Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir

1 Pengertian
Infeksi neonatal merupakan sindroma klini dari penyakit sistematik
akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupa. Penyebab terjadinya
sepsis pada bayi baru lahir yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.
Bayi baru lahir mempunyai sekurang-kurangnyasatu luka trbuka seperti
tali pusat yang masih sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, jika
dilakukan sirkumsisi maka juga dalat menjadi akses mikroorganisme.
Oleh sebeb itu, untuk meminimalkan risiko ingeksi pada bayi baru lahir,
semua lingkungan harus dibersihkan dengan menggunakan teknik
aseptik, perhatian khusus pada perawatan tali pisat dan perawatan mata.

2 Prinsip dasar dan pelaksanaan pencegahan infeksi


a. Tanda awal sepsis pada BBL tidak spesifik
b. Mekaniesme daya tahan tubuh neonatus masih imatur sehingga
memudahkan invasi mikroorganisme
c. Infeksi pada neonatus bisa terjadi saat antenatal,intra Natal dan
Pasca Natal
d. Faktor resiko terjadinya sepsis neonatorum Yaitu ibu demam
sebelum dan selama persalinan, ketuban pecah dini, persalinan
dengan tindakan, timbul asfiksia pada saat lahir, BBLR.
e. Terapi awal pada BBLR dengan infeksi harus segera dilakukan
tanpa menunggu hasil kultur

3 Ha-hal yang perlu dilakukan/dikaji dalam pemeriksaan fisik


a Keadaan umum: suhu tubuh tidak norma, letargi, aktivitas
berkurang, malas minum, iritabel atau rewel, kondisi memburuk
secara cepat.
b Gastro intestinal muntah, diare, perut kembung, hepatomegali
mulai hari ke empat.
c Kulit perfusi kulit kurang, sianosis l, pucat, petekie, ruam,
sklerema, ikterik
d Kardiopulmo Tachipnea, gangguan nafas, Tachicardia, hipotensi
e Neurologis iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubub-ubun
menonjol, kaku kuduk seusai meningitis
f Kelompok temuan yang berhubungan dengan infeksi
neonatorum kategori A
 Kusulitan bernapas (mis. Apnea, RR meningkat, retraksi
dinding dada, grunting pada waktu inspirasi, sianosis
sentral)
 Kejang
 Tidak sadar
 Suhu tubuh tidak normal (suhu tidak normal sejak lahir
dan tidak memberi respon terhadap pasen, suhu tubuh
tidak stabil dan menyokong ke arah sepsis)
 Persalinan di lingkungan yang kurang higienis
(menyokong ke arah sepsis)
g Kondisi memburuk secara depat dan dramatis (menyokong ke
arah sepsis) kategori B:
 Tremor
 Letargi atau lunglai
 Mengantuk atau aktivitas berkurang
 Iritabel atau rewel
 Muntah (menyokong ke arah sepsis)
 Perut kembung (menyokong ke arah sepsis)
 Tanda-tanda mual mulai muncul sesudah hari ke empat
(menyokong ke arah sepsis)
 Air ketuban bercampur mekonium
 Malas minum sebelumnya minum dengan baik
(menyokong ke arah sepsis)
4 Merawat tali pusat
Hal yang dapat dilakukan dalam perawatan tali pusat yaitu:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat
b. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan
atau bahan apapun ke puntung tali pusat
c. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenakan
apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab
d. Berikan nasehan pasa ibu dan keluarga sebelum meninggalkan
bayi
 Lihat popok bahi di bawah puntung tali pusat
 Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih,
sampai susa tali pusat mengering dan terlepas sendiri
 Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) denhan
air DTT dan sabun segera keringkan secara
seksamadenhan menggunakan kain bersih
 Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada
kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau, jika
terdapat tanda infeksi, nasehayi ibu untuk membawa bayi
ke fasilitas kesehatan
5 Pencegahan infeksi mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan pada
bayi segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusui. Sebaiknya
diberikan 1 jam setelah lahir. Pencegahan infeksi mata dianjurkan
menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.
Cara pemberian salep mata antibiotik :
a. Cuci tangan ( gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian
keringkan
b. Jelaskan kepada keluarga apa gang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut
c. Tarik kelopak mata bagian bawah ke arah bawah
d. Berikan salep mata dalam satu garus lurus mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian
luar mata atau tetes mata
e. Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh
mata bayi
f. Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga
untuk tidak menghapus obat-obat tersebut
6 Perawatan bayu dalam inkubator
Perawatan bayi dalam inkubator merupakan cara perawatan bayi dengan
memasukan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk
menciptakan lingkunhan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi.
Suhu lingkunhan yang netral adalah suatu keadaan dimana panas yang
dihasilkan dapat mempertahankan tubuh yang tetap
Bahaya pemakian inkubator
a. Hipertermi. Jika suhu inkubator sangat tinggi sementara probe
untuk mengontrol suhu bayi terlepas dari letaknha dengan kulit
anak sehingga sistem alarm tidak berfungsi
b. Infeksi tak terpantau. Keadaan hipotermi atau hipertermi yang
biasanha terjadi pada bayi infeksi, dapat dimanipulasi dengan
pemakaian inkubator, karena didalm inkubator suhu berusaha
dipelihara dalam kondisi normal sehingga untuk mengobservasi
kemungkinan sepsis agak sulit
c. Dehidrasi suhu inkubator sering suhunya meningkat, tanpa
adanya pengawasan yang ketat bayi dapat mengalami kehilanhan
cairan sehingga lama kelamaan akan terjadi dehidrasi.
Langkah-langkah perawatan bayi dalam inkubator
a. Hangatkan inkubator sebelum digunakan
b. Suhu inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur
bayi
c. Bila jenis inkubator berdinging tunggal, naikkan suhu inkubator
1°C setiap perbedaan suhu 7°C antara suhu ruang dan inkubator
d. Bila diperlukan, lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau
terapi sinar, lepas semua pakian bayi dan segera diberi pakian
kembali setelah selesai
e. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup
agar inkubator tetap hangat
f. Gunaan satu inkubator untuk satu bayi
g. Periksa suhu inkubator dengan menggunakan termoeter ruang
dan ukur suhu aksila bayi tiap jam dalam 8 jam pertama,
kemudian tiap 3 jam
h. Bila suhu aksila <36,5°C atau 37,5°C atur suhu inkubator
secepatnya
i. Bula suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah diatur,
maka inkubator tidak berfungsi dengan baik. Atur suhu
inkubator sampai tercapai suhu yang dikehendaki atau gunakan
cara lain untuk menghangatkan bayi
j. Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator susah diatur,
lakukan manajemen suhu tubuh abnormal
k. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya bila bayu sudah tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit

7 Persiapan Alat dan Prosedur tindakan


A Persiapan alat
1) Perawatan tali pusat
a Kain kasa steril
b Handscoen/sarung tangan
c Air bersih dan sabun
d Neibekken/bengkok
2) Perawatan mata
a Salep mata
b Sarung tangan bersih
c Neibekken/bengkok
3) Perawatn bayi dalam inkubator
a Inkubator terbuka atau tertutup
b Peralatan untuk membersihkan inkubator (desinfektan.
Lap, atau kassa)
c Alat tenun untuk inkubator
d Termometer aksila
e Termometer ruang
f Jam tangan
g Oksigen
B Prosedur tindakan
1) Prosedur perawatan infeksi mata pada bayi
A Fase orientasi
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Melakukan identifikasi pasien (mengecek gelang
pasien, atau minimal 2 identitas)
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
5 Meminta izin kepada pasien/keluarga
B Fase kerja
1 Mencuci tangan
2 Memakai sarung tangan
3 Menarik kelopak mata bagian bawah ke arah
bawah
4 Memberikan salep mata dalam satu garis lurus
dumulai dari bagian mata yang paling dekat
hidung bayi menuju ke bagian luar mata atau
tetesi mata, dengan menjaga ujung salep mata
atau pipet tetes mata tidak menyentuh mata
bayi.
5 Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak
menghapus salep dari mata bayi
6 Melepas sarung tangan dan meletakkan dalam
bengkok
7 Merapikan alat
8 Mencuci tangan
C Fase terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Berpamitan dengan klien dan memberikan
pujian atas kerjasamanya
4 Medokumentasikan tindakan dalam lembar
catatan keperawatan
D Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan selama melakukan tindakan
2 Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
3 Menjaga keamanan pasien
4 Menjaga keamanan perawat
2) Prosedur perawatan tali pusat pada bayi
A Fase orientasi
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Melakukan identifikasi pasien (mengecek
gelang, atau minimalkan 2 identitas)
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
5 Meminta izin kepada pasien/keluarganya
B fase kerja
1 mencuci tangan
2 memakai sarung tangan
3 mencuci tali pusat dengan air bersih dan
sabun, bilas dan keringkan dengan kassa steril
4 mempertahankan sisa tali pusat dalam
keadaan terbuka agar terpajan udara
5 melihat popok dibawah sisa tali pusat, jika tali
pusat terkena kotoran feses pasien, cuci bersih
dengan sabun dn air dan kemudian keringkan
6 melepaskan sarung tangan dan meletakkan
dalam bengkok
7 merapikan alat
8 mencuci tangan
C Fase terminasi
1 melakukan evaluasi tindakan
2 menyampaikan rencana tindak lanjut
3 berpamitan dengan klien dan memberikan
pujian atas kerjasamanya
4 mendkokumentasikan tindakan dalam lembar
catatan keperawatan
D Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan selama melakukan tindakan
2 Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
3 Menjaga keamanan pasien
4 Menjaga keamanan perawat
3) Prosedur perawatan bayi dalam inkubator
A Fase orientasi
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Melakukan identifikasi pasien (mengecek
gelang pasien, atau minimal 2 identitas)
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
5 Meminta izin kepada pasien/keluarga
B Fase kerja
1 Mencuci tangan
2 Memakai sarung tangan
3 Bersihkan inkubator dengan desinfektan
4 Tutup matras dengan kain bersih
5 Kosongkan air reservoir untuk mencegah
pertumbuhan bakteri
6 Atur suhu sesuai umur dan berat badan bayi
7 Hangatkan inkubator terlebih dahulu sebelum
dipakai
8 Lekatakan bayi dalam inkubator dengan
keadaan terlanjang (tidak memakai pakian)
9 Tutup inkubator, jaga agar lubang selalu
tertutup agar inkubator tetap hangat
10 Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
11 Periksa suhu inkubator secepatnya, jika suhu
aksila <36,5°C atau 37,5°C
12 Mepaskan sarung tangan dan meletakkan
dalam bengkok
13 Merapikan alatr
14 Mencuci tangan
C Fase terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Berpamitan dengan klien dan memberikan
pujian atas kerjasamanya
4 Mendkokumentasikan tindakan dalam lembar
catatan keperawatan
D Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan selama melakukan tindakan
2 Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
3 Menjaga keamanan pasien
4 Menjaga keamanan perawat

Anda mungkin juga menyukai