Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pengertian

kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan

bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan merupakan hak azasi dan

segaligus sebagai investasi sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan, dan ditingkatkan

oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat

menikmati hidup sehat dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2006:1).

Sumber manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau

investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan

dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumber

daya manusia (Depkes RI, 2006:1-2).

Di Indonesia, akan dijumpai sekitar 8-10% wanita usia lanjut yang kesehatannya

harus mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga tercapai kebahagiaan serta

kesejahteraan. Seorang wanita pada usia tertentu akan mengalami klimakterium dimana

terjadi perubahan alamiah dalam tubuhnya (Prasetyawati, 2012:94).

Indonesia seperti negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik akan mengalami

penuaan penduduk dengan amat sangat cepat. Pada tahun 2012 Indonesia termasuk

negara Asia ketiga dengan jumlah absolut populasi di atas 60 tahun terbesar yakni

setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul Indonesia (25 juta). Bahkan
1
2

diperkirakan Indonesia akan mencapai 100 juta lanjut usia (lansia) dalam tahun 2050.

Penduduk dianggap berstruktur tua di negara berkembang apabila penduduk usia 60

tahun ke atas sudah mencapai 7% dari total penduduk. Pada tahun 2010 proporsi

penduduk lansia di Indonesia telah mencapai sekitar 10%. Persentase penduduk lansia

tahun 2012 adalah 7,56% yang berarti termasuk negara berstruktur tua. Penduduk lansia

berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2012 yang paling banyak adalah perempuan yaitu

perempuan 8,2% dan laki-laki 6,9% (Kemenkes RI, 2013:3).

Pertambahan usia dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan

fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia.

Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai

dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan

memburuk, gerakan lambat dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan

kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah,

bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan,

meningkatnya minat terhadap material, dan minat rekreasi (Mubarak, 2009:151).

Sejalan dengan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan

pembangunan kesehatan, yang tergantung dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) bidang kesehatan yang lebih mengutamakan upaya preventif dan

promotif dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah

satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah menumbuh

kembangkan posyandu (Depkes RI, 2006:2).


3

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar (Depkes RI, 2006:11). Upaya kesehatan usia lanjut merupakan upaya kesehatan

paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi

peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Upaya kesehatan usia

lanjut dapat dilakukan pada tempat pelayanan kesehatan misalnya Puskesmas salah

satunya di posyandu (Lisnawati, 2012:76).

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan

kualitas sumber daya manusia. Posyandu diselenggarakan terutama untuk melayani

balita dan orang lanjut usia atau lansia (Posyandu Lansia) (Sulistyorini, 2010:3).

Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di

suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati yang digerakkan oleh masyarakat dimana

usia lanjut bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan

perwujudan pelaksanaan program pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui

pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran

serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal

(Sulistyorini, 2010:45).

Dalam posyandu lansia dilakukan kegiatan pelayanan dan pemantauan kesehatan

di masyarakat terhadap masyarakat yang berusia lanjut diatas 50 tahun. Adapun


4

kegiatan tersebut meliputi penimbangan dan mengukur tensi atau tekanan darah karena

semakin usia bertambah manusia akan mengalami kenaikan tekanan darah. Dengan

posyandu lansia, maka dapat Diketahuinya kondisi kejiwaan dari masyarakat yang

berusia lanjut (Proverawati, 2012:5).

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun

2014 jumlah cakupan usia lanjut di Kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1
Cakupan Usia Lanjut di 20 Puskesmas Sekota Jambi Tahun 2014
Jumlah Lansia Jumlah Lansia Jumlah Lansia Total
(45-59 Tahun) (60-69 Tahun) (>70 Tahun) Populasi
No Puskesmas
L P L P L P

2064 2833 942 1450 15199


 1 Putri Ayu 2412 5498
193 320 112 94 1916
 2 Aur Duri 519 678
1380 1604 785 1281 7155
 3 Simp. IV spn. 926 1179
754 773 295 287 5280
 4 TJ.Pinang 1648 1523
633 1254 299 495 5719
 5 Tl. Banjar 1076 1962
277 449 109 132 2671
 6 Payoh Selincah 529 1175
551 793 333 516 4218
 7 Pakuan Baru 585 1440
875 1231 236 296 4849
 8 Tl. Bangkung 708 1503
178 354 135 25 740
 9 Kebon Kopi 18 30
209 391 248 274 3001
 10 Paal Merah I 585 1294
307 266 97 118 2294
 11 Paal Merah II 600 906
316 586 48 147 1554
 12 Olak Kemang 126 331
179 507 118 196 2231
 13 Tahtul Yaman 459 772
5

306 358 127 170 1566


 14 Koni 244 361
276 449 146 253 2465
 15 Paal V 489 852
499 1033 402 273 3518
 16 Paal X 299 1012
649 1096 234 134 4943
 17 Kenali Besar 1561 1269
759 1053 552 724 6937
 18 Rawasari 1406 2443
1065 1258 598 457 9460
 19 Simp. Kawat 2584 3498
220 666 84 207 2394
 20 Kebun Handil 427 790
 Kota Jambi 17201 28516 11690 17274 5900 7529 88110
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2014
Berdasarkan data di atas jumlah lansia di Kota Jambi dengan jenis kelamin

laki-laki usia 45-59 tahun sebanyak 17.201 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 11.690

orang, dan >70 tahun sebanyak 5.900 orang dan perempuan usia 45-59 tahun

sebanyak 28.516 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 17.274 orang, dan >70 tahun

sebanyak 7.529 orang. Jumlah lansia terendah terdapat di Puskesmas Kebun Kopi

dengan jumlah lansia laki-laki usia 45-59 tahun sebanyak 18 orang, usia 60-69 tahun

sebanyak 178 orang, dan >70 tahun sebanyak 135 orang dan perempuan usia 45-59

tahun sebanyak 30 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 354 orang, dan >70 tahun

sebanyak 25 orang. Maka dari itu peneliti memilih Puskesmas Kebun Kopi sebagai

tempat penelitian karena jumlah lansia terendah diantara puskesmas lain di Kota

Jambi.

Pengambilan data yang peneliti lakukan di Puskesmas Kebun Kopi di dapat

bahwa posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi terdiri dari 2 (dua) posyandu lansia

yaitu Posyandu Lansia Pepabri dan Posyandu Lansia Eduiewise. Posyandu Lansia
6

Pepabri terletak di Kelurahan Kebun Kopi dan wilayah Posyandu Lansia Pepabri yaitu

RT 29, 31, 32, dan 33. Sedangkan Posyandu Lansia Eduiewise terletak di Kelurahan

Tehok dan wilayah Posyandu Lansia Eduiewise yaitu RT 14. Jumlah kunjungan lansia

ke Posyandu Lansia Pepabri dan Posyandu Lansia Eduiewise pada Bulan Januari-

Maret Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2
Cakupan Kunjungan Posyandu dan Jumlah Lansia
Bulan Januari-Maret Tahun 2015

Posyandu Lansia Pepabri Posyandu Lansia Eduiewise


No Bulan Jumlah Kunjungan Jumlah Kunjungan
Lansia Posyandu Lansia Posyandu
1 Januari 228 18 28 28
2 Februari 228 18 28 14
3 Maret 228 18 28 23

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan posyandu

lansia masih kurang karena jumlah kunjungan posyandu pada tiga bulan terakhir

sangat rendah dibandingkan dengan jumlah kunjungan lansia ke posyandu.

Hasil penelitian Handayani (2012:4) mengenai hubungan dukungan keluarga

dengan keteraturan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia Jetis

Desa Krajen Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo didapat bahwa keteraturan lansia

masih rendah sebanyak 71% dan dukungan keluarga juga masih rendah yaitu
7

sebanyak 60% dan hasil analisa menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan keteraturan lansia mengikuti posyandu lansia.

Faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan posyandu lansia yaitu

pengetahuan lansia tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan lokasi posyandu

yang jauh atau sulit dijangkau, kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun

mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu, sikap yang kurang baik terhadap

petugas posyandu serta Sarana dan prasaranan penunjang posyandu lansia. Sedangkan

dampak yang bisa terjadi pada lansia yang tidak memanfaatkan posyandu lanisa

diantaranya kesehatan lansia tidak terpantau dengan baik, menurunnya jumlah

kunjungan lansia ke posyandu lansia, dan angka kesakitan pada lansia menjadi

meningkat (Sulistyorini, 2010:52-53).

Survey awal yang dilakukan pada tanggal 13-14 April 2015 pada 10 orang

lansia perempuan usia 45-59 tahun sebanyak 8 orang, usia 60-69 tahun sebanyak 2

orang, di Wilayah Posyandu Lansia Pepabri RT 32, melalui wawancara pada 5 orang

lansia yang aktif dan 5 orang lansia yang tidak aktif. Hasil wawancara yang dilakukan,

5 orang lansia yang aktif mengatakan mengikuti posyandu lansia karena rumah dekat,

ada yang mengantar, mendapatkan informasi dari tetangga, petugas kesehatan dan

teman. Selain itu dari 5 orang lansia yang aktif 2 orang lansia mengatakan mengikuti

posyandu lansia karena dorongan dari dalam diri untuk terus melakukan kontrol

kesehatannya seperti berat badan, tinggi badan, tensi darah, cek gula darah, asam urat

dan kolesterol dan 3 orang lansia lainnya mengatakan mengikuti poyandu lansia

karena keluarga mengingatkan waktu posyandu dan mengantar ketempat posyandu.


8

Sedangkan pada 5 orang lansia yang tidak teratur mengatakan tidak aktif mengikuti

posyandu karena jarak rumah jauh dari posyandu, tidak ada teman dekat yang ikut

posyandu, tidak ada transportasi untuk pergi ke posyandu serta kurangnya motivasi

ibu untuk kontrol kesehatannya karena merasa sudah sehat.

Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul, ”hubungan antara motivasi dan dukungan keluarga dengan keteraturan

lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun

2015”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

motivasi dan dukungan keluarga dengan keteraturan lansia dalam mengikuti posyandu

lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara motivasi dan dukungan keluarga dengan

keteraturan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi

Kota Jambi Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

a. Diketahuinya gambaran keteraturan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di

Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015.


9

b. Diketahuinya gambaran motivasi lansia dalam mengikuti posyandu lansia di

Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015.

c. Diketahuinya gambaran dukungan keluarga terhadap lansia dalam mengikuti

posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015.

d. Diketahuinya hubungan antara motivasi dengan keteraturan lansia dalam

mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015.

e. Diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturan lansia

dalam mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun

2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Dinas Kesehatan Kota Jambi

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan agar dapat

meningkatkan dan mengembangkan motivasi lansia untuk datang ke posyandu

lansia dan meningkatkan kinerja dukungan keluarga dalam meningkatkan

pengetahuan dan memberi motivasi pada lansia untuk rutin ke posyandu lansia.

2. Puskesmas Kebun Kopi

Diharapkan para petugas kesehatan untuk memberikan informasi

mengenai pentingnya posyandu lansia pada masyarakat sehingga dapat

memotivasi masyarakat bagi usia lanjut untuk datang ke posyandu lansia sehingga

kunjungan posyandu usia lanjut dapat meningkat dari pada biasanya.

3. Posyandu Lansia
10

Diharapkan bagi lansia di posyandu untuk lebih rutin terhadap keteraturan

mengitu posyandu lansia dan kunjungan lansia dapat lebih ditingkatkan.

4. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan wawasan dan

memperluas pola pikir mahasiswa tentang pentingnya posyandu lansia.

5. Peneliti lain

Dapat menambah pengetahuan bagi peneliti lainnya serta dapat dijadikan

bahan perbandingan untuk melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara motivasi dan dukungan keluarga dengan keteraturan lansia dalam

mengikuti posyandu lansia di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi Tahun 2015 .

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Juli-1 Agustus tahun 2015.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan

menggunakan lembar kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan

bivariat menggunakan uji chi-square.

Anda mungkin juga menyukai