Anda di halaman 1dari 14

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis Wilayah Kemantren Mergangsan

Kemantren Mergangsan adalah salah satu dari 14 kecamatan yang ada di

sisi selatan Kota Yogyakarta. Wilayah Kemantren Mergangsan memiliki luas

2,31 km2. Berada di wilayah perkotaan menjadikan Kemantren Mergangsan

sebagai wilayah yang padat penduduk, sebagian wilayahnya digunakan

sebagai perkantoran dan kegiatan usaha. Batas-batas Kemantren Mergangsan

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Kecamatan Pakualaman

2. Sebelah timur : Kecamatan Umbulharjo

3. Sebelah selatan : Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

4. Sebelah barat : Kecamatan Mantrijeron dan Gondokusuman

Kemantren Mergangsan terdiri dari 3 Kalurahan, 17 Rukun Kampung,

60 RW dan 214 RT.

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Kemantren Mergangsan

KALURAHAN KAMPUNG RW RT

Brontokusuman 6 23 84

Keparakan 4 13 58

Wirogunan 7 24 77
(sumber: mergangsankec.jogjakota.go.id)

Kalurahan Brontokusuman terdiri dari 6 kampung, sebagai berikut:

1. Timuran

2. Brontokusuman

3. Prawirotaman

4. Karangkajen

5. Lowanu

6. Karanganyar

Kalurahan Keparakan terdiri dari 4 kampung, sebagai berikut:

1. Keparakan kidul

2. Keparakan lor

3. Dipowinatan

4. Pujokusuman

Kalurahan wirogunan terdiri dari 7 kampung, sebagai berikut:

1. Bintaran

2. Surokarsan

3. Wirogunan

4. Joyonegaran

5. Mergangsan lor
6. Mergangsan kidul

7. Nyutran

Gambar 2.1

Peta Wilayah Kemantren Mergangsan

(sumber: mergangsankec.jogjakota.go.id)

B. Visi dan Misi Kemantren Mergangsan

Dalam rangka mendukung terwujudnya pelayanan publik yang prima,

Kemantren Mergangsan mendukung visi misi Walikota Yogyakarta sebagai

berikut:

a. Visi
Visi pembangunan Kota Yogyakarta masa 2017-2022 dari Walikota

terpilih adalah “Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai kota nyaman

huni dan pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk

keberdayaan masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan”.

b. Misi

Berdasarkan visi, misi, dan tugas fungsi pelayanan, maka Perangkat

Daerah Kemantren Mergangsan mempunyai peran dalam mewujudkan

visi di atas dengan misi “Meningkatkan kesejahteraan dan

keberdayaan masyarakat”.

C. Kondisi Demografi Wilayah Kemantren Mergangsan

Jumlah penduduk di suatu wilayah sangat dipengaruhi dengan faktor

kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Dilihat dari data

Dinas Dukcapil Kota Yogyakarta tahun 2021, penduduk Kemantren

Mergangsan adalah 31.875 jiwa, jumlah laki-laki 15.431 jiwa dan perempuan

16.444 jiwa. Apabila dilihat berdasar data kelurahan, Kelurahan Wirogunan

memiliki jumlah penduduk lebih banyak yaitu 11.272 jiwa dengan laki-laki

5.117 jiwa dan perempuan 5.755 jiwa. Penduduk Kelurahan Brontokusuman

berjumlah 10.848 jiwa, dengan penduduk laki-laki 5.218 jiwa dan perempuan

5.632 jiwa. Kelurahan Keparakan penduduknya sejumlah 9.755 jiwa dengan

laki-laki berjumlah 4.698 jiwa dan perempuan 5.057 jiwa.


Tabel 2.2

Jumlah Penduduk di Kemantren Mergangsan Berdasarkan Persentase

Penduduk, Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Menurut

Kelurahan Tahun 2021

Kelurahan Penduduk Persentase Rasio Jenis Kepadatan

Penduduk Kelamin Penduduk

Brontokusuman 10.848 34,03 92,61 11.664,52

Keparakan 9.755 30,61 92,90 18.405,66

Wirogunan 11.272 35,36 95,86 13.261,18

Mergangsan 31.875 100,00 93,84 13.798,70

(sumber: Data Statistik Kependudukan Biro Tata Pemerintahan Setda Kota

Yogyakarta 2021)

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kemantren Mergangsan Tahun 2021

Kelompok Laki-laki Perempuan Total

Umur (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

0 - 14 3.253 3.075 6.328

15 - 64 10.960 11.697 22.657

65+ 1.218 1.672 2.890

Mergangsan 15.431 16.444 31.875


(sumber: Badan Pusat Statistik, Sesnsus Penduduk 2020)

Berdasarkan tabel 2.3 jumlah penduduk dengan rentang umur 15

hingga 64 tahun menjadi jumlah terbanyak yaitu 22.657 jiwa pada tahun

2021 di Kemantren Mergangsan.

D. Struktur Organisasi Kemantren Mergangsan

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 38 Tahun 2023

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja

Kemantren dan Kalurahan. Kemantren Mergangsan merupakan unsur

pelaksana penyelenggaraan pemerintahan umum daerah dengan susunan

organisasi sebagai berikut:

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta


(sumber: mergangsankec.jogjakarta.go.id)

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 38 Tahun 2023

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja

Kemantren dan Kalurahan. Kemantren Mergangsan merupakan unsur

pelaksana penyelenggaraan pemerintahan umum daerah yang memiliki tugas

pokok mengoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan umum,

ketenteraman dan ketertiban umum, perekonomian dan penmbangunan,

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan melaksanakan penugasan

urusan keistimewaan pada tingkat kemantren.

Kemantren Mergangsan memiliki fungsi yang diatur dalam Peraturan

Walikota Nomor 38 Tahun 2023 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kemantren dan Kalurahan sebagai berikut:

a. Pengoordinasian perencanaan penyelenggaraan pemerintahan umum,

ketenteraman dan ketertiban umum, perekonomian dan pembangunan,

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan melaksanakan penugasan

urusan keistimewaan pada tingkat kemantren;

b. Pengoordinasian tugas dan fungsi unsur organisasi kemantren;

c. Penyelenggaraan kegiatan ketenteraman dan ketertiban di tingkat

kemantren;

d. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan umum di tingkat kemantren;

e. Penyelenggaraan kegiatan ekonomi dan pembangunan di tingkat

kemantren;
f. Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat di

tingkat kemantren;

g. Penyelenggaraan pembinaan teknis kelembagaan pemberdayaan

masyarakat di tingkat kemantren;

h. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan umum di tingkat kemantren;

i. Penerbitan dokumen perizinandan/atau dokumen non perizinan sesuai

kewenangan kemantren;

j. Fasilitasi kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh instansi pemerintah

di tingkat kemantren;

k. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan

kalurahan;

l. Pengoordinasian pelaksanaan penugasan keistimewaan di tingkat

kemantren;

m. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan kesekretariatan di tingkat

kemantren;

n. Pengoordinasian penyelenggaraan pengelolaan kearsipan dan

perpustakaan kemantren;

o. Pengoordinasian pelaksanaan reformasi birokrasi,sistem pengendalian

internal pemerintah, zona integritas, ketatalaksanaan, dan budaya

pemerintahan kemantren;

p. Pengoordinasian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan;


q. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

tugas kemantren.

E. Profil UMKM di Kemantren Mergangsan

Kemantren Mergangsan merupakan penyangga dari pusat Kota

Yogyakarta yang mempunyai daya tarik yang dapat dijelajahi oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara. Berbicara tentang heritage, kerajinan rakyat,

perkampungan khas jogja, kampung wisata jogja maka Kemantren

Mergangsan merupakan pilihan yang cocok untuk dikunjungi. Heritage yang

terdapat di Kemantren Mergangsan terletak di wilayah Bintaran, Jalan

Tamansiswa, Brontokusuman, Pujokusuman dan Dipowinatan.

Selain mempunyai pesona heritage, Kemantren Mergangsan dikenal

sebagai kawasan yang kaya akan UMKM. Lebih dari 2000 UMKM terdapat

di wilayah Kemantren Mergangsan. Salah satu UMKM binaan yang telah

memiliki eksistensi adalah Eco.J Ecoprint Jogja yang berada di Kampung

Karangkajen, Kalurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan.

Ecoprint yang berasal dari kata eco berarti ekosistem lingkungan hayati

dan print yang berarti cetak. Ecoprint merupakan seni dengan menggunakan

sistem menjiplak dedaunan dan merebusnya. Sistem yang hampir sama

dengan proses pembatikan, maka disebut juga dengan batik ecoprint. Batik

ecoprint hasilnya lebih kontemporer dibanding dengan batik yang digambar


ataupun dicetak. Hasil akhir yang diciptakan lebih ramah lingkungan karena

kain yang digunakan tidak menimbulkan pencemaran.

Gambar 2.3

Batik Eco.J Ecoprint Jogja

(sumber: atmago.com)

Berdirinya Eco.J berawal dari taman baca masyarakat sekitar yang

dikembangkan menjadi tempat produksi batik ecoprint. Pendorong

dikembangkannya tempat produksi batik ini adalah untuk menumbuhkan

keterampilan dan kemampuan masyarakat sekitar yang dapat menunjang

perekonomian. Berkembangnya Eco.J juga membantu para petani teh lokal,

karena hasil tehnya digunakan sebagai pewarna dasar alami dari produk Eco.J.

Kiprah Eco.J telah mencapai mancanegara, terbukti dengan banyaknya

pesanan dari luar negeri seperti Amerika dan Belanda. Hingga kini Eco.J tidak

hanya menjual produk batik, namun juga membuka jasa pelatihan pembuatan
batik. Pelatihan yang dilakukan memberikan manfaat bagi kelompok

masyarakat lokal dan menjadi sebuah daya tarik wisata. Kini masyarakat

sekitar yang menjadi anggota kelompok Eco.J menjadi lebih mandiri dan

mampu meningkatkan perekonomian.

F. Program Miss Jum Pados Duit Wutah

Inovasi program Miss Jum Pados Duit Wutah terbentuk berdasarkan

Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2020 tentang Inovasi

Daerah. Inovasi daerah bertujuan meningkatkan kinerja penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2020 pasal 2

ayat 1, sasaran inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui:

a. Peningkatan pelayanan publik;

b. Pemberdayaan dan peran serta masyarakat;

c. Peningkatan daya saing daerah.

Peningkatan daya saing di wilayah Kemantren Mergangsan dilakukan

dengan penciptaan inovasi pendampingan pemasaran bagi UMKM. Hadirnya

program Miss Jum Pados Duit Wutah menjadi tombak bangkitnya UMKM

karena adanya pandemi Covid-19. Pendampingan yang diselenggarakan


berbentuk layanan konsultasi yang dapat dilakukan dengan mengikuti

workshop ataupun forum komunikasi yang telah dibuat sebelumnya.

G. Sarana Prasana Publik Pendukung Terselenggaranya Program Miss Jum

Pados Duit Wutah

Sarana prasarana adalah segala peralatan pendukung kinerja dan fasilitas

lain yang berguna untuk alat bantu dalam melaksanakan pekerjaan. Terkait

terselenggaranya program Miss Jum Pados Duit Wutah memanfaatkan

fasilitas publik yaitu penginapan dan restauran yang ada di wilayah

Kemantren Mergangsan. Adapun sarana prasarana pendukung penginapan

sebagai berikut:

Tabel 2.4

Hotel Bintang dan Non Bintang Menurut Kalurahan di Kemantren

Mergangsan, 2021

No Kalurahan Bintang Non Bintang Jumlah

1. Brontokusuman 12 52 64

2. Keparakan 1 8 9

3. Wirogunan 0 12 12

Jumlah 13 72 85

(sumber: Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta)


Berdasarkan tabel 2.4 menunjukkan bahwa Kalurahan Brontokusuman

mempunyai akomodasi hotel bintang dan non bintang paling banyak sebanyak

64 hotel jika dibandingkan dengan Kalurahan lainnya.

Selain penginapan, untuk mendukung program Miss Jum Pados Duit

Wutah juga menggunakan fasilitas lain berupa restauran atau tempat makan

yang ada di wilayah Kemantren Mergangsan. Adapun sarana prasarana

restauran sebagai berikut:

Tabel 2.5

Jumlah Restauran Menurut Kalurahan di Kemantren Mergangsan,

2021

No Kalurahan Jumlah

1. Brontokusuman 25

2. Keparakan 15

3. Wirogunan 20

Jumlah 60

(sumber: BPS Kota Yogyakarta,2021)

Berdasarkan tabel 2.5 menunjukkan jumlah restauran di Kemantren

Mergangsan sebanyak 60. Kalurahan Brontokusuman menjadi wilayah yang

mempunyai jumlah restauran terbanyak yaitu 25 dibandingkan dengan

kalurahan lainnya.
Adanya sarana prasarana pendukung program inovasi Miss Jum Pados

Duit Wutah menjadi hal penting untuk meningkatkan kesuksesan dari

program.

Anda mungkin juga menyukai