2. Mapel/Kelas : PAI / G1 3. Judul Modul : STRUKTUR KEILMUAN PAI 4. Kegiatan Belajar : ILMU DALAM ISLAM (KB 1)
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1. Hakikat Ilmu dalam Islam a. Pengertian ilmu -dari bahasa Arab ‘alima, ya’lamu,‘ilman yang berarti mengerti atau memahami benar-benar. -dalam bahasa Inggris, istilah ilmu berasal dari kata science, yang berasal dari Bahasa Latin scienta dari bentuk kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahui. -Secara istilah ilmu adalah rangkaian aktivitas rasional yang dilaksanakan dengan prosedur ilmiah dan metodologi tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. -menurut al-Ghazali adalah bentuk kata yang ambiguis (musytarak: mempunyai banyak arti) yang meliputi penglihatan dan perasaan. -ilmu mencakup alam kasat mata (‘alam al-mulki wa al-syahâdah) dan alam metafisika (‘alam al-malakût wa al-jabarût). b. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan -Menurut Jujun S. Suriasumantri pengetahuan merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek tertentu, termasuk di dalamnya ilmu. -ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya, seperti seni dan agama Peta Konsep (Beberapa istilah -ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam 1 dan definisi) di modul bidang lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama menjelajah daerah studi yang bersifat transendental yang berada di luar pengalaman manusia. -pengetahuan lebih luas tetapi ilmu lebih utama. Bisa dikatakan bahwa semulia-mulianya pengetahuan adalah ilmu. -ilmu membentuk intelegensia, yang melahirkannya skill atau keterampilan yang bisa untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan yang kemudian melahirkan tingkah laku kehidupan manusia. c. Hakikat Ilmu Pengetahuan -Seluruh jenis pengetahuan makhluk adalah setitik air dari samudera pengetahuan Allah. -al-Ghazali menjelaskan tentang tiga dimensi : pengenalan (ma'rifah) manusia kepada Allah dari sudut perbuatan-Nya (al-af'al), sifat (al-sifat) dan dzat-Nya (al-dzat), ia mengatakan bahwa seluruh pengetahuan manusia (dalam bentuk science) itu diambil dari samudera al-af'al.
2. Sumber Ilmu dalam Islam
a. Perdebatan Sumber Ilmu -secara epistemologi modern, sumber pengetahuan dibedakan menjadi empat : empiris, rasionalitas, intuisi dan otoritas. -Jujun mengatakan ada dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar : mendasarkan pada rasio (rasionalisme) dan mendasarkannya pada pengalaman (empirisme). - A. C. Ewing mengatakan bahwa ada dua jenis teori tentang pengetahuan yaitu a priori dan empirikal. -dari 2 pendapat tersebut melahirkan dua aliran besar dalam epistemologi yaitu rasionalisme dan empirisme. - dalam Islam pengetahuan empiris, rasional, intuitif dan otoritatif diabsahkan sebagai sumber pengetahuan. -kemudian dikaji filosof muslim seperti al-Farabi, Ibnu Sina dan al-Ghazali yang berkaitan dengan sumber-sumber pengetahuan dalam bingkai pengetahuan empiris, rasional, dan intuitif.
b. Ragam Sumber Pengetahuan
1) Pengetahuan Empiris -yaitu pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman indrawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman dengan cara induksi. -Jhon lock, bapak empiris Britana dalam teori tabula rasa (sejenis buku catatan kosong). Maksudnya bahwa manusia pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan. -David Hume (tokoh empirisme) mengatakan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. -teori empirisme menjadikan pengalaman inderawi sebagai sumber pengetahuan. Sesuatu yang tidak diamati dengan indera bukanlah pengetahuan yang benar. -Al-Ghazali membagi alam dalam dua kategori besar yaitu alam al-mulki wa al syahâdah (semesta) dan alam al-malakût wal-Jabarût (metafisika). dan obyek pengetahuan empirisnya adalah alam semesta. -Menurut al-Farabi, Ibnu Sina dan al-Ghazali pengetahuan empiris merupakan hasil dari aktivitas jiwa sensitif (al-nafs al-hayawâniyah) yang dalam batas-batas tertentu juga dimiliki oleh binatang Jiwa sensitif selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu: daya tangkap dari luar (persepsi dan daya tangkap dari dalam otak. yang mencerap informasi empiris itu sesungguhnya bukanlah organ fisik akan tetapi jiwa sensitif. -Informasi dari indera selanjutnya dikirim ke daya tangkap dari dalam yang terdiri atas lima bagian yaitu: al-hish al-musytarak (common sense), al khayâliyyah, al-wahmiyyah (representasi), al-dzâkirah (estimasi), dan al-mutakahayyilah(interpretasi). -al-Ghazali menyebutnya sebagai daya jasmani (qiwâ jasmaniyyah) yang bekerja secara reflektif alami. 2) Pengetahuan Rasional -Descartes, bapak rasionalisme continental, menemukan kebenaran yang tidak dapat diragukan yang darinya memakai metode dedukatif dapat disimpulkan semua pengetahuan seseorang. Ia yakin bahwa semua kebenaran itu ada dan bahwa kebenaran-kebenaran tersebut dikenal dengan cahaya yang terang dari akal budi sebagai hal-hal yang tidak dapat diragukan. -Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indera, mengolahnya dan menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Dan pengetahuan tanpa melalui indera, yaitu pengetahuan yang bersifat abstrak. -aliran Rasionalisme, pengetahuan hanya dapat ditemukan dalam dan dengan bantuan akal (rasio). -logika silogisme menjadi sangat penting dalam menggunakan metode ini. -Dalam Misykah al-Anwâr, al-Ghazali: menjelaskan proses pencapaian pengetahuan ada lima tahapan. 1. Dua pengetahuan empiris yaitu al-rûh al-hisâs dan al-khayâliy, 2. tiga bagian dari jiwa rasional adalah al-rûh al-aqliy,al-rûh al-fikriy dan al-rûh al-qudsiy al-nabawiy (pengetahuan intuitif). -Daya rasional (al-rûh al-aqliy) adalah substansi manusia yang hanya ada pada manusia dewasa. -al-Ghazali membagi jiwa rasional itu kedalam dua bagian besar yaitu: akal praktis (al-'amilah) dan akal teoritis (al-'âlimah) -akal praktis berfungsi untuk menggerakkan tubuh melalui daya jiwa sensitif (al-rûh al-hayawâniyyah) sesuai tuntutan pengetahuan yang telah dicapai oleh akal teoritis dan akal teoritis (al-'âlimah). -al-Ghazali akal praktis ini harus mampu menguasai daya-daya yang ada di bawahnya untuk mencapai akhlak mulia. -Jika akal praktis berfungsi untuk menyempurnakan penampilan lahir manusia maka akal teoritis lebih berfungsi untuk menyempurnakan substansinya yang bersifat immaterial dan ghaib. -empat tingkatan evolutif akal teoritis a. Al-'Aql al-Hayulaniy (Akal Material). akal masih berupa potensi b. Al-'Aql bi al-Malakah (Akal Habitual) disebut gharîzah al-'aql (insting akal). c. Al-'Aql bi al-Fi'il (Akal Aktual). kegiatan bersama antara akal dan al mutakhayyilah (menyusun dan atau memisahkan pengetahuan diambil kesimpulannya oleh akal) d. Al-Aql al-Mustafâd (Akal Perolehan) pengetahuan secara aktual dan menyadari kesadarannya secara faktual. akal hanya bersifat pasif,pengetahuan itu telah hadir dengan sendirinya tanpa berfikir. disebut dengan al-aql al-qudsiy(akal suci) Dalam Mi'yâr al-'Ilm al-Ghazali menyatakan Akal Aktif adalah malaikat yang bertugas untuk memberi pengetahuan kepada manusia. 3) Pengetahuan Intuitif (Ladunni) -tingkat ini akal pasif menerima pengetahuan langsung dari Akal Aktif tanpa melalui proses belajar. -Dalam Misykât al-Anwâr dinamakan al-rûh al quds al-nabawiy yang menempati puncak dari kebenderangan dan kejernihan yang bertugas untuk menyulut daya-daya (ruh) dibawahnya. -dalam ajaran Islam, kualitas pengetahuan intuitif itu lebih utama jika dibanding dengan pengetahuan rasional. -Intuisi di Barat merupakan bentuk perkembangan lebih lanjut dari intelektual dan masih dalam kawasan rasional (Iqbal mengatakan: "In fact, intuition, as Bergson rightly says, is only a higher kind of intellect." (intuisi sebagaimana dimaksud oleh Bergson, hanyalah salah satu jenis kemampuan nalar tinggi) -sedangkan wacana Islam, intuisi merupakan bentuk pencapaian ilmu hudluriy yang didapatkan seseorang dengan cara pasif baik itu secara langsung dari Allah atau melalui perantara (malaikat (Akal Aktif), Lauh Mahfuzh (Jiwa Universal) al-Qalam atau Nur Muhammad (Akal Universal)) 3. Klasifikasi Ilmu dalam Khazanah Intelektual Islam. -Aristoteles membagi ilmu menjadi dua bagian : 1. ilmu teoretis (ilmu pengetahuan) terbagi tiga bagian: 1. ilmu metafisika/ filsafat/ ketuhanan (teologi) yaitu jenis ilmu yang membahas tentang wujud mutlak. 2. ilmu matematika, yakni pembahasan tentang wujud dari sudut ia adalah ukuran dan jumlah 3. 3) ilmu fisika, yakni pembahasan tentang wujud dari perspektif yang dapat diindera dan bergerak. 2. Kedua, ilmu praktis. Tujuannya adalah pengetahuan untuk mengatur perbuatan manusia. dibagi menjadi empat : 1. ilmu akhlak 2. ilmu pengaturan rumah 3. ilmu politik 4. ilmu seni dan puisi. -Model klasifikasi ilmu Aristoteles ini kemudian banyak diadopsi dan dikembangkan oleh para ilmuwan muslim a. Klasifikasi Ilmu Al-Farabi 1. ilmu agama : kalam, fiqh, kaidah bahasa arab 2. ilmu filsafat : toeritis a. metafisika : Ontologi, Wujud Non Fisik dan tidak dalam Fisik, dan Prinsip-Prinsip Demonstrasi b. matematika : Bilangan, Geometri, Optik, Astronomi, Musik, Ukuran dan Mekanika c. Fisika : Fisika Dasar, Benda Fisik Sederhana, Kejadian dan Kehancuran, Benda fisik dari Unsur-unsur, Aksiden dan Pengaruhnya, Minerologi, Botani, Zoologi: Hewan dan manusia d. ilmu alat : 1. Logika : Kategori, Hermeneutika, Qiyas, Demonstrasi, Topika, Sofistika, Retorika, Puitik 2. Bahasa : Kata Tunggal, Kata Tersusun, Kaidah Kata Tunggal, Kaidah Kata Tersusun,Memperbaiki Tulisan, Memperbaiki Bacaan, dan Menyusun Syair 3. Praktis : Politik dan Etika b. Klasifikasi Ilmu Ikhwan Al-Shafa ilmu : a. Adab : Syariat: pengetahuan yang didapat melalui jiwa dan akal secara mendalam b. Syariat : Pengetahuan yang mulia (Pengetahuan yang diserahkan kepada para Nabi berupa wahyu) c. Filsafat : matematika Logika Fisika Metafisika (ilahiyyah) c. Klasifikasi Ilmu Ibnu Sina 1. ilmu hikmah : a. Ilmu Teoritis Murni : 1. Fisika 2. Matematika 3. Ketuhanan : -Pengamatan tentang pengetahuan pengertian umum semua maujudat, -pengamatan tentang pokok-pokok dan dasar-dasar seperti ilmu fisika, matematika, dan logika -pengamatan tentang penetapan adanya Yang Maha Benar (al Haq) pertama dan pengesaanNya -pengamatan tentang penetapan inti-inti kerohanian (malaikat) -pengamatan tentang pendayagunaan inti-inti dari benda-benda langit dan bumi terhadap inti-inti kerohanian tersebut -Pengetahuan tentang cara turunnya wahyu -Pengetahuan pertemuan diakhirat (al ma’ad), yakni membahas tentang keadaan hari berbangkit seperti kebahagiaan dan kesengsaraan rohani yang dapat diketahui melalui akal dan kebahagiaan dan kesengsaraan rohani yang dapat diketahui melalui syara’. b. Ilmu Praktis : 1. Ilmu Akhlak 2. Ilmu Pengurusan Rumah 3. Ilmu Politik d. Klasifikasi Ilmu Ibnu Haytham 1. Al Hikmah : a. Teori : -matematika : Geometri, Aritmatika, Music, astronomi : Geodesi, Akunting, Algebra, Faraid, Optik, Timbangan, Geometric, Mesin, Timbangan, Geometric, Mesin -Ilmu Alam : Yang bersifat fisik, objek yang nampak yang mampu diketahui melalui indra -Metafisika : Sifat alam Sifat Manusia Ketuhanan b. Praktik : -Individu : kesehatan Moral/Akhlak -kelompok : Administrasi pemerintahan Politik Hukum Hukuman e. Klasifikasi Ilmu Al Ghazali 1. Ilmu : a. Fardhu ‘Ain yang berkenaan dengan I’tiqad, Amal, larangan: -Mukasyafah (esoterik) : makna kenabian, makna wahyu, malaikat, mizan, sirat, permusuhan setan dengan malaikat, dst: Kasyf b. Fardhu Kifayah yang dipelajari secukupnya : -ilmu agama : usul (pokok) furu’ (cabang) muqaddimah (prasarana) mutammimah (pelengkap) : ilmu tafsir, hadith, fiqh, usul al fiqh, dll : berkenaan dengan industri, seperti pertanian, tekstil, desain busana -non agama : yang berasal dari hasil penalaran akal manusia, pengalaman dan percobaan : kedokteran, aritmatika, politik, logika, bahasa f. Klasifikasi Ilmu Ibn Khaldun 1. Naqliyah (berdasarkan otoritas atau ilmu tradisional) -hikmah dan falsafah : al quran dan ilmu Al quran, tafsir, hadis dan ilmu hadis, ilmu hukum, ushul fiqh, dan fiqh teologi, ilmu tasawuf dan bahasa. 2. Aqliyah (berdasarkan akal atau dalil) -logika, ilmu alam, metafisika, Matematika : logika, fisika, kedokteran, pertanian, ilmu sihir, ilmu ghaib, kimia, kuantitas (ukur, banding, ruang), musik, ilmu hitungan (matematika), astronomi g. Klasifikasi Ilmu Konferensi Internasional Islamabad 1. ilmu tentang yang abadi : Al Quran, Hadis/ sunnah Nabi, Sirah (biografi) Nabi, para sahabat dan tabi’in, keesaan Allah (tauhid), prinsip ilmu hukum, bahasa arab Al quran, ilmu tambahan metafisika Islam, perbandingan agama, dan kebudayaan Islam. 2. ilmu perolehan : -Seni Imajinatif: seni arsitektur dan seni-seni Islam lainnya, bahasa dan sastra -Ilmu intelektual: ilmu-ilmu sosial (teoritis), filsafat, pendidikan, ekonomi, politik, sejarah, kebudayaan muslim, teoriteori Islam tentang politik, ekonomi, sosial, ilmu budaya, soiologi, linguistik, psikologi, antropologi -Ilmu fisika (teoritis): filsafat ilmu pengetahuan, fisika, matematika, statistic, kimia, ilmu biologi, astronomi, ilmu-ilmu tentang angkasa luar -Ilmu terapan: rekayasa dan teknologi (sipil dan mesin), ilmu kedokteran, ilmu pertanian, dan kehutanan -Ilmu praktis: perdagangan, ilmu administrasi, administrasi bisnis, administrasi Negara, ilmu-ilmu perpustakaan, ekonomi rumah tangga, ilmu-ilmu komunikasi h. Klasifikasi Ilmu Kuntowijoyo 1. Kawniyah : ilmu alam, nomothetic 2. Qauliyyah: ilmu Al quran, theological 3. Nafsiyah: ilmu kemanusiaan, hermeneutical i. Klasifikasi Ilmu Amin Abdullah 1. Al Quran dan Sunnah 2. Ilmu Ushuluddin : kalam, falsafat, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan Lughah 3. pengetahuan teoritik : ociology, Hermeneutics, Philology, Semiotics, Ethics, Phenomenology, Psychology, Philosophy, History, Antrophology, dan Archeology 4. Pengetahuan aplikatif : su-isu Religious Pluralism, Sciences and Technology, Economics, Human Rights, Politics/Civil Society, Cultural Studies, Gender Issues, Environmental Issues, dan Internastional Law j. Klasifikasi Ilmu Imam Suprayogo 1. fardhu Ain : a. akar :B. Indonesia, B. Arab, B. Inggris, Filsafat, Ilmu Alam, Ilmu Sosial dan Pancasila b. batang : Kajian yang bersumber pada Al Quran dan Hadist 2. Fardlu Kifayah : a. Dahan, ranting dan daun : jenis fakultas yang dipilih b. buah : bangunan ilmu yang integratif antara ilmu umum dan agama yaitu iman amal sholeh dan akhlakul karimah
1. perbedaan ilmu dan pengetahuan
2. pengertian pengetahuan empiris yang pendapat ahli yang menyampaikannya sehingga belum bisa memahami secara jelas Daftar materi bidang studi yang 2 3. banyaknya klasifikasi pembagian ilmu dalam Khazanah sulit dipahami pada modul intelektual Islam yang belum dikuasai 1. Pengetahuan intuitif (ladunni) yang berbeda pengertian dan pendapat sehingga bisa menimbulkan pro kontran dan bahkan Daftar materi yang sering ada pihak tertentu yang menguasai ilmu tersebut tanpa 3 mengalami miskonsepsi dalam kebenaran yang pasti. pembelajaran 2. empat tingkatan evolutif akal teoritis yang hampir mempunyai pengertian hampir mirip sehingga memerlukan ketelitian dalam memahaminya