E.N.Gladen mengatakan, di jaman mesir kuno birokrasi yang besar pasti telah ada,
skandal korupsi dan sifat birokrasi yang berbelit-belit pasti sudah berkembang waktu itu.
Literatur yang ditulis oleh L.D White pada 1948, 1951, 1954, dan 1958 menjelaskan
tentang sejarah aministrasi publik di Amerika Serikat. Salam terbitan pertama white
bawah pemerintahan hamilton yang dikenal sebagai arsitek pemerintahan baru waktu itu
tanpa bantuan menggunakan pengalaman sektor swasta sebagai disarankan setelah tahun
1901. Dalam terbitan kedua, White menjelaskan tentang era administrasi Jeffersonian ang
merupakan titik awal munculnya ide dan praktek aliran federalisme. Dalam terbitan ketiga
negara bagian dan lokal, dan mulai merosotnya moralitas didalam pemberian pelayanan
besaran pemerintahan. Dan dalam ternitan ke empat, White memusatkan perhatiannya pada
dua isu administratif yang paling besar saat itu adalah isu tentang bagaimana
universitas di Indonesia ketika modernisasi sebagai bagian dari doktrin pembangunan bagi
Meskipun literatur kuno yang langsung berkaitan dengan nama “administrasi publik”
kurang begitu banyak ditemukan, namun cukup banyak literatur yang berkenaan dengan
filsafat kenegaraan, hukum dan politik seperti buku-buku pemikiran Confucius, Plato,
Aristoteles, Machiavelli, de Montesquieu, Rousseau, Bonnin, Hegel, Vivien dan Mill yang
Semua isi tulisan kuno diatas membuktikan bahwa prinsip-prinsip administrasi publik
dan berbagai isunya sudah gencar dipersoalkan jauh sebelum Wodrow Wilson muncul
administrasi dan politik ternyata merupakan isu yang telah lama diungkapkan di prancis,
C. Pergeseran Paradigma
Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau
cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu
Nicholas Henry mengungkapkan bahwa telah terjadi lima paradigma dalam administrasi
negara yaitu Paradigma 1 (1900-1926) dikenal sebagai paradigma dikotomi antara politik dan
“administrasi publik”.
Gerald E. Caiden (1982), yang merinci ada beberapa aliran dalam administrasi publik
yaitu aliran proses administrasif, aliran empiris, aliran prilaku manusia, aliran analis
birokrasi, aliran sistem sosial, aliran pengambilan keputusan, aliran matematik dan aliran
integratif.
sesuai tahapaN pengembangan administrasi publik, yaitu yaitu tahap sentralitas administrasi
(1887-1915), tahap scientific management (1915-1940), tahap uji diri yang kritis (critical
sekarang).
Pada tahun 1983 terdapat paradigma baru yang muncul untuk merevisi POSDCROB
yang disampaikan oleh G.D Garson dan E.S overman dalam suatu bentuk akronim dengan
nama PAFHIER, singkatan dari Policy Analysis, Financial, Human Resources, Information,
dan Eksternal Relations dan kemudian menjadi pusat perhatian manajemen publik (lihat
Kurang lebih setelah sepuluh tahun, terjadi pergeseran paradigma, yang dikenal dengan
nama ”post-bereaucratic paradigm” oleh Barzelay (1992) dan dengan Armajani (1997). yang
Dalam saat yang bersamaan muncul paradigma yang sangat terkenal kerena bersifat
Gaebler (1992) dan kemudian di operasionalisasikan oleh Osborne & Plastrik (1997).
Paradigma ini juga dikenal dengan nama New Public Management dan mencapai puncaknya
dengan diterapkannya prinsip “good governance”. Di tahun 2003, atau kurang lebih sepuluh
tahun kemudian muncul lagi paradigma baru yaituThe New Public Service oleh J.V Denhardt
Ide dasar manajemen klasik berkembang dari revolusi industri pada abad ke 19,
khususnya dari beberapa tokoh penting yang digolongkan dalam aliran klasik yaitu Robert
masuknya pengaruh manajemen klasik ke dalam administrasi publik dapat ditelusuri sejak
abad 19 ketika para cendekiawan Amerika Serikat mempersoalkan praktek kepegawaian yang
tidak adil seperti penggunaan sistim kekeluargaan atau sistim dalam penerimaan pegawai
beberapa hal khusus seperti sistim pengadaan, ujian, klasifikasi, promosi, disiplin, dan
pensiunan pegawai untuk diatur dalam suatu management untuk mencapai tujuan negara.
Pengaruh manajemen klasik paling dominan dalam dunia administrasi publik adalah
diterbitkannya “Papers on the Science of Administration” karya Dulick dan Urwick seperti
disebut diatas, dimana Gulick (lihat karya Gulick dalam Shafritz dan Ott, 1992 : 87 -95)
mengajukan bahwa yang seharusnya dilakukan oleh kepala eksekutif adalah POSDCORB,
Reporting, Budgeting.
Ada kesan bahwa prinsip ini tidak bersifat politis dan obyektif terhadap pemecahan
Dwight Waldo mengeritik bahwa POSDCORB adalah doktrin administrasi yang tidak
netral. Doktrin tersebut mengandung nilai-nilai yang kompleks dari politik dan filsafat kuno
Disisi lain Paul H.Appleby mengungkapkan bahwa sesungguhnya sangat tergantung dari
situasi bukan dari doktrin atau prinsip-prinsip administrasi yang benar. Disatu pihak, Appleby
tapi di lain pihak, tidak memberikan perskripsi atau cara terbaik yang dapat dipelajari dan
Usaha Simon, Waldo, dan Appleby untuk merobah POSDCORB ternyata gagal. Namun
demikian, POSDCORB tetap digunakan dalam teori dan praktek administrasi publik, dan
kenyataan telah menunjukan adanya pengaruh dari berbagai disiplin ilmu dan teknologi
c. Pengaruh Sosiologi
tergantung dari apa presepsi tentang “Who Should rule? What is the meaning of the good
life ? What are the methods for realizing the good life? What are appropriate criteria for
action? What are the best organization formats ? what is the vision of the ideal state ?”
pada empat model administrasi publik. Masing-masing model tersebut memiliki karakteristik
yang sangat spesifik, sesuai dengan perkembangan suatu negara. Berikut ini akan dijelaskan
1. “No-State” Model
Ide semacam ini memberikan kesempatan kepada para individu intuk melakukan
kompetisi alamiah dan bebas dari pengandalian negara. Negara hanya menjaga kesetabilan
kebijakan moneter, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan menjaga padar
terbuka. Dengan kata lain, negara berusaha membiarkan pasar bekerja tanpa campur tangan
apa-apa.
Model ini lebih melihat negara sebagai suatu yang positif dalam mempromosikan dan
menjaga kehidupan publik. Model ini menuntut adanya perluasan peranan lembaga
Dalam model seperti ini, para administrator diangkat berdasarkan atas karier dan
spesialisasinya.
3. “Pre-State” Model
Dalam model ini, kepercayaan tehadap kekuatan pasar sangat tergantung dari situasi;
peranan pemerintah pusat juga sangat tergantung dari kebutuhan atau permasalahan yang
dihadapi; kebijakan yang disarankan biasanya dipengaruhi oleh semua pihak baik dari
4. “Pro-state” Model
Model ini melihat bahwa batas-batas antar negara dan antar swasta dan pemerintah
semakin suram. Model tersebut percaya akan aplikasi teknologi dan penemuan ilmiah untuk
dimanfaatkan dalam dunia administrasi publik. Karena itu, semua intuisi, kebijaksanaan
(wisdom), dan berbagai bentuk pertimbangan tidak rasional, kurang dimanfaatkan oleh model
tersebut. Semua pengetahuan yang bersumber dari sejarah, politik, sastra, puisi, dan filsafat,
diabaikan. Dengan kata lain, “expertise”, ”tecniques”, dan “tecnologies” merupakan pusat