Anda di halaman 1dari 12

Nama : Muhamad Haikal

NIM : A1J222005

Matakuliah : Menulis Naskah Drama

TOK COBER

TOKOH

KOMANG (Sebagai mantan aliansi negara)

SUSI (Istri Komang)

OLENG (Sebagai aliansi pendusta)

SARUNG (Sebagai penyelidik semak)

OYEN (Sebagai aliansi kartu)

UCUP (Sebagai penasehat)

MBAH WOWOK (Wakil ketua aliansi cober)

AKANG DONAT (Sebagai pemimpin aliansi cober)

WARGA I, II, III (Pemeran pendukung)

TOK-TOK COBER

Setiap daerah memiliki aliansi-aliansi untuk mempertahankan diri. Termasuk aliansi


pendusta, aliansi kartu dan yang paling berbahaya adalah aliansi cober. Perburuan dilakukan,
untuk memantau pergerakan yang dilajukan aliansi cober. Dan, hal ini dilajukan oleh aliansi
kartu dan pendusta yang berkerja sama dalam memberantas kaum-kaum cober. Polemik ini
bermula, ketika aliansi Cober, yang begitu serakah akan kekuasan dan ingin menjadikan
beberapa daerah untuk membangun gubuk-gubuk tikus. Tetapi usaha itu diberantas oleh
KOMANG, mantan aliansi negara dan bersama teman-temannya UCUP, SARUNG, OLENG,
OYAN yang merupakan gabungan dari aliansi kartu dan pendusta bersama-sama
menghancurkan alinasi cober tersebut. Tetapi siasat yang tidak terbaca, membuat kekalahan
kelak. Alinsi cober memegang kekuasaan sepenuhnya dan membangun gubuk-gubuk tikus
untuk kebernaungan taik-taik mereka.

BABAK I
DI POS RONDA BERJAGA TENGAH MALAM. EMPAT ORANG LELAKI DUDUK DI
SEBUAH RUMAH SEMENTARA PENJAGA MALING.

OYAN BERTERIAK MENANG Adegan 1

TERLIHAT KOMANG MENYERUPUT KOPI, UCUP MENDESIK KESAL, OLENG


IKUT BERTERIAK DENGAN OYAN. SAMBIL MEMUKUL KENTONG DENGAN
KENCANG.

KOMANG

Nanti maling betul datang

OYAN

Dusta...

UCUP

Ya mereka bilang...Ssekali ketuk maling langsung datang. Kalo dusta itu OLENG. Kau bicara
saja dengannya.

OYAN

Kau iri pada kami berdua. Sebab perkara kalah beruntun, kami berteriak soal kemenangan,
kemenangan yang murni tanpa dusta.

Adegan II

DARI KEJAUHAN DATANG SESEORANG TERTUTUP SARUNG. HANYA KEDUA


MATA SIPITNYA YANG KELIHATAN. MELIHAT SITUASI SEKITAR.

KOMANG

Lihat. Apa ku bilang ada malingkan (menunjuk)

OLENG BERTERIAK DENGAN KERAS MALING....malingggg

SARUNG BERLARI KEARAH SUARA TERIAKAN OLENG. OYAN BERSIAP SIAGA


UNTUK BERGULAT.

SARUNG
Aku bukan maling. Dusta kau ini. Lagian siapa yang mengetuk kentong berkali lipat?

UCUP

Yang kau tunjuk dusta itu. Menggaku perihal kemenangan, padahal pendusta.

OLENG

Hei!. Itu bukan dusta. Itu kenyakinan sebuah perantara untuk kemenangan.

KOMANG

Perantara mu kartu, berdusta pada kami. Main picik, kau buat OYAN menang. Bagaimana
kau ini, itu maksudmu kemenangan, mengetuk keras pakai kentong. Akhirnya perwakilan
maling datang. Memang OLENG.....

SARUNG

Benar. Padahal aku sedang melakukan siasat rahasia. Tapi setelah mendengar sinyal kentong,
aku terbirit lari menuju suara kentong. Ternyataaa...tai!. Sudahlah, lebih baik aku kembali ke
markas.

SARUNG MENINGGALKAN RUANGAN DAN MEREKA BEREMPAT TETAP BERADA


DI POS RONDA. OYAN MENGAMBIL KARTU DIGOSOKKANNYA KE MULUT
OLENG.

Adegan III

OYAN

Mulut dusta mesti digosok biar tak bau. Aku tadi betul menang atau tidak? Ayo jawab!

OLENG

Tidak...Eh maksudnya benar. Kau itu pemenang perantara untuk kartu. Mulut ku bersih tanpa
dusta, tidak makan jengkol

KOMANG

Lubang mu besar dimulut. Semua terlampau dusta, dari lidah, gigi, gusi , bibir, semua
terkontaminasi dusta. Telingaku sampai gatal, setiap perkumpulan pos maling kau sering
berdusta. Dusta tanah, dusta kartu, dusta anu, dusta tanduk, lalu akhir-akhir ini kau berdusta
tentang tikus, gila! Kau mau tambah OLENG kemana...

UCUP

Ah...Mang. Dia susah disadarkan, butuh pembaptisan ulang. Soalnya waktu masuk dia
berdusta pada pendeta, masak pendeta disuruhnya login kesemua partai. Mau diguling kau.

OLENG

Itu perlu! Sebab dalam agamaku setiap orang perlu disadarkan secara lisan dan batin rohani.
Mungkin saja setelah pendeta login, semua langsung tobat

OYAN

Bukan tobat!, tapi obat...

MENGAMBIL KERTAS DAN DISUMPALKAN KEMULUT OLENG KOMANG

Sudahlah. Aku lelah perihal dusta. Ini sudah jam berapa, aku tak bisa berlama-lama. Istriku
butuh jatah.

OYEN

Bersabar. Baru dua jam kau duduk di sini, kopi mu masih butuh pendamping. Nanti saja
perihal istrimu, tahan.

OLENG

Memang istrimu belum tidur jam segini, sudah tidur dia...

KOMANG

Tidak. Dia masih bersiluit di teras menunggu kedatanganku. Kenapa kau pikir dia sudah
tidur?

OLENG

Basa basi saja. Pergilah...hampiri istrimu. Mungkin saja dia sudah pakai atribut senam
malam. Biar tergoda kau MANG.

TERTAWA KERAS
KOMANG

Gila!. Mungkin. Aku harus nurut dengan opini istri. Pergi dulu...

KOMANG MENINGGALKAN RUANGAN. TINGGAL UCUP, OYAN, DAN OLENG


YANG MASIH BERJAGA DI POS MALING.

OLENG

Enak kali KOMANG punya istri. Beberapa malam disajikan pakaian senam.

UCUP

Maka ya jangan dusta. Perempuan itu pasti.

OLENG

Alah...Sama saja

OYAN

Tidak. Ada yang suka menggigit ada yang tidak

OLENG

Sama. Lagian aku berbicara lurus tanpa dusta, tapi sulit dipercaya. Apalagi ranahnya
perempuan, langsung disumpal mulutku dengan kertas hitam. Padahal baru keluar satu
kalimat.

OYAN

Gila...Gila...tapi itu budaya. Sudah perkutut itu.

OLENG

Tapi perempuan sekarang sudah mulai duduk. Mereka mulai berani main politik. Sedangkan
laki-laki, mulai berias wajah. Banyak kabur, terbirittttttt....(TERTAWA TERBAHAK)

UCUP

Itu kau. Karna mata mu sipit jadi objekmu sempit.


(OYAN TIDAK PEDULI, FOKUS DENGAN KARTUNYA, SAMBIL MELANTUR
KECIL)

Adegan IV OYAN

Ah...aku ditipu KOMANG. Sialan!. Kartu ini tidak cukup untuk rakyat. Bisa-bisa aku dikira
pencetak dusta seperti OLENG.

OLENG

Kenapa kau bawa namaku aku bukan pendusta, itu taktik kebenaran. Keuntungan mencapai
musyawarah. Manusia perlu pancingan, kalau tidak hancur masa depan.

UCUP

Kau saja OLENG. Sekarang perihal masa depan. Ah...lebih baik kita panggil saja SARUNG.

OYAN

Dia sulit di cari. Selalu disemak-semak. Fokus memata-matai.

OLENG

Tidak waras!. Mematai di semak-semak. Pukul saja kentong itu. pasti terbirit kemari. Terus
kita hasut dia untuk jaga pos maling juga.

OYAN MENGAMBIL KENTONG. SAMBIL BERTERIAK SARUNG ORIGINAL


SOUNDTRACK: SARUNG...Saruuunggg...

OLENG BERTERIAK MEMANGGIL JUGA

MUNCUL SARUNG DENGAN NAPAS TERENGAH. SAMBIL MEMEGANG


CELANANYA YANG HAMPIR MELOROT.

SARUNG

Hah...da...apa (terengah). Aku mendengar bahaya. Dimana dia, mana KOMANG?. UCUP

Bersenam malam.

SARUNG
Kuda-kuda pacuan original. Gila!. Sebentar aku kehabisan napas...siapa mengetuk berkali
lipat?. Apa aliansi itu bergerak kesini?

OYEN

Aliansi?. Kami memanggilmu untuk bercerita perihal masa depan bangsa. Ini ranah mu...kau
suka perihal politik merah.

OLENG

Sepertinya SARUNG memang kehabisan napas. Tapi telinganya tidak busuk.

SARUNG

Kau...kau jancok, aku berlari terbirit kesini dari markasku. Kupikir aliansi cober datang.
Mereka berbahaya. Tidak baik untuk rakyat seperti kita.

UCUP

Cober takkan berani ke pos maling kita. Sebab ada OLENG. Pemimpin aliasi pendusta.

TERSEYUM OLENG

Ya...perkara kecil itu. Biar kusumbat para cober-cober itu tenang saja. Kemari, lebih baik kau
menemani kami, sembari berimajinasi tentang keadilan. Bagaimana?

OLENG MEMBERIKAN SECANGKIR AIR KOPI DAN KARTU KEPADA SARUNG


SARUNG

Aku lemah dengan keadilan. Perkara seperti itu perlu didiskusikan. Apalagi politik merah.

UCUP

Nah begitu...nanti saja kau semak itu. Tinggalkan sebentar, kita berkhayal dulu disini.
Betulkan Yen.

OYEN

Katakan sepuas-puasnya SARUNG. Di pos ini, kebebasan imajinasi melancar jaya.

Adegan V SARUNG
Sudah satu minggu aku berada disemak, memata-matai aliasi mereka. Mereka sudah
melakukan pembunuhan dan salah satu korbannya adalah Akang donat, tetapi aku tidak
punya bukti kuat.

UCUP

Gila, itu donat langgananku. ini berbahaya. Kenapa kau tidak putar saja lehernya. Kau kan
sedang memata-matai.

OLENG

Aliansi cober, bukan perkara mudah. Bisa-bisa nyawa SARUNG yang dipelintir. Kau ingin
namamu tertera sebagai warga hilang. Makanya kita butuh KOMANG.

OYEN

Dia sudah pensiun. Sibuk dengan istri. Tidak bisa diganggu gugat. Tetapi, kenapa Akang
donat bisa terbunuh, bukannya dia ahli silat.

OLENG

Benar. Aku pernah dihajarnya, gara-gara lari membawa donat. Tiga hari aku terbaring
dikasur. Pinggangku keseleo.

SARUNG

Aku tidak tau pasti. Tetapi dia membawa sepeda, keranjangnya penuh donat dan hanya satu
orang saja yang jualan donat didaerah ini.

MUNCUL AKANG DONAT DENGAN SEPEDA MASUK KERUANGAN. SAMBIL


MENGELUARKAN CIRI KHAS SUARANYA.

AKANG DONAT

Do...Do...Nat...Uyyy. Beli neng, kang, abah, ustad. Eh...Akang-akang lagi pengajian. Beli
donat, ada lubangnya ditengah jadi namanya donat. Saya kasih murah, dua ceban aja. Kalo
satu goceng aja uyyy.

OLENG

Mahal kali Kang. Bisa nawar gak nih. Dua goceng aja ya.
AKANG DONAT

Mending gak usah beli. Dipikir roti tawar. Akang yang lain beli?

UCUP

Gak dulu kang. Lambung bolong. Udah seminggu si Akang gak jualan donat. Mudik?

AKANG DONAT

Ah...Tidak. Hanya tamasya kecil, jalan-jalan uyy.

SARUNG

Sudah cober Kang?.

OLENG

Kenapa kau tanya perihal taik. Aku sedang makan donat ini.

AKANG DONAT

Bayar Leng. Ah...saya sudah cober digubuk seminggu yang lalu. Tapi saya cuma disuruh
kesana, untuk mengantar donat.

SARUNG

Siapa yang pesan Kang?

AKANG DONAT

Tidak tau. Dia pakai topeng miki mouse. Badan tidak kelihatan. Saya rabun.

UCUP

Sudahlah. Lebih baik kita tanya saja nanti ke KOMANG. Diakan mantan aliansi negara.
Perkara seperti ini, pasti tau lah dia.

OLENG

Ya...itu benar (mengunyah donat). Kang hati-hati sekarang banyak aliansi tidak waras
berkeliaran di daerah ini.

AKANG DONAT
(TERTAWA)... Gampang itu. Saya ahli pelintir badan. Sikat semua...Saya pergi
dulu...Do...Do...Nat uyy. Beli...Neng, akang, abah, ustad. Donat lubang uyyy...Do...nat...

AKANG DONAT MENINGGALKAN RUANGAN. SAMBIL MEMBAWA SEPEDANYA.

OYAN

Arwah Kang donat belum tenang. Donatnya masih banyak.

OLENG

Jadi yang kumakan basi. Habis tanggal. Mampus, bisa-bisa selanjutnya aku

SARUNG

Bukan cok!. Itu Akang donat, dia masih hidup. Berarti yang kulihat itu siapa

OLENG

Efek tertalu sering disemak itu

Adegan VI

OYAN MENGAMBIL KARTU YANG BERSERAKAN DIDEPANNYA. SAMBIL


MENGAJAK SARUNG, UCUP, OLENG UNTUK BERGABUNG BERMAIN KARTU.

UCUP

Sempat curang. Aku kill kartumu.

OYAN

Tidak...kita satu iman kali ini

OLENG

Benar. Jalur-jalur yang lurus. Bukan seperti SARUNG, kurang sempak.

SARUNG

Bukan kurang. Tapi sudah diambil anjing ompong. Jadi sempakku sisa yang tumpul.

TERTAWA LEPAS UCUP

Wah...tapi jangan kau simpan kartu itu disempakmu. Nanti tambah tumpul.
OLENG

Bagaimana dengan negara ini apa juga butuh sempak?

OYEN

Tidak...susah diterapkan, tumpul duluan. Egois mereka

SARUNG

Benar. Penghuni sekarang sudah seperti jerapah. Mentang-mentang satu rumah. Mulut meler
kemana-mana. Wiwiwiwiwiwi....Lama-lama bibir miring

UCUP

Penghinaan ini. Kau menyinggung bibir miring. Tetapi secara normal, orang yang sengaja
bibir miring, itu gara-gara kebanyakan menyanjung diri. Meninggi dia. Tapi badan tetap
rendah (tertawa kecil)

OLENG

Mungkin dia seperti itu, karna gubuknya dulu indah. Begitu asri, membuat rakyat terpesona
dengan gubuk tua

OYEN

Yah...mereka terlalu baper. Dejavu tidak cocok dengan rumahnya sekarang.


Kacauuuu...rakyat mengeluh tidak tahan. Termasuk kita yang di pos maling ini. Kalau Negara
ini sejahtera, kenapa harus ada maling. Makanya...buat kebijakan yang adil dan makmur enak
dihati rakyat, enak juga dihati jerapah

OLENG

Goblok!. Kau tidak bisa sewenang seperti itu. Mentang-mentang punya kartu. Ingat semua ini
punya taktik, termasuk jalur kedustaan kalo mau makmur berdusta saja

SARUNG

Jangan kau tularkan petuah sesat itu. Otakmu itu OLENG. Mana mempan sama politik
merah, bisa-bisa kau duluan diciduk

OLENG
Kalian ini tidak percaya. Lihat saja nanti dusta itu bukan dosa tapi kebenaran untuk kebaikan
rakyat

UCUP

Ya...kau berbudi tinggi perihal dusta. Kau cicipi saja sendiri jangan bawa-bawa kami

Anda mungkin juga menyukai