Anda di halaman 1dari 16

BAB VIII

PERENCANAAN DAN ANALISIS ALIRAN

8.1 Pola Aliran


Pola aliran material menjadi dasar tidak hanya untuk desain fasilitas tetapi
juga untuk efisiensi menyeluruh dari semua operasi. Pola aliran dapat dilihat dari
pandangan aliran dalam workstation, dalam departemen, dan antar departemen.
8.1.1 Aliran dalam Workstation
Pertimbangan studi gerakan dan ergonomi sangat penting dalam
membangun aliran dalam workstations. Contoh: aliran dalam stasiun kerja harus
simultan, simetris, alami, berirama, dan biasa (habitual). Simultan berarti
mengkoordinasikan penggunaan tangan, lengan, dan kaki. Simetris berarti
koordinasi dari pergerakan terhadap pusat badan. Alami berarti pergerakan
kontinu, melengkung (curved), dan memanfaatkan momentum. Berirama dan
biasa yaitu aliran menggunakan metodologi dan urutan otomatis dari aktivitas,
pengurangan kelelahan mental, mata, dan otot.
8.1.2 Aliran dalam Departemen
Pola aliran dalam departemen bergantung pada tipe dari departemen. Pada
departemen produk dan/atau product family, aliran pekerjaan mengikuti aliran
produk. Tipe aliran produk mengikuti salah satu dari pola yang ditunjukkan pada
Gambar 8.1. Pola aliran akhir ke akhir (end to end), belakang ke belakang (back
to back), dan sudut ganjil (odd-angle) mengindikasikan departemen produk
dimana 1 operator bekerja di setiap stasiun kerja. Pola aliran depan kedepan (front
to front) digunakan ketika 1 operator bekerja di 2 workstation dan pola aliran
melingkar (circular) yang digunakan jika 1 operator bekerja di lebih dari 2
workstations.
(a) (b) (c)
(b)

(d) (e)
(Sumber: Tompkins dkk, 2010)
Gambar 8.1 Aliran dalam Departemen Produk (a) End to End (b) Back to
Back (c) Front to Front (d) Circular (e) Odd angle

Dalam departemen proses, aliran kecil dapat terjadi di antara workstations


dalam departemen. Tipe aliran terjadi antara workstations dan gang/ lorong
(aisles). Pola aliran ditentukan berdasarkan orientasi dari workstations terhadap
aisles. Gambar 8.2 menunjukkan pengaturan 3 workstations-aisles dan
menghasilkan pola aliran. Penentuan pola pengaturan workstations-aisles yang
dipilih bergantung pada interaksi di antara area workstation, ruang yang tersedia,
dan ukuran dari material yang harus ditangani.
Pola aliran diagonal biasanya digunakan bersama dengan one-way aisles.
Aisles yang mendukung pola aliran diagonal biasanya membutuhkan ruang yang
lebih sedikit dibandingkan dengan pengaturan workstation-aisle paralel atau tegak
lurus. One-way aisles menghasilkan fleksibilitas yang lebih kecil, sehingga
polaaliran diagonal tidak sering digunakan.

(Sumber : Tomkins dkk, 2010)


Gambar 8.2 Aliran dalam departemen proses (a) Pararel (b) Tegak Lurus (c)
Diagonal
8.1.3 Aliran Antar Departemen

Aliran antar departemen adalah kriteria yang biasa digunakan untuk


mengevaluasi keseluruhan aliran di dalam fasilitas. Tipe aliran terdiri dari
kombinasi 4 pola aliran umum yang ditunjukkan pada Gambar 8.3 dan Gambar
8.4. Pertimbangan terpenting dalam mengkombinasikan pola aliran ditunjukkan
pada Gambar 8.3 adalah lokasi pintu masuk (entrance) dan keluar (exit). Sebagai
hasil dari rencana yang dibuat atau konstruksi bangunan, lokasi entrance
(departemen receiving) dan exit (departemen shipping) biasanya tetap pada lokasi
yang sudah ditentukan dan mengalir dalam fasilitas sesuai dengan batasan.
Beberapa contoh bagaimana aliran dalam fasilitas direncanakan untuk
menyesuaikan dengan batasan entrance dan exit diberikan pada Gambar 8.5.

(a) (b) (c) (d)

(Sumber : Tomkins dkk, 2010)


Gambar 8.3 Pola aliran umum (a) garis lurus (b) Bentuk U (c) bentuk S (d)
Bnetuk W

Stores Milling Turning Press Assembly Warehouse

(a)
Press

Stores Milling Turning

Warehouse Assembly Plate

(b)

Stores press plate Assembly

Milling Turning Warehouse

(c)
Stores Turning Warehouse

Milling Press Plate Assembly

(d)
Gambar 8.4 Pola aliran yang mengindikasikan urutan dari aliran diberikan
dalam (a) Aliran garis lurus (b)Aliran bentuk U (c) Aliran bentuk S (d)
Aliran bentuk W
(Sumber: Tomkins dkk,2010)
Gambar 8.5 Aliran dalam Fasilitas Mempertimbangkan Lokasi
Entrance dan Exit (a) Pada Lokasi Sama (b) Pada Sisi yang Berdekatan (c)
Pada Sisi yang Sama Tapi Pada Ujung yang Berlawanan (d) Pada Sisi yang
Berlawanan
8.2 Perencanaan Aliran

Perencanaan aliran efektif meliputi kombinasi pola aliran dengan aisles


yang cukup untuk menentukan pergerakan progresif dari titik asal ke titik tujuan.
Aliran efektif dalam sebuah fasilitas meliputi pergerakan progresif dari material,
informasi, atau orang di antara departemen. Aliran efektif dalam sebuah
departemen meliputi penggerakan progresif dari material, informasi, atau orang di
antara workstation. Aliran efektif di dalam sebuah workstation menunjukkan
pergerakan progresif dari material, informasi, atau orang melalui workstation.
Perencanaan aliran efektif adalah proses perencanaan hierarki (Gambar 8.6).

n
n
o
e
i
m
t
e
a
t
t
r
a
s
k
p
r
e
D
o
W

m
m
a
l
l
a
a
D

i
f
t
i
k
t
e
k
e
f
E
f
E
n
a
n
r
a
i
r
l
i
A
l

Sumber: (Tompkins dkk, 2010)


Gambar 8.6 Hierarki Perencanaan Aliran

Prinsip atau panduan yang dapat digunakan untuk memperoleh pola


aliran efektif adalah:
1. Peningkatan jalur aliran langsung dengan mendesain jalur dengan tidak
ada perpotongan (no intersection) dan tidak ada backtracking. Gambar 8.7
menjelaskan dampak gangguan pada jalur aliran.
2. Pengurangan aliran dengan menerapkan prinsip penyederhanaan
pekerjaan. Pengurangan aliran dapat dicapai dengan strategi
penyederhanaan pekerjaan, termasuk:
a. Eliminasi aliran dengan perencanaan untuk pengiriman material,
informasi, atau orang secara langsung ke penggunaan akhir,
pengurangan langkah antara (intermediate).
b. Minimasi aliran multiple dengan perencanaan aliran antara 2 titik
berurutan dengan sedikit mungkin perpindahan/pergerakan.
c. Kombinasi aliran dan operasi kapanpun memungkinkan
denganperencanaan untuk pergerakan material, informasi, atau orang
untuk dikombinasikan dengan langkah proses.
3. Pengurangan biaya aliran. Strategi yang mengurangi atau meminimasi
biaya aliran adalah strategi yang dapat menurunkan waktu handling, jarak
perpindahan, dan operasi handling terutama operasi manual yang mahal.
Operasi manual secara umum dapat digantikan melalui mekanisasi dan
otomasi dari proses handling.

(Sumber: Tompkins dkk, 2010)


Gambar 8.7 Dampak Gangguan pada Jalur Aliran (a) Jalur Aliran Tidak
Terganggu (b) Jalur Aliran Terganggu
8.3 Pengukuran Aliran
Aliran antar departemen adalah satu dari faktor paling penting dalam
pengaturan departemen di dalam fasilitas. Aliran dapat dirinci menjadi:
1. Secara kuantitatif
2. Secara kualitatif
Fasilitas yang memiliki volume material, informasi, dan pergerakan
manusia antar departemen yang besar menggunakan pengukuran aliran kuantitatif
sebagai dasar pengaturan departemen. Sebaliknya, fasilitas yang memiliki
pergerakan aktual material, informasi, dan aliran manusia antar departemen sangat
kecil tetapi mempunyai komunikasi dan keterkaitan organisasi yang signifikan
menggunakan pengukuran aliran kualitatif sebagai dasar pengaturan departemen.
Secara umum sebuah fasilitas membutuhkan kedua pengukuran aliran baik
kuantitatif maupun kualitatif dan kedua jenis pengukuran tersebut sebaiknya
digunakan.

8.3.1 Pengukuran Aliran Kuantitatif


Aliran dapat diukur secara kuantitatif dalam hal jumlah pergerakan antar
departemen. Pengukuran kuantitatif dapat berupa jumlah per jam, pergerakan hari,
atau berat per minggu. Peta yang paling sering digunakan untuk mencatat aliran
ini disebut from-to chart (FTC). FTC dibuat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Catat semua departemen pada sepanjang baris dan kolom mengikuti pola
aliran keseluruhan
2. Tentukan ukuran aliran untuk fasilitas yang dapat secara akurat
menunjukkan ekuivalensi dari volume
3. Berdasarkan jalur aliran dari produk yang dipindahkan dan ukuran aliran
yang ditentukan, catat volume aliran dalam FTC (Gambar 8.8)
To

Assembly
Turning
Milling
Stores

Press

Plate
From

Stores 12 6 9 1 4
Milling 7 2
Turning 3 4
Press 3 1 1
Plate 3 1 4 3
Assembly 1 7
Warehouse

(Sumber: Tompkins dkk, 2010)


Gambar 8.8 From to Chart (FTC)

8.3.2 Pengukuran Aliran Kualitatif


Aliran dapat diukur secara kualitatif menggunakan nilai hubungan
kedekatan (closeness relationship) yang dikembangkan oleh Muther. Nilai
tersebut dicatat bersama dengan alasan untuk nilai kedekatan menggunakan peta
hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart/ARC). ARC dibuat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Catat semua departemen pada ARC
2. Lakukan wawancara atau survei dengan orang-orang dari setiap
departemen yang tercatat pada peta hubungan dan dengan manajemen
yang bertanggung
3. Tetapkan kriteria untuk menugaskan hubungan kedekatan dan merinci
serta mencatat kriteria sebagai alasan untuk nilai hubungan pada peta
hubungan
4. Tentukan nilai hubungan dan alasan untuk nilai tersebut untuk semua
jawab untuk semua departemen pasangan departemen. Nilai hubungan
dapat dilihat pada Tabel 8.1
5. Ijinkan setiap orang untuk memberikan masukan untuk pengembangan
peta hubungan agar mempunyai kesempatan untuk evaluasi dan diskusi
perubahan dalam peta
ARC disebut juga Affinity Analysis Chart menunjukkan hubungan dari setiap
departemen, kantor, area layanan, dengan setiap departemen dan area lain fasilitas
layanan untuk dekat dengan departemen, kantor atau fasilitas layanan ARC
menjawab pertanyaan "seberapa penting untuk departemen, kantor, atau lain?".
Pertanyaan ini perlu untuk ditanyakan tentang hubungan dari setiap departemen,
kantor dan fasilitas layanan dengan setiap departemen, kantor atau fasilitas
layanan lain. Kode kedekatan digunakan untuk menjelaskan kepentingan dari
setiap hubungan. Sebagai orang baru atau konsultan luar, perencana perlu untuk
berbicara dengan banyak orang untuk menentukan kode ini dan ketika sudah
ditentukan, pengaturan departemen, kantor, dan fasilitas layanan hampir lengkap.
Kode "A" harus dibatasi untuk pergerakan jumlah besar material di antara
departemen. Contoh: dalam manufaktur, ruang penyimpanan material baja dan
departemen pemotongan adalah kode "A". Untuk alasan yang sama, departemen
receiving baja harus dekat dengan ruang penyimpanan baja. Kebutuhan untuk
pergerakan orang dalam jumlah besar juga dapat diklasifikasikan sebagai kode
"A". Contoh: pemeliharaan (maintenance), dan tempat penyimpanan supplies dan
peralatan diberi kode "A". Penghematan terjadi dalam penggunaan kode yang
penting ini jika tidak maka akan menjadi kurang bermanfaat. Jika dalam 1
departemen terdapat 8 kode "A" akan menjadi sulit untuk ditangani. Kadang-
kadang perencana dapat menggabungkan departemen, kantor, atau fasilitas
layanan bersama dalam garis (bagian) yang sama. Hal ini menjadi kode "super A".
Pemeliharaan dan ruang peralatan, kamar kecil dan loker, adalah contoh lain
dari departemen dan fasilitas layanan berturut-turut yang tidak mungkin
dipisahkan. Penggunaan kode "E" jika terdapat keragu-raguan ketika ingin
memberikan kode "A". Banyak material atau banyak orang bergerak antara
departemen tersebut, tetapi tidak setiap barang atau setiap orang bergerak
sepanjang waktu. Contoh: setiap orang butuh kamar kecil atau ruang istirahat,
tetapi tidak sepanjang waktu, sehingga kode "E" lebih sesuai.
Kode "I" dan "O" digunakan ketika banyak tingkat kepentingan diinginkan
namun kode kedekatan tersebut tidak sekuat yang lain. Kode U berguna ketika
tidak ada aktivitas atau interface dibutuhkan di antara 2 departemen. Departemen
ini dapat ditempatkan jauh satu sama lain. Kode "X" sama pentingnya dengan
kode "A" tetapi untuk alasan yang berkebalikan. Contoh: jika departemen cat
dilokasikan dekat dengan departemen welding, mungkin akan terjadi ledakan.
Kebisingan, bau-bauan, panas, debu, dingin, dan seterusnya adalah alasan tepat
untuk kode "X". Contoh ARC dapat dilihat pada Gambar 8.9.

Tabel 8.1 Nilai Hubungan Kedekatan


Nilai Kedekatan
A Mutlak Diperlukan
B Sangat Penting
I Penting
O Kedekatan Biasa
U Tidak Penting
X Tidak Diinginkan
 Penentuan Kode Hubungan
Kode hubungan atau affinity menyatakan derajat yang diinginkan terhadap
kedekatan 2 pusat aktivitas. Setiap kode dapat dipecah menjadi komponen
kualitatif dan kuantitatif untuk memfasilitasi penetapan kode. Komponen
kuantitatif dari hubungan antara 2 departemen atau pusat kerja dapat
didasarkan aliran aktual material. Pertimbangan diberikan untuk berapa
banyak komponen per hari atau berapa banyak komponen yang berbeda
atau berapa ton material yang dipindahkan dari 2 pusat kerja yang
diberikan dapat membantu dalam penentuan kode hubungan yang tepat
antara 2 pusat. Garis aliran dapat digambarkan antara 2 kode aktivitas
untuk menggambarkan pergerakan komponen atau orang. Jumlah garis
atau intensitas dari aliran akan mengidentifikasikan derajat kedekatan yang
diinginkan. Skema penomoran atau pembobotan dapat menetapkan nilai
sembarang terhadap kode hubungan. A = 4, E = 3, I = 2, dan O = 1.
Dengan menggunakan skala yang sama, dapat dievaluasi intensitas dari
garis aliran antara pusat kerja. Komponen kualitatif dalam penetapan kode
hubungan dapat didasarkan pada pendapat ahli dan pertimbangan individu
terhadap 2 departemen atau pusat kerja yang harus dilokasikan dalam
hubungan satu sama lain dan penentuan angka relatif terhadap hubungan.
Untuk membuat tetap sederhana dan menghindari kemungkinan bahwa
kriteria terkait aliran dan tidak terkait aliran tidak membayangi satu sama
lain, disarankan untuk menggunakan skala peringkat yang sama. Skor rata-
rata dari kombinasi aktivitas aliran dan aktivitas tidak terkait aliran dapat
menyediakan panduan alasan yang jelas dalam penetapan hubungan
aktivitas atau kode affinity. Untuk pemula dan perencana berpengalaman
akan tergoda untuk melebih-lebihkan hubungan antara pusat kerja dan
khususnya terlalu banyak menetapkan kode "A". Pendekatan analisis
pareto dalam menetapkan kode hubungan akan banyak membantu.
Pendekatan aturan praktis (rule-of-thumb) dinyatakan bahwa tidak boleh
melebihi persentase di bawah ini untuk kode yang diberikan:
Tabel 8.2 Nilai Hubungan Kedekatan
Kode Persentase
A 5
E 10
I 15
O 25

Hubungan yang tersisa dapat ditetapkan sebagai "U" dengan pengecualian


dimana kode "X" dianggap perlu. Total hubungan, N, antara semua
kemungkinan pasangan pusat kerja pada banyak fasilitas dapat ditentukan
dengan rumus:
N = n (n 1) /2
Keterangan notasi:
n= jumlah departemen atau pusat kerja dalam fasilitas
Contoh: fasilitas dengan 25 departemen atau pusat kerja yang berbeda,
maka:
25 (25-1) / 2 = 300 kode hubungan
Dengan menggunakan aturan praktis di atas, perencana fasilitas dalam
kasus ini tidak boleh memiliki kode hubungan "A" lebih dari 15 (300 x 5%
= 15). Sama halnya dengan jumlah dari kode E dan I berturut-turut tidak
boleh melebihi 30 dan 45.
 Worksheet
Pengembangan worksheet (lihat Gambar 8.10) dapat berfungsi sebagai
langkah sementara antara ARC dan Activity Relationship Diagram (ARD)
atau Dimensionless Block Diagram (DBD). Worksheet dapat digunakan
sebagai ringkasan dari ARC. Langkah ini dapat dilewati dan dapat
bergerak langsung
ke ARD/DBD. Prosedur untuk worksheet adalah:
1. Catat semua aktivitas di sisi kiri dari selembar kertas
2. Buat 6 kolom ke kanan sebagai kolom aktivitas dan beri judul A, E, I,
O, U, dan X
3. Ambil sebuah aktivitas (departemen, kantor, atau fasilitas layanan):
4.

a. Yakinkan setiap nomor aktivitas sudah ada pada setiap baris (1-14
harus ditempatkan pada setiap baris)
b. Kode hubungan untuk setiap pusat aktivitas dicatat di bawah dan
diatas nama aktivitas seperti ditunjukkan pada panah langsung dalam
Gambar 8.9. Contoh: baris 2 yaitu welding memiliki kode hubungan
"A" dengan fabrication dan dialokasikan pada koordinat 1-2.
Activity relationship worksheet menunjukkan hubungan yang sama
dengan ARD.

Anda mungkin juga menyukai