DOPS Memo Harry Sandra
DOPS Memo Harry Sandra
Materi Dops :
Anamnesis :
1. Intoksikasi Organofosfat :
Organfosfat (Krisis kolinergik akut, intermediate syndrome, OPIDPN)
KU : Bau Peptisida, Tidak sadarkan diri, Muntah-muntah.
KT : Berkeringat, Kedutan otot, Kejang, Air liur berlebih, diare, emesis.
RPP : Tidak sadarkan diri karna apa? Sejak kapan? Baru pertama kali?
Pekerjaan sebagai petani? Menggunakan inteksida? Tercemar?
Percobaan untuk bunuh diri? Menghabiskan semua minuman?
Minum susu?
RPO : Obat yang didapat?
RPD : Hipertensi, kencing manis, jantung, gangguan mental.
RPK : Hipertensi, kencing manis, jantung.
DD : Intoksikasi karbamat
Terapi :
Ringan
Berat
1. Oksigen
2. Atropine IV, 70 mg per infus 30m / interminten 2 mg tiap 15 menit. Hipersekresi
teratasi. Efek takikardia dgn propanolol.
3. Oxime 4 gr/hari dibagi 4 dosis. Loading dos 2 gr iv 20m. lanjutan 1 gr per inf
setiap jam.
2. Ileus Obstruktif/Paralitic :
Gangguan/hilangnya pasase isi usus (Sumbatan mekanik atau hilangnya paralitic usus)
KU : Nyeri Abdomen, mual/muntah, rasa penuh diperut, tdk bisa flatus.
KT : Gelisah, oliguria, sembelit
RPP : Nyeri sejak kapan? Memberat? Melilit? Tdk BAB sejak? Sulit sejak?
Bab sedikit? Keras? Hitam? Kotoran kambing?
Perut membesar sejak? Penurunan nafsu makan? Susah kentut?
RPO : Obat yang didapat? Dulcolax supos?
RPD : Hipertensi, kencing manis, jantung.
RPK : Hipertensi, kencing manis, jantung.
Pem. Fisik:
Abdomen
Rectal Toucher: Sekitar ani, tonus sphincter ani, mukosa rektum licin, nyeri tekan,
feses, darah
DD : Ileus Paralitik
Terapi :
1. Konservatif
a. Kontrol status ABC
b. Pasien dipuasakan
c. Dekompresi dengan NGT
d. Kateter urin untuk hitung balance cairan
2. Farmakologi
a. Antibiotik
b. Analgesik
c. Antiemetik
3. Operasi
3. Sirosis Hepatis :
:Perubahan menjadi tidak teratur sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar.
KU : BAB warna hitam dan muntah darah
KT : Lesu, berat badan turun, dispepsia, nyeri perut
RPP : Nyeri sejak kapan? Memberat? Melilit? Tdk BAB sejak? Sulit sejak?
Bab sedikit? Keras? Hitam? Kotoran kambing? Konsumsi alkohol?
Perut membesar sejak? Penurunan nafsu makan? Susah kentut?
RPO : Obat yang didapat?
RPD : Hipertensi, kencing manis, jantung, hepatitis.
RPK : Hipertensi, kencing manis, jantung.
Pem. Fisik:
Abdomen
Rectal Toucher: Sekitar ani, tonus sphincter ani, mukosa rektum licin, nyeri tekan,
feses, darah
Hipertensi Portal : Peningkatan tekanan dalam sistem vena porta (Varises & Asites)
DD :
Terapi :
1. Suportif:
Istirahat tirah baring
Diet rendah garam
2. Diuretik (Meningkatkan laju diuresis)
3. Propanolol (Menurunkan hipertensi portal & mencegah terulangnya perdarahan
gastrointestinal)
Pemeriksaan JVP
Interpretasi Hasil
JVP normal: tinggi pulsasi vena jugularis terhadap angulus sternum kurang dari 2 cm. Bila
tingginya lebih dari 2 cm, menandakan kenaikan tekanan vena jugularis,
misalnya akibat gagal jantung kanan. JVP normal = 5-2 cm H2O
Interpretasi Hasil
1. Jika terdapat asites, pada pemeriksaan shifting dullnes, didapatkan bunyi redup saat perkusi
pertama akan berubah menjadi timpani saat pasienkita miringkan ke salah satu sisi.
2. Pada pemeriksaan undulasi, bisa menunjukkan hasil positif jika akumulasi cairan sudah
banyak, dan dapat positif pada pasien tanpa asites.
b. Metode Hanson
Mula-mula selang NGT ditandai sepanjang 50 cm menggunakan plester (plester 1).
Kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional seperti di atas, lalu
tandai juga dengan plester (plester 2). Batas selang NGT yang akan dimasukkan
adalah pertengahan antara plester 1 dan plester 2.
9. Beri tanda pada selang yang sudah diukur dengan menggunakan plester.
10. Olesi jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
11. Ingatkan pasien bahwa selang akan segera dimasukkan dan instruksikan klien untuk
mengatur posisi kepala ekstensi, masukkan selang melalui lubang hidung yang telah
ditentukan.
12. Lanjutkan memasukkan selang sepanjang rongga hidung. Jika agak tertahan, putarlah
selang dan jangan dipaksakan untuk dimasukkan.
13. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring. Setelah melewati nasofaring 3-4
cm anjurkan pasien untuk menekuk leher dan menelan.
18. Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan sampai kering.
19. Fiksasi selang dengan plester pada puncak hidung dan hindari penekanan pada
hidung.
1.4 Interpretasi
NGT terpasang dengan benar di lambung apabila terdengar bunyi seperti letupan di lambung
pada saat spuit berisi udara ditekan, atau isi lambung keluar dari NGT. Isi lambung dapat
berupa sisa makanan, darah, air.