PT. Nestle ERP Indonesia
PT. Nestle ERP Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan suplly chain management
berbasis ERP terhadap kinerja perusahaan PT Nestle Indonesia. Metode yang digunakan dalam peneltian
ini menggunakan studi pustaka (library research). Studi pustaka (library research) dengan menggunakan
berupa artikel jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data
penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik artikel jurnal ataupun buku-buku. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kolaborasi SCM dan ERP yang diterapkan PT. Nestle memberikan dampak
positif kepada perusahaan terlebih pada perkembangan perusahaan yang hingga saat ini tetap konsisten
memproduksi dan meyalurkan produk dengan tepat sasaran. Dikarenakan artikel mengenail penerapan ERP
dan SCM di PT Nestle masih terbatas, maka rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah dengan
melakukan penelitian di lapangan untuk mengetahui lebih dalam pengaruh penerapan SCM dan ERP
terhadap kinerja Nestle.
Kata kunci : SCM, ERP, Sistem, Nestle
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the effect of the application of ERP-based suplly chain management
on the company's performance of PT Nestle Indonesia. The method used in this research uses library research.
Library research using journal articles and books related to this research. This research data collection
technique is carried out by collecting data, both journal articles and books. The results showed that the
collaboration and ERP implemented by PT. Nestle has a positive impact on the company, especially on the
development of the company which until now has remained consistent in producing and distributing products
on target. Because articles on the application of ERP and at PT Nestle are still limited, the recommendation
for further research is to conduct research in the field to find out more about the influence of application and
ERP on Nestle's SCM Performance
Keywords : SCM, ERP, System, Nestle
PENDAHULUAN
Dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi yang sangat pesat merubah berbagai
macam sendi kehidupan manusia, baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun ekonomi, terlebih
di bidang ekonomi, dengan kemajuan teknologi yang notabenenya mempermudah pekerjaan
manusia, efek teknologi sangat besar bagi perkembangan perekonomian terlebih di Indonesia.
Pada rentang tahun 2020 hingga 2021, Indonesia tidak dapat menghindari ataupun mencegah
masuknya dan merebaknya coronavirus di Indonesia.
Coronavirus merupakan wabah yang berasal dari Wuhan, China dan virus tersebut sangat
cepat tersebar dari penderita satu ke penderita lainnya dengan jarak waktu penularan antara 1
hingga 14 hari, virus dengan cepat menular sehingga indvidu yang tertular dengan status positif
akan memengaruhi tingkat kesehatan suatu daerah. Dari kasus tersebut, masyarakat memerlukan
berbagai macam suplemen untuk menjaga kesehatan serta imun, salah satunya produk yang sangat
laris di pasaran yaitu produk bernutrisi yang dipayungi oleh PT. Nestle seperti Susu Dancow, Susu
Milo, Susu Beruang atau lebih dikenal dengan susu Bear Brand, Bear brand merupakan susu yang
komposisinya terdiri dari 100% susu murni.
PT. Nestle merupakan Perusahaan asal luar negeri, Pendiri PT Nestle merupakan ahli
farmasi yang bernama Henri Nestle yang berfokus pada produksi susu formula. PT. Nestle sendiri
memiliki banyak cabang di Indonesia. Nestle salip Uniever dan Coca-Cola karena mengalami
kenaikan penjualan di tengah kuatnya permintaan produk kopi di tengah work from home (WFH).
Pada awal tahun 2020 pendapatan perusahaan naik 2,8 %, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar
2,3%. Menanggapi lonjakan permintaan tersebut diperlukan kolaborasi sistem manajemen dan
kinerja perusahaan supaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Menanggapi melonjaknya kebutuhan serta permintaan pasar, tentunya perusahaan besar
memilki sistem yang terintegrasi dalam proses produksinya, salah satunya yaitu manajemen rantai
pasok atau yang sering disebut dengan sistem SCM (Supply Chain Management) (Ghofar et al.,
2020).
Dalam penerapan Supply Chain Management dibutuhkan sebuah sistem yang dapat
memberikan fungsi sesuai dengan yang diharapkan. ERP yang merupakan singkatan dari
Enterprise Resource Planning. Aplikasi ERP secara garis besar merupakan perangkat lunak yang
sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinerja perencanaan
sumber daya, melakukan control manajemen serta pengendalian operasional (Lukman, 2021).
Kegiatan SCM meliputi pengembangan produk, pengadaan bahan baku dan komponen,
perencanaan, pengendalian dan pengiriman dalam proses produksi dan distribusi. Kegiatan utama
dalam manajemen rantai pasok adalah manajemen pengadaan yakni kegiatan untuk menyediakan
kebutuhan bahan baku dan komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi perusahaan
(Kusmantini et al., 2015). Biasanya setiap sistem ERP memiliki menawarkan modul yang berbeda
satu diantara yang lain, namun dari sekian banyak modul canggih yang ditawarkan oleh vendor
aplikasi ERP biasanya terdapat modul dasar yang pasti dimiliki setiap aplikasi ERP canggih
diantaranya Accounting management, Inventory management, Purchasing management,
Manufacturing management, Human Resource Management, Sales Management, CRM, SCM,
Warehouse management, Project Management (Lukman, 2021).
Terkait dengan kebutuhan pasar akan produk bernutrisi yang diproduksi oleh PT Nestle,
maka PT. Nestle mengupayakan memenuhi kebutuhan pasar dengan menerapkan manajemen
SCM (Supply Chain Manajemen) dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) guna
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
studi pustaka (library research). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menganalisis
data-data yang berpedoman dengan sumber rujukan seperti buku, jurnal, dan artikel yang memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian, yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan yang
menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci mengenai permasalahan yang diteliti. Sumber data
yang telah dikumpulkan dapat dijadikan sebagai bukti pendukung untuk permasalahan yang akan
diteliti. Penelitian ini menggunakan PT Nestle Indonesia sebagai objek penelitian, dengan berfokus
pada manfaat dari penerapan Supply chain management dan sistem ERP pada PT Nestle Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian adalah mencari dan mengumpulkan
berbagai literatur atau dokumen, meninjau dan menyeleksi berbagai literatur atau dokumen,
mengembangkan kerangka teori yang akan digunakan, dan mengembangkan dan membuat konsep
isi kajian pembahasan serta kesimpulan dan saran.
Penerapan proyek GLOBE di Nestle Indonesia dimulai pada tahun 2003. Strategi
penerapan yang dipakai adalah Phasing Strategi, yaitu penerapan secara bertahap sampai tahun
2006. Proyek ini pertama kali diterapkan di Head Office Jakarta dan Kejayan Factory, Pasuruan,
Jawa Timur, yang merupakan pabrik pengolahan susu sapi terbesar di Indonesia. Pada tahun 2005,
proyek GLOBE mulai diaplikasikan di Panjang Factory, Lampung dan Cikupa Factory,
Tangerang, Jawa Barat. Secara pertahap proyek GLOBE ini diaplikasikan di masing-masing
departemen. Beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam penetapan sistem ERP yang
digunakan diantaranya yaitu ERP sistem sekarang sudah menjadi kebutuhan perusahaan-
perusahaan global yang ingin tetap kompetitif di persaingan bisnis global, memungkinkan tiap lini
bisnis untuk beroperasi dengan strukturnya yang paling optimal. Berikut kelebihan dan kelemahan
GLOBE sebagai berikut:
Kelebihan, Sistem GLOBE memang merupakan sistem yang cocok dari perusahaan.
Dengan sistem ERP ini, perusahaan dapat mengoordinasikan semua proses bisnis yang ada
Berikut merupakan unsur-unsur dasar yang perlu diperhatikan dalam membangun SCM
sesuai bagan diatas.
1. Perencanaan merupakan proses yang menyeimbangkan antara pasokan dengan permintaan
untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan bahan
produksi maupun jumlah kebutuhan pasar.
2. Pengadaan merupakan pemilihan dan penentuan pemasok yang memenuhi kriteria perusahaan
dan pemasok bersedia untuk berkomitmen terhadap perusahaan. Dalam hal ini, pemasok harus
menjaga kualitas dan berkomitmen sesuai dengan perjanjian.
3. Produksi yaitu proses dari bahan baku hingga proses menjadi sebuah produk.
4. Pengiriman merupakan pengaturan dalam hal pesanan konsumen, pengaturan arus distribusi,
pemilihan sistem ekspedisi termasuk juga pemilihan distributor.
5. Tahap pengembalian yaitu memeriksa kondisi produk dan memberi layanan retur dengan
ketentuan yang berlaku.
Di era teknologi yang semakin pesat, sehingga persaingan pun menjadi semakin senggit,
SCM merupakan bagian yang vital dalam perusahaan. Berdasarkan kajian pustaka dari beberapa
Skema diatas menunjukkan bahwa Minyak nabati, Vanila, Mineral, Susu Bubuk, Kakao,
Gula Bubuk dan susu sapi merupakan komposisi dasar, lalu bahan-bahan mentah tersebut
didistribusikan ke suplier bahan baku, kemudian diteruskan ke pabrik untuk dolah menjadi susu,
setelah diolah menjadi susu, dikemas menjadi susu bubuk baik dalam kemasan kecil hingga
kemasan besar, terakhir produk tersebut dikirim ke distributor dan dipasarkan ke grosir, pengecer,
mini market dan sampailah kepada konsumen akhir.
Strategi SCM PT. Nestle dalam membuat suatu produk pun tidak serta merta tergesa-gesa
dan terburu-buru dibalik proses yang panjang demi sampainya produk sampai ke konsumen akhir,
PT. Nestle bernegosiasi dengan banyak pemasok, mulai dari pemilihan bahan baku yang murah
namun berkualitas, lalu perusahaan juga turut serta menjalin hubungan kemitraan dengan para
pemasok yang mana, pemasok tersebut adalah pemasok pilihan, karena biasaya pemasok pilihan
akan mengerti tujuan perusahaan, sehingga pemasok akan terus berkomitmen baik dalam menjaga
atau mengembangkan kualitas bahan, dengan begitu pemasok pun ikut berpartisipasi dalam
pengembangan perusahaan Nestle.
KESIMPULAN
Dari pemaparan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan dari analisa
tersebut yakni Supply Chain Management (SCM) berbasis Enterprise Resource Planning ( ERP)
adalah sistem yang saling berkaitan dan saling support serta mendukung ketersediaan produk Pt.
Nestle dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan terlebih di masa pandemi, terlihat dengan
sampainya produk-produk Nestle ke konsumen akhir dan terpenuhinya permintaan konsumen
terhadap produk Nestle belakangan ini.
Kolaborasi SCM dan ERP yang diterapkan PT. Nestle memberikan dampak positif kepada
perusahaan terlebih pada perkembangan perusahaan yang hingga saat ini tetap konsisten
memproduksi dan meyalurkan produk dengan tepat sasaran. Peranan manajemen pemasok,
produksi dan logistik dalam SCM yaitu, pada manajemen pemasok memberikan kontribusi yang
DAFTAR PUSTAKA
Dinayati, S. T. A., & Kasmawaru. (2018). Perancangan Supply Chain Management Pada PT .
Nestle Indonesia Cabang Makassar. Prosiding Seminar Ilmiah Sistem Informasi Dan
Teknologi Informasi, VII(1), 1–9.
https://ejurnal.dipanegara.ac.id/index.php/sisiti/article/view/145-152
Ghofar, A., Kundarto, M., Sugandini, D., Ekawati, T., & Amalia, B. A. (2020). Perspektif
Manajemen Rantai Pasokan: Kapabilitas Strategis.
http://eprints.upnyk.ac.id/23916/1/BUKU ABDUL GHOFAR Perspektif Manajemen.pdf
Kusmantini, T., Guritno, I. A. D., & Rustamaji, H. C. (2015). Manajemen Risiko Rantai Pasok.
Lukman. (2021). Supply Chain Management (M. S. P. Prof. Dr. Okto R. Payangan (ed.); 1st ed.).
Muh. Nur Fajrin Putri Irmawati.
Windarsono, G. Y., Gady, S., & Wahyudi, M. I. (2012). Penerapan ERP, SCM dan CRM PT.
Nestle Indonesia. https://www.scribd.com/document/365580237/ERP-SCM-dan-CSM-PT-
NESTLE