Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

Pengembangan Latihan Dribble Bola basket


Menggunakan Metode DELTA Pada Ekstrakulikuler
Bolabasket SMAN 1 Bantaeng

Development of the Dribble Basketball


Exercise Using DELTA Method in
Extracurricular SMPN 13 Makassar basketball

MELATI SALIM
1831041034

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................4

C. Tujuan Penelitian......................................................................4

D. Manfaat Penelitian....................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN

HIPOTESIS...........................................................................................6

A. Tinjauan Pustaka......................................................................6

B. Kerangka Berpikir....................................................................15

C. Hipotesis.....................................................................................16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................18

A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................18

B. Jenis Penelitian..........................................................................18

C. Validasi Desain.........................................................................19

D. Instrumen Tes............................................................................20

E. Teknik Analisis Data.................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga di sekolah hendaknya memang dikelola dengan profesional,

mulai dari sarana dan prasarana yang di butuhkan hingga pada sisi metode

pembelajaran yang digunakan, karena keprofesionalan dalam mengelola tiap-tiap

mata pelajaran bisa jadi dikatakan sebagai salah satu ukuran dari keprofesionalan

yang dapat diajarkan di sekolah, dan hal tersebut memerlukan skala prioritas

untuk memilih bila memang ingin mengembangkan olahraga secara khusus,

penentuan prioritas salah satu jenis olahraga perlu dipertimbangkan pula minat

siswa terhadap olahraga yang hendak dipilih. Salah satu jenis olahraga yang

sedang populer dan banyak diminati oleh kalangan remaja khususnya pelajar dan

mahasiswa di luar ataupun dalam negeri saat ini adalah permainan bolabasket.

Bola basket kini telah banyak berkembang hingga menjadi salah satu olah

raga populer pada sekolah-sekolah ataupun universitas-universitas di Indonesia.

Banyak klub bolabasket yang berdiri baik professional maupun pemula.

Bolabasket mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat. Orang menjadi

lebih tertarik lagi untuk mengetahui dan mendalami tentang olahraga bolabasket.

Berbagai kompetisi bolabasket antara lain kejuaraan bolabasket antar pelajar dari

sekolah menengah misalnya POPDA, DBL hingga perguruan tinggi misalnya

LIMA, Campus League dan kompetisi yang ditangani secara professional yaitu

1
2

kompetisi bola basket antar klub se-Indonesia NBL (National Basketball League),

WNBL (Women National Basketball League). Berbagai kompetisi tersebut

dengan sendirinya memunculkan bakat yang potensial dibidang bolabasket

nasional. Dengan kompetisi yang berkembang, pemain harus meningkatkan

kualitas permainan, dari segi permainan kelompok maupun individu. Dalam

peningkatan kemampuan individu, kita dapat meningkatkan kemampuan pada

aspek teknik dasarnya. Di dalam permainan bola basket terdapat teknik dasar

footwork (gerakan kaki), shooting (menembak), passing (operan) dan menangkap,

dribble (memantulkan bola), rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola,

dan bertahan (Wissel, H., 2000:02). Teknik dasar tersebut sangat penting untuk

para pemain agar dapat melakukan gerakan-gerakan yang efektif dan efisien.

Dribble merupakan salah satu teknik dasar yang cukup penting dalam

mendukung terciptanya angka. Pemain seharusnya meningkatkan kualitas dribble

mereka dengan tujuan untuk lebih cepat menuju ke daerah lawan dalam usaha

memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, lebih mudah menyusup dan

menerobos ke daerah pertahanan lawan dan mengacaukan pertahanan lawan,

permainan lawan menjadi tidak berkembang, sehingga permainan menjadi

terhambat.

Dribble bisa dilakukan dengan baik jika menguasai teknik yang baik dan

benar. Untuk memperoleh kualitas dribble yang baik maka seorang pemain harus

meningkatkan variasi latihan guna mempercepat peningkatan teknik dribbelnya.


Dari hasil pengamatan yg dilakukan oleh peneliti ternyata variasi dalam

latihan dribble masih terbatas. Hal tersebut salah satunya terlihat pada

ekstrakulikuler SMPN 13 Makassar. Pelatih hanya memberikan metode latihan

Dribble dasar. Para pemain bolabasket yang tergabung dalam ekstrakulikuler di

SMPN 13 Makassar rata-rata saat melakukan dribble masih melihat ke arah bola.

Melakukan dribble dengan melihat ke arah bola akan membuat konsentrasi kita

hanya tertuju pada bola sehingga akan membuat lawan dengan mudah merebut

penguasaan bola. Oleh karena itu seorang pemain seharusnya pada saat

melakukan dribble bukan melihat pada bola namun juga melihat lawan mainnya

dan dapat melihat situasi permainan.

Dari permasalahan kurangnya variasi latihan dribble dan lemahnya

penguasaan dribble tersebut maka hal ini memberikan gagasan dan ide dasar bagi

penulis untuk menciptakan suatu pengembangan variasi latihan teknik dasar

dribble menggunakan metode DELTA (dribble dan lempar tangkap).

Pengembangan metode latihan ini bertujuan membiasakan melepas pandangan

dari bola untuk memperhatikan situasi permainan dan pergerakan lawan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan

judul: “Pengembangan Latihan Dribble Bolabasket Menggunakan Metode

DELTA Bola Tenis Pada Ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dirumuskan

suatu masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Hasil Pengembangan Latihan Dribble Bolabasket

Menggunakan Metode DELTA Pada Ekstrakulikuler Bolabasket

SMPN 13 Makassar?

b. Apakah Pengembangan Latihan Dribble Bolabasket Menggunakan

Metode DELTA Pada Ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar

efektif untuk digunakan?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

a. Untuk mengetahui Hasil Pengembangan Latihan Dribble

Menggunakan Metode DELTA Pada Ekstrakulikuler Bolabasket

SMPN 13 Makassar

b. Untuk mengetahui Pengembangan Latihan Dribble Menggunakan

Metode DELTA Pada Ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar

efektif untuk digunakan

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelatih dan Guru Penjaskes

Hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan

pemikiran dalam peningkatan Prestasi siswa. Dan untuk memotivasi pelatih


agar lebih kreatif dalam pengembangan latihan dribble bolabasket dan tidak

terpaku pada alat atau media yang sudah ada.

b. Bagi Prodi Penjas

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dibidang

tersebut terhadap pembinaan prestasi olahraga dan sebagai salah satu

bahan referensi untuk program latihan dribble Bolabasket

c. Untuk Peneliti

Sebagai proses pembelajaran dengan menggunakan metode Penelitian

R dan D.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan acuan atau sebagai landasan teori dalam

melakukan suatu penelitian, teori yang dapat dikemukakan ialah teori atau konsep-

konsep yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian atau pernyataan dasar

yang diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang nantinya

menjadi acuan dalam perumusan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap

masalah dalam penelitian ini, dengan demikian hal-hal yang akan dikemukakan

dalam tinjauan pustaka adalah sebagai berikut:

Penelitian dan pengembangan biasanya disebut pengembangan berbasis

penelitian (research and development) merupakan jenis penelitian yang sedang

meningkat penggunaanya dalam pemecahan masalah praktis dalam dunia

penelitian, utamanya penelitian pendidikan dan pembelajaran. Menurut Borg and

Gall (1983:774) penellitian dan pengembangan adalah suatu proses yang

digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan pembelajaran. Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian dan

pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1)

pengembangan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dan mencapai tujuan.

Suharsimi Arikunto (2010:7) mengatakan bahwa penelitian pengembangan atau

penelitian developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan

penyempurnaan. Sehingga dari pengertian dari para pakar diatas dapat

disimpulkan

6
7

bahwa penelitian pengembangan merupakan penelitian yang melakukan

percobaan dan penyempurnaan sehingga dapat memperdalam dan memperluas

pengetahuan agar pengetahuan yang sudah ada dapat dikembangkan lagi.

A. Penelitian Pengembangan

Menurut Sukmadinata N.S. (2005:164) penelitian dan pengembangan

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk

yang baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas tentang

definisi dari penelitain pengembangan, dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan suatu

produk yang baru maupun menyempurnakan produk sebelumnya untuk

memperoleh produk yang lebih baik.

B. Latihan

Menurut Bompa (1994:19), latihan harus bervariasi dengan tujuan untuk

mengatasi sesuatu yang monoton dan kebosanan dalam latihan, pelatih perlu

pengetahuan dan sumber latihan yang banyak yang memungkinkan dapat berubah

secara periodik. Menurut Harsono seperti yang dikutip Rubianto Hadi (2007:55),

latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan

secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah jumlah beban latihan

atau pekerjaannya. Pate, et al (1993:317), menyatakan bahwa latihan dapat

didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Latihan

menuntun timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem, perubahan yang

berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam berolahraga. Setelah

beberapa pendapat yang diungkapkan para


ahli, dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai pengertian dari latihan. Latihan

adalah sebuah kegiatan yang meliputi suatu proses kerja yang sistematis dan

dilakukan secara berulang- ulang dengan beban latihan yang terus meningkat

beban dan intensitas latihannya dengan tujuan untuk menuntun timbulnya

perubahan dalam jaringan dan sistem yang berkaitan dengan perkembangan

kemampuan dalam berolahraga. Menurut Rubianto Hadi (2007:55) tujuan dari

latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau satu tim olahraga dalam

meningkatkan keterampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan

mempertimbangkan berbagai aspek latihyan yang harus diperhatikan, meliputi

latihan fisik, teknik, taktik, dan latihan mental.

C. Prinsip Dan Asas Latihan

Untuk mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam

suatu cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu yang tersusun secara

sistematis. Suatu proses latihan yang sistematis dalam kurun waktu yang

ditentukan termuat dalam suatu program latihan. Apabila salah satu dari prinsip

latihan tidak dilaksanakan, maka latihan yang diberikan/dilakukan tidak akan

mencapai atau menghasilkan prestasi yang optimal (Rubianto Hadi, 2007:57).

Prinsip dan asas latihan perlu dipahami dulu agar kita bisa merencanakan program

latihan yang baik dan benar, tanpa pengetahuan mengenai prinsip- prinsip latihan

tidak mungkin program latihan dapat di susun secara baik dan benar. Dalam usaha

mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang

olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu. Program latihan yang optimal

adalah latihan- latihan yang dilakukan sesuai azas-azas umum tertentu. Azas-

azas ini apabila


diterapkan dengan bersungguh- sungguh, memungkinkan pelatih untuk

membiasakan teknik latihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

olahragawan (Pate et al, 1993:317). Menurut Harsono seperti yang dikutip

Rubianto Hadi (2007:56) berpendapat bahwa prinsip dan asas latihan meliputi: 1.

prinsip beban lebih (overload principle), 2. prinsip perkembangan menyeluruh

(multilateral development), 3. prinsip spesifik, 4. prinsip individualisasi 5.

intensitas latihan, 6. Kualitas latihan, 7. variasi latihan, 8. lama latihan, 9. latihan

rileksasi, 10. uji coba. Pate, et al (1993:318) berpendapat bahwa prinsip-prinsip

latihan meliputi: 1. pembebanan berlebih, 2. konsistensi, 3. kekhususan, 4.

kemajuan, 5. ciri pribadi, 6. keadaan pelatihan, 7. periodisasi, 8. masa stabil, 9.

tekanan, 10. tekanan dalam bertanding. Dalam melakukan latihan pelatih maupun

pemain harus mempunyai pedoman atau prinsip untuk meningkatkan peforma

latihannya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Prinsip Proses Latihan Menggunakan Model

Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal,

meskipun keadaan abstrak ideal di atas adalah kenyataan konkrit, itu juga

menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, sesuatu

peristiwa yang akan dapat diperoleh (Budiwanto, 2004:27). Jadi dengan

dibuatnya model latihan ini diharapkan siswa dapat dengan lebih mudah

menguasai teknik dasar dribble yang akan dipelajari, karena telah

disesuaikan dengan prasarana yang tersedia, dan tingkat dari kemampuan

siswa itu sendiri.


2. Prinsip Variasi

Dalam sebuah latihan diperlukan sebuah variasi, ini bertujuan


mengatasi sebuah kebosanan dalam latihan dikarenakan latihan yang
monoton setiap minggunya. Dalam hal ini seorang pelatih sangat
berperan penting untuk membuat bentuk latihan yang kreatif dan
memungkinkan selalu berubah secara periodik, oleh sebab inilah model
variasi latihan yang beranekaragam, menarik, mudah dipahami, dan
sesuai dengan kemampuan siswa sangat diperlukan untuk memperlancar
proses latihan dan mempermudah siswa dalam menguasai sebuah teknik
yang diperlukannya.

3. Prinsip Partisipasi Aktif Dalam Latihan

Dalam sebuah latihan peran aktif atlet dalam hal ini siswa

sangat diperlukan sebagai upaya tercapainya keberhasilan dalam

sebuah proses latihan, disini peran pelatih sangat penting dalam

memberikan kepercayaan terhadap diri siswa bahwa dengan latihan

ini dapat meningkatkan kemampuan dari siswa tersebut, walaupun

ruang lingkupnya hanya kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu peran dari

siswa tersebut juga dituntut untuk mengeluarkan segala kreatifitasnya

dalam menjalankan program latihan yang telah diberikan pelatih,

dengan ini kedua komponen yaitu pelatih/guru dan siswa sangat

diperlukan kerjasama dan sama-sama berpartisipasi dalam

menjalankan proses latihan yang ingin dilaksanakan. Budiwanto

(2004:23) mengemukakan bahwa ketentuan berikut ini diperlukan dari

prinsip aktif dalam latihan,

(1) pelatih harus bekerjasama mencapai tujuan latihan bersama

atletnya, (2) atlet harus aktif berpartisipasi dalam perencanaan

program
latihan jangka panjang dan pendek,(3) atlet secara periodik harus

menetapkan dan melakukan tes standar, (4) atlet wajib melakukan

secara individual (tugas rumah) atau latihan tanpa pelatihnya.

D. Metode Latihan

Di dalam olahraga diketemukan beragam definisi mengenai metode atau

model latihan. Namun demikian masih sering terjadi salah pengertian karena

belum adanya definisi yang pakem mengenai metode atau model latihan yang

telah ada. Metode atau model latihan adalah sistem bekerja seorang pelatih atau

olahragawan yang berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya. Metode

atau model latihan itu sendiri mencakup pengorganisasian dari suatu kegiatan.

Contoh: metode circuit training, metode interval training, dan contoh yang

lainnya. Pemilihan suatu metode atau model latihan sangat bergantung pada

tujuan umum latihan, tujuan khusus, berdasarkan cabang olahraganya,

kedewasaan fisik dan mental atlet serta tingkat kemampuannya. Budiwanto

(2004:59) menyatakan bahwa metode latihan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan fisik atlet, yaitu antara lain: metode latihan sirkuit

(circuit training), metode latihan beban (weight training), metode pada dasarnya

merupakan pengajaran gerak, dimana terjadi relasi antara pembinadan para anak

didik. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang penting disemua

sekolah kita. Olahraga, sebagai bagian daripadanya, termasuk kegiatan-kegiatan

ekstrakulikuler yang paling populer. Berbagai macam olahraga disediakan bagi

murid-murid sejak di sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas. Pate, et

al (1993:317) menyatakan metode latihan adalah sarana membentuk


keterampilan. Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis

yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik danaya tahan

latihan.

E. Bola Basket

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang teknik dasar permainan

bolabasket, perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang permainan bolabasket.

Bolabasket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling

memasukkan bola ke keranjang lawan dengan tangan. Basket dianggap sebagai

olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada

tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di

sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah

pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu

permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan

musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia

mainkan saat kecil di Ontario, Naismith menciptakan permainan yang sekarang

dikenal sebagai bolabasket pada 15 Desember 1891.

Wissel Hall (2000;2) menjelaskan bahwa “bolabasket dimainkan oleh dua

tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adaloah mendapatkan nilai (skor) dengan

memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.

Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan

mendribelnya (batting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa

menyentuh dengan kedua tangan secara bersamaan”.

Menurut Perbasi (2012:1) “bolabasket adalah permainan yang dimainkan

oleh dua (2) tim yang masing-masing terdiri dari lima (5) pemain. Tiap-tiap regu
berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan, mencegah regu

lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper,

digelindingkan, atau dipantulkan/di-dribel ke segala arah sesuai ketentuan”.

Kesimpulannya permainan bolabasket adalah permainan yang dimainkan

oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima pemain. Tiap-tiap regu saling

berusaha untuk memasukkan bola pada keranjang lawan dan bola dimainkan

dengan cara dribble, passing, dan shooting.

F. Dribble

Menurut Nuril Ahmadi (2007:17), bentuk-bentuk menggiring bola yang sering

dilakukan antara lain:

a. Menggiring bola tinggi, Menggiring bola dengan pantulan tinggi

dilakukan bila menginginkan gerakan atau langkah dengan cepat

(kecepatan).

b. Menggiring bola rendah, Menggiring bola dengan pantulan rendah

dilakukan untuk mengontrol atau mengusai bola, terutama dalam

melakukan terobosan ke dalam pertahanan lawan.

Banyak manfaat yang diperoleh dari dribble yaitu lebih cepat menuju ke

keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk mengendalikan

permainan. Namun di sisi lain, dribble bola secara berlebihan juga tidak baik

untuk kepentingan timnya. Seperti dikemukakan Wissel Hall (2000;95) bahwa

“jika anda dribble terlalu banyak, maka tim cenderung tidak bergerak ini

memudahkan lawan untuk menghadangnya’’. Hal ini berarti, dribble bola

berlebihan akan memudahkan lawan untuk menjaga teman seregunya karena

tidak bergerak. Tidak menutup


kemungkinan dribble yang berlebihan akan mudah direbut lawan dan pihak lawan

akan dapat melakukan serangan balik. Dribble dapat dilakukan dengan baik jika

menguasai teknik yang baik dan benar. Untuk memperoleh kualitas dribble yang

baik, maka seorang pemain harus memahami dan menguasai teknik dribble.

Cara melakukan dribble sebagai berikut; Peganglah bola dengan kedua

tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat

terletaknya bola. Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki

kanan lalu condongkan badan ke depan mulai dan pinggang. Mulai pantulkan bola

dengan tangan kanan, lalu lakukanlah dengan sikap berdiri ditempat, memulailah

dengan gerakan maju. Mulailah jangan melihat bola dan percepatlah gerak.

G. Ekstrakurikuler

a. Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Sahertian (1987:83) menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang

dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia

seutuhnya. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1986:7) kegiatan ekstrakulikuler

adalah aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam

pelajaran wajib bagi setiap anak dan aktivitas itu termasuk dalam kurikulum yang

telah tersusun bagi suatu tingkat kelas atau sekolah. Dengan kata lain

ekstrakulikuler merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran wajib.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler adalah


kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran/intrakulikuler dan wajib diikuti

siswa, sebagai upaya untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh

siswa untuk mengasah potensi/keterampilan yang ada pada dirinya dan merupakan

pelengkap bagi pelajaran wajib.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga

Kegiatan ekstrakulikuler olahraga sangat menunjang sekali dalam kegiatan

intrakulikuler/proses belajar mengajar khususnya dalam pendidikan jasmani.

Karena apa yang dipelajari dalam ekstrakulikuler olahraga adalah bagian dalam

pedidikan jasmani yang merupakan penerapan pendidikan jasmani. Menurut Rusli

Lutan (1986:8) kegiatan ekstrakulikuler yang berintikan kegiatan olahraga pada

dasarnya merupakan pengajaran gerak, dimana terjadi relasi antara pembina dan

para anak didik. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang penting

disemua sekolah kita. Olahraga, sebagai bagian daripadanya, termasuk kegiatan-

kegiatan ekstrakulikuler yang paling populer. Berbagai macam olahraga

disediakan bagi murid-murid sejak di sekolah dasar hingga sekolah lanjutan

tingkat atas.

B. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan prinsip-prinsip dan asas latihan, siswa dalam usaha

mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang

olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu. Pada kenyataanya dalam proses

latihan juga dibutuhkan program latihan yang baik, bervariasi dan menarik yang

dapat menunjang peningkatan kemampuan setiap siswa. Dari pelaksanaan latihan

sebelumnya dijumpai siswa yang kurang aktif bergerak, tidak senang, dan bosan

dalam mengikuti kegiatan latihan.


Pengembangan latihan dribble bolabasket merupakan salah satu upaya

yang harus diwujudkan. Model latihan dribble menggunakan metode “DELTA”

pada ekstrakulikuler bolabasket diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif

dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti latihan

dribble bolabasket. Latihan dribble menggunakan metode “DELTA” adalah

pengembangan latihan dribble yang dilakukan dengan media bola tenis yang

nantinya digunakan untuk lempar tangkap saat melakukan dribble bola sendiri.

Keuntungan dari latihan ini adalah siswa dapat membiasakan untuk tidak melihat

ke arah bola basket saat melakukan dribble. Hal tersebut juga dapat lebih cepat

untuk meningkatkan kemampuan dribble siswa, sehingga pelatih dapat

diuntungkan terhadap lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakkukan latihan

dasar dribble.

C. Hopotesis Penelitian

Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2010:110) dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Arikunto (2009: 55)

mengemukakan bahwa hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat

oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan

jawaban tesebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji

kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Berdasarkan

uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

a. Hasil Pengembangan Latihan Dribble Menggunakan Metode DELTA

Pada Ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar Baik


b. Pengembangan Latihan Dribble Menggunakan Metode DELTA Pada

Ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar efektif untuk digunakan


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Makassar.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan selama 2 (dua), dengan frekuensi

penelitian adalah satu kali per minggu.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar menggunakan metode penelitian

dan pengembangan atau disebut juga dengan Research and Development. Metode

Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian

pengembangan model latihan kebugaran jasmani menggunakan model penelitian

dan pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall (1983:775)

yang terdiri dari sepuluh langkah dalam penelitian,antara lain: (1) Research and

information collecting (2) Planning (3) Development of the preliminary from of

product (4) Preliminary field testing(5) Main product revision (6) Main field test.

(7) Operational product revision (8) Operational field testing (9) Final produk

(10) Dissemination and implementation.

Penelitian dan pengembangan ini tentunya diharapkan akan menghasilkan

sebuah produk yang dapat digunakan sebagai model latihan kebugaran jasmani

bagi

18
19

siswa sekolah dasar kelas tinggi desain model baru atau menyempurnakan yang

telah ada secara lengkap sehingga bisa dijadikan salah satu sumber belajar lain

dalam proses latihan.

C. Validasi Desain

Untuk mempermudah sistematika penelitian maka akan digambarkan

menggunakan chart mengenai langkah-langkah penelitian dan pengembangan

yang digunakan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah penelitian yang

diadopsi dari Borg dan Gall:

Research Develop Preminary


Planning
and preminary field
information form of testing
product

Operatinal Operationa Main


field l product field
testing revition testing
Main
product
revision

Final product Dissemination


and
revision implementatio
n

Gambar 3.1 Skema Prosedur Pengembangan Hasil Adaptasi dari


Prosedur Pengembangan Borg & Gall (Sumber: Borg & Gall, 1983:775)

Berdasarkan Prosedur diatas peneliti menyusun 10 langkah dari model

Borg dan Gall (1983) sebagai acuan dalam mengembangkan produk, adapun

langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Pertama kali yang ditentukan adalah masalah atau potensi yang

menjadi dasar pengembangan model melalui analisis kebutuhan

yang dapat
dilakukan dengan observasi, wawancara, tes awal, dan pengalaman

pribadi peneliti

2. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi sebagai landasan

pemikiran untuk membuat konsep model yang akan dikembangkan

3. Mengembangkan bentuk produk awal (berupa variasi latihan dribble

dengan metode dribble dan lempar tangkap Bola tenis).

4. Evaluasi para ahli dengan menggunakan tiga orang ahli kepelatihan

bolabasket.

5. Uji coba kelompok kecil menggunakan satu sekolah dengan 10 subjek

yang diteliti.

6. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi

ahli dan hasil uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk

perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.

7. Uji coba kelompok besar, yang diadakan satu sekolah dengan 20

subjek yang diteliti.

8. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba

kelompok besar.

9. Perumusan naskah video yang di evaluasi oleh ahli media

10. Pengemasan produk akhir dalam bentuk VCD.

D. Instrumen Tes

Instrumen penelitian sangat penting dalam melakukan penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam
arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi

Arikunto, 2010:192). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah berbentuk lembar evaluasi, kuesioner dan tes penilaian kemampuan

dribble atau tes praktik.

a. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli

kepelatihan bolabasket. Lembar evaluasi di bagikan pada para ahli sebelum uji

coba kelompok kecil, setelah uji coba kelompok kecil dan setelah uji coba

kelompok besar. Tujuan lembar evaluasi ini adalah untuk mendapatkan perbaikan

dan koreksi dari para ahli terhadap produk yang diteliti. Setelah lembar evaluasi di

bagikan kepada para ahli, peneliti memperoleh hasil revisi terhadap produknya

sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan produk.

b. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji

coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak

sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat.

1. Kuesioner Ahli

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang

harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa

kualitas rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat

baik” dengan cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.
a. Tidak baik
b. Kurang baik
c. Cukup baik
d. Baik
e. Sangat baik

2. Kuesioner Siswa
Kuesioner yang digunakan siswa berjumlah 15 pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “ya” dan “tidak”. Cara

pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Tabel 1.

Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “Tidak”.

Tabel. 3.1 Skor Jawaban Kuesioner


Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

c. Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Siti

Nurrochmah dkk., 2009:12). Tes praktek digunakan untuk mengetahui adanya

peningkatan atau penurunan keterampilan terhadap subyek, tes dilakukan sebelum

dan sesudahnya perlakuan atau latihan yang telah diberikan. Untuk mengetahui

pengaruh latihan dribble menggunakan metode DELTA terhadap hasil latihan

dribble dalam ekstrakulikuler Bolabasket SMPN 13 Makassar dengan

menggunakan tes praktik.


Alat-alat dan perlengkapan yang digunakan untuk tes menggiring bola

menurut Siti Nurrochmah, dkk. (2009:96) adalah lapangan bolabasket dengan

daerah tembakan hukuman, juga diperlukan alat-alat sebagai berikut:

 Bola basket 2 (dua) buah

 Stopwatch 2 (dua) buah

 Cone 7 (tujuh) buah

 Kapur Tulis Warna 2 pak

 Formulir dan alat tulis

Pelaksanaan tes praktik dalam penelitian ini terdapat dua tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Testi berdiri di belakang garis start dengan bolabasket di lantai di

belakang garis start.

2. Tahap Pelaksanaan Tes

Jika ada aba-aba “siap” testi siap mengambil bola.

a. Jika ada aba-aba “yaa”, testi mengambil bola dilanjutkan dengan

memantul- mantulkan bola (AAHPER control-dribble test) melewati

rintangan sebanyak 5 (lima) rintangan pada daerah hukuman hingga

garis finis.

b. Tes dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu yang pertama dribble dengan

tangan kanan dan yang kedua dribble dengan tangan kiri.

c. Bentuk arah tes keterampilan control-dribble ditunjukkan pada gambar

3.2 dan gambar 3.3


d. Testi yang kehilangan bola harus meneruskan tes dari titik berhenti.

e. Testi yang gagal untuk melakukan tes keterampilan control-dribble

ini harus kembali ke garis awal dan mulai lagi.

f. Larangan: traveling, dribble ganda, melakukan dribble bola di atas

atau di dalam cone (tidak melewati cone).

Gambar 3.2. AAHPER control-dribble test (righ hand)


(Morrow JR., et al, 2011:291)

Gambar 3. AAHPER control-dribble test (left hand)


Gambar 3.4. Ukuran Daerah Keyhole (PERBASI, 2012:4)

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini

adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan

data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan

teknik analisis kualitatif. Untuk memperoleh persentase dari suatu nilai, dapat di

cari dengan rumus: NP = 𝑛x 100%


𝑁
Keterangan

NP = Nilai dalam %

n = Adalah nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai

100% = Konstanta

(Muhammad Ali dalam Ipang dan Heri, 2014:41)


Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk

memperoleh kesimpulan data. Pada tabel dibawah akan disajikan klasifikasi

persentase.

Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase


Persentase Klasifikasi Makna
Persentase Klasifikasi Makna
0% - 20% Tidak Baik Dibuang
20,1% - 40% Kurang Baik Diperbaiki
40,1% - 70% Cukup Baik Digunakan (bersyarat)
70,1% - 90% Baik Digunakan
90,1% - 100% Sangat Baik Digunakan
(Muhamad Ali dalam Ipang dan Heri, 2014:42)
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, N. (2007). Permainan Bola Basket. Surakarta: Era Intermedia.

Kasiram, M. (2010). Metodologi Penelitian: Kualitatif–Kuantitatif.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Priyatna, Gugun. "Meningkatkan Keterampilan Dribble Bola Pada Permainan


Bola Basket Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada
Siswa Kelas Viii 2 Smp Negeri 2 Gorontalo." Skripsi 1.831411011
(2016).

Rusli Lutan. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakurikuler,


Korikuler, Dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas
Terbuka.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Sukmadinata N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wissel, Hall. 2000. Basket Ball Step To Succes. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Zahruddin, H. (2013). Meningkatkan Keterampilan Dribble Bola Pada Permainan


Bola Basket Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Telaga. Skripsi, 1(831409142).

27

Anda mungkin juga menyukai