Anda di halaman 1dari 4

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

STT LUTHERAN
KHOTBAH MINGGU PENTAKOSTA 28 MEI 2023
DI GEREJA LUTHERAN INDONESIA
JEMAAT HOSIANA EROMOKO WONOGIRI

NATS KHOTBAH: KISAH PARA RASUL 2:1-12


2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba
turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka
duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada
mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
5
Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah
kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka
masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua
tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?
8
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu
bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea
dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan
dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,
orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat
termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"
13
Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis."
14
Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata
kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan
camkanlah perkataanku ini. 15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru
pukul sembilan, 16 tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: 17 Akan terjadi pada
hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia;
maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. 18 Juga ke atas hamba-hamba-
Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. 19 Dan
Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api
dan gumpalan-gumpalan asap. 20 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah
sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 21 Dan barangsiapa yang berseru kepada nama
Tuhan akan diselamatkan. (Kis. 2:1-21 ITB)

PENDAHULUAN
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, menurut kalender gereja, minggu ini kita
memasuki minggu pentakosta. Perikop yang kita baca tadi mengingatkan kita mengenai peristiwa yang
terjadi di hari pentakosta. Tiga teks yang dibacakan kita hari ini, baik yang terambil dari PL (Yoel 2:28-29),
maupun PB seluruhnya mengingatkan kita tentang pencurahan Roh Kudus. Injil Yohanes bahkan dengan
lebih jelas mengingatkan kita mengenai peran Roh Kudus yang akan diutus sebagai penghibur (literal
konselor) bagi semua orang percaya (Jn. 16:8 ITB).
Akan tetapi kehadiran dan penyertaan Roh kudus acapkali kurang disadari dan dirasakan oleh orang
percaya masa kini. Tidak mengherankan jika ada beberapa orang kristen yang berusaha untuk menampilkan
kehadiran roh kudus dengan cara yang aneh, seperti berbahasa aneh yang tidak dimengerti, tetapi mereka
sebagai bahasa roh, berkata-kata nubuat , dan mengaku mendapatkan penglihatan dari Roh Kudus. Tindakan
ini dilakukan karena mungkin mereka ingin menikmati kembali peristwa pencurahan Roh kudus seperti pada
masa dimana pencurahan yang disertai dengan tanda-tanda fenomenal. Apakah pesan Allah dibalik
kemunculan tanda-tanda itu bagi kita sekarang. Kita akan memeriksa kembali peristiwa pencurahan Roh
kudus dihari pentakosta yang dicatat oleh lukas dalam kisah para rasul pasal 2: 1-21. Fokus kita akan
mendalami apa sesungguhnya makna dari tanda-tanda kehadiran Roh kudus kala itu.
MAKNA TANDA-TANDA DI HARI PENTAKOSTA

1. KEHADIRAN ROH KUDUS DITEGASKAN (1-4)

Saudara, tanda-tanda kehadiran Roh Kudus terjadi tepat bersamaan dengan hari raya Pentakosta.
Pentakosta adalah salah satu hari perayaan penting di kalangan umat Yahudi yaitu hari raya panen/jawa;
unduh-unduh (Keluaran 23:16), atau disebut juga hari raya Tujuh Minggu (Keluaran 34:22). Pentakosta ini
juga biasa disebut sebagai hari "yang kelima puluh," karena berlangsung lima puluh hari sesudah sabat
Paskah (Imamat 23:11,15,16). Di hari itu, setiap orang Yahudi yang tersebar akan berusaha mudik ke
Yerusalem untuk merayakannya. Hal ini sudah menjadi tradisi seperti kita diindonesia ada tradisi mudik
saat hari raya tertentu. Mereka yang tidak bisa mudik ke Yerusalem akan merayakannya di dalam rumah-
rumah ibadat mereka yang tersebar di seluruh kerajaan Romawi dan di luar kerajaan Romawi.
Saat merayakan pentakosta itulah, para murid dan orang banyak yang berkumpul menyaksikan
suatu tanda-tanda yang fenomenal, tidak biasa. Tanda-tanda yang dramatik yaitu bunyi seperti tiupan
angin keras, dan lidah api. Itu merupakan tanda-tanda dari Tuhan yang dapat dilihat, didengar, dan
mungkin dirasakan oleh orang banyak kala itu. Tanda itu membuat orang banyak yang berkumpul merasa
penasaran dan bertanya “apakah artinya ini.” Akan tetapi setelah muncul tanda-tanda itu, Lukas
menuliskan: “maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
Kata penuhlah (ἐπλήσθησαν) bukan seperti air yang diisi dalam gelas lalu penuh, bukan juga seperti
orang yang setan yang membuat mereka bertindak diluar kendali. Kata ini menegaskan bahwa sesuatu
sudah menjadi genap/lengkap. Ini menandakan bahwa kehadiran roh kudus yang sudah ada dalam diri para
murid sejak mereka mendengar injil melalui firman, ditegaskan kembali. Tanda-tanda itu merupakan tanda
yang menolong para murid mengetahui bahwa mereka benar-benar telah disertai Roh Kudus, diperlengkapi
dan dipersiapkan untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Allah bagi gereja. Tanda itu
mengukuhkan kapasitas mereka sebagai rasul, dan dalam kapasitas itulah mereka melayani. Tanda itu
merupakan Karunia karismatik yang menegaskan kehadiran Roh di antara para rasul dan mengukuhkan
mereka sebagai pemberita injil sehingga pesan yang mereka sampaikan itu benar-benar pesan dari Tuhan.
Bukan sesuatu nubuatan menurut keingingan mereka.

Ilustrasi:
Bulan agustus Tahun 2022 kemarin, saya diwisuda sebagai seorang sarjana, dengan mengenakan
sebuah busana wisuda lengkap yang membuat saya agak grogi. Pada saat diwisuda, perasaan saya campur
aduk, heran, gembira, senang sekaligus takut dengan bertanya-tanya, benerkah saya ini sudah menjadi
seorang doktor. Wisuda itu jelas suatu prosesi yang mengukuhkan saya sebagai seorang sarjana. Sekarang,
sekalipun tanpa busana wisuda, tanpa toga, tanpa stola, dan dsb, saya hidup seterusnya dengan kapasitas
saya sebagai sarjana dan tentu kapasitas itu akan menjadikan kita seorang yang memiliki tanggung jawab
yang besar.

Aplikasi
Orang-orang beriman sekarang ini sesungguhnya juga sama-sama telah dikukuhkan, diberikan
kuasa dan diperlengkapi serta dipersiapkan, untuk melayani. Sekalipun tidak ada tanda-tanda fenomenal
yang bisa kita lihat dengan mata kita, akan tetapi “karunia karismatik” yang menegaskan kehadiran roh itu
sudah ada dalam diri kita. Roh Kudus sudah mengerjakan iman ketika kita mendengar firman, ketika kita
menerima sakraemen karena itulah sarana kasih karunia yang Tuhan pakai bagi kita sekarang. Roh
Kuduslah yang memberi kapasitas bagi kita, melalui firman dan sakramen, sehingga kita tahu siapa kita,
dan bagaimana kita harus hidup selanjutnya. Bukan tanda-tandanya.
Memang kita tidak lagi melihat tanda, angin, api, bahasa lain, tapi sama seperti saya yang sekali
diwisuda dan sejak itu hidup dalam kewisudaannya. Sekalipun kita tidak melihat tanda-tanda lagi, tetapi Roh
Kudus itu sudah hadir dalam diri kita, memberikan kita kuasa, untuk menginsafkan dunia akan dosa,
menyatakan kebenaran dan penghakiman; (Jn. 16:8-10 ITB). Kita memang tidak lagi melihat tanda seperti
yang dilihat para rasul pada masa pentakosta, tetapi, Roh kudus telah memakai Injil (Roma 10:17), baik
melalui firman yang kita dengar, dan sakramen yang kita terima; untuk mengerjakan iman didalam hidup
kita. Sehingga, jika kita duduk ditempat ini dan bertobat, percaya kepada Yesus sebagai juru selamat, bukan
karena kita sudah kristen sejak lama, sudah menghafalkan banyak ayat alkitab, atau sudah cukup banyak
memberikan persembahan ke gereja. Tetapi kita percaya bahwa pertobatan kita semata-mata adalah hasil
dari kasih karunia Allah. Bersyukurlah, setiap hari kita diberi kesempatan untuk mendengar firmanNya,
setiap sebulan sekali kita diberikan kesempatan untuk menerima sakramen perjamuan kudus.
Tanpa pertolongan roh kudus, kita mustahil untuk percaya kepada Allah, mustahil untuk dapat
mempercayai karya Kristus diatas kayu salib yang memberi pengampunan. Tanpa Roh kudus, mustahil kita
menerima apa yang berasal dari Allah sebagai kebenaran. Tanpa roh Kudus kita hanya akan menganggap
bahwa berita salib itu adalah sebuah kebodohan” (1 Korintus 2:14). Tanpa roh kudus, mustahil kita
menghadapi keinginan daging (gawan bayi) kita yang kecenderungannya ingin memusuhi Allah. Tanpa roh
kudus mustahil kita menghadapi dunia yang semakin hari moralitas dan kondisinya semakin merosot. Tanpa
roh kudus, mustahil kita menghadapi iblis yang terus mencoba menggerogoti iman kita dengan membuat
kita ragu akan kebenaran firman Allah.
Bersyukurlah saudara dan saya sudah disertai oleh Roh Kudus setiap hari. Ingatlah bahwa setiap kali kita
mendengar firman, dan menerima sakramen, Roh kudus hadir mengerjakan dan memelihara iman sehingga
kita sanggup untuk terus percaya kepadanya, ditengah dunia yang penuh tantangan ini. Bersyukurlah, Roh
kudus sudah menyertai kita.

2. KEBENARAN DINYATAKAN (5-12)


Salah satu tanda ajaib yang dicatat oleh Lukas dalam peristiwa pentakosta adalah karunia berbahasa
dan memahami bahasa lain secara tiba-tiba. Lukas menulis bahwa bahasa-bahasa yang mereka ucapkan dan
pahami adalah bahasa-bahasa yang biasa, bahasa negeri lain yang tidak pernah dipelajari sebelumnya namun
mereka dapat memahami dan mengucapkannya.
Tanda ajaib berupa bahasa ini, mengingatkan kita tentang menara babel, dimana orang-orang dengan
satu bahasa tiba-tiba tercerai berai dan tersebar diseluruh dunia, karena tiba-tiba terjadi kekacauan
berbahasa. Sebelum hal itu terjadi, orang-orang kala itu dengan percaya diri mengatakan “"Marilah kita
dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari
nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." (Gen. 11:4 ITB). Dengan pernyataan ini, terlihat jelas
bahwa manusia kala itu sedang berupaya untuk memuliakan dirinya sendiri. Allah menceraiberaikan
manusia ketika mereka berupaya memuliakan dirinya sendiri .
Pada masa pentakosta, banyak orang dengan berbagai macam bahasa tiba-tiba dipersatukan dengan
kemampuan mengerti dan mengatakan bahasa mereka masing-masing. Jika pada masa lalu, diceraiberaikan
karena manusia ingin memuliakan diri sendiri, maka dengan karunai bahasa ini, Allah tentu ingin
kebenarannya dinyatakan satu sama lain. Dengan tanda bahasa ini, kita dapat memahami bahwa Roh Kudus
telah membekali para rasul kala itu, bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk memberitakan
berita keselamatan dari Allah kedalam berbagai macam bahasa. Kekacauan bahasa yang pernah terjadi pada
peristwa menara babel, telah diubah pada hari Pentakosta. Roh Kudus menggerakkan manusia untuk
memuliakan Allah di dalam berbagai bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang yang
mendengarkannya. Jadi, tanda ajaib “berbahasa” diberikan Allah untuk menyatakan kebenarannya, supaya
melaluinya kita memuliakan Allah bukan memuliakan diri sendiri.

Ilustrasi:
Salah satu mahasiswa yang sudah lulus punya keunikan masing-masing, salah satunya ada yang
sulit untuk merangkai kata ketika berbicara, apalagi menuliskan khotbah atau bahkan skripsi. Akan tetapi
setelah beberapa waktu ditempatkan disatu wilayah pelayanan. Akan tetapi suatu saat, ketika kami bertemu
dan mendengar khotbah, ajaran hukum dan injil dalam khotbah itu terdengar sangat jelas bahkan melebihi
orang lain. Keberhasilanya bukan sekedar dalam berkhotbah, melainkan juga dalam melayani, ini bukan
karena kehebatannya, melainkan karena Roh kudus yang menyatakan kebenaran melalui kata-kata yang kita
ucapkan.

Aplikasi:
Pada masa kini, Allah memberikan kita cara yang biasa untuk memahami bahasa. Para misionaris
belajar bahasa-bahasa baru agar supaya mereka dapat menyatakan mujizat Allah bagi umat manusia di
dalam bidang penginjilan di seluruh dunia. Kita diberikan kesempatan untuk menyampaikan berita injil
dengan bahasa pendengar (bahasa anak kepada anak, bahasa gaul kepada pemuda, bahasa kromo untuk
orang tua), kita sedang digerakkan oleh roh kudus untuk memuliakan Allah dengan bahasa mereka. Kita
diberikan kesempatan untuk menyampaikan kebenaran itu kepada orang lain. Ini semua bukan untuk
mencari teman, memenuhi gereja, meningkatkan jumlah jemaat, atau mengkristenkan orang. Tetapi semua
buah iman itu adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus untuk memuliakannya. Berdoalah supaya Tuhan terus
menyatakan karunia rohani kepada kita untuk menyatakan kebenaran dengan bahasa kita sendiri. Tidak
perlu rendah diri karena tidak mampu berbicara seperti orang lain, Roh kudus akan menyertai dan
memberimu kuasa untuk berkata-kata.

3. KEBERANIAN DIBERIKAN (14-21)


Setelah tanda itu, Petrus berkhotbah dengan sangat berani dihadapan orang banyak(14-21). Dalam
terjemahan bahasa indonesia dikatakan “dengan suara nyaring ia berkata” tapi sesungguhnya, kata ἐπῆρεν
(2:14) memberi penegasan bahwa ia tidak sekedar berkata dengan suara keras, tetapi ia bangkit memberi
perlawanan dan menentang apa orang yang tidak percaya akan kehadiran roh kudus dan bahkan menuduh
mereka “sedang mabuk.” Kehadiran Roh kudus yang kala itu disertai dengan tanda-tanda, tidak hanya
memberi pengertian akan kebenaran kepada para murid dengan berbagai kemampuan berbahasa, akan tetapi
juga juga memberikan keberanian yang begitu menggerakkan para murid. Akan tetapi keberanian ini bukan
berasal dari dirinya sendiri, bukan juga karena wajahnya berubah menakutkan. Mereka yang tadinya takut
dan seperti anak ayam yang kehilangan induknya, berubah seketika menjadi orang yang Berani berkhotbah
didepan banyak orang yang menentang mereka, tanpa sembunyi-sembunyi, mereka berani menyatakan
dirinya sebagai pengikut Kristus sejati, yang kala itu merupakan suatu hal yang berbahaya karena ancaman
orang Romawi dan pemimpin orang Yahudi. Inilah keberanian yang sejati yang digerakkan oleh roh kudus.

Ilustrasi:
Dulu saya bukanlah orang percaya, sampai suatu saat ada seorang mahasiswa seminari datang
kerumah kami memberitakan injil dan beberapa puluh orang percaya kepada Yesus termasuk keluarga besar
saya. Karena banyaknya jiwa baru yang bertobat dikampung saya, suatu hari orang ini dicegat di tengah
jalan dan dianiaya oleh 5 pemuda sampai babak belur dan hampir mati. Akan tetapi setelah peristiwa itu,
bukannya mereka kapok untuk datang ke tempat kami yang diatas gunung, dan harus berjalan kaki, tetapi
mereka semakin giat dalam melayani, meskpun kami tidak selalu memberikan bantuan uang transportasi.
Dengan pikiran yang masih anak-anak, saya hanya berpikir, pastilah mereka memiliki alasan kuat yang
membuat mereka begitu berani dan gigih melayani. Sejak itulah, saya ingin menjadi orang seperti mereka
ini, dimana mereka sekolah, disitu saya harus sekolah. Itu semua adalah pekerjaan roh kudus yang
menggerakkan mereka, yang membuat mereka tahu bahwa kebenaran itu harus diberitakan sekalipun ada
banyak tantangan, yang membuat mereka itu menangis ketika melihat jiwa-jiwa yang belum mendengar
injil.

Aplikasi:
Bukankah kita seringkali abai dengan orang-orang disekeliling kita yang tidak percaya. Bukankah
kita seringkali merasa bahwa tugas penginjilan adalah tugas pastor dan kawan-kawan. Bukankah kita
seringkali lembih memilih bersembunyi daripada menunjukkan diri siapa kita? Bersyukurlah, Tanpa tanda-
tanda sekalipun, Roh kudus sudah ada dalam diri kita, memberikan keberanian untuk menyatakan diri
sebagai pengikut kristus, memberitakan pekerjaanNya, dan bahkan memberi kuasa, supaya setiap kata-kata
yang kita ucapkan dimengerti. Kita punya pembela “parakletos” kita punya penghibur “parakletos” kita
punya penasihat “parakletos” yang seharusnya kita tidak perlu takut lagi menghadapi berbagai tantangan di
dunia ini. Oleh karena itu, bangkitlah, tegakkan kepala kita, sadarilah bahwa ada ROH KUDUS yang
mendiami kita sehingga kita bukan lagi orang yang biasa-biasa saja. Tetapi kita semua “bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Kita yang dahulu bukan
umat Allah, sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani, sekarang telah beroleh belas
kasihan. (1 Pet. 2:9-10 ITB). Untuk apa semua itu; untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. AMIN.

LPPM STTL KETUA PENGURUS JEMAAT PENGKHOTBAH

Eko Yoga Widagdoh, M.PdK Sutardi Dr. Agus prasetyo, M.Th

Anda mungkin juga menyukai