibedakan menjadi 2 (dua) klasifikasi besar,
lahan sawah dan lahan kering (darat). Lahan sawah dibedakan menurut jenis
pengairan sedangkan lahan kering dirinci menurut status penggunaannya.
Di Kabupaten Subang luas lahan yang digunakan seluruhnya mencapai 201.786
hektar yang terdiri dari sawah seluas 84.167 hektar (41,71 %) dan lahan kering seluas
121.009 hektar (58,29 %). Memperhatikan data luas lahan lebih jauh ternyata kualitas
sawah di Kabupaten Subang sebagian besar sudah merupakan sawah berpengairan irigasi
teknis dan setengah tekhnis. Hal ini merupakan peluang yang cukup besar untuk dapat
lebih meningkatkan produksi dan produktivitas lahan lebih tinggi lagi melalui penerapan
pola sapta usaha tani secara lebih intensif.

2.3. Kondisi Sarana dan Prasarana

2.2.1. Air Limbah


Pengembangan sistem pengelolaan air limbah diarahkan kepada
penanganan air limbah buangan manusia, buangan cair perumahan, dan buangan
industri. Pelayanan sanitasi masih sangat minim, sebagai wilayah penyangga dan
pusat kegiatan wilayah (PKL) seharusnya Subang telah memiliki sistem pengelolaan
air limbah terpadu (off site system). Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten
Subang umumnya menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation) dengan
menggunakan jamban, baik yang dikelola secara individu maupun secara komunal,
yang dilengkapi dengan tangki septik (septic tank) atau cubluk. Disamping ini dengan
adanya sungai-sungai yang mengalir melalui Kabupaten Subang dapat dimanfaatkan
sebagai tempat buangan air limbah.Namun untuk menghindari terjadinya pencemaran
air sungai maka jenis air limbah yang dapat dibuang ke sungai-sugai tersebut berupa
air limbah cair, sedangkan penggunaan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation)
sampai saat ini belum bisa dilaksanakan untuk pengelolaan limbah terpadu, karena
harus melihat dan mencermati kondisi topografi dan biayanya relatif tinggi.
Penanganan pembuangan air limbah untuk masa yang akan datang di Kabupaten
Subang diarahkan menjadi sistem terpusat (off site) dan sistem setempat (on site)
Daerah pelayanan sistem terpusat (off site) adalah kawasan yang relatif padat

II - 16
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

dibagian perkotaan dan kawasan-kawasan pengembangan baru. Jadi untuk


kawasan baru tersebut secara lebih dini direncanakan sistem terpusat (off site).
Sedangkan pengembangan penanganan air limbah dengan menggunakan sistem
pengolahan setempat (on site system), yaitu dengan mengembangkan penggunaan
tangki septik yang ada di tiap-tiap rumah dengan lebih meningkatkan kuantitas dan
kualitasnya. Tangki septik tersebut sebaiknya dilengkapi dengan bidang resapan.
Adanya tangki setik ini diharapkan kotoran zat- zat organik setelah diendapakan
beberapa waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan
dan dapat menghasilkan pupuk untuk tanaman.
Prinsip dasar pengembangan tangki septik adalah,
diantaranya:
1. Dasar tangki septik dibuat miring untuk pengendapan lumpur dengan
kapasitas kurang lebih 30 lt/org/tahun, dengan frekuensi pembuangan 1 hingga 4
tahun.
2. Ruang gas disediakan sekitar 30 m3;
3. Bidang resapan memiliki dimensi 50 centimeter, panjang 150 centimeter dan
kedalaman 70 centimeter.
Mengingat pemakaian tangki septik membutuhkan lahan yang cukup luas, maka
bagi daerah yang padat dilakukan dengan sistem perpipaan dahulu untuk
seterusnya dialirkan menuju tangki septik komunal. Hal ini dilakukan agar dalam
masa mendatang sistem pengelolaan limbah di Kabupaten Subang dapat
mengikat secara bertahap dari rumah tangga menjadi sistem kawasan dan menjadi
sistem wilayah. Penyediaan WC yang dilengkapi dengan tangki septik ini tidak semua
golongan masyarakat mampu menyediakannya karena harus tersedia lahan yang
cukup luas, maka dalam pengadaannya dibutuhkan bantuan pemerintah daerah
berupa penyediaan WC atau MCK umum. Dalam kaitannya dengan masalah sanitasi
ini, maka dalam implementasi rencana tersebut perlu dilakukannya upaya:
a. pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat
masyarakat berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum.
b. penyediaan air limbah sistem perpipaan pada daerah pemukiman baru dan
kota baru.
c. meningkatkan pelayanan umum sanitasi dengan menyiapkan suatu institusi
khusus menangani limbah cair.

II - 17
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

d. peningkatan pengelolaan lingkungan dan pemantauan mandiri atas kuantitas dan


kualitas limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan industri besar;
e pembangunan IPAL komunal bagi industri kecil.
f. pengembangan dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) pada kawasan industri yang menghasilkan limbah B3.
g. pengembangan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)
penanganan air limbah di wilayah Kabupaten Subang ditekankan pada kawasan
permukiman perkotaan, dengan sasaran :

• Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air limbah.


• Menciptakan sistem pengelolaan air limbah yang murah dan mudah diterapkan.
• Peningkatan jangkauan pelayanan pengolahan air limbah, terutama pada
daerah-daerah pusat kegiatan kota dan daerah permukiman padat.

2.2.2. Persampahan
Perkiraan jumlah sarana pengangkutan sampah dilakukan berdasarkan perkiraan
produksi sampah perkapita untuk kota-kota yang berstatus kota kecamatan atau kota-
kota dengan populasi di bawah 100.000 jiwa, yaitu sekitar 2,5 liter per orang per hari.
Sedangkan untuk non perumahan/non domestik sebesar 15% sampah domestik.
Untuk kawasan pelayanan dengan kepadatan penduduk > 200 jiwa/ha diperlukan pola
pelayanan konvensional dan semi konvensional. Untuk kawasan kepadatan < 200
jiwa/ha, diperlukan pola pelayanan yang lebih modern dengan penggunaan mini
container dan truck compactor yang mengambil sampah dari mini container menuju
TPA. Perkiraan produksi sampah dan kebutuhan sarana persampahan di
Kabupaten Subang sampai akhir tahun rencana sebagaimana disajikan pada Tabel
berikut.

II - 18
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Tabel 2-9 Kebutuhan Prasarana Persampahan Kabupaten Subang

Non Kebutu Kebutuhan Containe TPS


No Kecamatan Jumlah Domestik Total han Bak
Penduduk (liter/hari) Domestik (liter/hari) r/ Truk Tip
(liter/hari) Bak Sampah sampah e
Sampa Besar 2
1 Sagalaherang 31,627 94,881 23,720 118602 h Kecil 1 10 1
Serah
2 Panjang 28,277 84,832 21,208 106040 1 9 1
3 Jalancagak 61,536 184,609 46,152 230761 1 19 2
4 Ciater 34,452 103,357 25,839 129196 1 11 1
5 Cisalak 46,836 140,509 35,127 175637 1 15 2
6 Kasomalang 50,923 152,770 38,192 190962 1 16 2
7 Tanjungsiang 48,622 145,866 36,467 182333 1 15 2
8 Cijambe 40,741 122,222 30,556 152778 1 13 1
9 Cibogo 65,850 197,550 49,387 246937 1 21 2
10 Subang 156,815 470,445 117,611 588056 1 49 5
11 Kalijati 77,069 231,207 57,802 289009 1 24 3
12 Dawuan 44,141 132,422 33,106 165528 1 14 1
13 Ciepeundeuy 59,880 179,639 44,910 224549 1 19 2
14 Pabuaran 63,287 189,860 47,465 237325 1 20 2
15 Patokbeusi 87,797 263,391 65,848 329238 1 27 3
16 Purwadadi 77,875 233,626 58,406 292032 1 24 3
17 Cikaum 52,521 157,564 39,391 196954 1 16 2
18 Pagaden 68,338 205,015 51,254 256269 1 21 2
Pagaden
19 Barat 32,622 97,866 24,467 122333 1 10 1

20 Cipunagara 63,068 189,204 47,301 236504 1 20 2


21 Compreng 45,209 135,626 33,907 169533 1 14 2
22 Binong 43,792 131,375 32,844 164218 1 14 1
23 Tambakdahan 41,130 123,391 30,848 154239 1 13 1
24 Ciase, 114,634 343,903 85,976 429879 1 36 4
25 Pamanukan 62,009 186,028 46,507 232536 1 19 2
26 Sukasari 42,649 127,947 31,987 159934 1 13 1
27 Pusakanagara 40,010 120,031 30,008 150039 1 13 1
28 Pusakajaya 46,155 138,464 34,616 173080 1 14 2
29 Legonkulon 21,953 65,859 16,465 82324 1 7 1
30 Blanakan 67,112 201,337 50,334 251671 1 21 2
Kab Subang 1,716,932 5,150,796 1,287,699 6,438,495 0 30 537 57
Sumber: Hasil Analisis, 2017

Adapun pola penanganannya didasarkan pada sumber timbulan sampah, yaitu:


a. Permukiman biasa
Lingkungan permukiman yang memiliki penghasilan menengah ke bawah,, berupa
kawasan teratur dengan lahan/luas bangunan kecil dan terpencar. Pola
penanganan secara individu tak langsung dan swakelola.

II - 19
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

b. Permukiman teratur
Lingkungan permukiman yang memiliki penghasilan menengah ke atas, yaitu
terletak pada kawasan teratur dengan luas/lahan bangunan terbatas, umumnya
berada pada kompleks-kompleks perumahan. Pola penanganannya secara individu
langsung dan secara komunal tidak langsung.
c. Pasar
Lingkungan tempat perdagangan harian, biasanya pagi sampai sore dan
termasuk dalam radius 200 meter. Pada malam hari idak ada penghuni yang
menetap, sebagian besar sampah yang dihasilkan berupa sampah organik. Pola
penanganannya secara langsung.

d. Kawasan komersial dan kantor


Lingkungan pada umumnya terletak di pinggir jalan besar/raya yang terletak pada
kawasan teratur. Pola penanganannya komunal langsung.

e. Tempat umum (jalan, taman, parit) Pengumpulan sampah dengan penyapuan


pada suatu area tertentU (100 M2) kemudian dikumpulkan dengan gerobak
untuk dibawa ke TPS terdekat.

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Subang untuk masa yang akan


datang adalah:
a. TPA Panembong di Kecamatan Subang;

b. Pembangunan TPA di lokasi baru dengan pola sanitary landfill.


c. pengoptimalan TPS yang sudah ada dan pembuatan TPS di seluruh kecamatan.

d. Penerapan Konsep Reuse, Reduse dan Recycle (3R) dalam pengelolaan sampah
di Tingkat Lingkungan.

2.2.3. Drainase
Pengembangan sistem drainase di Kabupaten Subang yaitu dengan tetap
memanfaatkan sistem drainase yang ada serta memanfaatkan Aliran Sungai beserta
anak-anak sungainya dan keramasan atau pembuangan alamiah yang berfungsi
sebagai badan air penampungan dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembuangan
akhir. Adapun rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Subang yaitu:
a. pengembangan sistem pematusan pada jalan arteri dan kolektor primer pada

II - 20
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

pusat kegiatan;

b. perbaikan teknis prasarana drainase.

c. pembangunan saluran drainase.


d. pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional;

e. mengoptimalkan daya resap air ke dalam tanah dengan penghijauan;

f. pembuatan sumur resapan pada kawasan-kawasan tertentu; dan

g. koordinasi pengelolaan saluran drainase khususnya pada saluran drainase


permanen pada kawasan perkotaan.

2.2.4. Irigasi
Pengembangan jaringan irigasi di Kabupaten Subang terdiri atas:

1. Pemanfaatan jaringan irigasi kewenangan pusat meliputi:


a. DI Jatiluhur dengan luas 60.112 hektar terdiri dari Jatiluhur, Barugbug,
Jengkol, Karang toman, Macan, Pawelutan, Gadung dan Salam Darma;
b. DI Cileuleuy dengan luas 5.378 hektar;
c. DI Leuwi Nangka dengan luas 4.387 hektar
2. Pemanfaatan jaringan irigasi kewenangan provinsi, meliputi: DI Curug Agung
dengan luas 1996 hektar.
3. Pemanfaatan jaringan irigasi kewenangan kabupaten sebanyak 188 (seratus
delapan puluh delapan) buah yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Subang.

2.2.5 Sarana Sosial dan Kesehatan


Pengembangan fasilitas kesehatan ini disesuaikan dengan macam dan
jenis pelayanan kesehatan yang ada dengan jenjang pelayanannya masing-
masing. Adapun jenjang tingkat pelayanan, Rumah sakit Umum kelas A dengan
skala pelayanan tingkat nasional, Rumah Sakit Umum kelas B skala pelayanan
tingkat propinsi, Rumah Sakit umum kelas C skala pelayanan tingkat kota,
Rumah Sakit Umum kelas D skala pelayanan tingkat kota wilayah
kota / kecamatan, Puskesmas skala pelayanan tingkat kelurahan, Puskesmas
Pembantu skala pelayanan tingkat kecamatan, Poliklinik/Rumah Bersalin /Pos

II - 21
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Kesehatan terpadu/Pos KB skala pelayanan tingkat lingkungan/ RT-RW, Rumah


sakit Khusus lainnya (misal: Rumah sakit Paru, Mata, Lepra dan lain-lain)
penyediaan disesuaikan dengan kabutuhan atas dasar indikasi penyakit khusus
dengan skala pelayan tingkat propinsi/kota.
Sarana kesehatan dikembangkan dengan pertimbangan utama tingkat
pelayanan yang maksimal, dengan kedekatan daerah perumahann serta
mengikuti tingkat kepadatan penduduknya. Walaupun sebagian dari fasilitas
kesehatan telah mencukupi, namun jika dilihat dari segi kualitas ataupun
sistem dan jangkauan pelayanannya perlu ditingkatkan, mengingat dari
fasilitas tersebut berpengaruh terhadap kesehatan dan jiwa penduduk
Kabupaten Subang.
Dengan penambahan jumlah fasilitas kesehatan tersebut untuk jangkauan
atau lingkup pelayanan yang lebih kecil (lingkungan). Perlu juga dilakukan
penyebaran tenaga dokter praktek mengingat kebutuhan dokter di wilayah
perencanaan masih belum mencukupi dan belum tersebar merata, selain itu
pula adanya penambahan untuk tenaga-tenaga medis seperti bidan, mantri dan
perawat. Pengalokasian dokter praktek dan apotik tidak ditetapkan, karena
kebutuhan praktek dokter dan apotik disesuaikan dengan kondisi yang ada dan
disebar diseluruh lingkungan perumahan namun disarankan untuk membentuk
pola penyebaran dan daerah pelayanan yang merata.

Tabel 2-10 Kebutuhan Sarana Kesehatan


Kabupaten Subang Tahun 2031

No Kecamatan Penduduk (jiwa) RS Puskesmas BP

1 Sagalaherang 31,627 0 0 13
2 Serangpanjang 28,277 0 0 11
3 Jalancagak 61,536 0 0 24
4 Ciater 34,452 0 0 14
5 Cisalak 46,836 0 0 17
6 Kasomalang 50,923 0 0 18
7 Tanjungasiang 48,622 0 0 18

II - 22
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

No Kecamatan Penduduk (jiwa) RS Puskesmas BP


8 Cijambe 40,741 0 0 16
9 Cibogo 65,850 0 0 23
10 Subang 156,815 0 0 53
11 Kalijati 77,069 0 0 31
12 Dawuan 44,141 0 0 16
13 Cipeundeuy 59,880 0 0 20
14 Pabuaran 63,287 0 0 20
15 Patokbeusi 87,797 0 0 33
16 Purwadadi 77,875 0 0 28
17 Cikaum 52,521 0 0 21
18 Pagaden 68,338 0 0 27
19 Pagaden Barat 32,622 0 0 13
20 Cipunagara 63,068 0 0 23
21 Compreng 45,209 0 0 16
22 Binong 43,792 0 0 16
23 Tambakdahan 41,130 0 0 15
24 Ciasem 114,634 0 0 41
25 Pamanukan 62,009 0 0 25
26 Sukasari 42,649 0 0 17
27 Pusakanagara 40,010 0 0 16
28 Pusakajaya 46,155 0 0 18
29 Legonkulon 21,953 0 0 9
30 Blanakan 67,112 0 0 23
Kab. Subang 1,716,932 0 0 636
Sumber: RTRW Kab subang

Perhitungan kebutuhan fasilitas kesehatan menggunakan standar Kepmen


Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001. Tahun 2031 Kabupaten Subang hanya
memerlukan penambahan 636 unit Balai Pengobatan. Secara eksisting
Kabupaten Subang telah memiliki 8 rumah sakit, 162 unit Puskesmas, dan 51

II - 23
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

unit Balai Pengobatan. Dengan adanya rencana pengembangan pusat-pusat


pelayanan baru (PKL dan PPK) diharapkan pengadaan lainnya dapat
didistribusikan diluar kecamatan eksisting dalam rangka untuk mengisi
pengembangan pusat pelayanan lainnya.

2.2.6 Sarana Peribadatan


Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan
masyarakat agamis yang harmonis, saling toleransi dan bekerjasama sehingga
mendukung laju pembangunan. Dalam rangka mendukung kondisi tersebut di
atas diperlukan sarana untuk memupuk keimanan dengan adanya tempat
peribadatan – peribadatan sesuai dengan pemeluk agama masing – masing.
Mayoritas penduduk Kabupaten subang Selatan beragama Islam dan
selebihnya adalah Khatolik, Protestan, Hindu dan Budha. Selain agama-agama
tersebut .

Tabel 2-11 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Agama Yang


Di Anut Di Kabupaten Subang Tahun 2018
KATOLI LAINN
KECAMATAN ISLAM PROTESTAN HINDU BUDHA
K YA
01. SAGALAHERANG 29,835 - - - - -
02. ERANGPANJANG 25,797 - - - - -
03. JALANCAGAK 42,436 9 40 - -
4
04. CIATER 28,270 24 10 - - -
05. CISALAK 30,630 14 - - - -
06. KASOMALANG 41,169 15 - - - -
07. TANJUNGSIANG 40,968 - - - - -
08. CIJAMBE 40,878 - 25 - - -
09. CIBOGO 38,855 144 - 1 - -
10. SUBANG 24,213 1,377 - 41 37 -
11. KALIJATI 60,555 - 56 10 15 -
12. DAWUAN 37,888 14 - - - -
13. CIPEUNDEUY 43,181 6 57 - - -
14. PABUARAN 60,084 - - - - -
15. PATOKBEUSI 78,491 152 27 34 -
4
16. PURWADADI 52,123 213 32 - -
1
17. CIKAUM 50,532 - - - - -
18. PAGADEN 59,718 189 - - - -
19. PAGADEN 39,784 8 - - - -
BARAT
20. CIPUNAGARA 61,391 - - - - -

II - 24
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

KATOLI LAINN
KECAMATAN ISLAM PROTESTAN HINDU BUDHA
K YA
21. COMPRENG 52,903 2 - 1 - -
22. BINONG 45,062 - - - - -
23. TAMBAKDAHAN 41,434 - - - - -
24. CIASEM 104,665 190 56 10 - -
25. PAMANUKAN 57,150 372 404 - 83 -
26. SUKASARI 41,278 - - - - -
27. PUSAKANAGARA 40,109 50 45 - - -
28. PUSAKAJAYA 50,535 91 76 - - -
29. LEGONKULON 22,064 - - - - -
30. BLANAKAN 66,161 6 - - -
KAB. SUBANG 1,536,093 2,876 828 67 174 -

Tabel 2-12 Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan Di


Kabupaten Subang Tahun 2018

GEREJA
MASJID / GEREJA PURA
KECAMATAN KATOLIK VIHARA
MUSHOLA PROTESTAN TEMPLE
01. SAGALAHERANG 126 - - - -
02. 200 - - - -
SERANGPANJANG
03. JALANCAGAK 176 - - - -
04. CIATER 117 - - - -
05. CISALAK 221 - - - -
06. KASOMALANG 230 - - - -
07. TANJUNGSIANG 220 - - - -
08. CIJAMBE 141 - - - -
09. CIBOGO 154 - - - -
10. SUBANG 347 6 1 - -
11. KALIJATI 137 1 3 - -
12. DAWUAN 107 - - - -
13. CIPEUNDEUY 153 - - - -
14. PABUARAN 95 - - - -
15. PATOKBEUSI 303 - - - -
16. PURWADADI 197 1 - - -
17. CIKAUM 111 - - - -
18. PAGADEN 197 1 - - -
19. PAGADEN BARAT 263 - - - -
20. CIPUNAGARA 248 - - - -
21. COMPRENG 40 - - - -
22. BINONG 80 - - - -
23. TAMBAKDAHAN 120 - - - -

II - 25
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

GEREJA
MASJID / GEREJA PURA
KECAMATAN KATOLIK VIHARA
MUSHOLA PROTESTAN TEMPLE
24. CIASEM 73 2 - - -
25. PAMANUKAN 173 3 1 - -
26. SUKASARI 105 - - - -
27. PUSAKANAGARA 144 1 - - -
28. PUSAKAJAYA 200 1 - - -
29. LEGONKULON 93 - - - -
30. BLANAKAN 141 - - - -
KAB. SUBANG 4912 16 5 - -

Sumber: Kementrian Agama Kabupaten Subang

2.2.7 Sarana Transportasi


Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa
penyediaan angkutan umum yang melayani pergerakan antar PKL dalam
Kabupaten Subang, antar PKL dan PPK serta PPL dalam Kabupaten, antar PKL
dalam wilayah Kabupaten Subang dengan PKW yang ada di luar wilayah
Kabupaten Subang, dan antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang dengan
PKN yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang. Pada operasionalisasinya,
jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Subang
meliputi angkutan penumpang dan angkutan barang.

Angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang terdiri
dari:
 optimalisasi trayek angkutan perkotaan PKL Subang dan sekitarnya meliputi:
a. optimalisasi trayek angkutan perdesaan meliputi:
a) antar Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
b) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) – Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

c) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) – Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)


d) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) – Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

e) antar Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)


f) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) – daerah tujuan wisata
g) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) – kawasan peruntukan industri

II - 26
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

b. optimalisasi trayek angkutan perbatasan meliputi:


a) PKL Jalancagak – PKL Wanayasa di Kabupaten Purwakarta;
b) PPK Pabuaran – Sadang di Kabupaten Purwakarta; dan

c) PKL Ciasem – PPK Blanakan – Cilamaya di Kabupaten Karawang.


c. optimalisasi trayek angkutan kota dalam provinsi meliputi:
a) PKL Subang – PKN Metro Bandung;
b) PKL Pamanukan – PKN Metro Bandung;

c) PKL Jalancagak – PKN Metro Bandung;


d) PKL Subang – PKW Cikampek;

e) PKL Pamanukan – PKW Cikampek;


f) PKN Metro Bandung – PKW Indramayu melalui PKL Jalancagak – PKL
Subang – PKL Pagaden – PKL Pamanukan – PKL Pusakanagara;
g) Rajagaluh di Kabupaten Majalengka – Cikarang di Kabupaten Bekasi

melalui PKL Subang – PKL Kalijati;


h) Wado di Kabupaten Sumedang – Bekasi di PKN Jabodetabek

melalui PKL Jalancagak – PKL Subang – PKL Kalijati;


i) PKW Tasikmalaya – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak
– PKL Subang – PKL Kalijati.
d. optimalisasi trayek angkutan kota antar provinsi meliputi:
a) PKL Subang – PKN Metro Jabodetabek;
b) PKL Pagaden – PKN Metro Jabodetabek;

c) Jakarta – Kuningan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan


Ciasem – Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan
Pusakanagara;
d) Jakarta – Pekalongan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan

Ciasem – Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan


Pusakanagara.
e. Izin trayek baru PKL Subang – PKW Patimban Pusakanagara;
f. Izin trayek antar kecamatan yang ada di Kabupaten Subang;

Sarana angkutan penumpang


Sarana angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang berupa
angkutan umum penumpang meliputi:

II - 27
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

a. penyediaan sarana angkutan dalam kota


b. optimalisasi sarana angkutan antar kota dalam provinsi
c. optimalisasi sarana angkutan antar kota antar provinsi.

Angkutan barang
Jaringan trayek angkutan barang
Selain angkutan penumpang, terdapat juga angkutan barang yang umumnya
melayani kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Pada saat ini,
jaringan trayek angkutan barang yang ada di Kabupaten Subang adalah sebagai
berikut:
a. Pamanukan – Cikampek;
b. Pamanukan – Pusakanagara;
c. Pamanukan – Binong;
d. Pamanukan – Tambakdahan;
e. Pagaden – Subang;
f. Pagaden –Compreng;
g. Pagaden -Cipunagara;
h. Pagaden – Kalijati;
i. Pagaden -Jalancagak.

Sarana angkutan barang


Untuk pengangkutan barang tersebut, digunakan 2 (dua) jenis kendaraan yaitu
truk dan mobil bak.

2.2.8. Listrik
Rencana jaringan transmisi tenaga listrik yaitu pengembangan SUTT
dan SUTET yang berada di wilayah Kabupaten Subang.

II - 28
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-6 Peta Jaringan Listrik

3. Pengembangan tenaga listrik


Pelayanan listrik di Kabupaten Subang sampai saat ini dilayani oleh PT. PLN
(Persero). Rencana pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan akan
dilakukan melalui:
 Mempercepat dan mempermudah prosedur permohonan sambungan,
terutama bagi desa-desa yang belum terlayani;
 Mengurangi gangguan dan pemadaman;
 Mencukupi kebutuhan untuk rumah tangga maupun fasilitas umum;
 Pengembangan jaringan pelayanan listrik sampai ke wilayah perdesaan;
 Merangsang peningkatan intensitas kegiatan ekonomi kota dan perdesaan;
 Merangsang perkembangan wilayah dan kegiatan penting di daerah
tersebut seperti jaringan jalan, industri, perkotaan dan unit-unit lingkungan
perumahan;
 Dapat menunjang terciptanya struktur tata ruang kota atau wilayah yang
optimal, seimbang dan terpadu;
 Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber daya energi listrik
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kepentingan pembangunan.

Pengembangan dan pemerataan jaringan listrik diprioritaskan pada penyediaan

II - 29
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

sambungan baru melalui penyambungan jaringan yang ada ke wilayah baru


mengikuti jaringan listrik yang sudah ada terutama di kecamatan-kecamatan yang
masih mengandalkan listrik swadaya dan yang belum teraliri listrik.
Pengembangan listrik meliputi penentuan lokasi yang akan dilayani, jenis
pelayanan, distribusi jaringan (tegangan menengah, distribusi dan sebagainya)
serta distribusi gardu.

Pengembangan tenaga listrik di Kabupaten Subang dalam pendistribusiannya


kekonsumen dapat dilakukan melalui:
a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) meliputi
Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Jalancagak,
Kecamatan Cisalak, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Serangpanjang,
Kecamatan Dawuan, dan Kecamatan Kasomalang. Pengembangan micro
hydro dapat dilakukan di daerah perdesaan terutama disekitar sungai.
Setiap pembangkit micro hydro, rata-rata hanya menghasilkan energi listrik
10 kilowatt (kW) hingga 100 kW di mana 10 kW sudah dapat digunakan
untuk sekitar 50 rumah. Tarif listrik mico hydro relatif lebih murah dari PLN
sehingga dapat juga menguntungkan dari sisi ekonomi.
b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi meliputi Kecamatan
Sagalaherang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan
Jalancagak, Kecamatan Cisalak, dan Kecamatan Cibogo.
Terdapat 2 lokasi potensi panas bumi, yaitu Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP) Gunung Tangkuban Perahu (bersama dengan Kabupaten Bandung
Barat) dan Gunung Tampomas (bersama dengan Kabupaten Sumedang). WKP
Gunung Tangkuban Perahu diperkirakan mempunyai potensi 100 Mega Watt,
adapun WKP Gunung Tampomas diprediksi memiliki potensi 25% dari Gunung
Tangkuban Perahu. Pengembangan tenaga panas bumi ini tentunya sejalan
dengan Program Pengembangan Pembangkit Listrik 10.000 Mega Watt.
c. Pengembangan gardu induk distribusi meliputi:
a) Gardu induk 150 (seratus lima puluh) Kilovolt berada di Kecamatan
Cipeundeuy dan Kecamatan Ciasem yang berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik dari Gardu Induk (GI) ke Gardu Distribusi (GD) atau ke industri industry
dengan jarak pelayanan ideal mencapai 8 Km hingga maksimum berjarak 12

II - 30
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Km.; dan
b) Peningkatan Gardu induk 70 (tujuh puluh) Kilovolt menjadi 150 kilovolt
meliputi GI Sukamandi di Kecamatan Ciasem dan GI Subang di Kecamatan
Subang.
Pola distribusi jaringan listrik direncanakan mengikuti pola jaringan jalan yang
ada kecuali untuk jaringan tegangan tinggi dapat melintasi daerah tertentu.
Sedangkan untuk jaringan kabel listrik tegangan menengah dan rendah
direncanakan disisi kiri jalan satu jalur dengan pipa air bersih dibawah
tanah. Untuk jaringan kabel tegangan tinggi hendaknya diatur
pengamanannya terhadap lingkungan yaitu 25 meter kesamping dan disisi
jaringan tersebut harus bebas bangunan, dijadikan jalur hijau tanpa
bangunan.
d. Pengembangan jaringan energi alternatif
Rencana energi alternative di Kabupaten Subang adalah dengan
pengembangan biogas, Tenaga surya, dan Tenaga kincir angin.

Tabel 2 – 13 Rencana Kebutuhan Listrik Kabupaten Subang

Domestik Non
Rumah Rumah Rumah Domestik
Jumlah Fasilitas
Tangga Tangga Tangga Industri Peneranga Cadangan
No Kecamatan Pendudu Sosek Total
2200 130 900 25% n 10%
k (Jiwa) RT 25% Domesti
VA/Unit 0 VA/Unit Jala
RT k
Rumah VA/ Rumah n
Unit 40%
Rumah RT

1 Sagalaherang 31,627 633 1,898 3,795 1,581 1,581 2,53 633 12,651
Serah 0
2 28,277 566 1,697 3,393 1,414 1,414 2,26 566 11,311
Panjang
Jalancagak 61,536 2
3 1,231 3,692 7,384 3,077 3,077 4,92 1,231 24,615
4 Ciater 34,452 689 2,067 4,134 1,723 1,723 2,75 689 13,781
5 Cisalak 46,836 937 2,810 5,620 2,342 2,342 3,74 937 18,735
6 Kasomalang 50,923 1,018 3,055 6,111 2,546 2,546 4,07 1,018 20,369
7 Tanjungsiang 48,622 972 2,917 5,835 2,431 2,431 3,89 972 19,449
8 Cijambe 40,741 815 2,444 4,889 2,037 2,037 3,25 815 16,296
9 Cibogo 65,850 1,317 3,951 7,902 3,292 3,292 5,26 1,317 26,340
10 Subang 156,815 3,136 9,409 18,818 7,841 7,841 12,54 3,136 62,726
11 Kalijati 77,069 1,541 4,624 9,248 3,853 3,853 6,16 1,541 30,828
12 Dawuan 44,141 883 2,648 5,297 2,207 2,207 3,53 883 17,656
13 Ciepeundeuy 59,880 1,198 3,593 7,186 2,994 2,994 4,79 1,198 23,952
14 Pabuaran 63,287 1,266 3,797 7,594 3,164 3,164 5,06 1,266 25,315
15 Patokbeusi 87,797 1,756 5,268 10,536 4,390 4,390 7,02 1,756 35,119
16 Purwadadi 77,875 1,558 4,673 9,345 3,894 3,894 6,23 1,558 31,150
17 Cikaum 52,521 1,050 3,151 6,303 2,626 2,626 4,20 1,050 21,008

II - 31
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Domestik Non
Rumah Rumah Rumah Domestik
Jumlah Fasilitas
Tangga Tangga Tangga Industri Peneranga Cadangan
No Kecamatan Pendudu Sosek Total
2200 130 900 25% n 10%
k (Jiwa) RT 25% Domesti
VA/Unit 0 VA/Unit Jala
RT k
Rumah VA/ Rumah n
Unit 40%
Rumah RT

18 Pagaden 68,338 1,367 4,100 8,201 3,417 3,417 5,46 1,367 27,335
19 Pagaden Barat 32,622 652 1,957 ,915 ,631 1,631 2,610 652 13,049
20 Cipunagara 63,068 1,261 3,784 7,568 3,153 3,153 5,04 1,261 25,227
21 Compreng 45,209 904 2,713 5,425 2,260 2,260 3,61 904 18,084
22 Binong 43,792 876 2,627 5,255 2,190 2,190 3,50 876 17,517
23 Tambakdahan 41,130 823 2,468 4,936 2,057 2,057 3,29 823 16,452
24 Ciase, 114,634 2293 6878 13756 5,732 5,732 9,17 2,293 45,854
25 Pamanukan 62,009 1,240 3,721 7,441 3,100 3,100 4,96 1,240 24,804
26 Sukasari 42,649 853 2,559 5,118 2,132 2,132 3,41 853 17,060
27 Pusakanagara 40,010 800 2,401 4,801 2,001 2,001 3,20 800 16,004
28 Pusakajaya 46,155 923 2,769 5,539 2,308 2,308 3,69 923 18,462
29 Legonkulon 21,953 439 1,317 2,634 1,098 1,098 1,75 439 8,781
30 Blanakan 67,112 1,342 4,027 8,053 3,356 3,356 5,36 1,342 26,845
Sumber: RTRW Kab subang

Kawasan Peruntukan Minyak dan Gas Bumi


Memperhatikan pada sebaran potensi kandungan minyak dan gas bumi di
Kabupaten Subang, luasan zona eksploitasi dari tiap titik lokasi
pertambangan jenis ini yang relatif tidak begitu besar, serta nilai strategis
secara ekonomi dari komoditas ini, maka kawasan peruntukan
pertambangan jenis ini juga meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten
Subang.
Sebagai konsekuensi dari belum definitifnya deliniasi kawasan ini maka
untuk pengendalian dampak terhadap lingkungan dari kegiatan ini, dirujuk
peraturan teknis sektor terkait, baik peraturan menyangkut kegiatan
pertambangan minyak dan gas bumi sendiri maupun peraturan tentang
pengelolaan lingkungan dan permukiman.

2.2.9. Telepon
Wilayah Kabupaten Subang dilayani oleh tujuh buah Sentral Telepon
Otomat (STO), terdiri dari STO Pamanukan; STO Ciasem; STO Pabuaran;
STO Pagaden; STO Kalijati; STO Subang; STO Jalan Cagak.
Sistem jaringan telepon yang akan dikembangkan masih tetap

II - 32
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

memanfaatkan sentral telepon otomat (STO) yang sudah ada di Kabupaten


Subang sehingga akan menghemat dalam pembangunan jaringannya. Dari
sentral telepon tersebut, kemudian diteruskan ke rumah-rumah kabel (RK)
dan diteruskan ke jaringan transmisi yang selanjutnya ke drop wire dan
akhirnya ke rumah-rumah atau ke tempat kegiatan lainnya.
Sistem jaringan kabel primer dan sekunder saat ini sudah menggunakan
kabel bawah tanah, hanya dari kabel rumah box telepon pembagi
menggunakan kabel atas. Untuk dimasa yang akan datang dalam kurun
waktu sampai 2031 sistem tersebut diharapkan dapat ditingkatkan, untuk
kawasan baru hendaknya sistem kabel atas dari rumah box telepon pembagi
ke rumah-bangunan sudah sistem bawah tanah/sistem instalasi yang
menyatu dengan rencana kawasan tersebut.
Untuk kabel primer dan sekunder dibawah tanah harus diatur pola
jaringannya dengan mengikiuti pola jaringan jalanyang ada disisi jaringan
jalan sebelah kanan, tidak satu jalur dengan jaringan pipa air bersih dan
dengan jaringan kabel listrik. Begitu juga dengan jaringan kabel atas dari
rumah box telepon pembagi ke rumah-rumah. bangunan-bangunan
hendaknya mengikuti pola jaringan jalan atau gang/lorong yang ada disisi
sebelah kanan. Kabel primer-sekunder bawah tanah tersebut hendaknya
ditempatkan dalam satu box utilitas telepon khusus. Penempatan box utilitas
telepon tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada dan
atau rencana jalan yang ada.
Untuk rumah box pembagi telepon harus diatur peletakannya agar
tercipta keindahan dan kerapian kota. Rumah box pembagi telepon tersebut
hendaknya diletakkan pada luasan tertentu.Tidak terletak dibahu jalan atau
trotoar dan untuk box telepon umum direncanakan pada pusat-pusat
kegiatan kota, mulai dari pusat utama kota, pusat sub kota bagian
wilayah kota, pusat kota kecamatan, pusat sub pembagian
kota/kelurahan/pusat lingkungan dan kawasan-kawasan fungsional kota dan
ruas-ruas jalan utama erta pertemuan 3 jalan utama atau lebih serta di
komplek fasilitas bangunan rumah.

II - 33
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

UPAYA PENGELOLAAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN


(UKL – UPL)

DINAS TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI
KABUPATEN SUBANG

Gambar 2-7 Peta Rencana Jaringan Prasarana Telekomunikasi

II - 34
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Selain pengembangan jaringan kabel, juga dikembangkan jaringan nirkabel


dengan upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. pembangunan stasiun komunikasi nirkabel pada seluruh kecamatan;
b. optimalisasi pemanfaatan jaringan komunikasi telepon nirkabel
pada seluruh kecamatan;
c. optimalisasi menara Base Transceiver Station (BTS) sebagai menara
bersama;
d. pengembangan cyber provice dan jaringan telekomunikasi perdesaan.

2.4. Kondisi Sosial Ekonomi


2.4.1. Kependudukan
Kepadatan penduduk merupakan angka yang menunjukkan sebaran
jumlah penduduk di suatu wilayah. Kabupaten Subang memiliki kepadatan
penduduk yang rendah, hal tersebut dapat ditinjau dari sebaran penduduk
dan tingkat kepadatan penduduk masing-masing kecamatan .

Tabel 2 - 14 Kepadatan Penduduk Kabupaten Subang


per kecamatan tahun 2013-2018

II - 35
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

No Kecamatan Luas (Km2) 2013 2014 2015 2016 2017 2018


1 Sagalaherang 45.22 641 645 648 649 652 654
Serah
2 Panjang 54.03 449 454 457 460 462 466
3 Jalancagak 36.64 1,147 1,171 1,186 1,212 1,229 1,256
4 Ciater 57.23 483 490 494 499 503 509
5 Cisalak 83.28 464 470 473 477 481 486
6 Kasomalang 39.68 1,003 1,018 1,027 1,040 1,049 1,064
7 Tanjungsiang 67.16 637 643 646 649 652 656
8 Cijambe 101.31 382 386 389 386 386 387
9 Cibogo 61.36 660 675 684 708 721 741
10 Subang 44.23 2,744 2,786 2,812 2,849 2,876 2,916
11 Kalijati 97.48 617 626 632 640 646 655
12 Dawuan 88.19 433 438 440 443 445 448
13 Ciepeundeuy 94.21 477 485 492 498 503 511
14 Pabuaran 60.95 990 995 998 997 999 1,001
15 Patokbeusi 80.62 963 972 977 981 986 992
16 Purwadadi 86.3 673 684 693 702 710 722
17 Cikaum 92.8 500 505 508 510 512 515
18 Pagaden 44.81 1,324 1,337 1,345 1,352 1,359 1,369
Pagaden
19 Barat 49.1 696 697 697 692 691 689
20 Cipunagara 100.78 594 597 599 599 600 601
21 Compreng 65.67 673 676 678 676 676 677
22 Binong 47.41 913 917 919 916 916 916
23 Tambakdaha 58.62 695 698 700 697 697 697
24 Ciasem 110.04 934 942 947 950 954 959
25 Pamanukan 35.38 1,571 1,584 1,592 1,597 1,604 1,613
26 Sukasari 64.23 621 625 627 628 629 631
27 Pusakanagara 54.71 705 709 711 709 711 711
28 Pusakajaya 60.94 739 742 744 742 743 743
29 Legonkulon 72.23 304 305 305 161 137 304
30 Blanakan 97.15 632 637 640 641 643 646
Sumber : Subang Dalam Angka, 2018

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Kecamatan yang


memiliki rata-rata kepadatan tertinggi terdapat pada Kecamatan S ubang
dengan jumlah kepadatan pada tahun 2015 sebesar 2.961 jiwa/Km2.
Sedangkan jumlah kepadatan terendah adalah kecamatan Legonkulon dengan
tingkat kepadatan pada tahun 2015 sebesar 304 Jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya
t i n g k at kepadatan kependuduk dapat dilihat pada tabel berikut.

II - 36
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.4.2. Struktur Penduduk


Struktur penduduk yang akan dibahas adalah:
a. Struktur Penduduk menurut kelompok umur Struktur Penduduk menurut
kelompok umur digunakan untuk mengetahui jumlah usia produktif yang
terdapat di suatu wilayah.

Tabel 2- 15 Jumlah Penduduk menurut kelompok umur


Kabupaten Subang tahun 2010-2014

KELOMPOK
NO 2013 2014 2015 2016 2017 2018
UMUR
1 0-4 125,117 126,411 127,219 126,565 125,141 124,889
2 5-9 134,114 135,497 136,365 137,057 124,425 123,271
3 10 -14 137,079 138,369 139,935 131,286 140,884 127,424
4 15 -19 121,376 122,647 122,573 125,078 125,224 122,765
5 20 - 24 102,462 103,550 104,700 105,615 105,760 106,530
6 25 - 29 122,341 123,630 125,037 125,525 126,272 112,858
7 30 - 34 112,371 113,528 114,378 114,038 115,984 108,957
8 35 - 39 118,820 120,049 120,629 121,503 122,639 120,602
9 40 - 44 110,003 111,111 112,303 112,419 113,541 118,815
10 45 - 49 96,692 97,657 97,770 98,820 99,806 109,262
11 50 -54 85,149 85,987 87,029 87,325 87,893 98,390
12 55 - 59 64,290 64,943 64,188 63,714 66,369 79,955
13 60 - 64 49,233 49,713 50,018 50,530 50,533 62,595
14 65 98,435 99,052 99,503 99,754 101,245 113,075

KABUPATEN 1,477,482 1,492,144 1,501,647 1,499,229 1,505,716 1,529,388


Sumber : Subang Dalam Angka, 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui jumlah penduduk di


Kabupaten Subang paling banyak pada usia 10-14 tahun pada tahun 2015
sebesar 127.424 jiwa.

B. Struktur Penduduk menurut mata pencaharian


Struktur Penduduk menurut kelompok mata pencaharian digunakan untuk
mengetahui dominansi pekerjaan penduduk di Kabupaten Subang.
Kebanyakan penduduk Kabupaten Subang bekerja dibidang pertanian,
jasa-jasa dan perdagangan. Berikut disajikan tabel struktur penduduk
menurut mata pencaharian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

II - 37
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Tabel 2 -16 Jumlah Penduduk menurut kelompok Mata Pencaharian


Kabupaten Subang Tahun 2012-2018
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lapangan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pekerjaan
Pertanian 214608 236928 237265 309570 271800 257982 257982
Industri
Pengolahan 41603 72290 90558 103107 101858 113911 113911
Perdagangan,
Hotel dan 129519 148512 168521 145975 151953 158175 165687
Restoran
Jasa-jasa 69767 96168 53239 60227 55303 308846 308846
Lainnya 40363 64219 73918 74424 62859 65765 68745
Sumber : Subang Dalam Angka, 2018

2.4.3. Potensi Perkembangan Penduduk


A. Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data jumlah penduduk
kabupaten yang dirinci per masing–masing kecamatan, dalam kurun waktu
lima tahun terakhir (tahun 2010–2015) didapatkan hasil angka pertumbuhan
penduduk per kecamatan di Kabupaten Subang cenderung meningkat. Dan
total pertumbuhan penduduk rata–rata kabupaten pun mengalami fluktuatif.
Pada tahun 2014, laju pertumbuhan Kabupaten Subang sebesar 0,99% dan
terus menurun sampai tahun
2013 menjadi -0,16%. Selanjutnya mengalami peningkatan menjadi 1,57%
pada tahun 2015. Perkembangan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Subang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

II - 38
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2-8 Laju Pertumbuhan Kabupaten Subang

B. Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang


Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk di Kabupaten Subang,
didapatkan hasil jumlah penduduk pada tahun 2021 akan mencapai
1,595,685 jiwa, pada tahun 2026 akan mencapai1,654,538 jiwa, dan
pada akhir tahun perencanaan (tahun 2031) akan mencapai jumlah
1,716,932 jiwa (lihat tabel berikut).

Tabel 2 - 17 Proyeksi Penduduk Kabupaten Subang


No Kecamatan 2018 2021 2026 2031
1 Sagalaherang 29,957 30,334 30,974 31,627
2 Serah Panjang 25,735 26,301 27,271 28,277
3 Jalancagak 48,594 51,315 56,194 61,536
4 Ciater 30,072 31,031 32,697 34,452
5 Cisalak 41,578 42,737 44,740 46,836
6 Kasomalang 43,726 45,291 48,025 50,923
7 Tanjungsiang 44,906 45,737 47,158 48,622
8 Cijambe 39,497 39,780 40,258 40,741
9 Cibogo 48,750 52,253 58,659 65,850
10 Subang 133,806 138,796 147,531 156,815
11 Kalijati 66,126 68,505 72,661 77,069
12 Dawuan 40,374 41,213 42,652 44,141
13 Ciepeundeuy 50,152 52,247 55,933 59,880
14 Pabuaran 61,435 61,857 62,568 63,287
15 Patokbeusi 81,367 82,808 85,266 87,797
16 Purwadadi 64,933 67,715 72,617 77,875

II - 39
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

17 Cikaum 48,659 49,524 51,001 52,521


18 Pagaden 62,612 63,889 66,076 68,338
19 Pagaden Barat 33,584 33,360 32,989 32,622
20 Cipunagara 61,050 61,510 62,284 63,068
21 Compreng 44,577 44,722 44,965 45,209
22 Binong 43,485 43,556 43,674 43,792
23 Tambakdahan 40,906 40,957 41,044 41,130 Sumber:
RTRW kab 24 Ciase, subang
107,145 108,828 111,694 114,634
25 Pamanukan 57,954 58,866 60,417 62,009
26 Sukasari 40,926 41,317 41,978 42,649
27 Pusakanagara 39,116 39,320 39,664 40,010
28 Pusakajaya 45,464 45,622 45,888 46,155
29 Legonkulon 21,953 21,953 21,953 21,953
30 Blanakan 63,532 64,341 65,712 67,112
Kabupaten Subang 1,561,969 1,595,685 1,654,538 1,716,932

Tabel 2-18 Proyeksi Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Subang


per-Kecamatan untuk Tahun Rencana
2018, 2021, 2026, dan 2031

Luas
No Kecamatan (Km2) 2015 2018 2021 2026 2031
1 Sagalaherang 45.22 654.00 662.47 670.81 684.96 699.41
2 Serah Panjang 54.03 466.00 476.32 486.78 504.74 523.37
3 Jalancagak 36.64 1256.00 1326.26 1400.53 1533.68 1679.48
4 Ciater 57.23 509.00 525.46 542.21 571.32 602.00
5 Cisalak 83.28 486.00 499.26 513.17 537.22 562.40
6 Kasomalang 39.68 1064.00 1101.96 1141.40 1210.30 1283.35
7 Tanjungsiang 67.16 656.00 668.63 681.02 702.17 723.97
8 Cijambe 101.31 387.00 389.86 392.66 397.37 402.14
9 Cibogo 61.36 741.00 794.49 851.57 955.97 1073.17
10 Subang 44.23 2916.00 3025.23 3138.06 3335.54 3545.44
11 Kalijati 97.48 655.00 678.36 702.76 745.39 790.61
12 Dawuan 88.19 448.00 457.80 467.33 483.64 500.52
13 Ciepeundeuy 94.21 511.00 532.35 554.57 593.71 635.60
14 Pabuaran 60.95 1001.00 1007.95 1014.88 1026.54 1038.34
15 Patokbeusi 80.62 992.00 1009.26 1027.13 1057.62 1089.02
16 Purwadadi 86.30 722.00 752.41 784.64 841.45 902.38
17 Cikaum 92.80 515.00 524.34 533.67 549.58 565.96
18 Pagaden 44.81 1369.00 1397.27 1425.78 1474.59 1525.07
19 Pagaden Barat 49.10 689.00 683.99 679.42 671.87 664.40
20 Cipunagara 100.78 601.00 605.78 610.34 618.02 625.80
21 Compreng 65.67 677.00 678.80 681.01 684.71 688.42
22 Binong 47.41 916.00 917.22 918.71 921.19 923.68
23 Tambakdahan 58.62 697.00 697.81 698.69 700.17 701.64
24 Ciasem 110.04 959.00 973.69 988.99 1015.03 1041.75
25 Pamanukan 35.38 1613.00 1638.06 1663.82 1707.67 1752.67
26 Sukasari 64.23 631.00 637.17 643.27 653.55 664.00
27 Pusakanagara 54.71 711.00 714.96 718.70 724.98 731.32
28 Pusakajaya 60.94 743.00 746.04 748.64 753.00 757.38

II - 40
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

29 Legonkulon 72.23 304.00 303.93 303.93 303.93 303.93


30 Blanakan 97.15 646.00 653.96 662.28 676.40 690.81
Kab Subang 2051.76 733.87 761.28 777.72 806.40 836.81
Sumber: RTRW Kab Subang

Dari hasil proyeksi di atas, terlihat adanya kawasan-kawasan yang akan


mengalami perkembangan kepadatan, diantara yang perlu diperhatikan
adalah:
i. Kota Subang sebagai ibukota kecamatan sekaligus ibukota Kabupaten,
diperkirakan mengalami perkembangan kepadatan terbesar hingga
3545.44 jiwa/Ha hingga akhir tahun perencanaan 2031.
ii. Wilayah-wilayah lainnya yang diproyeksikan mengalami perkembangan
penduduk dan kepadatan di tahun akhir rencana (2031) hingga di atas

jumlah 1.000 jiwa/km2 Kondisi ini memperlihatkan bahwa terdapat


kebutuhan pengaturan struktur ruang kawasan yang menjadi pusat
permukiman maupun pengaturan pola ruang kegiatan terkait dengan
aktivitas antar wilayah.

2.4.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Kondisi Ekonomi suatu kabupaten dapat dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten tersebut. PDRB menurut
lapangan usaha memberikan gambaran tentang nilai tambah yang
dibentuk dalam suatu daerah sebagai akibat dari adanya berbagai
kegiatan ekonomi yang telah dilaksanakan. Pada tahun 2015
penghitungan PDRB dihitung dengan dua jenis yaitu dengan migas dan
tanpa migas. Pada Tahun
2015 PDRB dengan migas atas dasar harga berlaku di Kabupaten Subang
mencapai 29,3 juta rupiah. Sektor Pertanian, industri, dan perdagangan
memberikan proporsi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Subang
tahun 2015. Ketiga sektor ekonomi tersebut berperan cukup besar
terhadap perekonomian Kabupaten Subang dari tahun ketahun. Baik
sektor pertanian, sektor industri maupun sektor perdagangan
memang telah lama menjadi unggulan perkonomian Kabupaten
Subang dan memiliki pertumbuhan yang cenderung meningkat.

II - 41
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Berikut disajikan tabel PDRB Kabupaten Subang.

Tabel 2-19 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2014 – 2018

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018


Pertanian, Kehutanan 6,357,445.6 6,514,657.9 6,957,244.9 7,358,307.6 8,172,521.9
dan
Perikanan
Pertambangan dan 4,712,234.5 3,612,502.4 3,494,040.3 3,592,490.6 3,327,071.3
Penggalian
Industri pengolahan 2,286,052.7 2,578,405.5 2,862,711.5 3,197,009.7 3,555,376.2
Pengadaan Listrik dan 13,312.3 13,799.0 13,103.3 14,389.6 16,758.5
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 19,025.9 19,872.0 20,935.2 21,405.8 23,471.4
Limbah dan Daur Ulang
Kontruksi 1,271,051.8 1,684,536.6 1,847,882.0 2,065,985.8 2,394,310.9

Perdagangan Besar
dan 2,834,803.0 3,236,653.4 3,619,838.6 4,056,395.8 4,458,466.9
Eceran
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan 739,571.9 786,445.8 837,308.3 885,259.3 1,101,729.4
Pergudangan
Penyediaan 730,048.8 798,712.4 850,692.4 920,905.6 980,214.4
Akomodasi dan Makan
Minum
Informasi dan 506,313.1 532,748.0 554,797.3 619,409.7 695,647.0
Komunikasi
Jasa
Keuangan 776,537.7 879,445.4 1,013,603.4 1,104,926.9 1,235,398.6
dan

Real Estat 215,906.5 237,339.0 257,173.0 267,951.0 284,766.0

Jasa Perusahaan 9,279.6 10,203.8 11,508.8 11,185.3 12,397.4


Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 873,640.5 981,971.9 1,064,261.1 1,171,233.1 1,298,205.0
Jaminan
Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 472,204.0 562,891.5 677,976.6 812,380.0 938,782.0
Jasa Kesehatan 123,709.1 136,101.2 150,032.8 170,847.3 206,073.0
dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 423,164.0 466,358.5 499,426.1 544,857.3 602,788.0

II - 42
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018


Produk Domestik 22,364,301.0 23,052,644.3 24,732,535.6 26,814,940.4 29,303,977.9
Regional Bruto
Produk Domestik
Regional 17,656,339.1 19,444,578.1 21,243,243.9 23,227,509.8 25,982,012.9
Bruto
TanpaSumber
Migas : Subang Dalam Angka, 2018

2.4.5. Peranan dan Pergeseran Sektor Ekonomi

Dengan membandingkan komposisi distribusi PDRB per sektor antara


tahun 2014 dengan komposisi distribusi PDRB per sektor tahun 2018, bahwa
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki persentase kontribusi
paling besar. Pada tahun 2014 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
diikuti oleh Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor Perdagangan
Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta sektor industri
pengolahan. Tetapi pada tahun 2018 terjadi pergeseran dimana sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan diikuti secara berturut-turut yaitu
sektor Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian.Hal ini
juga menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2014-2018 terjadi pergeseran
kegiatan ekonomi masyarakat dari sektor pertambangan dan penggalian ke
perdagangan dan industri pengolahan. Tetapi perkembangan struktur
perekonomian Kabupaten Subang dalam 5 tahun terakhir (2014-2018) masih
didominasi oleh 4 (empat) sektor tersebut.

II - 43
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Gambar 2.9 Diagram Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Per Sektor
Tahun 2014-2018

Sektor yang cukup kuat dan tetap memberikan kontribusi paling besar
terhadap PDRB Kabupaten Subang adalah sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan. Sektor ini memiliki porsi rata-rata 28,26% (tahun 2014-2018) dari
PDRB Kabupaten Subang. Disamping itu, kecenderungan pertumbuhan sub
sektor tersebut semakin meningkat yang tercermin dari laju pertumbuhannya
mengalami peningkatan dari -0,47% pada tahun 2012 menjadi 2,79% pada
tahun 2018. Kontribusi sektor sektor Perdagangan Besar dan Eceran
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terhadap PDRB Subang selama kurun
waktu 2014-2018 selalu mengalami peningkatan. Demikian pula dengan sektor
industri pengolahan. Sebaliknya, kontribusi sektor pertambangan dan
penggalian cenderung semakin menurun, walaupun penurunannya tidak
drastis.

2.4.6. Keterkaitan dengan Perekonomian Makro

Perekonomian Jawa Barat yang dibangun dengan mengandalkan industri

II - 44
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

pengolahan dan perdagangan, telah mampu mendorong terjadinya perubahan


struktur perekonomian Daerah Jawa Barat. Hal ini misalnya dapat dilihat dari
segi pendapatan, dimana peran sektor tersier dan sekunder dari tahun ke
tahun selama periode 2014-2015 selalu lebih tinggi persentase kontribusinya
dibandingkan sektor primer.
Perkembangan ekonomi di Kabupaten Subang langsung maupun tidak
langsung dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian daerah Jawa Barat.
Struktur perekonomian Kabupaten Subang bila dibandingkan dengan struktur
ekonomi Provinsi Jawa Barat tampak adanya pola penajaman peranan sektoral
yang sudah sejalan, dalam arti sudah mengarah kepada struktur ekonomi maju
yaitu pola perekonomian yang lebih dominan didukung oleh sektor sekunder
dan tersier.

Tabel 2-20 Perbandingan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Antara
Kabupaten Subang Dan Provinsi Jawa Barat Menurut Lapangan
Usaha (dalam persentase) Tahun 2017 Dan Tahun 2018

Kabupaten
Lapangan Usaha Subang Provinsi Jawa Barat
2017 2018 2017 2018
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 29.70 26.82 9.15 7.71
Pertambangan dan Penggalian 16.97 11.38 3.01 2.27
Industri pengolahan 10.56 11.43 44.14 43.44
Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.07 0.53 0.48
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Kontruksi 0.09
6.01 0.09
8.08 0.08
7.43 0.08
8.13
Perdagangan Besar dan Eceran
Reparasi
Mobil dan Sepeda
Transportasi Motor
dan Pergudangan 13.58
3.56 16.04
3.73 15.65
4.31 15.77
4.69
Penyediaan Akomodasi dan Makan 3.46 3.54 2.40 2.47
Minum
Informasi dan Komunikasi 2.48 3.24 2.63 3.47
Jasa Keuangan dan Asuransi 3.75 4.24 2.23 2.45
Real Estat 1.02 1.00 1.14 1.15
Jasa Perusahaan 0.04 0.04 0.38 0.41
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan
dan
Jasa Jaminan Sosial Wajib
Pendidikan 3.88
2.17 3.82
3.40 2.38
2.13 2.07
2.69
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.58 0.74 0.60 0.74
Jasa lainnya 2.07 2.34 1.81 2.00

II - 45
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Kabupaten
Lapangan Usaha Subang Provinsi Jawa Barat
2017 2018 2017 2018
Produk Domestik Regional Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: Kabupaten Subang Dalam Angka 2018

Kontribusi (share) sektor pertanian Subang pada tahun 2015 (26,82%) di atas
share Jawa Barat (7,71%). Hal ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian
Subang masih memegang peranan penting bagi perekonomian Daerah Jawa
Barat. Tidak berbeda dengan kontribusi sektor pertanian, share sektor
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten
Subang pada tahun 2015 (16,04%) juga di atas share Jawa Barat (15,77%). Data
tersebut menunjukkan bahwa Subang merupakan kawasan perdagangan yang
berpengaruh terhadap kondisi perdagangan di Provinsi Jawa Barat. Dapat
dikatakan bahwa Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang
mengalami surplus di sektor perdagangan, atau memiliki keunggulan (comparative
advantage) di sektor tersebut. Selain sector perdagangan, sector industry
pengolahan juga memberikan kontribusi yang signifikan. Berdasarkan data BPS
Jawa Barat tahun 2015 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan dan
perdagangan sangat mendominasi struktur perekonomian kabupaten/kota di Jawa
Barat. Hal ini juga dapat dilihat di Kabupaten Subang dimana sector industry
pengolahan ini terus meningkat

2.5 Fungsi dan Peran Kabupaten Subang


2.5.1 Kawasan Kabupaten dalam perspektif nasional
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan runganya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
Negara. Pertahanan dan keamanan Negara,ekonomi,social,budaya danlingkungan
termasuk wilayah yang telah ditetapkan.
2.5.2 Kawasan Strategis Provinsi Di Kabupaten Subang
Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Subang adalah kawasan pada wilayah
Kabupaten Subang yang penataan ruangnya yang diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi. Kawasan strategis provinsi dari sudut

II - 46
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:


1. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
2. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
3. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
atau yang pengembangan infrastrukturnya mudah dilakukan
4. Diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. Berdasar
kriteria tersebut, kawasan strategis provinsi di Kabupaten Subang
adalah KSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura.
Kawasan strategis provinsi lainnya di Kabupaten Subang selain dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi, adalah dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan. Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan ditetapkan dengan kriteria:
a. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b. Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro.
e. Kawasan yang menuntut prioritas peningkatan kualitas lingkungan hidup
f. Kawasan rawan bencana alam;
g. Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Berdasarkan
kriteria tersebut diatas, maka kawasan strategis provinsi dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan yang berada di Kabupaten
Subang adalah KSP pesisir Pantura.

2.5.3. Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten
yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau

II - 47
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.


Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam
rencana tata ruang kawasan strategis.
Kawasan strategis kabupaten berfungsi :
1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan
dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi
masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
wilayah kabupaten bersangkutan
3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi
di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
4. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW
kabupaten.
5. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan:
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b. Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi penanganan kawasan;
c. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang
ditetapkan terhadap tingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial
budaya, dan lingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan;
d. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten.
e. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan dengan kriteria :
a. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten
yang memiliki kekhususan;
b. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis
wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten;
c. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan/atau provinsi,
namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus

II - 48
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah


provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;
d. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan
ekonomi yang memiliki:
a) Potensi ekonomi cepat tumbuh;
b) Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
c) Potensi ekspor;
d) Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e) Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan;
g) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau
h) Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten;
e. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang merupakan :
a) Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
b) Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
c) Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d) Tempat perlindungan peninggalan budaya;
e) Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya;
f) Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
f. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:
a) Fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan posisi geografis sumber daya alam
strategi, pengembangan teknologi kedirgantaraan, serta tenaga atom
dan nuklir;

II - 49
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

b) Sumber daya alam strategis;


c) Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan teknologi
kedirgantaraan;
d) Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
e) Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
g. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti :
a) Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b) Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c) Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna
air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
d) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro;
e) Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
f) Kawasan rawan bencana alam; atau
g) Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam
dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
h. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang
sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah kabupaten;
i. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi
dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; dan
j. Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis kabupaten sebagai
berikut :
a) Deliniasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar
kertas yang menggambarkan wilayah kabupaten secara keseluruhan;
b) Pada peta kawasan strategis kabupaten juga harus digambarkan
deliniasi kawasan strategis nasional dan/atau provinsi yang berada di
dalam wilayah kabupaten bersangkutan;
c) Pada bagian legenda peta harus dijelaskan bidang apa yang menjadi

II - 50
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

pusat perhatian setiap deliniasi kawasan strategis kabupaten; dan


d) Penggambaran peta kawasan strategis kabupaten harus mengikuti
peraturan perundangan-undangan terkait pemetaan rencana tata
ruang.
Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan tertentu daerah
sesuai pertimbangan aspek strategis masing-masing kabupaten. Kawasan
strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis
nasional dan provinsi. Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan
pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang
ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka direncanakan beberapa kawasan
strategis, yaitu :
1. Kawasan strategis berdasarkan sudut pandang kepentingan ekonomi meliputi:
a. KSK Minapolitan meliputi:
1) Kecamatan Blanakan;
2) Kecamatan Pagaden;
3) Kecamatan Cijambe;
4) Kecamatan Pagaden Barat;
5) Kecamatan Pabuaran;
6) Kecamatan Pamanukan; dan
7) Kecamatan Patokbeusi.
b. KSK Agropolitan Ponggang berada di Kecamatan Serangpanjang;
c. KSK kawasan peruntukan industri sekitar koridor jalan tol;
d. KSK pemandian Air Panas Ciater dan sekitarnya;
e. KSK Perkotaan Subang dan sekitarnya meliputi:
1) Perkotaan Subang;
2) Perkotaan Kalijati;
3) Perkotaan Pagaden; dan
4) Perkotaan Cibogo.
f. KSK Kota Baru Patimban seluas 9315,20 ha meliputi kecamatan
Pusakanagara, sebagian kecamatan Pusakajaya, sebagian kecamatan
Pamanukan, sebagian kecamatan Legonkulon dan sebagian kecamatan

II - 51
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

Sukasari.Peruntukan kegiatan di KSK Kota Baru Patimban meliputi


kegiatan Pelabuhan Utama, Perdagangan, Pergudangan, Industri, Jasa,
Pariwisata, Perumahan, kawasan lindung dan fasilitas umum serta
fasilitas sosial.
2. Kawasan strategis berdasarkan sudut pandang kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan, yaitu :
a. KSK kawasan hulu dan daerah tangkapan Sungai Cipunagara meliputi
Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang,
Kacamatan Cijambe, Kecamatan Subang, dan Kecamatan Cibogo;
b. KSK kawasan hulu dan daerah tangkapan Sungai Ciasem meliputi
Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan,
dan Kecamatan kalijati; dan
c. KSK kawasan hulu dan daerah tangkapan Sungai Cilamaya meliputi
Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Kalijati, dan Kecamatan
Cipeundeuy.

Dalam menetapkan kawasan strategis kabupaten, selain memperhatikan tujuan,


kebijakan, dan strategi penataan ruang kabupaten, juga mempertimbangkan
dampak dan keterkaitannya dengan kawasan strategis lainnya.
Pada kawasan strategis menurut sudut pandang kepentingan ekonomi,
wilayah-wilayah yang ditetapkan serta jenis kegiatan unggulannya memang
merupakan penekanan upaya perwujudan tujuan penataan ruang kabupaten.
Sementara penetapan kawasam strategis dari aspek lingkungan merupakan
salah satu kebijakan yang mempengaruhi keberlanjutan kawasan strategis yang
ditetapkan menurut kepentingan lain. Potensi pengembangan ekonomi di satu
weilayah misalnya hanya dapat direalisasikan bila di wilayah-wilayah tersebut
tidak terdapat banyak gangguan, salah satunya oleh bencana seperti banjir atau
kekurangan suplai sumber daya alam. Dalam hal ini untuk Kabupaten Subang,
urgensi penetapan kawasan strategis berdasarkan sudut pandang kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan ini didasarkan pada pertimbangan antara lain
:
a. Sebagian Wilayah Kabupaten Subang menjadi kawasan rawan banjir di

II - 52
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

musim hujan dan menjadi rawan kekeringan di musim kemarau;


b. Kawasan yang rawan banjir dan kekeringan tersebut merupakan bagian
dari kawasan pertanian yang menjadi lumbung padi dan ditetapkan
sebagai KSP, juga kerap menimpa wilayah yang potensial untuk menjadi
kawasan minapolitan pesisir, seperti pada kawasan Perkotaan Blanakan; dan
c. Kabupaten Subang memiliki daerah Aliran Sungai (DAS) yang dari bagian
hulu sampai bagian hilirnya berada di Wilayah kabupaten Subang.
Untuk ketiga hal iatas, maka diperlukan perlindungan, dan peningkatan
keseimbangan tata air di wilayah kabupaten melalui penataan kawasan-
kawasan yang cukup berpengaruh terhadap maka diperlukan penetapan
kawasan strategis kabupaten yang tata ruangnya dapat menoptimalkan sistem
tata air yang ada di wilayah kabupaten.

II - 53
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

UPAYA PENGELOLAAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN


(UKL – UPL)

DINAS TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI
KABUPATEN SUBANG

Gambar 2-10 Peta Rencana Kawasan Strategis

II - 54
LAPORAN PENDAHULUAN UKL-UPL
PEMBANGUNAN JARINGAN GAS (JARGAS) SAMBUNGAN RUMAH (SR) UNTUK RUMAH TANGGA KAB SUBANG

2.6. Kondisi Keuangan Daerah

Data mengenai penerimaan daerah kabupaten subang terlihat pada table berikut:

Tabel 2 - 21 REALISASI PENERIMAAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG,


PROVINSI JAWA BARAT MENURUT JENIS PENERIMAAN (ribu rupiah), 2017-2018

NO JENIS PENGELUARAN 2017 2018

A PENDAPATAN DAERAH 2 863 599 034 2 191 748 103


1 Pendapatan Asli Daerah 581 432 645 388 863 659
1. Pajak Daerah 188 632 737 164 138 000
2. Retribusi Daerah 23 109 194 22 781 169
3. Hasil Perusahaan Milik Daerah &
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 18 728 388 17 166 617
Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah 350 962 326 184 777 873
1 846 205 237
2 Dana Perimbangan 1 437 746 430

2.1 Bagi Hasil Pajak 112 960 954 119 518 453
2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber
59 190 677 35 544 615
Daya Alam
2.3 Dana Alokasi Umum 1 282 683 362 1 282 683 362
2.4 Dana Alokasi Khusus 391 370 244 0
3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 435 961 152 365 138 014
B PEMBIAYAN DAERAH 228 170 856 249 000 000
TOTAL PENERIMAAN 3 091 769 890 2 440 748 103

II - 55

Anda mungkin juga menyukai