OLEH
KELAS: B
NIM: 2201060057
KUPANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
tuntunan dan bimbingan yang senantiasa dilimpahkan selama proses pembuatan tugas untuk
mata kuliah Budaya Lahan Kering Kepulauan dan Kepariwisataan dengan baik dan lancar.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis ucapkan limpah terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu selama proses pembuatan dan penyelesaian tugas ini. Ucapan terima kasih
penulis berikan kepada:
1. Bapak Yosep Lawa, s, pd., M. Biotech selaku dosen pengampuh mata kuliah Budaya
Lahan Kering Kepulauan dan Kepariwisataan
2. Ibunda tercinta Emerensiana Tahan yang selalu menyediakan waktunya untuk penulis
melakukan wawancara terkait tugas.
3. Teman angkatan quionone kelas B yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas ini.
4. Kakak yolanta kono yang turut membantu dalam melakuakan pengeditan untuk tugas ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk
menyempurnakan penulisan ini. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I AKU
1.3 Bagan Silsilah Keluarga Mulai Dari Kakek Dan Nenek Dari Ayah
1.4 Bagan Silsilah Keluarga Mulai Dari Kakek Dan Nenek Dari Ibu
1.5 Menceritakan Tentang Rumah Tinggal Dan Pekarangan Sekitar (Bukti Foto Google Maps)
BAB II KAMPUNG-KU
2.2 Sejarah Berdirinya Kampung/Desa (Ayah Ibu) (Sumber Data BPS Kecamatan Atau Data
Profil Desa Di Kantor Desa).
2.3 Kondisi Fisik Desa, Sungai, Danau, Hutan, Laut, Pantai Dan Lain-Lain (Bukti Lampiran Foto
Google
2.4 Narasi Profil Kampung Ayah Dan Ibu Sehubungan Dengan Potensi Dan
3.1 Menceritakan arti dari nama kampung dan sejarah berdirinya kampung (sumber data di
3.3 Menceritakan bagaimana perilaku masyarakat saling berjumpa dan bertegur sapa.
3.4 Pekerjaan mayoritas masyarakat kampung dan pola hidupnya atau memenuhi kebutuhan
hidup mereka dalam setahun untuk melewati musim hujan dan musim panas (cara bertani,
berternak, berkebun bertukang dan lain-lain).
3.5 Menceritakan bagaimana masyarakat di kampung ayah dan ibu melaksanakan acara adat
seperti: perayaan panen, perayaan bangun rumah, perayaan sambut lahiran anak, pernikahan,
upacara pemakaman dan lain-lain).
3.6 Menceritakan tentang riwayat sekolah masing-masing (TK, SD, SMP, SMA hingga mengapa
memilih prodi pendidikan kimia (alasannya, siapa guru kimia di SMA)
4.1 Invertaris semua jenis sumber pangan liat atau alami yang belum di jual ke pasar tetapi di
konsumsi oleh masyarakat di kampung (makanan, umbi- umbi-umbian, sayur, buah, bunga)
4.2 Menceritakan semua teknik pengolahan bahan makanan asli (spesifik) kampung /desa (tahap
demi tahap di lengkapi dengan foto).
4.3 Menceritakan cara menyimpan bahan makanan dan minuman dari bahan nabati atau hewani
(ikan, daging, bumbu, sayur, kacang, dan bahan makanan pokok).
4.4 Menceritakan semua minuman tradisional di kampung lengkap dengan proses pembuatan dan
cara penyajian serta di lengkapi dengan foto.
BAB V OBAT KAMI
5.1 Inventaris semua bahan alam sebagai obat tradisional dari kampung.
5.2. Menceritakan tentang nama ramuan obat malaria, proses ramuan dan cara pemakaian serta
untuk mengobati penyakit apa, lengkapi dengan foto.
5.3. Menceritakan tentang nama ramuan obat diare, proses ramuan dan cara pemakaian serta
untuk mengobati penyakit apa, lengkapi dengan foto.
5.4. Menceritakan tentang nama ramuan obat cacing di hewan peliharaan, proses ramuan dan
cara pemakaian serta untuk mengobati penyakit apa, lengkapi dengan foto.
5.5. Menceritakan tentang nama ramuan obat penyakit kulit, proses ramuan dan cara pemakaian
serta untuk mengobati penyakit apa, lengkapi dengan foto.
6.1 Inventaris semua bahan alam sebagai pewarna alami dari kampung.
6.2 menceritakan tentang proses ramuan dan cara mewarnai benangnya
6.3 menceritakan tentang makna warna dan motif apa, lengkapi dengan foto.
6.5 Menceritakan tentang motif tersebut digunakan saat acara apa saja dan mengapa demikian
7.1 Ceritakan semua benda aksesoris atau perhiasan pribadi (pria/wanita) dari kampung masing
masing
7.2 Menceritakan proses pembuatannya, nama kampungnya dan makna dari semua aksesoris
atau perhiasan tersebut (lengkapi dengan foto).
7.3 Menceritakan semua benda aksesoris yang ada dirumah ku dan adatku
AKU
Perkenalkan nama lengkap saya Maria Ascension Nikol Kono, dalam keseharian saya
biasa dipanggil dengan nama Nikol. Saya lahir disebuah kampung kecil yang bernama Sesekoe
pada 08-April 2004. Saat ini saya berumur 19 tahun. Saya adalah anak 9 dari 12 bersaudara dari
pasangan bapak Patricius Kono dan Mama Emerensiana Tahan. Agama yang saya anut adalah
Kristen Katolik. Hobi saya yaitu membaca dan menulis cerita. Cita - cita saya yaitu ingin
menjadi seorang guru kimia yang berkualitas dan yang paling penting mencintai dan menghargai
profesi yang akan saya geluti.
Sebelumnya, saya akan bercerita mengapa saya diberikan nama Maria Ascension Nikol
Kono oleh kedua orang tua saya. Berdasarkan cerita, bapa saya adalah seorang sopir yang
biasanya pergi berjualan atau mengantar kasur di Dili ibu kota Negara Timor Leste. Pada saat itu
ada dua orang Suster (biarawati) yang pada waktu itu menumpang untuk pergi ke Atambua.
Dari kedua suster ini, akhirnya saya diberikan nama Maria Ascension Nikol, nama ini
sesuai dengan nama pendiri kongregasi dari kedua suster ini yaitu Suster Maria Ascension Nikol
Y. Goni.
Akhirnya, nama inilah yang sampai hari ini melekat dalam diri saya dan menjadi identitas
diri saya. Awalnya dari Asal nama ini saya berniat untuk menjadi seorang biarawati namun
ternyata sekarang cita-cita saya berbeda. Sejak saya kecil, mama selalu menceritakan mengapa
saya diberi nama ini, sehingga sampai sekarang cerita ini melekat dalam pikiran saya.
Bapa saya bernama Patrisuis Kono Taslulu, lahir disesekoe pada 11 Desember 1964.
Pekerjaan beliau adalah sebagai seorang sopir.
Ibu saya bernama Emerensiana Tahan, lahir di Sesekoe pada 11 November 1968. Pekerjaan
beliau adalah sebagai seorang ibu rumah tangga.
Anak ke-1: Agustina Bete Kono lahir di Sesekoe pada 14 April 1987.
Anak ke-2: Mateus Kono lahir disesekoe pada 16 Maret 1989. Pekerjaan beliau adalah
sebagai seorang guru.
Anak ke-3: Yohanes Kono lahir di Sesekoe pada 13 Januari 1991.
Anak ke-4: Yonas Lius Kono lahir disesekoe pada 21 Februari 1993.
Anak ke-5: Arkadius Dedi Kono lahir di Sesekoe pada 14 Desember 1995
Anak ke-6 frederikus Kono lahir disesekoe pada 21 November 1997.
Anak ke-7 Kristina Bete Lius Kono lahir disesekoe pada 24 Juli 2000.
Anak ke-8 Yolanta Yovita Kono lahir disesekoe pada 18 january 2002
Anak ke-10 Yakobus Kon Kono lahir di Sesekoe pada 15 Juli 2006
Anak ke-11 Yuliana Abuk Kono lahir disesekoe pada 6 Juli 2008
Anak ke-12 Maria Junia Aek Kono lahir di Sesekoe pada 30 Juli 2012
3. Bagan silsilah keluarga (Ayah)
Menikah dengan
ANAK
ANAK
2. EMERENSIANA TAHAN
3. BLANDINA BIIN
7. BENEDIKTUS HALE
8. VALENTINUS LOROK
9. YOHANES SERAN
5. Rumah Tinggal
Rumah yang keluarga kami tempati terletak diperkampungan sesekoe. Rumah yang
kami tempati telah mengalami beberapa perubahan. Dari awal rumah yang hanya terbuat dari
dinding hingga sekarang menjadi sebuah rumah tembok dengan tiga kamar tidur, satu ruang
tamu dan satu ruang keluarga sementara untuk dapurnya terletak diarea belakang rumah.
Pekarangan depan rumah kami terdiri atas beberapa tanaman yaitu bunga Bougenville,
pohon gelodok tiang, tanaman bunga palem dan serumpun pohon bambu. Dipekarangan
samping rumah terdapat sebuah tanah lapang berukuran besar. Dipekarangan kiri rumah
terdapat sebuah kali hidup yang biasanya dilewati air saat musim hujan. Dipekarangan belakang
rumah terdapat satu pohon pinang, pohon mangga, pohon sukun, tanaman kecil lainnya serta
ada sebuah sumur yang sampai hari ini masih digunakan.
"Rumah adalah sebuah tempat yang mengikat cinta bersama keluarga yang
menyimpan banyak berkas kenangan bersama mereka." Kenangan bersama keluarga yang
sampai hari ini masih teringat yaitu saat dulu biasanya ada odong- odong yang ketika malam
biasanya lewat dan saat itu kami akan diajak oleh bapa untuk bermain, dari cerita ini kenangan
bersama seorang ayahlah yang paling berarti.
Selain itu kenangan yang lain yaitu ketika musim asam ataupun musim kapok, ketika
malam hari kami akan berkumpul bersama untuk mengupas asam maupun kapoknya sambil
tertawa dan bercanda bersama.
Selain itu kenangan semasa kecil dulu, ketika kami pergi untuk mencari kayu bakar
dihutan lalu disitu kami juga akan turut mencari buah- buah hutan seperti buah kom. Meskipun
capek, namun nilai kebersamaan bersama keluarga yang perlu dikenang.
BAB 2
KAMPUNGKU
Berdasarkan cerita, dahulu orang Melus penghuni tuan tanah atau biasa disebut "Tubu
lakarei Moris lake Rai" itu merupakan penghuni tuan tanah di Lidak ini, mereka menutupi diri
dari aktivitas dalam arti tidak bersahabat dengan orang lain. Kemudian, nenek moyang datang
membawa hukum-hukum diatas dengan cara "naluan Rai nabelar Rai" atau memperluas tanah
sehingga nenek moyang mendapatkan tempat tinggal "Foho no Rai (bukit dan batu) sehingga
bisa ditempati untuk beraktivitas. Foho no Rai dan we manaran yang disebut dengan "sesekoe,
sumeta, ro'ofau dan kaku'a".
Kondisi fisik perkampungan Matabesi-Sesekoe yaitu terdiri dari hutan yang cukup luas,
bukit berbatu, pegunungan serta kali hidup yang biasanya dilalui oleh air saat musim hujan.
Diperkampungan Matabesi-Sesekoe juga terdapat dua cekdam besar.
Sementara, saat musim panas sumber air yang didapatkan masyarakat biasanya dari air
tangki, dan juga beberapa sumur serta mata air lain yang masih ada air saat musim panas
namun dalam kuantitas yang tidak banyak atau dapat dikatakan hanya bisa untuk memenuhi
kebutuhan pemiliknya karena airnya hanya akan banyak muncul dipagi hari.
Permasalahan dan tantangan yang muncul dari segala kondisi fisik di perkampungan
Matabesi- Sesekoe yaitu kondisi tanah, curah hujan dan kemiringan yang ada tidak cocok
untuk dibuat sebagai lahan pertanian. Demikian potensi dan Permasalahan serta tantangan
yang ada diperkampungan Matabesi-Sesekoe sesuai dengan kondisi fisik tanah, kemiringan,
curah hujan dan sumber air.
BAB 3
BUDAYA KAMI
Perkampungan Matabesi- Sesekoe sendiri berasal dari kata "Mak-ta dan Besi " yang artinya
orang yang memotong besi/ sesuatu yang kuat.
2. Mitos/legenda
Mitos yang biasanya diceritakan dikampung ataupun dirumah, dan telah menjadi cerita
turun temurun yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya dan telah melekat atau
juga menjadi budaya bagi masyarakat di kampung saya
Dikampung saya bertegur sapa adalah suatu tradisi yang biasanya dilakukan sebagai tanda
penghormatan kepada siapa saja. Cara bertegur sapa yang dilakukan yaitu
Mayoritas pekerjaan dikampung saya yaitu sebagai tukang bangunan, pengusaha kasur,
sebagian kecil masyarakat juga beternak, berkebun dan sebagai sopir juga tukang ojek. Sebagai
tukang bangunan biasnya masyarakat bekerja membuat bangunan baik disekitaran kampung
maupun ditempat lain. Sebagai pengusaha kasur, biasanya masyarakat mendapatkan kapok
selain dari kampung sendiri juga di beli dari kampung lain. Kemudian hasil produksinya dijual
dipasar. Masyarakat yang berkebun dan beternak, biasanya hanya sebagian orang dan untuk
yang berkebun hanya berkebun saat musim hujan. Sementara mereka yang beternak biasanya
melepaskan hewan ternak mereka untuk mencari makan bebas dialam. Untuk masyarkat yang
profesinya sopir, biasanya merupakan sopir truck yang mengangkut pasir dan batu. Pasir dan
batu ini ada yang diambil dari dalam kabupaten sendiri atau juga diluar kabupaten misalnya di
kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Untuk bertahan hidup masyarakat melakukan
pekerjaannya sambil mencari pekerjaan sampingan juga.
5. Acara adat
6. Riwayat Pendidikan
Saya memulai aktivitas pendidikan saya dimulai dari sekolah dasar. Disekolah dasar saya
mengenyam pendidikan bangku SD di Sekolah dasar katolik St. Fransiskus Sesekoe pada tahun
2009-2016. Kemudian saya melanjutkan pada bangku Sekolah Menengah Pertama di SMPN
Umanen dari tahun 2016-2019. Kemudian saya melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah
menengah atas di SMAN 1 Atambua dari tahun 2019-2022. Selanjutnya, saya melanjutkan
pendidikan saya pada jenjang perguruan tinggi di Universitas Nusa Cendana, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program studi pendidikan kimia.
Masuk di program studi pendidikan kimia adalah salah satu pilihan saya yang telah
melewati beberapa tahap pertimbangan. Alasan saya memilih masuk di program studi
pendidikan kimia yaitu yang pertama alasan internalnya karena saya bercita-cita ingin menjadi
seorang guru, selain itu karena saya merasa kimia adalah salah satu ilmu yang cukup menarik
hal ini didasarkan bahwa segala yang ada dimuka bumi ini tidak terlepas dari unsur kimia.
Alasan eksternalnya yaitu karena menurut saya menjadi seorang guru kimia merupakan salah
satu profesi yang jarang diminati orang sehingga hal ini menjadi kesempatan dalam dunia kerja
nanti
BAB 4
Buah Tinta
Buah Tinta merupakan salah satu buah yang belum terjual dipasar dan tak jarang
dikonsumsi oleh masyarakat dikampung saya. Lokasi ditemukan buah ini yaitu dihutan
atau merupakan salah satu tanaman liar.
Buah Bluberi Hutan (buah Moras)
Buah Bluberi Hutan atau yang biasa dikampung saya disebut dengan buah Moras
merupakan salah satu jenis buah-buahan liar yang biasa dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat dikampung saya.
Aka bilan
Aka bilan merupakan salah satu makanan khas khas di kabupaten Belu yang di
kampung saya biasanya juga sering dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Aka
bilan ini terbuat dari batang sagu, dengan mengambil serat didalam batang sagu tersebut.
Langkah/teknik dalam pengolahan batang sagu sehingga bisa menjadi makanan berupa aka
bilan ini antara lain:
Langkah pertama, batang pohon sagu dipotong dan diambil seratnya kemudian dikeringkan
selama kurang lebih 2 Minggu.
Setelah batang sagu ini benar- benar kering selanjutnya masuk pada tahap penumbukan
/penghalusan serat batang sagu. Setelah itu serat yang dihaluskan kemudia diayak.
Pengayaan biasanya dilakukan dengan menggunakan seng licin yang diberi lubang. Setelah
itu pengayaan dilanjutkan dengan menggunakan sebuah kain yang berpori untuk
didapatkan serat lebih halusnya.
Tahap ketiga, kemudian tepung sagu yang sudah diayak, dilakukan proses lanjutan dengan
menggunakan tikar yang direndam dengan air, agar tepisah antara serat yang akan
digunakan dengan serat yang tidak digunakan. Serat yang digunakan akan mengendap
dibagian bawah, dan dibagian atasnya boleh dibuang.
Proses selanjutnya, endapan tepung yang didapatkan kemudian di keringkan lagi kurang
lebih selama 2 hari.
Setelah kering, serat sagu tersebut kemudian akan dimasak dengan menggunakan alat
semacam piring kecil yang terbuat dari dari tanah liat. Dua alat tersebut akan dipanaskan
lalu dimasukan tepung sagu yang sudah dikeringkan. Untuk mengangkat dan membalikkan
aka bilannya terbuat dari bambu yang dibelah dua. Akan bilan ini dimasak kurang lebih 5
menit.
Ai uhik kukus (ubi kayu kukus)
Ai uhik kukus atau ubi kayu kukus merupakan salah satu makanan khas
dikabupaten Belu yang juga biasanya dibuat dan dikonsumsi masyarakat di kampung saya.
Proses pembuatan ubi kayu kukus ini antara lain
Ubi kayu dipotong belah dua, kemudian dijenur kurang lebih satu Minggu sampai kering
Setelah ubi kayunya kering kemudian dilakukan tahap penumbuka/penghalusan dengan
menggunakan alat tumbuk yang didaerah kami disebut "haok" atau lesung.
Kemudian uni kayu yang dihaluskan dipengaya untuk diambil serat halusnya. Tepung
halus ubi kayu diramas menggunakan air, kemudian digiling sampai halus.
Langkah terakhir, adonan ubi yang sudah dibuat ditaruh pada sebuah alat yang namanya
"hakus". Hakus ini terbuat dari anyaman daun lontar dan berbentuk seperti segitiga.
Kemudian dikukus.
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan, Ha'an fuik atau kacang hutan adalah
salah satu jenis kacang-kacangan yang tumbuh liar dihutan. Kacang hutan ini juga
merupakan salah satu makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dikampung
saya pada zaman dulu. Teknik pengolahan kacang hutan ini sehingga bisa dikonsumsi
yaitu kacang hutan direbus selama 12 kali, setelah 12 kali direbus kacang hutan ini siap
dimakan.
Ut Moruk merupakan salah satu salah satu makanan yang terbuat dari ampas
jagung yang dicampur dengan kelapa. Teknik pengolahannya yaitu jagung dan kelapa
disangrai hingga berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Ut Moruk yang dihasilkan
akan terasa pahit sehingga perlu di tambah gula. Makanan ini biasanya dikonsumsi oleh
masyarakat ketika musim hujan.
Tanasak
Tanasak merupakan sebuah tempat penyimpanan bahan makanan yang terbuat dari
anyaman tali daun yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan seperti jagung,
beras, kacang-kacangan, dan bumbu-bumbu masakan/makanan. Selain itu, tanasak juga
digunakan untuk menyimpan sirih/ pinang sebagai tanda penyambutan tamu.
Teknik Penyimpanan jagung
Untuk teknik Penyimpanan jagung yang digunakan yaitu penyimpanan di atas para-
para. Untuk penyimpanan diatas para-para jagung dapat dilakukan dalam bentuk
tongkolberkelobot pada para- para yang ditempatkan dibawah atap maupun diatas dapur.
Teknik ini juga dapat dilakukan dalam bentuk tongkol pada para-para dan pada langit
rumah.
Proses pembuatannya dibilang sangat sederhana. Air hasil sadapan dari mayang
enau yang telah diiris, getahnya ditampung dalam sebuah wadah dari bambu. Biasanya,
getah ini ditunggu hingga terkumpul dari pagi sampai sore. Ataupun sebaliknya. Lalu
getah-getah ini dimasak dalam periuk tanah. Hasil uapan disalurkan lewat alat sederhana
yang terbuat dari bambu. Hasil uap tersebut yang akan kembali menjadi air dan
menghasilkan sopi. Proses untuk memasaknya biasanya butuh waktu sehari. Untuk
proses penyadapannya membutuhkan waktu dua minggu. Namun, seluruh prosesnya
tergantung pada cuaca. Jika sering hujan, maka pengumpulan air sadapan akan lebih
lama. Total proses memasaknya memakan waktu sekitar 10 hari, mulai dari awal
menyadap sampai mengemas di botol. Sopi yang berkualitas sedang biasanya hanya
diuapkan satu kali. Sedangkan, sopi yang berkualitas bagus, diuapkan dua kali. Hasil
uapan pertama, kemudian diuapkan lagi. Sopi yang diuapkan satu kali, kadar alkoholnya
sekitar 30% sedangkan sopi yang diuapkan dua kali kadar alkoholnya lebih tinggi.
Harganya bisa dibilang murah. Berkisar anrara 15.000 sampai 50.000 tergantung dengan
kualitas yang ditawarkan.
Teknik pengolahan
Teknik penyajian
BAB 5
OBAT
Obat-obatan tradisional yang diambil dari bahan alami juga merupakan bahan pengobatan yang
juga dimanfaatkan oleh masyarakat di kabupaten Belu, terkhusus disebuah kampung kecil yang
bernama Sesekoe. Bahan obat-obatan didominasi oleh tumbuhan-tumbuhan yang ada disekitar
masyarakat dimulai dari akar, batang, kulit daun, bunga dan biji dari tanaman-tanaman tertentu
yaitu antara lain:
1. Akar beringin
2. Kulit pohon sirsak
3. Daun sirih
4. Daun asam muda
5. Daun jambu biji
6. Biji mahoni
7. Daun kapok
8. Daun tanaman gala
9. Bunga tanaman gala
10. Bawang merah dan bawang putih
11. Daun pepaya
12. Daun sirkaya
13. Buah pinang
14. Daun beringin
15. Daun sereh merah
16. Daun samaloto
17. Kulit kusambi
18. Daun buah kom
19. Buah kelapa, DLL
B. Obat Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di
pulau Timor salah satunya dikabupaten Belu terkhusus pada masyarkat di kampung
sesekoe. Untuk mengatasi masalah atau penyakit malaria ini masyarakat sejak jaman
dulu telah memanfaatkan beberapa tanaman yang dinilai berkahsiat menyembukan
penyakit malaria. Mengkaji lewat gejala-gejala pada malaria dimana ada keluhan
badan panas serta pahit pada mulut.
Obat malaria yang biasanya digunakan oleh masyarakat di kampung saya yakni
dengan mengonsumsi tanamam maupun sayur-sayuran pahit seperti pepaya, pare dan
kelor. Tanaman-tanaman ini dikampung saya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit
malaria, hal ini karena kandungan pahit pada tanaman tersebut yang dinilai
meningkatkan daya tahan tubuh serta mematikan kuman malaria. Untuk
pengolahannya sendiri sehingga menjadi obat, masyarakat biasanya mencampurkan
pada makanan. Misalnya adalah ketika merebus jagung akan menambahkan beberapa
jenis daun-daun seperti daun pepaya, daun kelor dan pucuk labu. Sehingga
pemanfaatan obat-obatan ini bukan secara langsung dikonsumsi dalam bentuk ramuan
namun masyarakat dengan sengaja menambahakan pada makanan.
C. Obat Diare
Diare atau yang lebih akrab dikenal masyarakat dengan sebutan sakit perut,
merupakan penyakit yang biasanya kerap dialami oleh setiap orang diberbagai
daerah. Disetiap daerah memiliki cara serta pengobatannya tersendiri yang dinilai
memiliki khasiat menyembuhkan penyakit diare.
Di sesekoe, kabupaten Belu diare biasanya diobati dengan cara mengonsumsi pucuk
daun jambu biji. Dalam pengobatan diare menggunakan pucuk daun jambu biji ini
tidak ada pengolahan lebih lanjut, masyarakat biasanya hanya langsung mengonsumsi
pucuk jambu yang dipetik. Teknik pengobatan diare menggunakan pucuk jambu ini
dinilai cukup mujarab sehingga teknik pengobatan diare secara sederhana ini
diwariskan didalam keluarga dan juga masyarakat setempat.
D. Obat Cacing Pada Hewan Ternak
Obat-obatan tradisional selain digunakan oleh manusia juga digunakan dalam proses
penyembuhan hewan ternak salah satunya yaitu untuk menyembuhkan penyakit
cacing pada hewan ternak. Jenis obat tradisional yang kebanyakan digunakan oleh
masyarakat antara lain adalah daun pepaya. Daun pepaya selain dinilai bermanfaat
sebagai pakan untuk ternak juga dapat menyembuhkan penyakit cacing pada ternak.
PAKAIAN KAMI
AKSESORIS KAMI
Perhiasan yang dipakai oleh para kaum perempuan suku Tetun meliputi mahkota
kepala atau yang dalam bahasa Tetun disebut dengan Kaebauk, tusuk rambut atau
yang dalam bahasa tetun disebut dengan sasukun. Untuk perhiasan telinga
menggunakan anting-anting yang terbuat dari perak atau pun emas. Perhiasan leher
berupa kalung yang disebut dengan nama kalung Muti.perhiasan tangan berupa
gelang perak ataupun emas yang disebut dengan nama Riti. Selanjutnya seorang
wanita juga wajib membawa sebuah ko’e mama atau koba feto yang ditaruh
dipundaknya dijadikan seperti semacam tas. Perhiasan selanjutnya adalah ikat
pinggang yang digunakan dipingang untuk mengeratkan kain yang dipakai. Itulah
perhiasan-perhiasan yang digunakan oleh seorang wanita di suku tetun. Perhiasan-
perhiasan ini digunakan bersamaan dengan penggunaan kain adat untuk perempuan
atau yang disebut dengan tais feto.
RUMAH KAMI
Rumah kebun atau rumah jaga hewan umunya dibuat untuk tempat sementara saat
berada dikebun maupun saat menjaga hewan. Rumah kebun atau rumah jaga hewan
ini dibuat dengan menggunakan atap yang terbuat dari tali dari pohon lontar. Ciri-ciri
dari rumah kebun ini umumnya lebih pendek dan atap yang dibuat biasanya sampai
pada tanah dibagian dalam rumah kebun dibuat bale-bale yang terbuat dari belahan
bambu