Keterangan :
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pemanfaatan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Kotawaringin Barat
II. PAPARAN
A. Paparan dari Narasumber
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
II. PAPARAN
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Arut Selatan
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
II. PAPARAN
A. Paparan dari Narasumber
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Dinas Perhubungan (Pak Hendri)
1. Jalan-jalan alternatif menjadi jalan Kabupaten itu dilihat
seumpama jadi kawasan hutan mohon diusulkan dan untuk
jalan alternatif tolong dilihat status kawasannya.
2. Terkait kawasan transportasi untuk betul betul dicermati
B. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)
1. Berdasarkan dari dampak lingkungan ada pelestarian alam,
terjaganyan area konservasi, banjir dan Karhutla
2. Dibuatkan embung sebagai tampungan air untuk jika terjadi
Karhutla
Kepala BPS :
KEK tujuannya untuk pertumbuhan ekonomi, daya saing, pemerataan
pembangunan dan ujungnya adalah dalam rangka kesejahteraan
masyarakat. Di Kab. Kobar ada yang bisa dijual dan tidak dimiliki
wilayah lain adalah : sektor industri pertumbuhan tertinggi di Kalteng,
2. Volume Ekspor juga tinggi sehingga di Pelabuhan sampit menurun. 3.
Dengan adanya KEK akan berdampak ke sektor-sektor yang lain, BPS
akan mendukung analisisnya. Daya kepekaan sektor industri, KEK
dapat menumbuhkan sector-sektor lain bisa dianalisis. Analisis2 di
statistik menunjukkan bahwa peran industri di Kab. Kobar lebih
berperan dari Kabupaten yang lain. KEK misal di Kab. Kobar,
dampaknya akan lebih besar daripada apabila ditetapkan ditempat yang
lain. Masalah kita di Kalteng, produk-produk di ekspor melalui
Pelabuhan lain (Banjarmasin), kita hanya 35%. Pelabuhan di Kotim dan
Seruyan masih minim. Kalau kita ingin tetap pertumbuhan ekonomi
diatas 5% perlu 6,2 T secara riil / perlu 10,7 T maka ekonomi akan
tumbuh luar biasa.
Kita perlu One step a head (pemikir) lebih dalu.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Jadwalkan pertemuan dengan
BPS secara khusus)
(sebagai dukungan terhadap rencana pengusulan Kabupaten
Kotawaringin Barat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan
Tengah, maka Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat
akan memberikan dukungan dokumen analisis perekonomian sebagai
bagian yang melatar belakangi pengusulan Kabupaten Kotawaringin
Barat sebagai KEK di Provinsi Kalimantan Tengah).
Dinas Perkim :
Siteland masih sedikit untuk pelayaannya. KEK untuk masalah
pemukiman, kedepannya agar dalam penentuan Kawasan zonasi agar
terpisah dari pemukiman penduduk, langkah2 apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi pemukiman penduduk yang sudah dula ada
dalam Kawasan KEK. Ada regulasi khusus untuk pergantian
pemukiman menjadi Kawasan industri.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Perkim agar ada pembinaan
semua kawasan-kawasan pemukiman terutama yang masuk Kawasan
pemukiman dalam KEK. Untuk mendorong KEK di Kab. Kobar agar
metode dan cara-cara nya kita ikuti jalur-jalur yang perlu kita tempuh
serta bertemu dengan Kepala BPS).
ATR/BPN
Rekomendasi alih fungsi lahan LP2B dari pertanian untuk
developer (pengembang perumahan) sebaiknya
dipertimbangkan ulang untuk menjaga lahan ketahanan
pangan.
Lokasi yang termasuk ke dalam LP2B bisa di ikutsertakan
dalam program Redistribusi Tanah untuk alas hak
kepemilikan berupa SHM dengan status pertanian. Namun
lokasi pertanian harus jelas dan tanpa benturan kawasan
Pihak BPN akan ada programuntuk Neraca Penggunaan
Tanah yang sifatnya hampir sama dengan LP2B. Penggunaan
disesuaikan dengan eksisting yang digunakan
Potensi LP2B di LU1 dan LU2
SDA DPUPR
Jaringan irigasi harus di cek status kawasan
Jika terdapat jaringan irigasi berarti potensi lahan pertanian
Bappeda
Wacana 900 Ha akan di tentukan sebagai food estate
Kesimpulan
Penetapan lokasi LP2B menunggu selesai koordinasi dari provinsi
Luas kebun akan diupdate kembali
Lokasi LP2B di sepakati sebagai lahan pertanian secara umum
I. PEMBUKAAN
Sambutan Kadis PUPR ( Bpk. M. Hasyim Muallim)
Rapat penataan utilitas kota guna peningkatan estetika kota di
sekitaran bundaran Pancasila dalam upaya memberikan kesan bersih
II. TANGGAPAN
1. Kepala bagian ekonomi dan SDA Setda Kab. Ktw. Barat (M. Hasan
Basrie)
Garis sempadan bangunan (GSB) merupakan acuan dalam
pemasangan utilitas kota dengan kondisi eksisting tiang listrik,
tiang telp dan baleho mengacu pada GSB Bundaran
Kondisi eksisting tiang listrik, tiang telp dan baleho sudah berada
diluar trotoar
2. PLN Pangkalan Bun ( Bpk Didik Muhaimin dan Erman G.)
Eksisting jaringan listrik dimaksud berupa SUTM yang
merupakan jaringan interkoneksi yang mana dalam
pemindahannya memerlukan perencanaan lebih lanjut baik
terhadap ijin pemindahan kepada pimpinan wilayah dan rencana
lokasi pemindahan.
Dibutuhkan waktu yang panjang dalam prosesnya mengingat
kewenangannnya berada di pimpinan wilayah.
Diperlukan bantuan pemerintah daerah pada penyiapan lokasi
penempatan baru untuk tiang PLN tersebut.
Untuk dilakukan survey bersama guna penentuan titik lokasi
baru penempatan tiang listrik.
I. SAMBUTAN
Kegiatan hari ini dilaksanakan karena adanya surat Surat dari PT.
Surya Sawit Sejati Nomor 044a/L/PB/II/2022 perihal Tumpang
Tindih Areal Konservasi PT. Surya Sawit Sejati Dengan Cetak
Sawah Program LP2B. Dibutuhkan saran dan masukan dari
peserta rapat mengenai hal ini.
II. PAPARAN
Disampaikan Oleh Bapak Rawandi, ST.,MT.
IV. KESIMPULAN
1. Mengumpulkan data mengenai kawasan/lahan tersebut baik
dari PT. Surya Sawit Sejati, Dinas TPHP, BPN, maupun dari
Pemerintah Desa.
2. Permasalahan tumpang tindih lahan ini akan di rapatkan lagi ke
forum yang lebih tinggi di dalam rapat FPR (Forum Penataan
Ruang) yang akan di pimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat