Anda di halaman 1dari 2

Laporan Hasil Membaca Buku

Identitas Buku

Judul buku : Dikta & Hukum

Jenis buku : Fiksi

Penulis : Dhia’an Farah

Penerbit : Asoka Aksara x Loveable

Tahun terbit : Juni 2021

Cetakan : Ke-5

Jumlah hal : 338 hlm; 13 x 19 cm

Latar belakang pengarang

Dhia’an Farah Afifah adalah anak keempat dari empat bersaudara lahir pada tahun 2000, di
curup, Bengkulu. Saat ini menetap di Bogor, dan sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas
Negri di Bandung, dengan program Studi Hukum Keluarga. Sangat berminat di bidang olahraga dan
menulis. Dalam menyalurkan hobi menulis, Ara banyak memublikasikan cerita buatan nya di media
social Twitter dalam bantuk AU (Alternate Universe). Hingga saat ini, Ara sudah berhasil menamatkan
lima cerita di akun Twitter-nya, dan akan terus bertambah seiring waktu

Sinopsis

Namun, sekuat apapun sebuah pasal mengikat suatu hukum, tetap ada satu hukum tertinggi.
Hukum tuhan, satu-satunya yang berkuasa penuh menentukan akhir cerita yang Dikta dan Nadhira yakini
akan abadi.

Kelebihan dan kekurangan buku

 Kelebihan buku: Meskipun novel ini bromance romance, yakni kisah percintaan antara Dikta
dan Nadhira namun dalam kisahnya banyak tema-tema lainnya yang tidak kalah kuat, seperti
persahabatan dan keluarga. Banyak konflik dalam tema itu juga yang semakin menguras
pembinaan emosi sehingga pembaca tidak dimulakan dengan kisah-kisah cinta yang terlalu
manis.
 Kekurangan buku: Ada beberapa penokohan dalam novel ini yang dirasa posisinya kurang
tepat dalam cerita, yakni tokoh bernama Jeno yang memiliki karakter sangat baik, bahkan
hampir sempurna seperti karakter Dikta.
Penggambaran karakter tersebut isinya kurang sesuai alias setengah-setengah jika ingin
kurang dari tokoh utamanya (karena dia adalah pacar Nadhira) tapi tidak juga, ingin lebih
baik dari Dikta tapi tidak juga. Jadi karakter Jeno akhirnya tidak bisa dinikmati kelogisannya
dalam cerita karena tidak disampaikan dengan porsi yang pas.
Selain itu ada pula adegan yang terlalu berlebihan, alias terlalu drama dan bisa jadi melawan
logika yang dibangun karakter itu sendiri. Contohnya pada adegan Dikta meminta maaf di
depan pintu kamar Nadhira yang tampak berlebihan untuk seorang Dikta yang seharusnya
punya cara yang lebih baik atau keren untuk meminta maaf tanpa harus mendramatisir cerita
karena pada dasarnya membaca sudah mengetahui letak ketragisan hidup Dikta.

Penutup

Novel ini perlu banget dibaca, khususnya untuk kamu yang saat ini ingin membeli bukunya. Ada
banyak pesan dari Dikta untuk kita menjaga kesehatan, bersyukur, dan tidak pantang menyerah. Dan
kamu akan tahu apakah buku ini bagus dan layak beli atau tidak buku ini.

Nama kelompok :

 Adrianne Indira Putri


 Cerise Wahda Abdelina
 Imran Dwi Prasetyo
 Fahril Ramadhan

Anda mungkin juga menyukai