PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERPONG UTARA
TAHUN 2022
Jl. Raya Serpong, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara
Kota Tangerang Selatan
KodePos 15320
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Anugrah-Nya
kepada kami, sehingga buku Panduan Penggunaan Obat Antibiotik ini dapat
diselesaikan.
Penyusunan Buku Panduan Penggunaan Obat Antibiotik ini sebagai acuan dalam
kegiatan pengelolaan dan pemberian obat antibiotik bagi pasien di lingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Serpong Utara. Dengan tersusunnya buku Panduan Penggunaan
Obat Antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Serpong Utara ini diharapkan akan
bermanfaat bagi upaya peningkatan penggunaan obat secara rasional untuk mencapai
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Serpong Utara
Buku Panduan Penggunaan Obat Antibiotik ini senantiasa akan terus dievaluasi,
diperbaiki secara berkala dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan.
Daftar Isi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
b. Skor SOFA
Tabel 1. Skor SOFA
Skor
Sistem
0 1 2 3 4
Respirasi < 200 < 100
≥ 400 <400 <300 mmHg mmHg
PaO2/FiO 2 mmHg
mmHg mmHg (40 (26,7 (13,3
mmHg (kPa) (53,3 kPa) kPa)
(53,3 kPa)
kPa) kPa) dengan dengan
alat bantu alat bantu
pernapasa pernapasa
n n
Koagulasi ≥ 150 <150 <100 <50 <20
Platelet, x
103/µL
Fungsi Hati < 1.2 (20) 1.2-1.9 2.0-5.9 6.0-11.9 >12.0
Bilirubin, mg/dL (20 – 32) (33 – 101) (102 – 204) (204)
(µmol/L)
Kardiovasku lar MAP≥70 MAP < Dopamin < Dopamin Dopamin
mmHg 70mmHg 5 5.1 >15
atau -15 atau atau
dobutamin epinefrin epinefrin
(dosis ≤0,1 >0,1 atau
berapapun atau norepinefrin
) norepinefrin >0,1b
Skor
Sistem
0 1 2 3 4
≤0,1b
Sistem 15 13-14 10-12 6-9 <6
Syaraf
Pusat
Glasgow
Coma Scale
Scorec
Fungsi <1.2 (110) 1.2-1.9 2.0-3.4 3.5-4.9 >5.0
(110-170) (171-299) (300-440) (440)
Ginjal
<500 <200
Kreatinin
mg/dL
(µmol/L) Urine
output
mL/d
Gram-negatif Aztreonam;
Aminoglikosida;
Kolistin;
Polimiksin B;
Sefalosporin generasi kedua (sefaklor, sefoksitin,
cefotetan, sefuroksim);
Gram-positif Ampisilin, ampisilin-sulbaktam,
& Gram-
amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat;
negatif
Fluorokuinolon (levofloksasin, moksifloksasin,
siprofloksasin);
Fosfomisin;
Karbapenem (doripenem, imipenem, meropenem,
ertapenem);
Kloramfenikol;
Ko-trimoksazol; nitrofurantoin;
Piperasilin, piperasilin-tazobaktam, dan
tikarsilin (baik untuk Pseudomonas aeruginosa,
Streptococcus dan Enterococcus);
Sefalosporin generasi ketiga (sefdinir, sefiksim,
sefoperazon, sefotaksim, sefpodoksim,
seftazidim, seftriakson)
Sefepim
Tigesiklin (kurang aktif untuk Pseudomonas dan
Proteus)
Beberapa antibiotik memperlihatkan aktivitas antibakteri yang khusus.
Sulfonamid efektif terhadap Nocardia spp., Chlamydia spp.,
beberapa protozoa.
Metronidazol efektif terhadap bakteri anaerob Gram-positif dan Gram-
negatif.
INH, etambutol, pirazinamid, rifampisin, streptomisin, dapson,
azitromisin/klaritromisin efektif terhadap mikobakteri.
Kolistin efektif terhadap Acinetobacter spp. dan Pseudomonas spp.
tapi tidak aktif terhadap Proteus, Serratia, Providentia, Burkholderia,
Stenotrophomonas, kokus Gram-positif, atau anaerob.
Kelompok tetrasiklin efektif terhadap bakteri atipikal, Rickettsia,
Spirochaeta.
Kelompok makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin) efektif
terhadap bakteri atipikal, Haemophilus influenzae, Helicobacter pylori,
Mycobacterium avium.
Trimetoprim/sulfametoksazol efektif terhadap Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Stenotrophomonas maltophilia, Listeria,
Pneumocystis jirovecii (Pneumocystis carinii), Toxoplasma gondii.
Klindamisin efektif terhadap kokus Gram-positif, kuman anaerob, dan
Plasmodium spp.
A. Penggunaan Antibiotik
Untuk Penggunaan antibiotik yang di gunakan di RSUD Serpong Utara mengacu pada
Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Penggunaan Antibiotik. Penggunaan antibiotik secara bijak adalah penggunaan
antibiotik secara rasional dengan mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarnya
bakteri resisten. Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dikenal sebagai
penatagunaan antibiotik (antibiotics stewardship) yang bertujuan meningkatkan outcome
pasien secara terkoordinasi melalui perbaikan kualitas penggunaan antibiotik yang meliputi
penegakan diagnosis, pemilihan jenis antibiotik, dosis, interval, rute, dan lama pemberian
yang tepat.
Pengendalian penggunaan antibiotik dilakukan dengan cara mengelompokkan
antibiotik dalam kategori AWaRe: ACCESS, WATCH, dan RESERVE. Pengelompokan ini
bertujuan memudahkan penerapan penatagunaan antibiotik baik di tingkat lokal, nasional,
maupun global; memperbaiki hasil pengobatan; menekan munculnya bakteri resisten; dan
mempertahankan kemanfaatan antibiotik dalam jangka panjang.
Antibiotik kelompok ACCESS:
1. Tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dikaji oleh apoteker.
4. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis dan panduan penggunaan antibiotik
yang berlaku.
2. Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antibiotik kelompok ACCESS tidak efektif.
3. Kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi dan berpotensi menimbulkan resistensi
sehingga diprioritaskan sebagai target utama program pengawasan dan pemantauan.
4. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh apoteker, dan disetujui
oleh dokter konsultan infeksi; apabila tidak tersedia dokterkonsultan infeksi persetujuan
diberikan oleh dokter anggota Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba(KPRA) yang
ditetapkan oleh pimpinanrumah sakit.
5. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis dan panduan penggunaan antibiotik
yang berlaku.
Antibiotik kelompok RESERVE
1. Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.
2. Antibiotik kelompok ini dicadangkan untuk mengatasi infeksi bakteri yangdisebabkan
oleh MDRO dan merupakan pilihan terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa.
3. Menjadi prioritas program pengendalian resistensi antimikroba secara nasional dan
internasional yang dipantau dan dilaporkan penggunaannya.
4. Diresepkan oleh dokter spesialis dan dokter gigi spesialis, dikaji olehapoteker, dan
disetujui penggunaannya oleh tim Penatagunaan Antibiotik (PGA) yang merupakan
bagian dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Rumah Sakit.
5. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis, panduan penggunaan antibiotik yang
berlaku dan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Kategori Kategori
Kategori “ACCESS”
“WATCH “RESERVE”
”
Amoksisilin Pirimetamin Amikasin Aztreonam
Ampisilin Prokain Azitromisin Daptomisin**
penisilin
Amoksisilin- Sefadroksil Fosfomisin Golongan
asam Karbapenem
klavulanat
Ampisilin- Sefaleksin Klaritromisin Kotrimoksazol
sulbaktam (inj)**
Benzatin benzil Sefazolin* Levofloksasin Linezolid
penisilin
Doksisiklin Siprofloksasin Moksifloksasin Nitrofurantoin**
(oral)
Piperasilin-
Eritromisin Spiramisin Netilmisin
tazobaktam
Fenoksimetil Streptomisin Ofloksasin
Polimiksin B**
penisilin
Gentamisin Sulfadiazin Sefiksim Polimiksin E **
Kanamisin Tetrasiklin Sefoperazon- Sefepim
sulbaktam
Klindamisin Tiamfenikol Sefotaksim Sefpirom
(oral)
Kloksasilin Ko-trimoksazol Sefpodoksim Seftarolin
oral proksetil
Kloramfenikol Seftazidim Teikoplanin
Metronidazol Seftriakson Tigesiklin
Oksitetrasiklin Sefuroksim Vankomisin
injeksi
Siprofloksasin (inj) Seftolozane-
Tazobaktam
Seftazidime-
avibaktam
Keterangan:
*) khusus untuk profilaksis bedah
**) disediakan melalui Special Access Scheme (SAS)
Schwartz:
eGFR =
0.413 x (TB/kreatinin serum) bila TB diukur dalam
sentimeter atau
41.3 x (tb/kreatinin serum) bila TB diukur dalam meter
b. Rute pemberian
Pemberian per oral sedapat mungkin menjadi pilihan pertama.
Namun, pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan
menggunakan rute parenteral. Pemberian intravena dilakukan dalam
bentuk drip selama 15 menit dengan konsentrasi dan lama pemberian
sesuai aturan pakai masing-masing antibiotik. Jika kondisi pasien
membaik (misalnya: sudah bisa makan, tidak ada gangguan
gastrointestinal) maka pertimbangkan untuk menghentikan antibiotik
atau mengganti dengan rute per oral.
c. Interval pemberian
Berdasarkan profil PK/PD, antibiotik dibedakan atas concentration-
dependent antibiotic dan time-dependent antibiotic. Untuk time-
dependent antibiotic, efektivitas antimikroba ditentukan oleh lamanya
pajanan mikroba terhadap antibiotik di atas kadar MIC. Target waktu
kadar antibiotik di atas MIC adalah 40-60% dari interval pemberian
dalam 24 jam.
Tabel 5. Antibiotik yang Perlu Perhatian Khusus pada Bayi dan Anak
Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam pemberian antibiotik
pada usia lanjut.
Berikut adalah rumus perhitungan konsumsi antibiotik, DDD per 100 hari rawat:
DDD per 100 hari = (jumlah gram AB terjual dalam setahun) x 100
rawat inap Standar DDD WHO dalam gram (populasi x365)
Cara perhitungan:
Untuk menghitung penggunaan antibiotik selama 1 tahun
a. Jumlah antibiotik terjual adalah jumlah antibiotik terjual dalam waktu 1
tahun
b. DDD WHO sesuai dengan ATC/DDD , WHO 2006
c. Angka 100 untuk 100 hari rawat
d. Jumlah populasi: (jumlah tempat tidur x dengan Bed Occupation Rate
(BOR) Rumah Sakit dalam tahun yang sama)
e. Angka 365: lamanya hari dalam 1 tahun.
Kuantitas penggunaan antibiotik juga dapat dinyatakan dalam DDD 100 patient
days.
Cara perhitungan:
Kumpulkan data semua pasien yang menerima terapi antibiotik
Kumpulkan lamanya waktu perawatan pasien rawat inap (total
Length Of Stay, LOS semua pasien)
Hitung jumlah dosis antibiotik (gram) selama dirawat
Hitung DDD 100 patient-days:
Stabilitas Dalam
Keterangan
Penyimpanan
No Nama Obat Rute Rekonstruksi
4–8℃ 25 ℃
1 Amikasin inj. far. 250 mg/vial IV Drip IV infus : 500 mg diencerkan dengan 60 24 Larutan dalam air dapat berwarna
2 ml 500 mg, 1 g gelap karena oksidasi, tapi tidak
100-200 ml lar. Infus Hari Jam mempengaruhi potensinya dan
boleh digunakan.
Lama pemberian IV drip 1-2 jam
pada bayi & 30-60 menit pada
anak.
Infus yang bisa digunakan :
NS, RL, D5 NS, D5 / S
Amoksisilin clavulanat acid IV Drip Tambahkan 10 ml aqua pro inj. - 20 menit
inj. (Co-amoxiclav) Dalam 50 ml NS diberikan dalam Diberikan iv pelan 3 — 4 menit
- 500 mg Terjadi penurunan potensi pada
2 waktu 30 — 40 menit
penyimpanan, sebaiknya segera
1 gr IV Drip Tambahkan 20 ml aqua pro inj. - - 20 menit digunakan setelah direkonstitusi.
Dalam 100 ml NS, diberikan dalam
waktu 30-40 menit
Ampisilin inj. IV Tambahkan 5 ml aqua pro inj. 4 1 Jam
(konsentrasi 100 mg/ml)
- 500 mg Jam
3 1 gr IV Tambahkan 10 ml aqua pro inj. 4 1 Jam
(konsentrasi 100 mg/ml) Jam
Ampisillin IV Tambahkan 1,6 ml aqua pro inj - 1 jam Dapat di injeksikan secara IV pelan
Sulbaktam (2 : 1) (Bactesyn) (mengandung ampicillin 250 mg/ml langsung 10-15 menit;
inj. dan sulbactam 125 mg/ml) Larutan yang sudah direkonstitusi
0,75 gr Tambahkan 3,2 ml aqua pro inj 1 jam tidak bisa disimpan, karena terjadi
4 1,5 gr IV (mengandung ampicillin 500 mg/ml penurunan potensi.
dan sulbactam mg/ml)
diencerkan dengan 50-100 ml NS
dengan lama pemberian 15-30 8 jam
IV drip menit.
-Pelarut Iain yang bisa
digunakan adalah : NS, D5.
IV Larutan yang sudah direkonstitusi
Tambahkan 5 ml aqua pro inj
5 Sefepim inj. 500 mg dapat berubah warna dari tidak
7 hari 24 jam
1 gr berwarna menjadi kekuningan,
Tambahkan 10 ml aqua pro inj
IV (Konsentrasi akhir 100 mg/ml) namun tidak mempengaruhi
potensinya dan boleh digunakan.
6 Sefotaksim inj. 500 mg IV Tambahkan 10 ml aqua pro inj. Perubahan warna serbuk/ larutan
menjadi gelap, tidak boleh
(konsentrasi 50 mg/ml)
digunakan lagi karena potensinya
hilang.
7 hari 24 jam Simpan terlindung dari
cahaya dan panas. Injeksi
IV pelan 3 - 5 menit
7 Sefuroksim inj. 750 mg IV Tambahkan 8 ml aqua (konsentrasi
90 mg/ml)
1,5 gr IV Tambahkan 16 mlAqua pro inj 48 jam 24 jam
(konsentrasi 90 mg/ml)
Sefoperazon
+ Sulbaktam 1 gr)
17 Vankomisin 500 mg IV drip - Tambahkan 9,7 ml aqua pro 14 14 hari Sangat mengiritasi jaringan dan
intermitten injeksi, kemudian encerkan hari dapat menyebabkan nekrosis.
dengan 100 ml D5 atau NS Tidak dianjurkan untuk
Diberikan dalam waktu minimal 1 jam diberikan im Ektravasasi
sebaiknya dicegah pada
pemberian IV
Dapat diberikan IV drip
kontinyu jumlah
pelarut disesuaikan untuk
kebutuhan 24 jam
Lampiran 2
Tabel Kompatibilitas Antibiotik Dengan Berbagai Larutan Infus
D5 D5 D5
No. Nama Obat NaCl NaC D5 D10 D5 D5 NaCl NaCl NaC R RL
0,45 l R RL 0,22 0,45 l
% 0,9 5 % 0,9
% % %
1 Amfoterisin - X C C X X C - X - X
2 Amikasin C C C C C C C C C C C
3 Ampisilin - C P X - - X X X C* C*
4 Aztreonam - C C - - - - - - - -
5 Eritromisin - C C* X - X - - C* X C*
Laktobionat
6 Gentamisin - C C C - - C - - C C
7 Kanamisin Sulfat - C C C - - - - C - C
8 Klindamisin Fosfat - C C C C - - C C - C
9 Kloramfenikol Na- C C C C C C C C C C C
suksinat
10 Kotrimoksazol C C* C* - - - - C C - C
11 Oksitetrasiklin HCl C C C* - - C* C C C C C*
12 Sefazolin Na - C C - - C C C C C C
13 Sefepim - C C C - C - - C - -
14 Sefoperazon - C C - - - - - - - -
15 Sefotaksim Na - C C C - - C C C - C
16 Seftazidim - C C - - - - - C - C
17 Seftriakson - C C C - - - C C - C*
18 Tetrasiklin HCl C C C - - C C C C - C
19 Tikarsilin Disodium - C C - - - C C - C C
Keterangan :
C : Tercampurkan (kompatibel)
D5 : Dekstrosa 5% R : Ringer
X : Tidak Tercampurkan * : Tergantung kondisi yang
D10 : Dekstrosa 10% spesifik
P : Penurunan potensi dalam RL : Ringer Laktat
waktu singkat
Lampiran 3
Tabel Saat Pemberian Antibiotik
4 Azitromisin 1 jam ac
5 Klaritromisin
9 Etambutol
12 Kanamisin Sulfat
14 Kloksasilin 1 jam ac
16 Kotrimoksazol
17 Levofloksasin
22 Pefloksasin
23 Rifampisin 1 jam ac
No NAMA GENERIK OBAT AC DC PC
24 Roksitromisin 15 menit
ac
25 Sefadroksil 1 jam ac 2 jam
pc
26 Sefaleksin 1 jam ac 2 jam
pc
27 Sefiksim 1 jam ac 2 jam
pc
28 Sefradin 1 jam ac 2 jam
pc
29 Siprofloksasin 2 jam
pc
30 Spiramisin
DOKUMENTASI
1.