2 Januari-Juni 2011
Lembaga Penelitian
Universitas Atma Jaya
Makassar
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Masyarakat
Volume 10, No. 2 ISSN : 1412 – 1484 Januari-Juni 2011
Jurnal PWM terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu dalam bulan Januari-Juni dan
bulan Juli-Desember.
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab
Kunradus Kampo, SE., MSi.
Pemimpin Redaksi
Antonius Sudirman, S.H., M.Hum.
Tata Usaha
Markus Reken
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Atma Jaya Makassar
Jalan Tanjung Alang No. 23
Makassar 90244 - Indonesia
Telepon: (0411) 871038, 871733
Fax: (0411) 870 294
e-mail: uajm@uajm.ac.id
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Lembaga Penelitian
Universitas Atma Jaya
Makassar
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Abstract
Utilizing potential energy which are abundantly available in the vicinity will
help reduce our dependency on oil and gas which are diminishing. There is a
need to make use water energy available to give light to the remote places.
Jambi river in Kampala Village, Eremerasa Subdistrict has such potential
which, if it is maximized, could give enough source of light. The research is
done to this object. Researcher had measured the debit, width and depth as
well as the hight or head differences, amount of energy needed by the resident
users. The outcomes show: water debit 0,4176 m3, head differences 13,5 m,
electrical energy needed by the users 24.130 watts (24,13 kW). It can be
concluded that water energy taken from Jambi river in Kampala Village could
be utilized as a source of water driven power plant to provide the need of
energy of the local people.
Kata kunci: debit, head, water driven power plant and society need
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan program pemerintah tentang pemanfaatan potensi alam untuk
dijadikan pembangkit listrik khususnya pemanfaatan energi terbarukan dan
pelaksanaan program “Desa Mandiri Energi”. Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang
sangat antusias dalam melaksanakan program Desa Mandiri Energi dan pemanfaatan
potensi alam sebagai sumber energi.
Selain itu pertumbuhan tingkat kebutuhan akan tenaga listrik pada Kabupaten
Bantaeng yang semakin tinggi, maka perlu dipikirkan sebuah langkah efisien dalam
pemanfaatan energi yang tersedia. Berkaitan dengan usaha tersebut, sebagai
pertimbangan awal dalam pengembangan pembangkitan tetap mengutamakan
penggunaan tenaga air sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang potensinya
cukup besar di Kabupaten Bantaeng.
Diversifikasi energi melalui pengembangan dan pemanfaatan Energi
Terbarukan merupakan suatu program pengembangan energi daerah. Hal tersebut
sejalan dengan kebijaksanaan umum dibidang energi yang memprioritaskan
pemanfaatan energi non-migas.
1
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar
1
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
memberikan gambaran tentang sumber air dan potensi sumber air serta perlu
diketahui lokasi berada pada ketinggian berapa dari permukaan laut.
Aksebilitas adalah akses yang akan digunakan untuk mencapai lokasi seperti
akses jalanan, jenis kendaraan yang akan digunakan serta jarak tempuh dengan
menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.
2. Kondisi Topografi dan Geologi
Kondisi Topografi dan geologi adalah kondisi lokasi tempat pembangkit listrik
tenaga air dan kondisi aliran air yang akan dimanfaatkan serta kondisi geologi untuk
penempatan konstruksi sipil, mekanik dan elektro.
B. Kondisi Umum
1. Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk adalah orang-orang yang berada pada wilayah lokasi tempat rencana
pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan orang-orang yang berada pada
jangkauan aliran listrik yang bersumber dari PLTA, serta jumlah penduduk (rumah)
yang akan menerima aliran listrik. Mata pencaharian adalah merupakan kegiatan
penduduk untuk mendapatkan sumber penghasilan.
2. Kebutuhan Energi Listrik
Kebutuhan energi listrik dari masyarakat didasarkan pada keperluan penerangan
pada malam hari dan alat-alat elektronik yang dimiliki oleh masyarakat al; Televisi,
VCD, radio dan tape serta alat-alat elektronik yang lain. Berdasarkan prioritas
penggunaan energi listrik, kebutuhan energi listrik untuk penerangan diperkirakan
kebutuhan 1 rumah tangga 110 watt, dengan rincian:
1) Penerangan 4 titik lampu x 10 watt = 40 watt
2) Radio, Televisi = 60 watt
3) Tegangan Sistem Ketenaga listrikan = 220 Volt
4) Pembatas kuat arus terkecil standar = 0,5 A
5) Kapasitas listrik tersambung = 220 V x 0,5 A = 110 Watt
C. Potensi Sumber Daya Air (Potensi Hidrolik)
1. Ketersediaan Air (Debit Air)
Yang dimaksud ketersediaan air adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu
penampang sungai tertentu per satuan waktu yang disebut debit air. Data debit
merupakan data yang paling penting dalam penentuan pembangunan suatu PLTA.
Untuk mendapatkan akurasi data maka diperlukan data debit tahunan, pengambilan
data ditambah informasi dari masyarakat tentang tinggi rendahnya debit air.
Rumus umum debit air adalah :
Q = V x A (m3/detik) (1)
dimana:
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
A = Luas penampang basah sungai (m2)
Adapun luas penampang basah (A) ditentukan secara planimetri dengan metoda
separuh seksi, dimana antar vertikal dan dasar sungai dianggap persegi panjang yang
3
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
saling mempengaruhi. Pengukuran debit (Q) didapat dari perkalian kecepatan pada
setiap vertikal dengan luas penampang basah (A) seperti pada Gambar 1.
Ph = η x 9,8 x Q x h (3)
Dimana:
Ph = Daya hidrolik
η = Efisiensi, (%)
Q = Debit, (m3/det)
h = Beda ketinggian (head), (m)
4. Kapasitas Pembangkit
Kapasitas pembangkit atau tenaga yang dapat dibangkitkan melalui turbin
adalah lebih kecil dari potensi hidrolik yang tersimpan pada air sungai, karena
sebagian energi akan hilang dalam bentuk loses. Loses dapat terjadi baik pada pipa
pesat maupun pada turbin itu sendiri. Loses pada pipa pesat mengurangi net head
sedangkan loses pada turbin dipengaruhi oleh efisiensi turbin yang digunakan,
sehingga kapasitas pembangkit PLTA ditentukan oleh efisiensi turbin, efisiensi
generator dan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Pg = Ph x η tur x η Gen (4)
Dimana:
Pg = daya yang dibangkitkan
Ph = daya hidrolik
η tur = Efisiensi turbin
η tur = Efisiensi generator
5
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
v3 0,36 0,37 0,37 0,36 0,36 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36
v4 0,39 0,40 0,40 0,39 0,39 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,39 0,39
v5 0,37 0.38 0.38 0,37 0,37 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0,37 0,37
v6 0,32 0,33 0,33 0,32 0,32 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,32 0,32
v7 0,30 0.31 0.31 0,30 0,30 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0,30 0,30
Catatan : Ketelitian alat ukur 0.01 m
Tabel 3. Hasil Perhitungan Luas Seksi dan Kecepatan Air
No. Luas Seksi Kecepatan Air
(m2) (m/detik)
1 a1 0,087 V1 0,22
2 a2 0.185 V2 0,31
3 a3 0.210 V3 0,36
4 a4 0,240 V4 0,39
5 a5 0,230 V5 0,37
6 a6 0,190 V6 0,32
7 a7 0,090 V7 0,29
9
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Allen R. Inversin. 1990. Micro-Hydro Power Source Book. Nreca International
Foundation.Washington DC.
Dietzel, Fritz. 1988. Turbin, Pompa dan Kompresor. Terjemahan Dakso Sriyono.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Harvey Adam. 1993. Micro Hydro Design Manual, A Guide to Small Scale Water
Power Shemes. Intermedite Tecnologi Publication.
Linsley Ray K, Franzini Joseph B. 2001. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan
Djoko Sasongko. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mockmore, C.A. Merry Field. 1999. The Bangki Water Turbine. Edition No. 25
Februari.
White Frank M. 1998. Mekanik Fluida. Terjemahan Like Wlarjo Ph.D. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
10
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Abstract
The objective of this study is assessing the influence of audit committee on the
earning response coefficient. The ability of the strategic type (strategic type
using prospector and defender) in interacting with audit committee affects the
earning response coefficient. The sample in this research are some
manufacture companies listed in Indonesian Stock Market (IDX) for the
financial report in 2004-2008 periods. Numbers of sample taken are 37
companies. The analysis model used is moderating regression model. The
audit committee is represented by Laws Number 40, 2007 on Limited
Company. The assessment of earning response coefficient represents a firm
specific coefficient methodology (FSCM). The strategic type is represented by
Miles dan Snow concept (1978). The results show that on one hand, the audit
committee gives a significant positive influence to earning response coefficient.
The prospector strategic type directs a variable relating between audit
committee and earning response coefficient. On the other hand, the defender
strategic type does not direct variable relating between audit committee and
earning response coefficient.
Keywords: audit committee, earning response coefficient, strategic type:
prospector and defender.
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Bursa Efek
Indonesia mengeluarkan peraturan tanggal 1 Juli 2001 yang mengatur tentang
pembentukan dewan komisaris independen dan komite audit. Peraturan mewajibkan
perusahaan tercatat memiliki komite audit. Komite audit harus beranggotakan
minimal tiga orang independen, salah satunya memiliki keahlian dalam bidang
akuntansi. Salah seorang anggota komite audit harus berasal dari komisaris
independen yang merangkap sebagai ketua komite audit (UU No. 40 Perseroan
Terbatas). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dengan pertimbangan
bahwa perusahaan manufaktur memiliki kegiatan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan perusahaan lain. Kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dari perolehan
bahan baku sampai pengolahan menjadi barang jadi. Kegiatan ini memiliki siklus
yang cukup panjang dan aktivitas yang sangat tinggi sehingga kesalahan saji yang
terjadi akan semakin besar (Kell et.al, 2007). Namun dengan adanya komite audit
yang berfungsi sebagai badan pengawas dalam perusahaan maka penyimpangan–
3
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar
11
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
12
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
13
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
15
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
16
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Earning Respon
Komite Audit Coeficient (ERC)
(X) (Y)
17
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
20
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
disimpulkan bahwa data ERC, Komite Audit normal. Angka statistic menunjukkan
distribusi normal.
Tabel 3. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
STATISTIK DF SIGNIFIKANSI
ERC .214 34 .200
KOMITE AUDIT .134 34 .200
TIPE STRATEGI .337 34 .200
Sumber : data diolah 2009
22
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
27
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, K.L., Deli, D.N., dan Gillan, S.T. 2003. Board of Directors, Audit
Committees, and the Information Content of Earnings. Working Papers.
(September)
Antle, R. dan Nalebuff, B., 1991. Conservatism and auditor-Clien negotiations.
Journal of Accounting Research 29, , hal 31-54.
Balsam, S., Krishnan, J., dan Yang, J. S. September 2003. Auditor Industry
Specialization and Earnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory,
Vol. 22, No. 2, , pp. 71-97.
Beasley, M. S. An Empirical Analysis of the Relation between the Board of Director
Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review 71, 443-
465.
Beasly, M. S. dan Salterio, S. E. 2001. Relation between Board Characteristics and
voluntary Improvements in Audit Committee Composition and Experince.
Contemporary Accounting Research vol, 18 No. 4, pp.539-70
Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M. 2004. Board Characteristics, Audit
Committee Characteristics and Abnormal Accruals. Working Paper, Unitec
New Zealand dan National University of Singapore,
Bryan, D., Liu, M. H. C., dan Tiras, S. L. 2004. The Influence of Independent and
Effective Audit Committees on Earnings Quality. Working Papers, January.
Carcello, J. V. dan Neal, T. L. Oktober 2000. Audit Committee Compositian and
Auditor Reporting. The Accounting Review Vol. 75, No. 4,.
Cho, J.Y. dan Jung, K., 1991, Earnings Response Coefficients: A Synthesis of Theory
and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature 10 hal. 85-116.
Choi, S dan Jeter, C.D. 1990. The Effect of Qualifield Audit Opinions on Earnings
Response Coefficients. Journal of Accounting and Economics 15. hal 229-247
DeFond, M. L. dan Jiambalvo, J., 1994. Debt Convenant Violation and Manipulation
of Accruals. Journal of Accounting & Ecconomics 17. hal. 145-176.
DeZoort, F.T. and S.E. Salterio. 2001. The Effects of Corporate Governance
Experienceand Financial Reporting and Audit Knowledge on Audit Committee
Members‟Judgements. Auditing: A Journal of Practice & Theory Vol. 20
(September) hal. 31-45.
Dye, R. A. 1991. Informationally Motivated Auditor Replacement. Journal of
Accounting & Ecconomics 14. hal. 347-374.
Fan, J. P. H., Wong, T. J. 2002. Corporate ownership Structure and the
Informativeness of Accounting Earnings in East Asia. Journal of Accounting
dan Economics 33. hal. 401-425.
FCGI. 2000. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan
Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan).
Fleming, J. M. 2002. Audit Committees: Roles, Responsibilities and Performance.
Pennsylvania CPA Journal. Summer. hal. 29-32.
28
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Hartono, J. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. edisi ke-2, Yogyakarta:
BPFE,.
Imhoff, E. dan Lobo, G. 1992. The Effect of Ex-Ante Earnings Uncertainty on
EarningsResponse Coefficients. Journal of Accounting and Economics
67(April), hal.427-439.
Kalbers, L. P. 1992. An Examination of the relationship between audit
committees and external auditors. The Ohio CPA Journal. December. hal. 19-27
Klien, A. 2002. Audit Committee, Board of Director Caracteristics and
EarningsManagement. Journal Accounting and Economics (33), hal. 375-400.
McMullen, D. A. dan Raghunandan, K. 1996. Enhancing Audit Committee
Effectiveness. Journal of Accounting. Agustus.
McMullen, D.A. 1996. Audit Committee Performance: An Investigation of the
Consequences Associated with Audit Committes. Auditing: A Journal of
Practice & Theory. Vol. 15, No. 1, 88-103.
Raghunandan, K., Read, W.J., dan Rama, D. V. 2001. Audit Committee Composition,
Gray Directors, and Interaction with Internal Auditing. Accounting Horizons.
Vol. 15, No. 2, hal. 105.
Scott, R. William. 2000. Financial Accounting Theory. 2th edition. Prentice Hall
Canada Inc. Ontario.
Suwardjono. 1997. The Impact of Accounting Methods on The Association Between
Unexpected Earnings and Abnormal Returns: The Case of Oil and Gas
Industry. Desertasi Kent State Univesrsity.
Teets, W.R. dan Wasley, C.E. 1996. Estimating Earnings Response Coefficients:
Pooled versus Firm Specific Models. Journal of Accounting Ecconomics 21
(June) hal. 279-295.
Teoh, S. H. dan Wong, T. J. 1993. Perecieved Auditor Quality and the Earnings
Response Coefficient. Journal Accounting Review Vol. 66, No.2, hal. 346- 366.
Warfield, T. D., Wild, J. J., dan Wild, K. L. 1995. Manajerial Ownership, Accounting
Choice and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting & Ecconomics
20 , hal. 61-91
Wonnacott, T.H. dan R.J. Wonnacott. 1990. Introductory Statistics, 5th edition, John
Wiley & Sons.
Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication. 2002. The
Essence of Good Governance: Konsep dan Implementasi pada Perusahaan
Publik dan Korporasi Indonesia, Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia &
Sinergy Communication.
29
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Abstract
An E-mail constitutes one of internet letter sending and receiving media using
a relatively short time. The development of email account based on open
source such as Linux operational system distro Ubuntu 10.4 has changed
user’s view over an email client application. A research on the use of Zimbra
Desktop application on open source oprational system aims at correctly doing
a process of operational system installation, Zimbra Desktop based email
client downloading and installing of application, effective and secured
migration of an online to offline email. The procedures of the reasearch are as
follows: installation of Linux open source operational system with distro
Ubuntu, downloading of email client software of Zimbra Desktop, yahoo email
account registration, standard installation and configuration of email client of
Zimbra Desktop,sinchronizing process of systems and data, email client data
management, time measurement of online to offline access and configuration
by way of protective system. The managing on email client application based
on Zimbra Desktop will go well effectively and securely if the procedures and
configuration are correctly and precisely done.
Keywords: open source, Desktop Zimbra, instalation, and migration
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E-Mail (surat elektronik) merupakan salah satu media pengiriman dan
penerimaan surat melalui internet yang menggunakan waktu singkat, cepat dan
efisien. Penggunaan E-Mail/email Account (akun surat elektronik) untuk keperluan
pengiriman data dan informasi baik secara individu maupun bisnis pada institusi
sudah menjadi suatu kebutuhan. Melalui email, user dapat mengirim surat elektronik
baik berupa teks dan gambar maupun gabungan teks dengan gambar, yang dikirimkan
dari satu alamat email ke alamat lain pada jaringan internet. Komunikasi antar
individu dalam suatu komunitas melalui dunia maya sarat akan teknologi, waktu dan
biaya. Kemudahan dan kenyamanan pengelolaan email menjadi suatu keharusan. Hal
ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya relasi antar individu atau perusahaan
yang terbentuk sehingga memunculkan istilah baru dalam dunia maya berupa jejaring
pertemanan dan sosial (Siyamta, 2005). Pada dasarnya email berguna untuk
komunikasi melalui dunia maya secara cepat, tepat dan efektif. Disamping itu email
juga dapat menyimpan data secara permanen mengenai informasi relasi atau kolega.
Informasi dapat berupa aktifitas pribadi atau kolega.
4
Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Makassar
30
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman terhadap proses unduh dan instalasi perangkat lunak.
2. Memberikan pengetahuan berupa pengelolaan email client.
apapun juga. User name juga menjadi nama bagi emailbox yang dimiliki seseorang di
sebuah mail server. Bagian sebelah kanan @ (yahoo.com) disebut domain name,
yang menunjukkan identitas mail server di mana seorang user memiliki emailbox.
Domain name biasanya menunjukkan nama perusahaan atau organisasi pemilik
sebuah account (Yayasan Total Sarana Edukasi, 2008). Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada contoh berikut ini:
a. liputan6@sctv.co.id (Crew acara Liputan6 di SCTV)
b. kompas@kompas.com (Surat Kabar Harian Kompas)
Selain itu, dari bagian paling belakang dari sebuah email user dapat memperoleh
beberapa arti mengenai pemiliknya, yaitu:
.com, biasanya ini dimiliki oleh perusahaan komersial atau usaha bisnis lainnya,
.edu, menunjukkan bahwa pemiliknya adalah sebuah universitas atau institusi
pendidikan,
.gov, dimiliki oleh instansi pemerintah,
.mil, dimiliki instansi militer.
Bagi email server yang letaknya di luar Amerika, seringkali alamat email-nya diberi
identitas sesuai nama negaranya. Sebagai contoh id (Indonesia), au (Australia), uk
(United Kingdom), ca (Canada), nz (New Zaeland), dan sebagainya.
D. Variasi Bentuk Komunikasi dengan Email
Dalam beberapa hal email memang meniru snail mail, meskipun jelas email
memiliki banyak kelebihan lain. Hal ini terlihat jelas pada bentuk komunikasi yang
dapat dilakukan dengan email. Bentuk komunikasi email dapat dibedakan menjadi 5
bagian, yaitu: Point to Point, Carbon Copy/CC, Blind Carbon Copy/BCC,
Distribution List dan Discussion List.
E. Etika Penggunaan Email
Email merupakan salah satu penemuan kuno menurut sejarah perkembangan
internet (Ivan, 2008). Seiring dengan berjalannya evolusi layanan email, masih ada
beberapa orang yang belum mengerti etika penggunaan email. Berikut etika
penggunaan email, yaitu: formal atau non-formal; tujuan menulis; jangan menulis
selagi marah; penggunaan to, cc, dan bcc; penggunaan subject email; bukan novel;
pemakain huruf besar (semua); pemakaian tanda seru; signature; periksa ejaan (yang
disempurnakan); polos saja; tanpa hiasan; attachment; atau lampiran; read
notification receipt; berikan balasan sepantasnya; penggunaan reply-to-all dan
forward, dan surat berantai.
F. Email client
Kegiatan surat menyurat lewat media internet berbasis desktop sudah bersifat
konvensional dan sederhana di dunia teknologi informasi. Kegiatan ini biasa dikenal
istilah E-mail Client, yaitu piranti lunak yang digunakan untuk organisasi email, baik
untuk akun email berbayar maupun yang gratis. Syaratnya yang diperlukan adalah
memiliki akun POP3. Selama ini email client yang sering digunakan seperti Outlook
Express, Microsoft Outlook 2003/2007, Mozilla Thunderbird, dan Evolution.
33
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
G. Desktop Zimbra
Zimbra adalah piranti lunak open source untuk email server dan kolaborasi
(groupware), yang menyediakan solusi email server yang powerful, penjadwalan dan
group calender, kontak dan manajemen penyimpanan dokumen via web. Perangkat
lunak ini dikenal dengan nama Yahoo Zimbra Desktop, dengan slogan "Email for
Everyone". Teknologinya berbasis AJAX Web 2.0. Secara global, Yahoo Zimbra
Desktop adalah Desktop Email Client yang mempunyai kemiripan dengan Microsoft
Outlook. Dalam hal ini Yahoo Zimbra Desktop memiliki banyak fasilitas dan
kelebihan yang lebih baik dari Desktop email client lain. Zimbra sesuai untuk
kebutuhan komunikasi data (email) di perusahaan kecil, menengah dan besar, sekolah
dan kampus, lembaga pemerintahan, dan organisasi kemasyarakatan. Membuat server
email di Ubuntu sekarang menjadi lebih mudah dengan adanya zimbra. Zimbra
sendiri sudah memiliki fitur yang sangat lengkap, mulai dari MTA (mail transfer
agent) yang dilengkapi dengan fitur anti spam dan anti virus, IMAP/POP3, webmail
dan fitur kolaborasi lainnya. (Ngadimin. 2009).
H. Desktop Zimbra Mail Server pada Ubuntu 10.04
Zimbra Collaboration Suite (ZCS) adalah sebuah produk groupware produk
Zimbra, Inc, yang terletak di San Mateo, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini
dibeli oleh Yahoo! pada September 2007. Perangkat lunak ini terdiri dari komponen
client dan server. Zimbra tersedia dalam dua versi, yaitu: versi sumber terbuka, dan
versi yang didukung secara komersial (Zimbra Network) dengan komponen sumber
komersil. Versi perangkat lunak ini tersedia dari Zimbra untuk diunduh dan
digunakan dengan bebas, serta dari mitra resmi Zimbra (Wikipedia, 2010).
Zimbra Mail Server pada ubuntu-9.10-desktop-i386 merupakan salah satu paket
mail server yang mudah untuk diinstall karena di dalamnya sudah termasuk paket
untuk LDAP, Logger, Apache, Core, MTA, SNMP, SPEEL dan STORE. Paket-paket
tersebut tersaji dalam satu paket besar yang biasa disebut ZCS. Tahap penginstallan
Zimbra akan membutuhkan beberapa dependensi dari sistem Ubuntu 10.04 (April
2010), yang biasanya installer ZCS akan mengecek dependensi tersebut terlebih
dahulu sebelum melakukan penginstallan (Zimbra Corporate, 2009). Setelah
didapatkan file ZCS untuk Ubuntu 10.04, penguninstallan dilakukan melalui apache
agar tidak berbenturan dengan apache-nya ZCS. Sebagai contoh perintah:
IP 192.168.0.1 (1)
#/etc/init.d/apache2 stop
#apt-get remove apache2
#apt-get autoremove
Setelah penguninstallan apache pada sistem ubuntu 10.04 maka segera ekstrak file
zdesktop_1_0_4_build_1833_linux_i686.sh dan akan didapatkan extract file.
Sedangkan untuk tahap penginstallannya mudah dan relatif sederhana. Selain installer
dan juga mematikan service apache selaku webservernya, perlu menginstall dan
mengkonfigurasikan DNS Server di sisi client maupun sebagai server DNS
34
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
hanya 10 hingga 30 user yang membutuhkan fasilitas advanced baik dukungan push
mail maupun fasilitas scheduling dan calendaring. Sisanya lebih banyak yang pakai
sekedar email POP3 dan SMTP. Jika menggunakan fasilitas scheduling dan
calendaring mereka masih bisa menggunakan desktop mail client seperti Zimbra
Desktop. Cara yang dilakukan adalah membuat 2 email server dengan nama domain
yang sama. Email server pertama adalah email server kelas enterprise versi open
source edition untuk sebagian besar user sedangkan email server kedua adalah tetap
Exchange Server atau malah diganti sekalian dengan email server open source kelas
enterprise namun versi komersilnya yang memang memiliki feature setara. Skema ini
tidak terlalu sulit diimplementasikan namun mampu menekan biaya dalam jumlah
besar. Dalam contoh kasus diatas, jangankan untuk 400 account, penghematan 100
account saja bisa menghemat biaya diatas 50 juta rupiah. Implementasi skema diatas
pada mixed environment antara Zimbra dengan Exchange (keduanya bisa diganti
dengan formasi lain, misalnya Zimbra Komersil+Zimbra Open Source atau bisa juga
Exchange+Scalix dll), bisa dilakukan dengan gambaran atau Gambar 2 sebagai
berikut: (contoh menggunakan 30 account advanced menggunakan lisensi komersil
Exchange dan 470 account standard menggunakan lisensi open source Zimbra).
III. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan sumber data, teknik dan prosedur sebagai berikut:
A. Sumber Data
Sumber data primer berasal dari salah satu user yang memiliki akun di Yahoo!
Mail. Sementara sumber data sekunder berasal dari pengalaman penggunaan email
yahoo dan akun lain seperti gmail dan email kampus dari user berbeda dan data yang
dikirim dari user lain kepada penerima.
B. Teknik Analisis Sistem dan Data
Teknik yang digunakan meliputi: unduh dan unggah file, instalasi, manajemen
data dan konfigurasi sistem.
36
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dengan cara melakukan: instalasi sistem operasi open
source Linux dengan distro Ubuntu, unduh perangkat lunak email client Zimbra,
registrasi akun email Yahoo, instalasi dan konfigurasi email client Zimbra secara
standar, proses sinkronisasi sistem dan data, manajemen data pada email client,
pengukuran waktu akses dari Online ke Offline dan konfigurasi dengan cara proteksi
sistem.
37
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
38
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Script: (4)
CALL SYSCS_UTIL.SYSCS_SET_DATABASE_PROPERTY('derby.storage.pageSize', '16384');
0 rows inserted/updated/deleted
ij> CALL SYSCS_UTIL.SYSCS_SET_DATABASE_PROPERTY('derby.storage.pageCacheSize',
'1000');
0 rows inserted/updated/deleted
ij> CALL SYSCS_UTIL.SYSCS_SET_DATABASE_PROPERTY('derby.language.logQueryPlan',
'true');
0 rows inserted/updated/deleted
ij> CALL
SYSCS_UTIL.SYSCS_SET_DATABASE_PROPERTY('derby.language.logStatementText', 'true');
0 rows inserted/updated/deleted
ij> CREATE SCHEMA zimbra;
0 rows inserted/updated/deleted
ij> SET SCHEMA zimbra;
0 rows inserted/updated/deleted
ij> ----------------------------------------------------------------------- volumes
--------------------------------------------------------------------------- list of known volumes
Setting layanan port 7633 dengan default desktop di localhost 127.0.0.1.
39
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
B. Pembahasan
1. Kebutuhan Pengelolaan Email Client
Secara perangkat keras kebutuhan spesifikasi server minimal untuk Mail Server
Zimbra adalah processor Intel/AMD 1,5 Ghz – 32bit, memory 2 GB, harddisk 80 GB
SATA dan lan card 10/100 Mbps. Untuk Mail Client Zimbra dapat dengan processor
Intel/AMD 1 Ghz – 32bit, memory 1 GB, harddisk 40 GB SATA dan lan card 10/100
Mbps. Kebutuhan spesifikasi server yang di Rekomendasi untuk Mail Server Zimbra
adalah branded server seperti Compaq, dan HP, processor Intel/AMD 3 Ghz – 64bit,
memory 4 GB, harddisk 160 GB SCSI dan lan Card 10/100/1000 Mbps. Kebutuhan
koneksi Internet minimal memiliki kecepatan Link Upload ke Internet sebesar 128
Kbps dengan rekomendasi memiliki kecepatan Link Upload ke Internet sebesar 256
Kbps atau lebih.
Zimbra server tersedia untuk Linux, Mac OS X dan platform virtualisasi.
Zimbra menggunakan klien Ajax Web 2.0 yang dapat dijalankan pada browser
Firefox, Safari dan Internet Explorer (7.0+) dan IE serta mudah diintegrasikan dengan
portal web API, aplikasi bisnis dan VoIP menggunakan web services.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Intel Celeron M CPU
420 processor 1.60 GHz, ram 384 MB membuktikan bahwa selama 6 bulan
(Februari-Agustus 2010) penggunaan Mail Client Zimbra berjalan stabil. Sekali
waktu pernah mengalami crash dan di install ulang. Setelah itu pengelolaan berjalan
normal. Proses install dan update berjalan mudah dan relatif efisien. Migrasi data
dapat dilakukan dengan cepat karena tidak merubah struktur direktori dan
penempatan data di harddisk. Vendor Zimbra Mail Yahoo menyediakan sarana
upload dan download secara mudah dan responsif. Secara teknis, komputer yang
terhubung ke internet akan dengan mudah melakukan aktifitas tersebut. Perintah klik
kanan pada ikon Desktop Zimbra berupa “Check for Updates” untuk proses.
2. Aspek Pengelolaan
a. Informasi dan keamanan data.
Informasi email baru berupa messages dapat di lihat pada Inbox yang secara
reguler dapat di unduh jika email client zimbra terhubung secara online. Layanan lain
yang tersedia pada Desktop adalah Sent, Drafts, Spam, dan Trash. Untuk Pengiriman
pesan dapat dilihat pada Outbox dan terdapat pesan jika terjadi kegagalan pengiriman
yaitu Error Reports.
b. Teknologi.
Teknologi yang digunakan berbasis AJAX Web 2.0. Secara global pengelolaan
ini mirip dengan Microsoft Outlook. Email Client Zimbra memungkinkan user
komputer dengan berbagai OS dapat diintegrasikan. Pada OS Linux perangkat lunak
ini sudah tersedia paket seperti Ubuntu dan user dapat melakukan download pada saat
menginstal OS dan melakukan setting dan konfigurasi dengan mudah.
c. Proses Sinkronisasi
Proses Sinkronisasi dilakukan dengan melihat status online sehingga dengan
klik pada Send/Receive akan direkomendasikan untuk “check for new mail in box”.
40
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Setelah itu email server akan melakukan proses transfer data berupa messages jika
ada. Hal ini pula yang biasa dikenal dengan istilah “download”. Sinkronisasi juga
dilakukan untuk memastikan bahwa pembentukan database pada pengelolaan email
client sesuai dengan struktur database seperti pada online.
d. Sistem manajemen dan struktur.
Pengelolan email client Zimbra tidak berbeda jauh dengan Microsoft Outlook.
Email Client pada Yahoo Zimbra memiliki terbagi atas 3 bagian utama yaitu Folder,
Tabulasi dan area kerja. Folder terdiri dari inbox, sent, draft, spam, trash, local
folders, outbox, error report. Tab terdiri dari mail, contact, calender, tasks,
documents, briefcase dan options. Area kerja terdiri dari keterangan berupa from,
attach file, subject, folder, size dan received.
3. Migrasi Sistem dan Data
Secara teknis migrasi sistem maupun data tidak begitu bermasalah. Hal ini
terlihat dari model pengarsipan file pada direktori \Application
Data\Zimbra\zdesktop\jetty\logs yang ter-hidden. Sekalipun terjadi migrasi data,
Email Client Zimbra akan mencatat semua transaksi secara permanen di suatu
direktori yang ter-hidden.
4. Pengujian Instalasi
Instalasi Sistem operasi open source dengan distro Ubuntu dilakukan pada
perangkat keras dengan spesifikasi processor Intel Core 2 Duo, ram 2 GB, VGA 512
MB, Harddisk 256 GB.
5. Kegagalan proses
Proses update dan sinkronisasi sistem dan data dapat gagal. Salah satu yang
menyebabkan kegagalan pada proses adalah ketidaksesuasian. Contoh kegagalan
adalah pada saat ikon Zimbra di klik, selanjutnya tidak terjadi respon dengan proses
loading. Berdasarkan pengalaman selama penelitian solusi yang harus dilakukan
adalah melakukan update dengan cara men-download versi terbaru melalui website
vendor zimbra. Setelah di download baru di install ulang dengan tanpa mengubah
lokasi atau folder penyimpanan data di sistem.
6. Strategi Pengelolaan
Secara umum pengelolaan email client zimbra pada sistem operasi open source
Linux Ubuntu cukup mudah dan sederhana dengan cara mengikuti prosedur dan
panduan pemakaian. Terjadi crash atau gangguan dikarenakan ketidaksesuaian sistem
dan aplikasi yang ada seperti perbedaan vendor dan versi dari suatu sistem operasi.
Upaya efektif pengelolaan butuh pemahaman terhadap prosedur dan proses
sinkronisasi pada saat melakukan update versi suatu aplikasi email. Setting untuk
akun juga perlu mendapat perhatian khusus terutama pada saat setting pop3 dan smtp
yang masing-masing memiliki port yang berbeda dan biasanya telah ditentukan
secara khusus. Meskipun terdapat default setting pada port tersebut. Untuk menjamin
pengelolaan secara efektif dapat juga bergabung melalui forum, jejaring sosial atau
suatu komunitas Ubuntu dan Zimbra. Khusus pada sistem open source, jaminan
terhadap data yang diterima melalui email account secara otomatis akan terhindar dari
41
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
virus. Hal ini dapat terjadi oleh karena sistem operasi Ubuntu tidak mudah dan
mengenali secara langsung proses infeksi dari virus tertentu.
7. Implementasi Sistem
Untuk memastikan apakah sistem sudah berjalan baik perlu dilakukan kegiatan
implementasi sistem. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui secara benar
kendala sesungguhnya. Pada saat sistem diimplementasikan perlu dilakukan upaya
yang cermat dan hati-hati. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa pengalaman
yang dapat menjadi pertimbangan. Berikut ini upaya yang baik untuk menjadi
petunjuk pelaksanaan, yaitu:
a. Memastikan topologi dan konfigurasi network. Konfigurasi yang tidak di-set
secara baik akan membuat Zimbra menjadi open relay dan secara otomatis
menjadi target serangan spam (sekaligus menjadi lokasi gateway bagi para
spammer). Konfigurasi NAT mikrotik yang kurang tepat dapat memicu masalah
karena proses blacklist IP dan hostname sender tidak berjalan akibat IP sender
yang di-rewrite menjadi IP lokal gateway. Link artikel: Topologi Jaringan, Trusted
Network dan Open Relay.
b. Memastikan semua service berjalan dengan baik. Zimbra mail server versi 5.x
sebagian besar masih menggunakan anti virus ClamAV yang out of date. Jika
ClamAV kurang dari versi 0.95, Zimbra bisa mogok berjalan. Sebaiknya lakukan
update hingga ke versi yang terbaru. Link artikel: End of Life untuk ClamAV 0.94
pada Zimbra 5.0.16 atau versi sebelumnya dan tips: cara mudah update ClamAV
untuk Zimbra.
c. Block email yang dikirim ke alamat email yang tidak ada. Fasilitas ini dikenal
dengan nama Reject Unlisted Recipient, aktivasinya sangat mudah karena hanya
mengganti 3 huruf pada 1 baris file konfigurasi. Link artikel: Improvement Anti
Spam Zimbra: Reject Unlisted Recipient.
d. Menambahkan fasilitas SPF pada sisi DNS (hanya mail server tertentu yang
berhak mengirimkan email atas nama domain uajm.ac.id).
e. Perbaikan untuk bug-bug pada Zimbra, misalnya bug FH_DATE_PAST pada
SpamAssasin dan bug Add X_Originating_IP yang membuat email normal salah
tag menjadi email junk. Bug diatas sudah solved pada Zimbra versi terbaru.
f. Aktivasi blacklist spammer melalui fasilitas Online Blacklist (Barracuda,
Spamhaus dll). Link artikel: tips Anti Spam Zimbra melalui aktivasi fasilitas
Blacklist Spammer.
g. Aktivasi plugin SPF, Pyzor, Razor, DCC dll untuk meningkatkan kemampuan
deteksi spam.
h. Aktivasi domain blocking, misalnya blacklist email dari milis, email konfirmasi
Facebook, email spam dari Indonesia dll (tergantung kebutuhan user)
i. Menambahkan reverse DNS records untuk meningkatkan akseptabilitas email
server dan menghindari email yang terkirim di-tag sebagai junk/bulk email pada
email server tujuan.
42
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
DAFTAR PUSTAKA
Ivan. 2008. http://www.navinot.com/2008/09/19/17-tips-etika-penggunaan-e-mail/.
Diakses pada tanggal 7 Oktober 2008.
Komunitas. 2008. http://www.bogor.net. Diakses pada tanggal 10 November 2008.
Ngadimin. 2009. http://ngadimin.com/2009/07/15/membuat-server-email-di-ubuntu-
menggu-nakan- zimbra/. Diakses pada tanggal 10 November 2009.
OpenSuse. 2009. http://opensuse.or.id/2009/11/18/email-server-handal-lengkap-tapi-
juga-murah-studi-kasus-exchangezimbra/. Diakses pada tanggal 18 Agustus
2009.
Opera Corp. 2009. http://my.opera.com/m4m4n/blog/?tag=Zimbra&startidx=1&
nodaylimit=1. Diakses pada tanggal 23 Februari 2010.
43
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
44
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Abstract
Challenges faced by a Church are not only on pastoral service aspect but also
on managing and running of the Church, specifically on financial management.
Development of stewardship on finance can be done by improving the quality
of financial information which are the basis of decision making to improve the
services. Accounting gives information in the form of financial report and
financial statement. Accounting system currently used by the Church employs a
single parameter recording debit and credit. Accounting design made in this
research is expected to give thorough information on financial situation (on
balanced sheet), report on service activity, cash flow according to the
applicable accounting standards. Financial report sheet design refers to
financial accounting standard (SAK) number 45 issued by Indonesian
Accountant Association (IAI) on non-profited financial report. The outcomes
of the research are that the financial report applied by Torajan Church of
Biringkanaya gives limited information in the process of planning, budgeting,
and decision making to improve the stewardship of the Church. Design and
implementation done show that by employing accounting standard, the Church
capables of doing accountability in managing resources to give services.
Keywords: Financial accounting standard, accountability, services
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini organisasi gereja juga tengah mengalami tekanan untuk lebih efisien
dan mempertimbangkan berbagi aspek baik aspek ekonomi sosial serta berbagai
dampak negatif dari aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut
menyebabkan gereja juga harus mengadopsi berbagai konsep manajemen termasuk
penggunaan sistem dan teknologi informasi. Tantangan yang dihadapi gereja tidak
hanya menyangkut aspek pelayanan pastorial tetapi juga menyakut pengelolaan atau
manajemen gereja. Para pendeta tidak dapat lagi menganggap bahwa manajemen
gereja tidak relevan dengan tugas mereka sebagai pendeta jemaat. Sehingga pendeta
sudah semakin membutuhkan pelatihan praktis, manajemen dan kepemimpinan.
Rohaniawan dan pemimpin awam tidak lagi hidup dalam dunia yang terpisah.
Mereka harus bekerja bersama-sama sebagai satu tim, masing-masing
menyumbangkan keahliannya untuk mencapai gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan gereja yang terus berubah dalam dunia yang terus-menerus berubah.
5
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makassar
45
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Salah satu aspek dalam manajemen gereja yang sering menimbulkan kemelut
adalah dalam hal manajamen keuangan Gereja. Masalah ini terkadang sering
menyeret warga jemaat untuk turut bersikap pro dan kontra dalam penetuan kebijakan
pengelolaan keuangan. Gereja membutuhkan dana atau uang. Uang adalah sumber
yang penting. Dengan uang Tuhan memperlengkapi gereja untuk melaksanakan
pelayanan. Untuk menggunakannya secara tepat, gereja membutuhkan sistem
manajemen keuangan yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pengelolaan
keuangan gereja sering ditemui penyimpangan-penyimpangan, baik secara
administratif maupun pelaksanaannya.
Pengembangan penatalayanan dalam bidang keuangan dapat dilakukan dengan
meningkatkan mutu informasi keuangan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan (decision making) untuk peningkatan pelayanan. Akuntansi sebagai
seperangkat pengetahuan tidak menjadi bagian penting dalam kehidupan bisnis tetapi
juga dalam kehidupan organisasi-organisasi sosial atau agama. Akuntansi
menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan, atau
statemen keuangan, Informasi itu sendiri adalah data atau fakta yang diolah dan
disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan
atau bagi yang dituju oleh informasi tersebut. Untuk dapat disebut sebagai informasi
bagi yang menerima, suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang
bermanfaat (meaningful) bagi penerimanya (Suwardjono, 2002).
Informasi kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan
merupakan salah satu aspek informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Laporan
keuangan dapat mengambil bentuk laporan resmi untuk kepentingan pihak luar unit
organisasi atau pun laporan operasi untuk kepentingan organisasi itu sendiri
(internal). Manajemen dalam hal ini pengelolah dan anggota jemaat merupakan pihak
internal yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan
untuk tujuan perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan
pengendalian (controlling) aktivitas pelayanan
Dalam mengelolah organisasi gereja pimpinan gereja dan anggota jemaat
menghadapi berbagai persoalan penatalayanan yang memerlukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Berapakah sumber-sumber ekonomik yang masih tersedia untuk pelayanan yang
berkelanjutan?
2. Berapakah kas yang tersedia untuk pembayaran aktivitas pelayanan?
3. Berapakah dana atau kas yang tersedia untuk membangun gereja dan memperoleh
aset lainnya?
4. Apakah pengelolaan program atau aktivitas pelayanan telah berjalan dengan
efisien?
Untuk menjawab pertanyaan diatas diperlukan informasi keuangan dalam
bentuk laporan pengelolahan aktivitas dengan berbagai bentuk dan isi. Penelitian
terhadap beberapa karakteristik pada organisasi gereja Khususnya yang berhubungan
dengan pelaporan keuangan organisasi gereja masih sangat terbatas. Dalam praktik
46
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
bisnis sering dijumpai bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum disingkat PABU (generally accepted
accounting principles atau sering disingkat GAAP). Prinsip tersebut pada dasarnya
akan menentukan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Berbagai metode akuntansi banyak digunakan pada laporan keuangan yang
dipublikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan bebas menggunakan metode
akuntansi selama metode tersebut diterima dalam praktik bisnis. Hal ini berarti gereja
juga dapat membangun paktek akuntansi yang mengacu pada PABU berdasarkan
karakteristik yang ada dalam organisasi gereja.
B. Perumusan Masalah
Dapatkan ilmu akuntansi diterapkan di organisasi gereja? Pertanyaan ini tentu
menarik, karena masalah akuntansi sering dihubungkan dengan organisasi yang
bertujuan untuk mencari laba (profit oriented). Organisasi gereja adalah organisasi
nirlaba yang juga berdimensi publik. Kebanyakan organisasi nirlaba menggunakan
beberapa parameter tunggal sebagai ukuran keberhasilan, seperti jumlah alokasi dana
yang diperoleh, jumlah orang yang dilayani dan lain-lain. Parameter yang digunakan
tersebut seringkali memberikan informasi yang terbatas sehingga menyulitkan dalam
melakukan penilaian keberhasilan termasuk dalam melakukan perencanaan dan
pengendalian aktivitas. Sehingga masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana
pelaporan keuangan pada organisasi gereja berdasarkan standar akuntansi dan prinsip
akuntansi berterima umum.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di muka maka yang menjadi tujuan penelitian adalah
untuk menerapkan konsep akuntansi berdasarkan PSAK No.45 sesuai karakteristik
organisasi gereja dan membangun sistem akuntansi organisasi gereja untuk
menghasilkan laporan keuangan yang lengkap.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membangun sistem
pelaporan keuangan organisasi gereja dalam meningkatkan penatalayanan keuangan
serta akuntabilitas keuangan organisasi gereja. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat memberi kontribusi untuk penelitian-penelitian selanjutnya khususnya untuk
denominasi-denominasi gereja lainnya.
dan didesain oleh para peneliti untuk membentuk suatu perilaku yang mengarah pada
“sikap melayani” (stewardship). Organisasi yang mempraktekkan kepemimpinan
sebagai aspek yang memainkan peranan penting bagi kemajuan organisasi, akan
mencapai keberhasilan dengan memilih pelayanan di atas kepentingan pribadi dan
mengarah pada kolektibilitas, kebersamaan, kemitraan dan pemberdayaan
(empowerment). Sikap melayani adalah suatu sikap yang menggantikan kepentingan
pribadi dengan pelayanan sebagai landasan bagi pemilikan dan penggunaan
kekuasaan (power).
Pendekatan stewardship didasarkan pada suatu konsep bahwa manajemen dari
suatu perusahaan dianggap bertanggungjawab kepada pemilik untuk mengamankan
kekayaan yang telah dipercayakan kepadanya. Pemilik bertindak sebagai principal
dan manajer sebagai steward. Dalam kontek organisasi gereja tentu kita dapat pahami
bahwa Tuhan adalah Principal dan manusia adalah steward. Karena itu, seorang
penatalayan (steward) harus dapat mengolah bumi dan segala isinya untuk
kepentingan dari Sang Pemilik, yaitu Tuhan. Penatalayanan adalah kewajiban dan
pertanggunganjawab yang harus diberikan masing-masing makhluk manusia kepada
Allah. Dengan demikian menjadi perpanjangan tangan Tuhan adalah penatalayan
(stewardship).
2. Prinsip Akutabilitas (Accountability)
Akuntabilitas (accountability) adalah salah prinsip dasar tatakelolah suatu
entitas atau organisasi melalui pertanggungjawaban kinerja secara transparan dan
wajar. Suatu entitas harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan entitas bersangkutan dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat
yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
Pada tingkat yang paling minimal, akuntabilitas keuangan terungkap dalam
rencana anggaran dan laporan keuangan rutin. Dalam merancang anggaran,
akuntabilitas dapat dilihat secara kritis melalui penilaian pendapatan dan pengeluaran
dan dengan hati-hati merencanakan dan memprioritaskan penggunaan modal. Dalam
menyiapkan laporan keuangan, dapat dilihat dari penyediaan data-data periodik yang
terpercaya yang diperlukan untuk mengevaluasi anggaran dan untuk memahami
potensi keuangan gereja.
Seorang penatalayan (steward) adalah seorang yang mempunyai tugas menjaga
harta benda seorang pemilik. Penatalayan orang Kristen terdiri dari dua rangkap (1)
orang Kristen bertanggungjawab kepada Allah atas penggunaan segala sesuatu yang
telah diberikan oleh Allah, dan (2) orang Kristen saling bertanggungjawab atas
persembahan yang diberikan untuk pekerjaan Allah. Pemimpin gereja dan jemaat
adalah yang bertanggung jawab dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dalam
penggunaan dan penyaluran sumber dana untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah
digariskan oleh Allah. Pertanggung-jawaban dalam hal ini adalah kunci utama.
Maksud Tuhan dan KemuliaanNya adalah tujuan/indikatornyanya. Sukses tidaknya
pengelolaan keuangan diukur dengan tercapai tidaknya tujuan Allah dan apakah cara-
48
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
cara pengelolaan itu memuliakan namaNya atau tidak. Semua dana harus dikelola
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melancarkan dan menjalankan
pekerjaan Tuhan dengan cara yang dapat dipertanggung-jawabkan. Dinegara seperti
USA, bahkan gereja juga secara periodik atau berkala harus di audit sistem
keuangannya oleh akuntan publik. Hal ini terutama berkenaan dengan fasilitas bebas
bayar pajak yang di berikan pemerintah kepada gereja. Pengelolaan keuangan gereja
yang sehat harus berdasar prinsip: “Sumber dari Tuhan harus di kelola oleh umat
Tuhan untuk mengerjakan dan mencapai maksud dan kemuliaan Tuhan.”
Pengelolaan keuangan gereja yang baik dan implementasi prinsip akuntabilitas
dapat dilihat pada beberapa praktek yang sehat (best practices) sebagai berikut:
a. Semua persembahan harus diterima dan dipertanggungjawabkan oleh sekurang-
kurangnya dua anggota gereja.
b. Catatan cermat harus di buat yang merinci jumlah semua sumber dan penggunaan
persembahan.
c. Seorang bendahara harus diangkat dari anggota untuk membuat pencatatan cermat
atas semua keuangan dan asset gereja. Bendahara menyimpan uang di tempat yang
aman untuk penggunaan masa depan
d. Persembahan yang diberikan untuk maksud tertentu harus digunakan hanya untuk
maksud tersebut.
e. Menyusun laporan keuangan secara secara periodik dan teratur dan
memungkinkan untuk diakses secara terbuka. Laporan keuangan tersebut meliputi
laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas pada seluruh badan, komisi, unit,
panitia, dan kelompok kategorial.
f. Pemeriksaan dan pengawasan keuangan oleh sebuah komisi atau badan verifikasi
g. Pembagian tugas secara tegas dan tertulis pada seluruh organ oraganisasi gereja
atau badan pekerja majelis.
h. Mengadakan rapat majelis untuk membahas atau mengevaluasi berbagai aktivitas
aktivitas.
i. Pelaksanaan kerja atau aktivitas berdasarkan anggaran tahunan.
Jika prinsip penatalayanan dan akuntabilitas di muka dapat dilaksanakan maka
gereja akan mempunyai dasar untuk menunjukkan tanggung jawab atas persembahan
yang dikelolahnya. Hal demikian akan membuat jemaat terbebas dari segala
prasangka tentang bagaimana keuangan dikelolah.
B. Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
1. Neraca/Laporan Posisi Keuangan
Tujuan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan aktiva bersih, serta informasi mengenai hubungan diantara unsure-
unsur tersebut pawa waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan
digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya,
dapat membantu anggota jemaat, anggota organisasai dan pihak-pihak lain untuk
menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan secara berkesinambungan
49
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
51
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dana yang diterima dimanfaatkan sesuai
tujuan masing-masing.
Pada organisasi gereja seluruh kebutuhan dana operasi diperoleh dari anggota
jemaatnya, walaupun beberapa gereja membentuk usaha-usaha yang memungkinkan
dapat menjadi sumber pendanaan. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian
arus kas sering sulit dilakukan. Kemampuan untuk mengukur kinerja berdasarkan
arus kas sebagain bagian dari laporan keuangan menjadi hal yang penting dalam
menyusun berbagai aktivitas.
Para pengguna laporan keuangan organisasi gereja tidak berbeda dengan
organisasi nirlaba yang lain maupun dengan oragnisasi bisnis. Pada dasarnya
pelaporan keuangan gereja dapat digunakan untuk menilai:
a. Pelayanan yang diberikan dan kemampuannya untuk terus-menerus dapat
melaksanakan pelayanan di tengah-tengah anggota jemaat.
b. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.
c. Aspek kinerja pengelola.
D. Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Gereja
Tujuan dari pelaporan keuangan organisasi gereja adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, disamping itu untuk
menunjukkan akuntabilitas organisasi terhadap sumber daya yang dikelola dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai bagaimana sumber-sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan;
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi gereja mendanai
aktivitasnya;
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan organisasi
gereja untuk mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi komitmennya;
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi gereja dan
perubahan di dalamnya;
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
organisasi gereja dari segi biaya, efisiensi dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan organisasi gereja juga memainkan peranan predektif dan
prospektif yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya
sumber daya yang diisyaratkan untuk aktivitas berkelanjutan, sumber daya yang dapat
dihasilkan oleh aktivitas berkelanjutan, dan resiko serta ketidakpastian. Laporan
keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakainya, seperti:
a. Mengidikasikan apakah sumber daya telah digunakan sesuai dengan anggaran
yang ditetapkan; dan
b. Mengidikasikan apakah sumber daya telah digunakan sesuai persyaratan, termasuk
batas-batas keuangan yang ditetapkan.
E. Metode Pencatatan
Secara konseptual penyelenggaran pembukuan terpadu dapat menggunakan
dasar kas (cash basis) atau dasar akrual (accrual basis). Dengan dasar kas pengaruh
52
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
transaksi diakui pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar, sedangkan dasar
akrual pengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat terjadinya.
Pada organisasi gereja penyelenggaraan pembukuan dilakukan dengan dasar kas
paling tidak dengan dua pertimbangan:
1. Penerapan sederhana karena organisasi mengakui kejadian atau transaksi pada saat
kas berubah.
2. Mudah dimengerti oleh orang yang tidak memiliki latar belang akuntansi.
3. Tetapi dengan semakin meningkatnya kegiatan dan kompleksitas transaksi yang
ada dalam gereja, maka pengunaan basis akrual dapat dipertimbangkan dengan
beberapa keuntungan.
4. Dapat memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu
yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban kas masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan.
5. Dapat menghubungkan secara tepat pendapatan dan biaya.
Kedua basis pencatatan tersebut memiliki masing-masing kelemahan sehingga
diperlukan penyesuaian sesuai karakteristik oragnsasi gereja. Metode tersebut dapat
berupa metode dasar kas yang dimodifikasi. Pencatatan dilakukan dengan dasar kas
namun pada akhir periode dilakukan penyesuaian terhadap transaksi atau perkiraan
tertentu.
F. Sistem Akuntansi Manual
Sistem akuntansi sederhana dengan pendekatan single entry (hanya mencatat
penerimaan dan pengeluaran) sebenarnya sudah cukup memadai untuk memberikan
informasi tentang aktivitas yang dilakukan dalam sebuah organisasi gereja. Namun
seiring perkembangan jemaat, maka untuk berbagai kepentingan internal organisasi
sistem sederhana tersebut jelas tidak memadai lagi. Sistem akuntansi harus teratur,
berstruktur, mudah dijalankan, dan memungkinkan untuk segera mendeteksi
kesalahan kalau hal terebut terjadi. Oleh karena itu, yang penting bukan hanya
hasilnya (laporannya) tetapi sistem, prosedur, dan teknik pemrosesan data yang
akhirnya akan mempengaruhi kualitas dan jenis informasi yang dihasilkan.
1. Perangkat Sistem
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan
keuangan atau iktisar-iktisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para
pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan. Agar laporan keuangan
menyajikan jumlah rupiah yang dapat dipercaya dan sah maka sebelum suatu jumlah
dicatat dalam suatu akun, jumlah tersebut harus diautorisasi atau disahkan oleh
pejabat berwenang untuk itu. Jadi, diperlukan sistem akuntansi yang merupakan
perangkat dan prosedur untuk mengumpulkan dan mencatat data keuangan,
mengorganisasi data, menyimpan data dan menyediakan data untuk penyusunan
laporan keuangan baik untuk pihak ekternal maupun internal.
53
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Penelitian ini dilakukan pada organisasi gereja yaitu Gereja Toraja. Gereja
Toraja Jemaat Biringkanaya Klasis Makassar dipilih sebagai obyek penelitian.
Pemilihan Jemaat Biringkanaya sebagai obyek penelitian karena jemaat tersebut
adalah jemaat yang memiliki jumlah anggota jemaat yang terbesar dalam lingkungan
Gereja Toraja. Disamping itu dipilih hanya satu jemaat karena pertimbangan
homogenitas lingkungan serta kecenderungan keseragaman sistem pelaporan
keuangan yang digunakan saat ini.
B. Metode Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan melalui observasi yang dilakukan untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam terhadap pengolahan data keuangan, prosedur
penyusunan laporan keuangan dan penggunaan sistem akuntansi dalam menghasilkan
laporan keuangan. Data sekunder dikumpulkan untuk memahami masalah yang
dihadapi gereja dalam menghasilkan laporan keuangan. Data sekunder yang
dikumpulkan berupa profil anggota jemaat, laporan keuangan, anggaran dan media
pembukuan yang digunakan dalam menghasilkan laporan.
C. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses melalui pengecekan,
penyesuaian serta diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan ruang lingkup, maksud
dan tujuan studi. Digunakan analisis deskriptif untuk menyusun pengembangan
sistem akuntansi manual berdasarkan karakteristik penyusunan laporan keuangan
pada organisasi gereja.
55
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
BENDAHARA: PERSIDANGAN
- Jemaat LAPORAN
Menyajikan BPM
- Kel. 1-16 KEUANGAN
WARGA JEMAAT
- Pembangunan
- Kel. Kateorial
- Panitia Insidentil (1)
(2) Menyajikan (4)
LAPORAN LAPORAN
VERIFIKASI KEUANGAN
AUDITAN
Verifikasi/Audit (3)
Menyusun
keuangan menjadi tidak efektif dan efisien dan mengakibatkan pelaporan keuangan
yang dihasilkan kurang memadai adalah:
1. Bendahara sebagai chief financial officer yang ditunjuk tidak memiliki
keahlian/kecakapan tentang keuangan. Tugas-tugas bendahara selain mengelolah
uang sesuai anggaran juga biasanya diberi tanggung jawab untuk
menyelenggarakan pencatatan termasuk menangani pengawasan keuangan,
menyusun dan mengevaluasi anggaran. Laporan yang dihasilkan bendaharan
dirancang sesuai pengetahuan yang dimiliki karena tidak adanya standar
pelaporan.
2. Penyusunan program kerja Gereja telah disusun berdasarkan konsep manajemen
strategik yang baik. Namun implementasi program belum berjalan dengan baik,
karena tidak disukung oleh sistem yang memadai.
3. Penyusunan anggaran tidak didasarkan program kerja yang telah disusun sehingga
menyulitkan dalam pelaksanaan program. Kesalahan perhitungan pada saat
perencanaan anggaran pada akhirnya menjadi beban kepada jemaat.
4. Mekanisme pengawasan dan pemeriksaan belum berjalan dengan baik. Kalau
dalam sebuah perusahaan tugas ini biasanya dilaksanakan oleh auditor internal
maka mekanisme pengawasan dan pemeriksaan dalam sebuah gereja biasanya
dilakukan oleh sebuah badan atau komisi yang bertugas untuk melaksanakan
verifikasi, pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan dan
pengelolaan harta milik gereja. Namun badan atau komisi tersebut tidak
seluruhnya memiliki keahlian/kecakapan tentang keuangan. Prosedur pengawasan
dan pemeriksaan sering dipahami sebagai proses untuk “mencari-cari” kesalahan.
Tidak adanya manual prosedur pengawasan dan pemeriksaan sebagai pedoman
kerja badan/komisi verifikasi mengakibatkan mengakibatkan pengawasan dan
pemeriksaan yang dilakukan tidak berjalan dengan baik.
5. Tidak adanya sistem akuntansi keuangan gereja yang tersdardisasi. Catatan-catatan
peristiwa keuangan yang tidak jelas. Tidak adanya prosedur penerimaan dan
pengeluaran uang. Tidak ada bukti penerimaan dan pengeluaran yang jelas
(kwitansi, nota, perintah bayar, voucher, dan lain-lain). Sistem akuntansi
seharusnya dirancang berdasarkan struktur pengendalian internal yang memadai
untuk menjamin bahwa asset jemaat dimanfaatkan dan dipertangungjawabkan
dengan baik. Sistem akuntasi dimaksudkan untuk mengidentifikasi, menganalisa,
dan menyajikan statement keuangan jemaat guna pertanggujawaban aktivitas
keuangan dan sumber informasi bagi pengambilan keputusan. Tidak memadainya
sistem akuntansi yang ada dapat menyebabkan:
a. Laporan keuangan bulanan maupun tahunan dibuat berdasarkan kemampuan
masing-masing bendahara, sehingga sulit menyajikan laporan keuangan kemaat
secara berkala.
b. Sebagian besar pengeluaran tidak didukung dengan bukti pendukung yang
memadai. Pengambilan dana dari bendahara (kwitansi) dianggap sebagai bukti
pertanggunjawaban.
57
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
dalam pelayanan. Dengan desain sistem ini diharapkan Gereja Toraja khususnya
Jemaat Biringkanaya dapat menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan
terintegrasi serta dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan yang
baik.
B. Saran
Untuk mengaplikasikan sistem akuntansi ini diharapkan organisasi gereja
khususnya pada Gereja Toraja Jemaat Biringkanaya mempersiapkan beberapa hal
antara lain:
1. Bersedia menerima perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan
manajemen keuangan organisasi gereja.
2. Mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang memungkinkan sistem dapat
diaplikasikan dengan baik.
3. Menerapkan secara konsisten dan terus-menerus dan kalau perlu melalukan
pengembangan sistem ke arah komputerisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua. Badan Penerbit FE
UGM. Yogyakarta
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Darmaputra, Eka. 1995. Etika Sederhana untuk Semua: Bisnis, Ekonomi, dan
Penatalayanan. Gunung Mulia. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,
Jakarta
Nainggolan, Pahala. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Para‟pak Jonatan. Paradigma Baru Manajemen Gerejawi. http://www.gerejatoraja
.com/ssaxxii.1.html diakses tanggal 27 Februari 2010
Pogo Sthepen. Manajemen Gereja Yang Sehat http://www.gpdiworld.us/node/419,
diakses tanggal 27 Februari 2010
Walz, Edgar. 2002. Bagaimana Mengelolah Gereja Anda?:Pedoman bagi Pendeta
dan Pengurus Awam. Terjemahan oleh S.M. Siahaan. Gunung Mulia. Jakarta
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data Pendekatan
Sistem. BPFE Yogyakarta
___________. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan keuangan. BPFE
Yogyakarta
Gerejaberswasembada.indonesian.globalreach.org/indonesian/images/S4241ID_L05
.pdf diakses tangga 27 Februari 2010
Syahir Mahmud6
ABSTRACT
The important factor that affecting machine artificial intelligent is the use of
soft computing in duplicating human brain which is works nicely for logical
reasoning rather than excat decision and mathematics calculation. Fuzzy logic
is one of soft computing tool, commonly used by engineer in the last years. The
implementation of fuzzy system has been replaced many convensional
technology not only in term of science but also in practical technics such as in
the area of control, pattern recognition, image processing, quantitative
analyzing, planning, prediction, smart robottics and software development. In
this research, a power system stabilizer has been developed based on fuzzy
logic concept. The stabilizer could improve system stability especially in steady
state condition. Result of the research shows that Fuzzy Logic Power System
Stabilizer (FLPSS) works more optimal than convensional stabilizer when it is
applied in the south Sulawesi interconneted system.
Keywords: fuzzy logic, stabilizer, interconneted system
I. PENDAHULUAN
Interkoneksi dibutuhkan karena sebagai bagian daripada penyaluran daya,
saluran transmisi juga berfungsi sebagai pool power plants dan load centre.
Interkoneksi saluran transmisi tersebut menguntungkan bila dipandang dari sisi
diversity of loads, ketersediaan daya terpasang pada pusat pembangkit dan biaya
bahan bakar bila ingin dicapai pembangkitan daya listrik dengan biaya minimum.
Namun demikian kemampuan kerja sistem interkoneksi mempunyai keterbatasan.
Terdapat beberapa faktor yang merupakan batasan kerja sistem interkoneksi,
diantaranya dikenal dengan sebutan power system stability atau stabilitas sistem
tenaga. Stabilitas sistem tenaga adalah sifat sistem tenaga yang memungkinkan sistem
tersebut bergerak serempak untuk memberikan reaksinya ketika terjadi gangguan
serta dapat kembali bekerja seperti keadaan semula pada saat gangguan telah hilang
atau sistem kembali normal.
Penelitian ini akan mengamati keadaan osilasi elektromekanik pada kondisi
dinamik generator yang terinterkoneksi ketika terjadi disturbansi kecil. Sinyal
ketidakstabilan akibat disturbansi tersebut merupakan osilasi yang mempengaruhi
mesin tunggal (single machine–local modes) ataupun juga pada beberapa mesin
(group of machines–interarea modes). Osilasi sistem dimaksud merupakan masalah
yang mendapat perhatian serius para peneliti dan praktisi pada beberapa dekade
terakhir.
6
Dosen DPK Kopertis Wil. IX Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya
Makassar
60
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
61
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
atau perubahan/osilasi yang besar akibat perubahan pada kecepatan rotor, sudut daya
dan transfer energi.
Analisis kestabilan keadaan tunak dan dinamik mempunyai ruang lingkup yang
tidak luas, hanya mencakup satu atau beberapa mesin saja. Sedangkan stabilitas
transient lebih umum ditelaah. Permasalahan stabilitas transient lebih lanjut dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu kestabilan ayunan pertama atau first-swing dan
kestabilan ayunan majemuk atau multi-swing. Kestabilan ayunan pertama didasarkan
pada model generator sederhana tanpa memasukkan sistem pengaturannya dan
periode waktu yang diselidiki adalah detik pertama setelah timbulnya gangguan. Bila
mesin pada sistem tetap berada pada keadaan serempak sebelum berakhirnya detik
pertama, maka dikatakan bahwa sistem tersebut stabil. Kestabilan ayunan majemuk
mencakup periode waktu analisis/telaah yang lebih lama dan karenanya harus
mempertimbangkan juga pengaruh sistem pengaturan generator terhadap perilaku
mesin di dalam periode waktu pengamatan tersebut.
B. Metode-Metode Kontrol Redaman
Pada bagian ini diperkenalkan secara ringkas kelebihan dan kekurangan
beberapa metode pengontrolan yang secara umum terbagi atas kontrol redaman
konvensional dan kontrol redaman modern.
1. Kontrol Redaman Konvensional
Lead-lag kontroler ataupun PID kontroler merupakan kontroler yang
dikembangkan berdasarkan teori kontrol konvensional seperti phase and gain margin,
root locus. Dalam aplikasinya, kontroler-kontroler tersebut dapat didesain off-line dan
telah dipergunakan pada tiga dekade terakhir sampai saat ini.
Metode phase and gain margin digunakan untuk mendesain kontroler yang
dapat menjaga kestabilan pada sistem tenaga dengan cara menentukan nilai phase and
gain tertentu sebagai acuan. Metode ini dapat digunakan untuk menjaga kestabilan
relatif sistem lup tertutup dari respon frekwensi sistem lup terbuka. Fungsi kontroler
adalah untuk mengatur kompensasi phase and gain sedangkan fungsi lead-lag adalah
untuk mendapatkan margin yang diharapkan. Namun demikian metode ini
mempunyai keterbatasan yaitu pada kondisi jika digunakan bersamaan pada local-
modes dan interarea-modes dimana diperlukan penetapan nilai phase and gain
margin melalui metode trial and error.
2. Kontrol Redaman Modern
Pengontrolan yang didasarkan pada teori modern diantaranya adalah Optimal
Controller, Adaptive Controller dan Pole Placement Controller. Uraian berikut
mengulas secara ringkas teori-teori modern.
3. Teori Kontrol Optimal
Tujuan utama kontrol optimal adalah untuk meminimalisir fungsi performans
indeks. Pada sistem non-linear fungsi performans indeks dinyatakan dalam state-
space equation atau persamaan ruang keadaan sebagai variabel linear seperti berikut:
62
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
J
1
20
x T Qx u T Ru .dt (1)
dimana Q dan R adalah matriks pembobotan, K adalah feedback gain dan P adalah
solusi dari matriks linear Riccati berikut ini AT + PA – PBR-1BTP + Q = 0.
Terdapat kesulitan-kesulitan dalam menentukan feedback gain diantaranya adalah
pada sistem tenaga yang besar tahapan perhitungan agar tercapai solusi yang optimal
menjadi semakin kompleks karena itu diperlukan teknik iterasi.
4. Teori Kontrol Adaptif
Kontroler yang parameternya dapat berubah sesuai performansi yang
diharapkan pada saat kondisi operasi berubah merupakan kontrol adaptif. Keadaan ini
tidak memerlukan model matematika eksak. Self tuning controller yaitu sebuah
kontrol adaptif digital yang dapat digunakan untuk merubah parameter-parameter
secara kontinyu berdasarkan kondisi real-time dipergunakan sebagai alat evaluasi.
Oleh karena itu peralatan kontrol tersebut memiliki kemampuan untuk menyelidiki
kondisi operasi dan menyesuaikan koefisien-koefisiennya agar tercapai performans
yang diharapkan. Hal ini menyebabkan aplikasi peralatan kontrol tersebut menjadi
sangat sulit, lagipula sejumlah variabel/parameter yang hendak dikomunikasikan
sepanjang jarak transmisi memerlukan waktu rambatan.
5. Fuzzy Logic Controller
Teori himpunan Fuzzy merupakan konsep matematika yang dicetuskan oleh
Prof. Lotfi L. Zadeh pada tahun 1965 yang telah membantu hubungan antara manusia
dan komputer. Sub-bab ini mengulas konsep dasar teori himpunan Fuzzy yang
mendasari design dan perhitungan Fuzzy Controller.
6. Definisi Himpunan Fuzzy
Andaikan U merupakan sekumpulan obyek yang secara umum ditulis {u}, baik
diskrit maupun kontinyu, maka U disebut semesta pembicaraan dan u
merepresentasikan anggota atau elemen dari himpunan U.
Sebuah himpunan Fuzzy F dalam semesta pembicaraan U didefinisikan oleh
fungsi keanggotaan F dengan tingkat keanggotaan pada interval [0 1]. Himpunan
Fuzzy dapat dilihat sebagai generalisasi dari konsep himpunan klasik atau crisp yang
fungsi keanggotaannya mempunyai dua nilai {0,1}. Dengan demikian himpunan
Fuzzy tersebut dapat direpresentasikan sebagai pasangan anggota atau elemen u
dengan derajat keanggotaannya. Himpunan Fuzzy F ditulis sebagai berikut F =
{(u,F(u))│u U}.
7. Operasi Matematika Himpunan Fuzzy
Misalkan A dan B adalah himpunan Fuzzy dalam semesta pembicaraan U
dengan fungsi keanggotaan μA dan μB masing-masingnya. Operasi himpunan union
atau gabungan, intersection atau irisan dan complement atau komplemen, cartesian-
product dan Fuzzy-relation dari himpunan Fuzzy didefinisikan sebagai berikut:
63
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
64
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Normalisasi deNormalisasi
Database
Normalisasi
Fuzzifikasi
FLPSS Database
deFuzzifikasi
deNormalisasi
Upss
Gambar 2. Diagram Tahapan Design FLPSS
Dalam hal ini sinyal input merupakan akselerasi electric-power yaitu berupa: 1)
deviasi kecepatan rotor ∆ω, serta 2) perubahan deviasi kecepatan rotor d∆ω.
Sedangkan sinyal kontrol output UPSS merupakan sinyal redaman yang akan dikirim
ke Voltage Reference Summing Junction seperti pada gambar berikut.
Vt
_ Exciter
Vref Efd
KA
+
_
UPSS
FLPSS
d
Gambar 3. Blok diagram Exciter dan FLPSS
Deviasi kecepatan rotor ∆ω, diklasifikasikan sebagai { negative big (w_nb); negative
medium (w_nm); negative small (w_ns); zero (w_z); positive small (w_ps); positive
medium (w_pm); positive big (w_pb) }. Sedangkan perubahan deviasi kecepatan
rotor d∆ω, menjadi { negative big (dw_nb); negative medium (dw_nm); negative
small (dw_ns); zero (dw_z); positive small (dw_ps); positive medium (dw_pm);
positive big (dw_pb) }. Sehingga output fuzzy controller diklasifikasikan menurut {
66
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
negative big (u_nb); negative medium (u_nm); negative small (u_ns); zero (u_z);
positive small (u_ps); positive medium (u_pm); positive big (u_pb) }.
Tabel 1. Rules Base Yang didesain
Deviasi Perubahan deviasi kecepatan rotor d∆ω
kecepatan
rotor ∆ω dw_nb dw_nm dw_ns dw_z dw_ps dw_pm dw_pb
w_nb u_nb u_nb u_nb u_nb u_nm u_ps u_z
w_nm u_nb u_nm u_nm u_nm u_ns u_z u_ps
w_ns u_nb u_nm u_ns u_ns u_z u_ps u_pm
w_z u_nb u_nm u_ns u_z u_ps u_pm u_pb
w_ps u_nm u_ns u_z u_ps u_ps u_pm u_pb
w_pm u_ns u_z u_ps u_pm u_pm u_pb u_pb
w_pb u_z u_ps u_pm u_pb u_pb u_pb u_pb
67
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
G1 G2
T1 T2
7 T3
8 G3
G4
9
T4
Sumber: PT. PLN (Persero) WIL. SULSEL & SULTRA AP2B Sistem SULSEL
C. Pengujian Pada Single-Generator
Pengujian dilakukan dengan membuat simulasi pada beberapa kondisi yang berbeda.
Asumsi yang digunakan adalah bahwa daya masukan konstan selama simulasi
dilakukan dan sudut mekanik rotor setiap mesin sinkron bertepatan dengan sudut
tegangan.
1. Kondisi Operasi Nominal
Fuzzy Logic Controller diaplikasikan pada pembangkit generator pada P= 0.7 pu.
dan Q=-0.1 pu. Sebuah disturbansi berupa penambahan kecepatan generator
sebesar 0.5%. Hasilnya tampak pada gambar berikut:
69
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
70
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
V. PENUTUP
A. Kesimpulanan
Kesimpulan yang bisa dihasilkan atas hasil analisis data dan pembahasan
sebelumnya adalah sebagai berilkut:
1. Sebuah stabilizer berdasarkan fuzzy logic theory telah berhasil dirancang yaitu
fuzzy logic power system stabilizer (FLPSS).
2. FLPSS tersebut merupakan kontroler yang dapat berfungsi untuk meredam osilasi
elektromekanik akibat disturbansi kecil pada sistem, misal perubahan kecepatan
rotor generator.
3. Tampak pada kurva-kurva hasil simulasi bahwa fuzzy logic power system
stabilizer dapat bekerja optimal yang tergambar dengan osilasi yang dapat diredam
oleh FLPSS. Dengan demikian FLPSS dapat menjaga sistem agar tetap stabil pada
kondisi steady state (steady state stability).
4. Melalui simulasi diketahui bahwa fuzzy logic power system stabilizer (FLPSS)
dapat diaplikasikan pada sistem interkoneksi Sulawesi Selatan.
71
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
B. Saran
1. Studi simulasi ini dapat dilakukan lebih luas dengan memperhitungkan seluruh
komponen sistem tenaga listrik Sulawesi Selatan secara lengkap serta dapat pula
memperhitungkan pertumbuhan sistem.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam pada jenis stabilitas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Francis H. Raven, 1995. Automatic Control Engineering. Penerbit McGraw-Hill
International Edition, Singapore.
Imam Robandi, 2006. Desain Sistem Tenaga Modern, Optimisasi, Logika Fuzzy &
Algoritma Genetika. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Katsuhiko Ogata, 1985, alih bahasa Ir. Edi Laksono. Teknik Kontrol Automatik
(Sistem Pengaturan). Jilid 1, Penerbit ERLANGGA.
Katsuhiko Ogata, 1985, alih bahasa Ir. Edi Laksono. Teknik Kontrol Automatik
(Sistem Pengaturan). Jilid 2, Penerbit ERLANGGA.
Lanny W. Pandjaitan, 2007. Dasar-Dasar Komputasi Cerdas. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Michael I. Callanan, 2005. Electrical Systems. Penerbit American Technical
Publisher, Inc. USA.
Muhammad Arhami, 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Muhammad Arhami & Anita Desiani, 2005. Pemrograman MATLAB. Penerbit
ANDI, Yogyakarta.
Robert H. Miller dan James H. Malinowski, 1994. Power System Operation. Penerbit
McGraw-Hill Co. Singapore.
Stanley M. Shinners, 1998. Advanced Modern Control System Theory and Design.
Penerbit John Wiley & Sons, Inc.USA.
William D. Stanley, 2005. Technical Analysis and Applications with MATLAB.
Penerbit Thomson Learning, Inc. Canada.
William D. Stevenson, Jr., 1990, alih bahasa Ir. Kamal Idris. Analisis Sistem Tenaga
Listrik. Penerbit ERLANGGA.
Zuhal, 1988. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Penerbit PT.
Gramedia, Jakarta.
72
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
Umum:
1. Kertas : HVS kwarto (21.5 x 28,5 cm)
2. Margin : Kiri 4 cm
Atas, bawah dan kanan 3 cm
3. Huruf : Times New Roman, 12 pt, hitam, 2 spasi
4. No. hlm : Kanan bawah
5. Format : Microsoft Word 2003
6. Bahasa : Abstrak dan isi menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
Istilah/kata dalam bahasa asing/daerah yang disisipkan dalam kalimat
harus dicetak miring.
7. Sistematika : Abstrak; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka/Kerangka Teori; Metode; Hasil
dan Pembahasan; Kesimpulan.
Isi Artikel/Naskah:
1. Jumlah halaman naskah 10 - 20 halaman (termasuk gambar & tabel).
2. Penulisan paragraf/alinea baru 6 pt (awal paragraf menjorok ke dalam).
3. Naskah dikirim dalam bentuk cetakan (hard copy) sebanyak 1 eksemplar dan bentuk
rekaman (soft copy) CD atau disket.
4. Judul ditulis maksimal 15 kata (pilih kata dan istilah yang padat makna, kata kunci, dan
menggambarkan keseluruhan isi naskah). Ditulis dengan huruf times new roman, huruf
tebal kapital, 12 pt, tengah.
5. Nama Penulis ditulis di bawah judul dengan huruf times new roman, huruf tebal kapital
dan kecil, 11 pt, tengah diberi tanda bintang. Nama lembaga/institusi asal pengarang/
penulis diletakkan pada catatan kaki pada halaman yang sama dengan nama penulis,
ditulis dengan huruf times new roman kapital dan kecil, 10 pt cetak miring.
6. Abstrak disajikan dalam maksimal dua paragraf/alinea dengan menggunakan tidak lebih
dari 200 kata. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris. Abstrak berisi
tentang masalah pokok dan alasan dilakukannya penelitian, tujuan yang ingin dicapai,
metode yang digunakan serta inti hasil penelitian dan kesimpulan penting yang diperoleh.
7. Kata kunci terdiri atas maksimal sembilan kata atau tidak melebihi satu baris. Kata kunci
adalah adalah kata-kata yang menjadi ciri pengenal artikel yang bersangkutan.
8. Artikel/naskah lengkap memuat:
PENDAHULUAN yang mengantar pembaca secara langsung pada inti latar belakang
masalah dengan membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas serta tujuannya;
TINJAUAN PUSTAKA yang menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang
menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian dilaksanakan. Kajian pustaka adalah
yang relevan dengan penelitian.
METODE memuat alat dan/atau cara yang digunakan serta bagaimana persoalan
tersebut diteliti Tulislah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan urutan penggunaannya;
HASIL DAN PEMBAHASAN mengemukakan data dan informasi yang ditemukan,
analisis data dan penafsiran serta penjelasan sintesisnya. Data pendukung yang berbentuk
73
Jurnal Pengembangan Wilayah dan Masyarakat, Volume 10, No. 2 Januari-Juni 2011
tabel, grafik, gambar dan lain-lain disertakan seperlunya untuk memperjelas dan
mempersingkat uraian yang harus disajikan.
KESIMPULAN termasuk saran disampaikan sesuai dengan hasil yang diperoleh peneliti
dan ditulis secara singkat dan padat dalam 3 sampai dengan 5 kalimat per paragraf/alinea
dan paling banyak lima paragraf/alinea;
9. Judul tabel (times new roman, tengah & 10 pt) diberi nomor urut dan ditulis di atas tabel.
10. Judul gambar (times new roman, tengah, & 10 pt) diberi nomor urut dan ditulis di bawah
gambar.
11. Sumber dari gambar dan tabel harus dicantumkan, apabila bukan merupakan hasil karya
penulis sendiri.
12. Isi artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan artikel yang dimuat tidak
mencerminkan pendapat Redaksi maupun LPPM Universitas Atma Jaya Makassar.
Daftar Pustaka:
Gunakan sistem nama (nama famili/belakang di tempatkan di depan dengan urutan abjad
nama pengarang), tahun, judul tulisan/buku, nama jurnal/majalah ilmiah dan nomor, kota dan
penerbit.
Lampiran:
Biografi Penulis dicantumkan lengkap pada lampiran naskah yang berisi: nama lengkap
(beserta gelar akademik), tempat dan tanggal lahir, alamat, no. telp., no. fax, alamat e-mail,
instansi asal, riwayat pendidikan dan/atau jabatan saat ini.
Alamat Redaksi:
LPPM
Universitas Atma Jaya Makassar
Kampus Tanjung Bunga
Jl. Tanjung Alang No. 23, Makassar, 90224, Indonesia
Telepon : (0411) 871038, 871733
Faksimil : (0411) 870 294
Website : www.uajm.ac.id
E-mail : lemlit@uajm.ac.id
74