Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nindisya Resta Effendi

Kelas : XI IPS 2 (28)

Judul novel : Dikta & hukum


Penulis : Dhia’an Farah
Penerbit : Asoka Aksara X Loveable.
Kategori : Romansa

Tahun terbit : 2021

Sinopsis
Novel Dikta dan Hukum bercerita tentang tokoh bernama Dikta yang merupakan seorang
mahasiswa hukum tingkat akhir di salah satu universitas terkenal dan ternama dan ia
termasuk mahasiswa yang pintar. Dikta ini digambarkan sebagai tokoh yang sempurna dan
idaman para wanita, yakni pintar, kaya, baik, rajin, penyayang, dan berparas ganteng pula.
Sedangkan Nadhira adalah seorang anak SMA kelas 12 yang memiliki karakter mager dan
pemalas. Berbanding terbalik dengan Dikta yang memiliki sifat disiplin dan serius, sedangkan
Nadhira suka mengeluh dan terkenal banyak mau dan sedikit keras kepala.
Sosok sempurna seorang Dikta ini ternyata sudah dijodohkan dengan seorang gadis SMA itu,
Nadhira yang mungkin banyak yang menganggap sangat berbanding terbalik dengan sosok
seorang Dikta.
Rupanya mereka adalah teman dari kecil sampai akhirnya harus terjebak dalam perjodohan
dari orang tua mereka. Hubungan keduanya tersebut semakin rumit karena Nadhira sudah
memiliki kekasih hati. Begitu pula Dikta yang hanya menganggap Nadhira sebagai seorang
adik dan teman masa kecil saja.
Seiring berjalannya waktu, Nadhira mulai menaruh hati pada Pradikta, barangkali berkat
intensitas dan sifat Dikta yang sangat baik pada dirinya. Kali ini, Nadhira benar-benar jatuh
cinta pada laki-laki yang dahulu hanya dianggap sebagai seorang kakaknya saja.
Peraan itulah yang mengawali kisah percintaan keduanya dimulai. Tarik ulur dari kisah
percintaan yang rumit sudah pasti akan dibahas, seperti rahasia-rahasia besar Dikta akan
mulai terungkap, sampai akhirnya kisah keduanya tidak direstui oleh alam semesta.
Dikta akhirnya juga mulai sedikit demi sedikit menceritakan menceritakan hal yang selama
ini ia sembunyikan yakni hidupnya yang sudah tidak lama lagi. Ia Pun mulai menulis Wish
List yang ingin ia lakukan bersama Nadhira sebelum ia pergi jauh.
Dalam novel ini memiliki daya tarik utama pada hal ini, UUDN yakni singkatan dari Undang-
Undang Dikta Nadhira yang berisi seperti berikut ini:

• Pasal satu, Dasar hukum perjodohan yang mengikat kedua belah pihak yakni Nadhira
dan Dikta
• Pasal dua, Memuat tentang bagaimana Keduanya tanpa sadar saling menghindar
agar tidak jatuh cinta satu sama lainnya
• Pasal tiga, Menjelaskan kedua belah pihak terhukum dengan jatuh hati yang tak bisa
mereka hindari lagi
• Pasal empat, Ketentuan umum keduanya sebagai kekasih yang saling mencintai dan
mengasihi
• Pasal lima, Kewenangan absolut Semesta menentukan akhir dari cerita yang mereka
yakini akan abadi meskipun akhirnya tidak bisa bersama
Banyak teka-teki yang mungkin ingin Grameds ketahui lebih jauh tentang novel ini.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Dikta dan Nadhira yang sudah mulai memiliki
perasaan satu sama lain? Bagaimana dengan pacar Nadhira? Apakah Dikta bisa melakukan
semua Wishlist-nya sebelum meninggal bersama Nadhira? Lalu bagaimana Nadhira yang
ditinggalkan? Wah pertanyaan- pertanyaan tersebut seolah meronta dalam pikiran untuk
segera membaca habis buku ini.

Kelebihan
Meskipun novel ini romance, yakni kisah percintaan antara Dikta dan Nadhira namun dalam
kisahnya banyak tema-tema lainnya yang tidak kalah kuat, seperti persahabatan dan
keluarga. Banyak konflik dalam tema itu juga yang semakin menguras pembinaan emosi
sehingga pembaca tidak dimulakan dengan kisah-kisah cinta yang terlalu manis.
Bahkan pembaca bisa bertanya-tanya apakah ada hubungan persahabatan sedemikian rupa
antara seorang laki-laki dan perempuan. Dan benar saja, akhirnya keduanya pun
menyatakan perasaannya.
Dalam Novel ini juga menggambarkan bahwa seorang laki-laki yang memiliki image cool dan
kuat tetap boleh menangis dan mengungkapkan rasa sakitnya dan tidak masalah terlihat
lemah. Ada kalanya laki-laki juga bisa merasa rapuh dan terpuruk, namun terkadang
stereotip masyarakat yang akhirnya membuat laki-laki sulit untuk menunjukan hal tersebut.

Kekurangan
Ada beberapa penokohan dalam novel ini yang dirasa posisinya kurang tepat dalam cerita,
yakni tokoh bernama Jeno yang memiliki karakter sangat baik, bahkan hampir sempurna
seperti karakter Dikta.
Penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin
kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih
baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya
dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas.
Selain itu ada pula adegan yang terlalu berlebihan, alias terlalu drama dan bisa jadi melawan
logika yang dibangun karakter itu sendiri. Contohnya pada adegan Dikta meminta maaf di
depan pintu kamar Nadhira yang tampak berlebihan untuk seorang Dikta yang seharusnya
punya cara yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf tanpa harus mendramatisir
cerita karena pada dasarnya membaca sudah mengetahui letak ketragisan hidup Dikta.

Anda mungkin juga menyukai