STT LUTHERAN
KHOTBAH MINGGU PENTAKOSTA 28 MEI 2023
DI GEREJA LUTHERAN INDONESIA
JEMAAT HOSIANA EROMOKO WONOGIRI
PENDAHULUAN
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, menurut kalender gereja, minggu ini kita
memasuki minggu pentakosta. Perikop yang kita baca tadi mengingatkan kita mengenai peristiwa yang
terjadi di hari pentakosta. Tiga teks yang dibacakan kita hari ini, baik yang terambil dari PL (Yoel 2:28-29),
maupun PB seluruhnya mengingatkan kita tentang pencurahan Roh Kudus. Injil Yohanes bahkan dengan
lebih jelas mengingatkan kita mengenai peran Roh Kudus yang akan diutus sebagai penghibur (literal
konselor) bagi semua orang percaya (Jn. 16:8 ITB).
Akan tetapi kehadiran dan penyertaan Roh kudus acapkali kurang disadari dan dirasakan oleh orang
percaya masa kini. Tidak mengherankan jika ada beberapa orang kristen yang berusaha untuk menampilkan
kehadiran roh kudus dengan cara yang aneh, seperti berbahasa aneh yang tidak dimengerti, tetapi mereka
sebagai bahasa roh, berkata-kata nubuat , dan mengaku mendapatkan penglihatan dari Roh Kudus. Tindakan
ini dilakukan karena mungkin mereka ingin menikmati kembali peristwa pencurahan Roh kudus seperti pada
masa dimana pencurahan yang disertai dengan tanda-tanda fenomenal. Apakah pesan Allah dibalik
kemunculan tanda-tanda itu bagi kita sekarang. Kita akan memeriksa kembali peristiwa pencurahan Roh
kudus dihari pentakosta yang dicatat oleh lukas dalam kisah para rasul pasal 2: 1-21. Fokus kita akan
mendalami apa sesungguhnya makna dari tanda-tanda kehadiran Roh kudus kala itu.
MAKNA TANDA-TANDA DI HARI PENTAKOSTA
Saudara, tanda-tanda kehadiran Roh Kudus terjadi tepat bersamaan dengan hari raya Pentakosta.
Pentakosta adalah salah satu hari perayaan penting di kalangan umat Yahudi yaitu hari raya panen/jawa;
unduh-unduh (Keluaran 23:16), atau disebut juga hari raya Tujuh Minggu (Keluaran 34:22). Pentakosta ini
juga biasa disebut sebagai hari "yang kelima puluh," karena berlangsung lima puluh hari sesudah sabat
Paskah (Imamat 23:11,15,16). Di hari itu, setiap orang Yahudi yang tersebar akan berusaha mudik ke
Yerusalem untuk merayakannya. Hal ini sudah menjadi tradisi seperti kita diindonesia ada tradisi mudik
saat hari raya tertentu. Mereka yang tidak bisa mudik ke Yerusalem akan merayakannya di dalam rumah-
rumah ibadat mereka yang tersebar di seluruh kerajaan Romawi dan di luar kerajaan Romawi.
Saat merayakan pentakosta itulah, para murid dan orang banyak yang berkumpul menyaksikan
suatu tanda-tanda yang fenomenal, tidak biasa. Tanda-tanda yang dramatik yaitu bunyi seperti tiupan
angin keras, dan lidah api. Itu merupakan tanda-tanda dari Tuhan yang dapat dilihat, didengar, dan
mungkin dirasakan oleh orang banyak kala itu. Tanda itu membuat orang banyak yang berkumpul merasa
penasaran dan bertanya “apakah artinya ini.” Akan tetapi setelah muncul tanda-tanda itu, Lukas
menuliskan: “maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
Kata penuhlah (ἐπλήσθησαν) bukan seperti air yang diisi dalam gelas lalu penuh, bukan juga seperti
orang yang setan yang membuat mereka bertindak diluar kendali. Kata ini menegaskan bahwa sesuatu
sudah menjadi genap/lengkap. Ini menandakan bahwa kehadiran roh kudus yang sudah ada dalam diri para
murid sejak mereka mendengar injil melalui firman, ditegaskan kembali. Tanda-tanda itu merupakan tanda
yang menolong para murid mengetahui bahwa mereka benar-benar telah disertai Roh Kudus, diperlengkapi
dan dipersiapkan untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Allah bagi gereja. Tanda itu
mengukuhkan kapasitas mereka sebagai rasul, dan dalam kapasitas itulah mereka melayani. Tanda itu
merupakan Karunia karismatik yang menegaskan kehadiran Roh di antara para rasul dan mengukuhkan
mereka sebagai pemberita injil sehingga pesan yang mereka sampaikan itu benar-benar pesan dari Tuhan.
Bukan sesuatu nubuatan menurut keingingan mereka.
Ilustrasi:
Bulan agustus Tahun 2022 kemarin, saya diwisuda sebagai seorang sarjana, dengan mengenakan
sebuah busana wisuda lengkap yang membuat saya agak grogi. Pada saat diwisuda, perasaan saya campur
aduk, heran, gembira, senang sekaligus takut dengan bertanya-tanya, benerkah saya ini sudah menjadi
seorang doktor. Wisuda itu jelas suatu prosesi yang mengukuhkan saya sebagai seorang sarjana. Sekarang,
sekalipun tanpa busana wisuda, tanpa toga, tanpa stola, dan dsb, saya hidup seterusnya dengan kapasitas
saya sebagai sarjana dan tentu kapasitas itu akan menjadikan kita seorang yang memiliki tanggung jawab
yang besar.
Aplikasi
Orang-orang beriman sekarang ini sesungguhnya juga sama-sama telah dikukuhkan, diberikan
kuasa dan diperlengkapi serta dipersiapkan, untuk melayani. Sekalipun tidak ada tanda-tanda fenomenal
yang bisa kita lihat dengan mata kita, akan tetapi “karunia karismatik” yang menegaskan kehadiran roh itu
sudah ada dalam diri kita. Roh Kudus sudah mengerjakan iman ketika kita mendengar firman, ketika kita
menerima sakraemen karena itulah sarana kasih karunia yang Tuhan pakai bagi kita sekarang. Roh
Kuduslah yang memberi kapasitas bagi kita, melalui firman dan sakramen, sehingga kita tahu siapa kita,
dan bagaimana kita harus hidup selanjutnya. Bukan tanda-tandanya.
Memang kita tidak lagi melihat tanda, angin, api, bahasa lain, tapi sama seperti saya yang sekali
diwisuda dan sejak itu hidup dalam kewisudaannya. Sekalipun kita tidak melihat tanda-tanda lagi, tetapi Roh
Kudus itu sudah hadir dalam diri kita, memberikan kita kuasa, untuk menginsafkan dunia akan dosa,
menyatakan kebenaran dan penghakiman; (Jn. 16:8-10 ITB). Kita memang tidak lagi melihat tanda seperti
yang dilihat para rasul pada masa pentakosta, tetapi, Roh kudus telah memakai Injil (Roma 10:17), baik
melalui firman yang kita dengar, dan sakramen yang kita terima; untuk mengerjakan iman didalam hidup
kita. Sehingga, jika kita duduk ditempat ini dan bertobat, percaya kepada Yesus sebagai juru selamat, bukan
karena kita sudah kristen sejak lama, sudah menghafalkan banyak ayat alkitab, atau sudah cukup banyak
memberikan persembahan ke gereja. Tetapi kita percaya bahwa pertobatan kita semata-mata adalah hasil
dari kasih karunia Allah. Bersyukurlah, setiap hari kita diberi kesempatan untuk mendengar firmanNya,
setiap sebulan sekali kita diberikan kesempatan untuk menerima sakramen perjamuan kudus.
Tanpa pertolongan roh kudus, kita mustahil untuk percaya kepada Allah, mustahil untuk dapat
mempercayai karya Kristus diatas kayu salib yang memberi pengampunan. Tanpa Roh kudus, mustahil kita
menerima apa yang berasal dari Allah sebagai kebenaran. Tanpa roh Kudus kita hanya akan menganggap
bahwa berita salib itu adalah sebuah kebodohan” (1 Korintus 2:14). Tanpa roh kudus, mustahil kita
menghadapi keinginan daging (gawan bayi) kita yang kecenderungannya ingin memusuhi Allah. Tanpa roh
kudus mustahil kita menghadapi dunia yang semakin hari moralitas dan kondisinya semakin merosot. Tanpa
roh kudus, mustahil kita menghadapi iblis yang terus mencoba menggerogoti iman kita dengan membuat
kita ragu akan kebenaran firman Allah.
Bersyukurlah saudara dan saya sudah disertai oleh Roh Kudus setiap hari. Ingatlah bahwa setiap kali kita
mendengar firman, dan menerima sakramen, Roh kudus hadir mengerjakan dan memelihara iman sehingga
kita sanggup untuk terus percaya kepadanya, ditengah dunia yang penuh tantangan ini. Bersyukurlah, Roh
kudus sudah menyertai kita.
Ilustrasi:
Salah satu mahasiswa yang sudah lulus punya keunikan masing-masing, salah satunya ada yang
sulit untuk merangkai kata ketika berbicara, apalagi menuliskan khotbah atau bahkan skripsi. Akan tetapi
setelah beberapa waktu ditempatkan disatu wilayah pelayanan. Akan tetapi suatu saat, ketika kami bertemu
dan mendengar khotbah, ajaran hukum dan injil dalam khotbah itu terdengar sangat jelas bahkan melebihi
orang lain. Keberhasilanya bukan sekedar dalam berkhotbah, melainkan juga dalam melayani, ini bukan
karena kehebatannya, melainkan karena Roh kudus yang menyatakan kebenaran melalui kata-kata yang kita
ucapkan.
Aplikasi:
Pada masa kini, Allah memberikan kita cara yang biasa untuk memahami bahasa. Para misionaris
belajar bahasa-bahasa baru agar supaya mereka dapat menyatakan mujizat Allah bagi umat manusia di
dalam bidang penginjilan di seluruh dunia. Kita diberikan kesempatan untuk menyampaikan berita injil
dengan bahasa pendengar (bahasa anak kepada anak, bahasa gaul kepada pemuda, bahasa kromo untuk
orang tua), kita sedang digerakkan oleh roh kudus untuk memuliakan Allah dengan bahasa mereka. Kita
diberikan kesempatan untuk menyampaikan kebenaran itu kepada orang lain. Ini semua bukan untuk
mencari teman, memenuhi gereja, meningkatkan jumlah jemaat, atau mengkristenkan orang. Tetapi semua
buah iman itu adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus untuk memuliakannya. Berdoalah supaya Tuhan terus
menyatakan karunia rohani kepada kita untuk menyatakan kebenaran dengan bahasa kita sendiri. Tidak
perlu rendah diri karena tidak mampu berbicara seperti orang lain, Roh kudus akan menyertai dan
memberimu kuasa untuk berkata-kata.
Ilustrasi:
Dulu saya bukanlah orang percaya, sampai suatu saat ada seorang mahasiswa seminari datang
kerumah kami memberitakan injil dan beberapa puluh orang percaya kepada Yesus termasuk keluarga besar
saya. Karena banyaknya jiwa baru yang bertobat dikampung saya, suatu hari orang ini dicegat di tengah
jalan dan dianiaya oleh 5 pemuda sampai babak belur dan hampir mati. Akan tetapi setelah peristiwa itu,
bukannya mereka kapok untuk datang ke tempat kami yang diatas gunung, dan harus berjalan kaki, tetapi
mereka semakin giat dalam melayani, meskpun kami tidak selalu memberikan bantuan uang transportasi.
Dengan pikiran yang masih anak-anak, saya hanya berpikir, pastilah mereka memiliki alasan kuat yang
membuat mereka begitu berani dan gigih melayani. Sejak itulah, saya ingin menjadi orang seperti mereka
ini, dimana mereka sekolah, disitu saya harus sekolah. Itu semua adalah pekerjaan roh kudus yang
menggerakkan mereka, yang membuat mereka tahu bahwa kebenaran itu harus diberitakan sekalipun ada
banyak tantangan, yang membuat mereka itu menangis ketika melihat jiwa-jiwa yang belum mendengar
injil.
Aplikasi:
Bukankah kita seringkali abai dengan orang-orang disekeliling kita yang tidak percaya. Bukankah
kita seringkali merasa bahwa tugas penginjilan adalah tugas pastor dan kawan-kawan. Bukankah kita
seringkali lembih memilih bersembunyi daripada menunjukkan diri siapa kita? Bersyukurlah, Tanpa tanda-
tanda sekalipun, Roh kudus sudah ada dalam diri kita, memberikan keberanian untuk menyatakan diri
sebagai pengikut kristus, memberitakan pekerjaanNya, dan bahkan memberi kuasa, supaya setiap kata-kata
yang kita ucapkan dimengerti. Kita punya pembela “parakletos” kita punya penghibur “parakletos” kita
punya penasihat “parakletos” yang seharusnya kita tidak perlu takut lagi menghadapi berbagai tantangan di
dunia ini. Oleh karena itu, bangkitlah, tegakkan kepala kita, sadarilah bahwa ada ROH KUDUS yang
mendiami kita sehingga kita bukan lagi orang yang biasa-biasa saja. Tetapi kita semua “bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Kita yang dahulu bukan
umat Allah, sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani, sekarang telah beroleh belas
kasihan. (1 Pet. 2:9-10 ITB). Untuk apa semua itu; untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. AMIN.