NIM : A1J222005
TOK COBER
TOKOH
TOK-TOK COBER
BABAK I
DI POS RONDA BERJAGA TENGAH MALAM. EMPAT ORANG LELAKI DUDUK DI
SEBUAH RUMAH SEMENTARA PENJAGA MALING.
KOMANG
OYAN
Dusta...
UCUP
Ya mereka bilang...Ssekali ketuk maling langsung datang. Kalo dusta itu OLENG. Kau bicara
saja dengannya.
OYAN
Kau iri pada kami berdua. Sebab perkara kalah beruntun, kami berteriak soal kemenangan,
kemenangan yang murni tanpa dusta.
Adegan II
KOMANG
SARUNG
Aku bukan maling. Dusta kau ini. Lagian siapa yang mengetuk kentong berkali lipat?
UCUP
Yang kau tunjuk dusta itu. Menggaku perihal kemenangan, padahal pendusta.
OLENG
Hei!. Itu bukan dusta. Itu kenyakinan sebuah perantara untuk kemenangan.
KOMANG
Perantara mu kartu, berdusta pada kami. Main picik, kau buat OYAN menang. Bagaimana
kau ini, itu maksudmu kemenangan, mengetuk keras pakai kentong. Akhirnya perwakilan
maling datang. Memang OLENG.....
SARUNG
Benar. Padahal aku sedang melakukan siasat rahasia. Tapi setelah mendengar sinyal kentong,
aku terbirit lari menuju suara kentong. Ternyataaa...tai!. Sudahlah, lebih baik aku kembali ke
markas.
Adegan III
OYAN
Mulut dusta mesti digosok biar tak bau. Aku tadi betul menang atau tidak? Ayo jawab!
OLENG
Tidak...Eh maksudnya benar. Kau itu pemenang perantara untuk kartu. Mulut ku bersih tanpa
dusta, tidak makan jengkol
KOMANG
Lubang mu besar dimulut. Semua terlampau dusta, dari lidah, gigi, gusi , bibir, semua
terkontaminasi dusta. Telingaku sampai gatal, setiap perkumpulan pos maling kau sering
berdusta. Dusta tanah, dusta kartu, dusta anu, dusta tanduk, lalu akhir-akhir ini kau berdusta
tentang tikus, gila! Kau mau tambah OLENG kemana...
UCUP
Ah...Mang. Dia susah disadarkan, butuh pembaptisan ulang. Soalnya waktu masuk dia
berdusta pada pendeta, masak pendeta disuruhnya login kesemua partai. Mau diguling kau.
OLENG
Itu perlu! Sebab dalam agamaku setiap orang perlu disadarkan secara lisan dan batin rohani.
Mungkin saja setelah pendeta login, semua langsung tobat
OYAN
Sudahlah. Aku lelah perihal dusta. Ini sudah jam berapa, aku tak bisa berlama-lama. Istriku
butuh jatah.
OYEN
Bersabar. Baru dua jam kau duduk di sini, kopi mu masih butuh pendamping. Nanti saja
perihal istrimu, tahan.
OLENG
KOMANG
Tidak. Dia masih bersiluit di teras menunggu kedatanganku. Kenapa kau pikir dia sudah
tidur?
OLENG
Basa basi saja. Pergilah...hampiri istrimu. Mungkin saja dia sudah pakai atribut senam
malam. Biar tergoda kau MANG.
TERTAWA KERAS
KOMANG
Gila!. Mungkin. Aku harus nurut dengan opini istri. Pergi dulu...
OLENG
Enak kali KOMANG punya istri. Beberapa malam disajikan pakaian senam.
UCUP
OLENG
Alah...Sama saja
OYAN
OLENG
Sama. Lagian aku berbicara lurus tanpa dusta, tapi sulit dipercaya. Apalagi ranahnya
perempuan, langsung disumpal mulutku dengan kertas hitam. Padahal baru keluar satu
kalimat.
OYAN
OLENG
Tapi perempuan sekarang sudah mulai duduk. Mereka mulai berani main politik. Sedangkan
laki-laki, mulai berias wajah. Banyak kabur, terbirittttttt....(TERTAWA TERBAHAK)
UCUP
Adegan IV OYAN
Ah...aku ditipu KOMANG. Sialan!. Kartu ini tidak cukup untuk rakyat. Bisa-bisa aku dikira
pencetak dusta seperti OLENG.
OLENG
Kenapa kau bawa namaku aku bukan pendusta, itu taktik kebenaran. Keuntungan mencapai
musyawarah. Manusia perlu pancingan, kalau tidak hancur masa depan.
UCUP
Kau saja OLENG. Sekarang perihal masa depan. Ah...lebih baik kita panggil saja SARUNG.
OYAN
OLENG
Tidak waras!. Mematai di semak-semak. Pukul saja kentong itu. pasti terbirit kemari. Terus
kita hasut dia untuk jaga pos maling juga.
SARUNG
Hah...da...apa (terengah). Aku mendengar bahaya. Dimana dia, mana KOMANG?. UCUP
Bersenam malam.
SARUNG
Kuda-kuda pacuan original. Gila!. Sebentar aku kehabisan napas...siapa mengetuk berkali
lipat?. Apa aliansi itu bergerak kesini?
OYEN
Aliansi?. Kami memanggilmu untuk bercerita perihal masa depan bangsa. Ini ranah mu...kau
suka perihal politik merah.
OLENG
SARUNG
Kau...kau jancok, aku berlari terbirit kesini dari markasku. Kupikir aliansi cober datang.
Mereka berbahaya. Tidak baik untuk rakyat seperti kita.
UCUP
Cober takkan berani ke pos maling kita. Sebab ada OLENG. Pemimpin aliasi pendusta.
TERSEYUM OLENG
Ya...perkara kecil itu. Biar kusumbat para cober-cober itu tenang saja. Kemari, lebih baik kau
menemani kami, sembari berimajinasi tentang keadilan. Bagaimana?
Aku lemah dengan keadilan. Perkara seperti itu perlu didiskusikan. Apalagi politik merah.
UCUP
Nah begitu...nanti saja kau semak itu. Tinggalkan sebentar, kita berkhayal dulu disini.
Betulkan Yen.
OYEN
Adegan V SARUNG
Sudah satu minggu aku berada disemak, memata-matai aliasi mereka. Mereka sudah
melakukan pembunuhan dan salah satu korbannya adalah Akang donat, tetapi aku tidak
punya bukti kuat.
UCUP
Gila, itu donat langgananku. ini berbahaya. Kenapa kau tidak putar saja lehernya. Kau kan
sedang memata-matai.
OLENG
Aliansi cober, bukan perkara mudah. Bisa-bisa nyawa SARUNG yang dipelintir. Kau ingin
namamu tertera sebagai warga hilang. Makanya kita butuh KOMANG.
OYEN
Dia sudah pensiun. Sibuk dengan istri. Tidak bisa diganggu gugat. Tetapi, kenapa Akang
donat bisa terbunuh, bukannya dia ahli silat.
OLENG
Benar. Aku pernah dihajarnya, gara-gara lari membawa donat. Tiga hari aku terbaring
dikasur. Pinggangku keseleo.
SARUNG
Aku tidak tau pasti. Tetapi dia membawa sepeda, keranjangnya penuh donat dan hanya satu
orang saja yang jualan donat didaerah ini.
AKANG DONAT
Do...Do...Nat...Uyyy. Beli neng, kang, abah, ustad. Eh...Akang-akang lagi pengajian. Beli
donat, ada lubangnya ditengah jadi namanya donat. Saya kasih murah, dua ceban aja. Kalo
satu goceng aja uyyy.
OLENG
Mahal kali Kang. Bisa nawar gak nih. Dua goceng aja ya.
AKANG DONAT
Mending gak usah beli. Dipikir roti tawar. Akang yang lain beli?
UCUP
Gak dulu kang. Lambung bolong. Udah seminggu si Akang gak jualan donat. Mudik?
AKANG DONAT
SARUNG
OLENG
Kenapa kau tanya perihal taik. Aku sedang makan donat ini.
AKANG DONAT
Bayar Leng. Ah...saya sudah cober digubuk seminggu yang lalu. Tapi saya cuma disuruh
kesana, untuk mengantar donat.
SARUNG
AKANG DONAT
Tidak tau. Dia pakai topeng miki mouse. Badan tidak kelihatan. Saya rabun.
UCUP
Sudahlah. Lebih baik kita tanya saja nanti ke KOMANG. Diakan mantan aliansi negara.
Perkara seperti ini, pasti tau lah dia.
OLENG
Ya...itu benar (mengunyah donat). Kang hati-hati sekarang banyak aliansi tidak waras
berkeliaran di daerah ini.
AKANG DONAT
(TERTAWA)... Gampang itu. Saya ahli pelintir badan. Sikat semua...Saya pergi
dulu...Do...Do...Nat uyy. Beli...Neng, akang, abah, ustad. Donat lubang uyyy...Do...nat...
OYAN
OLENG
Jadi yang kumakan basi. Habis tanggal. Mampus, bisa-bisa selanjutnya aku
SARUNG
Bukan cok!. Itu Akang donat, dia masih hidup. Berarti yang kulihat itu siapa
OLENG
Adegan VI
UCUP
OYAN
OLENG
SARUNG
Bukan kurang. Tapi sudah diambil anjing ompong. Jadi sempakku sisa yang tumpul.
Wah...tapi jangan kau simpan kartu itu disempakmu. Nanti tambah tumpul.
OLENG
OYEN
SARUNG
Benar. Penghuni sekarang sudah seperti jerapah. Mentang-mentang satu rumah. Mulut meler
kemana-mana. Wiwiwiwiwiwi....Lama-lama bibir miring
UCUP
Penghinaan ini. Kau menyinggung bibir miring. Tetapi secara normal, orang yang sengaja
bibir miring, itu gara-gara kebanyakan menyanjung diri. Meninggi dia. Tapi badan tetap
rendah (tertawa kecil)
OLENG
Mungkin dia seperti itu, karna gubuknya dulu indah. Begitu asri, membuat rakyat terpesona
dengan gubuk tua
OYEN
OLENG
Goblok!. Kau tidak bisa sewenang seperti itu. Mentang-mentang punya kartu. Ingat semua ini
punya taktik, termasuk jalur kedustaan kalo mau makmur berdusta saja
SARUNG
Jangan kau tularkan petuah sesat itu. Otakmu itu OLENG. Mana mempan sama politik
merah, bisa-bisa kau duluan diciduk
OLENG
Kalian ini tidak percaya. Lihat saja nanti dusta itu bukan dosa tapi kebenaran untuk kebaikan
rakyat
UCUP
Ya...kau berbudi tinggi perihal dusta. Kau cicipi saja sendiri jangan bawa-bawa kami