1
“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusnya
memberitakan Injil.” (Markus 3:14)
“Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, ia akan
menyelamatkannya.” (Markus 8:35)
“Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena aku dan
karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan,
ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,... (Markus 10:29)
“Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.” (Markus 13:10)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia,
apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.” (Markus 14:9)
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada
segala makhluk.” (Markus 16:15 )
“Mereka pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” (Markus 16:20)
“Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.” (Lukas
3:18)
“ Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil
Kerajaan Tuhan sebab untuk itulah aku diutus.” (Lukas 4:43)
“Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.” (Lukas 4:44)
“Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke
desa memberitakan Injil Kerajaan Tuhan. Kedua belas muridnya bersama-sama dengan
Dia.” (Lukas 8:1)
“Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan
menyembuhkan orang sakit di segala tempat.” (Lukas 9:6)
“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan
Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ.” (Lukas 20:1)
2
“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the Gospels were not actually spoken
by him.” 1
(82 persen kalimat yang katanya diucapkan Yesus di dalam kitab-kitab Injil sebenarnya
tidak pernah disabdakan oleh Yesus.)
1
Robert W. Funk, Roy W. Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say? Harper
SanFrancisco, 1997, p.5.
2
Bart D. Ehrman, Misquoting Jesus, Kesalahan Penyalinan Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2006, p. xxiv
3
Ibid. p. xxiv
4
Lembaga Biblika Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Baru, Percetakan Arnoldus Ende, 1978/1979, p. 109.
3
“Verse 16 has been put in brackets because it doesn’t appear ini many of the best manuscripts. It
was probably inserted by some scribe in imitation of Mark 4:9, following another enigmatic saying
that invited explanation.”b
“Ayat 16 ini ditaruh di dalam tanda-kurung karena tidak tertulis pada kebanyakan naskah-
naskah yang terbaik. Ini mungkin disisipkan oleh penyalin Alkitab untuk meniru ayat 4:9 yang
ayatnya sulit dimengerti dan membutuhkan penjelasan.”
5
Kristen. Sisa-sisa polemik ini bisa ditemukan pada Markus 8:33; Matius 14:28-31 dan Thomas
12:2 yang berbunyi:
“Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-muridnya Ia memarahi Petrus,
katanya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Markus 8:33)
“Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Guru, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang
kepadamu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan
mulai tenggelam lalu berteriak: “Guru, tolonglah aku!” Segera Yesus mengu-lurkan tangannya,
memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Matius
14:28-33)
“Murid-murid bertanya kepada Yesus: “Kami tahu bahwa engkau akan meninggalkan kami,
siapakah yang akan menjadi pemimpin kami?” Yesus menjawab: “Dimana pun kamu berada,
hendaklah kamu pergi ke James/Yakobus yang adil, karena untuk dialah langit dan bumi ada.”
(Thomas 12:1-2)
Pada Markus 8:33 Petrus dihardik Yesus dengan perkataan: “Enyahlah Iblis.” Matius 14:28-33
menceritakan Petrus tenggelam di laut karena kurang percaya kepada Yesus. Injil Apokrip
(dianggap tidak sah oleh gereja) Thomas 12:1-2 menyatakan yang menjadi pemimpin murid-murid
Yesus adalah James (Yakobus) saudara Yesus, bukan Petrus. Lukas memodifikasi cerita seakan-
akan Petrus dipertahankan: Keimanan Petrus hampir gugur kemudian isyaf (Lukas 22:31-34).
Cerita Lukas ini mungkin lebih tua daripada apa yang diceritakan oleh Markus, tetapi ini mungkin
muncul pada waktu terjadinya pertikaian di kalangan pemimpin Kristen.
Ayat-ayat diatas yang disandarkan pada Yesus, mungkin lebih tua daripada cerita diatas,
diceritakan dalam konteks yang berbeda di dalam Injil Yohanes 13:38 yang berbunyi:
“Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Perkataan tersebut mungkin punya latar belakang pepatah, dan bermotif ayam berkokok,
tetapi seperti keada-annya, ini merupakan kutukan yang bersifat ramalan: Petrus akan
menyangkal Yesus sebelum ayam berkokok, tidak bisa diabaikan. Tidak diragukan lagi, kutukan
seperti itu dipakai untuk menyingkirkan seseorang dari jemaatnya di masa awal Kristen. Setidak-
tidaknya, perkataan ini, yang telah ditaruh secara diam-diam di bibir Yesus, memiliki konteks
menghilangkan nilai peran Petrus.
Pada akhirnya penulis The Five Gospels menyatakan:
In sum, none of the words attributed to Jesus in this passage are likely to go back to him. Like
most of the sayings in the passion narrative, they were created to instruct readers and to validate the
story.i
Secara keseluruhan, tidak satu pun kata-kata yang dikaitkan kepada Yesus pada ayat-ayat
tersebut berasal dari Yesus. Hampir seluruh perkataan tersebut tampak narasi emosionalnya,
ayat-ayat ini dicipta untuk memerintah pembaca dan untuk mengesahkan cerita itu.
d. Penambahan ayat Yesus termasuk orang durhaka
Pada Markus 15:28 kita dapa membaca ayat yang berbunyi:
“[Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: “Ia akan terhitung di antara orang-orang
durhaka.”]
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberi tanda kurung pada ayat ini. Begitu pula Lembaga
Biblika Indonesia memberi kurung dan catatan:
“ay 18 Ayat ini tidak lain kecuali kutipan Yes 53:12, tidak terdapat dalam kebanyakan naskah
dan dalam Mrk tidak asli. Bdk Luk 22:37.”
a. Penambahan 12 ayat terakhir pada Injil Markus
Pada Alkitab (Bibel) edisi Indonesia, Injil Markus berakhir pada pasal 16 ayat 20. Begitu pula
tafsir Alkitab Liberty Bible Commentary karya tokoh Kristen radikal Amerika Serikat, Jerry Falwell,
atau Alkitab versi lainnya, Injil tersebut berakhir pada ayat yang sama.
Sedangkan The Holy Bible New International Version, di bawah pasal 16 ayat 8 terdapat garis
tegas yang memisah-kannya dari ayat berikutnya (16:9-20). Di bawah garis tersebut terdapat
peringatan yang berbunyi:
“The two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.”2
(Dua manuskrip yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vaticanus) tidak memiliki Markus
16:9-20).
6
Revised Standard Version tahun 1955 membuang 12 ayat (16:9-20) dan meletakkannya menjadi
foot note (catatan kaki) bagi ayat 8.
Jay E. Adams dalam The Christian Counselor’s New Testament, membuang habis 12 ayat
tersebut. Setelah ayat 8, dia hanya memberi nomor 9-20 dengan tanda footnote 1 yang berbunyi:
“These verses are ommited by the better MSS. An alternative shorter ending is found in some.” 3
(Ayat-ayat ini (16:9-20) tidak ada pada manuskrip-manuskrip terbaik. Penutup lebih pendek
seperti ini (hanya berakhir pada 16:8) bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya).
The Five Gospels, The search for the Authentic Words of Jesus yang ditulis oleh Robert W. Funk,
Roy W. Hoover dan The Jesus Seminar sama sekali tidak memuat Markus 16:9-20 dan tidak
memberi komentar apa-apa.
8
Namun karena Gereja ingin menambahkan doktrin keimanan mereka dalam Injil, sehingga
tanpa malu-malu mereka menambahkan ayat-ayat palsu tersebut, walaupun akhirnya janggal di
kuping yang mendengarnya.
Mengenai ayat-ayat palsu yang baru ditambahkan oleh Gereja ini, Hugh J. Schonfield,
nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament,
mengatakan sebagai berikut:
“This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows
(Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition” 4
(Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat
selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru
ditambahkan kemudian).
Diantara ayat-ayat yang baru ditambahkan adalah perintahkan menyebarkan Injil atau
melakukan Kristenisasi ke seluruh dunia:
“Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di
bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.” (Matius 28:18-20)
Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five
Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist...
reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of
launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct
instruction from Jesus”5
(Perintah utama dalam Matius 28:18-20... diciptakan oleh para penginjil... memperlihatkan ide
untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide
untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini
(agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus).
h. Ayat Matius yang mustahil terbukti kebenarannya
Seperti yang telah kita baca sebelumnya tentang “Kuiz Alkitab” yang membahas tentang Injil
Lukas 24:44-46, pada ayat 46 dinyatakan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari
ketiga:
“Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.”
Begitu pula yang dikatakan oleh Matius 12:38-40, Yesus mati dan dikubur di perut bumi
selama tiga hari tiga malam, seperti halnya nabi Yunus di perut ikan selama tiga tiga malam:
“Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami
ingin melihat suatu tanda dari padamu.” Tetapi jawabnya kepada mereka: “Angkatan yang jahat
dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian
juga Anak Manusia (Yesus) akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:38-
40)
Tetapi Matius 27:57-58 dan 28:1-7 menceritakan bahwa Yesus di dalam kubur hanya selama 2
hari 2 malam:
“Menjelang malam (Sabat atau Sabtu) datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama
Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat
Yesus.” (Mat. 27:57-58)
Dalam tradisi Yahudi dan Islam yang disebut awal hari sabtu adalah saat tenggelamnya
matahari (Maghrib) di hari jum’at menurut penanggalan masehi. Atau, awal hari sabtu dalam
tradisi Yahudi dan Islam jatuh pada hari jum’at sekitar pukul 17.30 menurut penanggalan
masehi.
Matius 27:45-50 menceritakan Yesus mati sekitar jam tiga pada hari Jum’at. Anggap saja
proses penurunan mayat Yesus dari kayu salib, memandikan dan mengkafaninya, kemudian
membawanya ke kubur membutuhkan waktu satu jam, berarti Yesus baru dikubur pada pukul
16.00 (jam 4 sore) hari Jum’at. Dengan demikian Yesus saat berada di kubur hanya mendapatkan
waktu 1,5 jam hari jum’at (16.00-17.30). Pukul 17.30 dan seterusnya adalah milik hari Sabat atau
sabtu. Lalu simaklah penjelasan Matius berikutnya:
“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu,
pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. ....... Ia telah bangkit dari
9
antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.
Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Matius 28:1-7)
Menyingsingnya fajar pada hari Minggu pagi anggap saja pada pukul 05.00. Berarti Yesus
dikubur hanya 1,5 hari dua malam (Malam Sabtu dan Malam Minggu). Jika kita mengikuti
pernyataan Yesus dalam Matius 12:38-40, seharus Yesus bersemayam di perut bumi dan
menghabis-kan waktu malam Jum’at, malam Sabtu dan malam Minggu).
Perhitungan bahwa Yesus di kubur atau di perut bumi hanya 1,5 hari juga diakui oleh Lembaga
Biblika Indonesia saat memberikan komentar Injil Markus 16:1 yang berbunyi
“Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli
rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.” (Markus 16:1)
Lembaga Biblika Indonesia menjelaskan:
“ay 1 ‘meminyaki Yesus’ Persiapan oleh perempuan-perempuan seperti yangdiceritakan Mrk
(dan Luk yang menuruti Mrk) itu kurang masuk akal daripada maksud perempuan-perempuan
untuk ‘menengok kubur Yesus’, seperti dikatakan Mat 28:1 dan diandaikan Yoh 20:1. Lepas dari
penjaga-penjaga yang menurut Mat ditempatkan pada kubur Yesus, kurang masuk akal bahwa
orang mau meminyaki mayat yang sudah satu setengah hari di kubur...”V
Sekarang manakah yang benar, Yesus di kubur selama tiga hari tiga malam (Matius 12:38-40)?
Ataukah menikmati hari di kubur hanya selama 1,5 hari 2 malam (Matius 27:57-58 dan 28:1-7)?
10
Doktrin Kristen bahwa Yesus adalah Firman, dan Firman itu adalah Tuhan, berarti Yesus
adalah Tuhan, berdasarkan pada ayat Injil Yohanes yang berbunyi:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah.” (Yohanes 1:1)
Ayat ini berasal dari Hymne Platonis yang diperkenalkan oleh cendekiawan Yahudi bernama
Philo kepada bangsanya, yang bunyi kalimatnya:
“Pada mulanya adalah Logos (Firman). Logos (Firman) itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu berasal dari Allah.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai
pembukaan Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman
itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo
Agustinus yang buknya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Balai
Penerbitan Kristen (BPK) Jakarta, namun kemudian buku yang berjudul “Pengakuan St.
Agustinus” sekarang sulit ditemukan, tetapi masih tercantum dalam katalog buku-buku terbitan
BPK. Diantara pengakuannya, berbunyi:
“...Book of the Platonis that had been translated ou of Greek into Latin. In then I read, not indeed
in these words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the
beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All things were made
by him, and without gim nothing was made.” 6
(... Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di
dalamnya sara baca, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan
berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Tuhan, dan
firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia
(firman) tidak ada yang dijadikan).
Catatan kaki Alkitab The New Testament of the New American Bible, memperkuat pendapat
bahwa Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian
dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The prologue is a hymn, formally poetic in style - perhap originally an independent
composition and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel.” 7
(Yohanes 1:1-18; pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair - mungkin berasal dari
karya bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil).
Oleh karena itu kita bisa membandingkan pendahuluan empat Injil Kristen: Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes sebagai berikut:
Matius 1:1
“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”
Markus 1:1
“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.”
Lukas 1:1
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi di antara kita...”
Yohanes 1:19 .... bukan Yohanes 1:1
“Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam
dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?”
b. Penambahan Yohanes 1:6-8
“Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk
memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan
terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.”
Lembaga Biblika Indonesia menyatakan bahwa ayat-ayat ini merupakan sisipan:
“Ayat-ayat ini berupa sebuah sisipan mengenai tugas Yohanes Pembaptis, 1:15; bdk Mat 3:1
dsj. dll.”7a
c. Penambahan Yohanes 5:3-4
“Dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-
orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa
yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga
penyakitnya.”
11
Lembaga Biblika Indonesia mengatakan:
“Naskah-naskah yang paling baik tidak memuat “yang menantikan goncangan air kolam itu,”
dan seluruh ayat 4.”7b
The Holy Bible mencopot ayat itu dari deretan ayat-ayat Injil Yohanes, kemudian
menempatkannya menjadi catatan kaki.7c Begitu pula The Christian Counselor’s for New
Testament.7d The Five Gospel memberi tanda kurung di bagian akhir ayat 3 dan seluruh ayat 4. 7e
d. Penambahan pada Yohanes 5:19-24
“19Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang
pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh
Aku?” 20 Orang banyak itu menjawab: “Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha
membunuh Engkau?” 21 Jawab Yesus kepada mereka: “Hanya satu perbuatan yang Kulakukan
dan kamu semua telah heran. 22 Jadi: Musa menetapkan supaya kamu bersunat — sebenarnya
sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang kita — dan kamu menyunat orang
pada hari Sabat! 23 Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar
hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh
seorang manusia pada hari Sabat. 24 Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi
hakimilah dengan adil.”
Kitab Suci Perjanjian Baru terbitan Lembaga Biblika Indonesia tahun tahun 1977/1978
menyatakan:
“Ayat 19-24 berupa sisipan yang melanjutkan 5:1-16; bdk 8:37 dst.”7f
Perjanjian Baru terbitan 1978/1979 menyatakan:
“Ayat 19-24 yang berupa konklusi untuk 5:1-16 ada di luar konteksnya.” 7g
e. Penambahan Yohanes 7:53 - 8:1-11
“53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya, 8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan
mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang
perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-
tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang
berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-
perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu
untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus
membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu
tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia
membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu,
pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang
diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata
kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau.
Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Lembaga Biblika Indonesia menyatakan:
“Bagian ini (ayat 7:53--8:11) tidak termasuk dalam naskah-naskah yang paling tua, dalam
beberapa terjemahan kuno, dan juga tidak dikenal oleh pujangga-pujangga gereja yang paling
dahulu. Ada kalanya bagian ini terdapat di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Bagian ini
sesungguh-nya berbau Injil Sinoptik dan kiranya tidak berasal dari Injil Yohanes.” 7h
The Holy Bible New International Version memberi garis tegas setelah ayat 52 untuk
memisahkan dengan ayat 53, di bawah garis tersebut diberi catatan yang berbunyi:
“The earliest and the most reliable manuscripts do not have John 7:53-8:11.” 7i
“Naskah-naskah yang paling tua dan yang paling dapat dipercaya tidak memuat Yohanes 7:53-
8:11”
Selanjutnya, di bawah ayat 8:11 juga diberi garis pemisah untuk memilah dengan ayat
berikutnya.
The Christian Counselor’s membuang habis ayat pada Yohanes 7:53-8:11 dan memberi catatan
kaki:
“The best MSS do not include 7:53-8:11 (the story of the woman taken in adultery).” 7j
“Manuskrip yang terbaik tidak memuat 7:53-8:11 (cerita wanita yang ditangkap karena
perzinaan).”
The Five Gospels memberi tanda kurung dobel mulai dari ayat 5:53 sampai 8:11dan memberi
komentar sebagai berikut:
12
“The adulteress. The Story of the woman caught in the act of adultery is found at this point in the
Gospel of John in some manuscripts; in other manuscripts it is located at the end of John or in one of
the other Gospels. It was a ‘floating’ or ‘orphan’ story. It is almost certainly not a part of the original
text of John, but it is a noteworthy tradition nonetheless. (Words that do not belong to the original text
of a Gospel are enclosed in double brackets)”7k
“Pezina perempuan itu. Cerita perempuan yang ditangkap dalam karena perzinahan ditemukan
pada Injil Yohanes dalam beberapa naskah; dalam naskah lain ayat-ayat tersebut ditempatkan;di
bagian akhir Injil Yohanes atau di salah satu tempat Injil lainnya. Ini merupakan cerita yang ‘
mengapung’ atau ‘ ganjil’. Hampir bisa dipastikan bahwa ayat-ayat itu bukan dari teks asli Injil
Yohanes. Tetapi meskipun begitu ini merupakan suatu tradisi yang penting. (Kata-kata yang tidak
termasuk teks asli Injil tersebut diberi tanda kurung dobel)”.
13
4. Pandangan Islam
Nabi Muhammad saw. Menyuruh umat Islam agar bersikap kritis terhadap apa yang
disampaikan oleh ahli kitab:
“Apabila ada ahli kitab yang berkata kepadamu, maka janganlah kamu benarkan dan jangan
pula kamu dustakan. Katakanlah: “kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami (Al-
Qur’an) dan apa yang diturunkan kepada orang-orang sebelum kami dari Tuhan (Rabb) kami.”
Apabila yang disampaikan itu haq (benar), janganlah kamu dustakan. Jika bathil janganlah kamu
benarkan.” (HR. Abu Dawud)
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Kitab dengan tangan mereka
sendiri, lalu dikata-kannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memper-oleh keuntungan
yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang
mereka kerjakan.” (Q.S. al-Baqarah 79)
Standar untuk menguji kebenaran kitab suci ahli kitab (Yahudi – Nashrani) adalah Al-Qur’an.
Jika ayat-ayat kitab suci Kristen sesuai dengan Al-Qur’an berarti ia benar (tetapi kita tidak bisa
memandangnya sebagai firman Allah). Sebaliknya bila bertentangan berarti bathil, dan kita wajib
menolak kebathilan itu.
Dalam tradisi Islam, jika ada sebuah hadis yang menurut pandangan kita matan (kandungan)
hadis itu benar, tetapi karena salah satu perawinya walaupun ia sangat jujur namun memiliki
kelemahan seperti hafalannya kurang kuat lagi, maka hadis yang diriwayatkannya bisa dinilai
dha’if (lemah) dan tidak bisa dipakai untuk berhujjah dalam masalah akidah dan masalah ibadah
mahdlah. Apalagi jika perawinya itu pendusta, maka hadis yang diriwayatkannya bisa disebut
hadis maudlu’ (palsu), dan ia sangat tidak bisa dipakai dalil.
Kitab Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang mencatat kehidupan nabi Isa alaihis salam
(Yesus) samasekali tidak memiliki sanad (sandaran periwayatan) mulai dari penulis Injil-injil
tersebut yang sampai sekarang masih misterius (majhul) hingga pada siapa murid (sahabat) Yesus
yang menyampaikannya.
Delapan puluh dua persen ayat-ayat Injil yang disuapkan pada mulut Yesus, ternyata tidak
pernah disabdakan oleh Yesus. Berarti ayat-ayat Injil ini jelas merupakan ayat-ayat palsu
(maudlu’). Sedangkan sisanya (18%) meskipun pakar-pakar Alkitab (Bibel) menganggapnya
mungkin diucapkan oleh Yesus, tetapi karena tidak memiliki sanad (daftar silsilah periwayatan) —
maka dalam tradisi Islam dengan membandingkan cara menilai kualitas sebuah hadis — ayat-ayat
tersebut tetap dianggap palsu, atau nilai tertinggi adalah ayat dha’if (lemah).
Sebagian ulama hadis berpendapat, hadis yang lemah karena diriwayatkan oleh perawi yang
shaleh tetapi sudah tua sehingga hafalannya kurang kuat lagi, derajatnya bisa naik menjadi hadis
hasan (baik) jika terdapat perawi lain yang kondisinya sama juga meriwayat hadis tersebut.
Sehingga hadis itu kita sebut hadis hasan li ghairihi (hadis bernilai baik karena ditopang hadis
lainnya).
Jika kita berbaik hati terhadap 18% ayat Injil tersebut dengan mendongkrak nilainya menjadi
ayat dha’if, kemudian ternyata dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat yang maknanya sama dengan
makna yang terkandung dalam kitab Injil tersebut, maka kita bisa mengangkatnya lagi menjadi
ayat hasan li ghairihi (ayat bernilai baik karena ditopang oleh Al-Qur’an).
Diantara ayat yang bisa kita nilai hasan adalah yang berbunyi:
“Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10)
Yang perlu diingat, ayat pada kitab Injil bukanlah firman Allah, melainkan sabda Yesus. Jadi
derajatnya sejajar dengan hadis nabi Muhammad saw.
Jika umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan Allah, sehingga sabda Yesus itu adalah
Firman Allah. Kita perlu menunjukkan bahwa menurut ayat-ayat Bibel sendiri terbukti bahwa
Yesus itu bukan Tuhan, yang detailnya dapat dibaca pada bab “Mustahil Yesus itu Tuhan” pada
buku ini.
1. Robert W. Funk, Roy W. Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say? Harper SanFrancisco,
1997, hal.5.
2. New York International Bible Society, The Holy Bible New International Version, Zondervan Bible Publishers, Grand Rapids,
Michigan USA 1981, hal. 780.
3. Jay E. Adams, The Christian Counselor’s New Testament, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan USA 1980, hal. 148.
4. Schonfield, Hugh J., The Original New Testament, Element Books, Ringwood, 1998. hal. 124.
5. Robert W. Funk, Roy W. Hoover and The Jesus Seminar, The Five Gospels, The search for the Authentic Words of Jesus ,
Macmillan Publishing Company New York, 1993, hal. 127.
6. John K. Ryan, The Confession of St. Augustine, Doubleday, New York, 1960.
14
7. The New Testament of the New American Bible, St. Paul Publication, Makati, 1970 hal. 203
8. Teks ayat seperti ini bisa dijumpai pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.
9. New York International Bible Society, The Holy Bible New International Version, Zondervan Bible Publishers, Grand Rapids,
Michigan USA, 1981, hal. 926.
10. Dr.G.C. Van Niftrik dan D.S. B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta, 1967, hal. 418.
11. Jerry Falwell, Liberty Bible Commentary, Thomas Nelson Publisher, Nasvhille Camden New York 1983, hal. 2638.
12. Encyclopaedia Britannica, vol. II, hal 106-108.
15