Anda di halaman 1dari 130

Bab III

Jadwal dan Agenda Kerja FPR


Laporan pelaksanaan kegiatan FPR selama 12 (dua belas) bulan
yang berisikan kegiatan yang dilakukan pada periode bulan Januari
sampai dengan Desember tahun 2022. Kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
No Hari/Tanggal Acara Agenda Tempat
1 Kamis, 24 Maret Rapat Surat dari PT. Ruang Rapat
2022 Koordinasi Surya Sawit Sejati Bidang
Kelompok Nomor Penataan
Kerja 044a/L/PB/II/2022 Ruang DInas
Pengendalian perihal Tumpang PUPR KAb.
Pemanfaatan Tindih Areal Kotawaringin
Ruang Konservasi PT. Barat
Kabupaten Surya Sawit Sejati
Kotawaringin Dengan Cetak
Barat Sawah Program
LP2B
2 Rapat Konsultasi Publik I
Koordinasi Peninjauan Kembali
Kelompok Rencana Tata
Kerja Ruang Wilayah Aula
Senin, 6 Juni 2022 Perencanaan (RTRW) Kabupaten Kecamatan
Tata Ruang Kotawaringin Barat Arut Utara
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan Arut
Barat Utara
3 Konsultasi Publik I
Rapat
Peninjauan Kembali
Koordinasi
Rencana Tata
Kelompok
Ruang Wilayah Aula
Kerja
(RTRW) Kabupaten Kecamatan
Selasa, 7 Juni 2022 Perencanaan
Kotawaringin Barat Arut Selatan
Tata Ruang
Tahun 2017-2037
Kabupaten
Kecamatan Arut
Kotawaringin
Selatan
Barat
4 Rapat Konsultasi Publik I
Koordinasi Peninjauan Kembali
Kelompok Rencana Tata
Aula
Kerja Ruang Wilayah
Kecamatan
Rabu, 8 Juni 2022 Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Pangkalan
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Lada
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan
Barat Pangkalan Lada
5 Kamis, 9 Juni 2022 Rapat Konsultasi Publik I Aula
Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Kotawaringin
Kerja Ruang Wilayah Lama

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -1


Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan
Barat Kotawaringin Lama
6 Senin, 13 Juni 2022 Rapat Konsultasi Publik I Aula
Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Kumai
Kerja Ruang Wilayah
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan Kumai
Barat
7 Rabu, 15 Juni 2022 Rapat Konsultasi Publik I Aula
Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Pangkalan
Kerja Ruang Wilayah Banteng
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan
Barat Pangkalan Banteng
8 Jum’at, 17 Juni Rapat Rapat Koordinasi Ruang Rapat
2022 Koordinasi Persiapan Rencana Bappeda
Kelompok Pengusulan Kabupaten
Kerja Kawasan Ekonomi Kotawaringin
Pemanfaatan Khusus (Kek) Barat
Ruang Kabupaten
Kabupaten Kotawaringin Barat
Kotawaringin
Barat
9 Selasa, 28 Juni Rapat Update Data Ruang Rapat
2022 Koordinasi mengenai kawasan Bidang
Kelompok perkebunan dan Penataan
Kerja Lahan Pertanian Ruang Dinas
Pemanfaatan Pangan PUPR
Ruang Berkelanjutan Kabupaten
Kabupaten (LP2B) untuk Kotawaringin
Kotawaringin Peninjauan Kembali Barat
Barat Perda No. 1 tahun
2018 tentang RTRW
Kabupaten
Kotawaringin Barat
di Tahun 2022
10 Rabu, 3 Agustus Rapat Rapat Pembahasan Kementrian
2022 Koordinasi Lintas Sektor RDTR ATR BPN
Kelompok Perkotaaan Pangkalan
Kerja Bun Kabupaten
Perencanaan
Kotawaringin Barat
Tata Ruang
Kabupaten Kalimantan Tengah
Kotawaringin
Barat

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -2


11 Senin, 10 Oktober Rapat Konsultasi Publik II Aula
2022 Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Arut Utara
Kerja Ruang Wilayah
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan Arut
Barat Utara
12 Selasa, 11 Oktober Rapat Rapat Konsultasi Aula
2022 Koordinasi Publik II Kecamatan
Kelompok Peninjauan Kembali Kotawaringin
Kerja RTRW Kabupaten Lama
Perencanaan Kotawaringin Barat
Tata Ruang Tahun 2017 – 2037
Kabupaten Kecamatan
Kotawaringin Kotawaringin Lama
Barat
13 Rabu, 12 Oktober Rapat Konsultasi Publik II Aula
2022 Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Arut Selatan
Kerja Ruang Wilayah
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan Arut
Barat Selatan
14 Kamis, 13 Oktober Rapat Konsultasi Publik II Aula
2022 Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Pangkalan
Kerja Ruang Wilayah Banteng
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan
Barat Pangkalan Banteng
15 Senin, 17 Oktober Koordinasi Rapat Konsultasi Aula
2022 Kelompok Publik II Kecamatan
Kerja Peninjauan Kembali kumai
Perencanaan RTRW Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017 – 2037
Kotawaringin Kecamatan Kumai
Barat
16 Selasa, 18 Oktober Rapat Konsultasi Publik II Aula
2022 Koordinasi Peninjauan Kembali Kecamatan
Kelompok Rencana Tata Pangkalan
Kerja Ruang Wilayah Lada
Perencanaan (RTRW) Kabupaten
Tata Ruang Kotawaringin Barat
Kabupaten Tahun 2017-2037
Kotawaringin Kecamatan
Barat Pangkalan Lada

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -3


17 Rabu, 19 Oktober Rapat Konsultasi Publik Aula Kantor
2022 Koordinasi Forum Penataan Bupati
Kelompok Ruang Dalam Kotawaringin
Kerja Rangka Peninjauan Barat
Perencanaan Kembali Rencana
Tata Ruang Tata Ruang Wilayah
Kabupaten (RTRW) Kabupaten
Kotawaringin Kotawaringin Barat
Barat Tahun 2017-2037
18 Senin, 24 Oktober Rapat Rapat Sinkronisasi Aula
2022 Koordinasi Muatan Revisi Manggatang
Kelompok Rencana Tata Tarung Dinas
Kerja Ruang Wilayah PUPR
Perencanaan (RTRW) Kabupaten Provinsi
Tata Ruang Kotawaringin Barat Kalimantan
Kabupaten Tahun 2017-2037 Tengah
Kotawaringin
Barat
19 Kamis, 15 Rapat Penataan Utilitas Ruang Rapat
Desember 2022 Koordinasi Kota Guna Kepala Dinas
Kelompok Peningkatan PUPR
Kerja Estetika Kota Di Kabupaten
Pemanfaatan Sekitaran Kawasan Kotawaringin
Ruang Bundaran Pancasila Barat
Kabupaten
Kotawaringin
Barat
20 Selasa, 27 Rapat koordinasi Ruang Rapat
Desember 2022 Koordinasi mengenai Setda Kab.
Kelompok pengendalian Kotawaringin
Kerja pemanfaatan ruang Barat
Pengendalian di Kawasan PT.
Pemanfaatan Korindo.
Ruang
Kabupaten
Kotawaringin
Barat

Keterangan :
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pemanfaatan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Kotawaringin Barat

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -4


Pelaksanaan Tugas FPR
1. Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang
Bentuk kegiatan yang terkait dengan Ketugasan Kelompok Kerja
Perencanaan Tata Ruang FPR Kab. Kotawaringin Barat pada periode
12 (dua belas) bulan tahun 2022 meliputi:
1) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Arut Utara
Hari/ Tanggal : Senin, 6 Juni 2022
Pukul : Pukul 09.00 – Selesai
Tempat : Aula Kecamatan Arut Utara
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), Ibu Nomie Hartanti, ST.
1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022
ini merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang pada Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali
RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -5


2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini
diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
a. Perubahan fungsi ruang;
b. Alih fungsi pertanian menjadi kawasan terbangun;
c. Pemekaran wilayah;
d. Dukungan wilayah terhadap rencana Ibu Kota Negara
(IKN); dan
e. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,
permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -6


implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.

B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Arut Utara


1. Hingga saat ini, kegiatan sinkronisasi terkait kawasan hutan
di Arut Utara sangat minim, padahal seluas 92% wilayah di
Arut Utara itu merupakan kawasan hutan
2. Beberapa proyek dari pusat khususnya untuk pengembangan
di Arut Utara juga terkendala karena secara pemanfatan lahan
masuk ke petak hutan
3. Jika diamati lagi RTRW Kab. Kotawaringin Barat 2017-2037,
banyak plotting RTH yang tidak sesuai untuk wilayah Arut
Utara

C. Sambutan dari Ketua Komisi B DPRD


1. Tradisi di Arut Utara masih sangat kental, jangan sampai
proses Revisi RTRW kedepan mengabaikan masalah adat,
tradisi, dan kearifan lokal yang ada
2. Arut Utara didominasi oleh wilayah hutan, sehingga
pengaturannya tidak bisa disamakan dengan wilayah
kecamatan lainnya
3. Program TORA dari pemerintah diharapkan dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat
4. Kroscek batas wilayah sebagaiman tertuang dalam bahan
paparan  untuk batas selatan adalah Kec Pangkalan Banteng
dan Pangkalan Lada, bukan Aut Selatan

II. PAPARAN
A. Paparan dari Narasumber
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -7


a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Arut Selatan
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan
yang akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan
untuk pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)
8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas

B. Tanggapan dari Ketua Komisi A DPRD


1. Sebisa mungkin jangan sampai kesenjangan sosial dan
ekonomi tetap menjadi masalah utama di Arut Utara, dan Kab
Kotawaringin Barat
2. Perlu diperhatikan kawasan-kawasan rawan bencana banjir
khususnya pada permukiman yang ada di Arut Utara

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -8


3. LP2B di Arut Utara perlu diklarifikasi, hal ini penting terkait
penopang ketahanan pangan di Kab Kotawaringin Barat
khususnya
4. Terkait masalah hutan, kepala daerah dapat mengajukan
perubahan status kawasan hutan, khususnya untuk
pengembangan fasilitas umum dan fasilitas khusus, oleh
karenanya daerah perlu melakukan inventarisisr aset-asetnya,
agar dapat diajukan untuk pelepasan/perubahan kawasan
hutan

C. Tanggapan dari Ketua Komisi B DPRD


1. Perlu diperhatikan konsesi-konsesi peruntukan lahan
terkhusus pada kawasan hutan dan kawasan tambang
2. Sektor pariwisata di Kab Kotawaringin Barat sedang
digencarkan, Arut Utara dapat merekomendasikan kawasan-
kawasan potensial pariwisata sebagai sumber pemasukan bagi
perekonomian daerah
3. Permukiman-permukiman di daerah rawan banjir harap lebih
diperhatikan

D. Tanggapan dari Ketua Komisi C DPRD


1. Kegiatan konsiltasi publik adalah kesempatan yang baik bagi
masyarakat di Arut Utara, silahkan dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk menyuarakan pendapat
2. Budaya—budaya eksisting di Arut Utara jangan sampai
dihilangkan
3. Data kependudukan sebagaimana di bahan paparan harap
dikroscek kembali, perlu dukungan data dari pihak kecamatan
4. Plotting RTH juga harap diperhatikan, sesuai dengan standar
proporsi

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -9


E. Tanggapan dari KPHP
1. Terdapat 3 (tiga) skema yang dapat dimanfaatkan untuk
penyelesaian permasalahan pemanfaatan kawasan hutan,
yaitu:
- Perubahan peruntukan dan fungsi yang dikhususkan
untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial
- Program Pemanfaatan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)
untuk perluasan lahan pertanian dan kesejahteraan petani
- Pengelolaan Hutan melalui program Perhutanan Sosial
- Alur skema dimulai dari Desa, ke Kecamatan, Kabupaten,
dan diusulkan ke KLHK. Masalah utama saat ini adalah
segi pendanaan dimana diperlukan informasi titik koordinat
hingga informasi by name by address

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -10


Gambar 1.1 Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Arut Utara

2) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Arut Selatan
Hari/ Tanggal : Selasa, 7 Juni 2022
Pukul : Pukul 08.00 – Selesai
Tempat : Aula Kecamatan Selatan
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), Ibu Nomie Hartanti, ST.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -11


1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022 ini
merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang pada
Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali RTR dilakukan 1
(satu) kali dalam setiap periode 5 (lima) tahunan.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini
diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
f. Perubahan fungsi ruang;
g. Alih fungsi pertanian menjadi kawasan terbangun;
h. Pemekaran wilayah;
i. Dukungan wilayah terhadap rencana Ibu Kota Negara
(IKN); dan
j. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -12


permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,
implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.
B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Arut Selatan
4. Kecamatan Arut Selatan sebagai Ibu Kota Kabupaten
Kotawaringin Barat secara administratif terdiri dari 7
kelurahan dan 13 desa dengan luas wilayah 2.400 km dengan
fungsi utama sebagai pusat pendidikan, pusat pemerintahan,
pusat perdagangan, dan pusat jasa. Perkembangan
perumahan dan permukiman di wilayah ini memerlukan
pengaturan tata ruang agar tercipta kota yang indah, tertib,
dan sehat.
5. Beberapa isu strategis wilayah di Kecamatan Arut Selatan
antara lain:
a. Kecamatan Arut Selatan dilewati Sungai Arut sepanjang
250 km dengan kedalaman 4 meter dan lebar 100 m.
Sungai Arut memiliki peran penting sebagai tempat
mencari nafkah dan sarana prasarana transportasi
masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.
b. Masyarakat bantaran sungai tidak bisa mengakses PTSL
karena terkendala batas sempadan sungai.
c. Keberadaan kawasan gambut di antara Sungai Arut dan
Sungai Lamandau seluas kurang lebih 132.927 Ha.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -13


d. Kawasan rawan banjir meliputi Desa kumpai Batu Bawah,
Desa Rangda, Desa Sulung Kenambui, Desa Umpang, dan
Desa Tanjung Trantang.
e. Kawasan lindung geologi meliputi tebing tinggi, Danau
Sulung, Danau Seluluk, dan Danau Kenambui memerlukan
penataan yang memperhatikan aspek ekologis dan aspek
ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
f. Kawasan hutan kota terletak di kawasan wisata alam
Kelurahan Sidorejo seluas 5 Ha.
g. Kawasan pangkalan TNI AU seluas 713 Ha.
h. Kawasan klinik rehabilitasi orang utan seluas 12 Ha.
i. Hutan lindung Desa Pasir Panjang seluas 411 Ha.
j. Penanaman turus jalan seluas 25 Ha.
6. Tata batas perlu diselesaikan bersama-sama dengan tim tata
batas Kabupaten, mengingat potensi konflik agrarian akibat
tata batas belum selesai.
7. Informasi yang perlu disampaikan oleh Kelurahan dan Desa
dalam kegiatan Konsultasi Publik ini antara lain:
a. Peta terkait batas wilayah administratif.
b. Peta terkait lahan eksisting.
c. Permasalahan perencanaan pembangunan dan
pengembangan wilayah.
d. Potensi permasalahan sistem jaringan yaitu: transportasi,
energi listrik, telekomunikasi, sumber daya air, pengelola
air minum, pengelola air limbah, persampahan, evakuasi
bencana, drainase, hutan adat, kawasan perkebunan,
pertambangan dan energi, peruntukan industri, pariwisata,
dan lain-lain.
C. Sambutan dari Koordinator USAID SEGAR
1. Penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat ini merupakan program kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan USAID SEGAR,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -14


yaitu program Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat
melalui Bappenas.
2. Urgensi program ini merujuk pada salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan wilayah
yaitu pentingnya peningkatan kualitas tata kelola lingkungan
antar wilayah melalui tata ruang.
3. Pemilihan wilayah perencanaan didasarkan beberapa kriteria
antara lain:
a. Komitmen Pemerintah;
b. Keberadaan lahan; dan
c. Usaha-usaha praktik olahan komoditas dan basis
lingkungan.
4. Beberapa data dan informasi lingkungan penting sebagai input
penataan ruang utamanya Ruang Terbuka Hijau/konservasi
hutan dan keanekaragaman hayati.

II. PAPARAN
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Arut Selatan
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -15


1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan yang
akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan untuk
pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)
8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -16


Gambar 1.2 Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Arut Selatan

3) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Pangkalan Lada
Hari/ Tanggal : Rabu, 8 Juni 2022
Pukul : Pukul 09.00 – Selesai
Tempat : Aula Kecamatan Pangkalan Lada
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), Ibu Nomie Hartanti, ST.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -17


1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022
ini merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang pada Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali
RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini
diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
k. Perubahan fungsi ruang;
l. Alih fungsi kawasan lindung pertanian menjadi kawasan
terbangun;
m. Pengembangan kawasan perbatasan; dan
n. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -18


permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,
implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.

B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Pangkalan Lada


1. Dalam kegiatan Konsultasi Publik ini, diharapkan Bapak Ibu
Kelurahan/Desa menginfokan potensi, permasalahan, dan isu
strategis di wilayahnya.
2. Permasalahan yang banyak dihadapi masyarakat Kecamatan
Pangkalan Lada yaitu kesulitan pengurusan sertifikat karena
rencana pola ruang yang ditetapkan sebagai kawasan lindung
(RTH).
3. Wacana mengenai pemekaran Provinsi Kotawaringin Barat
perlu direspon oleh antisipasi perencanaan ruang di masa
depan.
4. Kecamatan Pangkalan Lada memiliki potensi sebagai
agropolitan, dengan sub sektor unggulan antara lain pertanian
(sawah), perkebunan, hortikultura, dan sebagainya.
5. Kecamatan Pangkalan Lada juga memiliki beberapa potensi
kawasan sebagai daya tarik wisata antara lain:
a. Agrowisata Tani Subur
b. Sawah Tirta Mulya
c. Ecopark (tahap persiapan)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -19


6. Kecamatan Pangkalan Lada secara administratif terdiri atas 11
desa, yang akan bertambah 1 desa, saat ini sedang tahap
persiapan.
7. Kecamatan Pangkalan Lada telah didukung dengan
penyediaan sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang
lengkap.
8. Di Kecamatan Pangkalan Lada, mulai berkembang usaha-
usaha home industry antara lain pada komoditas batik tulis,
rotan, bata/genteng. Harapannya di masa depan potensi-
potensi ini dapat terwadahi dan memiliki kesempatan
berkembang lebih baik.

C. Sambutan dari Koordinator USAID SEGAR


1. Penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat ini merupakan program kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan USAID
SEGAR, yaitu program Pemerintah Indonesia dan Amerika
Serikat melalui Bappenas.
2. Urgensi program ini merujuk pada salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan wilayah
yaitu pentingnya peningkatan kualitas tata kelola lingkungan
antar wilayah melalui tata ruang.
3. Beberapa data dan informasi lingkungan penting sebagai input
penataan ruang utamanya Ruang Terbuka Hijau/konservasi
hutan dan keanekaragaman hayati.

II. PAPARAN
A. Paparan dari Narasumber
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -20


b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Pangkalan Lada
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan
yang akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan
untuk pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)
8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas

B. Tanggapan dari Ketua Komisi B DPRD Kab. Kotawaringin


Barat
1. Perda RTRW berlaku belum sepenuhnya merespon dan
mengakomodasi perkembangan kawasan. Misalnya penetapan
RTH yang belum disosialisasikan kepada masyarakat
keseluruhan. Hal ini perlu menjadi evaluasi revisi RTRW
Kabupaten yang sedang berjalan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -21


2. Masukan stakeholders, dari kecamatan, desa, dan kelurahan
penting untuk Menyusun rencana struktur ruang dan rencana
pola ruang RTRW.
3. Desa Pangkalan Tiga dan Pangkalan Dewa banyak
dialokasikan lahannya sebagai RTH sehingga sulit
mengembangkan wilayahnya. Perlu menjadi perhatian.
4. Rencana yang di muat di dalam RTRW secara operasional akan
didetailkan dalam RDTR.
5. Potensi keberadaan simpang tiga yang terkoneksi dengan
Kabupaten berbatasan. Permukiman pada sepanjang jalur
Curah ke Runtu perlu direncanakan perkembangannya untuk
meningkatkan ekonomi kawasan (sebagai kawasan ekonomi).
6. Kecamatan Pangkalan Lada dilalui oleh Sungai Kumai.
Beberapa isu strategis terkait Sungai Kumai yaitu:
a. Tanaman bakau di sekitar Sungai Kumai
b. Ancaman pendangkalan dan sedimentasi
c. Perlunya upaya konservasi atau perlindungan kawasan
sempadan sungai
7. Potensi pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata di
Kecamatan Pangkalan Lada.
8. Beberapa isu ketidaksesuaian lahan atau tumpeng tindih
kawasan perlu mendapat perhatian.
9. Kecamatan Pangkalan Banteng dan Pangkalan Lada
direncanakan sebagai kabupaten baru sehingga perlu
disiapkan.

C. Tanggapan dari Ketua Komisi A DPRD Kab. Kotawaringin


Barat
1. Permasalahan yang perlu menjadi pertimbangan dalam revisi
rencana tata ruang wilayah yaitu adanya titik-titik rawan
bencana Ketika curah hujan tinggi. Hal ini salah satunya
dipengaruhi oleh adanya kesalahan pengelolaan kawasan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -22


Maka, isu-isu terkait lingkungan perlu diperhatikan, terutama
terkait dengan:
a. Eksploitasi lingkungan
b. Penentuan kawasan yang memiliki prioritas tinggi untuk
ditangani
2. Keseimbangan antara kawasan lindung dan kawasan budidaya
itu penting. Namun alokasi kawasan tersebut tentunya tetap
memperhatikan hak-hak masyarakat. Di dalam RTRW, banyak
dialokasikan kawasan RTH di sepanjang jalan yang
menghambat perkembangan kawasan. Beberapa kawasan juga
kondisi eksistingnya sudah berupa permukiman. Peninjauan
Kembali RTRW ini perlu memperhatikan kawasan yang sudah
terbangun dan memberi ruang bagi potensi perkembangan-
perkembangan baru. Hal ini terutama dapat dialokasikan pada
ruang 100 m – 200 m dari jalan-jalan utama.
3. Sarana prasarana penting dalam pengembangan perkotaan. Di
Kecamatan Pangkalan Lada ada rencana pengembangan
sarana pendidikan berupa SMA/SMK.

D. Tanggapan dari Ketua Komisi C DPRD Kab. Kotawaringin


Barat
1. Terdapat 3 pilot project petani sawit mandiri di Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Harapannya dapat
mengembangkan potensi dan produk turunannya.
2. Alokasi lahan sebagai RTH perlu diperhatikan, kaitannya
dengan hambatan pengembangan wilayah dan kepemilikan
lahan.
3. Penegakan aturan pada sempadan sungai perlu dimanajemen
dengan baik. Pada kawasan sempadan tidak diperbolehkan
pemanfaatan kawasan terbangun.
4. Sektor pertanian di Kecamatan Pangkalan Lada perlu
dipertahanankan dan dikembangkan pengelolaannya.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -23


E. Tanggapan dari Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Tengah
1. Peninjauan Kembali RTRW harus mengacu Permen
ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021, dengan memperhatikan
Proyek Strategis Nasional (PSN), SPPR, KPPR, pemantauan dan
evaluasi.
2. Kegiatan Konsultasi Publik dilaksanakan untuk menjaring
informasi dan isu strategis.
3. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat agar
memperhatikan sinkronisasi dengan Revisi RTRW Provinsi
Kalimantan Tengah (saat ini sedang proses penyusunan).
RTRW Provinsi Kalimantan Tengah harus menjadi acuan
perencanaan.
4. Hasil Konsultasi Publik agar bisa diinfokan kepada provinsi
untuk memperkaya isu-isu strategis penataan ruang.
5. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) perlu
ditekankan.
6. Indikasi program yang disusun diharapkan mengakomodasi
rencana strategis sektoral dan secara vertikal sejalan dengan
rencana-rencana di level nasional dan provinsi.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -24


Gambar 1.3 Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Pangkalan Lada
4) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Kotawaringin
Lama
Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Juni 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Aula Kecamatan Kotawaringin Lama
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), Ibu Nomie Hartanti, ST.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -25


1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022
ini merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang pada Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali
RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini
diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
a. Perubahan fungsi ruang;
b. Alih fungsi kawasan lindung pertanian menjadi kawasan
terbangun;
c. Pengembangan kawasan perbatasan; dan
d. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -26


permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,
implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.
B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Kotawaringin Lama
1. Batas wilayah menjadi aspek penting dalam perencanaan
RTRW Kabupaten. Lurah dan Kades merupakan ujung tombak
untuk memberikan data dan informasi terkait batas desa.
2. Kecamatan Kotawaringin Lama secara administratif terdiri atas
2 kelurahan dan 15 desa dengan jarak antar kelurahan/desa
berjauhan. Wilayah ini juga merupakan daerah perbatasan
dengan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Lamandau dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Sukamara.
3. Dalam kegiatan Konsultasi Publik ini, diharapkan Bapak Ibu
Kelurahan/Desa menginfokan potensi, permasalahan, dan isu
strategis di wilayahnya.
C. Sambutan dari Koordinator USAID SEGAR
1. Penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat ini merupakan program kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan USAID
SEGAR, yaitu program Pemerintah Indonesia dan Amerika
Serikat melalui Bappenas.
2. Urgensi program ini merujuk pada salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan wilayah

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -27


yaitu pentingnya peningkatan kualitas tata kelola lingkungan
antar wilayah melalui tata ruang.
3. Beberapa data dan informasi lingkungan penting sebagai input
penataan ruang utamanya Ruang Terbuka Hijau/konservasi
hutan dan keanekaragaman hayati.
II. PAPARAN
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Arut Selatan
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan yang
akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan untuk
pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -28


8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas

Gambar 1.4 Konsultasi Publik I


Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Kotawaringin Lama

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -29


5) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Kumai
Hari/ Tanggal : Senin, 13 Juni 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Aula Kecamatan Kotawaringin Lama
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), diwakili oleh Ibu Nomie Hartanti, ST.
1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022
ini merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang pada Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali
RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -30


diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
a. Perubahan fungsi ruang;
b. Alih fungsi kawasan lindung pertanian menjadi kawasan
terbangun;
c. Permukiman di sempadan sungai dan pantai
d. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,
permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,
implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.
B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Kumai
1. Adanya perkembangan pembangunan pesat khususnya
Kecamatan Kumai maupun Kotawaringin Barat secara umum
sehingga dilakukan revisi RTRW.
2. Harapannya kebutuhan masyarakat dalam hal penataan ruang
terakomodasi.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -31


3. Kemajuan atau perkembangan wilayah di Kumai sebagai pintu
gerbang sangat pesat, saat ini masih terdapat kegiatan
penataan ruang yang dibatasi sehingga membatasi investasi
yang masuk, maka dengan adanya review pembangunan di
Kumai ini diharapkan dapat menjadi proses sinkronisasi.
4. Bapak ibu peserta diharapkan memberikan saran dan
masukan terkait penataan ruang pada wilayah desa masing-
masing secara proaktif.
C. Sambutan dari Koordinator USAID SEGAR diwakili oleh Bapak
Ian
1. Penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat ini merupakan salahs satu program
kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat
dan USAID SEGAR
2. USAID SEGAR berfokus pada sosial masyarakat, komoditi
(ekonomi) dan lingkungan
3. Urgensi program ini merujuk pada salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan wilayah
yaitu kondisi sosial masyarakat dan tata ruang yang harus
sinkron.
D. Paparan dari Bidang Penataan Ruang, Dinas Cipta Karya Tata
Ruang diwakili oleh Bapak Rawandy
1. Proses Konsultasi Publik sudah dilakukan pada 4 kecamatan
lain dan Kecamatan Kumai menjadi kecamatan ke-5.
2. Peninjauan kembali dilakukan per lima tahun, sehingga kita
mempersiapkan materi-materi terutama apa yang menjadi
perkembangan di Kecamatan Kumai.
3. Kawasan Perkotaan Kumai dan Kawasan Industri Kota Kumai
sudah disahkan dalam Peraturan Bupati No. 5 Tahun 2022
dan Peraturan Bupati yang diintegrasikan kedalam RDTR OSS.
RDTR dan RTRW harus sinkron sehingga aktivitas yang telah
diatur tidak diubah kembali.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -32


4. Pembagian desk sesuai undangan yang telah disebarkan serta
Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan
yang akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan
untuk pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)
8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -33


Gambar 1.5 Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Kumai

6) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Pangkalan
Banteng
Hari/ Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Aula Kecamatan Pangkalan Banteng
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), Bapak Faruq Hidayat, STr.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -34


1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 telah
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018. Tahun 2022
ini merupakan tahun kelima sejak disahkannya RTRW Kab.
Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037. Sesuai amanat
Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang pada Pasal 32 disebutkan bahwa Peninjauan Kembali
RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, mengingat dinamika
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan penyesuaian
kondisi eksisting saat ini, sudah saatnya Kabupaten
Kotawaringin Barat melakukan Peninjauan Kembali dan Revisi
terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 –
2037. Kegiatan Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW ini
diharapkan dapat mengakomodasi isu-isu strategis wilayah
dan proyeksi pemanfaatan ruang dan pengembangan
Kabupaten Kotawaringin Barat di masa depan.
3. Beberapa isu strategis dalam pelaksanaan Peninjauan Kembali
Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037,
antara lain:
a. Perubahan fungsi ruang;
b. Alih fungsi kawasan lindung pertanian menjadi kawasan
terbangun;
c. Pengembangan kawasan perbatasan; dan
d. Isu lainnya.
4. Peran aktif stakeholders dari Perangkat Daerah, Kecamatan,
dan Desa/Kelurahan sangat penting dilakukan guna
pemberian data dan informasi yang akurat terhadap potensi,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -35


permasalahan, isu strategis, dan program-program
perencanaan skala lingkungan sesuai dengan urusan dan
kewenangannya. Masukan-masukan ini harapannya dapat
terintegrasi dalam materi Peninjauan Kembali maupun Revisi
RTRW sehingga dapat mewujudkan konsistensi tata ruang dan
kepastian hukum pemanfaatan ruang guna mendorong
peluang investasi dan pertumbuhan kota yang berkelanjutan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harapannya dapat berlangsung
optimal dan dapat menghasilkan RTRW yang berkualitas,
implementatif, dan responsif terhadap dinamika wilayah dan
kebutuhan masyarakat.
B. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Pangkalan Banteng
1. Dalam kegiatan Konsultasi Publik ini, diharapkan Bapak Ibu
Kelurahan/Desa menginfokan potensi, permasalahan, dan isu
strategis di wilayahnya.
2. Permasalahan yang banyak dihadapi masyarakat Kecamatan
Pangkalan Lada yaitu kesulitan pengurusan sertifikat karena
rencana pola ruang yang ditetapkan sebagai kawasan lindung
(RTH).
3. Wacana mengenai pemekaran Provinsi Kotawaringin Barat
perlu direspon oleh antisipasi perencanaan ruang di masa
depan.
4. Kecamatan Pangkalan Banteng memiliki potensi sebagai
agropolitan, dengan sub sektor unggulan antara lain pertanian
(sawah), perkebunan, hortikultura, dan sebagainya.
C. Sambutan dari Koordinator USAID SEGAR
1. Penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat ini merupakan program kerjasama antara
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan USAID
SEGAR, yaitu program Pemerintah Indonesia dan Amerika
Serikat melalui Bappenas.
2. Urgensi program ini merujuk pada salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan dan pengembangan wilayah

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -36


yaitu pentingnya peningkatan kualitas tata kelola lingkungan
antar wilayah melalui tata ruang.
3. Beberapa data dan informasi lingkungan penting sebagai input
penataan ruang utamanya Ruang Terbuka Hijau/konservasi
hutan dan keanekaragaman hayati.
II. PAPARAN
A. Paparan dari Narasumber
Paparan dari Narasumber PT. Bhakti Nusa Perkasa tentang
Peninjauan Kembali RTRW Kab. Kotawaringin Barat yang
dimoderatori oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kab.
Kotawaringin Barat, Bapak Rawandi ST., MT. mencakup:
a. Penjelasan fungsi RTRW Kabupaten
b. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
c. Urgensi dilaksanakan Peninjauan Kembali
d. Proses Peninjauan Kembali
e. Pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan ruang
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
f. Isu strategis penataan ruang di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kecamatan Pangkalan Lada
g. Penjelasan sistem desk untuk pendalaman isu-isu strategis
berkembang pada setiap Desa/Kelurahan, dengan kebutuhan
data antara lain:
1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang sudah ada dan
yang akan direncanakan
2) Rencana pengembangan permukiman/cadangan lahan
untuk pengembangan permukiman
3) Fasilitas infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Ruang terbuka hijau/konservsi hutan yang dicadangkan
5) Rencana pariwisata
6) Keanekaragaman hayati yang ada
7) Rencana optimalisasi aset desa (sawah yang akan dijadikan
perkebunan sawit)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -37


8) Tumpang tindih pemanfaatan ruang terhadap SHM, HGU,
Konsesi, dll.
9) Pengembangan pertanian/cadangan lahan untuk pertanian
dalam arti luas
B. Tanggapan dari Ketua Komisi A DPRD Kab. Kotawaringin
Barat
1. Permasalahan yang perlu menjadi pertimbangan dalam revisi
rencana tata ruang wilayah yaitu adanya titik-titik rawan
bencana Ketika curah hujan tinggi. Hal ini salah satunya
dipengaruhi oleh adanya kesalahan pengelolaan kawasan.
Maka, isu-isu terkait lingkungan perlu diperhatikan, terutama
terkait dengan:
a. Eksploitasi lingkungan
b. Penentuan kawasan yang memiliki prioritas tinggi untuk
ditangani
2. Keseimbangan antara kawasan lindung dan kawasan budidaya
itu penting. Namun alokasi kawasan tersebut tentunya tetap
memperhatikan hak-hak masyarakat. Di dalam RTRW, banyak
dialokasikan kawasan RTH di sepanjang jalan yang
menghambat perkembangan kawasan. Beberapa kawasan juga
kondisi eksistingnya sudah berupa permukiman. Peninjauan
Kembali RTRW ini perlu memperhatikan kawasan yang sudah
terbangun dan memberi ruang bagi potensi perkembangan-
perkembangan baru. Hal ini terutama dapat dialokasikan pada
ruang 100 m – 200 m dari jalan-jalan utama.
3. Sarana prasarana penting dalam pengembangan perkotaan. Di
Kecamatan Pangkalan Lada ada rencana pengembangan
sarana pendidikan berupa SMA/SMK.
C. Tanggapan dari Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Tengah
1. Peninjauan Kembali RTRW harus mengacu Permen
ATR/Kepala BPN No. 11 Tahun 2021, dengan memperhatikan
Proyek Strategis Nasional (PSN), SPPR, KPPR, pemantauan dan
evaluasi.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -38


2. Kegiatan Konsultasi Publik dilaksanakan untuk menjaring
informasi dan isu strategis.
3. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat agar
memperhatikan sinkronisasi dengan Revisi RTRW Provinsi
Kalimantan Tengah (saat ini sedang proses penyusunan).
RTRW Provinsi Kalimantan Tengah harus menjadi acuan
perencanaan.
4. Hasil Konsultasi Publik agar bisa diinfokan kepada provinsi
untuk memperkaya isu-isu strategis penataan ruang.
5. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) perlu
ditekankan.
6. Indikasi program yang disusun diharapkan mengakomodasi
rencana strategis sektoral dan secara vertikal sejalan dengan
rencana-rencana di level nasional dan provinsi.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -39


Gambar 1.6 Konsultasi Publik I
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Pangkalan Banteng
7) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Rapat Pembahasan Lintas Sektor RDTR
Perkotaaan Pangkalan Bun
Kabupaten Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah
Hari/ Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Kementrian ATR BPN
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar

Tabel Pemeriksaan Mandiri Materi Muatan Rancangan Peraturan Bupati


Kotawaringin Barat Tentang Rencana Detail Tata Ruang (Rdtr) Wilayah
Perencanaan (WP) Perkotaan Pangkalan Bun Tahun 2022-2042 Terlampir.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -40


Gambar 1.7 Rapat Pembahasan Lintas Sektor RDTR Perkotaaan
Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan
Tengah
8) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Konsultasi Publik II


Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -41


Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Arut Utara
Hari/ Tanggal : Senin, 10 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00
Tempat : Aula Kecamatan Arut Utara
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Lab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Bapak Rawandi, ST., MT.
1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037, sehingga
dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -42


4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.
5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses
perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada
setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)
1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
C. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Arut Utara, Bapak Amir
Mahchmud, SSTP., M.Si.
1. Diharapkan dari Konsultasi Publik Tingkat Kecamatan II,
seluruh Kepala Desa dan Lurah mencermati semua usulan
baik di peta maupun berdasarkan kondisi eksisting di
lapangan sehingga bisa terakomodir dalam rangka Revisi
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -43


2. Kecamatan Arut Utara terkendala perkembangannya karena
kawasannya banyak didominasi oleh kawasan hutan (sekitar
80%), yakni HP maupun HPK. Selain itu terkendala
penyediaan infrastruktur dasar yang masih kurang.
3. Perencanaan pada kawasan hutan dapat diusulkan, karena
perencanaan ini untuk jangka panjang 20 tahun. Perencanaan
kawasan hutan dapat diakomodir melalui skema pelepasan
kawasan hutan, atau dengan beberapa skema misalnya
dengan kehutanan sosial, hutan adat, hutan lindung, kawasan
konservasi dan lain sebagainya.
4. Program TORA dan PTSL terus berlanjut, bahkan setiap tahun.
Dari hal tersebut diharapkan semua Kepala Desa dan Lurah
dapat menyampaikan mana saja untuk lokasi-lokasi eksisting
yang sudah ada pemanfaatan ruang yang berkembang,
misalnya perkebunan masyarakat, kegiatan wisata, lokasi
rumah sakit yang berada di lahan gambut, dll.
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Dinas Perhubungan (Pak Hendri)
1. Proprosi kawasan transportasi didalam Rencana Pola Ruang
sangat kecil sekali hanya 0,01%.
2. Didalam materi belum ada penuangan rencana pengembangan
kawasan permukiman yang disesuaikan dengan jalan untuk
Kecamatan Arut Utara.
3. Terkait Sistem Jaringan Transportasi:
a. Diharapkan ada plotting Rencana Terminal Tipe C, luasan
minimal 5 Ha, syaratnya berada di daerah yang datar dan
tidak berada di kawasan rawan banjir.
b. Jala darat menjadi fasilitas utama, mohon di desa-desa
dapat mengusulkan trase lain atau jalur lain yang bisa
digunakan selain yang tertuang didalam rencana, menjadi
jalan alternatif kabupaten.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -44


c. Saat musim penghujan, banyak kawasan yang terjadi
banjir, Kepala Desa diharapkan untuk mengalokasikan
lokasi kawasan penunjang transportasi air/pelabuhan.
d. Perlu memikirkan akses transportasi udara, misalkan ada
kunjungan dari Menhan yang dapat digunakan untuk
pendaratan helikopter.
B. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)39.39
1. Kecamatan Arut Utara merupakan kawasan yang dilalui
sungai, tentunya terdapat area-area sempadan yang perlu
dilindungi, selain itu kawasan rawan erosi, kawasan pelstarian
alam dan kawasan konservasi perlu dipetakan dan
dikembalikan pola fungsi ruangnya.
2. Terkait ancaman banjir, sungai-sungai yang ada perlu
dinormalisasi. Partikel tanah yang sekian tahun terkikis akibat
aktivitas manusia mengakibatkan sedimen menumpuk di
dasar sungai, sehingga air yang seharusnya dapat ditampung
oleh sungai menjadi banjir di kawasan permukiman.
3. Terbatasnya RTH (Ruang Terbuka Hijau), dapat dikembangkan
melalui penanaman pohon di pinggir jalan, sehingga
mengoptimalkan ruang yang ada.
4. Terkait isu penangan persampahan, khususnya karena
lokasinya jauh dengan Pangkalan Bun, dengan bertambahnya
penduduk dapat direncanakan TPA (minimal 5 Ha) atau TPST.
Untuk di desa-desa cukup dengan TPS.
C. Tanggapan dari BPBD (Pak T. Nasir)
1. Kecamatan Arut Utara memiliki potensi alam yang sangat
menjanjikan namun kondisinya masih tertinggal. Potensi
pariwisata yang ada di Kecamatan Arut Utara cukup tinggi,
namun kondisi infrastrukturnya belum mendukung untuk
dikembangkan.
2. Kejadian bencana alam yang sering terjadi di Kec. Arut Utara
bahkan berimbas dan terkirim ke Pangkalan Bun yakni
bencana banjir. Tahun 1975, banjir hanya terjadi 1 kali dalam

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -45


5 tahun. Hal tersebut diakibatkan badan air sudah tidak lagi
mampu menampung air akibat adnaya pendangkalan,
sehingga perlu normalisasi Sungai Arut.
3. Tentang bencana Karhutla (kebakaran hutan dan lahan),
jaman dulu orang membakar lahan untuk pembukaan lahan.
Masyarakat banyak yang belum mengetahui aturan dan akibat
dari pembakaran untuk pembukaan lahan. Perlu pelatihan
MPA (Masyarakat Peduli Api) di Mayarakat yang bekerjasama
dengan Perusahaan.
4. Mohon bantuan sarpras mobil pemadam pemadam kebakaran
untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.

D. Tanggapan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman,


Kabid Pertanahan (Pak Safiudin)
1. Perlunya mengakomodir pemenuhan kawasan permukiman
dengan proyeksi kebutuhan 20 tahun yang akan datang di
Kecamatan Arut Utara.
2. Terkait bencana banjir, saat ini Dinas Permukiman sedang
melakukan pendataan terkait kawasan mana yang dapat
dilakukan relokasi bencana banjir. Selain itu dengan adanya
kawasan permukiman yang berada di tepi sungai diharapkan
bentuk permukiman yang akan dikembangkan masyarakat
tidak membelakangi sungai.
3. Terkait penyediaan infrastruktur, fasos dan fasum, antar
hirarki Pemerintahan (Pusat, provinsi dan Kabupaten) perlu
berkoordinasi terkait bagaimana nanti percepatannya
penyediaannya.
4. Di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman terdapat
program deliniasi kawasan kumuh, sehingga jika Kecamatan
Arut Utara termasuk didalamnya (salah satunya Kel. Pangkut)
dapat direncanakan beberapa program yang bisa masuk ke
dalamnya.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -46


5. Infrastruktur yang paling vital dan perlu diperhatikan adalah
akses jalan. Jalan ke Pangkut perlu dikembangkan akses
aternatif selain milik perusahaan (Aspek atau Korindo),
misalnya akses alternatif dari Lamandau.
E. Tanggapan dari Bagian Pemerintahan (Pak Reza)
1. Terkait batas, Provinsi Kalimantan Tengah target penyelesaian
batas pada tahun 2023, sehingga Kecamatan Arut Utara
dengan Kabupaten sebelahnya masih akan berproses.
2. Berdasarkan hasil penyepakatan Kementerian dalam Negeri di
Samarinda, Pemerintah Pusat menargetkan selesai tata
batasnya melihat/memperhatikan kemampuan daerah
masing-masing, mulai desa, kecamatan dan kabupaten.
3. Dari hasil tata batas yang ada didalam Kabupaten
Kotawaringin Barat dapat menjadi tambahan data ke pusat.
D. Tanggapan dari Camat Arut Utara (Bapak Amir Mahchmud,
SSTP., M.Si.)
1. Terkait pengembangan kawasan terutama di desa-desa,
berpikirnya jangka panjang, terutama untuk penyediaan
fasilitas umum dan alokasinya.terdapat lokasi yang dapat
direncanakan untuk Terminal Tipe C.
2. Terkait akses jalan, ketersediaan listrik di akses jalan, PJU-
nya mati total.
3. Normalisasi sungai perlu intervensi juga dari Balai Besar
Wilayah Sungai yang ada di Palangkaraya.
4. Penyediaan RTH perlu sosialisasi ke warga.
5. Terkait penanganan sampah, perilaku masyarakat menjadi
permasalahannya, terutama untuk realisasi TPS3R di desa-
desa, perlu dikaitkan dengan aspek ekonomi dari sampah.
Banyak kawasan permukiman yang berada di kawasan hutan
6. Terkait bencana banjir karena kapasitas sungai yang sudah
tidak mencukupi, di Kecamatan Arut Utara terdapat prioritas
relokasi bantaran sungai yakni ada 5 (lima) desa/kelurahan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -47


antara lain Pangkut, Gandis, Sukarami, Kerabu, dan Nanga
Mua.
7. Deliniasi kawasan kumuh, perlu ada identifikasi.
8. Jalan merupakan persoalan dasar dari Kecamatan Arut Utara.
Jalan kabupaten tidak fungsional karena permasalahan
anggaran. Perbaikan jalan perlu juga dibantu dari
swasta/perusahaan. Aspal di Kec. Arut Utara 0,5% saja
panjangnya, sehingga banyak permasalahan dalam
pengembangan potensinya, terutama pariwisata.
9. Terkait permasalahan batas, batas wilayah dan desa-desa di
Kecamatan Arut Utara akan tuntas di Tahun 2022.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -48


Gambar 1.8 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Arut Utara

9) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Rapat Konsultasi Publik II Peninjauan Kembali


RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2017 – 2037 Kecamatan Kotawaringin Lama
Hari/ Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00
Tempat : Aula Kecamatan Kotawaringin Lama
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Lab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Bapak Rawandi, ST., MT.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -49


1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037, sehingga
dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.
4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.
5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses
perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -50


setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)
3. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
4. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
C. Sambutan dan Pembukaan oleh Sekcam Kotawaringin Lama,
Bapak Yuda P Kusuma
1. Diharapkan dari Konsultasi Publik Tingkat Kecamatan II,
seluruh Kepala Desa dan Lurah mencermati semua usulan baik
di peta maupun berdasarkan kondisi eksisting di lapangan
sehingga bisa terakomodir dalam rangka Revisi RTRW
Kabupaten Kotawaringin Barat

II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Dinas Perhubungan (Pak Hendri)
1. Jalan-jalan alternatif menjadi jalan Kabupaten itu dilihat
seumpama jadi kawasan hutan mohon diusulkan dan untuk
jalan alternatif tolong dilihat status kawasannya.
2. Terkait kawasan transportasi untuk betul betul dicermati
B. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)
1. Berdasarkan dari dampak lingkungan ada pelestarian alam,
terjaganyan area konservasi, banjir dan Karhutla
2. Dibuatkan embung sebagai tampungan air untuk jika terjadi
Karhutla

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -51


3. Terbatasnya RTH (Ruang Terbuka Hijau), bagaimana kita bisa
membuat desa terlihat hijau untuk menyaring polusi dan
sebagai peneduh
4. Terkait isu penangan persampahan, khususnya karena
lokasinya jauh dengan Pangkalan Bun, dengan bertambahnya
penduduk dapat direncanakan TPA (minimal 10 Ha). Untuk di
desa-desa cukup dengan TPS3R
C. Tanggapan Sekcam Kotawaringin Lama
1. Kotawaringin Lama mempunyai TPS3R dan diikuti desa-desa
lain, yang tingkatannya nanti akan menjadi TPA
2. Untyuk cadangan air berupa embung , di desa Lalang,
Rungun, riam Durian embung sudah tercukupi
3. RTH di Kotawaringi Lama, ramah dengan lingkungan.
Bundaran menjadi salah satu RTH di Kotawaringin Lama

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -52


Gambar 1.9 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Kotawaringin Lama

10) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Arut Selatan
Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – Selesai
Tempat : Aula Kecamatan Arut Selatan
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -53


I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Bapak Rawandi, ST., MT.
1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037, sehingga
dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.
4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -54


5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses
perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada
setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)
1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
C. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Arut Selatan, (Bapak
Muhammad Ramlan)
Diharapkan dari Konsultasi Publik Tingkat Kecamatan II, seluruh
Kepala Desa dan Lurah mencermati semua usulan baik di peta
maupun berdasarkan kondisi eksisting di lapangan sehingga bisa
terakomodir dalam rangka Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin
Barat
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Dinas Perhubungan (Pak Hendri)
1. Masalah jaringan jalan dari Rangda (KM 22) Ahmad Saleh,
keinginan masyarakat perjalanan dari Rangda ke Runtu agar
tidak memakan waktu. Ada alternatif lain dari Rangda-Ahmad
Saleh-Runtu, harapan kami bisa dicermati status
kawasannya.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -55


2. Jalan menuju rencana bundaran Sabuai, harapan kami tidak
melewati kawasan hutan
B. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)
1. Terkait dengan dampak lingkungan, dengan area sempadan
yang sudah terlanjur bisa diarahkan.
2. Terkait ancaman banjir, sungai-sungai yang ada perlu
dinormalisasi. Partikel tanah yang sekian tahun terkikis akibat
aktivitas manusia mengakibatkan sedimen menumpuk di
dasar sungai, sehingga air yang seharusnya dapat ditampung
oleh sungai menjadi banjir di kawasan permukiman.
3. Terkait RTH untuk konsumsi publik didaerah Madurejo seperti
Taman sudah cukup banyak
4. Terkait isu penangan persampahan, semakin bertambah
penduduk maka akan berdampak dengan sampah paling tidak
setiap desa menyiapkan TPS3R.
C. Tanggapan dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (Pak Sapiudin)
1. Rencana Perkembangan desa/kelurahan cukup sampai 20th
kedepan sesuai pertumbuhan penduduk.
2. Kelurahan Baru ada sebagian wilayah yang cukup rendah agar
untuk diperhatikan
3. Terkait bencana, untuk menyiapkan penampungan umum,
setiap desa agar siapkan lahannya
4. Lokasi tambang masuk galian C pasir untuk pembangunan
daerah ini. Daerah tambang harus terdelianiasi agar tidak
tumpang tindih dengan kawasan lain
D. Tanggapan dari DPRD Komisi C (Pak Sudrajat)
1. Daerah sungai Aher sudah ada permukiman, agar untuk
diperjelas kawasannya
E. Tanggapan dari ATR BPN
1. Terkait sempadan sungai, sebelumnya kami tidak bisa
mengeluarkan sertifikatnya, untuk selanjutna kami bisa
mendiskusikan dulu dengan pimpinan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -56


D. F. Tanggapan dari Camat Arut Selatan (Bapak Muhammad
Ramlan)
1. Ketika RTRW berubah nol artinya BPN ikut disitu
2. Terkait pemakaman jangan sampai dijadikan kawasan lain
3. Di daerah Mendawai Sebrang dan Raja Sebrang sudah ada
rencana memiliki lahan untuk pemakaman
G. Tanggapan dari Dinas Dikbud Korwil Arus Selatan
1. Pendaftaran anak-anak memiliki masalah terutama Pasir
Panjang
2. Pasir Panjang agar ditemabah satu sekolah, akan tetapi
lokasinya jangan terlalu masuk kedalam (ditengah-tengah
permukiman)
H. Tanggapan dari DPRD Komisi A (Pak Yudi)
1. Tahun 2023 ada tiga sekolah di Kobar (Pangkalan Bun, Kumai,
Despot)
2. Masalah zonasi, solusinya agar menambah ruang kelas Untuk
Kades Pasir Panjang akan ada sekolah baru (SMA) lokasinya di
Kalimati Lama seluas 8 ha.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -57


Gambar 1.10 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Arut Selatan

11) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Pangkalan
Banteng
Hari/ Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Aula Kecamatan Pangkalan Banteng
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -58


Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Bapak Rawandi, ST., MT.
1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037, sehingga
dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.
4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.
5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -59


perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada
setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)
1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
C. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Pangkalan Banteng,
Bapak Indra Wardana
1. Diharapkan dari Konsultasi Publik Tingkat Kecamatan II,
seluruh Kepala Desa dan Lurah mencermati semua usulan
baik di peta maupun berdasarkan kondisi eksisting di
lapangan sehingga bisa terakomodir dalam rangka Revisi
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Dinas Perhubungan (Pak Hendri)
1. Pangkalan banteng sangat besar transportasi angkutan padat,
jalan depan kantor kecamatan selalu rusak, berikan ruang
untuk jalan ringroad dari Amin Jaya agar angkutan berat
dialihkan ke jalan ringroad dan ruas yang dilewati jangan
sampai lewat kawasan hutan.
2. Untuk lokasi yang berpotensi untuk kegiatan bongkar muat
melalui transportasi air agar mengalokasikan lahan untuk
pelabuhan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -60


B. Tanggapan dari Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman
(Pak Sapiudin)
1. Tolong diukur lahan permukiman dan usaha jasa agar tidak
mengganggu saluran sungai
2. Tahun 2023 kami akan mengadakan penyusunan penilaian
kampung di Pangkalan Banteng dan sekitarnya
3. Setiap desa agar menyipakan untuk TPU
C. Tanggapan dari Bina Marga PUPR (Pak Suradi)
1. Ada dua Ringroad di KM 53 untuk mengalihkan beban
angkutan tetapi ringroad simpang aspek belum maksimal
2. Ringroad simpang dinamika lingkar keluar menuju kec. Kumai
3. Terkait Dampak ekonomi kita juga perlu membuat sistem
jaringan di ringroad tersebut

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -61


Gambar 1.11 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Pangkalan Banteng

12) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Rapat Konsultasi Publik II Peninjauan Kembali


RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2017 – 2037 Kecamatan Kumai
Hari/ Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00
Tempat : Aula Kecamatan Kumai
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Lab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -62


Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Bapak Rawandi, ST., MT.
1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037,
sehingga dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur
dari kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.
4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.
5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -63


perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada
setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.

B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)


1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.

C. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Kumai, (Bapak Abdul


Gofur)
1. Kawasan strategis bergantung pada RTRW, saya berharap
yang hadir bisa memasukkan revisi sebanyak-banyaknya
karena nanti setelah ditetapkan akan berlaku untuk 20 tahun
mendatang.
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Staf Pemerintahan (Reza Pahlevi)
1. Batas yang sudah proses Kabupaten Kotawaringin Barat dan
Seruyan
2. Untuk Kecamatan Kumai yang sudah persiapan di Kemendagri
Desa Sungai Cabang.
3. Berita Acara yang sudah ada daerah Sabuai, Tanjung Tratang
B. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)
1. Terkait Lingkungan, Kumai agar adanya RTH

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -64


2. Terkait ancaman banjir, pemeliharaan sempadan sungai agar
berubah fungsinya agar tidak terjadi abrasi, erosi
3. Terkait Persampahan, Kumai padat penduduk agar ditambah
area TPA dan armadanya. Untuk desa-desa yang tidak
terjangkau dengan TPA agar menyiapkan TPS3R/bank sampah
yang bisa menerima sampah organik/anorganik dan bisa
dikelola sebagai pupuk kompos
C. Tanggapan dari Kabid Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (Pak Rawandi)
1. Konsultasi Publik 2 adalah wadah kita untuk menyampaikan
peran serta masyarakat untuk pola ruang, tugas kami hanya
memandu bagaimana tata caranya. Untuk masalah kehutanan,
itu kewenangan Kementrian kahutanan
D. Tanggapan dari Dinas KPHP
1. Terkait dengan kawasan hutan, di daerah Kumpai Batu Atas
ditemukan adanya sertifikat di BPN. Kami tim HPK bekerja
sesuai Sk Kementrian KLHK
2. TORA sudah dijalankan, proses untuk merubah kawasan itu
dengan persetujuan Bupati setempat
3. Terkait dengan kawasan, jika nanti ada fasilitas umum yang
masuk kawasan, jika ada peralihan fungsi usulannya bisa
melalui Bupati
4. Terkait kebakaran hutan dan banjir dari kehutanan
apabilaada kawasan hutan berubah fungsinya menjadi kebun
sawit, jelas nanti yang merasakan dampaknyadi daerah hilir.
Ketika hujan semakin deras/lama maka daerah tersebut
semakin banjir (naik)
5. Banjir dapat kita cegah dengan cara mengembalikan fungsi
kawasan dengan dinas terkait
E. Tanggapan dari Kabid Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (Pak Rawandi)
1. Bagaimana ketika masyarakat memiliki sertifikat tetapi
kawasannya berubah menjadi hutan?

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -65


2. Jika Tora masuk fasum, bolehkah untuk pribadi?
F. Tanggapan dari Dinas KPHP
1. Terkait itu wewenangnya ada di BPKH Palangka Raya
2. Terkait TORA ada usulan dulu dari Bupati
G. Tanggapan dari Dinas perhubungan (Pa Hendri)
1. Terkait banjir, terputusnya jaringan transportasi seluruh
Kades agar mencermati peta, tolong usulkan trase jalan baru
dan lihat status kawasanya jangan sampai masuk RTH. Untuk
jalan yang terputusnya karena banjir bisa diusulkan
2. Terkait Jembatan, untuk tim tekhnis, seluruh jembatan untuk
sempadan RTH agar dipertahankan karena untuk keselamatan
jika ada transportasi yang menyebabkan jembatan rubuh yang
terkena dampaknya disekitarnya
3. Status kawasan industri, tanggal 18 sept 2022 ada rencana
dari provinsi meningkatkan kawasan industri menjadi status
kawasan ekonomi khusus, itu harus disebutkan dalam
RTRWnya
H. Tanggapan dari Dinas perhubungan (Pa Hendri)
1. Terkait banjir, terputusnya jaringan transportasi seluruh
Kades agar mencermati peta, tolong usulkan trase jalan baru
dan lihat status kawasanya jangan sampai masuk RTH. Untuk
jalan yang terputusnya karena banjir bisa diusulkan
2. Terkait Jembatan, untuk tim tekhnis, seluruh jembatan untuk
sempadan RTH agar dipertahankan karena untuk keselamatan
jika ada transportasi yang menyebabkan jembatan rubuh yang
terkena dampaknya disekitarnya
3. Status kawasan industri, tanggal 18 sept 2022 ada rencana
dari provinsi meningkatkan kawasan industri menjadi status
kawasan ekonomi khusus, itu harus disebutkan dalam
RTRWnya

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -66


I. Tanggapan dari Dinas TPHP (Bpk Suwardoyono)
1. Pada tahun ini dinas pertanian melakukan pemetaan lahan
pertanian pangan, pemetaan cadangan lahan pertanian
2. Di wilayah Kumai banyak sarana dan prasarana yang
terbangun terutama irigasi, mohon untuk dipertahankan. Yang
jadi permasalahan di wilayah Kubu, lebih dari 6 ha sering
dilakukan kegiatan tersebut tetapi masih masuk kawasan agar
untuk dimohon dilepaskan untuk menjadi kawasan pertanian.
J. Tanggapan dari Tokoh Masyarkat Kumai
1. Kami sangat prihatin terhadap wilayah kecamatan Kumai
untuk pengembangannya termasuk lahan pertanian
2. Adanya suatu perubahan di Taman Nasional, dengan adanya
perubahan kawasan tersebut itu mungkin bisa jadi politik
3. Kecamatan Kumai kesulitan mengembangkan permukiman
dan perekonomian lahan pertanian
4. Perbatasan wilayah Kumai bergeser
5. Kawasan ini jangan membelenggu perkembangan Kec. Kumai,
saat ini tidak bisa lagi sehingga kehilangan satu dusun

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -67


Gambar 1.12 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Kumai

13) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat
Agenda : Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037 Kecamatan Pangkalan Lada
Hari/ Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2022
Pukul : Pukul 09.00 – 14.00 Wib
Tempat : Aula Kecamatan Pangkalan Lada
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Kab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari Ketua Tim Peninjauan Kembali RTRW Kab.
Kotawaringin Barat 2017 – 2037 (Kepala Bappeda Kab.
Kotawaringin Barat), pembacaan sambutan diwakilkan dan
disampaikan oleh Nomie Hartanti, ST.,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -68


1. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah dilaksanakan pada
bulan Juni Tahun 2022.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik ke dua Tingkat Kecamatan
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037, sehingga
dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
kecamatan sangat penting dalam memberikan data dan
informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang yang akan
dituangkan dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua puluh
tahun mendatang.
3. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta hasil
evaluasi indikasi rencana pola ruang, terdapat beberapa
indikasi ketidaksesuaian antara pola ruang dengan
penggunaan lahan eksisting. Terdapat banyak isu strategis
dan beberapa pemutakhiran data eksisting diantaranya
kawasan hutan, perkebunan kawasan konservasi, kawasan
pertanian dan lainnya.
4. Ditinjau dari banyaknya penyesuaian ini perlu peran serta
seluruh stakeholder untuk dapat memberikan informasi,
pemikiran dan saran masukan yang membangun agar dapat
dihasilkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2023-2043 yang berkualitas,
implementatif dan responsive terhadap dinamika dan
kebutuhan masyarakat.
5. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses
perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -69


setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
B. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)
1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDGs.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan kearah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir didalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
C. Sambutan dan Pembukaan oleh Camat Pangkalan Lada, (Bapak
Robby Setiawan, S.STP., M.Si)
1. Diharapkan dari Konsultasi Publik Tingkat Kecamatan II,
seluruh Kepala Desa dan Lurah mencermati semua usulan
baik di peta maupun berdasarkan kondisi eksisting di
lapangan sehingga bisa terakomodir dalam rangka Revisi
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat
II. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari DPRD Komisi C (Bpk M.Syamsuri)
1. Perlu disampaikan kawasa-kawasan mana saja yang ada
aturan-aturan dan larangan-larangan kepada setiap desa
2. Ada normalisasi untuk pembuangan salurannya itu masih ada
masalah samaikan jarak antara sempadan sungai
B. Tanggapan dari DPRD Komisi C (Ibu Siti Mukoromah)
1. Sebelum RTRW dan Ranperda ditetapkan ini perlu masukan
daru semua desa dan lebih teliti
2. Pada penetepan rencana penggunaan desa-desa tidak hanya
pada saat ini, tetapi untuk masa yang akan datang

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -70


3. Penetapan batas antar desa segera dituntaskan karena ini
berpengaruh pada RTRW ini
C. Tanggapan dari Kabid Penataan Ruang (Bpk Rawandi, ST., MT)
1. Ada penekanan dari beberapa dewan, desa mohon perhatikan
kawasan-kawasannya seperti sempadan sungai dan
bangunan-bangunan lainnya. Karena kita mempunyai aturan-
aturan.
2. Adanya sertifikat tapi masuk kawasan hutan, nanti KPHP yang
akan menjelaskannya
3. Kami tata ruang hanya berupa gambar saja dan memberikan
kaidah-kaidah tata ruang
4. Batas antar desa, dari semua kecamatan masih ada yang
belum 100% yang jelas
D. Tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup (Pak Bambang)
1. Mohon pada saat desk diperhatikan betul untuk area
sempadan sungai
2. Ancaman bencana kebakaran dan banjir, ada peta rawan
bencana, dimana lahan gambut maka disekitarnya dibuatkan
embung
3. Adanya RTH
4. Keterkaitan TPA, disini bisa menyediakan areal/tempat TPA,
kalau untuk tingkat desa TPS3r sudah cukup
E. Tanggapan dari Korwil Dikbud
1. Kalau kita lihat sempadan sungai sudah banyak yang
tertanam
2. Harapan kami di desa Pandu Sanjaya yang sekarang menjadi
dua salah satunya desa persiapan Pangkalan Lada. Desa
Persiapan Pangkalan Lada belum ada sekolah, kalau dilihat
dari jalur lalu lintas yang cukup padat, kami kesulitan
mengatur zona untuk penerimaan siswa baru. Diharapkan
Kades menyiapkan lahan untuk sekolah

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -71


F. Tanggapan dari Kabid Penataan Ruang (Bpk Rawandi, St., MT)
1. Desa Persiapan Pangkalan Lada perlu sarana dan prasarana
mungkin nanti bisa ditunjukkan mana lahan yang akan
dijadikan untuk sekolah dan mungkin nanti kita akan
menjadikan RDTR Pangkalan Lada.
G. Tanggapan dari KPHP (Bpk Yoga)
1. Kawasan HP perlu ditekankan lagi pada desa, konsep yang
sudh beredar selama ini HP tidak boleh diolah. Namun saat ini
sudah berubah kebijakannya terkait akses masyrakat didalam
kawasan, akses kepada masyarakat untuk penggunaan hutan.
Masyarakat diberikan hak untuk kelola/penggunaan tapi tidak
bisa dimiliki atau disertifikatkan ATR BPN, hak tersebut bisa
dikelola selama 35 tahun dan bisa diperpanjang satu kali. Hak
ini diberikan kepada masyarakat yang benar-benar mengelola
dan tidak untuk diperjual belikan
2. Jika ada sertifikat tapi masuk dalam kawasan itu berarti ada
proses yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga sertifikat
tersebut bisa terbit dalam kawasan.
3. Jika ada sertfikat dibawah 2012, psti da dasar/peta yang
ditetapkan dan harus dikoordinasikan ke Dirjen Planologi atau
kalau di Kabupaten bisa kosnultasi ke BPKH Provinsi

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -72


Gambar 1.13 Konsultasi Publik II
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Kecamatan Pangkalan Lada

14) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan


Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Konsultasi Publik Forum Penataan Ruang


Dalam Rangka Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah (Rtrw) Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037
Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Oktober 2022
Pukul : Pukul 08.30 sampai dengan selesai
Tempat : Aula Kantor Bupati Kotawaringin Barat
Moderator : Kepala Bidang Penataan Ruang DPUPR Lab.
Kobar
I. PEMBUKAAN
A. Sambutan dari USAID SEGAR, Ibu Atikah (Monitoring Evaluation)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -73


1. USAID SEGAR merupakan project kerjasama antara Bappenas
dengan USAID untuk memperkuat tata kelola pemerintahan di
bidang lingkungan utamanya dalam sustainable development
goals atau SDG’s pada indikator 13 terkait penanganan
perubahan iklim dan indikator 15 terkait ekosistem daratan.
2. Semangat untuk mengedepankan issue lingkungan ke arah
yang berkelanjutan diharapkan dapat diselaraskan dan
diakomodir di dalam Proses Revisi RTRW Kotawaringin Barat,
sehingga aksi-aksi penanganan perubahan iklim seperti
perlindungan gambut, melindungi hutan dan isinya, serta
konservasi sumber daya alam hayati menjadi muatan penting
dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat.
B.Sambutan dan Pembukaan dari Ketua Forum Penataan Ruang
Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat, Disampaikan Bapak Drs. Tengku Ali
Syahbana, M.Si.
1. Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat
dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri ATR/Kepala
BPN Nomor 11 Tahun 2021, dimana salah satu pelaksanaan
konsultasi publik merupakan salah satu rangkaian dalam
penyusunan Peninjauan Kembali.
2. Pelaksanaan Konsultasi Publik Forum Penataan Ruang
merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses
penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037,
sehingga dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur
dari Forum Penataan Ruag sangat penting dalam memberikan
data dan informasi sebagai rencana pemanfaatan ruang
yang akan dituangkan dalam rencana struktur dan rencana
pola ruang sesuai dengan kebutuhan dan rencana untuk dua
puluh tahun mendatang.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -74


3. Pelaksanaan Konsultasi Publik Forum Penataan Ruang
Kabupaten pada saat ini merupakan tahap lanjutan dari
rangkaian pelaksanaan Konsultasi Publik yang telah
dilaksanakan baik di level kecamatan maupun kabupaten.
4. Beberapa isu strategis yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin
Barat meliputi:
- Terdapat perbedaan luas wilayah pada Perda Kotawaringin
Barat 1/2018 dengan hasil perhitungan GIS 2021.
- Belum adanya Permendagri terkait batas wilayah dengan
Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Seruyan.
- Perubahan batas desa dan kecamatan belum ditetapkan
dalam SK Bupati.
- Sinkronisasi kawasan lindung, ditunjang integrasi SK
kawasan hutan, data gambut.
- Sinkronisasi kawasan budidaya yang didetailkan berdasarkan
data eksisting.
- Sinkronisasi kawasan perkebunan rakyat dan perkebunan
perusahaan.
- Sinkronisasi kawasan pertanian, usulan kawasan
permukiman, usulan pengembangan sistem jaringan pada
KP tingkat kecamatan dan kabupaten.
5. Tahap selanjutnya yang harus dilalui adalah rapat koordinasi
dan sinkronisasi muatan draft revisi Rencana Tata Ruang
Kabupaten Kotawaringin Barat dengan muatan revisi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu
akan ada agenda Konsultasi Publik dengan anggota DPRD.
6. Berdasarkan surat dari Direktur Jenderal Tata Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2022, hasil rekomendasi dari kegiatan
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat adalah revisi dengan pencabutan Peraturan
Daerah.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -75


7. Keberhasilan pembangunan Kotawaringin Barat merupakan
keberhasilan kolektif dari seluruh level, oleh karena itu kepada
semua pihak mari kita tingkatkan peran aktif dalam proses
perencanaan, mengawal pelaksanaan, dan monitoring pada
setiap aktivitas pembangunan agar seluruh hal yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan capaian yang terbaik.
II. PAPARAN DARI TIM KONSULTAN, disampaikan oleh Dr. Ir. Eko
Budi Santoso, Lic.rer.reg.
Pemaparan dari tim konsultan penyusunan Peninjauan
Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat meliputi:
1. Dari sisi peraturan perundangan dan legalitas, Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang dimungkinkan dilakukan selama 1
(satu) kali dalam periode 5 (lima) tahunan, dan Kabupaten
Kotawaringin Barat baru melaksanakan kegiatan
Peninjauan Kembali di Tahun 2022 terhadap Peraturan
Daerah Kotawaringin Barat Nomor 1 Tahun 2018 tentang RTRW
Kabupaten Kotawaringin Barat 2017-2037.
2. Beberapa alasan diperlukan Peninjauan Kembali dan
Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat antara lain:
- Perubahan luasan dan batas wilayah sesuai dengan metode
pengukuran terbaru dan sudah tervalidasi.
- Kebijakan nasional yang harus diakomodasi dalam RTRW.
- - Perubahan nomenklatur dalam penyusunan RTRW
yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri ATR/Kepala
BPN Nomor 11 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri
ATR/Kepala BPN Nomor 14 Tahun 2021.
- Rencana IKN baru mempengaruhi arah
perkembangan dan kebutuhan pengembangan di
Kabupaten Kotawaringin Barat.
- Sinkronisasi kawasan lindung sesuai dengan SK yang
dikeluarkan oleh Kementerian, seperti SK tentang Hutan, SK
tentang Lahan Sawah yang Dilingungi, data gambut dari

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -76


Balai Besar Sumber Daya Pertanian, SK penetapan kawasan
TN Tanjung Puting, Hak Guna Usaha dari BPN, dan lain
sebagainya.
- Adanya perbedaan yang signifikan dalam pola ruang pada
Perda Nomor 1 tahun 2018 terhadap hasil Konsultasi Publik
di tingkat kecamatan dan kabupaten.
3. Proses permohonan Peninjauan Kembali telah disesuaikan
dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang. Yang mana Bupati Kotawaringin Barat telah
menyampaikan surat Permohonan Peninjauan Kembali
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat tahun
2017 – 2037, nomor 600/960/PUPR tanggal 15
Agustus 2022. Adapun rekomendasi hasil Peninjauan Kembali
tertuang pada surat dari Direktur Jenderal Tata Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2022 nomor PK.01/778-200/X/2022 tanggal 10
Oktober 2022
Hal Rekomendasi Atas Peninjauan Kembali Dan Revisi
Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin
Barat, adalah revisi dengan pencabutan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat 2017-2037 sesuai dengan ketentuan
perundang- undangan.
4. Langkah selanjutnya yang harus ditempuh oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah menyusun
dokumen dan kelengkapan untuk Revisi RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat 2023-2043.
III. TANGGAPAN
A. Tanggapan dari Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kotawaringin
Barat (DR.Ir. M. Hasyim Muallim, MT.)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -77


1. Proses peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Kotawaringin
Barat pada saat ini telah melaksanakan Konsultasi Publik
untuk menjaring aspirasi dari seluruh stakeholder terkait.
2. Banyak penyesuaian rumusan pola ruang pada draft Revisi
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat, khususnya terkait
permasalahan Ruang Terbuka Hijau yang diplot pada Perda
Nomor 1 tahun 2018 yang selama ini menjadi
permasalahan pengembangan wilayah Kotawaringin Barat.
3. Sehubungan dengan surat dari Gubernur Kalimantan
Tengah nomor 522/1679/II.1/Dishut tanggal 8 Juli 2022 Hal
Pelepasan Hak Guna Bangunan PT. Korindo Ariabima Sari di
Kelurahan Mendawai untuk Kepentingan Umum dan surat
dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Tengah Kemeterian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasinal nomor HP.03/2148-62/VIII/2002 tanggal
26 Agustus 2022 Hal Pelepasan Hak Guna Bangunan PT.
Korindo Ariabima Sari di kelurahan Mendawai untuk
Kepentingan Umum untuk menjadi dasar pada perubahan
kawasan di maksud untuk kawasan fasilitas umum dan
fasilitas pendidikan termasuk di area pabrik.
4. Harmonisasi dan sinkronisasi di provinsi akan
mengkonfirmasi masalah lokasi KORINDO ini oleh karena itu
agar bisa diberikan solusi yg terbaik.
5. Masukan saat konsultasi publik level kecamatan dan
kabupaten, serta pembahasan dengan kawasan perbatasan
diharapkan bisa diakomodasi dan menjadi dasar perencanaan
ke depan.
B. Tanggapan dari Pimpinan Rapat Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat (Drs. Tengku Ali Syahbana, M.Si.)
1. Terkait revisi RTRW, Pemerintah daaerah sudah sering
mengikuti rapat mengenai batas wilayah kabupaten,
kecamatan dan desa/kelurahan di Kementerian Dalam

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -78


Negeri dan diputuskan bahwa target penyelesaian batas
wilayah adalah akhir tahun 2023.
2. Batas wilayah kabupaten berbatasan belum final dan ada
beberapa titik yang sudah sepakat dengan Pemerintah
Daerah Sukamara dan Seruyan dan semua batas
transmigrasi masuk ke wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat. Asumsi sementara luas wilayah Kabupaten
Kotawaringin Barat bertambah.
3. Jika tidak tercapai kesepakatan batas antar kabupaten maka
akan menjadi domain Pemerintah Pusat untuk memutuskan.
4. Persoalan perizinan perkebunan dan hutan lindung yang
cukup krusial dalam rangka penyusunan Permendagri terkait
batas dengan Sukamara dan Seruyan.
5. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat
sangat erat kaitannya dengan batas wilayah, baik di level
desa, kecamatan, dan kabupaten. Diharapkan permasalahan
terkait batas bisa diselesaikan terlebih dahulu.
6. Untuk batas dengan Sukamara ada 2 (dua) titik krusial yang
masih perlu diselesaikan (pada kawasan Desa Tanjung Putri).
7. Kawasan KORINDO perlu menjadi perhatian khusus dan
harus hati-hati.
Tanggapan Moderator: kawasan sekitar KORINDO sudah
diakomodir menjadi kawasan permukiman, dengan salah satu
pengembangan adalah sebagai zona SPU, nantinya akan
didetailkan dalam RDTR Kawasan Perkotaan Pangkalan Bun.
C. Tanggapan dari Kepala Dinas PTSP Kabupaten Kotawaringin
Barat (Ir. Kamaludin, M.Si)
1. Ada selisih luas wilayah kurang lebih sebesar 135.797,19
Ha dari Perda Nomor 1 tahun 2018 terhadap draf Revisi
RTRW, dan BPS memakai data tersebut, hampir separuh
dari luas kebun Kotawaringin Barat. Perlu dicermati
kembali terkait perubahan luasan tersebut.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -79


2. Kawasan pariwisata hanya 69,58 Ha padahal
Kotawaringin Barat adalah tujuan pariwisata seperti
Bogam Raya, Tanjung Puting dan Tanjung Keluang.
Ploting kawasan sekecil itu akan merugikan investasi
di daerah Kotawaringin Barat sementara kita ditargetkan
untuk investasi pariwisata sekitar 1,9 Triliun.
3. Kawasan perikanan budidaya hanya 410,77 Ha padahal
hampir sebagian besar daerah di Kabupaten Kotawaringin
Barat punya potensi perikanan tersebut.
4. Peluang perkembangan permukiman 20 (dua puluh) tahun
ke depan agar menjadi bahan pertimbangan.
5. Kawasan peternakan hanya sebesar 4,58 Ha padahal eksisting
saja sudah ada sekian ribu hektar, bagaimana bisa
dikembangkan? Ada PT. Comfeed di Pangkalan Lada dan
Kubu ada kawasan peternakan.
6. Kawasan transportasi masih berada di bawah luas
eksisting saat ini termasuk pelabuhan dan bandara.
7. Kawasan perkebunan agar tidak hanya dilihat dari HGU, tapi
perlu dilihat juga tutupan sawit eksisting. Kebun masyarakat
hanya 30 ribu Ha, padahal eksisting berdasarkan tutupan
lebih dari 50 ribu Ha.
8. Draft rencana pola ruang yang disampaikan saat ini akan
merugikan investasi daerah, karena izin investasi akan
disesuaikan dengan tata ruang.
Tanggapan Tim Teknis:
1. Luasan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat sesuai Perda Nomor
1 tahun 2018 adalah 10.759.000 Ha, sementara luas asli
perhitungan adalah sebesar 940.102,85 Ha. Selisih sekitar
135.797,15 Ha adalah berdasarkan dengan hasil data BIG bulan
Mei 2021 dan perhitungan GIS. Pada saat itu kartografi masih
sederhana, sekarang seluruh wilayah di Indonesia berubah
menyusut karena perbedaan metode perhitungan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -80


2. Kawasan pariwisata dalam Perda Nomor 1 tahun 2018 sebagaian
besar mengambil TN Tanjung Puting dan TN SM Lamandau.
Pariwisata tidak dilihat dari luas wilayahnya atau poligon namun
berupa titik lokasi kegiatan. Saat ini, fungsi dikembalikan sesuai
kegiatan primernya dan disesuaikan dengan SK Kemenenterian LHK
yang berlaku.
3. Kawasan peternakan didasarkan hasil KP, dan disesuaikan
dengan kaidah yang berlaku. Apabila kawasan peternakan di dalam
HGU, maka akan tetap diplot sesuai peruntukan perijinannya,
tidak boleh ada tumpang tindih. Perternakan yang diplot sebesar 4
Ha adalah diluar kawasan konsesi, dan berdasarkan Konsultasi
Publik di Kecamatan Pangkalan Banteng disepakati sebagai kawasan
peternakan.
4. Kawasan permukiman sudah dicadangkan pada sepanjang ruas
jalan utama, berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Desa pada
kegiatan KP 1 dan KP 2. Kawasan permukiman sekitar 33 ribu
Ha adalah pada orde 1, dan diturunkan lebih detail di orde 2 dan
orde 3. Untuk perizinan OSS yang digunakan adalah RDTR.
5. Pola ruang masih bisa disesuaikan, apabila ada izin usaha
kawasan peternakan yang sudah dikeluarkan, bisa dikirimkan data
tersebut untuk disesuaikan kembali. Misalnya ada rencana
peternakan sapi seluas 100 Ha akan bisa untuk diakomodir.
6. Kawasan transportasi terutama pada rencana pelabuhan udara di
Desa Sebuai belum dapat diakomodir dalam pola ruang, hal ini
karena lokasi dimaksud masih berada dalam kawasan hutan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor SK.6627/MENLHK -
PKTL/KUH/PLA.2/2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan
Kawasan Hutan
7. Kawasan perkebunan sudah berdasarkan kondisi eksisting, karena
didukung dengan citra satelit terbaru tahun 2021 dari BIG dan
pengecekan ke lapangan, serta konfirmasi dari Konsultasi Publik
tingkat Kecamatan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -81


8. Izin investasi dalam OSS mengacu pada RDTR, Bagi daerah yang
telah memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), pelaku usaha
maupun non-berusaha dapat menggunakan mekanisme Konfirmasi
KKPR, namun jika daerah tersebut belum memilliki RDTR, dapat
menggunakan Persetujuan KKPR.

9. Teknik digitasi dan penamaan pola ruang disesuaikan dengan


Lampiran II Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan
Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata
Ruang, batas minimum penggambaran polygon adalah 6,25 Ha.
10. Apabila ada informasi tambahan dengan dasar hukum yang jelas,
harap disampaikan sebagai masukan perubahan.
D. Tanggapan dari BPBD Kabupaten Kotawaringin Barat (Andan
Santana, ST)
1. Pasal-pasal ketentuan pengalihan bisa disampaikan sebelumnya
supaya tidak ada miskomunikasi dalam forum. Supaya peserta
bisa memahami ketentuan-ketentuan yang lebih teknis.
2. Kawasan rawan bencana apakah tidak ada? Apakah
dioverlay? Bagaimana pengaturan dan penampilan petanya?

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -82


3. Dirjen Planologi menyarankan bahwa kawasan hutan boleh
direncanakan tapi tidak boleh diplotting, mungkin bisa dijadikan
masukan.
Tanggapan Tim Teknis:
1. Pasal-pasal atau ketentuan teknis dimaksud menjadi masukan dalam
kegiatan selanjutnya dan dapat disampaikan bahwa dasar kegiatan
ini mengacu pada sebagaimana yang disampaikan pada sambutan
ketua Forum Penataan Ruang (FPR) Kabupaten Kotawaringin Barat
diawal tadi.
2. Kawasan rawan bencana sudah disesuaikan dengan data INARIS,
dan menjadi batasan pengembangan dalam Ketentuan Umum
Zonasii
3. Daerah rawan resiko banjir, cuaca ekstrim, abrasi, kebakaran hutan
tidak bisa di gambar pola ruangnya.
4. Selaras saja bahwasanya kawasan yang terbangun atau yang
direncanakan dalam hutan menjadi inventarisasi data yang
diakomodir dalam peta tematik tersendiri saja, untuk diakomodir
pada ketentuan khusus di Perda RTRW nantinya. Hutan bisa
dimanfaatakn untuk kegiatan lain diluar kegiatan perhutanan/kayu.
Akan dicermati kembali untuk dimasukkan dalam Ketentuan Umum
Zonasi.
A. Tanggapan dari BPN Kotawaringin Barat (Febri Effendi, S.SIT,
M.M.)
1. Peninjauan kembali RTRW merupakan bagian terpenting bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten dalam pengembangan ke depan.
2. Perlu disandingkan tentang adanya perbedaan luasan antara Perda
Nomor 1 tahun 2018 dengan draft pola ruang revisi RTRW.
Tanggapan Tim Teknis:
1. Sepakat dengan kepentingan Pemerintah daerah terhadap rencana
pengembangan Kabupaten Kotawaringin Barat kedepannya untuk
lebih maju dan berkembang lebih baik.
2. Sebagai masukan dalam tabel sanding dari perda yang lama dan draft
revisi RTRW

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -83


B. Tanggapan dari Dishub Kotawaringin Barat (Henry Purnama, S.T,
M.Si.)
1. Kawasan transportasi hanya sekitar 77,61 Ha, padahal untuk
rencana bandara yang sudah disetujui oleh Menteri Perhubungan
sebesar 2.054 Ha.
2. Perda akan disepakati oleh legislatif dan eksekutif dan posisinya
lebih tinggi dari SK, apabila ada kasus serupa bagaimana
solusinya?
3. Ada rencana perkeretaapian, harap bisa diperhatikan ruang
bebasnya dalam RTRW.
Tanggapan Tim Teknis:
1. Rencana Bandara Sebuai masuk ke dalam kawasan hutan produksi,
saat ini kami masih menggunakan dasar Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.6627/MENLHKPKTL/KUH/PLA.2/2021. Selain itu ada izin IUP
pertambangan pasir kuarsa juga di dalam lokasi rencana Bandara
Sebuai a/n PT. Sumber Sebuai Mineralindo bahkan sudah
melakukan pencadangan juga di luar lokasi bandara.
2. Pelepasan kawasan melalui mekanisme TORA sudah ada peta
indikatifnya, namun untuk SK Hutan terbaru masih belum ada.
3. Untuk rencana trase kereta api akan disesuaikan dengan
ketentuan perundangan yang mengaturnya.
C. Tanggapan dari Kepala Dinas PTSP Kabupaten Kotawaringin
Barat (Ir. Kamaludin, M.Si)
Menambahkan dari Dinas Perhubungan, IUP yang dikeluarkan tidak
menjadi dasar bahwa luasan seluruhnya bisa dimanfaatan oleh
pemilik IUP dan disitu ada hak kepemilikan pihak tertentu pada
rencana bandara Sebuai, artinya sipemegang IUP tidak akan
bisa operasional kegiatannya selama hak kepemilikan tanah di
rencana bandara Desa Sebuai belum Clear and Clean terhadap status
kepemiliknya dan sah saja kita merencanakan pada lokasi dimaksud
untuk dimasukan pada revisi RTRW ini karena tidak akan mungkin

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -84


Pemerintah Kabupaten selaku pemilik lokasi dimaksud akan
menjualnya.
Tanggapan Tim Teknis:
Pada prinsipnya, setiap perizinan yang sudah dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah/Pemerintah Provinsi wajib diakomodasi oleh tata
ruang, dengan catatan sesuai dengan rencana pola ruang yang ada
dan tidak menimbulkan tumpang tindih kawasan. Namun, pada lokasi
rencana Bandara Sebuai, terdapat tumpang tindih kawasan dimana
lokasi tersebut masuk dalam kawasan Hutan Produksi dan
masuk kawasan Pertambangan jenis pasir (PT. Sumber Sebuai
Mineralindo). Permasalahannya adalah, rencana kawasan bandara
tersebut idealnya clean and clear dari kawasan hutan, artinya harus
ada proses Pelepasan Kawasan Hutan. Dan clean and clear dari
perizinan tambang, yang tentunya tidak sesuai dengan rencana
pengembangan kawasan bandara. Dimana cekungan yang ditimbulkan
oleh pertambangan pasir, tentu dapat menimbulkan genangan pada
lokasi sekitar bandara.
A. Tanggapan dari Kabag Pemerintah Kotawaringin Barat (Julanda
Rifan, S.STP, M.M)
1. Hasil pertemuan di Provinsi Kalimantan Tengah terkait Bandara
Sebuai info dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng bahwa update
SK Peta terbaru biasanya terbit setiap bulan Oktober, harapannya
bulan ini terbit SK penetapan yang baru.
2. Kawasan Pertahanan dan Keamanan hanya sebesar 2.235,7 Ha
padahal info peta GIS dari TNI AU mencapai angka 3000 Ha.
Mohon dicermati kembali terkait perbedaan luasan tersebut.
3. Untuk batas yang menjadi acuan adalah Peraturan Menteri Dalam
Negeri yang diawali dengan kesepakatan antar daerah berbatasan
di kabupaten.
Tanggapan Moderator:
1. Perbedaan luasan AURI akibat ada tumpang tindih dengan tanah
masyarakat yang sudah ber-SHM, dan sampai sekarang belum ada

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -85


pemecahan permasalahan. Data yang digunakan saat ini berdasarkan
informasi dari https://bhumi.atrbpn.go.id/
2. Mohon kiranya kami diinformasikan untuk update Peraturan
Menteri Dalam Negeri dalam upaya kesesuaian batas administrasi
kabupaten.
B. Tanggapan dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan (Ir. Suryati)
1. Terkait LP2B maka Dinas TPHP akan berkoordinasi lebih lanjut
ke sekretariat PK RTRW setelah kegiatan ini berakhir.
Tanggapan Moderator :
Sekretariat Tim PK RTRW siap berkoordinasi untuk
pembahasan LP2B bersama Dinas TPHP setelah kegiatan ini
selesai.
C. Tanggapan dari Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat (Erdy
Setiawan, S.T., M.T.)
1. Kawasan perkebunan secara luasan berkurang pada Perda Nomor
1 tahun 2018, perlu disiapkan secara legal formalnya terkait
perubahan luasan kawasan tersebut.
Tanggapan Moderator :
Kepada pihak yang berkewenangan dalam urusan perkebunan
mohon Sekretariat Tim PK RTRW dibantu share data dan
informasi sebagaimana yang dimaksud pak Erdy Setiawan.
IV. PENANDATANGANAN BERITA ACARA KESEPAKATAN
Telah dilaksanakan penandatangan Berita Acara Kesepakatan
anggota Forum Penataan Ruang kabupaten dengan kesimpulan
sepakat untuk melanjutkan proses Revisi Perda Nomor 1 tahun
2018 tentang RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat.
V. PENUTUP
Demikian Konsultasi Publik Forum Penataan Ruang Kabupaten
tentang Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017 – 2037. Jika ada hal-hal yang belum tersampaikan
maka dapat langsung berkoordinasi ke Sekretariat PK RTRW di

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -86


Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Kabupaten Kotawaringin Barat.
Atas perhatian dan sumbang sarannya diucapkan terima kasih.

Gambar 1.14 Konsultasi Publik Forum Penataan Ruang Dalam Rangka


Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (Rtrw)
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -87


15) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Rapat Sinkronisasi Muatan Revisi Rencana Tata


Ruang Wilayah (Rtrw) Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2017-2037
Hari/ Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Pukul : 08.30 sampai dengan selesai
Tempat : Aula Manggatang Tarung Dinas PUPR Provinsi
Kalimantan Tengah
Pimpinan : NIIN, S.Hut., M.Si
Rapat
I. PEMBUKAAN
A. Laporan Panitia Penyelenggara Rapat disampaikan oleh Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat : Dr. Ir. M. Hasyim Muallim, M.T.
1. Pelaksanaan Konsultasi Publik merupakan satu kesatuan
rangkaian dalam proses penyusunan Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2017-2037.
2. Dukungan dari para stakeholder dan seluruh unsur dari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sangat penting dalam
memberikan data dan informasi sebagai rencana pemanfaatan
ruang yang akan dituangkan dalam rencana struktur dan
rencana pola ruang ini telah sesuai dengan kebutuhan dan
rencana pembangunan untuk dua puluh tahun mendatang.
3. Beberapa isu strategis yang menjadi landasan pengajuan
Peninjauan Kembali RTRW 2017-2037 sebagai berikut :
a. Perbedaan Luas Wilayah Kab. Kotawaringin Barat di Perda
Nomor 1 Tahun 2018 dengan Luas Batas Wilayah hasil
delineasi Badan Informasi Geospasial, Mei Tahun 2021

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -88


b. Belum adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Batas Antara Kab. Kotawaringin Barat dengan Kab.
Sukamara dan Kab. Seruyan
c. Masih terdapat batas desa/kelurahan dan batas
kecamatan belum ditetapkan Peraturan Bupati Kab.
Kotawaringin Barat tentang Batas Desa/Kelurahan dan
Batas Kecamatan se-Kab. Kotawaringin Barat
d. Sinkronisasi kawasan lindung yang disesuaikan dengan
kondisi eksisting, dan ditunjang integrasi Data Gambut
Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)
Tahun 2018, integrasi SK MenLHK nomor 6627 Tahun
2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan
Hutan terkait Hutan Lindung, TNTP dan SM Lamandau,
dan integrasi SK MenLHK Nomor 332 Tahun 2022 tentang
Penetapan Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.
e. Sinkronisasi kawasan budidaya yang didetilkan
berdasarkan kondisi eksisting, dan diintegrasikan dengan
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor SK.6627 / MENLHK PKTL / KUH /
PLA.2 / 2021 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan
Kawasan Hutan terutama terkait Pengukuhan Area
Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi (HP) dan Hutan
Produksi yang dapat dikonversi (HPK).
f. Sinkronisasi kawasan perkebunan rakyat dan perkebunan
perusahaan dengan kondisi eksisting, yang ditunjang
dengan sinkronisasi data Hak Guna Usaha dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (ATR/BPN).
g. Sinkronisasi kawasan pertanian, usulan-usulan rencana
pengembangan kawasan permukiman serta usulan
rencana pengembangan sistem jaringan dan sarana
prasarana lainnya, berdasarkan Konsultasi Publik tingkat
kecamatan dan kabupaten.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -89


4. Berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor PK.01/778-200/X/2022 Tanggal 10 Oktober
2022 Perihal Rekomendasi atas Peninjauan Kembali dan
Revisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat bahwa
terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2017 – 2037 dapat
direvisi dengan pencabutan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
5. Output yang diharapkan dari kegiatan konsultasi publik ini
diharapkan adanya saran masukan dan koreksi terhadap
muatan RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat agar adanya
sinkronsisasi dengan RTRW Provinsi Kalimantan Tengah.

B. Sambutan dan Pembukaan Rapat oleh Kepala Dinas PUPR


Provinsi Kalimantan Tengah disampaikan oleh Kepala Bidang
Tata Ruang : MASRUN ASYROFI, S.Si., M.Eng
1. Sinkronisasi muatan Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Tengah
dengan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat hampir
berjalan bersamaan maka perlu dilakukan harmonisasi.
2. Percepatan penetapan revisi Peraturan Daerah (Perda)
Rencana Tata Ruang Wilayah baik di Provinsi, Kabupaten dan
Kota merupakan suatu keharusan, karena berpengaruh
terhadap pembangunan dan investasi di daerah. Untuk
mengarahkan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah
dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna,
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, terpadu, dan
berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Dalam proses perjalanannya PERDA 5/2015 tentang RTRW
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2015-2035, masih banyak

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -90


mengalami permasalahan baik tumpang tindih peta dasar,
batas wilayah provinsi kita dengan provinsi tetangga, tumpang
tindih peta tematik RTRW Provinsi dengan Kawasan Hutan,
tumpang tindih peta rencana antara RTRW Provinsi dengan
RTRW Kabupaten/Kota, tumpang tindih pelaksanaan
perizinan pemanfaatan ruang yang sudah diterbitkan, bahkan
ada juga terjadi disharmoni antara RTRWP dengan RTRW
Kabupaten/Kota.
4. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu kita carikan solusi
penyelesaiannya melalui rapat pembahasan revisi RTRW
Provinsi ini.
5. Harmonisasi juga harus kita lakukan terhadap dinamika
kebijakan nasional yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah
misalnya seperti kebijakan nasional pengembangan food estate
di Kalimantan Tengah yang harus kita sambut baik dan
tentunya harus dimuat dalam materi revisi Perda RTRW
Provinsi Kalimantan Tengah.
6. Tata ruang bersifat lintas sektoral, lintas penanganan oleh
OPD terkait, lintas wilayah yakni Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah kabupaten/kota serta
lintas stakeholder, maka koordinasi ini sangat dibutuhkan
bahkan memegang peran yang sangat penting untuk bisa
terwujudnya sinkronisasi, harmonisasi dan keterpaduan tata
ruang dari berbagai kepentingan yang ada.
7. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mampu
mengaokomodir berbagai kepentingan yg ada, berkualitas dan
mampu mensejahterakan masyarakat Kalimantan Tengah.
8. Proses Revisi RTRWP ini agar dikawal oleh berbagai pihak,
juga terutama oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat,
agar dicermati lagi rancangan muatan RTRWP yang sudah
disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,
untuk menghindari ketidaksinkronan, ketidaksesuaian antara
Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah dengan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -91


Rencana Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat karena
setelah ditetapkannya Perda RTRWP ini nantinya harus
menjadi acuan dan pedoman untuk revisi RTRW
Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah untuk
mendetailkannya lagi ke dalam rencana tata ruang yang lebih
operasional.
9. Rapat pertemuan ini sangat penting dan strategis dilakukan
untuk finalisasi muatan Raperda RTRWP Kalimantan Tengah
sebelum kita bahas di DPRD Provinsi Kalimantan Tengah yang
saat ini sudah diagendakan pada masa persidangan ke 4
tahun 2022 ini oleh Biro Hukum Seretariat Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah.

II. MATERI RAPAT


A. Paparan Materi RTRW Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan
oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Provinsi Kalimantan
Tengah : MASRUN ASYROFI, S.Si., M.Eng
1. Sifat Rencana Tata Ruang (RTR) adalah lintas sektor, lintas
wilayah dan lintas pemangku kepentingan maka koordinasi
sangat diperlukan untuk memadukan RTRW Provisi Kalimantan
Tengah dengan RTRW Kabupaten agar saling bersinergi.
2. Progres Revisi RTRWP sedang berjalan dan mendekati final
sebelum dibahas di DPRD, dilanjutkan pembahasan Linsek di
Kementerian ATR untuk mendapatkan Persub. Ini kesempatan
terakhir untuk cek kembali khususnya terkait muatan RTRWP di
kabupaten Kotawaringin Barat.
3. Setelah ditetapkan RTRWP maka Kabupaten/Kota harus
menjadikannya sebagai pedoman, acuan dan bingkainya. Jangan
ada saling menyalahkan di kemudian hari karena Revisi RTRW
Provinsi lahir terlebih dahulu baru 1 tahun kemudian
kabupaten/kota menetapkan RTRWK (PP 21 Tahun 2021).
4. RTRWP merupakan induknya, mumpung masih ada kesempatan
tolong ikut mengawal, proses sudah panjang dan keterlibatan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -92


berbagai pihak sudah ada dan ada perwakilan dari Pemmerintah
Kabupaten Kotawaringin Barat sebagai penjembatan yang ditugasi
oleh Bupati.
5. Proses sudah dilalui dengan mekanisme dan ketentuan yang ada
dan panjang sejak PK, Matek sampai menghasilkan muatan
Raperda RTRWP yang secara teknokratik sudah dikaji oleh tenaga
ahli dan beberapa kali FGD, dua kali Konsultasi Publik, asistensi
dengan Kementerian ATR/BPN, sinkronisasi satu kali dengan
Kabupaten, sinkronisasi dengan OPD Provinsi dan Rapat FPR
Provinsi untuk menghasilkan muatan RTRWP yang komprehensif
dan akomodatif.
6. Peta indikatif tumpang tindih (PITTI) di indonesia tentang
ketidaksesuaian pemanfaatan ruang di Indonesia juga harus
diselaraskan dengan muatan RTRWK dan RTRWP.
7. Muatan Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Tengah terhadap
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat sudah diproses dan sudah
dilakukan klinik sinkronisasi dan menghasilkan beberapa
kesepakatan muatan.
8. Terkait keberadaan terminal tipe B Natai Suka, sistem jaringan
perkeretaapian, sistem jaringan sungai danau dan
penyeberangan, sistem jaringan transportasi laut dan sudah
dikoordinasikan dgn OPD terkait.
9. Data jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Barat
belum tersedia karena kesulitan untuk memperoles akses data
dari PT. TELKOM yang bersifat rahasia.
10. Terkait muatan pola ruang untuk nomenklatur di RTRW Provinsi
agak berbeda dengan nomenklatur RTRW Kabupaten dalam hal
pola ruang kawasan pertanian dalam arti luas sementara di
kabupaten dituangkan lebih detail.
11. Peta pola ruang badan air ada beberapa yang kurang sinkron
karena ada perbedaan peta dasar dan peta batas administrasi yg
terakhir dari BIG.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -93


12. Pengaturan di RTRW Provinsi bersifat lebih makro maka untuk
pengaturan operasional akan diatur dalam Peraturan Zonasi (PZ).
13. Masalah holding zone di area kawasan hutan juga menjadi
pertimbangan karena secara eksisting sudah banyak pemanfaatan
keterlanjuran di dalamnya.
14. Gubernur masih menginginkan agar luas kawasan Area
Penggunaan Lain (APL) agar ditmabah lagi dimana saat ini posisi
APL masih sekitar 22 % yang eksekusinaya bisa ditempuh dgn
beberapa jenis mekanisme pelepasan.
15. Terkait KP2B akan dievaluasi pada saat rapat Linsek di
Kementerian ATR/BPN. Saat ini data sudah ada dengan sumber
data dari Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah tahun
2018 yang dianalisis dengan data dari Kanwil BPN tentang LBS
dan penguasaaan lahan. Hal ini agar dikonfirmasi kembali oleh
Dinas Pertanian Provinsi kalimantan tengah namun sampai saat
ini belum ada tanggapan dengan demikian dianggap sepakat
karena argo waktu terus berjalan.

B. Paparan Materi Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat


disampaikan oleh Tim Ahli.
1. RTRW Kab. Kotawaringin Barat Tahun 2017-2037 yang
ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2018 masih mengacu ke
Permen PU Nomor Nomor: 16/PRT/M/2009.
2. Pada Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat
beberapa perubahan terkait muatan Rencana Struktur Ruang,
Rencana Pola Ruang, Arahan Pemanfataan Ruang dan Ketentuan
Pengendalian Pemanfatan Ruang sesuai dengan Permen
ATR/KBPN Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang.
3. Progres Penyusunan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -94


4. Hasil rekomendasi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat oleh Kementerian ATR/BPN Direktorat
Jenderal Tata Ruang Nomor PK.01/778-200/X/2022 Tanggal 10
Oktober 2022 Perihal Rekomendasi atas Peninjauan Kembali dan
Revisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat bahwa terhadap Peraturan
Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 1 Tahun 2018
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2017 – 2037 dapat direvisi dengan pencabutan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
5. Isu utama yang menjadi latar belakang revisi RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat adalah :
a. Terdapat KSN Taman Nasional Tanjung Puting, KSP Kawasan
Industri Surya Borneo Industri (SBI), KSP Kawasan Andalan
Laut, KSK Kawasan sekitar Bangunan Kerajaan/Kesultanan
(Kerajaan Kutaringin)
b. Rencana Pemekaran Wilayah Provinsi Kotawaringin Raya
c. Pengembangan Bandara Internasional di Desa Sebuai, Kec.
Kumai
d. Pengembangan Pelabuhan Laut Dalam di Kec. Kumai

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -95


e. Kegiatan Pertanian Berkelanjutan, Perkebunan, Kelautan,
Minapolitan, Agroindustri, dan Industri Terpadu.
6. Isu lainnya berdasarkan kondisi eksiting adalah :
a. Pemekaran wilayah administrasi / perubahan batas
administrasi
b. Integrasi kawasan hutan, gambut, dan sebagainya
c. Pelestarian alam
d. Ancaman bencana kebakaran hutan dan banjir
e. Tumpang tindih pemanfaatan ruang
7. Adanya usulan perubahan tujuan penataan ruang wilayah pada
Perda Nomor 1 tahun 2018 yang berbunyi “MEWUJUDKAN
RUANG WILAYAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT YANG
AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF DAN BERKELANJUTAN DENGAN
BERBASIS SUMBER DAYA PERTANIAN, SUMBER DAYA
KELAUTAN, AGROINDUSTRI, DAN PARIWISATA EKOLOGIS"
maka pada Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi
“MEWUJUDKAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT YANG AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF
DAN BERKELANJUTAN DENGAN BERBASIS SUMBER DAYA
PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN, AGROINDUSTRI, DAN
PARIWISATA".
8. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat :
a. Pengaturan Keseimbangan Pemanfaatan Ruang Yang
Berkelanjutan
b. Penetapan Pusat Permukiman Melalui Pendekatan
Pengembangan Wilayah Dan Dukungan Infrastruktur Sebagai
Upaya Pemerataan Pertumbuhan Antar Wilayah
c. Pengembangan Pertanian Dan Perkebunan Didukung
Agroindustri Yang Berwawasan Lingkungan
d. Pengembangan Potensi Kehutanan Yang Berkelanjutan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -96


e. Pengembangan Dan Pelestarian Potensi Sumber Daya
Perikanan Sepanjang Sungai Dan Pesisir Selatan Dengan
Tetap Menjaga Lingkungan
f. Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam, Daya Tarik Wisata
Budaya, Dan Daya Tarik Wisata Buatan Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
g. Peningkatan Fungsi Kawasan Pertahanan Dan Keamanan
Negara
9. Draf Rencana Pola Ruang dan Struktur Ruang disajikan dalam
materi paparan yang sudah disampaikan kepada semua peserta
rapat sinkronisasi.

III. TANGGAPAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


A. Tanggapan dari Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kotawaringin
Barat : DR.Ir. M. Hasyim Muallim, MT.
1. Sudah disampaikan oleh tim teknis dari kabupaten Kotawaringin
Barat bahwa ada beberapa poin penting yang perlu penegasan lagi
dari RTRW Provinsi Kalimantan Tengah misalnya jaringan jalan,
jalur kereta api, pelabuhan laut dan bandara yang sudah ploting
lokasi di Desa Sebuai. Jika ada data terbaru agar bisa di ploting di
rencana struktur ruang Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin
Barat.
2. Terhadap surat Gubernur Kalimantan Tengah bahwa untuk
kawasan industri KORINDO ada perubahan untuk dijadikan
fasilitas umum pendidikan dan kesehatan, agar ini dapat
diakomodir dan ditindaklanjuti dalam Revisi RTRW Provinsi
Kalimantan Tengah dan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin
Barat.
3. Perlu penegasan-penegasan yang merupakan kewenangan dari
provisnsi yg sudah berkoordinasi dengan pusat untuk dijadikan
masukan pada Revisi RTRW Kabupaten.
Moderator: kawasan sekitar KORINDO sudah diakomodir menjadi
kawasan permukiman, dengan salah satu pengembangan adalah

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -97


sebagai zona SPU, nantinya akan didetailkan dalam RDTR
Kawasan Perkotaan Pangkalan Bun.

B. Tanggapan dari Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi


Kalimantan Tengah : Bapak Achmad Junaidi
1. Terkait keluarnya SK Jalan dari Kementerian PUPR maka untuk
nama-nama ruas jalan provinsi sedang disusun dan masih
berproses koordinasi dengan bidang Tata Ruang Dinas PUPR
Provinsi Kalimantan Tengah, demikian juga dengan SK Jalan
Kabupaten agar berproses di kabupaten dan ditetapkan oleh
Bupati.
Kadis PUPR Kab. Kobar : walau masih konsep agar bisa
ditembuskan ke kabupaten termasuk jaringan jalur kereta api.

C. Tanggapan dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah :


Bapak M. Zulkifli
1. Terkait KORINDO kami belum ada catatan khusus.
2. Terkait SK 6627 kebetulan ada diseminasi di pusat, ada
tambahan tata lingkungan di belakang nomenklatur BPKH.
Pembaharuan SK 6627 belum ada informasinya.
3. Dalam konteks kehutanan memang cukup rumit namun
berdasarkan kewenangan kami tdk bisa berbicara banyak karena
dari sisi kehutanan kita dituntut sangat mencermati fungsi
kawasan yang ada di peta.
4. Terkait ruang laut kebetulan di TN Tanjung Putting ada kawasan
konservasi beberapa meter dari pinggir pantai, agar ini
diintergrasikan.
5. Dengan adanya aturan yang baru maka daerah diberi keluasaan
untuk perencanaan ruang di daerah.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -98


D. Tanggapan dari DINAS ESDM Provinsi Kalimantan Tengah : Ibu
Susan
1. Terkait perijinan berdasarkan IUP yg diterbitkan pemerintah
pusat ada beberapa IUP dan pencadangan IUP yg diterbitkan di
Kecamatan Arut Selatan dan Kumai khusunya di Desa Sekonyer.
2. Ada beberapa rencana tata ruang di Kotawaringin Barat yang
sebenarnya sudah diterbitkan persetujuan wilayah IUP termasuk
di daerah lokasi bandara Sebuai yang seluruhnya masuk ke
dalam wilayah yg dijadikan untuk IUP tersebut.
3. IUP di Kotawaringin Barat adalah IUP yg dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat dan kedepannya ESDM Provinsi akan
melakukan pembenahan agar IUP memiliki telahaan tata ruang
dulu dari kabupaten.
4. Untuk kawasan tambang akan disesuaikan dengan IUP yang
terbit, jika ada permasalahan-permasalahan itu karena IUP yang
terus berkembang.
5. Kawasan tambang agar hanya overlay.
6. Terkait energi ada dibangun SUTT yang pelaksanaannya ke arah
Sukamara, Perencanaan ke arah nanga Bulik dan pembangunan
GI di Pangkalan Banteng dan Pembangkit PLTU ada di 2 lokasi.

Moderator : Pertambangan ketika sdh OP digambar secara solit


tetapi kalau masih WUP digambar secara over lay tetapi agar tetap
disiapkan OP dan WOP digambarkan secara over lay. Kabupaten
juga agar menyiapkan 2 opsi ini. Data yg diperlukan bisa
menghubungai Dinas ESDM/ ibu Susan.

E. Tanggapan dari Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah : Ibu


Fahlita Robina
1. Sudah pernah koordinasi dengan Kabuapten Kotawaringin Barat
khususnya Dinas TPHP terkait LP2B dan KP2B. Ada beberapa
kawasan yg memang masuk dalam LBS yang ditetapkan namun
kondisi eksisting sudah beralih fungsi.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -99


2. Sebagai institusi yang membawahi pertanian perlu rembug
bersama untuk sepakat bahwa memang sudah terjadi alih fungsi
lahan.
3. Utk beberapa kasus sebenarnya Dinas TPHP Provinsi ada
kegiatan rekomendasi LP2B dalam rangka menyamakan dengan
RTRW Kabupaten agar jangan sampai LP2B dan KP2B berbeda
dengan RTRW yg sudah ditetapkan.
4. Kawasan LP2B Kabupaten Kotawaringin barat masih mengacu
kepada RTRW yang ada dan sudah berkoordinasi untuk
penyamaan data dari segi peta dan permasalahan sawah yang
sudah alih fungsi.
Moderator : LP2B merupakan konsen kita bersama dan dibahas
secara detail karena kalau sudah ditetapkan maka proses untuk
alih fungsinya agak susah. Kabupaten Kotawaringin Barat agar
berkoordinasi lagi dengan Provinsi untuk finalisasi. Di Kabupaten
Kotawaringin Barat ada sekitar 4000 Ha hasil analis provinsi
namun perlu konfirmasi lagi.

F. Tanggapan dari Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah :


Bapak Hendro
1. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata ada 2 destinisi
yang masuk secara nasional yaitu Taman Nasional Tanjung
Putting dan Taman Nasional Sebangau dan sekitarnya.
2. Adanya tambahan kata ―dan sekitarnya‖ adalah untuk
mempermudah pengembangan ke depannya karena tidak mudah
masuk ke dalam areal karena proses ijin melalui Pemerintah
Pusat.
3. Agar Dinas Pariwisata kabupaten bisa memperhatikan rencana
induk pengembangan pariwisata ini karena isu pariwisata seperti
TN Tanjung Putting sudah mendunia.
4. Desa Sekonyer masuk ke dalam 50 rekomendasi desa pariwisata.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -100


G. Tanggapan dari Dinas Transmigrasi Provinsi Kalteng : Bapak M.
Mukromin
1. Menyangkut data kawasan wilayah transmigrasi se Kalimantan
Tengah sudah ada dipetakan dan sudah berkoordinasi dengan
kabupaten.
2. Data penetapan kawasan yg diberikan Kemendes PDDT bahwa
kawasan transmigrasi ada 5 kabupaten yaitu Kapuas, Gunung
Mas, Kotawaringin Barat, Lamandau dan Sukamara.
3. Untuk Kabupaten Kotawaringin barat berdasarakan Kepmen 132
tahun 2018 dan Keputusan Bupati Kotawaringin barat Nomor
116 tahun 2010 memutuskan wilayah transmigrasi ada 2 lokasi
yaitu di Desa rangda sekitar 3100 ha dan Desa Lalang sekitar
400 ha.
4. Tahun ini Dinas Transmigrasi Provinsi Kalteng mendapat surat
dari perusahaan besar di Pangkalan bun untuk ijin HGU ke
kementerian akan tetapi kemungkina besar akan ditolak karena
berada di kawasan transmigrasi.
5. Pentingnya sinkronisasi kawasan transmigrasi dengan RTRW
Kabupaten Kotawaringin Barat untuk mencegah apabila pada
saat pembinaan transmigrasi nanti tidak ada masalah dalam hal
penerbitan SHM.
Moderator : Provinsi akan koordinasi data dengan Dinas
Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat.

H. Tanggapan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalteng :


Bapak Sabam P. Situmorang
1. Kelautan merupakan kewenangan provinsi.
2. Zona kawasan laut di Kabuapten Kotawaringin Barat ada ada TN
Tanjung Puting, zona pelabuhan, zona budidaya perikanan, zona
cadangan konservasi mangrove dan zona latihan TNI AL dan
Pangkalan Pendaratan Ikan di Kumai.
3. Agar adanya zona-zona ini dapat bersinergi dengan Dinas
Perikanan terkait agar zona di laut dan di darat dapat disamakan.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -101


Moderator : Integrasi sudah dilaksanakan dan saat ini RZWP3K tidak
mengalami perubahan dan akan dikoordinasikan lagi dengan
Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta utk masukan
selanjutnya.

I. Tanggapan Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan


Provinsi Kalteng : Bapak Wawan Gunawan
1. Terkait isu strategis dan draf rencana pola ruang kawasan
perlindungan setempat berupa permukiman eksisting di
sempadan sungai. Berdasarkan Permen PUPR bahwa daerah
sempadan sungai merupakan tempat berpotensi menimbulkan
bahaya. Saran dari kami agar kawasan permukiman di sempadan
sungai ditinjau kembali.
2. Tentang kawasan kumuh sesuai Permen PUPR Nomor 14 tahun
2018 maka kewenangan Kawasan Kumuh di kabupaten adalah
yang luasnya kurang dari 10 Ha. Sesuai dengan SK Bupati
Kotawaringin Barat tahun 2021, lokasi kumuh berada di
Kecamatan Arut Selatan, Kumai, Pangkalan Lada, Kotawaringin
Lama dan Arut Utara supaya dimasukkan dalam RTRW.

J. Dinas PTSP Provinsi Kalteng : Bapak Petra Jaya


1. Menyoroti tentang IUP yg masuk di kawasan bandara Sebuai
kami siap memfasilitasi persoalan tumpang tindih ini dan akan
ada rapat dengan dinas terkait untuk mencari solusi. Keputusan
akhir tergantung hasil rapat.

K. Biro Hukum Provinsi Kalteng : Bapak Jovi


1. Biro hukum selaku fasilitator Ranperda maupun Perkada. Kami
akan mengevaluasi dan mengkaji apakah sesuai aturan yg masih
berlaku. Terkait muatan revisi secara teknis adalah instansi
terkait.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -102


2. Berkaitan RTRW Provinsi Kalteng kami di Biro Hukum ada 2
bagian yaitu bagian perundangan provinsi dan bagian perundang
kabupaten/kota. Kami akan koordinasikan dengan bagian
perundangan provinsi untuk mengetahui sampai dimana proses
yang sudah berjalan.
3. Menekankan kepada Pemkab Kobar mengenai revisi RTRW maka
ada 2 pilihan apakah perubahan atau pencabutan. Berdasarkan
rekomendasi dari Kementerian ATR/BPN adalah untuk mencabut
tetapi dengan periodde yang lama.
4. Untuk Persub maka sebagai persyaratan adalah Naskah Akademis
Ranperda beserta lampiran, materi teknis, tabel pemeriksaan
mandiri, rekomendasi peta dari BIG,dan validasi KLHS. Naskah
akademik berbeda dengan materri teknis. Kami harapkan ketika
mengajukan Persub agar kelengkapannya benar-benar dilengkapi
agar rekomendasi gubernur bisa berjalan dengan baik.

L. Tim Ahli Revisi RTRW Provinsi Kalimantan Tengah : Bapak


Fatkhurohman
1. Bagaimana dengan Kawasan SBI? saran kami masukkan ke
dalam KEK saja.
2. Dalam tujuan terlihat banyak sekali arah kebijakan termasuk
hutan yang bukan kewenangan RTRW Kabupaten. Agar
diperkuat pada isu strategisnya.
3. RDTR terlalu banyak juga dapat menimbulkan masalah, lebih
baik pengembangan kawasan saja dan kendala dalam RDTR
adalah penyediaan RTH yang terlalu kecil.
4. Permen secara teknis agak blunder agar di penjelasan dapat
dijelaskan secara CEA.
5. Semua masalah dalam penataan ruang agar dituangkan dalam
naskah akademik.
6. Terkait substansi dalam penyusunan Perda Nomor 1 tahun 2018
ada bandara Sebuai, apakah ini direvisi untuk dipertahankan
atau dikesampingkan?

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -103


7. KEK ada di Perda Nomor 1 tahun 2018 apakah KEK ini tetap
dipertahankan atau diperluas?
8. RDTR Kawasan Perkotaan Pangkalan Bun sedang kami telaah
lokasi dan substansinya apakah sama luas kawasan permukiman
perkotaan yang ditetapkan dengan draf revisi RTRW ini.
9. Terkait LP2B agar kabupaten menyusun Perda LP2B agar dasar
menyusun KP2B dan LCP2B menjadi jelas.
10. Terkait masalah di Perda lama yaitu adanya zona hijau atau RTH
apakah itu dalam revisi RTRW tetap dipertahankan atau
disesuaikan dengan peraturan terbaru.
11. Agar dilakukan penyesuaian data dengan yang dimiliki provinsi.

M. Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Provinsi Kalteng : Bapak


Masrun
1. Terkait sistem pusat permukiman sudah sinkron.
2. Terkait kawasan strategis SBI merupakan kawasan strategis
nasional. Dalam RTRW Nasioanl sudah masuk yaitu wilayah TN
Tanjung Putting dan Kawasan Industri SBI. Untuk kawasan
strategis provinsi Kalteng maka kawasan peruntukan industri
kumai, kawasan sektor unggulan wilayah barat dan kawasan
kesultanan.
3. Bandara Sebuai bisa ploting dalam Revisi RTRW Kabupaten jika
sudah ada SK pelepasan dari Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup. Perlu informasi dari Dinas Perhubungan
Provinsi karena sudah berproses lama.
4. Kawasan pertahanan dan keamanan kita sudah melakukan
sinkronisasi dengan Kemenhumkam dan mereka memberi
informasi terkait kawasan Hankam yang ada pada SK menteri
yang baru di bulan Desember 2021 yang isinya untuk
disinkronkan dengan RTRW. Jika data ini diperlukan kabupaten
bisa berkoordinasi dengan DPUPR Provinsi.
5. Terkait kawasan perlindungan setempat uraiannya adalah daerah
sempadan sungai, pantai dan danau. Dilihat dari kearifan lokal

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -104


banyak permukiman di sepanjang sungai dan masih menjadi
perdebatan karena banyak yang bermukim di sana. Permukiman
eksisting tetap dilindungi tapi dengan beberapa persyaratan
dalam Peraturan Zonasi.

IV. TANGGAPAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT


KOBAR
A. Bagian Hukum Setda Kab. Kotawaringin Barat : Bapak Bambang
1. Berdasarkan rekomendasi Kementerian ATR/BPN untuk dicabut
namun periodisasi tetap agar dimasukkan dalam Propemperda
tahun 2023.
2. RDTR belum semuanya terselesaikan di 6 kecamatan sedangkan
pada tahun 2023 akan membahas Ranperda Revisi RTRW revisi,
bagaimana terkait hal ini?
Moderator : Induknya adalah RTRW Kabupaten, untuk RDTR yg
belum disusun harus saling bersinergi. Kabupaten Kotawaringinn
Barat sudah memiliki 2 RDTR jadi bisa bottom up ataupun top up.
Intinya kabupaten merencanakan harus sesuai kemampuan.

B. Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat : Ibu Restu


1. Saat ini merupakan tempat kita berkoordinasi. Banyak hal telah
disampaikan oleh Pemeritnah Provinsi Kalimantan Tengah dan
kami ingin berkoordinasi terkait terminal Type B yang ada di
Kotawaringin Barat yang mana pengelolaannya sdh di serahkan
ke provinsi.
2. Keberadaan Terminal Natai Suka saat ini pemanfaatannya sudah
sangat kita rasakan mohon dari Dinas Perhubungan betul-betul
mengelola keberadaan terminal ini. Banyak aset pemerintah di
sekitar Terminal Natai Suka disewakan oleh oknum mohon
Dishub agar cek ke lapangan.
3. Terkait pariwisata ada destinasi TN Tanjung Putting, harapan
bapak Gubernur yang merupakan tempat kunjungan wisatawan
mancanegara mohon dukungan perbaikan dermaga TNTP dan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -105


adanya monev ke Kobar terkait dermaga itu dimana ada dermaga
lama yg sudah miring.
4. Terkait kawsan transmigrasi kobar merupakan pilot projec.
5. Desa Sekonyer salah satu nominasi anugrah desa wisata
Indonesia.
Tanggapan Dinas Periwisata Provinsi Kalteng : demaga sudah
dihibahkan dan pernah dibangun fasilitasnya, ke depan ada
beberapa kegiatan yang menjadi konsen di Kobar.

C. Dinas PUPR Kabupaten Kotawaringin Barat : Bapak DR. Ir. M.


Hasyim Muallim, M.T.
1. Rapat ini bertujuan untuk menerima masukan dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Untuk beberapa dinas yang tidak hadir bisa menyampaikan
usulan-usulan yang akan dimasukkan melalui Bidang Penataan
Ruang Dinas PUPR Kabupaten Kotawaringin Barat.

D. Kantor Pertanahan Kotawaringin Barat : Bapak Febri Effendi,


S.SIT, M.M
1. Dalam sinkronisasi hari ini tim teknis sudah berkerja di daerah
dan melaksanakan tahapan-tahapannya.
2. Muara dari seluruh Rencana Tata Ruang adalah perijinan.
3. Rencana Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang belum
tertuang dalam RTRW Kabupaten misalnya fasilitas umum di
kawasan KORINDO agar diselaraskan.
4. Terhadap RTH dan sempadan sungai agar memperhatikan
kearifan lokal yang haknya dilindungi namun tidak mengganggu
lingkungan.
5. Terhadap kawasan RTH yang ternyata di dalamnya ada
kepemilikan hak atas masyarakat agar direvisi sehingga tidak
mengganggu hak masyarakat.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -106


6. Kawasan transmigrasi agar sudah diplot dalam Revisi RTRW
Kabupaten Kotawaringin Barat agar pada saat pengurusan SHM
masyarakat tidak menjadi masalah.
E. Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Kab. Kobar : Bapak Rawandi,
ST, MT.
1. Mohon ada contact person dari Dinas ESDM Provinsi Kalimantan
Tengah untuk koordinasi masalah data IUP.
2. Kawasan LP2B ketika sudah ada dasa penetapannya baru bisa
dimasukan dala Revisi RTRW. Ketika belum berproses sesuai
tahapan maka ini disepakati dulu apa redaksi penamaannya di
dalam RTRW misalnya menjadi kawasan tanaman pangan ketika
sudah ada penetapan maka penamaanya menjadi LP2B.
3. Kami siap dihubungi jika ada masukan-masukan lagi terhadap
muatan Revisi RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat.

V. PENANDATANGANAN BERITA ACARA KESEPAKATAN


1. Acara selanjutnya adalah penandatanganan Berita Acara
Kesepakatan yang bersifat normatif namun muatannya ada dalam
bidang teknis. Berita Acara Kesepakatan menjadi salah satu
persyaratan di Kementerian ATR/BPN untuk proses Rapat Lintas
Sektor.
2. Tentang Kawasan KORINDO maka Pemerintah Provinsi
mendukung dan mekanisme teknisnya dituangkan dalam RTRW
Kabupaten Kotawaringin Barat yang mana kawasan tersebut
masuk di Kawasan Permukiman.
V. PENUTUP
Demikian Rapat Sinkronisasi Revisi TRW Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2017 – 2037, kami selaku penyelenggara
menyampaikan terima kasih atas kehadiran para undangan dan
juga terutama kepada USAID SEGAR yang sudah menfasilitasi
terselenggaranya acara ini. Jika ada hal-hal yang belum
tersampaikan maka dapat langsung berkoordinasi ke Sekretariat PK
RTRW di Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Kabupaten

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -107


Kotawaringin Barat. Atas perhatian dan sumbang sarannya
diucapkan terima kasih.

Gambar 1.15 Rapat Sinkronisasi Muatan Revisi Rencana Tata Ruang


Wilayah (Rtrw) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun
2017-2037

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -108


2. Kelompok Kerja Pemanfaatan Ruang
Bentuk kegiatan yang terkait dengan Ketugasan Kelompok Kerja
Pemanfaatan Ruang Forum Penataan Ruang (FPR) Kab.
Kotawaringin Barat pada periode 12 (dua belas) bulan tahun 2022
meliputi:
1) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja
Pemanfaatan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat
Agenda : Koordinasi Persiapan Rencana Pengusulan
Kawasan Ekonomi Khusus (Kek) Kabupaten
Kotawaringin Barat
Hari/ Tanggal : Jum’at, 17 Juni 2022
Pukul : 08. 00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Bappeda Kabupaten
Kotawaringin Barat
Pimpinan : Kepala Bappeda Kabupaten Kotawaringin
Rapat Barat
PIMPINAN RAPAT : KEPALA BAPPEDA KAB.KOBAR
Kepala Bappeda Kab.Kobar :
Tahun 2004 telah disusun Ranperda Kawasan Industri (KI) dan menjadi
Perda pada tahun 2008 yaitu Perda No.5/ 2008 tentang Rencana
Kawasan Industri.
Tahun 2020 muncul kawasan-kawasan industri di Kabupaten
Kotawaringin Barat sehingga dalam RPJMN 2020-2024 telah ditetapkan
dari 9 KI, 1 KI di Kotawaringin Barat sebagai Prioritas Nasional/ major
prioritas.
Kawasan-kawasan yang ada di Kab. Kobar, Kotim, Seruyan, Sukamara,
Lamandau sehingga kita tidak berlebihan untuk mengusulkan KEK di
Kalimantan Tengah (Kalteng).
KI sudah berkembang dengan baik dengan keberadaan TNTP Tanjung
Putting sebagai bagian dari Industri Pariwisata Nasional, Smelter (KPC),
KI Surya Borneo, Korintiga, Pemurnian Sirkon artinya sudah kompleks
industri di Kab. Kobar.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -109


Sukamara ada industri Shrimp Estate, suatu saat KEK di Kalteng berada
di Kab. Kobar.
Kab. Kobar dari kacamata Nasional dan Dunia, sehingga dari aspek
kebijakan kita tidak akan ketinggalan untuk mengusulkan KEK yang
akan terwujud bisa 10-30 tahun lagi maka harus kita mulai embrionya,
dimana Kab. Kobar lebih dulu menjadi KI pertama di Provinsi Kalteng.
Perda No.5 tahun 2008 yang lebih dulu lahir dari Perda No.1 tahun 2018
tentang RTRW Kab. Kobar tahun 2017-2037.

Kabid Ekonomi Bappeda Kab. Kobar :


KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu. Tujuan dibentuknya KEK adalah mempercepat pencapaian
pembangunan ekonomi bagi kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategic; Memaksimalkan kegiatan industri, ekspor,
impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
Mempercepat perkembangan daerah, dan Sebagai model terobosan
pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain
industri, pariwisata, dan perdagangan, sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Potensi yang luar biasa di Kab. Kobar untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi di Kab. Kobar.

Head of Industrial Park PT. SBI :


Rencana nama KEK usulan PT. SURYA BORNEO INDUSTRI kedepan
apabila disetujui adalah : KEK CBI INDUSTRIAL PARK
Dari Tahun 2009 ada UU No.39/2009 tentang KEK.
PP 40/2021 merupakan kumpulan/ penyempurnaan dari Peraturan-
Peraturan Pemerintah sebelumnya
Disampaikan paparan terkait draft Permohonan untuk pengajuan
pengusulan KEK dari Badan Usaha (PT.SBI)
Pasal 55 dan 56 PP 41/2021 tentang Dewan Kawasan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -110


Semua investor melakukan semua perizinan melalui administrator KEK
(ASN yang ditunjuk telah berpengalaman menduduki beberapa pos
jabatan strategis dan menguasai bahasa asing agar mempermudah
komunikasi dengan para Tenant nantinya)
Penetapan PT.SBI sebagai Badan Usaha dan Pengelola KEK nantinya
oleh Bupati.
Dewan Kawasan KEK Provinsi secara kewenangan boleh seluruh
Kabupaten.
Sangat berkaitan dengan program-program perekonomian daerah.
Pelabuhan multipurpose tahun depan akan diperluas agar kapal-kapal
container besar dapat masuk.
CBI Group bekerjasama dengan Pelindo untuk pengerukan Teluk Kumai,
karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang tinggi sehingga
Pelabuhan multipurpose sangat penting untuk barang keluar masuk ke
KEK.
Rencana aksi berikutnya setelah Pelabuhan diperbaiki adalah pelebaran
jalan.
Untuk jalan-jalan di dalam Kawasan PT. SBI, seluruh kawasan telah
diupayakan untuk betonisasi sehingga akan diminati para investor.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Pada tahun 2023 Kab. Kobar
sudah masuk lokpri untuk food estate,diarahkan untuk perbaikan jalan
menuju Tempenek sebagai pintu keluar masuk barang dan jasa dari dan
menuju Kab. Kobar dalam mendukung Food Estate).
Bandar udara baru menjadi daya Tarik untuk percepatan income
masuk.
Insentif-insentif fiskal / non fiscal misal untuk pergerakan alat-alat
berat ada keringanan pajak.
Pemantauan dan evaluasi nanti kalau sudah jalan.
Paparan contoh draft Gubernur mengenai pembentukan administrator
KEK.
Di Provinsi untuk membantu Presiden : Sekretariat Dewan Kawasan.
Tata ruang sebagai imam untuk pengembangan dan mendapatkan
perhatian Pusat.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -111


Untuk zonasinya tetap akan menyampaikan yang 146,6 Ha. Apabila
pengaturan blok-bloknya sudah diatur di RTRW akan dikembangkan
selanjutnya.
Koordinasi dibawah agar seatle dulu baru ke Dewan Nasional.
Pengalaman penetapan lokasi Maloy Batuta Trans Kalimantan ( MBTK)
Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dulu yang maju
awalnya adalah BMUD nya saja, selanjutnya menjadi izin lokasi ketika
konsorsium. (Head of Industrial Park PT. SBI saat ini, pernah sebagai PIC
pembentukan KEK MBTK Kab. Kutai Timur, KALTIM). Penetapan KEK
MBTK berdasarkan PP No.85/2014 Oktober 2014 yang mulai beroperasi
pada April 2019. Kegiatan Utamanya Industri Pengolahan Kelapa
Sawit,Industri Energi dan Logistik, Sebagai Badan Usaha Pembangun
dan Pengelola adalah PT.MBTK (sebagai Pemilik saham berasal dari
wakil Pemerintah : Pemprov.Kaltim&Kutai Timur (Maloy) dan Bakri
Group (Batuta Trans Kalimantan).
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : bahwa terbentuknya kawasan
industri di Kobar termuat di RPJMN 2020-2024 dan merupakan given dari
Pemerintah Pusat untuk Daerah setelah sekian lama kita siapkan Perda
Kawasan Peruntukan Industri. Pemerintah Provinsi Kalteng ketika turun
KI di Kobar mengikuti arahan dari Pusat. Apakah nantinya akan ada
komunikasi dari Dewan KEK Nasional untuk audiensi? Pak Gubernur juga
mengusulkan KI di Kotim apakah satu kesatuan dengan Kobar? Perlu
audiensi dengan Pusat untuk minta petunjuk agar ada dukungan Pusat
dalam kerangka perwujudan pertumbuhan ekonomi di Kab. Kobar,
nasional maupun internasional, 2023 akan melakukan study terrkait
KEK).
(Tanggapan Kabid Ekonomi Bappeda Kab. Kobar bahwa Provinsi Bappeda
Bidang Ekonomi belum tahu ada usulan KEK dari Kab. Kobar, intinya
tetap mendukung).

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -112


Dinas PUPR (Kabid Tata Ruang) :
Rencana RTRW Kobar pada saat ini sedang konsultasi publik terhadap
isu-isu strategis. Provinsi mengikuti pola Pemerintah Kabupaten untuk
menentukan zonasinya.
Perda No.1 /2018 berbunyi KEK di Desa Sabuai.
Konsep yang sekarang, untuk dapat diakomodir dalam dokumen RTRW
harus ada tertuang/ ditetapkan Daerah terlebih dahulu berupa SK dan
sebagainya baru bisa dituangkan dalam RTRW untuk dituangkan
spasialnya. Luasan 146,5 Ha yang sudah dibebaskan dari Kawasan
hutan untuk industri.
KI yang masih kawasan hutan dalam pola ruang nya masih ada, harus
kita akomodir misal tambang di seberang sungai, sepadan sungai masuk
Kawasan industry apakah perlu dituangkan di RTRW, sementara belum
ada SK/ dokumen penetapannya.
Ditetapkan atau tidak pasti sebagai Kawasan Industi maka agar
disampaikan spasialnya untuk dapat dituangkan ke RTRW.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Arahan KPK, kewenangan
siapapun, DPMPTSP wajib melakukan pembinaan. Amanat UU cipta kerja,
Pusat dan Daerah menjadi Satu. Untuk sementara dijadikan dasar adalah
Perda No.5/2008. Kajian Perda KI Sebuai sampai Natai Paramuan.
Sementara hanya PT. SBI yang baru mendapatkan rekomendasi nasional
(KISB). KEK yang akan kita usulkan adalah bergabungnya multi industri,
Pemda menyiapkan Kawasan industri, pasal yang masuk itu adalah
arahan P. Gubernur (given) terkait Sabuai pusat KEK, di RTRW agar
Kawasan-kawasan industri bergabung menjadi KEK. Karena tidak ada
slot industri, sedangkan yang dibuka pada tahun 2023 adalah Food
Estate, maka infrastruktur mendukung outlet food estate yaitu untuk
mengeluarkan barang dan jasa dari Kabupaten Kotawaringin Barat.
Bahwa apapun namanya KEK nanti tergantung Pak Gubernur atau dari
Dewan Kawasan. KI yang ada akan diperluas menjadi KEK, dan akan
berkonsultasi ke Dewan Nasional).

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -113


Kepala Bagian Administrasi Ekonomi, Infrastruktur dan SDA
Sekretariat Daerah :
Pada prinsipnya mendukung pengusulan KEK, bahwa salah satu
sasaran adalah : optimalisasi kegiatan industri yang memiliki nilai
perekonomian tinggi.
Ada 4 pengusul, salah satunya Badan Usaha.
Dewan Kawasan ditetapkan oleh Presiden.
Di RTRW Perda No.1/2018 KEK di Sabuai yang sebagaian besar
Kawasan Hutan (HPK) agar ada penetapan dulu untuk Kawasan industry
karena untuk Pelepasan Kawasan perlu biaya yang sangat besar. Perlu
lebih intensif koordiansi semua pihak. Bagi daerah untuk
pengembangan Kawasan perlu ditetapkan Bupati untuk penetapan,
namun di Provinsi belum ada Dewan Kawasan.

Kepala Bidang Perindustrian Disperindagkop&UKM :


KI sudah dimasukkan dalam Kawasan strategis nasional harus
dilanjutkan dengan surat keputusan bahwa SBI adalah Kawasan
Indsutri, hal ini belum dilakukan, masih terkendala terkait kewenangan.
Pada saat evaluasi LPPD juga ditanyakan penetapan SBI sebagai
Kawasan industri (dasar yang kita pegang adalah yg di RPJMN 2020-
2024.
Pengalaman yang sudah-sudah, SBI masuk kawasan industri nasional
adalah peran dari Owner SBI juga memiliki pengaruh yang besar. Untuk
dukungan kegiatan, tidak ada lokpri nya. Yang dilaksanakan adalah
bersinergi dengan Dinas Teknis lainnya untuk dapat direalisasikan
usulan-usulan yang telah diajukan agar ditembuskan ke
Disperindagkop&UKM.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : akan dilengkapi surat
menyuratnya (penetapan KI) mari kita aktif berkoordinasi ke Provinsi dan
Pusat. Pernah terjadi bahwa di tingkat Pemerintah Pusat/ Nasional ada
kajian industri tambang (KPC) smelter,sedangkan pelakunya
mengusulkan CPO maka oleh Bappenas ditetapkan CPO. Kedepan,

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -114


kegiatan-kegiatan industri lainnya akan diakomodir selanjutnya melalui
KEK)

Kepala BPS :
KEK tujuannya untuk pertumbuhan ekonomi, daya saing, pemerataan
pembangunan dan ujungnya adalah dalam rangka kesejahteraan
masyarakat. Di Kab. Kobar ada yang bisa dijual dan tidak dimiliki
wilayah lain adalah : sektor industri pertumbuhan tertinggi di Kalteng,
2. Volume Ekspor juga tinggi sehingga di Pelabuhan sampit menurun. 3.
Dengan adanya KEK akan berdampak ke sektor-sektor yang lain, BPS
akan mendukung analisisnya. Daya kepekaan sektor industri, KEK
dapat menumbuhkan sector-sektor lain bisa dianalisis. Analisis2 di
statistik menunjukkan bahwa peran industri di Kab. Kobar lebih
berperan dari Kabupaten yang lain. KEK misal di Kab. Kobar,
dampaknya akan lebih besar daripada apabila ditetapkan ditempat yang
lain. Masalah kita di Kalteng, produk-produk di ekspor melalui
Pelabuhan lain (Banjarmasin), kita hanya 35%. Pelabuhan di Kotim dan
Seruyan masih minim. Kalau kita ingin tetap pertumbuhan ekonomi
diatas 5% perlu 6,2 T secara riil / perlu 10,7 T maka ekonomi akan
tumbuh luar biasa.
Kita perlu One step a head (pemikir) lebih dalu.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Jadwalkan pertemuan dengan
BPS secara khusus)
(sebagai dukungan terhadap rencana pengusulan Kabupaten
Kotawaringin Barat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan
Tengah, maka Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat
akan memberikan dukungan dokumen analisis perekonomian sebagai
bagian yang melatar belakangi pengusulan Kabupaten Kotawaringin
Barat sebagai KEK di Provinsi Kalimantan Tengah).

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -115


Kepala Bidang Anggaran BPKAD :
BPKAD pada intinya mendukung untuk mengurangi tingkat
pengangguran dan kesejahteraan masyarakat agar Pemda dapat
menangkap peluang untuk peningkatan kesejahteraan UMKM, dimana
UMKM dapat dioptimalkan pada pintu masuk objek-objek wisata di Kab.
Kobar.

Dinas Perkim :
Siteland masih sedikit untuk pelayaannya. KEK untuk masalah
pemukiman, kedepannya agar dalam penentuan Kawasan zonasi agar
terpisah dari pemukiman penduduk, langkah2 apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi pemukiman penduduk yang sudah dula ada
dalam Kawasan KEK. Ada regulasi khusus untuk pergantian
pemukiman menjadi Kawasan industri.
(Tanggapan Kepala Bappeda Kab. Kobar : Perkim agar ada pembinaan
semua kawasan-kawasan pemukiman terutama yang masuk Kawasan
pemukiman dalam KEK. Untuk mendorong KEK di Kab. Kobar agar
metode dan cara-cara nya kita ikuti jalur-jalur yang perlu kita tempuh
serta bertemu dengan Kepala BPS).

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -116


Gambar 2.1 Koordinasi Persiapan Rencana Pengusulan Kawasan
Ekonomi Khusus (Kek) Kabupaten Kotawaringin Barat

2) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pemanfaatan


Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Update Data mengenai kawasan perkebunan


dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) untuk Peninjauan Kembali Perda No. 1
tahun 2018 tentang RTRW Kabupaten
Kotawaringin Barat di Tahun 2022
Hari/ Tanggal : Selasa, 28 Juni 2022
Pukul : 09.00 WIB – 11.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Bidang Penataan Ruang Dinas
PUPR Kabupaten Kotawaringin Barat
Pimpinan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Rapat Ruang
Pembahasan :
 Dinas TNTP
 Posisi kawasan LP2B sudah di tentukan namun belum
ditetapkan

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -117


 Lokasi LP2B sudah ditentukan sebanyak 28 kawasan namun
hal ini belum ditetapkan
 Pemetaan LP2B dan SID baru akan dilakasanaka pada tahun
2022
 Update luas kebun akan dishare segera
 Keputusan ketetapan LP2B menunggu rapat koordinasi dari
Palangkaraya.
 Desa Sebuai belum masuk LP2B namun sudah dibuka sejak
tahun 2019 seluas 200Ha. Hal ini terkendala dengan status
kawasan. Saat itu dibuka lahan karena syaratnya tidak
berkaitan dengan status kawasan
 LP2B belum ditetapkan sehingga muatan didalam pola ruang
di RTRW menggunakan pola ruang pertanian secara umum
 LP2B sudah ada yang digunakan untuk lahan kelapa sawit
namun hal ini bukan merupakan alih fungsi lahan namun
alih fungsi komoditi

 ATR/BPN
 Rekomendasi alih fungsi lahan LP2B dari pertanian untuk
developer (pengembang perumahan) sebaiknya
dipertimbangkan ulang untuk menjaga lahan ketahanan
pangan.
 Lokasi yang termasuk ke dalam LP2B bisa di ikutsertakan
dalam program Redistribusi Tanah untuk alas hak
kepemilikan berupa SHM dengan status pertanian. Namun
lokasi pertanian harus jelas dan tanpa benturan kawasan
 Pihak BPN akan ada programuntuk Neraca Penggunaan
Tanah yang sifatnya hampir sama dengan LP2B. Penggunaan
disesuaikan dengan eksisting yang digunakan
 Potensi LP2B di LU1 dan LU2

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -118


 Tata Pemerintahan
 Sebagai acuan akan dishare Berita Acara Kesepakatan dan
Peta untuk update batas wilayah
 Update penetapan batas untuk pemanfaatan pola ruang guna
perkembangan wilayah

 SDA DPUPR
 Jaringan irigasi harus di cek status kawasan
 Jika terdapat jaringan irigasi berarti potensi lahan pertanian

 Bappeda
 Wacana 900 Ha akan di tentukan sebagai food estate

Kesimpulan
 Penetapan lokasi LP2B menunggu selesai koordinasi dari provinsi
 Luas kebun akan diupdate kembali
Lokasi LP2B di sepakati sebagai lahan pertanian secara umum

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -119


Gambar 2.2 Update Data mengenai kawasan perkebunan dan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk
Peninjauan Kembali Perda No. 1 tahun 2018 tentang
RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat di Tahun 2022)

3) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pemanfaatan


Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

Agenda : Penataan Utilitas Kota Guna Peningkatan


Estetika Kota Di Sekitaran Kawasan Bundaran
Pancasila
Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Desember 2022
Pukul : Pukul 13.30 sampai dengan selesai
Tempat : Ruang Rapat Kepala Dinas PUPR Kabupaten
Kotawaringin Barat
Pimpinan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Rapat Ruang

I. PEMBUKAAN
Sambutan Kadis PUPR ( Bpk. M. Hasyim Muallim)
Rapat penataan utilitas kota guna peningkatan estetika kota di
sekitaran bundaran Pancasila dalam upaya memberikan kesan bersih

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -120


dan lebih menarik dalam sudut pandang keindahan kota Pangkalan
Bun.
Dalam hal ini melihat kondisi exiting lapangan pada sekitaran
kawasan bundaran Pancasila terpasang tiang lisrik, tiang telepon,
baleho permanen/nonpermanen dan warung-warung/gerobak-
gerobak usaha masyarakat yang perlu dirapikan atau diperlukan
pergeseran/pemindahan agar wajah kawasan bundaran Pancasila
lebih rapi dan lebih bersih.
Untuk itu mohon kiranya dari pihak terkait hal ini dapat
ditindaklanjuti sebagaimana keinginan kita bersama bahwa Kota
Pangkalan Bun benar-benar menjadi kota MANIS yang tertata tertib
dan nyaman.

II. TANGGAPAN
1. Kepala bagian ekonomi dan SDA Setda Kab. Ktw. Barat (M. Hasan
Basrie)
Garis sempadan bangunan (GSB) merupakan acuan dalam
pemasangan utilitas kota dengan kondisi eksisting tiang listrik,
tiang telp dan baleho mengacu pada GSB Bundaran
Kondisi eksisting tiang listrik, tiang telp dan baleho sudah berada
diluar trotoar
2. PLN Pangkalan Bun ( Bpk Didik Muhaimin dan Erman G.)
Eksisting jaringan listrik dimaksud berupa SUTM yang
merupakan jaringan interkoneksi yang mana dalam
pemindahannya memerlukan perencanaan lebih lanjut baik
terhadap ijin pemindahan kepada pimpinan wilayah dan rencana
lokasi pemindahan.
Dibutuhkan waktu yang panjang dalam prosesnya mengingat
kewenangannnya berada di pimpinan wilayah.
Diperlukan bantuan pemerintah daerah pada penyiapan lokasi
penempatan baru untuk tiang PLN tersebut.
Untuk dilakukan survey bersama guna penentuan titik lokasi
baru penempatan tiang listrik.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -121


3. Satpol PP (Bpk. Selamet Riyanto)
Baleho non permanen bisa ditertibkan sedang baleho yang
permanen perlu dikoordinasi lebih lanjut terhadap kepemilkan
dan ijinnya
Disarankan kepada pemberi ijin dalam pemasangan baleho agar
diberikan label masa kadaluwarsa baleho tersebut agat pihak
Satpol PP dapat menertibkannya apabia masa berlakunya sudah
habis
Pihak Satpol PP akan menertibkan gerobak-gerobak/warung-
warung yang memberikan dampak kurang baik terhadap estetika
kota disekitaran wilayah bundaran Pancasila.
4. Sekcam Arsel ( Bpk. Rangga Lesmana)
Berbagi pengalaman pada saat pemindahan gardu litrik untuk
kebutuhan hotel Mercure di jalan Udan Said Kelurahan Baru
bahwa dari proses awal administrasi sampai dengan proses
pemindahan tiang listrik dibutuhkan waktu + 2 tahun.
Tidak hanya masalah tiang listrik dan tiang telepon tetapi juga
terhadap ketertiban para pedagang disekitaran kawasan
bundaran Pancasila (contoh seperti dibelakang tembok pembatas
Taman Kota Manis Pangkalan Bun) diperlukan penataan agar
tidak terjadi wajah Bundaran Pancasila dan sekitarnya menjadi
tidak nyaman dilihat.
5. Dinas PMPTSP (Bpk. Hasbi Al Fikri)
Untuk bangunan baleho yang permanen akan dilaporkan
kepimpinan dan bidang yang menangani untuk mengetahui atas
kepemilikan siapa dan masa berlakunya yang kemudian akan
disesuaikan tindaklanjutnya terhadap arahan pimpinan rapat
dalam upaya pemindahan baleho.
6. Bina Marga DPUPR ( Bpk. M. Wasisto)
Usul untuk pemindahan tiang listrik atau telepon mungkin perlu
dikoordinasikan penempatan pada tanah aset milik Pemda yang
langsung berbatasan dengan lokasi dimaksud.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -122


III. PENUTUP
1. Untuk dibuatkan surat kepada pihak terkait selaku pemilik tiang
listrik, tiang telepon dan baleho baik permanen maupun non
permanen agar menindaklanjuti pemindahannya mengingat
informasi yang disampaikan bahwa tiang /baleho belum
mendapatkan ijin dari pemilik tanahnya.
2. Dimohon kepada pihak terkait untuk melakukan penertiban dan
perapian wajah kota sekitaran kawasan Bundaran Pancasila
terhadap para pedagang dalam upaya menjaga estetika kota
Pangkalan Bun khususnya disekitaran kawasan Bundaran
Pancasila.
3. Demikian kegiatan rapat ini dilaksanakan untuk dapat
ditindaklanjuti pihak terkait dan atas perhatian dan sumbang
sarannya diucapkan terima kasih.

Gambar 2.3 Rapat Koordinasi (Penataan Utilitas Kota Guna Peningkatan


Estetika Kota Di Sekitaran Kawasan Bundaran Pancasila)

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -123


3. Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Bentuk kegiatan yang terkait dengan Ketugasan Kelompok Kerja
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Forum Penataan Ruang (FPR)
Kab. Kotawaringin Barat pada periode 12 (dua belas) bulan tahun
2022 meliputi:

1) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja


Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Agenda : Pembahasan Surat dari PT. Surya Sawit


Sejati Nomor 044a/L/PB/II/2022 perihal
Tumpang Tindih Areal Konservasi PT. Surya
Sawit Sejati Dengan Cetak Sawah Program
LP2B
Hari/ Tanggal : Kamis, 24 Maret 2022
Pukul : Pukul 14.00 – Selesai
Tempat : Ruang Rapat Bidang Penataan Ruang Kab.
Kotawaringin Barat
Pimpinan : Kepala Bidang Penataan Ruang/ Rawandi,
Rapat ST., MT.

I. SAMBUTAN
Kegiatan hari ini dilaksanakan karena adanya surat Surat dari PT.
Surya Sawit Sejati Nomor 044a/L/PB/II/2022 perihal Tumpang
Tindih Areal Konservasi PT. Surya Sawit Sejati Dengan Cetak
Sawah Program LP2B. Dibutuhkan saran dan masukan dari
peserta rapat mengenai hal ini.

II. PAPARAN
Disampaikan Oleh Bapak Rawandi, ST.,MT.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -124


III. TANGGAPAN DAN SARAN
a. Perwakilan Kantor Pertanahan Pangkalan Bun : Aditya
Rahman
1. BPN berkoordinasi dengan dinas TPHP mengenai lahan
LP2B mengenai pemanfaatannya serta mengindentifikasi
lokasinya.
2. BPN mendata informasi dari pihak dinas TPHP dan
dimasukan kedalam laporan LP2B.

b. Pewakilan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan


Perkebunan (TPHP) : Bayu JK
a. Secara teknis lahan tersebut sudah mulai dipetakan
kedalam LP2B dari tahun 2010. Kenapa kawasan tersebut di
petakan kedalam kawasan LP2B karena disana terdapat
kegiatan pertanian persawahan.. Kawasan tersebut
merupakan kawasan subur sehingga cocok untuk dijadikan
persawahan.
b. Lahan tersebut merupakan lahan masyarakat setempat.
c. Cetak sawah dan proyek irigasi dari dinas TPHP dimulai di
tahun 2013

c. PT. Sumber Sawit Sejati : M. Holli


1. Pada thun 2009 mendapatkan informasi dari kementrian
kehutanan bahwa kawasan tersebut terkena HPK dan HP.
2. Pada thun 2009 bersurat ke kementrian Kehutanan
mengenai komitmen PT. SSS tidak akan membuka hutan
lagi untuk area kebun sampai proses pelepasan.
3. Pada tahun 2015 keluar surat pelepasan dari kementrian
kehutanan.
4. Yang menentukan kawasan konservasi merupakan hasil
dari kajian perusahaan .
5. Adanya dokumen pembelian lahan pada tahun 2007-2008.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -125


6. Kawasan konservasi merupakan kawasan pelepasan dari
PT. SSS
7. Luas kawasan konservasi kurang lebih 6600 ha dari luas
perkebunan.
8. Kondisi eksisting dari 2018 sampai sekarang merupakan
semak belukar.

d. Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR : Surya Darmawan, ST


Di desa kenambui dan desa sulung terdapat saluran irigasi ini
di buktikan dengan adanya titik koordinat.

e. Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR : Rawandi, ST.,MT


a. Rapat ini tidak memutuskan tetapi mengkonfirmasi dan
mengumpulkan data dan akan di rapatkan ke tingkat lebih
tinggi lagi pada Forum Penataan Ruang yang akan di Pimpin
oleh Setda Kab. Kotawaringin Barat.
b. Perlu adanya konfirmasi dengan kepala desa Kenambui.
c. Pada Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2021 Tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah Pasal 31 Paragraf 7

IV. KESIMPULAN
1. Mengumpulkan data mengenai kawasan/lahan tersebut baik
dari PT. Surya Sawit Sejati, Dinas TPHP, BPN, maupun dari
Pemerintah Desa.
2. Permasalahan tumpang tindih lahan ini akan di rapatkan lagi ke
forum yang lebih tinggi di dalam rapat FPR (Forum Penataan
Ruang) yang akan di pimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -126


Gambar 3.1 Pembahasan Surat dari PT. Surya Sawit Sejati Nomor
044a/L/PB/II/2022 perihal Tumpang Tindih Areal
Konservasi PT. Surya Sawit Sejati Dengan Cetak Sawah
Program LP2B

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -127


2) Acara : Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kotawaringin
Barat

Agenda : koordinasi mengenai pengendalian pemanfaatan


ruang di Kawasan PT. Korindo.
Hari/ Tanggal : Selasa, 27 Desember 2022
Pukul : Pukul 09.00 sampai dengan selesai
Tempat : Ruang Rapat Setda Kabupaten Kotawaringin
Barat
Pimpinan : Plt. Setda Kab. Kotawaringin Barat
Rapat

Berdasarkan hasil rapat koordinasi ini didapatkan catatan-


catatan sebagai berikut.
1. Mengacu pada Surat Gubernur Kalimantan Tengah nomor
522/1679/II. l/Dishut tanggal 8 Juli 2022, Hal Pelepasan Hak
Guna Bangunan PT. Korindo Ariabima Sari di Kelurahan
Mendawai untuk Kepentingan Umum serta Surat dari Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan
Tengah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor HP. 03/2148-62/VIIV2022
tanggal 26 Agustus 2022, Hal Pelepasan Hak Guna Bangunan
PT. Korindo Ariabima Sari di Kelurahan Mendawai untuk
Kepentingan Umum.
2. Berdasarkan Surat dari Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional nomor PK.01/802-200/X/2022 tanggal 12 Oktober
2022, Hal Persetujuan Substansi Rancangan Peraturan Bupati
Kotawaringin Barat Tentang Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Perkotaan Pangkalan Bun, bahwa kawasan
tersebut direncanakan menjadi Zona Sarana Pelayanan Umum
Skala Kota (SPU – 1).

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -128


3. Berdasarkan hasil tinjau lapangan bahwa kondisi eksisting di
kawasan tersebut telah dibangun perumahan komersil.
4. Tindak lanjut yang telah dilakukan adalah menerbitkan surat
Bupati Kotawaringin Barat Nomor 600/1399/PUPR tanggal 20
Desember 2022 perihal Pemberitahuan Penghentian Aktivitas
Pembangunan, yang ditandatangani oleh Pj Bupati
Kotawaringin Barat.
5. Semua peserta rapat telah memahami peraturan perundang-
undangan yang berlaku, kondisi eksisting di lapangan, dan
rencana pengembangan kawasan tersebut sesuai dengan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perkotaan Pangkalan Bun
Tahun 2022-2042.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -129


Gambar 3.2 Koordinasi mengenai pengendalian pemanfaatan ruang di
Kawasan PT. Korindo.

Forum Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat (FPR) III -130

Anda mungkin juga menyukai