Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

halo semuanya pada video kali ini saya akan me resensi kan sebuah film yang pernah
viral, yang berjudul dikta dan hukum. Dikta & Hukum adalah seri web Indonesia tahun
2022 produksi Dee Company yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Dhia'an
Farah. Serial yang disutradarai Hadrah Daeng Ratu, serta dibintangi oleh: Natasha
Wilona sebagai Nadhira , Ajil Ditto sebagai Dikta, Abun Sungkar sebagai Seno, dan
Yoriko Angeline sebagai Alea. Film ini ditayangkan perdana pada 29 Juli 2022
di WeTV dan iflix dengan jumlah 10 episode. Penulisnya Dhia`an Farah Afifah

Dhia`an Farah Afifah atau sering dipanggil Ara adalah anak keempat dari 4 bersaudara.
Lahir pada tahun 2000 di curug Bengkulu. Saat ini menetap di Bogor dan sedang
menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri di Bandung dengan program
studi hukum keluarga. Sangat berminat di bidang olahraga dan menulis. Dalam
menyalurkan hobi menulis, Ara banyak mempublikasikan cerita buatannya di media
sosial Twitter dalam bentuk AU atau Alternative Universe. Hingga saat ini Ara sudah
berhasil menamatkan 5 cerita di akun twitter-nya dan akan terus bertambah seiring
waktu. Film Dikta dan Hukum sebelumnya berbentuk AU kemudian berbentuk novel
pada tahun 2021 lalu diadaptasi menjadi web series pada tahun 2022.

Film ini bercerita tentang tokoh bernama Dikta yang merupakan seorang mahasiswa
hukum tingkat akhir di salah satu Universitas terkenal dan ternama dan ia termasuk
mahasiswa yang pintar. Dikta digambarkan sebagai sosok yang sempurna dan idaman
para wanita yakni penyayang, pintar, baik dan berparas ganteng pula. Selain tokoh
Dikta terdapat juga tokoh Nadhira. Ia adalah seorang anak SMA kelas 12 yang memiliki
paras yang cantik, tetapi sangat pemalas dan suka mengeluh. Terkenal banyak mau
dan sedikit keras kepala. Sangat berbanding terbalik dengan sosok Dikta yang sangat
serius dan memiliki sifat disiplin. Sosok Sempurna Dikta ini ternyata sudah dijodohkan
dengan seorang gadis SMA itu. yang tak lain adalah teman bermainnya waktu kecil.
Sampai akhirnya mereka harus terjebak dalam perjodohan orangtua mereka, hubungan
keduanya semakin rumit. Dikarenakan Nadhira sudah memiliki kekasih hati begitu pula
Dikta hanya menganggap Nadhira sebagai seorang adik dan teman masa kecil saja.
Baik Dikta maupun Nadhira sama sekali tidak memiliki perasaan special satu sama lain.
Itulah sebabnya mereka berdua menolak untuk dijodohkan, namun mereka harus
terpaksa terjebak dalam hubungan tersebut untuk menjaga perasaan orang tua mereka.
Hal tersebut tidak membuat Dikta menjadi acuh tak acuh terhadap Nadhira. Dibalik
sifatnya yang dingin, Dikta tetap memberi perhatian sekecil apapun terhadap Nadhira.
Seiring berjalannya waktu Nadhira mulai menaruh hati pada Dikta, barangkali berkat
sifat Dikta yang sangat baik dan perhatian padanya. Perasaan itulah yang mengawali
kisah percintaan mereka berdua, sampai akhirnya kisah keduanya tidak direstui oleh
semesta. Dikta akhirnya juga mulai sedikit demi sedikit menceritakan hal yang selama
ini ia sembunyikan yakni hidupnya yang tak lama lagi. Menurut Dikta, Nadhira adalah
salah satu sosok penyemangat untuk ia terus hidup, karena terkadang Dikta tidak
memiliki harapan lagi untuk sembuh. Tapi hadirnya Nadhira membuat Dikta semakin
semangat untuk sembuh dan untuk tetap hidup. Tetapi tuhan berkehendak lain dan
akhirnya Dikta meninggalkan Nadhira untuk selamanya. Tak lama setelah kepergian
Dikta, Nadhira menjadi sosok yang murung tidak seperti Nadhira yang biasanya,
banyak omong dan membuat orang lain kesal. Dikta akan tetap menjadi tokoh favorit
Nadhira selamanya.

kelebihan film ini adalah alur ceritanya yang menarik dan penuh kejutan di setiap
adegannya yang membuat para penonton merasa seperti ikut terlibat langsung dalam
kisah cinta Dikta dan Nadhira. Film ini juga memberikan kita motivasi untuk tetap
semangat belajar disiplin dan tidak menyepelekan sesuatu. Selain itu film ini
memberikan kita satu pelajaran penting yaitu untuk selalu menjaga kesehatan.
Meskipun film ini bergenre Romance namun dalam kisahnya banyak tema-tema lainnya
yang tidak kalah kuat seperti persahabatan dan keluarga. Film ini ditutup dengan pilihan
adegan tepat yakni Kebijaksanaan. Penulis membuat kisah ini selesai dengan setuntas
tuntasnya melalui banyak penerimaan dan mungkin banyak menguras airmata
pembacanya.

Ada beberapa penokohan dalam novel ini yang dirasa posisinya kurang tepat dalam cerita,
yakni tokoh bernama Jeno yang memiliki karakter sangat baik, bahkan hampir sempurna
seperti karakter Dikta.
Penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin
kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih
baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya
dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas. 
Selain itu ada pula adegan yang terlalu berlebihan, alias terlalu drama dan bisa jadi
melawan logika yang dibangun karakter itu sendiri. Contohnya pada adegan Dikta meminta
maaf di depan pintu kamar Nadhira yang tampak berlebihan untuk seorang Dikta yang
seharusnya punya cara yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf

Anda mungkin juga menyukai