Anda di halaman 1dari 29

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLE DALAM

PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN METODE


RESIPROKAL PADA SISWA KELAS XI PEMESINAN SMKN 2
TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2022/2023

Nama : RAI AZILUHUNG WIJAKSANA


NPM : 222191147
Kelas :D

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah


Bola basket merupakan olahraga bola berkelompok yang
terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang
saling bertanding mencetak poin dengan memasukan bola kedalam
keranjang lawan. Pada olahraga bola basket ini dapat dilakukan pada
lapangan terbuka ataupun lapangan tertutup, namun pada saat
pertandingan profesional umumnya dilakukan dilapangan tertutup.
Pemain dalam olahraga bola basket harus mampu
menguasai teknik dasar. Hal ini dijelaskan menurut Nurul Ahmadi
(2007:13) untuk mendapatkan suatu tim bola basket yang handal, ada
tiga faktor utama yang harus dipenuhi yaitu penguasaan teknik dasar
(fundamental). Dalam permainan bola basket untuk mendapatkan
gerakan efektif dan efisien perlu di dasarkan pada penguasaan teknik
dasar yang baik. Teknik dasar dalam permainan bola basket
diantaranya passing, dribbling, dan shooting. Teknik yang paling dasar
dilakukan dalam permainan bola basket adalah dribbling.
Pada olahraga bola basket teknik dribbling yaitu membawa
bola dengan cara memantul-mantulkannya ke lantai dengan satu
tangan atau secara bergantian sambil berjalan atau berlari. Dribbling
ini dilakukan untuk melindungi bola agar tidak direbut lawan.
Kegunaan menggirng bola dalam teknik dribbling antara lain mencari
peluang dari serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun
memperlambat tempo permainan. Namun teknik dribbling tidak bisa
ilakukan secara sembarangan karena membawa bola lebih dari tiga
langkah tanpa memantulkannya kelapangan bisa dinyatakan sebagai
pelanggaran. Hal ini selaras menurut Jr National Basketball
Associations (NBA) bahwa “Semakin baik gerakan dribbling akan
membuat peluang melakukan serangan juga semakin besar.”
Pembelajaran teknik dasar bola basket terutama dribbling
dapat dilakukan pada pelajaran olahraga disekolah. Hal ini guru perlu
pemahaman dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mana
terkadang kurang memberikan kesempatan kepada siswa secara
individual untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam mata
pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berfikir holistik
(menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Jika kecenderungan ini
disandarkan pada tugas dan tanggung jawab serta standar kompetensi
yang harus ditaati oleh seorang guru tentu hal tersebut merupakan
suatu tindakan yang keliru.
Menyadari kondisi tersebut, yang tentunya berpengaruh
terhadap keinginan guru untuk memberikan pengetahuan yang terbaik
bagi setiap siswa, termasuk keinginan guru itu sendiri untuk
menyiapkan bahan yang lebih baik, yaitu dengan cara menerapkan
metode-metode ajar efektif yang berdampak pada tercapainya tingkat
ketuntasan belajar siswa secara individual. Untuk mengetahui kondisi
yang ada pada siswa unuk mengembangkan kemampuan siswa ada
beberapa tahap yang harus ditempuh. Langkah pertama yaitu
melakukan observasi awal. Dari observasi ini diperoleh kenyataan
hasil belajar teknik dribbling pada siswa kelas XI Pemesinan SMKN 2
Tasikmalaya baru mencapai nilai rata-rata 30% siswa yang mampu
melakukan teknik dribbling yang benar. Hal ini disadari sepenuhnya
masih sangat jauh dari standar minimal pencapaian pemahaman siswa
dalam teknik dribbling pada pembelajaran olahraga disekolah. Adapun
upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran resiprokal.
Pembelajaran resiprokal dapat digunakan untuk
meingkatkan pemahaman terhadap suatu topik. Dalam meningkatkan
teknik dribbling diperlukan metode mengajar yang memberikan
umpan balik antara satu pemain dengan pemain lainnya. Menurut
Seroni Wayan (2014) “Metode resiprokal merupakan suatu metode
mengajar yang memberikan kesempatan kepada pemain untuk
memberikan umpan balik kepada timnya sendiri.” Dalam metode
pembelajaran ini guru serta murid memegang peranan penting pada
tahap dialog tentang suatu topik, metode pembelajaran ini terdiri dari
empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas
(summarijing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan
(clarifing).
Metode mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk memberikan umpan balik kepada temannya sendiri, hal ini
sangat relevan dalam penerapan teknik dribbling pada olahraga bola
basket. Dari uraian diatas penulis berharap dengan penggunaan metode
pembelajaran resiprokal pada teknik dribbling dapat meningkatkan
hasil belajar dalam olahraga bola basket pada pembelajaran olahraga di
sekolah. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dribble Dalam Permainan Bola
Basket Melalui Penerapan Metode Resiprokal Pada Siswa Kelas Xi
Pemesinan Smkn 2 Tasikmalaya. Tahun Ajaran 2022/2023”
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses meningkatkan teknik dribbling bagi siswa
dengan penggunaan metode pembelajaran resiprokal ?
2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran resiprokal terhadap
peningkatan kemampuan teknik dribbling pada siswa ?
C Tujuan Peneliltian
Sesuai latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui proses meningkatnya kemampuan dribbling
dengan penggunaan metode pembelajaran resiprokal pada siswa
kelas XI Pemesinan SMKN 2 Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran resiprokal
terhadap peningkatan kemampuan dribbling pada siswa kelas XI
Pemesinan SMKN 2 Tasikmalaya.
D Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memperkaya
keilmuan pendidikan, khususnya dalam hal pelajaran kesehatan
jasmani di sekolah menengah kejuruan, terutama dalam bidang
pembelajaran olahraga bola basket.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan satu alternatif pemecahan masalah dengan
menerapkan strategi yang tepat dalam pembelajaran kesehatan
jasmani, yakni dengan menerapkan metode pembelajaran
resiprokal dalam meningkatkan hasil belajar teknik dribbling.
b. Bagi Siswa
1) Memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran olahraga
bola basket.
2) Menciptakan pembelajaran yang mengarah pada
peningkatan hasil belajar teknik dribbling dalam
pembelajaran olahraga bola basket.
3) Membuat siswa menyukai dan memahami pembelajaran
olahraga bola basket.
c. Bagi Sekolah
Mendorong para guru untuk melaksanakan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif sehingga dapat memotivasi siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi olahraga bola
basket.
d. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan pengetahuan mengenai pembelajaran
olahraga bola basket dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada teknik dribbling melalui metode pembelajaran
resiprokal.
2) Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran
olahraga bola basket, terkait tentang kelebihan dan
kekurangan metode pembelajaran resiprokal dalam
penerapan teknik dribbling.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Permainan bola basket
a. Pengertian bola basket
Bola basket merupakan salah satu contoh olahraga
bola besar. Permainan ini berlangsung dengan cara
mempertandingkan dua tim basketdan berebut bola untuk
dimasukkan ke dalam ring lawan. Skor yang di dapatkan
sangat tergantung dari cara masuknya bola yang berkisar
satu sampai tiga poin.
b. Sejarah permainan bola basket
Pencetus permainan bola basket ini adalah James
Naismith. Awalnya ide tersebut muncul karena saat musim
dingin, banyak permainan olahraga yang tidak bisa
dilakukan oleh para muridnya. Keinginannya untuk
membuat sebuah permainan yang dapat dimainkan
diruangan tertutup, menggerakannya untuk membuat
permainan bola basket.
Di permulaannya, tahun 1891, permainan bola
basket dilakukan menggunakan bola sepak. Jadi tidak
langsung menggunakan bola basket seperti saat ini. Saat itu,
Naismith merancang permainan bola basket dengan cara
melemparkan bola kedalam keranjang buah persik.
Keranjang yang digantungkan di tembok di gedung
olahraga tersebut menjadi penentu skor.
Jumlah pemainnya pun saat itu setiap tim terdiri dari
sembilan orang. Dan saat itu cara menggiring bolanya
belum menggunakan teknik dribble melainkan dengan cara
dilemparkan ke teman satu tim. Seiring dengan waktu,
permainan ini mulai berkembang. Terutama setelah basket
digemari oleh berbagai kalangan dan berbagai macam usia,
permainan ini semakin mengalami penyempurnaan-
penyempurnan hingga menjadi seperti permainan bola
basket yang sekarang kita kenal. Permainan ini cepat
menyebar ke publik dan pada tahun 1895, digelarlah
pertandingan bola basket yang pertama kali
mempertemukan dua perguruan, yakni Minnesota School of
Agriculture dengan Hamline College.
Meski dilakukan di dalam ruangan, tidak lantas
menjadikan permainan bola basket sebagai olahraga yang
membiarkan pemainnya bisa bersantai. Tajamnya
pandangan, kekuatan nafas, kecepatan berlari, kelihaian
dalam mengelabui, kemampuan menembak tepat sasaran,
dan ketangkasan tangan menjadi kemampuan yang harus
dimiliki agar menjadi pemain bola basket yang baik.
c. Teknik Dasar Bola Basket
Untuk melakukan permainan bola basket,
diperlukannya untuk memahami teknik dasar dalam
permainan ini. contoh yang perlu di kuasai seperti teknik
memegang bola, passing, dribble, shooting, pivot, rebound,
dan slam dunk.
1) Teknik Dasar Memegang Bola
Memegang bola dalam permainan bola basket
merupakan hal yang paling mendasar. Karena ia
merupakan induk dari segala teknik yang ada di dalam
permainan ini. Melakukannya tidak bisa sembarangan,
sebab jika kamu memegang bola dengan baik, kamu
akan lebih mudah mengendalikan bola. Tentunya hal ini
sangat mempengaruhi kualitas permainan.
Caranya memegang bola adalah letakkan kedua
tangan di kanan kiri bola. Agar bola tidak mudah terlepas,
jemari juga harus direnggangkan atau dibuka lebar. Posisi
tangan ini sangat penting dilakukan, baik untuk menerima
bola ataupun akan melakukan operan ke teman.
2) Teknik Mengoper atau Melempar Bola (Passing)
Setelah menguasai teknik memegang bola, kita perlu
banget menguasai teknik mengoper bola ke teman.
Sebab dalam permainan , kita tidak mungkin membawa
bola tanpa melakukan operan sama sekali. Teknik ini
memiliki beberapa cara yaitu:
a) Chest Pass (Operan Dada)
Operan ini merupakan lemparan dada ke dada
sehingga menjadi teknik dasar dalam melakukan
oper. Karena sangat umum digunakan. Cara
sederhana untuk melatih operan ini adalah dengan
memantulkan bola ke dinding yang ada di depanmu
sambil mengambil posisi tubuh seperti paragraf di
atas.
b) Overhead Pass (Operan di Atas Kepala)
Operan ini seringkali digunakan untuk meloloskan
dari penjagaan lawan, sementara temanmu berada di
daerah yang minim penjagaan namun jaraknya jauh.
Cara melakukan operan ini adalah dengan kedua
tangan memegang bola dan diposisikan di atas
kepala dan siku menekuk. Dengan bertumpu pada
lekukan tangan, bola dilemparkan sampai posisi
tangan jadi lurus. agar maksimal, bola dilepaskan
dengan menggunakan jentikan ujung jari-jari.
c) Bounce Pass (Operan Memantul)
Operan ini dilakukan dengan cara memantulkan
bola ke lantai. Operan ini dilakukan untuk melewati
hadangan lawan yang ketat dan rekan satu tim sulit
dijangkau. Bounce pass dilakukan dengan cara
posisi badan tegak lurus. Siku dalam kondisi ditekuk
ke samping badan dengan bola berada di depan
badan. Dorong bola dengan menggunakan ujung jari
tangan namun telapak tangan menghadap ke arah
luar.
3) Teknik Dribble (Menggiring Bola)
Menggiring bola atau dribble dalam permainan bola
basket dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan
arah bola sambil memantulkan bola basket ke lantai
berulangkali. Jika kaki melangkah, baik berjalan atau
berlari, bola harus dipantulkan ke lantai.
Melalui teknik dribble, kita bisa mengetahui
kelincahan seorang pemain basket. Biasanya, pemain
yang berposisi sebagai point guard memiliki
kemampuan dribble yang mumpuni, bahkan tidak
jarang menjadi pemain yang paling baik dalam men-
dribble bola. Maka tidak heran jika point guard
seringkali menjadi playmaker dalam sebuah tim.
Stephen Curry, John Stockton, dan Earvin “Magic”
Johnson merupakan nama-nama besar dunia bola
basket yang berposisi sebagai point guard.
Teknik ini dapat dilakukan dengan satu maupun dua
tangan. Berdasarkan ketinggian bola, dribble terbagi
menjadi dua jenis, yaitu dribble tinggi dan dribble
rendah. Dribble tinggi biasanya dilakukan saat pemain
berada dalam keadaan bebas. Sementara dribble rendah
seringkali digunakan saat pemain berada dalam
pressure lawan.
a.). Crossover Move
Bola di dribble dengan cara menyilang. Bola yang
semula di tangan kiri dipantulkan ke kanan sehingga
dapat diterima dengan baik oleh tangan kanan dan
sebaliknya. Dribble jenis ini bisa dilakukan di daerah
lawan dan dapat mengakibatkan ankle break, yakni
lawan tertipu menebak arah bola ke arah yang
berlawanan setelah bola di crossover
b). Behind The Back Dribble
Sebenarnya dribble jenis ini sama dengan dribble
crossover move. Hanya saja dilakukan dengan sedikit
berbeda, yakni dengan posisi membelakangi bola.
Tentu saja, dribble ini tidak mudah untuk dilakukan
dalam permainan bola basket.
c). Between The Legs Dribble
Bola di-dribble dengan cara memindahkan bola dari
tangan kanan ke tangan kiri namun melewati sela-sela
kaki. Pada awalnya, mungkin bagi pemula akan
mengalami kesulitan saat mempraktekkannya, namun
ketika rajin berlatih, kita akan lihai melakukannya.
d). High or Speed Dribble
Saat melakukan serangan balik cepat atau fast break,
dribble ini sangat cocok untuk dipakai. Pemain harus
berlari secepat mungkin tanpa melepaskan bola. Teknik
menguras banyak energi, oleh karena itu, pemain perlu
melatih stamina yang prima dalam melakukan permainan
bola basket.
4) Shooting (Teknik Menembak Bola)
Kemampuan mencetak skor sangat bergantung pada
skill dalam melakukan shooting bola ke dalam ring
lawan. Semakin baik kemampuan shooting, semakin
besar kemungkinan untuk meraup poin-poin tinggi.
Sebab posisi menembak menentukan besarnya nilai
yang akan didapatkan.
Pemain yang berperan utama sebagai penembak bola
ke ring lawan dijuluki shooting guard. Mereka diambil
dari pemain-pemain yang memiliki akurasi tembak
yang handal. Michael Jordan dan Kobe Bryant adalah
contoh legenda bola basket yang berposisi sebagai
shooting guard.
Dalam teknik shooting perlu banget melatih insting,
agar dapat mengetahui teknik shooting mana yang harus
digunakan dalam kondisi yang terjadi. Sebab setiap
kondisi belum tentu bisa dilakukan dengan sembarang
shoot.
a) Set Shoot
Tembakan ini biasa dilakukan saat pemain berada
dalam kondisi free throw atau bebas melakukan
tembakan tanpa harus melompat. Karena shoot ini
hanya bisa dilakukan dalam kondisi tanpa hadangan
ataupun kawalan, tembakan ini jarang dipakai.
Agar bisa melakukan tembakan ini, kita perlu
memegang bola dengan kedua tangan sambil
menekuk lutut dalam keadaan memasang kuda-kuda.
Sementara badan masih tegak, tajamkan pandangan
ke target. Lenturkan jari dan berikan tambahan
dorongan dari lengan. Sebelum bola ditembakkan,
pastikan insting dan perasaanmu terlibat.
b) Lay Up Shoot
Shoot ini juga disebut shoot melayang. Sebab shoot
ini dilakukan di akhir dribble dan begitu dekat
dengan ring, pemain melakukan lemparan bola
dengan satu tangan menuju target. Lemparan
tersebut dilakukan sambil melompat seakan
melayang. Jika ingin mahir melakukan shoot ini,
berlatihlah bersama teman agar bisa menghindari
hadangan dari blocker.
c) Jump Shoot
Pemain tidak bergerak maju ataupun mundur. Lalu
melompat di saat titik tertinggi untuk melempar
bola. Prinsip dalam melakukan jump shoot ada
empat, yakni bow,eye, elbow, follow through.
c. Peraturan Permainan Bola Basket
1) Pemain
Setiap tim dalam permainan bola basket terdiri dari lima
orang pemain ditambah beberapa pemain cadangan.
Kelima pemain inti tersebut terbagi pada beberapa
posisi, yakni center (5 – C), power forward (4 – PF),
small forward (3 – SF), shooting guard (2 – SG), dan
point guard (1 – PG). Pergantian pemain dilakukan saat
bola mati. Pergantian pemain juga bebas dilakukan
berapa kali.
2) Aturan Waktu Membawa Bola
Perbasi menetapkan beberapa aturan waktu yaitu:
a) Pertama, peraturan tiga detik. Saat berada di area
pertahanan lawan, pemain tidak boleh lebih dari
tiga detik. Lebih dari itu akan dicatat sebagai
pelanggaran.
b) Kedua, peraturan delapan detik. Waktu yang
dibolehkan sebuah tim untuk memainkan bola di
daerah pertahanannya sendiri adalah selama
delapan detik. Lebih dari itu, pelanggaran.
c) Ketiga, peraturan 24 detik. Ini merupakan waktu
yang dibolehkan untuk sebuah tim dalam
melakukan serangan. Tidak boleh lebih.
3) Aturan lainnya
a) Tidak ada batasan bagaimana caranya melemparkan
bola, namun tidak diperboleh memukul atau
meninju bola.
b) Membawa bola dengan berlari atau berjalan akan
dianggap sebagai bentuk pelanggaran. Bola hanya
boleh dibawa dengan cara di-dribble.
c) Batas yang diijinkan seorang pemain melakukan
pelanggaran adalah empat kali. Jika melakukan
pelanggaran lagi, maka pemain akan
didiskualifikasi.
d) Double dribble tidak diperkenankan. Maksudnya,
jika seorang pemain melakukan dribble kemudian
berhenti dan memegang bola dengan kedua
tangannya, maka pemain tidak diperbolehkan untuk
melakukan dribble lagi.
2. Metode Pembelajaran Resiprokal
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi
belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini
siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk
mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching) dikembangkan oleh Anne Marie
Palinscar dari Universitas Michigan dan Ane Crown dari
Universitas Illinois USA.
Menurut Fajarwati (2010:17), Reciprocal Teaching
adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan
materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa
berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada
teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai
model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang
melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang
tahu atau belum tahu.
a. Strategi Reciprocal Teaching 
Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal
Teaching terdapat empat strategi yang digunakan, yaitu
(Hayati, 2012:17):
1) Question Generating (Membuat Pertanyaan).
Dalam strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk
membuat pertanyaan terkait materi yang sedang
dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat
mengungkap penguasaan konsep terhadap materi yang
sedang dibahas. 
2) Clarifying (Menjelaskan).
Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting saat
pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai
kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat
bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih
sulit atau belum bisa dipecahkan bersama
kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat
mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa. 
3) Predicting (Memprediksi).
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa
melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep
apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji. 
4) Summarizing (Merangkum).
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa
untuk mengidentifikasikan dan mengintegrasikan
informasi-informasi yang terkandung dalam materi.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching 
Model pembelajaran Reciprocal Teaching
menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu:
menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang
telah diperoleh, kemudian memprediksi pertanyaan
selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa.
Menurut Palinscar dan Brown, langkah-langkah
pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut
(Sardiyanti, 2010:19):
1) Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab
meminpin tanya jawab dan melaksanakan ke empat
strategi pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching)
yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan
kembali dan memprediksi. 
2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum,
menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan
memprediksi setelah membaca. 
3) Selama membimbing siswa melakukan latihan
menggunakan empat strategi pembelajaran berbalik
(Reciprocal Teaching), guru meminta siswa dalam
menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang
diberikan berdasarkan tugas kepada siswa.
4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab
dengan atau tanpa adanya guru. 
5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan
penilaian berkenaan dengan penampilan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ke tingkat yang
lebih tinggi.
c. Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal Teaching 
Kelebihan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah
sebagai berikut (Azis, 2007:113):
1) Mengembangkan kreativitas siswa. 
2) Memupuk kerja sama antar siswa.
3) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara
dan mengembangkan sikap. 
4) Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena
menghayati sendiri.
5) Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di
depan kelas.
6) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan
mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
7) Menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa
akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan
pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau
kurang memperhatikan.
8) Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak
dan alokasi waktu yang terbatas.
Kelemahan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah
sebagai berikut:
1) Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan
sebagai guru menyebabkan tujuan tak tercapai.
2) Pendengar (siswa yang tak berperan) sering
menertawakan tingkah laku siswa yang menjadi guru
sehingga merusak suasana.
3) Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya
memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai
guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
B. Kajian Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang di pandang relevan dengan penelitian ini,
yaitu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Seroni Wayan (2014)
yang berjudul “Implementasi Model Resiprokal Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Penjasorkes” berdasarkan penelitian
tersebut data yang dikumpulkan menggunakan alat berupa tes
prestasi belajar siswa dari rata-rata awal 69.78 dimana hanya 21
orang siswa memenuhi KKM (56.75%), naik menjadi 73.94
dimana sekitar 27 orang siswa tuntas (72.97%) pada siklus I dan
naik menjadi 76.54 dimana 35 orang siswa yang tuntas (94.59%)
pada siklus II. Hasil pada siklus II sudah sesuai harapan indicator
keberhasilan penelitian oleh karenanya penelitian ini tidak
dilanjutkan kesiklus berikutnya. Dengan perolehan data tersebut
dapat dipastikan bahwa penerapan metode resiprokal dalam
pelaksanaan proses pembelajaran mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah terletak
pada metode yang diajarkan yaitu menggunakan metode resiprokal.
Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
terletak pada materi atau bidang yang di bahas. Bidang yang di
bahas pada penelitian ini ialah teknik dribbling pada olahraga bola
basket, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Seroni
Wayan (2014) mengemukakan tentang prestasi belajar pada
pelajaran Penjasorkes.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh metode pembelajaran resiprokal terhadap
kemampuan teknik dribble pada permainan bola basket
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dalam
mencapai ntujuan pembelajaran dapat dilihat dari tingkat
kemampuan siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan proses belajar, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal yang ada pada diri seorang siswa. Faktor eksternal
yang dimaksud adalah model pembelajaran yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dalam mengajar dapat mempengaruhi keberhasilan guru dalm
mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat
akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran karena
tidak semua model pembelajaran sesuai dengan materi
pelajaran yang disajikan. Agar model pembelajaran yang
dipilih tepat, maka seorang guru harus mengetahui
karakteristik materi yang akan disampaikan serta karakteristik
siswa yang ada dalam kelas tersebut. Dalam meningkatkan
hasil prestasi belajar pada pembelajaran olahraga, model
pembelajaran yang akan digunakan pada permainan bola
basket terutama pada teknik dribble adalah model
pembelajaran resiprokal yang dirancang untuk meningkatkan
suatu metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan umpan balik kepada temannya
sendiri.
Dengan demikian di prediksi siswa yang mendapat
pembelajaran dengan model pembelajaran resiprokal akan
memiliki hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dikarenakan
pada model pembelajaran resiprokal guru dapat memahami
kemampuan dari setiap siswa dalam penerapan pembelajaran
teknik dribble pada permainan bola basket.
2. Hubungan antara metode pembelajaran resiprokal dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap teknik dribble pada
permainan bola basket
Penggunaan model pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor tergantung pada kondisi masing-
masing siswa salah satunya adalah motivasi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda di
mungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
berbeda-beda pula.
Dalam proses belajar, pemahaman siswa dalam penguasaan
teknik dribble akan selalu berusaha untuk mengatasi kesulitan
dalam belajar untuk mencapai tujuan dalam belajar. Pada
pembelajaran dalam menggunakan model pembelajaran
resiprokal di mungkinkan siswa lebih aktif dalam berbicara
dan adanya hubungan timbal balik antara satu siswa dengan
siswa yang lainnya. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran
resiprokal, guru menerangkan konsep memprediksi
(prediction), meringkas (summarijing), membuat pertanyaan
(questioning), dan menjelaskan (clarifing). Oleh karena itu,
dimungkinkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran resiprokal akan menghasilkan peningkatan hasil
belajar dribble yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat di asumsikan bahwa
model pembelajaran resiprokal dapat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar teknik dribble dalam permainan
bola basket. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan pada diagram berikut ini:
Metode Pembelajaran
Resiprokal
Meningkatan Hasil
Belajar
Teknik Dribble Pada
Permainan Bola Basket
Belajar

D. Hipotesis Tindakan/Hipotesis Penelitian


Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka
dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai beriku:
1. Dengan menggunakan model pembelajaran resiprokal
kemampuan hasil belajar teknik dribble dalam permainan
bola basket pada siswa kelas XI Pemesinan SMKN 2
Tasikmalaya lebih meningkat.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Tasikmalaya,
kecamatan Cilolohan, Kota Tasikmalaya. Pada penelitian
ini, peneliti memilih kelas XI Pemesinan karena
sebelumnya guru belum pernah menggunakan model
pembelajaran resiprokal untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam belajar dribble pada permainan bola basket.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2022. Berikut rinciannya dalam bentuk tabel :

Bulan
Kegiatan Penelitian
Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
a. Pembuatan x x
Proposal
Penelitian
b. Pengajuan x x x
proposal
c. Revisi proposal x x
1. Pelaksanaan
Tindakan
a. Siklus I x
- Perencanaan
- Pelaksanaan
tindakan
- Observasi
- Refleksi
b. Siklus II x
- Perencanaan
- Pelaksanaan
tindakan
- Observasi
- Refleksi
2. Analisis Data
dan Pelaporan

a. Analisis data x x

b. Menyusun x
laporan skripsi

c. Ujian dan revisi x x

d. Penggandaan x
dan
pengumpulan
laporan

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan ( field research )
yaitu : “Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan
mengangkat data yang ada dilapangan”.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana menurut
Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
utuh.
Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat
diartikan sebagai rangkaian atau proses menjaring informasi, dari
kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan
dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis
maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan
mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi sewajarnya,
untuk dirumuskan menjadi suatu generelasi yang dapat diterima
oleh akal sehat manusia.
Rangkaian kegiatan tersebut sesuai dengan latar
permasalahan dan karakteristik penelitian yang dilakukan, yaitu :
(1) masalah penelitian berasal dari persoalan yang terjadi dalam
praktik pembelajaran di lapangan, yakni kemampuan dribble dalam
permainan bola basket pada siswa yang masih belum mengerti
dalam melakukannya, (2) adanya tindakan untuk memperbaiki
permasalahan pembelajaran, yakni dengan menerapkan metode
resiprokal, (3) adanya kolaborasi antara peneliti dan guru dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, dan
(4) adanya kegiatan untuk melakukan evaluasi dan refleksi.
C. Data dan Sumber Data
Terdapat tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran
pengumpulan data seperti informasi dalam penelitian ini. Sumber
data tersebut meliputi :
1) Informan
Informan dalam penelitian lapangan ini adalah guru dan murid
XI Pemesinan.
2) Peristiwa
Peristiwa dalam penelitian ini adalah berbagai kegiatan dalam
proses pembelajaran dribble dalam permainan bola basket
dengan metode resiprokal yang berlangsung di lapangan pada
kelas XI Pemesinan, SMKN 2 Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya.
3) Dokumen
Dokumen yang akan dijadikan sumber data berupa hasil
pengetahuan siswa mengenai dribble dalam bola basket, dan
peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan dribble pada
bola basket.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Observasi
Observasi yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran
teknik dribble dalam permainan bola basket yang berlangsung
dilapangan. Pengamatan ini dilakukan sebelum, selama, dan
sesudah siklus penelitian berlangsung. Dalam kegiatan ini
peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti tidak
melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang
sedang berlangsung.
2) Tes
Teknik ini dilakukan guru untuk mengetahui hasil dari
kegiatan pembelajaran sesudah pelaksanaan penelitian. Guru
melakukan tes dengan cara memberikan tugas praktek teknik
dribble. Hal itu bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran teknik dribble dengan
menggunakan model pembelajaran resiprokal. Penilaian guru
dan pneliti menekankan pada aspek-aspek penilaian teknik
dribble berupa isi (70) berdasarkan pertimbangan kelancaran
bola handling dan (30) berdasarkan pertimbangan kelincahan
dalam melakukan dribble.

3) Analisis Dokumen
Dokumen yang diteliti meliputi catatan lapangan selama proses
penelitian, nilai hasil tes teknik dribble sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran resiprokal, dan nilai hasil
pengamatan keaktifan siswa.
E. Teknik Validitas Data
Teknik validitas data yang digunakan adalah teknik
triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah triangulasi teknik data.
Triangulasi teknik merupakan teknik validasi yang dilakukan
dengan cara menguji kredibilitas data melalui pengecekan data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dengan
melakukan triangulasi pada data yang diperoleh dari hasil
observasi dan dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam peneliti ini
adalah teknik analisis kritis. Teknik ini mengungkap kelemahan
dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian berlangsung. Kriteria
dalam teknik ini berdasarkan kajian teoritis yang dipaparkan di
kajian teori yang terdapat di dalam bab II.
Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun rencana tindakan berikutnya sesuai dengan siklus
yang ada. Analisis data dilakukan secara bersama-sama antara
guru dan peneliti, sebab penilitian tindakan ini merupakan suatu
bentuk kerjasama antarpeneliti dan guru. Analisis kritis ini
mencakup sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan
juga kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran teknik
dribble pada permainan bola basket.

G. Indikator Keberhasilan Tindakan


Secara garis besar, indiktator yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah meningkatnya proses pembelajaran serta hasil
pembelajaran kemampuan teknik dribble dalam permainan bola
basket.kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari segi proses dan
segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika seluruh atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara
aktif, baik fisik, mental selama proses pembelajaran. Dilihat dari
segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar
(35%) siswa mengalami perubahan positif dan output yang
bermutu tinggi.
Kualitas proses yang diukur dalam penelitian ini meliputi
kelancaran dan kelincahan siswa dalam pembelajaran teknik
dribble. Kualitas hasil penilaian dari kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dribble, siswa dikatakan berhasil jika mendapat
nilai = 75 dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75
dinyatakan belum lulus ( KKM yang ditetapkan adalah = 75).

Presentase Target
Aspek Cara Mengukur
H. Prosedur Penelitian Capaian Siklus Akhir
Diamati saat pembelajaran
Keaktifan siswa yang dan dihitung berdasarkan
Keaktifan siswa dalam memiliki kriteria baik / siswa yang memiliki sikap
pembelajaran teknik amat baik dalam dengan kriteria baik/ amat
dribble dalam mengikuti pembelajaran baik dari seluruh siswa
permainan bola basket teknik dribble yang hadir dalam
meningkat mengikuti pembelajaran
teknik basket.

Nilai rata-rata siswa


Kemampuan siswa untuk kemampuan Diukur dari nilai rata-rata
dalam melakukan melakukan teknik kemampuan melakukan
teknik dribble dalam dribble dalam permainan teknik dribble dalam
permainan bola basket bola basket mencapai permainan bola basket .
75%
Prosedur dalam penilitian tindakan lapangan ( field research )
mencakup langkah-langkah: (1) persiapan, (2) studi atau survei awal, (3)
pelaksanaan siklus, dan (4) penyusunan laporan. Pelaksanaan siklus
meliputi (a) perencanaan tindakan (planning), (b) pelaksaan tindakan
(acting), (c) pengamatan (observing), (d) refleksi (reflecting). Peneliti
dan guru bersama menganalisis segala kelamahan yang muncul
kemudian mencari solusi tersebut dalam analisis berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Wahyu. 2013. Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket Siswa


Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Di Smp Negeri 3 Pandak. Yogyakarta: FIK
UNY
Seroni, Wayan. 2014. Implementasi Model Resiprokal Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Penjasorkes. JOURNAL
Ramadhan, Iriawan. 2022. https://www.gramedia.com/literasi/permainan-bola-
basket/amp/
Riadi, Muchlisin. 2017. https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-
strategi-dan-langkah-reciprocal-teaching.html?m=1

Suharismi Arikunto, Dasar – Dasar Research, (Tarsoto:Bandung, 1995 ), h. 58

Lexy. J. Moleong ,Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja


Rosdakarya, 1991), h. 3

Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada


University Press, 1992), h. 209

Hayati, Rina. 2022 https://penelitianilmiah.com/jenis-validasi-data/

Anda mungkin juga menyukai