Anda di halaman 1dari 134

Dexametason.

Ini obat yang ampuh banget, gaes. Obat dewa. Obat ini bisa ngilangin segala penyakit mulai dari
gatel-gatel, keju-keju, kemeng, linu-linu... pokoke maknyos. Kabar buruknya, efek samping dari
dexa ini juga maknyos gaes. Jadi obat ini tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu lama
(lagian, kok betah banget minum obat wkwk).
Saksi nyata, misalkan bulik saya. Saya juga nyesel kenapa dia ga konsul lebih awal ke
ponakannya yang apoteker #AOCkotajogja yang sekarang sedang giat-giat nya melakukan
gerakan #gemacermat ini? (ciyeeh... Iklan niye). Jadi ketika dia datang, wajahnya sudah tembem
banget. Kaki dan lengan, semuanya membengkak. Berat badan naik signifikan.
Ketahuilah, gaes.. Itu adalah gejala Moonface syndrom. Jangan dibayangin wajahnya jadi cantik
seperti rembulan. Kagakk!! Justru pipinya kelihatan koyor-koyor ga sehat. Setelah investigasi
lebih lanjut.. Jadi bulik saya ini kena alergi gitu, merah-merah dan bentol di seluruh tubuh. Lalu
entah mendapat advice darimana, dia minum dexametason (generik) dan dexta*** (isinya dexa
sama CTM) secara bersamaan, selama berbulan-bulan. Bayangin!!! Daaaan gitu deh hasilnya..
Kasus kedua, adalah ibu-ibu tetangga saya. Beliau mengaku pegel-pegel seluruh tubuh. Dan
ajaib banget setelah minum natrium diklofenak plus dexametason pegel-pegelnya jadi ilang.
Jadilah dia ketagihan. Dia minum kedua obat ini, setiap hari, selama berbulan-bulan. Dan bisa
diduga gaes... Pembengkakan terjadi di seluruh tubuh.
Dexametason bekerja sebagai imunosupresan dan antiinflamasi (anti radang). Jadi dia bisa
ngobatin berbagai macam radang mulai dari radang gatal alergi, radang tenggorokan, radang
sendi, dll. Kenapa dia bisa bikin moon face? Karena dia menghambat pembentukan glikogen di
otot. Akibatnya distribusi lemak menjadi terganggu. Di beberapa tempat lemak nya berkurang,
tapi di lain tempat lemaknya menumpuk terutama di wajah, tengkuk, lengan, perut, betis.
Efek lain adalah dia merangsang glikogenolisis (wadoh.. Panganan opo meneh iki).
Glikogenolisis adalah perubahan glikogen menjadi glukosa. Intinya, ini bahaya buat kamu yang
punya diabet, gaes. Gula darah meningkat.
Dadi wes reti to, gaes... bahayane dexametason nek diombe suwe-suwe? 
Yowes ngunu sik yo, gaes... Sugeng ndalu yoo.. Met bobo... Swit drim dari akyuuuu 😎😎😎

Minum obat terus muntah, 


HARUS GIMANA? 
---
(status ini mungkin dah pada tahu gapapa ya buat yang belum tahu aja, soalnya masih kejadian)
Masih ingat kejadian beberapa tahun lalu, anak muda sekira 20an tahun datang tergopoh2 ke apotik
ditemani seorang kawannya, sambih memegangi wajahnya...
"Mas, mas apoteker bisa minta tolong?" kata kawannya....
"Eh, ya kenapa itu temannya..? Tanyaku
"Ini dia lehernya kaku, mulutnya nganga' terus ga bisa ditutup...hahaha..." serunya sambil tertawa2 dasar
teman yang aneh...
Memang sih kelihatan kaku gitu, mulut terbuka sambil matanya agak juling ke samping...antara serem
sama kasihan
Apa dia stroke?
Sepertinya nda lah, pasien masih sadar, bukan lemes, ga hilang tenaga, ga pusing, kelihatan segar, cuma ga
bisa noleh karena kaku katanya dan kejang di lehernya...
Tebakan kita ini gejala sindroma extrapyramidal...
"Ada minum obat kah?" tanyaku
"Ya, tadi ke dokter sana, dikasi obat terus habis minum barusan langsung kaku gitu Mas..."
"Kenapa nda ke dokternya lagi?" tanyaku
"Dokternya disana sudah tutup..." jelasnya, (memang sih jam sudah menunjukkan pukul 21.30)
"Ada bawa bungkus obatnya kah?"
"Ada...ini Mas..." ada 3 jenis obat yang disodorkannya. Primpe*** (isinya metoklopramid buat mual
muntah), Magtr** Tab (isinya Antasida penetral asam lambung + Simeticon buat kembung), Famoc**
(isinya Famotidin pengurang produksi asam lambung)....
Titik terang mulai terkuak (siiiah kaya detektif)...Metoklopramid
"Nah, ini ada obat mual muntah, mungkin diminum berkali2 ya Mas..?"
"Ii--ya--aa, so-alnya ha-bis ma-kan ob-at ga la-ma mu-ntah, te-rus ku mi-num la-gi o-bat-nya..." kata si
pasien dengan "usaha kuat" sambil "termiring-miring" menjelaskannya...
"Oke, ndapapa kalau gitu...? Ga perlu khawatir insya Allah..."
"Ga bahaya kah Mas? Kaya orang ayan aja dia...apa stroke kali hahaha..." si teman tertawa2
"Oh, ini insya Allah karena kelebihan dosis obat mual muntahnya, Primpe*** isinya metoklopramid yang
kalau over dosis bisa bikin kejang otot gini, namanya sindrom extrapyramidal, harusnya kalau minum obat
mual muntah setidaknya selama 30 menit sampai 1 jam setelahnya jangan makan apa2 dulu, biarkan
obatnya masuk ke 'perut' semua dan terserap sempurna, kalau misalnya muntah lagi setelah minum obat
bisa dibuat patokan begini...
JIKA OBAT BARU DIMINUM KURANG DARI 15 MENIT LALU ANDA MUNTAH SILAHKAN
MINUM LAGI OBAT YANG BARU, TAPI KALAU SUDAH 60 MENIT LEBIH JANGAN
DIMINUM...
Jadi misal belum 15 menit minum obat lalu muntah kemungkinan besar obat belum sampai ke 'perut' jadi
sama aja belum minum obat, pada kasus ini sebaiknya diminum lagi aja obatnya, tapi perlu diingat hanya
boleh 2 kali ya, kalau masih muntah lagi jangan diminum untuk yang ke-3 kali..."
"Terus dia harus gimana?" tanya si teman
"Insya Allah nanti dikasi obat 'penawarnya', kebetulan dokter kami belum pulang, Mas ke ruang dokter ya,
nanti saya temani...biasa disuntik obat 'relaksasi' nanti pulang tidur besok pagi sudah segar lagi insya
Allah..."
Singkat cerita, pasien disuntik difenhidramin injeksi, lalu pulang dan hanya disuruh istirahat.
Alhamdulillah sejak itu dia menjadi pelanggan apotik
Kebingungan yang sama biasa disampaikan para mamak mamak yang ke apotik menanyakan,
"Mas, anak saya tadi minum obat terus muntah, apa boleh diminum lagi obanya???"
PRINSIP UMUM
-------------------------
1. Kalau muntah terjadi KURANG DARI 15 MENIT setelah minum maka MINUM LAGI saja obatnya,
karena hampir dipastikan obatnya belum terserap (belum nyampe usus penyerapan), tapi ingat
pengulangan HANYA BOLEH 2X, tidak boleh yang ke-3 dst..

2. Kalau muntah terjadi LEBIH DARI 60 MENIT (1 jam) setelah minum obat maka JANGAN MINUM
obat yang baru, karena obat sudah sampai pada usus penyerapan, ga mungkin keluar lewat muntah...

3. Kalau muntah terjadi ANTARA 15 - 60 MENIT, ini agak rumit, perlu pengalaman klinis, sehingga
solusinya berbeda2 tergantung banyak kondisi, jenis obatnya apa, bentuknya tablet apa syrup, sakitnya apa,
apa penyakitnya sudah 'terkontrol' dengan baik?
Soalnya, jika muntah terjadi antara waktu 15 sd 60 menit pasca minum obat maka sudah ada sebagian obat
yang terserap, walau sebagiannya lagi keluar bersama muntah, sehingga kita ga akan tahu berapa % obat
yang terserap...dan berapa yang tidak?
CONTOHNYA
--------------------
Berikut ini saya cuma menyampaikan beberapa contoh kasus ya, selebihnya sila tanya ke apoteker Anda di
apotik.
1. OBAT NYERI, DEMAM
Seperti paracetamol atau ibuprofen, kedua obat ini hanya pereda gejala atau "simtomatis", yakni untuk
meredakan demam dan nyeri.
Obat ini memiliki rentang dosis yang relatif luas, artinya untuk mencapai over dosis sangat jauh. Kalaupun
tidak sengaja terminum double insya Allah tidak akan menyebabkan over dosis.
Jika 15 - 60 menit setelah minum obat ini Anda atau pasien muntah maka jangan langsung diminumi lagi,
amati dulu kondisinya, jika setelah ½ - 1 jam ternyata demam belum turun atau rasa nyeri masih ada, maka
pemberian obat demam atau nyeri boleh diulangi.
Jadi misalkan anak Anda minum obat pereda demam / nyeri dan tak lama muntah maka amati dulu apa
demam / nyerinya reda atau tidak? Kalau ½ - 1 jam belum reda baru Anda boleh memberikannya lagi.
Cuma ingat, kalau muntah lagi jangan diberi obat lagi, maksimal hanya boleh diulangi sekali. Itu juga
berlaku hanya untuk obat demam / nyeri tunggal, bukan kombinasi dengan obat batuk pilek. Khusus obat
batuk dan pilek ada perlakuan yang sedikit berbeda.

2. OBAT BATUK PILEK


Ini juga termasuk obat "simtomatis". Biasanya isinya kombinasi, antara lain :
Ephedrine, Pseudoephedrine, Phenylephrine, atau Phenylpropanolamine untuk pilek dan hidung tersumbat.
GG, OBH, Bromhexine, atau Dextromethorpan untuk batuk.
CTM atau Diphenhydramine untuk meredakan gejala alergi.
Obat jenis ini tidak diminum sebetulnya ga bahaya2 banget, diminum cuma buat kenyamanan saja, karena
batuk pilek pun dibiarkan (asal tahan aja hehehe) akan sembuh sendiri, jadi relatif lebih mudah.
Obat ini rentang dosis amannya tidak seluas Paracetamol dan Ibuprofen. Obat pilek dan alergi kalau
sampai terminum "double" berpotensi menimbulkan efek samping seperti jantung berdebar, mulut kering,
dan mengantuk berat (bagi orang normal umumnya efek samping ini tidak berbahaya, namun bagi
penderita gangguan jantung, hipertensi dan anak2 yang sensitif mungkin akan sangat mengganggu).
Maka bila 15-60 menit setelah minum obat ini muntah lebih aman ga usah diminum lagi meski akhirnya
'kenyamanan ga tercapai maksimal' karena gejala2 penyakitnya belum hilang maksimal.
Ini masih mending daripada kelebihan dosis, pilihannya mau kelebihan dosis dan efek samping, apa nahan
batuk pilek demam sebentar?
Toh nanti setelah beberapa jam kan sudah jadwalnya minum obat lagi, biasanya obat flu diminum 2-3 x
sehari.... jadi di skip (lewati) aja...

3. ANTIBIOTIK, ANTIVIRUS, PIL KB.


Ini adalah obat yang harus diminum rutin karena bukan pereda gejala. Ambilah contoh antibiotik dan pil
KB. Antibiotik harus minum rutin dan terus sampai selesai, ga boleh berhenti di tengah jalan karena
beresiko terjadi resistensi bakteri.
Sama juga dengan pil KB...kalau putus ga minum obat bisa gagal kontrasepsinya.
Bila 15-60 menit setelah minum obat ini muntah maka perlakuannya :
Untuk obat yang diminum 1x sehari silahkan diulang saja minumnya tapi nunggu sekitar 4-6 jam buat
jaga2 supaya ga over dosis.
Untuk obat yang diminum 2x sehari silahkan diulang saja minumnya tapi nunggu sekitar 2-4 jam.
Untuk obat yang diminum 3x - 4x atau lebih dilewati saja, tidak usah diminum lagi, tunggu aja jam minum
obat berikutnya, insya Allah gapapa kalau cuma kelewatan 1 dosis...

4. UNTUK OBAT RENTANG DOSIS SEMPIT


Obat jenis ini kalau keminum double berpotensi membahayakan karena rentang dosis terapi ke dosis
overnya deket banget, berikut ini beberapa contohnya :
OBAT EPILEPSY
Obat jenis ini kalau sampai pasien lupa minum obat maka resiko kejang akan meningkat dan bahayanya
bisa mengancam jiwa seperti Status Epileptikus. Tapi kalau terminum double efek sampingnya juga
berbahaya.
Kalau pasien muntah setelah 15-60 menit minum obat, sebaiknya jangan diminum lagi, tunggu jam minum
obat berikutnya saja, sebab kelebihan dosis obat2 epilepsy efeknya berbahaya, lebih aman lewati saja
(anggap sudah minum) lalu tunggu jadwal minum obat selanjutnya...
KECUALI ANDA MINUM OBAT DALAM BENTUK SALUT ENTERIK ATAU KAPSUL,
KEMUDIAN ANDA MENEMUKAN OBATNYA KELUAR UTUH BERSAMA MUNTAH MAKA
ANDA BOLEH MEMINUM OBAT LAGI
Jika anda ragu atau tidak menemukan obatnya keluar bersama muntah jangan minum obatnya, lewati
sampai jadwal minum obat berikutnya

OBAT DIABETES
Khusus obat diabetes yang mengandung golongan sulfonylurea macam Glibenclamid, Gliklazid,
Gliquidone, Glimepirid dan Gli... Gli...
Kalau muntah 15-60 menit setelah minum obat Anda tidak boleh minum lagi, pertimbangannya dapat
meningkatkan resiko kadar gula darah drop (hipoglikemia), kondisi dropnya gula darah secara ekstrim
beresiko mematikan dibanding dengan kadar gula tinggi.
Bahasanya, orang lebih cepat 'mati' karena kurang gula ketimbang karena 'kelebihan' gula.
Orang yang kadar gula darahnya < 60 mg/dl bisa pingsan bahkan koma, tapi kalau 300 mg/dl pasien masih
hidup (kerusakan organ akibat diabetes tidak instan, perlu waktu agak lama ga secepat kalau kurang gula)
NB....biar ga bosan...saya mau bagi pengalaman...
Sekedar cerita, ini kisah nyata di kampung Bapak saya my, suatu ketika di sebuah rumah berkumpul sanak
keluarga membaca Yasin dan Talqin...kata orang2 si Bapak empunya rumah sedang sakaratul maut, siup
katanya...
Kebetulan atas kehendak Allah, Pak Lik (paman) saya pas lagi lewat dan ikut masuk menjenguk, Pak Lik
saya bilang:
"Bapak-e nopo tho? (Itu kenapa Bapaknya? Bhs Jawa)"
"Niki Bapak ngunjuk obat dados ngoten (ini Bapak minum obat jadi gitu)..." kata salah seorang
keluarganya...karena memang si Bapak sudah lama memiliki riwayat diabetes...biasa minum obat
diabetes...
Pak Lik (paman) saya yang guru itu bukan tenaga medis tapi untungnya peka banget, dilihatnya si Bapak
itu masih bernafas...
"Ayo ndang gowo neng rumah sakit, iki ojo cuman dibacake Yasin...Bapak iki durung mati, ayo ndang
mengko kasep...(Ayo cepetan dibawa ke rumah sakit, jangan cuma dibacakan Yasin, Bapaknya ini belum
meninggal..." kata Pak Lik saya
Singkat cerita ternyata si Bapak mengalami hipoglikemi (gula darah rendah) sampai pingsan, di rumah
sakit si Bapak disuntik larutan glukosa dan tidak berapa lama sadar kembali sambil bercerita...
"Uwong wong iki aneh kabeh, lha wong aku durung arep mati kok di bacake Yasin (Orang2 ini aneh
semua, saya belum mau mati kok dibacakan Yasin), aku kerungu kabeh uwong wong ngerubungi aku, tapi
aku ga iso nyaut, bingung arep ngandani piye, arep mbengok "aku durung arep mati...wooooi aku durung
mati" ga iso...(saya dengar semua orang mengelilingi saya, tapi saya nda bisa balas ngomong, mau teriak
"saya belum mati...woi saya belum mati..." ga bisa)...untunge aku cepet digowo ke rumah sakit, nek gak
bakal matek tenan aku...(untung saja saya cepat dibawa ke rumah sakit, kalau nggak saya bakal mati
beneran)..., Kata si Bapak agak marah ke keluarganya...hehehe...
Usut punya usut si Bapak siup gegara minum Glibenclamid 2 tablet sekaligus...alasanya nyoba2 siapa tahu
lebih cepat sembuh...wkwkwk... aduuuuh paaaaak aya aya wae....
hehehe...
Oke, kita lanjut ya...
Kalau obat gulanya selain sulfonylurea yang Gli.. Gli... tadi insya Allah lebih aman, misal metformin
(glucophage), pioglitazone (actoz), vidagliptin, acarbose, dan Glucobay, karena obat jenis ini ngga bikin
drop kadar gula darah, jadi kalau ke double minum insya Allah masih aman.
Jika anda melihat obat keluar utuh maka anda boleh mengulangi minum obat, tapi jika tidak terlihat atau
ragu apakah obatnya keluar apa tidak sebaiknya ga usah minum obatnya dulu, lewati saja sampai jadwal
minum obat berikutnya...

OBAT ANTIHYPERTENSI.
Bagi orang yang sudah rutin minum obat dan terkontrol tekanan darahnya, sekali atau dua kali lupa minum
obat umumnya tidak kontan langsung naik drastis tekanan darahnya.
Baru setelah beberapa hari tidak minum obat perlahan tekanan darah akan meningkat.
Karena obat ini juga memiliki rentang dosis terapi yang sempit, maka jika sampai terdouble minum,
berpotensi merununkan tekanan darah secara drastis yang dapat membahayakan.
Kalau 15-60 menit setelah minum obat tekanan muntah maka sebelum memutuskan minum obat lagi atau
tidak Anda harus memantau tekanan darah secara berkala, buat jaga2 supaya ga over dosis.
Untuk obat yang diminum 1x sehari, contohnya Amlodipin, Candesartan, Lisinopril, apabila 4-6 jam
setelah Anda muntah tekanan darah diukur tampak mulai tinggi maka Anda boleh meminum obatnya lagi.
Jika masih stabil atau rendah tidak perlu diminum, lanjutkan minum obatnya besok harinya.
Untuk obat yang diminum 2x sehari, contohnya Captopril, apabila 2-4 jam setelah Anda muntah tekanan
darah diukur tampak mulai tinggi maka Anda boleh meminum obatnya lagi. Jika masih stabil atau rendah
tidak perlu diminum, lewati saja sampai jadwal minum berikutnya.
Untuk obat yang diminum 3x atau lebih dilewati saja, tidak usah diminum lagi, tunggu aja jam minum obat
berikutnya, insya Allah gapapa kalau cuma kelewatan 1 dosis.
PENUTUP
---------------
Sebenarnya tulisan ini cuma buat ngasi gambaran aja secara umum, kalau kepepet ga sempat hubungi
dokter atau apoteker...jangan dijadikan sumber utama ya...
Kalau kondisi 'normal' lebih bagus anda hubungi dokter atau apoteker bila anda muntah setelah minum
obat, dan perlu diingat saat berkonsultasi anda harus membawa bungkus obatnya atau menyebutkan nama
obatnya dengan tepat karena perlakuan masing2 obat akan berbeda2...
Kalau obatnya dalam bentuk puyer atau kapsul racikan anda sebaiknya menghubungi dokter yang
meresepkan atau datangi apotik yang meracik karena mereka memiliki data kandungan racikan obatnya
lalu tanyakan solusinya..
wallahu a'lam...
semoga bermanfaat...
salam sehat...
Bacaan :
Kendrick JG, Ma K, DeZorzi P, Hamilton D. Vomiting of Oral Medications by Pediatric Patients: Survey
of Medication Redosing Practices. The Canadian Journal of Hospital Pharmacy. 2012;65(3):196-
201.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3379826/

SARIAWAN
Sabar, sabar, dan sabar...
---
Kalau sariawan yang muncul di kepala banyak orang mungkin vitamin C sama Albothyl.
Kalau kami sampaikan obatnya sariawan itu “Sabar” mereka pada melongo...,
Apalagi kalau dikasi tahu kalau mau vitamin bukan vitamin C tapi pilih B-12 sama Zinc.
Nih orang salah ngomong atau gimana? Katanya Apoteker?
PRINSIP UMUM
--------------------
1. Penyebab sariawan (Aphthous Stomatitis) kemungkinan bisa dari banyak faktor, mulai stres,
gangguan hormonal misal pada saat haid atau kehamilan, luka tergigit atau terbentur, gangguan
imunitas tubuh (misalnya pada orang HIV), alergi obat atau pada makanan tertentu, kekurangan
zat besi, asam folat, viamin B-6 dan vitamin B-12, bahkan genetika turut berperan (bakat
keturunan).

2. Beberapa peneliti menyebutkan infeksi bakteri, jamur atau virus seperti herpes bisa
menyebabkan sariawan, namun mayoritas peneliti meragukannya karena belum cukup bukti.
Banyak peneliti gagal membuktikan hubungan infeksi dengan sariawan.
3. Sariawan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang yang sehat, bahkan dilaporkan 40%
sariawan adalah karena faktor keturunan (ada bakat sering sariawan dari orang tua).

4. Sariawan tidak sama dengan Skorbut atau scurvy.


Gejala skorbut tidak terlokalisasi di mulut saja tetapi seluruh tubuh akan mengalami gangguan,
orang yang sehat hampir mustahil kena penyakit ini, ini ditemui hanya pada kasus kurang gizi
parah, terutama kekurangan vitamin C. Sedangkan Sariawan tidak berhubungan dengan
kemurangan vitamin C, nutrisi yang mungkin berhubungan adalah zat besi, asam folat, viamin B-
6 dan vitamin B-12.

5. Sariawan tidak sama dengan Candidiasis (infeksi jamur).


Candidiasis atau infeksi jamur Candida umumnya kelihatan di rongga mulut dipenuhi selaput
atau gumpalan putih yang banyak, bahkan umumnya tidak timbul rasa sakit atau luka seperti
sariawan. Candidiasis ini sering dijumpai pada bayi (kasusnya 1 s.d 37%) terutama pada bayi
yang lahir prematur. Pada kasus ini dokter mungkin akan meresepkan obat oles Nystatin (contoh
Kandistatin dan Mycostatin).
Memang dilaporkan ada penderita sariawan kronis (yang lama nggak sembuh) juga mengalami
infeksi Candida, tapi kasusnya sangat jarang dan masih diperdebatkan para ahli, pasalnya jamur
Candida termasuk dalam flora normal di mulut, jadi biasa memang hidup di mulut, pada kondisi
tertentu seperti gangguan imunitas barulah Candida bisa berkembang biak melebihi batas.
Infeksi Candidiasis pada orang sehat jarang yang menyebabkan luka, luka biasanya ditemui
pada kasus pasien HIV dan mereka yang mengalami gangguan imunitas. Jadi kalau anda
sehat2 saja kemungkinan kecil sariawan itu karena jamur, pada kasus ini Nystatin nggak perlu
diberikan.

6. Sariawan tidak sama dengan Herpes (infeksi virus).


Herpes jelas kelihatan bintil2 atau lepuh merah berisi cairan yang tampak mulai dari kulit luar di
sekitar mulut, bukan cuma luka kecil di dalam mulut seperti sariawan. Nyeri herpes seperti pedih
terbakar dan menyebar di kulit yang terserang.
Herpes sangat menular, sebagian gejala mungkin bisa hilang dengan sendirinya namun
sebagian lagi perlu mendapat terapi oleh dokter.
Dalam istilah medis sederhananya sariawan disebut “canker sores” yaitu luka yang memang
terjadi dari dalam mulut, sedangkan yang karena virus disebut “cold sores” karena lukanya jelas
merembet dari luar mulut. Sehingga “cold sores” sangat jelas kelihatan bedanya dengan
sariawan biasa.

7. Sariawan (canker sores) dibedakan 3 macam.


- Minor
Ini jenis yang paling banyak diderita orang (70-85%), ukuran kecil < 10 mm dan tidak dalam,
jumlahnya sedikit antara 1-5, batasnya jelas dengan warna merah di sekeliling lukanya.
Umumnya jenis ini akan sembuh sendiri antara 4-14 hari tanpa meninggalkan bekas.
- Mayor
Jarang diderita orang, ukuran lebih besar > 1 mm biasanya 10 - 30 mm, jumlahnya sedikit antara
1-5, kadang luka satu dan lain berdekatan bahkan menempel, batasnya kadang jelas dengan
warna merah di sekeliling lukanya kadang tidak. Jenis ini sembuhnya lama bisa 1 – 1,5 bulan
bahkan lebih dan dapat meninggalkan bekas.
- Herpetiform
Jarang diderita orang, ukurannya kecil-kecil tapi buanyak dan bergerombol. Umumnya
ukurannya cuma 2 - 3 mm cuma jumlahnya puluhan bahkan bisa sampai 100, dan lukanya
bergerombol.

8. Karena penyebab sariawan bisa macam-macam maka sampai sekarang terapi spesifiknya
belum ada. Pengobatan ditujukan untuk mempercepat penutupan luka dan mengurangi rasa
sakit.

9. Sariawan tertutama yang jenis “Minor” bisa sembuh sendiri tanpa perlu pengobatan khusus
dan bisa dilakukan sendiri oleh penderita.

10. Sariawan yang jenis “Mayor” dan “Herpetiform” mungkin memerlukan obat resep dari dokter.
MENGATASI SARIAWAN
-------------------------------
Sariawan untuk jenis minor umumnya akan sembuh sendiri. Jadi tidak perlu khawatir, SATU-
SATUNYA pengobatan adalah “KESABARAN”.
Obat atau terapi yang diberikan untuk 2 tujuan yaitu : “mengurangi rasa sakit / memberi rasa
nyaman” dan “mempercepat menutupnya luka”, berikut adalah rangkuman dari beberapa jurnal
apa-apa saja yang bisa kita lakukan sendiri pada sariawan.
1. Untuk membantu mengurangi radang bisa digunakan obat oles mulut seperti triamcinolone
(contoh kenalog, ketricin).

2. Untuk mengurangi rasa sakit bisa digunakan obat oles anastesi (penghilang sakit) seperti
yang mengandung Benzocain atau Lidocain (Xylocain), ada yang bentuk gel atau yang spray
(disemprot). Bisa juga dengan “pelapis sariawan” (oral bioadherent) yang mengandung bahan-
bahan pelindung kulit, contohnya Aloclair, ini aman buat bayi dan anak-anak .

3. Madu dalam sebuah studi “A randomized, blind, controlled, parallel, double-center clinical trial”
dilaporkan memiliki efektifitas yang sama dengan salep oles anti radang, madu membantu
mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit sariawan pada penderita bahkan tanpa
efek samping. Caranya dengan mengoleskan 4x sehari pada sariawan.
Namun ingat madu tidak boleh diberikan pada bayi di bawah 1 tahun karena resiko cemaran
bakteri Clostridium botulinum penyebab Botulisme yang mematikan, kita tidak pernah tahu madu
yang mana yang bebas Clostridium. Ini sudah pernah kami bahas secara singkat
di https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210094817268921&id=1292186698

4. Untuk mengatasi kemungkinan infeksi di mulut, boleh digunakan obat kumur dengan
kandungan Chlorhexidine gluconate. Pastikan yang bebas alkohol dan sodium lauryl sulfate
(SLS), pasalnya dalam beberapa penelitian semakin sering menggunakan obat kumur
beralkohol dan mengandung SLS malah memicu sariawan.

5. Multivitamin yang isinya kombinasi macam-macam vitamin dan mineral tidak terbukti
mempercepat penyembuhan sariawan jadi nggak usah lebay minum multivitamin, yang sudah
dibuktikan dengan beberapa riset justru hanya Suplemen Vitamin B-12 dengan dosis 1000mcg /
hari dan Suplemen Zinc 150 mg / hari, keduanya dilaporkan membantu mempercepat
penyembuhan sariawan, Vitamin B-12 juga membantu mengurangi rasa sakit sariawan.

6. Obat antinyeri yang diminum kurang begitu bermanfaat, hanya sedikit mengurangi rasa sakit.
Kalau mau diberikan juga tidak apa-apa, pilihan yang aman yakni parasetamol.

KESIMPULAN
-----------------
1. Sariawan (canker sores) tanpa obat sekalipun insya Allah akan sembuh sendiri, obat
utamanya adalah SABAR.

2. Obat atau terapi sariawan diberikan hanya untuk “mengurangi rasa sakit / memberi rasa
nyaman” dan “mempercepat menutupnya luka”.

3. Anda perlu ke dokter jika timbul gejala :


- demam dan lemah pada tubuh;
- sakit tidak tertahankan;
- tampak tanda infeksi seperti luka atau lepuh2 perih di sekitar mulut dan menyebar sepanjang
bibir bagian luar;
- tidak sembuh setelah 2 minggu;
- sariawan selalu bermunculan yang baru, satu belum sembuh sudah muncul lagi yang baru.
Nanti dokter akan mencari penyebab utama dan terapinya.
Bacaan:

1. Brocklehurst P, Tickle M, Glenny A, Lewis MA, Pemberton MN, Taylor J, Walsh T, Riley P,
Yates JM. Systemic interventions for recurrent aphthous stomatitis (mouth ulcers). Cochrane
Database of Systematic Reviews 2012, Issue 9. Art. No.: CD005411. DOI:
10.1002/14651858.CD005411.pub2 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0048489/
2. Mirowski GW, et.al. Aphthous Stomatitis. Medscape May 14,
2018 https://emedicine.medscape.com/article/1075570-overview
3. Ranganath SP, Pai A. Is Optimal Management of Recurrent Aphthous Stomatitis Possible? A
Reality Check. Journal of Clinical and Diagnostic Research : JCDR. 2016;10(10):ZE08-ZE13.
doi:10.7860/JCDR/2016/19519.8643. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5121828/…
4. Oral Ulceration https://patient.info/doctor/oral-ulceration
5. Gonsalves, et.al. Common Oral Lesions: Part I. Superficial Mucosal Lesions. Am Fam
Physician. 2007 Feb 15;75(4):501-506 https://www.aafp.org/afp/2007/0215/p501.html
6. Edgar NR, Saleh D, Miller RA. Recurrent Aphthous Stomatitis: A Review. The Journal of
Clinical and Aesthetic Dermatology. 2017;10(3):26-
36. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5367879/
7. Altenburg A, El-Haj N, Micheli C, Puttkammer M, Abdel-Naser MB, Zouboulis CC. The
Treatment of Chronic Recurrent Oral Aphthous Ulcers. Deutsches Ärzteblatt International.
2014;111(40):665-673. doi:10.3238/arztebl.2014.0665. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC4215084/…
8. Lalla RV, Choquette LE, Feinn RS, et al. Multivitamin therapy for recurrent aphthous
stomatitis: A randomized, double-masked, placebo-controlled trial. Journal of the American
Dental Association (1939). 2012;143(4):370-
376. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3880249/
9. Orbak R, et.al. Effects of zinc treatment in patients with recurrent aphthous stomatitis. Dent
Mater J. 2003 Mar;22(1):21-9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12790293
10. Volkov I, et.al. Effectiveness of vitamin B12 in treating recurrent aphthous stomatitis: a
randomized, double-blind, placebo-controlled trial. J Am Board Fam Med. 2009 Jan-Feb;22(1):9-
16. doi: 10.3122/jabfm.2009.01.080113. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19124628
11. Carrozzo M. Vitamin B12 for the treatment of recurrent aphthous stomatitis. Evid Based Dent.
2009;10(4):114-5. doi: 10.1038/sj.ebd.6400688. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20023621
12. Liu, HL, et.al. Effectiveness of Vitamin B12 on Recurrent Aphthous Stomatitis in Long Term
Care: A Systematic Review. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation Reports:
February 2013 - Volume 11 - Issue 2 - p 281–
307 https://journals.lww.com/…/Effectiveness_of_Vitamin_B12_on_…
13. El-Haddad SA, Asiri FY, Al-Qahtani HH, Al-Ghmlas AS. Efficacy of Honey in Comparison to
Topical Corticosteroid for Treatment of Recurrent Minor Aphthous Ulceration: A Randomized,
Blind, Controlled, Parallel, Double-Center Clinical Trial. Quintessence Int. 2014;45:691-
701 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25019115
14. Halim DS, et.al. A Comparison Study on the Effectiveness of Local Honey and Salicylate Gel
for Treatment of Minor Recurrent Aphtous Stomatitis. International Medical Journal Vol. 20, No.
6, pp. 770 - 772 , December
2013 https://www.researchgate.net/…/259694883_A_Comparison_Study…
15. Plewa MC, Chatterjee K. Aphthous Stomatitis. [Updated 2017 Oct 6]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431059/

Belajar yuuk...
#Apa_itu_scabies?
Tulisan ini saya dedikasikan buat guru guru pengajar di pesantren yang mungkin banyak terjadi
kasus seperti ini
mungkin gak zaman lagi penyakit ini. Tapi masih ada.dan sering saya temukan sepanjang
kegiatan praktek saya. Biasanya yang datang adalah anak anak masih usia sekolah dan
kebanyakan memang bersekolah di pesantren. Dan keluarganya. Itulah sebab saya dedikasikan
kepada para pengajar di pesantren karena kasus ini sering sekali ditemukan pada orang orang
yang berasal dari komunitas pesantren.
Asal usul
Scabies ini berasal dari infeksi kutu yang disebut #sarcoptes_scabie. Kutu ini sangat kecil. Susah
dilihat oleh mata telanjang. Dia menginfeksi pada bagian kulit. Menyebabkan gatal yang sangat,
terutama pada malam hari. Penyebarannya dari alat alat pribadi sehari hari.. bisa dari pakaian,
handuk, seprai . Hal inilah yang menyebabkan penyebarannya meluas, apa lagi pada komunitas
pesantren yang anak didiknya kurang faham tentang penyakit ini. Sering saya dapati pengakuan
pasien bahwa di pesantren para murid sering memakai pakaian dan alat alat pribadi teman
temannya. Dan inilah dasar penyebarannya... 
Jadi mohon sangat kepada sahabat yang membaktikan hidupnya di pesantren untuk memahami
penyakit ini. Jadi intinya adalah kebersihan/ higiene dan sanitasi lingkungan di kalangan
komunitas pesantren.
Gejala : gatal, panas, demam bisa ditemukan, bintik merah dan menyebar soliter... Bahkan
ditemukan pernanahan.
Kemungkinan untuk sembuh lebih baik dengan pengobatan yang tepat.
Obat yang bisa diberikan   mohon tetap ada pengawasan dari dokter) :
:(

1. Permetrin 5%. Merupakan obat pilihan dengan tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah
pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang
dari 2 tahun, tetapi untuk ibu hamil dan menyusui, serta bayi kurang dari 2 bulan belum diketahui
keamanannya, setelah pemakaian ada kemungkinan gejala tidak langsung mengilang.
Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih.
Dosisnya sekali pemakaian. Sediaannya yang beredar saat ini adalah SCABIMITE yang
termasuk golongan obat Keras.
2. Malation. Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya
diberikan beberapa hari kemudian.
3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam
selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai
4. Sulfur. Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan.
Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari
selama 3 malam. Sediaan yang beredar: TALCYN.
5. Monosulfiran. Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2
– 3 bagian dari air dan digunakan selama 2 – 3 hari.
6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan). Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk
obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi.
Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan
saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.
Sediaan yang beredar: PEDICUTOX.
7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai
antiskabies dan antigatal.
Terima kasih saya kepada guru Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Dr. Letkol penerbang Archianda
Arsyad yang dahulu sangat "kejam" mendidik dan mendisiplinkan kami, murid muridmu...
Takzim dan hormat kepada guruku....

Baca dengan seksama.. 


Apakah selama ini.. Kita mendzolimi tubuh kita dengan 'gula' 
Copas statusnya Yoanova
Adakah tmn2 FB atau Keluarga tercinta mengalami tanda sprti pd gambar ??
Ini bukan kotoran/ daki tapi *acanthosis nigrecans*
Ini adalah tanda bermulanya diabetes.
Acanthosis Nigricans adalah gangguan kulit yang ditandai dengan kulit yang lebih gelap, tebal,
dan seperti beludru pada lipatan tubuh. Hal ini sering ditemukan pada orang dengan resistensi
insulin terkait obesitas.
Kulit yang terkena Acanthosis Nigricans bisa mengalami penebalan. Paling sering, Acanthosis
Nigricans mempengaruhi ketiak Anda, pangkal paha, dan leher. Tidak ada pengobatan khusus
yang tersedia untuk mengatasi Acanthosis Nigricans. Pengobatan untuk beberapa kondisi
mungkin dapat mengembalikan warna normal kulit dan tekstur daerah kulit yang terkena
Acanthosis Nigricans.
Perubahan kulit Acanthosis Nigricans biasanya terjadi pada orang yang mengalami obesitas
atau menderita diabetes. Anak-anak yang mengalami kondisi ini berisiko lebih tinggi terkena
diabetes tipe 2. Meski jarang terjadi, Acanthosis Nigricans bisa menjadi tanda peringatan dari
tumor kanker pada organ internal, seperti perut atau hati.
Jadi jika melihat tanda seperti di atas pada keluarga,tetangga atau teman...segera ingatkan
untuk berhati2...bahwa penyakit diabetes sdh mulai mendekatinya.
Apakah Diabetes dikarenakan suka makan yang manis2??? Belum Tentu,, krn Gula
Tersembunyi itu lbh berbahaya,, 
Coba baca di bawah ini...
*GULA, TAK SELAMANYA MANIS*
Manusia itu jatah Glukosanya cuman 2 sdt (sendok teh) sehari.
Tapi kita makan dari pagi, siang, sore, malam bersama teman-teman cemilan karbo lainnya.
Insulin itu akan sibuk mengolah Glukosa dari karbo yang masuk, supaya gula darah tetap
dibawah 100.
Karena engga mungkin manusia ada kadar gula darahnya sampe 1000-2000-30000 mg/dl.
Karena insulin-lah, kita dapat terselamatkan dari kadar Glukosa dalam darah yang berlebihan.
Glukosa yang dimasukin secara gila-gila'an akan membuat insulin yang bekerja, juga gila-
gila'an!!
Akhirnya Pankreas-pun dipaksa terus menerus untuk dapat menghasilkan insulin.
Tapi karena karbo-nya engga mau berenti dimasukin sama manusia (padahal jatah tubuh hanya
2 sdt aja seharinya).
Insulin ngomong gini:
"Waduuh... Glukosa masuk terus nih, olah dia! Jadikan energi!!!"
Nah, mulai deh berubah tuh Glukosa jadi metabolisme, yang dipake jadi sumber energi.
Eh manusianya diem, ga mau gerak, ga mau Olahraga, ga aktif, kerjanya duduk dikantor, tiduran
dirumah, boro-boro jalan, naik tangga aja pengen pake eskalator.
Sumber energi-nya ngga pernah dipake... Tapi karbo masuk terus.
Insulin jadi bingung, Kemana-in lagi ni .. ?
"Masukin ke fat cell! 
Jadikan Body fat! Jadikan lemak tubuh, trus simpen disitu, 
di "gudang" penyimpanan."
Jadilah itu lemak gembyar-gembyor, blewer-blewer, melambai-lambai, diperut dan beberapa
tempat lainnya..
Eh, tapi karbo-nya masuk terus
Insulin makin bingung. 
Fat Cell udah engga mau nerima lagi.
Dia kata: "Ogah! Gue udah cape, alihkan lagi aja ke yg lain. 
Gue udah nolak!!"
Insulin lalu ngincer ke liver, maka dialihkan-lah kesitu.
Kata liver:
"Eeh, Aku-kan cuma bisa nampung 100-150gr Glycogen aja.. Apa-apa'an nih ngirim glukosa
segini banyak??!! Over Capacity niii gue
Akhirnya Liver-pun kerja keras juga mati-mati'an, untuk berusaha mengolah Glucose yang dioper
kesana.
Padahal daya tampung disana cuman sedikit, dia olah itu Glucose ke Tryglicerid.
Melalui proses de novo lipogenesis. Jadilah itu Trigleserid tinggi dan liver diselimutin oleh lemak
yg namanya FATTY LIVER
Ngeri Broo..
Liver-pun akhirnya bermasalah, sudah pasti Empedu ikut kena imbasnya, jadi deh masalah
baru... 
Masalah di Empedu!!
Ketika sudah BANYAK sekali problem ditubuh, Fatty Liver, Batu Empedu, TG tinggi, itu semua
adalah indikasi HYPERGLICEMIA yg artinya itu kadar glukosa dalam darah ketinggian pisan..
Plis deh ah...
Insulin lelah, selelah-lelah nya untuk mengolah Glukosa...
Udah bingung si Insulin...
Mau dikemanain lagi ini Glukosa?"
Tapi emang manusianya, yang ngga bisa berenti makan karbo dan masukin glukosa terus..!!
Maka insulinnya RESIST!!
Udah engga mau, udah cape, udah ngambek, sambil teriak: "HAYATI LELAH BAAANG!!!"
BOOM!!!
Akhirnya Insulin Resistance...
Hasil dari insulin resistance iu menjadi HYPERinsulinemia, pankreasnya ngambek, ngadat,
akhirnya.... Turun mesin!!
*Yang Diabets type 1*, Pankreas udah ngga mampu menghasilkan insulin lagi, tapi manusianya
masih "maksa" in masukin karbo terus!!
Akhirnya solusinya itu, insulin disuntikin kedalam perut, biar bisa ngolah glukosa. 
Paksa terus!!!
Ternyata..... 
Betapa manusia itu senang menzhalimi dirinya sendiri...
Semua dah ada batasnya.
*Aturan pada manusia untuk sering menahan hawa nafsu dalam berpuasa dan makan hanya 1/3
lambung...*
Yuk Mulai lah atur Pola Makan KITA...
Salam sehat! 
By Eva Badru/PIC KF Bogor. 
Dgn sedikiteditan dariku,, semoga bermanfaat
*Makanlah dan minumlah dan jangan berlebihan!*
Ini sudah di sunnahkan Nabi kt Muhammad Shollallaahu 'alaihi wassaalaam juga..

Hampir mati...!
Karena minum obat diabetes
(FYI yang minum obat diabetes)
---
"Saya hampir mati rasanya, habis minum obat gula lemes mau siup...!", kata seorang pasien...
Gara-garanya si pasien minum obat Glibenclamide di pagi hari tanpa disertai sarapan. Padahal
intruksinya obat harus diminum sesaat (kira-kira 5 - 10 menit) sebelum makan pagi. Dikiranya
walau pagi tidak makan / sarapan obatnya tetap diminum.
Kejadian "hampir mati" setelah minum obat diabetes bukan sekali dua kali kami temui, maka
penting untuk kita ketahui beberapa informasi berikut...
1. Obat diabetes secara umum dan mudahnya kita bagi dalam 2 kelompok besar...
PERTAMA kelompok perangsang produksi insulin, dan
KEDUA kelompok pengoptimal kerja insulin
2. Kelompok PERTAMA perangsang produksi insulin, kerjanya dengan merangsang sel beta
pankreas untuk mengeluarkan insulin lebih banyak.
Insulin yang tinggi menyebabkan gula darah bisa dengan mudah 'terserap' oleh sel tubuh,
akibatnya kadar gula darah turun.
Contoh obatnya : Glimepiride, Glibenclamid, Gliquidone, Gliclazide, dsb biasanya berawalan
Gli...(golongan sulfonylurea)
3. Kelompok PERTAMA memiliki efek cepat menurunkan kadar gula darah, maka efek
sampingnya jelas "Gula darah drop" alias hypoglycemia.
Cirinya pusing, keringat dingin, badan bergetar, mata berkunang2 dan pingsan.
Jika timbul gejala ini SEGERA MAKAN DAN MINUM YANG MANIS. Karena jika dibiarkan bisa
pingsan sampai koma masuk ICU.
Yang paling sering bikin hypoglycemia adalah Glibenclamide (makanya di AS, UK dan Aussie
sudah kurang recomended lagi), paling jarang bikin hypoglycemia Gliclazide (karena durasi kerja
paling pendek), dan yang paling sering digunakan saat ini adalah Glimepiride (durasi kerja
panjang tapi lebih aman dari Glibenclamide).
4. Kelompok PERTAMA ini harus diminum sesaat (5-10 menit) sebelum makan atau sarapan
pagi yang tinggi karbohidrat (bukan makan makanan ringan apalagi cuma air putih).
Jika pagi tidak makan atau sarapan TIDAK BOLEH MINUM OBAT INI, tunda sampai waktu
makan tiba, misalnya anda makan jam 11 maka diminum 5 menit sebelum jam 11, atau jika
langsung makan siang TANPA SARAPAN maka obat diminum 5 menit sebelum makan siang.
JIKA PUASA maka minumnya ditunda sampai waktu berbuka puasa, 5 menit sebelum makan
besar.
5. Kelompok KEDUA, pengoptimal kerja insulin. Obat ini tidak membuat drop kadar gula darah,
jarang sekali menimbulkan hypoglycemia, karena kerjanya tidak meningkatkan produksi insulin,
tapi INSULIN YANG SUDAH ADA DIOPTIMALKAN KERJANYA.
Contoh obatnya : Metformin, Pioglitazon, Sitagliptin, Empagliflozin, Liraglutide, Acarbose (khusus
Acarbose kerjanya mengurangi penyerapan glukosa)
6. Kelompok KEDUA ini diminum tanpa makan besar tidak masalah, hanya buat mereka yang
"perutnya" sensitif biasanya bikin mual dan kembung, makanya tetap disarankan diminum
bersama / disela-sela waktu sedang makan, makanannya bisa makanan ringan atau berat tidak
masalah. CARANYA SETELAH SUAPAN KE-1 ATAU KE-2 OBAT INI LANGSUNG DIMINUM.
7. Kelompok KEDUA yang paling umum adalah METFORMIN, obat ini adalah standar pertama
pada pengobatan diabetes.
8. METFORMIN ini lebih baik dipilih tablet yang bentuk XR atau "extended release", artinya obat
dikeluarkan dan diserap perlahan-lahan.
Cirinya ada tulisan XR di kemasannya, contoh Metformin XR, Nevox XR, Glucophage XR, dsb.
Dengan memilih bentuk XR efektifitasnya lebih baik dan efek samping yang bikin mual dan
kembung akan sangat minimal.
JIKA ANDA SUDAH BIASA MENGGUNAKAN BENTUK XR JANGAN DIGANTI KE BENTUK
BIASA. Tapi memang harganya lebih mahal dari yang bukan XR.
9. OBAT DIABETES DIMINUM SAMPAI DIABETESNYA SEMBUH. Tandanya sembuh adalah
fungsi sel beta pankreas kembali normal. Namun sayangnya sampai saat ini BELUM ADA
TERAPI MENGEMBALIKAN SEL BETA PANKREAS NORMAL.
Karena sekali sel beta pankreas rusak / mati tidak bisa diperbaiki / dihidupkan kembali.
SATU SATUNYA CARA ADALAH DENGAN TEKNOLOGI TRANSPLANTASI PANCREAS ATAU
ISLET TRANSPLANTASI. Namun biayanya tidak murah dan uji cobanya panjang, sehingga
bukan menjadi standar dalam terapi diabetes tipe 2.
10. Jadi selama pankreas masih belum bisa diperbaiki mau tidak mau OBAT DIABETES
DIMINUM TERUS, bahkan mungkin seumur hidup.
Wallahu a'lam...
Semoga bermanfaat...
Salam sehat...
Bacaan:
American Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes 2017
https://www.google.co.id/url…
Pancreas Transplant
https://www.mayoclinic.org/…/pancreas-tr…/about/pac-20384783
Drug.com
https://www.drugs.com/
Jadi, Amlodipine (Norvasc) diminum pagi apa malam?
(drug chronotherapy bagian 2)
---
Dari bahasan kita yang lalu muncul beberapa pertanyaan, diantaranya :
“Jadi, orang tua saya minum Amlodipine harusnya pagi atau malam?”
Nah, sekarang kita lanjut dikit ya ke masing-masing jenis obat, mudah-mudahan bisa menambah wawasan.
Tapi sekali lagi saya ulangi :
Informasi ini TIDAK MENGGANTIKAN INSTRUKSI DOKTER, tapi sebagai bahan diskusi dengan
dokter dan apoteker Anda. Tetap ikuti instruksi dokter yang meresepkan obat, karena boleh jadi ada
pertimbangan lain kenapa Anda diberikan aturan minum tersebut...oke ya...
Nah berikut ini beberapa jenis obat dan waktu minumnya :

OBAT HIPERTENSI
-----------------------
Sudah kita bahas kemarin kalau secara umum ritme tekanan darah kita akan meningkat saat bangun di pagi
hari sampai siang, saat sore tekanan mulai turun dan malam hari biasanya tekanan darah mecapai titik yang
rendah (istilahnya “dipping”). Pada kasus pasien seperti ini biasanya dokter akan meresepkan obat tekanan
untuk diminum pada pagi hari.
1. AMLODIPIN (CCB)
Buat pasien yang ritmenya masih normal (dipping) dan tanpa komplikasi maka dokter bebas meresepkan
Amlodipin apakah diminum pagi hari atau malam hari manfaatnya sama saja karena durasi kerjanya
panjang.
Tapi perlu diingat, kalau pasien ada penyakit lain seperti kolesterol dan mendapat Simvastatin (yang harus
diminum malam hari) diminum malam bisa bertemu Amlodipine, wah bisa interaksi dong... maka
solusinya Amlodipin sebaiknya diminum pagi hari supaya keduanya nggak ketemu, soalnya kalau ketemu
resiko efek samping Simvastatin akan meningkat yaitu 'kerusakan otot' (Rhabdomyolysis) .

2. ACEI DAN ARB


Adapun jenis obat tekanan lain seperti ACEI durasi panjang (long acting) macam Ramipril, Lisinopril atau
ARB durasi panjang (long acting) macam Candesartan, Valsartan (Diovan), Losartan, atau Telmisartan
(Micardis), kalau pasien ritme biologisnya masih bagus (dipping) dan tanpa komplikasi maka masih bebas
mau diminum malam atau pagi.

3. DIURETIK
Obat tekanan jenis Diuretik seperti HCT, Cortalidon, Furosemide (apakah pasien dipping maupun non-
dipping sama saja) sebaiknya diminum pagi hari karena kerjanya merangsang kencing takutnya kalau
diminum malam bisa ganggu tidur karena bolak balik ke kamar kecil.

Berbeda kalau pasien dengan kasus Non-dipping (ritme tubuhnya sudah 'kacau'), harusnya pada malam
hari tekanan darahnya turun tapi ini malah nggak. Biasanya ini terjadi pada pasien tua > 60 tahun,
penderita diabetes, atau penderita komplikasi kardiovaskular lain. Nah, secara umum buat pasien seperti ini
sebaiknya obat tekanan diminum malam hari. Apakah obat tunggal atau kombinasi tetap diminum malam
hari.
Ini berlaku juga bagi pasien dengan komplikasi diabetes. FYI dalam guideline Manajemen Diabetes-nya
American Diabetes Association menyarankan bagi pasien hipertensi atau punya resiko tinggi gangguan
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) agar mendapat obat hipertensi (minimal 1 jenis) yang harus
diminum pada malam hari, tujuannya buat menurunkan resiko komplikasi kardiovaskular (seperti stroke
dan serangan jantung), dimana sebagian besar kasus stroke dan serangan jantung terjadi antara jam 6 pagi
sampai jam 12 siang, dengan memberikan obat anti hipertensi malam hari harapannya obatnya bisa bekerja
optimal dalam mencegah stroke dan serangan jantung pada saat bangun pagi sampai keesokan harinya.
NB: Lalu gimana cara menentukan pasien itu ritmenya normal (dipping) apa nggak (non-dipping)...?
Caranya dengan memeriksa minimal 2-3 kali dalam 1 minggu, dimana setiap harinya dilakukan minimal 2
kali pemeriksaan tekanan darah yaitu pagi dan malam. Atau bisa juga dokter menyarankan penggunaan
alat pengukur tekanan darah di rumah yang dipakai sehari semalam selama 24 jam selalu menempel di
badan, alat ini disebut "Ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) device" yang selalu mencatat
grafik perubahan naik turunnya tekanan darah pasien selama 24 jam. Kalau malam hari tekanan tidak turun
berarti termasuk kategori Non-dipping.

OBAT PENURUN KOLESTEROL


---------------------------------------
Karena sebagian besar kolesterol diproduksi tubuh pada malam hari makanya obat kolesterol jenis
penghambat produksi kolesterol seperti Simvastatin, Atorvastatin (Lipitor), atau Rosuvastatin (Crestor)
disarankan malam hari, terlebih buat Simvastatin karena durasi kerjanya yang pendek, adapun Atorvastatin
dan Rosuvastatin kalau kepepet atau males diminum malam hari masih nggak papa diminum pagi atau
siang karena durasi kerjanya panjang.
Kalau obat kolesterol jenis yang lain macam Gemfibrozil atau Fenofibrat (obat ini buat pasien dengan
kolesterol jenis Triglycerida / TG yang tinggi) biasanya memang diminum 2x yakni siang dan malam.

OBAT 'PENGENCER DARAH'


------------------------------------
Untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah, pada pasien dengan resiko tinggi akan diberikan obat
yang kerjanya 'mengencerkan darah' (anti platelet / anti pembekuan darah) seperti Asam Asetil Salisilat
(contoh mereknya Aspirin, Aspilet, Miniaspi, Farmasal) atau Clopidogrel (contoh mereknya Plavix, CPG).
Dari beberapa riset menunjukkan bahwa obat pengencer darah ini lebih efektif diminum malam hari. Sebab
kerja "platelet" yang bertugas membekukan darah optimal kerjanya di pagi hari, supaya saat pagi obat
pengencer darahnya sudah 'ready' atau siap maka dianjurkan obatnya diminum sejak malam hari.

OBAT DIABETES
---------------------
Sudah saya tulis dikit di status
sebelumnya https://web.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211255784852385jadi tinggal baca
aja...maaf...

PERTIMBANGKAN KEPATUHAN PASIEN


---------------------------------------------------
Karena obat tekanan, kolesterol dan diabetes itu diminum jangka panjang bahkan mungkin seumur hidup
maka perlu diatur waktunya supaya pasien tidak lupa minum atau terlewat.
Karenanya kita menyarankan jangan terlalu banyak variasi waktu minum obatnya. Diusahakan 1 atau
maksimal 2 kali sehari saja, bahkan kalau perlu gunakan pil kombinasi, 1 obat isinya 2 atau 3 jenis obat
sekaligus, supaya pasien nggak repot kebanyakan jenis obat.

CONTOH KASUS
--------------------
Kalau kita ilustrasikan buat pasien Non-dipping dengan komplikasi penyakit lain dengan obat2nya maka
jadinya seperti ini kira2...
Seorang pasien dapat obat dari dokter Amlodipin 1x, HCT 1x, Simvastatin 1x, Aspilet 1x, Glimepirid 1x,
dan Metformin 3x sehari. Maka diatur minumnya kurang lebih seperti ini :

1. PAGI saat sarapan :


- HCT (karena bikin kencing),
- Glimepiride (lebih baik saat waktu makan pertama), dan
- Metformin (dosis pertama)

2. SIANG saat makan siang :


- Metformin (dosis kedua)

3. MALAM saat makan malam :


- Amlodipin (boleh juga sih diminum pagi cuma kita kan mau mengikuti saran dari ADA yang
menyebutkan adanya benefit lebih bila pasien mendapat obat tekanan di malam hari),
- Simvastatin sebaiknya diganti Atorvastatin atau Rosuvastatin karena berinteraksi yang beresiko 'merusak
otot' bila diminum bersama dengan Amlodipin, tapi kalau dokter tetap mau ngasi Simvastatin maka mau ga
mau kita ngalah aja Amlodipin diminum pagi, LEBIH BAIK MENGURANGI BENEFIT DARIPADA
MEMAKSAKAN BENEFIT TAPI MALAH MEMBAHAYAKAN
- Aspilet (supaya lebih efektif diminum malam), dan
- Metformin (dosis ketiga).
Bagaimana kalau pasien itu ada Asam Urat dan mendapat obat penurun asam urat Allopurinol 1x sehari?
Kita tahu Allopurinol minumnya bebas aja, mau pagi atau sore atau malam insya Allah efektifitasnya
sama.
FYI setelah pemberian Allopurinol pada awal2 terapi asam urat, biasanya nyeri akan semakin hebat karena
proses 'pengeluaran' asam urat dari persendian (gitulah bahasa awamnya). Bila Allopurinol diberikan tanpa
disertai anti nyeri maka resiko nyeri hebat di persendian akan meningkat, nah dalam kasus ini biasanya
dokter akan menambahkan anti nyeri untuk diminum selama beberapa hari sampai efek nyeri dari proses
'pengeluaran' tersebut hilang. katakanlah dokter meresepkan anti nyeri Meloxicam 1x sehari.
Jadi buat kasus di atas kalau pasien diresepkan Allopurinol diminumnya sila dipilih mana yang paling
nyaman, mau pagi atau malam.
Sementara Meloxicam-nya diminum pagi hari.
Kenapa?
Karena Meloxicam sifatnya asam, maka sebaiknya tidak diminum bersamaan Aspilet yang juga asam,
takutnya meningkatkan efek 'iritasi lambung', maka solusinya kalau Aspilet diminum malam berarti
Meloxicam diminum pagi, begitu sebaliknya.
Ingat, tadi kita sudah tahu Aspilet disarankan diminum malam hari, jadi yang ngalah Meloxicam.
Pertimbangan lain kenapa antinyeri Melokxicam diberikan pagi hari karena umumnya serangan gout /
nyeri asam urat terjadi pada pagi hari.

BIAR TAMBAH MUMET


(khusus buat teman sejawat Apoteker)
---------------------------------------------------
Kenapa nggak dipilih Colchicine sebagai ganti Meloxicam? Bukankah ini obat pilihan buat nyeri asam urat
(gout)?
Eiiit...awas hati2 ya dalam kasus pasien di atas dia mendapat obat golongan Statin (Simvastatin,
Atorvastatin atau Rosuvastatin) dimana Colchicine nggak boleh diberikan pada pasien yang mendapat obat
golongan Statin. Sila cek interaksinya di aplikasi "interaction checker"...
Biar tambah mumet (hehehe...) masih ada lagi yang perlu difikirkan, kalau terjadi peningkatan asam urat di
pasien kita boleh curiga itu efek samping dari obat tekanan jenis diuretik yakni HCT. Ga mungkin terapi
diteruskan dengan pemberian HCT dong...makanya dokter mungkin akan ganti ke golongan ACEI atau
ARB. Anggaplah diganti ARB macam Telmisartan (Micardis) atau Valsartan (Diovan). Kalau gitu gimana
ngaturnya? Hehehe...
BEBERAPA PANDUAN
-------------------------------
Gunakan pertimbangan dalam pemilihan waktu minum obat sebagai berikut...
1. Kalau TIDAK ADA RESIKO apapun, tidak ada interaksi obat, tidak ada resiko efek samping pada
tubuh, dan tidak ada data kapan waktu optimal kerja obat maka PILIHLAH WAKTU MINUM OBAT
YANG PALING NYAMAN, MUDAH DIINGAT, DAN BISA KONTINYU DIKONSUMSI PASIEN
2. Tapi kalau ada data waktu minum yang optimal dengan benefit lebih maka sebaiknya diminum pada saat
itu, KENYAMANAN DIKALAHKAN DEMI MENGIKUTI WAKTU YANG OPTIMAL DEMI
BENEFIT, kecuali kalau setelah dicoba supaya konsisten, pasien sudah dikonseling supaya minum obat
pada waktu optimal ternyata pasien malah sering kelupaan minum obat maka pilihannya OPTIMAL
DIKALAHKAN DARIPADA SERING TIDAK MINUM OBAT, efek yang kurang optimal atau benefit
yang kurang masih mending dari pada pasien tidak minum obat sama sekali. Opsi lain mungkin perlu
memilih obat kombinasi, misal 1 tablet berisi 2 atau 3 macam obat sekaligus, jadi pasien cukup minum 1
tablet saja supaya nggak repot.
3. Kalau ada data yang menunjukkan waktu optimal atau ada benefit lebih TAPI KALAU DIPAKSAKAN
MALAH BERESIKO (misalnya ada interaksi obat atau efek samping yang berat), MAKA
TINGGALKAN BENEFIT, LEBIH BAIK MENGURANGI BENEFIT DARIPADA MEMAKSAKAN
BENEFIT TAPI MALAH MEMBAHAYAKAN
4. Yang paling utama dari semuanya adalah MONITORING DAN EVALUASI. Pemantauan kondisi
pasien dan evaluasi adalah perlu, sebab sering kali apa yang dalam teori benar dalam klinis bisa berlaku
sebaliknya. Kita sudah khawatir bakal terjadi resiko ini itu ternyata pada pasien tersebut tidak terjadi,
begitu sebaliknya, kita sudah pilih yang paling aman sesuai standar terapi tapi ternyata pada pasien tersebut
malah muncul efek buruk.
Selalu ingat bahwa kondisi pasien berbeda2, tingkat keparahan penyakit mungkin berbeda, sensitifitas
pada obat juga berbeda, belum lagi tingkat kepatuhan dan kepedulian pasien juga ga sama.
5. Maka itulah INFORMASI DAN EDUKASI ITU PENTING. Pasien harus diberitahu tetang
diagnosanya, kemungkinan2 yang akan terjadi selama terapi, cara menggunakan obatnya, apa yang harus
diwaspadai selama menggunakannga dan apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan selama terapi.

THE LAST BUT NOT THE LEAST


---------------------------------------------
Semoga apa yang kita fikirkan, kita pelajari dan semua daya upaya yang telah kita lakukan demi pasien
menjadi amal jariyah dan ladang ibadah buat kita.
Catatan :
Curcol dikit ya...
Saya masih bingung bagaimana caranya ya supaya bisa fokus ke pasien kalau di era BPJS gini Dokter
masih harus melayani 50 sd 60 pasien setiap hari di poli rawat jalan, dan apesnya lagi di apotik 1 Apoteker
harus melayani 100 sd 200 pasien per hari dari semua poli dengan berbagai jenis penyakit...?
Yang kita bahas ini BARU SALAH SATU SAJA DARI SEKIAN BANYAK YANG HARUS
DILAKUKAN.
Masih harus ngecek dosis, masih harus mikir interaksi obat, masih harus ngecek apa ada kontra-indikasi
apa nggak, ngasi tahu efek samping dan rencana monitoring...dst...
Sulit dibayangkan...
Wallahu a'lam
Sekian terima kasih...
Bacaan:
1. Perspective : Chronotherapeutics and Its Role in the Treatment of Hypertension and Cardiovascular
Disease https://www.medscape.com/viewarticle/407701_7
2. JNC 8 https://www.google.co.id/url…
3. Timing of Administration: For Commonly-Prescribed Medicines in
Australia https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4932476/…
4. Wang C, et al. Evening versus morning dosing regimen drug therapy for chronic kidney disease patients
with hypertension in blood pressure patterns: a systematic review and meta-analysis. Intern Med J.
2017. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/28544243/…
5. Sun Y, et al. Effect of bedtime administration of blood-pressure lowering agents on ambulatory blood
pressure monitoring results: A meta-analysis. Review article. Cardiol J.
2016. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/27296158/…
6. Liu X, et al. Evening -versus morning- dosing drug therapy for chronic kidney disease patients with
hypertension: a systematic review. Review article. Kidney Blood Press Res.
2014. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/25471279/…
7. Roush GC, et al. Evening dosing of antihypertensive therapy to reduce cardiovascular events: a third
type of evidence based on a systematic review and meta-analysis of randomized trials. Review article. J
Clin Hypertens (Greenwich). 2014. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/25039609/…
8. Waeber B, et al. Nighttime blood pressure: a target for therapy?. Review article. Curr Hypertens Rep.
2010. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/20862569/…
9. Time of administration important? Morning versus evening dosing of valsartan
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4284009/
10. Hermida RC, et al. Comparison of the efficacy of morning versus evening administration of telmisartan
in essential hypertension. Randomized controlled trial. Hypertension.
2007. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/17635851/
11. Hermida RC, et al. Chronotherapy with valsartan/amlodipine fixed combination: improved blood
pressure control of essential hypertension with bedtime dosing. Randomized controlled trial. Chronobiol
Int. 2010 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/20653455/…
12. Smolensky MH, et al. Administration-time-dependent effects of blood pressure-lowering medications:
basis for the chronotherapy of hypertension. Review article. Blood Press Monit.
2010. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/20571367/…
13. Hermida RC, et al. Treatment-time regimen of hypertension medications significantly affects
ambulatory blood pressure and clinical characteristics of patients with resistant hypertension. Randomized
controlled trial. Chronobiol Int. 2013. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/23098160/…
14. Hermida RC, et al. Treatment of non-dipper hypertension with bedtime administration of valsartan.
Randomized controlled trial. J Hypertens. 2005. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/16148616/…
15. Minutolo R, et al. Changing the timing of antihypertensive therapy to reduce nocturnal blood pressure
in CKD: an 8-week uncontrolled trial. Am J Kidney Dis.
2007. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/18037091/…
16. Cheng M, et al. The effect of continuous nursing intervention guided by chronotherapeutics on
ambulatory blood pressure of older hypertensive patients in the community. Randomized controlled trial. J
Clin Nurs. 2014. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/24393346/…
17. Farah R, et al. Switching therapy to bedtime for uncontrolled hypertension with a nondipping pattern: a
prospective randomized-controlled study. Randomized controlled trial. Blood Press Monit.
2013. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/23660686/…
18. White WB, et al. Effects of graded-release diltiazem versus ramipril, dosed at bedtime, on early
morning blood pressure, heart rate, and the rate-pressure product. Randomized controlled trial. Am Heart J.
2004. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/15459593/…
19. Why Should You Take Statins at Night?
https://www.healthline.com/…/why-should-you-take-statins-at…
20. Alan Wallace. Taking simvastatin in the morning compared with in the evening: randomised controlled
trial. BMJ. 2003 Oct 4; 327(7418): 788. doi: 10.1136/bmj.327.7418.788
21. Saito, Y, Yoshida, S, Nakaya, N. Comparison between morning and evening doses of simvastatin in
hyperlipidemic subjects. A double-blind comparative study. Arterioscler Thromb 1991; 11: 816–
826. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2065035?dopt=Abstract 
22. Aspirin https://www.health.harvard.edu/…/aspirin-and-your-heart-man…
23. Aspirin at bedtime https://www.webmd.com/…/take-aspirin-at-bedtime-to-better-p…
24. Hermida, RC, Ayala, DE, Calvo, C. Aspirin administered at bedtime, but not on awakening, has an
effect on ambulatory blood pressure in hypertensive patients. J Am Coll Cardiol 2005; 46: 975–
983. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16168278?dopt=Abstract
25. Snoep, JD, Hovens, MM, Pasha, SM. Time-dependent effects of low-dose aspirin on plasma renin
activity, aldosterone, cortisol, and catecholamines. Hypertension 2009; 54: 1136–1142
https://www.google.co.id/url…
26. Optimal Time to Take Once-Daily Oral Medications in Clinical Practice: Aspirin
https://www.medscape.org/viewarticle/584529_10
27. Li Z, et al. Clinical Trial : [Impact of application time of aspirin and clopidogrel on platelet aggregation
in patients with acute coronary syndrome].
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/20654074/
28. Cutolo M. Glucocorticoids and chronotherapy in rheumatoid arthritis. RMD Open. 2016; 2(1):
e000203. Published online 2016 Mar 18. doi: 10.1136/rmdopen-2015-
000203. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4800804/…
29. American Diabetes Association: Standards of Medical Care in Diabetes 2018
https://professional.diabetes.org/…/standards-medical-care-…
30. Cardiovascular Disease and Risk Management: Standards of Medical Care in Diabetes—
2018 http://care.diabetesjournals.org/content/41/Supplement_1/S86
31. Zhu ; Zhou ; Yan; Zeng. Optimal Time to Take Once-Daily Oral Medications in Clinical Practice. Int J
Clin Pract CME. 2008;62(10):1560-1571 https://www.medscape.org/viewarticle/584529_1

Hai Sahabat Apoteker.


.
.
Kenalkan aku adalah Simvastatin. Aku adalah salah satu obat dari golongan statin yang bekerja
dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase yang berperan dalam produksi kolesterol
dalam tubuh.
.
.
Saat enzim ini aku hambat, maka sederetan zat yang akan membentuk kolesterol tubuh juga
dihambat. Dengan demikian, otomatis kolesterol dalam tubuh tidak jadi dibentuk.
.
.
Kolesterol yang kuhambat adalah kolesterol jahat. Kolesterol baik tidak kuhambat.
.
.
Karena masa kerjaku pendek, hanya beberapa jam saja, maka sebaiknya aku di minum pada
malam hari. Karena pada malam harilah kolesterol terbentuk. 
.
.
Oya sahabat, aku tidak boleh digunakan untuk Ibu hamil. Aku termasuk obat kategori X. Yaitu
obat-obat yang secara nyata melalui penelitian menunjukan obat ini tidak aman digunakan. 
.
.
Prinsipnya, untuk keamanan tubuhmu, apapun nama obatnya, jangan diminum sembarangan
ya…
.
.
.
.
Aku Simvastatin, juga tidak boleh diberikan kepada orang gangguan hati. Bukan gangguan hati
karena sakit hati putus cinta ya. Wkwkw . Melainkan gangguan hati seperti mengalami hepatitis. 
.
.
Jika setelah minum simvastatin kamu agak lemas dan pusing, itu hal biasa ya. Itu tandanya obat
sudah mulai bekerja. 
.
.
Minum obat yang teratur ya. Karena jika kolesterolmu tinggi, banyak penyakit berbahaya yang
nanti bisa menghampiri..

MENGHITUNG MASA SUBUR WANITA SETELAH HAID


Memperkirakan dan menghitung masa subur wanita setelah haid adalah salah satu cara utama
untuk memiliki keturunan.
Itu sebabnya untuk merencanakan kehamilan, Anda perlu memiliki catatan periode haid.
APA YANG DI MAKSUD DENGAN SIKLUS HAID ATAU MENSTRUASI ?
Siklus haid adalah rentang hari sejak hari pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya.
Siklus haid yang normal adalah setiap 21-35 hari. Hari ke-1 (satu) pada siklus haid adalah hari
pertama haid terjadi.
MENGHITUNG MASA SUBUR WANITA SETELAH HAID
😻Kapan dimulainya masa haid?
Haid dimulai pada hari pertama saat dinding rahim meluruh dan keluar bersama darah dari
vagina.
Pada masa haid, sel telur akan berkembang di dalam ovarium.
Saat sel telur sudah matang, ovarium akan melepaskan sel telur tersebut, peristiwa ini disebut
ovulasi.
😻Kapan ovulasi terjadi?
Umumnya, ovulasi terjadi sekitar 12–14 hari sebelum hari pertama haid selanjutnya.
Sebenarnya, hari ketika terjadi ovulasi bergantung pada siklus haid Anda.
Jika siklus Anda pendek, misalnya hanya 22 hari, maka ovulasi dapat terjadi hanya beberapa
hari setelah haid berakhir.
Jadi, waktu ovulasi bisa berbeda pada tiap wanita.
Untuk itu, penting bagi Anda mengetahui siklus haid Anda agar dapat memperkirakan waktu
ovulasi.
😻Jadi, kapan masa subur wanita?
Masa subur Anda berkisar di sekitar waktu ovulasi, kira-kira lima hari sebelum ovulasi terjadi.
Umumnya, masa subur wanita adalah 12–16 hari sebelum masa haid berikutnya.
Dalam kata lain, rata-rata wanita mengalami masa subur di antara hari ke-10 hingga hari ke-17
setelah hari pertama haid terakhir.
Hal tersebut berlaku bagi wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari.
Namun, bila siklus Anda berbeda, Anda dapat mempelajari dan menghitung kapan masa subur
Anda.
Hal yang menjadi tantangan adalah lama masa haid wanita bisa berubah dari waktu ke waktu,
biasanya berlangsung 2-7 hari.
Kondisi ini membuat ovulasi dapat berbeda sepekan lebih cepat atau lebih lambat dibanding
periode sebelumnya.
Selain proses ovulasi, kehamilan juga sangat ditentukan oleh proses sperma menjangkau sel
telur.
Agar dapat hamil, sel telur yang telah matang ini harus dibuahi dalam waktu 12 hingga 24 jam.
😻Menghitung Sendiri Masa Subur
Sel telur harus dibuahi dalam waktu 12–24 jam setelah ovulasi.
Karena itulah, penting untuk mendeteksi di hari-hari apakah wanita berada pada kondisi paling
subur.
Umumnya, masa subur ini dihitung berdasarkan catatan dan analisis siklus haid selama
setidaknya 8 bulan terakhir.
Perkiraan masa subur dapat dihitung dengan rumus berikut:
👉🏿Ketahui siklus terpendek Anda. 
Misal: 27 hari. 
Kurangi angka ini dengan 18. Hasilnya: 9.
Angka ini adalah hari pertama saat Anda
berada pada posisi paling subur.
👉🏿Ketahui siklus terpanjang Anda. 
Misal: 30 hari. 
Kurangi angka ini dengan angka 11.
Hasilnya: 19. 
Angka ini adalah hari terakhir saat Anda
paling subur.
Dengan demikian jika siklus Anda rata-rata adalah 27–30 hari, maka Anda akan paling subur
pada hari ke-9 hingga 19.
😻Indikator Masa Subur Wanita Setelah Haid
Untuk semakin memperkuat prediksi hari paling subur, Anda dapat menggunakan beberapa
indikator lain, seperti:
👉🏿Meningkatnya suhu basal tubuh
Suhu basal tubuh adalah suhu tubuh saat
bangun di pagi hari. 
Suhu normal adalah 35,5–36.6 derajat C
Namun jika suhu tubuh Anda naik sedikit
lebih tinggi dari angka tersebut, ini dapat
berarti Anda sedang mengalami ovulasi.
👉🏿Adanya lendir dari mulut rahim
Lendir yang keluar dari mulut rahim dapat
memiliki konsistensi encer hingga
Perubahan lendir ini menunjukkan
perubahan kadar hormon estrogen pada
tubuh, yang juga menjadi pertanda apakah
ovulasi segera terjadi. 
Pada masa subur, lendir ini berwarna
bening, licin, dan elastis, seperti putih telur
mentah. Cairan inilah yang akan
memperlancar dan melindungi jalannya
sperma menuju rahim untuk bertemu sel
telur.
👉🏿Nyeri ringan hingga berat pada perut atau
salah satu bagian punggung.
Beberapa wanita merasakan hal ini di
sekitar masa ovulasi. Rasa sakit ini dapat
juga dijadikan salah satu tanda untuk
membantu mendeteksi masa subur.
👉🏿Perasaan lebih bergairah
Sebagian wanita merasakan lebih
bergairah, lebih bersemangat, dan lebih
mudah bersosialisasi saat mengalami
masa subur.
Dengan memperkirakan dan menghitung masa subur setelah haid, serta memahami apa yang
terjadi selama siklus menstruasi, Anda akan menjadi lebih terbantu dalam merencanakan
kehamilan dan mengevaluasi kesehatan reproduksi.
Jika masih kesulitan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan
masa subur Anda.
Ditinjau oleh : dr. Kevin Adrian
Semoga bermanfaat..😊
persiapan untuk anak 
1. Sanmol drop/sanmol sirup untuk meredakan demam dan rasa nyeri pada anak
2. Zinkid syrup, untuk mengobati dan mencegah diare. Biasanya di seling dengan Lacto B.
3. cazetin drop ,obat sariawan
4. Lactacyd Baby, saat biang keringat jadi biangkerok, sabun mandinya diganti pake ini.
5. Metoclopramide, mual dan muntah
6. apyalis drop,vitamin anak setelah sakit
7. Breathy, tetes hidung yg mengencerkan lendir kental saat hidungnya mampet.
8. Myco Z, saat ruam popok parah. Ini jagoan benerrr.
9. Genoint, berguna saat sakit mata yg belekan mulu.
10. Termometer taulah yaa gimana membantunya dia saat bayi badannya anget
11. Caladine Baby 
12. baby cough, untk batuk pilek

APA BEDANYA OBAT DENGAN AKHIRAN FORTE DAN YANG "NON" FORTE?
@tanyaapoteker - Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata #Forte.
Ya, kata ini sering kita temukan di belakang nama sebuah #obat.
Contohnya Becombion® Forte, Neozep® Forte, Proris® Forte, dan lain-lain.
Obat versi forte ini biasanya dikeluarkan setelah obat pendahulunya yang cukup laris di pasaran.
Lalu apa sih bedanya antara obat forte dengan obat biasa (non-forte)?
Forte berarti “dikalikan”.
Dalam hal ini yang “dikalikan” adalah konsentrasi kandungan zat aktifnya.
Saya ambil contoh misalnya tablet Sanaflu® dan Sanaflu® Forte.
Kedua obat ini sama-sama mengandung zat aktif parasetamol dan fenilpropanolamin.
Tablet Sanaflu® biasa (non-forte) mengandung Parasetamol 500 mg dan Fenilpropanolamin HCl
15 mg, sementara tablet Sanaflu® Forte mengandung Parasetamol 650 mg dan
Fenilpropanolamin HCl 15 mg.
Kandungan parasetamol pada tablet Sanaflu® Forte adalah 1,3 kali dari tablet Sanaflu® biasa.
Seberapa besar perbandingan antara obat forte dan non-forte ini bisa bervariasi, ada yang 1,5
kalinya, ada yang 2 kalinya, dan sebagainya.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa forte adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menyatakan kandungan zat aktif yang lebih besar dari obat pendahulunya.
Lalu apa tujuan adanya obat forte ini?
Banyak orang yang beranggapan bahwa obat forte lebih poten atau lebih manjur daripada obat
pendahulunya (non-forte) sehingga orang cenderung lebih memilih obat jenis forte daripada jenis
non-forte.
Apakah benar demikian?
Jawabannya tidak juga.
Pada dasarnya obat jenis forte ini dibuat untuk memfasilitasi pasien-pasien tertentu dalam
masalah yang berkaitan dengan dosis obat.
Kebutuhan dosis obat tiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya,
misalnya saja faktor usia dan bobot badan atau luas permukaan tubuh.
Orang #dewasa biasanya memerlukan dosis yang lebih besar daripada dosis untuk anak-anak,
atau orang yang memiliki bobot badan yang overweight juga biasanya membutuhkan dosis yang
lebih besar daripada orang yang berbobot badan normal.
Hal inilah yang sering membuat orang-orang yang memiliki bobot badan di atas rata-rata ini
merasa obat jenis forte yang mereka minum lebih manjur daripada obat biasa.
Hal ini dikarenakan dosis obat forte yang lebih besar.
Selain itu, obat forte ini juga bertujuan untuk menciptakan kepraktisan.
Contohnya, orang yang memiliki bobot badan di atas rata-rata harus meminum obat non-forte
sehari 3 kali 2-3 tablet untuk dapat memperoleh hasil terapi yang diharapkan untuk mereka.
Sementara jika mereka mengonsumsi obat forte, mereka tetap mengonsumsi obat tiga kali
sehari namun cukup 1 tablet saja tiap frekuensi minum obat.
Kepraktisan ini juga berperan penting dalam menciptakan kepatuhan pasien dalam meminum
obat.
Obat forte tidak selalu hanya diperlukan untuk orang-orang yang gemuk.
Orang yang yang memiliki bobot badan normal pun kadang-kadang memerlukan dosis obat yang
lebih besar.
Namun umumnya, orang yang memiliki bobot badan normal membutuhkan dosis yang lebih
rendah daripada orang yang bobot badannya di atas rata-rata, sehingga mereka dapat cukup
mengonsumsi obat biasa (jenis non-forte).
Kesimpulannya, yang paling penting diperhatikan adalah kebutuhan dosis.
Jika orang yang tidak memerlukan dosis obat forte mengonsumsi obat jenis forte, maka pasien
dapat mengalami overdosis.
Overdosis ini bermacam-macam, mulai dari yang ringan sampai yang berat, tergantung obatnya.
Overdosis dapat menyebabkan meningkatnya efek samping obat yang diterima oleh pasien.
Selain itu, overdosis juga memungkinkan pasien justru menerima efek toksik dari obat yang
dapat membahayakan keselamatan pasien.
Sekarang sudah jelas kan perbedaan antara obat forte dan non-forte?
Hati-hati dan pertimbangkan dulu sebelum memilih obat. Jangan sampai salah pilih!
Tanya obat? #TanyaApoteker
Referensi dan sumber:
Pramudianto, Arlina dan Evaria (ed.), 2010, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10
2010/2011. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
ISFI, 2010, ISO Indonesia volume 45. Jakarta: Penerbit PT ISFI Penerbitan.
http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=1460
https://apotekerbercerita.com/2011/…/24/forte-dan-non-forte/
Mati karena makan durian
“DURIAN & STROKE”
---
Ni kan lagi musim durian
Biasanya kalau lagi musim begini akan banyak kabar orang meninggal setelah makan buah ini
Rata-rata yang meninggal penyebabnya “stroke”.
Nah, betulkah makan durian bisa bikin stroke?
Apa kata riset?
---
Sampai saat ini belum ada ya riset yang meneliti angka kematian setelah makan durian jadi
nggak bisa kita klaim makan durian itu bahaya...(lha wong enak kok hehehe...)
Cuma yang perlu jadi perhatian, saya dapat 2 penelitian dari saudara kita di Malaysia yang
dilakukan oleh Ibu Endang Kumolosasi dkk dari UKM.
1. Penelitian pada orang sehat yang nggak hipertensi.
Uji coba makan buah durian sampai ½ kg pada orang sehat (YANG NGGAK PUNYA PENYAKIT
HIPERTENSI) tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah baik sistole maupun diastole, yang
tampak naik cuma denyut jantung (heart rate), itupun nggak bahaya.
“A modest amount of durian intake did not affect blood pressure and heart rate in healthy
individuals. However, there was a significant increase in HR after 0.5–2 h of durian intake at the
dose of 500 g but the levels were brought down after 2 h. Although an increase in HR was
observed, the levels were still within the normal range (60–100 bpm).” (Kumolosasi E et.al,
2016).
Jadi ini kabar baik buat mereka yang nggak punya riwayat hipertensi...insya Allah aman
banget...hehehe...
TAPI
buat yang menderita hipertensi tampaknya memang HARUS HATI-HATI....

2. Penelitian pada tikus yang menderita hipertensi.


Mungkin ada yang tanya, 
Lho kok penelitian pertama dilakukan pada manusia tapi di penelitian kedua cuma di tikus
doang?
Lha...ini kan penelitian awal, kita kan belum tahu resiko durian buat manusia, makanya karena
ini penelitian “beresiko” ndak mungkin lah langsung diuji di manusia, kalau tiba2 beneran kena
stroke terus yang diuji mati kan repot...bisa dipenjara lah...
Makanya dicoba dulu pakai tikus.
Uji pada tikus yang menderita hipertensi, konsumsi durian yang sedikit (low dose) meski naikin
tekanan darah tapi masih relatif aman, sedangkan yang konsumsi banyak (high dose) jelas nyata
naikin tekanan darah secara tiba-tiba (akut).
“Durian fruit possess an acute effect on the BP of the hypertensive rats by altering the SBP and
DBP but heart rate was unaffected. The low dose consumption of durian fruit did not affect BP
and HR, however the caution is necessary if taking a high dose of durian in hypertensive
subjects.” (Kumolosasi E et.al, 2018).
So, ini bisa jadi “warning” buat penderita hipertensi jangan sampai KEBANYAKAN MAKAN
DURIAN, takutnya nanti tekanan darahnya naik tiba-tiba, soalnya kita sudah pada tahu kalau
tekanan darah yang tinggi ini bisa memicu terjadinya stroke pecah pembuluh darah...serem...
Saran saya buat penderita hipertensi :
1. Kalau kepingin durian ya makan dikit aja.
2. Jangan pernah berfikir berhenti minum obat kecuali dokter ahli yang suruh.
Dengan adanya obat dalam tubuh paling tidak kalau habis makan durian tekanan darahnya naik
nggak sampai bikin stroke.
Masalahnya kalau sudah kadung doyan durian pasti sulit kalau cuma makan dikit ya kan?
Maunya makan banyak, “Kalau berhenti lidahnya pahit!” (gitu kata orang hehehe....)
Lagian banyak dan sedikit itu relatif...
Durian + minuman beralkohol = MATI?
---
Sampai saat ini klaim beginian masih sekedar mitos, belum ada penelitian khusus hal ini.
Satu2nya penelitian adalah yang dilakukan di University of Tsukuba Jepang pada tahun 2009
lalu, itupun baru di laboratorium bukan di makhluk hidup (baru in vitro).
Kadar zat sulfur yang tinggi pada durian kemungkinan menyebabkan “proses pembuangan”
alkohol di tubuh menjadi terhambat.
Kurang lebih mekanismenya begini...
Pada kondisi normal, setelah seseorang minum minuman beralkohol tubuh segera berusaha
membuangnya karena alkohol ini berefek jelek bagi tubuh, caranya dengan mengaktifkan enzim
“penetral alkohol” yakni aldehyde dehydrogenase (ALDH) yang ada di liver (hati).
Kalau zat sulfur dari durian banyak masuk ke tubuh ketemu dengan enzim ALDH maka enzim ini
jadi inaktif alias mati suri.
Akibatnya kalau saat yang sama orang itu minum minuman beralkohol ya otomatis alkoholnya
akan menumpuk dalam tubuh gara-gara nggak ada “penetralnya”, penumpukan alkohol dalam
tubuh ini akan menimbulkan keracunan alkohol berat.
Gejalanya mulai pusing, mual, muntah, sakit kepala sampai susah bernafas.
Bagi teman2 apoteker pasti tahu ini mirip dengan gejala disulfiram–ethanol reaction (DER).
Apakah mematikan?
Wallahu a’lam, kita nggak bisa prediksi, karena daya tahan tubuh tiap orang nggak sama, belum
lagi banyak sedikitnya durian dan alkohol yang masuk ke tubuh juga nggak bisa dipastikan.
Kalau saran saya sih, ngapain juga minum miras, jelas-jelas lebih banyak jeleknya.
Okelah, sampai disini dulu.
Sudah lama nggak nulis jadi masih acak kadul ngetiknya, hehehe...
Semoga bermanfaat
Salam sehat
Bacaan :
1. Jasamai, Malina & Hanis Samsudin, Nurul & Azmi, Norazrina & Kumolosasi, Endang. (2018).
Effects of Durian Fruit on Blood Pressure of Spontaneously Hypertensive Rats. Sains
Malaysiana. 47. 1221-1226. 10.17576/jsm-2018-4706-17.
2. Endang Kumolosasi, Teh Siew Gyn, Ahmad Hasnan Mansor, Mohd Makmor Bakry, Norazrina
Azmi & Malina Jasamai (2016). Effects of Durian Intake on Blood Pressure and Heart Rate in
Healthy Individuals, International Journal of Food Properties, 19:7, 1483-1488, DOI:
10.1080/10942912.2015.1083577
3. Maninang, John & Lizada, Connie & Gemma, Hiroshi (2009). Inhibition of aldehyde
dehydrogenase enzyme by Durian (Durio zibethinus Murray) fruit extract. Food Chemistry. 117.
10.1016/j.foodchem.2009.03.106.

GEMUK...?
Bukan salahnya nasi
---

Ada lho orang yang diet nggak makan nasi alasannya nasi bikin gemuk...
PADAHAL...
------------------

1. Masalah obesitas atau kegemukan juga terjadi di negara2 yang BAHAN MAKANAN POKOK MEREKA BUKAN NASI.

2. Qatar, Kiribati, Kuwait, United Arab Emirates, Fiji, Saudi Arabia, United States of America dan Libya adalah termasuk
dalam jajaran 20 besar negara dengan tingkat obesitas penduduknya paling tinggi di dunia, padahal mungkin mereka makan
nasi nggak sebanyak kita, termasuk di Cook Islands, Palau, dan Nauru, TOP #3 negara paling tinggi tingkat obesitasnya di
dunia, nggak tanggung-tanggung lho 50% penduduknya mengalami obesitas padahal makanan pokok mereka bukan nasi.

3. Sementara negara2 "pemakan nasi" seperti Indonesia, Korea, China, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapore, Philippines,
dan negara ASEAN lainnya justru berada di peringkat 100-an ke atas dengan angka obesitas penduduknya dibawah 20%,
bahkan untuk Indonesia kasus obesitas penduduknya hanya kisaran 5,7%.

Sila lihat data tahun 2017 di .... https://renewbariatrics.com/obesity-rank-by-countries/

MASALAHNYA DI PORSI BUKAN JENIS


-------------------------------------------------

1. Apapun jenis makanannya kalau kadar KARBOHIDRAT (GULA) TINGGI SAMA AJA.

2. Sebagaimana sudah kami bahas dulu, kegemukan dipicu oleh konsumsi karbohidrat (gula) yang melebihi ambang batas,
bukan lemak.

Makanya perhatikan kandungan / komposisi dari suplemen, minuman, dan susu buat menggemukkan badan pasti isinya
adalah gula dan bahan2 yang tinggi karbohidrat seperti sukrosa, maltodextrin, dextrose, dsb, bukan bahan yang tinggi lemak.

3. Makan 1 centong nasi putih (+/- 200 gram) kadar karbohidratnya / gulanya sekitar 60 gram atau setara dengan kira-kira:

60 gram gula pasir;

80 gram gula aren;

5 sendok makan (75 gram) madu murni;

2 botol minuman teh kemasan;

1 bungkus (80 gram) mie goreng instan;

4 ons buah lengkeng;

1 ikat besar buah rambutan;

2 buah donat berlapis coklat dengan diameter 9 cm;

1 mangkok kolak pisang ;

Jadi walau nggak makan nasi tapi tetap makan makanan lain yang kadar karbohidratnya tinggi sama aja.

TESTIMONI
-------------

Tadi malam seorang nenek pensiunan usia 60an tahun seperti biasa datang ke apotik kami, beliau berhasil menurunkan berat
badan dari 85 kg menjadi 70 kg dalam waktu 7 bulan. Semalam beliau cerita bahwa sekarang lututnya sudah tidak sakit lagi.
Memang dulu dokter bilang katanya gejala rematik, lalu disuruh nunurin berat badan.

Beberapa orang nyuruh beliau banyakin olahraga, padahal “boro-boro” olahraga lha buat jalan kaki biasa aja pincang2
hehehe...

Saran kami buat cepat nurunin berat badan fokusnya mengurangi gula, makanya beliau tetap makan nasi tapi tidak banyak,
masih makan 3 x sehari, makan malam juga masih, sampai kata beliau teman2nya nggak percaya. 15 kg turun dalam waktu 7
bulan sudah bagus sekali.
Tips kami sederhana:

1. Makan apa aja terserah, mau berapa kali terserah yang penting dominasi utama sayur, buah rendah gula dan lauk pauk.

2. Perhatikan PIRING MAKAN ANDA, porsi makanan pokok dibatasi maksimal 3 x ¼ piring dalam 1 hari, sila pilih mau
nasi, jagung, kentang atau roti terserah yang penting jangan lebih dari ¼ piring (kalau nasi kira2 sekitar 1/2 centong saja).

3. Tidak perlu khawatir tidak kenyang, justru dengan memperbanyak sayur dan lauk pauk serta mengurangi makanan manis
rasa kenyang akan lebih lama.

4. Snack / camilan pilih yang alami minim proses pabrik dan rendah gula, seperti kacang-kacangan dan buah rendah gula
seperti tomat, strawberry, alpukat, jeruk, kiwi, jambu biji, apel, melon, buah naga. Buah yang tinggi gula seperti mangga
masak, lengkeng, rambutan dsb dibatasi maksimal kira-kira 1 ons per hari.

5. Camilan tinggi gula seperti donat, cake, roti isi coklat dsb maksimal dimakan 2 kali seminggu, misalnya di akhir pekan
saat undangan atau acara keluarga.

6. Minumnya dominan air putih, teh dan kopi boleh asal tanpa gula atau kalau mau yang manis pilih yang "low sugar".

7. Olahraga yang santai saja nggak usah ngoyo, yang penting rutin 30 menit / hari. Buat lansia dan orang yang "rematik"
fokusnya olah nafas, senam gerakan ringan, senam kelenturan tubuh dan keseimbangan, jangan lagi berfikir main tenis atau
futsal ya hehehe...

KESIMPULAN
-----------------

1. Nggak perlu nyalahin nasi, salahin aja “rumput yang bergoyang”, hehehe...

2. Makan makanan jenis apapun insya Allah nggak masalah, yang penting porsinya tidak berlebih.

3. Perhatikan piring makan kita, supaya “aman dan sehat” maksimal nasi / makanan pokok hanya ¼ nya saja, selebihnya
buat sayur, buah rendah gula, dan lauk pauk (ikan, daging, telur, tempe, tahu dsb...)

Wallahu a'lam.
Salam sehat...

Bacaan:

1. The GBD 2015 Obesity Collaborators. Health Effects of Overweight and Obesity in 195 Countries over 25 Years. N Engl
J Med 2017; 377:13-27 http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1614362

2. Supplement to: The GBD 2015 Obesity Collaborators. Health effects of overweight and obesity in 195 countries over 25
years. N Engl J Med 2017;377:13-27. http://www.nejm.org/…/NEJMoa1614362/suppl_file/nejmoa161436…

3. Sacks FM, et.al (2009). Comparison of Weight-Loss Diets with Different Compositions of Fat, Protein, and
Carbohydrates. N Engl J Med 2009; 360:859-873 http://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMoa0804748

4. Shai I ,et.al (2008). Weight Loss with a Low-Carbohydrate, Mediterranean, or Low-Fat Diet. N Engl J Med 2008;
359:229-241 http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa0708681

5. Obesity Update 2017 https://www.oecd.org/…/health-syste…/Obesity-Update-2017.pdf

6. REPORT: OBESITY RATES BY COUNTRY – 2017 https://renewbariatrics.com/obesity-rank-by-countries/

7. Fatsecret https://www.fatsecret.com & https://www.fatsecret.co.id

Ilmu "Titen"
Bagi penderita asam urat
---

Penderita asam urat rata2 ngeluh, "Nggak boleh makan apa2...!"

"Apa2 nggak boleh dimakan...!"


"Makan sayur bening bayem dan kacang pajang nggak boleh, makan kacang dele macam tempe tahu nggak boleh, makan
gado2 apalagi komplit ada sayur sama bumbu kacangnya juga ga boleh, boro-boro makan udang asam manis sama coto
Makassar, jadi bolehnya apa? Putih telur sama nasi doang????"

Tenang, Pak...saran itu “sebagian” sudah jadul...

FAKTANYA
--------------

1. Makanan hanya berpengaruh 10% pada kenaikan asam urat darah, 90% penyebab asam urat dalam darah menjadi tinggi
(gout) adalah karena KEMAMPUAN GINJAL MEMBUANG KELEBIHAN ASAM URAT DI DARAH MENURUN,
akibatnya asam urat "menumpuk" dalam darah.

2. Makanya penderita asam urat tinggi sebaiknya diperiksa lebih lanjut fungsi ginjalnya.

3. Fakta berikutnya, TIDAK SEMUA MAKANAN DENGAN KADAR PURIN TINGGI MENYEBABKAN KENAIKAN
ASAM URAT DARAH.

4. Semua sayuran, buah2an, kacang2an baik kedelai, kacang hijau dan sejenisnya yang TINGGI PURIN TAPI
BERSUMBER NABATI, tidak terbukti menyebabkan serangan asam urat.

5. Hanya makanan tinggi purin yang bersumber dari HEWANI yang TERBUKTI MENINGKATKAN KADAR ASAM
URAT DARAH. Utamanya pada jeroan (hati, babat, paru, ampela, dan usus baik unggas maupun mamalia) dan beberapa
seafood (udang, kerang, cumi, dan kepiting).

6. Meski tidak mengandung purin, makanan dengan GULA TINGGI dilaporkan meningkatkan potensi serangan asam urat.
Gula tinggi menyebabkan resistensi insulin, resisten insulin menyebabkan "fungsi ginjal menurun", fungsi ginjal menurun
asam urat jadi lebih sulit dibuang. Karenanya pada orang dengan Diabetes yang tidak terkontrol akan mengalami penurunan
fungsi ginjal, fungsi ginjal turun asam urat darah jadi sulit dibuang.

7. Konsumsi alkohol menyebabkan pembuangan asam urat terhambat (alkohol malah menyebabkan reabsorbsi asam urat,
yang tadinya mau dibuang ginjal malah “disedot” lagi ke darah), makanya bagi beberapa orang yang makan makanan
terfermentasi yang menghasilkan alkohol seperti tape kadang menyebabkan serangan asam urat.

8. Hipertensi yang tak terkontrol menyebabkan fungsi ginjal menurun, fungsi ginjal menurun menyebabkan asam urat lebih
sulit dibuang.

9. Garam dan makanan yang diasinkan atau produk olahan (seperti kornet, sosis, sarden dan makarel kemasan) dengan
natrium tinggi terbukti meningkatkan serangan asam urat. Konsumsi garam yang tinggi "pada awalnya" nampak
memberikan efek penurunan kadar asam urat darah, namun sifatnya hanya sebentar (mungkin karena resistensi cairan),
semakin tinggi asupan garam pada ambang tertentu akan segera menaikkan kadar asam urat darah. Jadi sebaiknya kurangi
makanan yang terlalu asin.

10. Susu rendah lemak, keju murni (bukan olahan), yogurt, kopi hitam (non krimer), vitamin c dan buah cherry dalam
beberapa penelitian bermanfaat membantu menurunkan kadar asam urat darah dengan cara merangsang pembuangan asam
urat oleh ginjal.

11. Minum air putih yang cukup membantu menurunkan “kepekatan” asam urat darah sehingga mengurangi resiko
pembentukan batu ginjal asam urat.

12. Faktor genetik (keturunan) juga berperan, mirip seperti orang yang alergi, ada orang yang makan makanan A muncul
efek buruk tapi bagi orang lain tidak apa-apa.

13. Semua modifikasi diet (pola makan) saja efektifitasnya tidak terlalu signifikan pada penurunan asam urat darah, sebab
90% penyebab asam urat darah yang tinggi adalah karena kemampuan ginjal membuang asam urat telah mengalami
penurunan.

14. Pada penderita asam urat yang sering kambuh ( > 2x serangan per tahun), atau penderita asam urat dengan atropi /
"benjolan" di persendian, atau ada tanda2 pembentukan batu asam urat di ginjal, atau terjadi penurunan fungsi ginjal
(glomerular filtration rate <60 ml/min) sebaiknya diperiksa lebih lanjut untuk mendapatkan terapi obat penurun asam urat,
tidak cukup hanya mengandalkan "pengaturan diet".
TESTIMONI
--------------

Bulan lalu saya dapati seorang ibu (50an tahun) yang mengeluh badannya sakit2 dan katanya sakit asam uratnya sering
kambuh. Memang beliau beberapakali periksa dengan dyslipidemia alias kolesterolnya tinggi 200an bahkan pernah hampir
300 mg/dl, ditambah asam urat darah yang tinggi.

Hari itu si ibu nanya bagaimana kalau dia nyoba 1 bulan hanya makan sayur bening (bening bayam, kacang panjang, labu,
dan semisalnya), dengan nasi sedikit sama lauk ikan atau tempe tahu. Padahal kalau ngikutin saran "jadul" semua sayuran
dan kacang2an termasuk makanan tinggi purin.

Namun ternyata hasilnya cukup menggembirakan, setelah 1 bulan semua gejala pegal dan nyeri2 di badan serta persendian
hilang total, kadar kolesterol dan asam urat darah turun jauh alias normal.

Tentang melinjo atau emping, beberapa pasien mengaku kalau makan emping kadang asam uratnya kumat kadang nggak.

Setelah kami tanya ternyata kebanyakan mereka kumat saat makan emping melinjo dengan soto yang mengandung jeroan
macam soto babat, bubur ayam dengan hati ayam, dan coto Makassar. (Kalau gini sepertinya yang salah bukan empingnya
ya..hehehe...)

Ada juga pasien yang hanya makan emping saja tiba2 terserang asam urat, tapi setelah ditelusuri dia makan emping
melinjonya yang asin (bertabur garam) sampai 1 toples. Tapi anehnya kalau emping dimakan sendiri dan tanpa garam asam
uratnya nggak kambuh. Nah loh, garamnya yang salah apa melinjonya?

Apakah melinjo makanan nabati tinggi purin benar menyebabkan serangan asam urat? Sila dibaca beberapa penelitian
berikut:

Konno H, Kanai Y, Katagiri M, et.al. Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum Uric Acid Levels in
Nonobese Japanese Males: A Randomized Controlled Study. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2013 (2013), Article ID 589169, 9 pages http://dx.doi.org/10.1155/2013/589169

Dan

Saifudin A,et.al. (2017) Serum uric acid concentration due to Gnetum gnemon chip supplementation and quality changes
analyses based on its chemical constituents in post-frying process. Journal of Food Processing and Preservation. October
2017. DOI: 10.1111/jfpp.13535 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jfpp.13535/full

Jadi jangan buru-buru menjeneralisir (“gebyah uyah”) pada semua makanan lho ya, penting untuk melakukan “pengamatan”
dan “penelitian” pribadi tentang makanan apa yang aman bagi masing-masing penderita. Wallahu a’lam.

BUAT DAFTAR MAKANAN


----------------------------------

Meski makanan bukan faktor utama yang mempengaruhi kadar asam urat darah, beberapa ahli menyarankan setiap penderita
gout (asam urat) membuat daftar list makanan apa saja yang kalau dia makan akan menaikkan asam urat atau menimbulkan
serangan nyeri, dan makanan apa saya yang "aman" bagi dia.

Soalnya setiap orang memiliki sensitifitas yang berbeda2 terhadap makanan yang tinggi purin. Adakalanya orang yang
makan udang nggak sakit tapi begitu makan hati ayam langsung kumat, sebaliknya ada yang makan hati ayam nggak kumat
tapi baru makan sedikit udang asam uratnya kambuh.

Kata orang Jawa harus "dititeni" artinya diamati dan diikuti, kalau bahasa Banjar (bahasa daerah kami) istilahnya "diitihi"...
Wallahu a'lam.

KESIMPULAN
------------------

1. Meski bermanfaat, jika hanya berfokus pada pengaturan makanan buat penderita gout atau asam urat tinggi efeknya
kurang signifikan membantu. Perlu dievaluasi lagi penyebab utamanya apa, apakah karena obat tertentu? Apakah ada
penurunan fungsi ginjal? kegemukan? hipertensi? diabetes? dsb...

2. Bagi penderita gout tidak perlu khawatir makanan nabati yang tinggi purin seperti bayam, kangkung, kacang panjang,
kedelai dsb karena penetilian menunjukkan insya Allah semuanya aman.
3. Makanan yang dibatasi atau hati2 utamanya pada makanan tinggi purin hewani seperti beberapa seafood, jeroan dan
daging merah (sapi atau kambing). Gunakan "ilmu titen"...kalau kumat "ditandai" lain kali jangan dimakan.

4. Hindari konsumsi minuman beralkohol, batasi makanan dengan kadar gula / karbohidrat yang terlalu tinggi. Pola diet
dengan membatasi konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi terbukti bermanfaat mengurangi serangan asam urat.

5. Dianjurkan melengkapi konsumsi harian dengan susu dan yoghurt rendah lemak, vitamin c, buah2an dengan gula rendah
(indeks glikemik rendah) terutama buah cherry, serta rutin berolah raga. Kopi hitam (non krimer dan rendah gula) boleh juga
dokonsumsi yang penting tidak merokok hehehe....

6. Secara umum model diet seimbang (balanced diet) adalah yang paling cocok. Apa itu balanced diet jika berkenan sila
membaca tulisan kami sebelumnya https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10210034098390987

Wallahu a'lam
Salam sehat...

Bacaan :

1. Hui M, Carr A, et.al. The British Society for Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Rheumatology,
Volume 56, Issue 7, 1 July 2017, Pages 1056–1059, https://doi.org/10.1093/rheumatology/kex150

2. Ragab G, et.al. Gout: An old disease in new perspective – A review. Journal of Advanced Research. Volume 8, Issue 5,
September 2017, Pages 495-511 https://www.sciencedirect.com/…/artic…/pii/S2090123217300450

3. Tang O, Miller ER, et.al. DASH Diet and Change in Serum Uric Acid over Time. Clin Rheumatol. 2017 Jun; 36(6):
1413–1417. Published online 2017 Mar 31. doi: 10.1007/s10067-017-3613-x https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC5821061/

4. Hou L, et.al. Influence of Salt Intake on Association of Blood Uric Acid with Hypertension and Related Cardiovascular
Risk. PLoS One. 2016; 11(4): e0150451.Published online 2016 Apr 4. doi:
10.1371/journal.pone.0150451 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4820262/

5. Juraschek SP, et.al. Effects of Lowering Glycemic Index of Dietary Carbohydrate on Plasma Uric Acid: The OmniCarb
Randomized Clinical Trial. Arthritis Rheumatol. 2016 May; 68(5): 1281–1289. doi:
10.1002/art.39527 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5532800/

6. Richette P, et.al. 2016 updated EULAR evidence-based recommendations for the management of gout. European League
Against Rheumatism (EULAR) http://ard.bmj.com/…/ear…/2016/07/25/annrheumdis-2016-209707

7. Konno H, Kanai Y, Katagiri M, et.al. Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum Uric Acid Levels in
Nonobese Japanese Males: A Randomized Controlled Study. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2013 (2013), Article ID 589169, 9 pages http://dx.doi.org/10.1155/2013/589169

8. Khanna D, et.al. 2012 American College of Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Arthritis Care &
Research. American College of Rheumatology. Vol. 64, No. 10, October 2012, pp 1431–1446 DOI
10.1002/acr.21772 https://www.rheumatology.org/…/Clinical-Practice-Guide…/Gout

9. Zgaga L, et al. (2012) The Association of Dietary Intake of Purine-Rich Vegetables, Sugar-Sweetened Beverages and
Dairy with Plasma Urate, in a Cross-Sectional Study. PLoS ONE 7(6): e38123. http://journals.plos.org/plosone/article…

10. Zhang Y, et.al. Purine-rich foods intake and recurrent gout attacks. Ann Rheum Dis. 2012 Sep; 71(9): 1448–1453.
Published online 2012 May 30. doi: 10.1136/annrheumdis-2011-201215 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC3889483/

11. Villegas R, et.al. Purine-rich foods, protein intake, and the prevalence of hyperuricemia: The Shanghai Men’s Health
Study. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2012 May; 22(5): 409–416. Published online 2011 Jan 28. doi:
10.1016/j.numecd.2010.07.012 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3150417/

12. Susan Hayman, Wendy Marcason. Gout: Is a Purine-Restricted Diet Still Recommended? Journal of the American
Dietetic Association. September 2009 Volume 109, Issue 9, Page 1652 http://jandonline.org/article/S0002-8223(09)01323-
6/fulltext

13. Choi HK, et.al. Purine-Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. N Engl J Med 2004;
350:1093-1103. DOI: 10.1056/NEJMoa035700 http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa035700
Minum obat 3 x sehari harus tiap 8 jam...???
Kalau nggak tepat gimana?
---

Tergantung jenis obatnya apa?


Untuk apa digunakan? 
Durasi kerjanya di tubuh berapa lama? 
Rentang dosis efektifnya berapa? 
Lewat mana diberikan apa diminum, disuntikkan atau ditempel di kulit?

Biar lebih jelas kita lihat beberapa contohnya ya....

Paracetamol 
-------------------

Paracetamol bentuk tablet dan sirup yang diminum lewat mulut (bukan yang infus ya).

Obat ini diminum bukan untuk menyembuhkan atau membunuh kuman penyebab sakit. Paracetamol diminum buat
"kenyamanan" supaya nyeri dan demam bisa reda sampai penyebab penyakitnya telah hilang.

Jadi, sebenarnya kalau kita "tahan" aja sama demam atau nyerinya bisa saja obat ini nggak diminum, tidak jadi masalah.

Lama obat ini "beredar" di dalam darah cukup pendek, sekitar 4-6 jam setelah diminum sebagian besar Paracetamol sudah
diubah oleh liver menjadi metabolit inaktif dan dibuang oleh tubuh melalui ginjal.

Makanya setelah 6 jam diminum obat ini sudah tidak berkhasiat lagi karena kadarnya di dalam darah sangat sedikit, tidak
cukup lagi untuk bisa menurunkan demam dan nyeri.

Secara teori supaya obat tetap efektif maka kadar obat di dalam darah harus berada pada "ambang" atau rentang dosis
tertentu. Jika kadarnya kurang dari "ambang" sudah tidak cukup memberikan efek yang diinginkan.

Sekitar 1 s.d 2 jam setelah diminum umumnya hampir seluruh obat terserap dan kadar di dalam darah berada pada ambang
tertinggi, lalu sedikit demi sedikit obat akan "dimetabolisme" dan "dibuang" perlahan ke luar tubuh, dengan bantuan organ
liver, ginjal atau kulit.

Kadarnya akan turun terus sampai akhirnya habis dibuang dari tubuh. Kalau kita gambarkan dalam kurva akan seperti
"gunung", kadar awalnya naik lalu perlahan turun seiring waktu berjalan.

Untuk Paracetamol supaya tetap "manjur" maka setidaknya diminum tiap 6 jam atau 4 x sehari, sebelum sampai "ambang"
terendah obat diminum lagi agar kadarnya kembali naik.

TAPI apa buat Paracetamol ini perlu...? 


Perlu kah diminum terus tiap 6 jam untuk mempertahankan kadarnya pada "ambang batas"...?

Kita sudah bahas tadi kalau obat ini cuma buat "kenyamanan". So, sebenarnya kalau demam atau nyeri sudah hilang atau
reda ngapain lagi diminum terus.

Misalnya jam 8 pagi kita demam atau sakit kepala lalu minum 1 tablet Paracetamol, teorinya kan 6 jam minum lagi atau pas
di jam 14 siang.

Lha gimana kalau pas jam 14 nggak demam atau kepala nggak sakit? Ngapain diminum ya tho..?

Misalnya jam 20 malam baru demam atau sakit kepalanya kumat ya saat itulah baru Paracetamol diminum, biarpun jarak
antara 8 pagi (minum pertama) ke 20 malam (minum kedua) adalah 12 jam, jadi kita nggak harus minum Paracetamol terus
tiap 6 jam, hanya jika diperlukan.

Kadang dokter atau apoteker nulis aturan minum Paracetamol 3 x sehari, bener kah? Bukannya 3 x sehari artinya tiap 8 jam?
Piye tho?

Sebenarnya buat Paracetamol aturan minum 3 x atau 4 x sehari tidak jadi masalah.

Yang penting aturan dibuat supaya mudah diingat, bahkan khusus jenis obat ini "boleh diberi informasi" diminum pagi,
siang dan malam, tidak perlu spesifik memaksakan diri tiap 6 jam.
Jadi mau diminum tiap 8 jam boleh, mau pagi jam 8 siang jam 12 dan malam jam 22 juga boleh tergantung keperluan kapan
demam dan nyerinya datang, yang penting tidak sampai melebihi dosis maksimal (8 tablet @500mg dalam 24 jam).

Ini berlaku juga dengan obat-obatan "pereda gejala" (simtomatis) seperti obat batuk, pilek, alergi, obat "tidur" (diminum ya
menjelang mau tidur, jamnya tergantung tiap orang), termasuk juga suplemen dan vitamin2.

contoh lain...
Antibiotik
---------------

Antibiotik adalah obat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.

Tujuan antibiotik diminum adalah membunuh kuman (bakteri) penyebab sakit.

Beda dengan Paracetamol, antibiotik kalau nggak diminum penyakitnya nggak sembuh karena bakterinya belum mati,
bahkan yang lebih ditakutkan lagi adalah kumannya kebal atau "resisten" dengan antibiotik.

KHUSUS ANTIBIOTIK ATURAN MINUMNYA HARUS TEPAT

IDEALNYA, kalau ditulis 3 x sehari artinya ya diminum setiap 8 jam, kalau 2 x sehari ya setiap 12 jam.

Apa harus idela pas banget...? TIDAK HARUS.

Umumnya batas toleransi (telat atau lebih cepat) jam minum obat berkisar +/- 1 s.d 2 jam, ini diperkirakan dari waktu yang
diperlukan sampai seluruh (hampir semua) dosis obat terserap dan masuk ke darah. Umumnya 1 - 2 jam setelah obat
diminum hampir semua obat telah terserap masuk dalam darah.

So misalnya antibiotik Amoxicillin 500mg diminum 3 x sehari idealnya tepat tiap 8 jam, yakni kalau pagi diminum jam 6,
maka siang jam 14, malam, kalau pun tidak memungkinkan tepat waktunya bisa bergeser antara jam 13 s.d 15. Insya Allah
tak masalah.

So, khusus obat antibiotik yang ditulis aturan minumnya 3 x sehari maka usahakan konstan tiap 8 jam, toleransi waktunya
+/- 1 s.d 2 jam, jangan terlalu jauh kurang dan lebihnya.

Terlalu dekat waktu minum obatnya ada kemungkinan over dosis, terlalu jauh berpotensi menyebabkan "kekebalan bakteri"
atau resistensi yang membuat obat tidak mampu membunuh kuman itu lagi.

contoh lain...
Obat Durasi Panjang
--------------------------------

Obat golongan ini umumnya diminum 1 x sehari, atau setiap 24 jam. Tapi apakah harus tepat 24 jam??? TIDAK HARUS

Obat2 yang durasi kerja atau lamanya bertahan di dalam darah sangat panjang tidak harus diminum saklek.

Umumnya batas toleransinya +/- 4 s.d 6 jam.

Misalnya obat hari ini diminum jam 8 pagi maka untuk besok kalau nggak bisa tepat jam 8 pagi lagi rentang toleransinya +/-
4 s.d 6 jam.

So, boleh saja diminum antara jam 4 pagi atau jam 12 siang, atau setelat-telatnya jam 14 siang.

HANYA SAJA JANGAN KETERUSAN, tetap lebih baik mendekati pukul 8 agar kadar dalam darahnya tidak naik turun
drastis.

Obat2 ini contohnya banyak, seperti Obat pengontrol tekanan darah (hipertensi), asam urat (contoh allopurinol), penurun
kolesterol, pengencer darah (contoh aspilet dan clopidogrel) dan pil KB.

Kesimpulan
------------------

Idealnya jangka waktu minum obat itu ditepati dengan baik supaya hasilnya optimal.
Bagus lagi bila terjadwal dengan jam bahkan kalau perlu buat "reminder" atau alaram pengingat

Namun jangan sampai juga jadwal atau "reminder" itu membuat kita pusing dan bingung, terutama saat2 lupa atau terlambat
minum.

HANYA OBAT ANTIBIOTIK SAJA YANG DIUSAHAKAN SETEPAT MUNGKIN, kalau aturannya 3 x sehari maka
usahakan diminum tiap 8 jam, kalau 2 x sehari usahakan tiap 12 jam.

Toleransi telat minum buat antibiotik umumnya hanya +/- 1 s.d 2 jam. Tujuannya supaya kuman (bakteri) dalam tubuh mati
total dan tidak sempat menjadi resisten atau kebal dengan antibioik.

Adapun obat2 lain selain antibiotik insya Allah lebih fleksibel dan tidak harus saklek, selama nggak kebangetan jarak
minumnya insya Allah tak masalah.

Btw, tulisan yang kita bahas kali ini adalah "prinsip umumnya" saja, bukan berarti kita bisa langsung seenaknya ngatur jam
minum obat.

Sebab tiap obat mempunyai karakteristik sendiri2 yang nggak bisa disama ratakan, belum lagi kondisi pasien yang minum
juga nggak sama.

Contohnya pada orang dengan fungsi ginjal normal Amoxicillin 500mg biasanya diminum tiap 8 jam, tapi bagi penderita
penurunan fungsi ginjal berat Amoxicillin bisa diminum hanya 1 x sehari atau tiap 24 jam.

So, kalau di apotik pas kita nerima obat, TANYAKAN YANG BANYAK TENTANG OBATNYA kepada
Apoteker...supaya jelas dan nggak ragu.

Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat

Terminum OBAT KADALUARSA


“Aku harus gimana?”
---

“Ya udah biarin aja, nggak usah gimana-gimana, yang penting jangan diulangi hehehe...”

PERINGATAN !!!
Ini hanya ulasan singkat untuk pengetahuan, supaya nggak panik kalau tidak sengaja “termakan obat ED”, dan bukan
menjadi dasar bahwa obat ED bisa dijual dan dikonsumsi “sembarangan”.

Lagian, KALAU BISA DAPAT OBAT YANG NGGAK ED NGAPAIN NEKAT MAKAN OBAT ED...

“Better safe than sorry...”

LET’S SEE
------------

1. Aturan kadaluarsa obat berbeda dengan makanan.

2. Umumnya kadaluarsa obat “hanyalah” estimasi yang dilakukan oleh produsen obat untuk menjamin mutu obat tetap sama
saat disimpan. Biasanya “dipukul rata” antara 2 s.d 5 tahun dari tanggal produksi atau disesuaikan dengan “masa izin edar”
merek obatnya. Walau sebenarnya mungkin kadaluarsa obat tersebut bisa lebih dari 5 tahun.

3. Buktinya, coba perhatikan di kemasan obat TANGGAL PEMBUATAN (MFG) ke TANGGAL KADALUARSA (ED)
atau Best before-nya..., lalu hitung lamanya berapa tahun?

Untuk obat dengan merek yang sama saja masa kadaluarsa obatnya bisa tidak seragam kadang ditulis 2 tahun, kadang 3
tahun, atau 5 tahun. Apalagi beda merek, meski sama-sama Paracetamol tablet 500mg misalnya, karena produsen A punya
standar kadaluarsa obat ditulis 2 tahun maka ED dihitung 2 tahun dari tanggal produksi, tapi produsen B yang punya standar
4 tahun mungkin ditulis ED 4 tahun dari tanggal produksi.
4. Idealnya kadaluarsa obat adalah JANGKA WAKTU OBAT DISIMPAN SAMPAI KADAR OBAT TURUN MENJADI <
90%.

Nyatanya sebagian besar obat tidak dilakukan penelitian sedetail itu, sebab perlu bertahun-tahun bahkan hingga di atas 10
tahun baru obat akan terdegradasi dan kadarnya turun sampai dibawah 90%.

5. Obat sama seperti zat kimia lain yang memiliki “Waktu Paroh”, apa itu? Ga usah dipikir, ingat-ingat aja pelajaran kimia
dan fisika jaman SMA dulu.

Seperti pembentukan berlian, awalnya dari “arang / karbon” setelah berjuta tahun “berubah” menjadi berlian. Obat juga
begitu (tapi nggak sampai jutaan tahun juga, paling puluhan tahun, hehehe...).

6. Jadi selama OBAT disimpan dalam suhu yang normal, kemasan masih utuh, bersih dan tidak bocor, saat kemasan dibuka
tablet atau kapsulnya juga masih utuh tidak lembab, tidak “benyek”, tidak berubah warna, kalaupun termakan lewat dari
masa kadaluarsa insya Allah aman dan masih efektif. HANYA SAJA PRODUSEN OBAT TIDAK MENJAMIN LAGI
MUTUNYA, jadi kalau ada masalah terkait mutu obat setelah masa kadaluarsa berakhir kita nggak bisa komplain ke
produsennya.

7. Kalau kadar obat tinggal 90% terus yang 10% itu terdegradasi jadi racun apa nggak? Apakah berbahaya? Tercatat sejak
tahun 1963 baru Tetrasiklin yang dilaporkan mengalami degradasi menjadi bahan berbahaya, kejadian ini dilaporkan sebagai
"Fanconi Syndrome", yakni menyebabkan kerusakan tubular ginjal, inipun baru laporan kasus yang juga masih
diperdebatkan (Frimpter, GW, Timpanelli, AE, Eisenmenger, WJ, Sein, HS, Ehrlich, LI. Reversible “Fanconi syndrome”
caused by degraded tetracycline. JAMA. 1963;184:111-113 https://jamanetwork.com/journ…/jama/article-abstract/
664082… ).

Sedangkan untuk obat yang lain belum ada laporan.

“There are no published reports of human toxicity due to ingestion, injection, or topical application of a current drug
formulation after its expiration date. Renal tubular damage has been reported with use of degraded tetracycline in a
formulation that is no longer available (in USA).”

Sila lihat: Drugs Past Their Expiration Date. JAMA. 2016;315(5):510–511.


doi:10.1001/jama.2016.0048 https://jamanetwork.com/journals/…/article-abstract/2484679…

8. Beberapa publikasi ilmiah juga menyebutkan hal yang sama, misalnya dari American Medical Association (AMA) :

AMA menunjukkan bukti, pernah dilakukan penelitian oleh FDA (BPOM-nya Amerika) pada stok obat di departemen
pertahanan USA (program ini disebut di Shelf Life Extension Program / SLEP).

Tujuan untuk menentukan sebenarnya “berapa sih waktu kadaluarsa obat” yang sesungguhnya dan masih efektif nggak obat
yang disimpan melewati batas ED-nya?

Ini penting karena pada daerah konflik / perang atau pada wilayah-wilayah perifer yang sulit dijangkau oleh penyedia obat-
obatan akan sangat sulit bila mendapatkan obat baru, kadang petugas medis di daerah perang “terpaksa” menggunakan obat
yang sudah ED demi merawat pasien / korban.

Lebih dari 3000 batch obat, mewakili 122 produk obat yang berbeda, dinilai dalam program SLEP. Berdasarkan data
stabilitas dan tanggal kadaluarsanya, ternyata 88% dari semua obat yang sudah kadaluarsa tersebut masa ED sebenarnya dari
obat jauh melampaui tanggal kadaluarsa yang tertulis di kemasannya.

Rata-rata ED sebenarnya adalah 66 bulan bahkan maksimal ada yang sampai 278 bulan dari tanggal ED pada kemasannya.

“The Shelf-Life Extension Program (SLEP) checks long-term stability of federal drug stockpiles. Eighty-eight percent of
122 different drugs stored under ideal environmental conditions had their expiration dates extended more than 1 year, with
an average extension of 66 months and a maximum extension of 278 months.”

Sila lihat: Courtney B, Easton J, Inglesby TV, SooHoo C. Maximizing state and local medical countermeasure stockpile
investments through the Shelf-Life Extension Program. Biosecur Bioterror. 2009;7(1):101-
107 https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/bsp.2009.0011
9. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Cantrell dkk pada tahun 2012 yang lalu, melibatkan 15 sampel obat.

Semua sampel adalah obat yang sudah lewat tanggal ED-nya antara 28 s.d 48 tahun (gila banget kan...!), tapi selama
berpuluh tahun obat itu disimpan pada suhu yang kondisi yang aman dan ideal, kelembapan dan suhu yang aman.

Hasilnya 86% (12 dari 14 obat) yang sudah kadaluarsa puluhan tahun ternyata mutunya tetap baik dan terjaga. 2 Obat yang
"rusak" karena memang sifat obatnya yang lebih labil.

“Twelve of the 14 drug compounds tested (86%) were present in concentrations at least 90% of the labeled amounts, the
generally recognized minimum acceptable potency. Three of these compounds were present at greater than 110% of the
labeled content. Two compounds (aspirin and amphetamine) were present in amounts of less than 90% of labeled content.
One compound (phenacetin) was present at greater than 90% of labeled amounts from 1 medication tested, but less than 90%
in another medication that contained that drug.”

Sila lihat: Cantrell L, Suchard JR, Wu A, Gerona RR. Stability of Active Ingredients in Long-Expired Prescription
Medications. Arch Intern Med. 2012;172(21):1685–1687.
doi:10.1001/archinternmed.2012.4501 https://jamanetwork.com/…/jamainternalm…/fullarticle/1377417

“BETTER SAFE THAN SORRY”


Lebih baik cari aman daripada menyesal...!
-----------------

1. Kita nggak bisa memastikan apakan obat yang sudah lewat tanggal ED pada kemasan masih aman atau tidak tanpa uji
laboratorium. Jadi sudah seharusnya kita jangan meminumnya lagi.

2. Hanya saja pada kondisi darurat atau “kepepet” misalnya pada daerah konflik / perang misalnya mau nggak mau kalau
adanya stok obat ED pengetahuan ini bisa digunakan oleh klinisi sebagai bahan pertimbangan, daripada pasien / korban
“meregang nyawa” tanpa dikasi obat sama sekali.

Atau misalnya suatu saat ada penderita astma yang tiba2 "kumat" astmanya, jauh dari pusat kesehatan, kalau terlambat
ditangani bisa mengancam nyawa dan "apesnya" yang ada saat itu cuma obat inhealer (obat semprot) kadaluarsa, mau tidak
mau diberikan, meski efektifitasnya mungkin sudah berkurang. Wallahu a'lam.

3. Bila obat sudah dikeluarkan dari kemasan atau kemasan obat sudah terbuka atau diracik ulang maka ADA
KEMUNGKINAN OBAT MENGALAMI KERUSAKAN LEBIH CEPAT dari tanggal ED di kemasan.

Misalnya Amoxicillin syrup yang awalnya serbuk kering biasanya saat akan diminumkan akan dicampur air dulu, nah
setelah dicampur air Amoxicillin syrup hanya bisa disimpan maksimal 7 hari dalam suhu lemari es (2-8 C), kalau disimpan
di suhu rungan (> 25 C) malah Cuma bertahan kurang dari 2 hari.

Obat racikan puyer atau racikan kapsul secara umum disimpan bisa bertahan sampai 30 hari, tapi kalau dibuka puyernya atau
kapsulnya lembab, basah atau “benyek” maka tidak boleh dikonsumsi lagi.

Obat tetes mata dan telinga yang sudah dibuka kemasannya juga nggak tahan lama, biasanya penyimpanan dibatasi 30 hari
saja setelah dibuka. Soalnya setelah kemasan dibuka obat tersebut akan rawan kontaminan bakteri dan jamur dari luar.

4. Meski obat yang disimpan masih dalam kemasan tampak rapi, tapi saat dibuka telah mengalami perubahan warna, bentuk,
atau bau dari aslinya maka WALAUPUN TANGGAL KADALUARSANYA MASIH JAUH TETAP TIDAK BOLEH
DIGUNAKAN.

5. Untuk diskusi lebih lengkap sila berkonsultasi dengan Apoteker Anda.

Wallahu a’lam
Salam sehat

Bacaan :

1. Courtney B, Easton J, Inglesby TV, SooHoo C. Maximizing state and local medical countermeasure stockpile investments
through the Shelf-Life Extension Program. Biosecur Bioterror. 2009;7(1):101-
107 https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/bsp.2009.0011
2. Cantrell L, Suchard JR, Wu A, Gerona RR. Stability of Active Ingredients in Long-Expired Prescription Medications.
Arch Intern Med. 2012;172(21):1685–1687.
doi:10.1001/archinternmed.2012.4501 https://jamanetwork.com/…/jamainternalm…/fullarticle/1377417

3. Drugs Past Their Expiration Date. JAMA. 2016;315(5):510–511.


doi:10.1001/jama.2016.0048 https://jamanetwork.com/journals/…/article-abstract/2484679…

4. Mavromatis F. Tetracycline Nephropathy Case Report With Renal Biopsy. JAMA. 1965;193(3):191–194.
doi:10.1001/jama.1965.03090030013003 https://jamanetwork.com/journ…/jama/article-abstract/656062…

5. Frimpter, GW, Timpanelli, AE, Eisenmenger, WJ, Sein, HS, Ehrlich, LI. Reversible “Fanconi syndrome” caused by
degraded tetracycline. JAMA. 1963;184:111-113 https://jamanetwork.com/journ…/jama/article-abstract/664082…

6. Drug Expiration Dates — Do They Mean Anything? FDA study gets to the heart of medicine expiration and safety.
Harvard Health Publishing Harvard Medical School, August 13, 2017 https://www.health.harvard.edu/…/drug-expiration-
dates-do-t…

7. Anderson L. Drug Expiration Dates - Are They Still Safe to Take? Drug.com, Feb 10,
2014 https://www.drugs.com/article/drug-expiration-dates.html

8. Expired Medications http://www.emedexpert.com/tips/expired-meds.shtml

9. Kramer TAM. Do Medications Really Expire? Medscape General Medicine.


2003;5(3) https://www.medscape.com/viewarticle/460159

10. Mitchell H. Are Expired Medications OK to Take? Wall Street Journal. Aug. 25, 2014 https://www.wsj.com/…/are-
expired-medications-ok-to-take-14…

11. Are Expired Medications OK To Take? The American Council on Science and Health, August 27,
2014 https://www.acsh.org/…/20…/08/27/expired-medications-ok-take

UNTUK PEJUANG ASI...


Jika terpaksa minum obat saat menyusui
Penyakit ringan & Obatnya
(Bagian ke-2)

BEBERAPA KONDISI KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN SELAMA MENYUSUI


------------------

Berikut ini kami sampaikan beberapa kondisi kesehatan dan obat-obatan apa saja yang umum digunakan pada masa
menyusui.

1. PEREDA NYERI dan DEMAM

Untuk pereda nyeri, demam, sakit kepala dan sakit gigi PARACETAMOL dan IBUPROFEN adalah pilihan paling aman.
Berikut beberapa contoh kondisi yang sering dialami oleh ibu menyusui :

SUMBATAN ASI. Saat masa-masa menyusui kadang payudara si ibu mengalami "kepenuhan" dan membentuk semacam
sumbatan atau gumpalan ASI, tak jarang menyebabkan nyeri dan bengkak.

Untuk "menghancurkan" gumpalan ASI biasanya dilakukan :

- Kompres hangat dan dingin berselingan, sambil dipijat lembut di sekitar payudara ke arah puting.

- Lalu keluarkan ASI, bisa dengan menyusukan ke bayi, memerah payudara atau memompa dengan pompa ASI sampai
bengkaknya berkurang "kempes".

Kalau masih nyeri, untuk membantu meredakan nyerinya pilihan yang aman buat ibu menyusui adalah Paracetamol, jika
efeknya kurang kuat bisa diganti ke Ibuprofen, keduanya aman digunakan selama menyusui dan banyak dijual bebas.
Catatan : Pada kasus lebih berat misalnya timbul gejala demam disertai bengkak dan nyeri pada payudara yang tak kunjung
reda dalam 24 jam kemungkinan si ibu mengalami radang payudara atau mastitis. Pada kasus ini konsultasilah ke dokter,
selain obat pereda nyeri dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.

Menurut WHO : "If symptoms of mastitis are mild and have been present for less than 24 hours, conservative management
(effective milk removal and supportive measures) may be sufficient. If symptoms are not improving within 12–24 hours or if
the woman is acutely ill, antibiotics should be started." Sila lihat di : World Health Organization. Mastitis: Causes and
Management. Publication number WHO/FCH/CAH/00.13. World Health Organization, Geneva, 2000.

BAGAIMANA KALAU HABIS OPERASI CESAR MINUM OBAT NYERI DARI DOKTER...?

Setelah operasi cesar dokter biasanya meresepkan obat anti nyeri isinya Asam Mefenamat, bahkan kadang ada yang dikasi
plester "Koyo anti nyeri" isinya sejenis morfin misalnya "fentanyl patches" (contoh mereknya Durogesic). Keduanya baik
asam mefenamat dan fentanyl patches insya Allah aman karena keduanya sangat sedikit sekali yang bisa masuk ke ASI.

2. GATAL-GATAL AKIBAT ALERGI.

Obat alergi generasi pertama seperti CTM (Chlorpheniramine / Chlortrimeton) dan Difenhidramin bila diminum si ibu akan
sedikit dikeluarkan di ASI, memang bagi bayi tidak berbahaya banget, namun pada bayi yang sensitif ini bisa menimbulkan
efek ngantuk (sedasi).

Bagi bayi yang masih dalam fase ASI ekslusif dikhawatirkan akan mengganggu proses menyusui karena bayi akan sering
tidur, dengan alasan inilah CTM DAN DIFENHIDRAMIN TIDAK DISARANKAN DIBERIKAN PADA IBU
MENYUSUI.

Sebagai gantinya dokter akan memberikan obat alergi yang lebih aman seperti cetirizin atau loratadin, keduanya sangat
sedikit sekali bisa keluar di ASI, selain itu efek "ngantuk" -nya pun sangat kecil. Sayangnya di Indonesia ini bukan termasuk
obat bebas.

BAGAIMANA KALAU TETAP DIMINUM?

Untungnya durasi kerja CTM dan Difenhidramin dalam tubuh cukup singkat sehingga biasanya 4-5 jam setelah diminum
oleh si ibu sudah tidak terdeteksi lagi di ASI, jadi pun kalau terpaksa minum disarankan :

- memberi jeda antara minum obat dengan menyusui sekitar 4-5 jam;

- pilih dosis yang rendah;

- digunakan jangka singkat, 1 x sehari (misalnya pada malam hari atau saat jadwal tidur bayi)

3. PILEK HIDUNG “MELER”

Coba perhatikan komposisi obat pilek yang ada di pasaran umumnya berisi Ephedrine atau Pseudoephedrine, ditambah anti
alergi CTM atau Difenhidramin.

Kombinasi kedua jenis obat ini klop..."nggak banget" buat ibu menyusui, sudah yang satu (pseudoephedrine dan ephedrine)
bisa bikin ASI turun ditambah lagi obat alergi (CTM dan Difenhidramin) yang pada sebagian kasus bikin bayi
ngantuk...mengganggu banget bagi para "Pejuang ASI"...lebih jelasnya sila baca lagi di tulisan bagian ke-1 kemarin.

Obat pilek lain seperti Phenylephrine dan Phenylpropanolamine juga tidak direkomendasikan mengingat data penelitian
keamanannya bagi ibu menyusui dan bayi belum banyak didapat.

So, sebaiknya ibu menyusui yang bayinya masih pada fase ASI ekslusif menghindari obat pilek yang diminum, gunakan
minyak2 hangat saja atau kalau tersumbat banget bisa menggunakan obat pilek yang ditetes dihidung seperti Afrin (isinya
Oxymetazoline).

Bisa juga dengan "Nasal Saline Irrigation" (apaan tuh?), yaitu mengaliri lubang hidung dengan larutan air garam 0,9%
(banyak dijual sebagai larutan infus NaCl atau bentuk tetes hidung seperti Breathy tetes hidung, atau bisa dibuat sendiri
dengan mencampurkan 1/2 sendok teh garam ke dalam 1 gelas air hangat +/- 250ml).

Walau nggak semanjur obat pilek cara ini sangat aman buat mengatasi pilek alergi, manfaatnya tidak saja bagi ibu hamil dan
menyusui, bagi penderita sinusitis cara ini juga bermanfaat.
Dengan mengaliri hidung pakai larutan ini akan membantu membuang "alergen" penyebab pilek, mengurangi peradangam,
dan melembabkan saluran hidung supaya nggak kering dan mampet.

Banyak juga yang nanya, kan menyusui itu waktunya lama banget bahkan ada yang sampai 2 tahun, masak selama itu nggak
bisa minum obat pilek?

Secara umum kalau bayi sudah nggak cuma tergantung sama ASI lagi (6 bulan ke atas, sudah ada asupan gizi dari makanan)
baru silakan diminum karena pada usia ini nutrisi bayi sudah bisa dilengkapi dari makanan pendamping ASI (MPASI), cuma
tetap gunakan sesingkat mungkin dan kalau kepepet saja.

4. KRIM UNTUK PUTING LECET

Puting lecet termasuk yang sering dialami oleh para pejuang ASI, entah karena posisi mulut bayi saat menghisap yang
kurang tepat, tergigit oleh bayi atau sebab lain.

Secara umum yang bisa dilakukan mengatasi puting lecet antara lain :

- Selalu pastikan posisi mulut bayi saat menghisap ASI adalah benar, penyebab utama puting lecet adalah kurang tepatnya
letak / posisi mulut bayi saat menyusu.

- Setiap habis menyusui membersihkan puting yang lecet dengan larutan garam (normal saline), apa itu larutan normal salin
di atas sudah dijelaskan. Nda pelu lama2, cukup 5 menit, lalu keringkan segera.

- Setelah itu oleskan pelembab kulit seperti Lanolin, gel pelembab khusus puting atau krim antiradang. Kalau nggak punya
gunakan sedikit ASI sebagai gantinya, caranya dengan mengeluarkan sedikit ASI lalu dioleskan di puting dan sekitarnya lalu
biarkan kering.

- Kalau nanti mau menyusui lagi bersihkan terlebih dahulu puting dari salepnya.

- Kalau masih sakit bisa juga dilapisi dengan pelindung puting (nipple shield) yang banyak di jual di toko perlengkapan bayi,
pada beberapa kasus (yang lukanya lebar) mungkin sementara tidak disusukan langsung, tapi dipompa dulu pakai pompa
ASI baru diberi ke bayi pakai sendok atau botol.

Sila buka penjelasannya di Sore Nipples in the Breastfeeding


Mother https://www.lactationtraining.com/…/educa…/handouts-parents…

PILIHAN OBAT OLES UNTUK PUTING LECET MISALNYA :

- LANOLIN murni, ini adalah pelembab puting paling aman dan netral, kalau pun tidak sengaja tertelan bayi salep ini tidak
membahayakan. Contoh mereknya Medela Purelan 100, Medela Tender Care, Pigeon Nipple Care Cream, Lansinoh.

- Salep dengan kandungan VITAMIN B5 (D-PANTHENOL) seperti Momilen, Tentalux, dan Palmer's Nursing Butter. Ini
juga sangat aman, kalau tak sengaja tertelan sedikit juga tidak bahaya buat bayi.

- Pilihan lain pelembab yang dari herbal juga ada seperti campuran lanolin dengan EKSTRAK BUNGA CHAMOMILE.
Kalau ini sebaiknya jangan sampai tertelan, bersihkan baik2 dulu putingnya sebelum menyusukan, aman tidaknya
chamomile tertelan pada bayi belum diketahui pasti.

Catatan : Jika di puting tampak bernanah atau muncul semacam bisul kecil kemungkinan pertanda ada infeksi bakteri, pada
kasus ini sebaiknya meminta resep salep atau krim antibiotik, bahkan kalau hasil pemeriksaan dokter infeksinya lumayan
berat biasanya akan diresepkan antibiotik yang diminum. Banyak pilihan antibiotik yang aman buat ibu menyusui, jadi tidak
perlu khawatir.

5. PIL KONTRASEPSI

Penggunaan pil KB kombinasi (perhatikan isinya kalau ada 2 macam berarti kombinasi) dilaporkan dapat menurunkan
produksi ASI, bahkan beberapa pelanggan apotik kami yang menggunakan malah nggak keluar lagi ASI-nya.

Alternatifnya adalah dengan kontrasepsi hormon tunggal yang isinya "Progestin" saja, contohnya :

- Pil KB khusus menyusui (progestin-only pill) biasanya di kemasan ditulis “Pil KB Laktasi”

- Suntik KB dengan injection (Depo-Provera)


- Spiral dengan hormon (Progesterone-releasing IUD)

- Implant (Implanon, Nexplanon)

Kalau saya ditanya mending mana, kontrasepsi hormonal atau non hormonal...?

Jelas non hormonal, kasihan si ibu kalau yang hormonal bisa dapat efek samping, yang "enak" mah Bapaknya...nggak fair
dong...hehehe..

Terlebih bila si ibu selama hamil mengalami kenaikan kadar gula darah atau diabetes (diabetes gestational) maka sangat
tidak dianjurkan pakai kontrasepsi hormonal sebab dilaporkan dalam beberapa journal, diabetesnya si ibu selama hamil
berpotensi berlanjut setelah melahirkan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2...kasihan kan Pak...

sila baca penjelasannya di : Damm P, et.al. Contraception After Gestational Diabetes. Diabetes Care 2007 Jul;
30(Supplement 2):S236-S241. American Diabetes Association. http://care.diabetesjournals.org/content/…/Supplement_2/
S236

So, sekali lagi mending dipilih kontrasepsi non hormonal saja, seperti kondom dan spiral (IUD) non hormon.

6. MEREDAKAN BATUK

Hampir semua obat batuk aman diminum selama menyusui. Penekan batuk Dextrometorphan dan obat batuk yang sifatnya
“pengencer dahak” seperti OBH, Guaifenesin / Glyceryl Guaiacolate (GG), Acetylcysteine, Ambroxol and Bromhexine
semua aman digunakan.

Khusus OBH dan GG beberapa literatur menyarankan tidak usah digunakan dengan alasan efektifitasnya rendah alias nggak
manjur.

Catatan : Obat batuk bukan berarti “penyembuh batuk”, mengingat batuk hanyalah “gejala ikutan” dari penyakit lain, bisa
jadi karena alergi, virus atau infeksi. Jadi perlu dicari penyebab utamanya. Perlu juga diingat kalau batuk sampai 1 atau 2
minggu lebih apalagi disertai kesulitan bernafas sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

5. MUAL dan MUNTAH

Biasa digunakan dengan aman yakni Vitamin B-6 atau pyridoxin, Metoklopramide, Domperidone, Ondansetron, dan herbal
jahe. Hanya saja untuk Metoklopramide dan Domperidone dilaporkan dapat menyebabkan peningkatan produksi ASI
(penjelasannya ada di bagian ke-1 yang lalu).

Obat mual lain yakni Dimenhydrinate (contoh Antimo, Dramamine) secara umum aman bagi ibu dan bayi, hanya saja
terdapat laporan penurunan produksi hormon menyusui yakni prolaktin, dikhawatirkan bisa menurunkan produksi ASI.

Catatan : pada kasus mual dan muntah yang parah, tidak bisa makan dan minum, dengan disertai tanda dehidrasi (kurang
cairan) tidak boleh ditangani sendiri, harus mendapat perawatan dokter.

6. DIARE

Kaolin Pectin atau Atapulgit aman tapi kurang bermanfaat. Loperamid (Imodium) juga aman karena sulit diserap tubuh
sehingga kadar di ASI jelas sangat rendah.

Namun selalu diingat pilihan utama diare tetap Oralit dan asupan cairan. Boleh ditambah probiotik golongan Lactobacillus
dan suplemen Zinc.

Selama diare si ibu tidak perlu menghentikan menyusui, hanya PERLU MENJAGA KEBERSIHAN TANGAN (hand
hygiene) terutama setelah BAB atau ke toilet, khawatirnya kuman penyebab diare tak sengaja “menular” masuk ke mulut
bayi.

Catatan : diare yang disertai muntah, demam dan timbul tanda dehidrasi (kurang cairan) tidak boleh ditangani sendiri, harus
mendapat perawatan dokter.

7. SEMBELIT
Laktulosa, Physillium, dan yang dimasukkan dari anus seperti Microlax aman digunakan, boleh juga ditambah konsumsi
probiotik golongan Lactobacillus.

Penggunaan obat perangsang seperti Bisacodyl (Dulcolax) dilaporkan aman karena hampir tidak terdeteksi di ASI.

Herbal “pencahar anthraquinon” seperti Senna atau Jati Cina pada beberapa penelitian dikeluarkan di ASI dan menyebabkan
diare / mencret pada bayi jadi sebaiknya jangan digunakan.

Catatan : Pencahar sifatnya sementara dan hanya untuk pemakaian singkat, perlu dicermati penyebabnya dan lakukan pula
pengaturan diet untuk mengurangi ketergantungan pada pencahar. Selama menggunakan pencahar juga harus diimbangi
dengan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.

8. AMBIEN

Salah satu efek dari “perjungan” ibu mengejan saat melahirkan tak jarang mengakibatkan “Ambien”.

Paling aman menggunakan “Salep khusus ambien” yang berisi anti radang dan anti nyeri lokal, misalnya Faktu ointment dan
Anusol ointment, karena tidak diserap tubuh.

Obat yang diminum berisi “micronized diosmin dan hesperidin” seperti Ardium pada kehamilan sudah dibuktikan aman,
namun data klinis selama menyusui belum lengkap jadi sebaiknya berhati2. Beberapa peneliti ada yang menyatakan aman
karena dicoba pada tikus, kadar yang keluar di air susu sangat kecil hanya 1%.

Sila lihat Meyer OC. Safety and security of Daflon 500 mg in venous insufficiency and in hemorrhoidal disease Angiology,
45 (6 Pt 2) (1994), pp. 579-584 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8203791

Catatan : mengatasi ambien yang harus diutamakan adalah menjaga supaya nggak sembelit, baik itu dengan pengaturan diet
seperti memperbanyak serat makanan dan memperbaiki asupan cairan, olahraga ringan dan tidak memaksa mengejan saat
BAB.

9. MAAG

Yang paling aman adalah jenis Antasida (isinya biasanya Magnesium Hydroxide dan Aluminium Hydroxide)

Famotidine termasuk aman digunakan

Di pasaran ada obat kombinasi yang isinya Antasida + Famotidin, contoh Promag Double Action dan Neosanmag Fast ini
juga aman insya Allah

"Pelapis dan pelindung lambung" yakni Sucralfat aman karena hampir tidak diserap oleh tubuh.

10. KEMBUNG, PERUT SEBAH

Biasanya jenis Simeticon (umumnya sudah ada di dalam obat maag jenis antasida seperti Promag, Polycrol, Lagesil, Mylanta
dsb...), obat ini juga tidak diserap tubuh jadi aman diminum.

Untuk membantu memperbaiki pencernaan boleh juga ditambah probiotik golongan Lactobacillus.

11. RADANG TENGGOROKAN DAN SARIAWAN

Secara umum yang bisa dilakukan adalah kumur air garam, dan minum madu.

Jika perlu dapat pula digunakan obat kumur dengan komposisi Cetylpyridinium, Aloclair, Chlorhexidine, dan Hexetidine,
pastikan Non-alkohol.

Hindari produk obat kumur yang mengandung Povidon Iodine (sila dibaca penjelasan di bagian ke-1)

Kalau terpaksa buat ngurangi nyeri bisa diminum Paracetamol atau Ibuprofen.

Catatan : Pada beberapa kasus radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga jika sudah parah dan pakai cara
di atas nggak mempaan sebaiknya periksa ke dokter, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik.

12. KUTU AIR, KURAP, PANU


Gunakan salep atau bedak yang isinya Miconazole atau Clotrimazole. Hindari produk salep yang mengandung Povidon
Iodine.

Minyak kayu putih juga bisa dicoba untuk meredakan “kutu air” (athlete's foot) sila lihat tulisan kami sebelumnya
di https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211717610157729

13. MATA IRITASI RINGAN (misalnya kelilipan dan mata kering)

Secara umum tetes mata untuk mata kering dan iritasi yang dijual bebas aman digunakan.

Untuk mata kering dan iritasi ringan pilihan pertama yang paling aman adalah tetes mata yang isinya “air mata buatan” yaitu
mengandung NaCl 0,9% dan KCl misalnya Cendo Lyters.

Pilihan berikutnya adalah tetes mata dengan kandungan utama Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) 0,3 % misalnya
Cendo Cenfresh, Visine Tears, dan Braito Tears.

Insto, Visin, Rohto dan semisalnya juga aman, karena penyerapan di ibu sedikit apalagi yang sampai ke ASI jelas jauh lebih
sedikit.

Catatan : Bedakan antara iritasi mata dengan infeksi mata. Jika mata gatal disertai cairan kental atau “belekan” atau mata
bengkak, nyeri dan berair terus-menerur kemungkinan anda terkena Konjungtivitis. Pada kasus seperti ini obat-obatan bebas
di atas tidak efektif, jadi sebaiknya periksa ke dokter.

14. TETES PEMBERSIH TELINGA

Pembersih telinga tetes umumnya aman karena sebagian besar sulit diserap. Contohnya Natrium Docusate (contoh Forumen
tetes telinga), Hidrogen peroksida (H2O2) 3% dan fenol gliserin (contoh Vital tetes telinga).

Hanya saja penggunaan Natrium Docusat dan Hidrogen peroksida (H2O2) 3% tidak boleh sering2 karena bisa membuat
kering liang telinga. Sebelum menggunakan Hidrogen peroksida (H2O2) 3% sebaiknya diencerkan dulu dengan air sejumlah
1 : 1.

15. OBAT CACINGAN

Semua obat cacing aman, meliputi albendazole, levamisole, niclosamide, praziquantel, dan pyrantel pamoat (contoh
combantrin dan konvermex).

16. KOPI ATAU COKLAT MENGANDUNG CAFFEINE, BAGAIMANA...?

Secara umum yang jadi kekhawatiran adalah caffeine, namun faktanya minum kopi dalam jumlah wajar 1 - 2 cangkir
(kandungan caffeine 150 sd 300 mg) tidak menimbulkan masalah karena kadar caffeine di ASI juga sangat kecil untuk
menimbulkan efek bagi bayi.

Malah dalam sebuah riset konsumsi caffeine dalam jumlah wajar dilaporkan meningkatkan jumlah produksi ASI si ibu. Sila
lihat : Nehlig A, Debry G. Consequences on the newborn of chronic maternal consumption of coffee during gestation and
lactation: a review. J Am Coll Nutr. 1994 Feb;13(1):6-21.

Kecuali kalau dikonsumsi "ekstrim" sampai lebih dari 5 cangkir kopi sehari baru kemungkinan bisa menimbulkan efek ke
bayi, karena kadarnya di ASI sudah cukup untuk menimbulkan efek pada bayi terutama yang sensitif, gejalanya adalah rewel
dan tidak bisa tidur.

Disamping itu perlu diketahui caffeine bisa menghambat penyerapan zat besi, beberapa peneliti melaporkan bila si ibu
minum kopi dalam jumlah banyak (lebih dari 450 ml per hari) berpotensi menyebabkan anemia pada bayinya.

Jadi kalau mau minum kopi ya sedikit aja lah, apalagi bagi ibu yang memang sudah sensitif dengan caffein dan memiliki
gangguan lambung ya nggak usah “ngopi”...
Wallahu a'lam...

Buat para Pejuang2 ASI 


Semoga bermanfaat
Salam sehat...

Bacaan :
1. Hotham N, Hotham E. Drugs in breastfeeding. Aust Prescr. 2015 Oct; 38(5): 156–159.
doi:10.18773/austprescr.2015.056 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4657301/

2. Damm P, et.al. Contraception After Gestational Diabetes. Diabetes Care 2007 Jul; 30(Supplement 2):S236-S241.
American Diabetes Association. http://care.diabetesjournals.org/content/…/Supplement_2/S236

3. BREASTFEEDING AND MATERNAL MEDICATION : Recommendations for Drugs in the Eleventh WHO Model List
of Essential Drugs. World Health Organization,
2003. http://apps.who.int/…/55732.pdf;jsessionid=1EFEEFF142C2D2CE… 
4. Nehlig A, Debry G. Consequences on the newborn of chronic maternal consumption of coffee during gestation and
lactation: a review. J Am Coll Nutr. 1994 Feb;13(1):6-21. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8157856?dopt=Abstract

5. Eglash A. Treatment of maternal hypergalactia. Breastfeed Med. 2014;9:423-


5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25361472?dopt=Abstract

6. Aljazaf K, Hale TW et al. Pseudoephedrine: effects on milk production in women and estimation of infant exposure via
breastmilk. Br J Clin Pharmacol. 2003;56:18-24. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12848771?dopt=Abstract

7. Cohen RS. Fentanyl transdermal analgesia during pregnancy and lactation. J Hum Lact. 2009;25:359-
61. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19286842?dopt=Abstract

8. Buchanan RA, Eaton CJ, Koeff ST et al. The breast milk excretion of mefenamic acid. Curr Ther Res. 1968;10:592-
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4973976?dopt=Abstract

9. Ito S, Blajchman A, Stephenson M et al. Prospective follow-up of adverse reactions in breast-fed infants exposed to
maternal medication. Am J Obstet Gynecol. 1993;168:1393-9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8498418?
dopt=Abstract

10. Masters KP, Trompeter J. Breast-feeding and OTC Medications. US Pharm. 2007;32(7)(OTC suppl):8-
12. https://www.uspharmacist.com/…/breast-feeding-and-otc-medic…

11. Achilles N, Mosges R. Nasal saline irrigations for the symptoms of acute and chronic rhinosinusitis. Current allergy and
asthma reports. Apr 2013;13(2):229-235. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/23354530/

12. Kassel JC, King D, Spurling GK. Saline nasal irrigation for acute upper respiratory tract infections. The Cochrane
database of systematic reviews. 2010(3):CD006821. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/25892369/

13. Kent JC, et.al. Nipple Pain in Breastfeeding Mothers: Incidence, Causes, and Treatments. International Journal of
Environmental Research and Public Health. 2015 September 29; 12(10):12247-63. http://www.mdpi.com/1660-
4601/12/10/12247/htm

14. Morland-Schultz K, Hill PD. Prevention of and therapies for nipple pain: a systematic review. J Obstet Gynecol Neonatal
Nurs. 2005 Jul-Aug;34(4):428-37. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16020410?dopt=Abstract

15. Nikodem VC, Hofmeyr GJ. Secretion of the antidiarrhoeal agent loperamide oxide in breast milk. Eur J Clin Pharmacol.
1992;42:695-6. https://www.semanticscholar.org/…/73ec640fad8b6d04d4e7de885…

16. Gabay MP. Galactogogues: medications that induce lactation. Journal of Human Lactation 18(3):274-9 • September 2002
DOI: 10.1177/089033440201800311 https://www.researchgate.net/…/11195178_Galactogogues_Medic…

17. Schaefer, et al. Drugs During Pregnancy and Lactation 3rd Edition 2015 : Treatment Options and Risk Assessment.
Academic Press.

18. Mills E, at.al. Herbal Medicines in Pregnancy and Lactation : An Evidence-Based Approach. 2006 Taylor & Francis
Medical

19. Drugs and Lactation Database (LactMed) https://toxnet.nlm.nih.gov/newtoxnet/lactmed.htm

20. InfantRisk Center https://www.infantrisk.com/content/drug-entry-human-milk

SAAT HAMIL...
Jika terpaksa minum obat
(Penyakit ringan & Obatnya) 
---
Ingat!

1. Bila Anda berencana hamil maka sejak sebelum hamil harus sudah memilih obat2 yang aman dikonsumsi. Kalau tidak
ikut program KB Anda sangat berpeluang hamil, dan boleh jadi di awal2 kehamilan anda tidak sadar kalau hamil padahal
bisa saja Anda saat itu minum obat yang tidak aman bagi janin dan kehamilan. Usia kehamilan 0 - 12 minggu adalah usia
kritis dalam pembentukan organ tubuh, maka harus dijaga baik2 dari hal2 yang menghambat atau mengganggunya termasuk
obat dan herbal.

2. Jika Anda punya penyakit kronis seperti asthma, epilepsi, hipertensi, diabetes, hiperkolesterol, tyroid dan sebagainya yang
harus terkontrol dengan obat, sementara Anda tidak ada rencana untuk hamil maka sebaiknya ikut program KB, apakah
dengan hormonal (pil, suntik, dsb) atau non hormonal (kondom, IUD / spiral, dsb) supaya nggak kejadian Anda tak sadar
hamil padahal sedang menkonsumsi obat rutin.

Beberapa obat asthma, tekanan, kolesterol apalagi epilepsi ada yang bersifat merusak janin. Jika mau rencana hamil
konsultasikan dengan Dokter pemberi resep obat apakah diperbolehkan hamil atau belum, kalau diperbolehkam pilihan
obatnya apa saja yang aman.

3. Jika Anda punya penyakit kronis seperti poin di atas dan Anda sedang dalam terapi (minum obat rutin), JANGAN
MENGHENTIKAN OBAT tanpa konsultasi dengan doter pemberi resep. Kehamilan pada kondisi seperti ini WAJIB
DIRENCANAKAN.

Dokter akan mencoba mengganti terapi dengan alternatif obat yang lain dulu yang aman diminum saat hamil sampai
penyakit Anda terkontrol dengan obat tersebut barulah Dokter akan mengizinkan program kehamilan dimulai.

Menghentikan obat asthma dan epilepsi secara tiba2 misalnya, justru bukannya menyehatkan kehamilan, malah kalau pas
lagi hamil si ibu terserang asthma dan kejang epilepsi berpotensi FATAL BAGI KEDUANYA baik ibu maupun janin.

4. Waspada dengan herbal, beberapa herbal terbukti merusak janin dan mengganggu kehamilan, konsultasikanlah dengan
baik herbal apa yang sedang dan akan Anda konsumsi kepada Apoteker dan Dokter.

5. Jika Anda hamil lalu merasa tidak fit, sebaiknya JANGAN LANGSUNG MINUM OBAT tanpa berkonsultasi dengan
Apoteker dan Dokter.

6. Jika Anda hamil gunakanlah obat seminimal dan sesingkat mungkin meskipun secara penelitian aman bagi kehamilan,
boleh jadi saat ini data klinis menunjukkan obat tersebut "sepertinya aman" buat janin dan kehamilan, namun siapa tahu
kondisi tubuh Anda berbeda sehingga meski aman bagi kebanyakan orang belum tentu aman bagi Anda.

7. Informasi ini tidak menggantikan peran Apoteker dan Dokter. Ini hanya kalau "kepepet"...

PENYAKIT RINGAN DAN OBATNYA


-----------------------------------

Berikut ini beberapa penyakit ringan yang umumnya bisa diobati sendiri beserta obat yang umum digunakan.

1. Nyeri, demam, sakit kepala, sakit gigi

PARACETAMOL TUNGGAL (tanpa kombinasi kafein atau ergotamin dan sebagainya lho ya)

Catatan : Ibuprofen dan Aspirin (asam asetil salisilat) keamanannya masih dalam perdebatan karena adanya beberapa
laporan ketidakamanan pada kehamilan. Yang diizinkan hanyalah asam asetil salisilat dosis rendah seperti Aspilet 80 mg
yang biasa dikonsumsi sebagai “pengencer darah”.

2. Gatal akibat alergi : Diphenhydramine, CTM


3. Pilek alergi

TIDAK ADA YANG DIREKOMENDASIKAN.

Paling aman "sabar", atau gunakan minyak hangat kesukaan Anda (tapi jangan diminum). Paling banter minum CTM, ini
bisa sedikit meredakan pilek karena pilek termasuk jenis reaksi alergi.

Catatan : Kandungan obat pilek seperti Efedrin, Pseudoefedrine, dan phenylephrine sebaiknya dihindari karena masih dalam
perdebatan tentang keamanannya selama kehamilan. Obat pilek jenis ini memiliki efek vasokontriksi yaitu mengecilkan
pembuluh darah termasuk pembuluh darah ke plasenta, efek selanjutnya dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan janin.

4. Meredakan batuk

Penekan batuk Dextrometorphan dan obat batuk yang sifatnya “pengencer dahak” Guaifenesin / Glyceryl Guaiacolate (GG),
oleh mayoritas peneliti dinyatakan aman digunakan pada kehamilan.

Hanya catatan khusus untuk Guaifenesin karena adanya laporan kasus ketidakamanan bagi janin di trimester pertama maka
sebaiknya obat ini hanya digunakan pada usia kehamilan 4 bulan ke atas.

Pengencer dahak lain seperti Bromhexine, Ambroxol dan N-acetylcysteine sudah lama digunakan pada ibu hamil tanpa
laporan yang membahayakan sehingga insya Allah aman diminum.

Herbal untuk batuk harus dicek dulu isinya apa, beberapa herbal buat batuk yang telah lama digunakan dan aman selama
kehamilan antara lain extrak Jahe (Zingiberis Rhizoma), Kamfer (Kaempferiae Rhizoma), Jeruk nipis (Citrus Aurantii
fructus), Daun peppermint (Menthae piperitae folium), Ekstrak Thymi, dan Licorice /succus Liquiritiae (Glycyrrhiza glabra).

Yang masih dalam perdebatan adalah Licorice (Glycyrrhiza glabra). Selama ini biasa dipakai dalam obat batuk herbal
macam OBH (Obat Batuk Hitam) dan belum ada laporan bahaya buat ibu hamil.

Namun dalam sebuah studi di Finlandia pada tahun 2017 lalu disebutkan konsumsi Licorice berlebih selama kehamilan
berkorelasi dengan rendahnya intelegensia anak. Wallahu a’lam

Namun tidak perlu khawatir dulu, konsumsi Licorice di masyarakat Finlandia memang tinggi, disana biasa digunakan
sebagai pemanis pada berbagai makanan mereka. Sedangkan obat batuk herbal macam OBH kan diminumnya hanya sekali-
sekali dan tidak banyak.

Sila lihat : Katri Räikkönen et al. Maternal licorice consumption during pregnancy and pubertal, cognitive and psychiatric
outcomes in children. American Journal of Epidemiology, 2017 https://academic.oup.com/aje/article/185/5/317/2967089

Catatan : Obat batuk umumnya kurang bermanfaat mengingat batuk hanyalah “gejala ikutan” dari penyakit lain, bisa jadi
karena alergi, virus atau infeksi. Jadi perlu dicari penyebab utamanya. Perlu juga diingat kalau batuk sampai 1 atau 2 minggu
lebih apalagi disertai kesulitan bernafas sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

5. Mual, muntah

Biasa digunakan dengan aman yakni Vitamin B-6 atau pyridoxine (kadang vitamin B-6 dikombinasi dengan Pyrathiazine
atau Doxylamine contohnya Mediamer B-6 dan Anvomer B-6)

Obat mual lain seperti Dimenhydrinate, Metoklopramide, Ondansetron, dan herbal khusus mual kehamilan berisi sari jahe
juga dilaporkan aman.

Catatan : pada kasus mual dan muntah yang parah, tidak bisa makan dan minum, dengan disertai tanda dehidrasi (kurang
cairan) tidak boleh ditangani sendiri, harus mendapat perawatan dokter.

6. Diare

Kaolin Pectin atau Atapulgit aman tapi kurang bermanfaat. Loperamid (Imodium) juga dilaporkan aman.

Namun selalu diingat pilihan utama diare tetap Oralit dan asupan cairan. Boleh ditambah probiotik golongan Lactobacillus
dan suplemen Zinc.

Catatan : diare yang disertai muntah, demam dan timbul tanda dehidrasi (kurang cairan) tidak boleh ditangani sendiri, harus
mendapat perawatan dokter.
7. Sembelit

Sirup Laktulosa, atau suplemen Physillium, dan obat yang dimasukkan dari anus seperti Microlax aman digunakan, boleh
juga ditambah konsumsi probiotik golongan Lactobacillus.

Penggunaan obat perangsang seperti Bisacodyl (Dulcolax) dilaporkan aman bagi janin namun ini adalah pilihan terakhir
kalau obat lain sudah nggak mempan, mengingat efeknya bisa membuat perut mulas.

Herbal “pencahar anthraquinon” seperti Senna atau Jati Cina pada beberapa penelitian dilaporkan aman, namun kami
cenderung memilih jangan digunakan pada ibu hamil, karena adanya laporan penggunaan “pencahar anthraquinon” dapat
merangsang kontraksi rahim.

Catatan : Pencahar sifatnya sementara dan hanya untuk pemakaian singkat, perlu dicermati penyebabnya dan lakukan pula
pengaturan diet untuk mengurangi ketergantungan pada pencahar. Selama menggunakan pencahar juga harus diimbangi
dengan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.

8. Ambien

Paling aman kalau kepepet untuk mengurangi nyeri adalah menggunakan “Salep khusus ambien” yang berisi anti radang dan
anti nyeri lokal, misalnya Faktu ointment dan Anusol ointment.

Obat yang diminum berisi “micronized diosmin dan hesperidin” seperti Ardium dilaporkan juga telah digunakan pada ibu
hamil dan aman.

Catatan : penanganan ambien pada ibu hamil tidak cukup dengan obat, harus diutamakan menjaga supaya nggak sembelit,
baik itu dengan pengaturan diet seperti memperbanyak serat makanan dan memperbaiki asupan cairan, olahraga ringan dan
tidak memaksa mengejan saat BAB.

9. Maag

Yang paling aman adalah jenis Antasida (isinya biasanya Magnesium Hydroxide dan Aluminium Hydroxide)

Famotidine termasuk aman digunakan

Di pasaran ada obat kombinasi yang isinya Antasida + Famotidin, contoh Promag Double Action dan Neosanmag Fast ini
juga aman insya Allah

"Pelapis dan pelindung lambung" yakni Sucralfat aman karena hampir tidak diserap oleh tubuh.

10. Kembung, perut sebah

Biasanya jenis Simeticon (umumnya sudah ada di dalam obat maag jenis antasida seperti Promag, Polycrol, Lagesil, Mylanta
dsb...), obat ini juga tidak diserap tubuh jadi aman diminum.

Untuk membantu memperbaiki pencernaan boleh juga ditambah probiotik golongan Lactobacillus.

11. Radang tenggorokan dan sariawan

Secara umum yang bisa dilakukan adalah kumur air garam, dan minum madu.

Jika perlu dapat pula digunakan obat kumur dengan komposisi Cetylpyridinium, Aloclair, Chlorhexidine, dan Hexetidine,
pastikan Non-alkohol.

Kalau terpaksa buat ngurangi nyeri bisa diminum Paracetamol.

Catatan : Pada beberapa kasus radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga jika sudah parah dan pakai cara
di atas nggak mempaan sebaiknya periksa ke dokter, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik.

Anda tidak boleh minum tablet hisap jenis FG **** karena isinya antibiotik yang tidak aman buat kehamilan, antibiotik
harus diberikan dengan resep dokter.

12. Kutu air, kurap, panu


Tidak boleh yang diminum, hanya boleh yang salep atau dioles, yang aman digunakan isinya Miconazole dan Clotrimazole.

13. Mata iritasi ringan (misalnya kelilipan dan mata kering).

Dapat digunakan tetes mata “ringan”.

Untuk mata kering dan iritasi ringan pilihan pertama yang paling aman adalah tetes mata yang isinya “air mata buatan” yaitu
mengandung NaCl 0,9% dan KCl misalnya Cendo Lyters.

Pilihan berikutnya adalah tetes mata dengan kandungan utama Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) 0,3 % misalnya
Cendo Cenfresh, Visine Tears, dan Braito Tears.

Bagaimana dengan tetes mata untuk iritasi lain seperti Insto, Visin, Rohto dan semisalnya?

Komposisi obat ini umumnya mengandung anti-alergi (antihistamin) yaitu oxymetazoline atau tetrahyrdozoline (biasanya
juga ditambah pengawet dan antiseptik benzalkonium chloride).

FDA (BPOM-nya Amerika) menggolongkan obat ini dalam kategori C, artinya harus hati2 banget digunakan. Efeknya sama
seperti obat pilek yakni vasokontriksi (baca lagi di poin 3).

Hanya saja karena penggunaannya sedikit (cuma ditetes di mata) beberapa peneliti melaporkan penyerapannya oleh tubuh
sangat sedikit sekali, penggunaan dalam waktu singkat (2-3 hari) tidak terlalu signifikan berpengaruh pada kehamilan.
Wallahu a’lam.

Catatan : Sebagian besar tetes mata mengandung pengawet (seperti benzalkonium chloride) sehingga tidak boleh digunakan
dalam jangka panjang.

Bedakan antara iritasi mata dengan infeksi mata. Jika mata gatal disertai cairan kental atau “belekan” atau mata bengkak,
nyeri dan berair terus-menerur kemungkinan anda terkena Konjungtivitis.

Pada kasus seperti ini obat-obatan bebas di atas tidak efektif, jadi sebaiknya periksa ke dokter.

PENTING JUGA...
----------

Pastikan Anda mengkonsumsi suplemen Asam Folat selama kehamilan (lebih baik lagi diminum sejak sebelum hamil, yakni
3 bulan dari rencana kehamilan). Asam Folat membantu mencegah kelainan pada perkembangan janin.

Selama hamil juga dianjurkan minum suplemen zat besi juga kalsium. Zat besi penting untuk mencegah anemia, sebab
anemia selama kehamilan terutama menjelang bersalin sangat beresiko bagi ibu dan janin bila terjadi pendarahan.

Sekali lagi, informasi ini tidak menggantikan peran Apoteker dan Dokter.

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat...
Salam sehat...

Bacaan:

1. Schaefer, et al. Drugs During Pregnancy and Lactation 3rd Edition 2015 : Treatment Options and Risk Assessment.
Academic Press.

2. Mills E, at.al. Herbal Medicines in Pregnancy and Lactation : An Evidence-Based Approach. 2006 Taylor & Francis
Medical

3. Einarson A, Maltepe C, Boskovic R, Koren G. Treatment of nausea and vomiting in pregnancy: An updated algorithm.
Canadian Family Physician. 2007;53(12):2109-2111. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2231543/

4. Jin J. Treatments for Nausea and Vomiting During Pregnancy. JAMA. 2016;316(13):1420.
doi:10.1001/jama.2016.14737 https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2565291
5. Herrell HE. Nausea and vomiting of pregnancy. Am Fam Physician. 2014 Jun 15; 89(12): 965–
970. https://www.aafp.org/afp/2014/0615/p965.html

6. Rungsiprakarn P, et.al. Interventions for treating constipation in pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews,
2015 http://cochranelibrary-wiley.com/…/1…/14651858.CD011448/full

7. Buckshee K, Takkar D, Aggarwal N. Micronized flavonoid therapy in internal hemorrhoids of pregnancy. Int J Gynaecol
Obstet. 1997 May;57(2):145-51. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9184951

8. Staroselsky A, Nava-Ocampo AA, Vohra S, Koren G. Hemorrhoids in pregnancy. Canadian Family Physician.
2008;54(2):189-190. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2278306/

9. Erebara A, Bozzo P, Einarson A, Koren G. Treating the common cold during pregnancy. Canadian Family Physician.
2008;54(5):687-689. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2377219/

10. Trottier M, Erebara A, Bozzo P. Treating constipation during pregnancy. Canadian Family Physician. 2012;58(8):836-
838. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3418980/…

11. Law R, Maltepe C, Bozzo P, Einarson A. Treatment of heartburn and acid reflux associated with nausea and vomiting
during pregnancy. Canadian Family Physician. 2010;56(2):143-
144. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2821234/

12. Servey J, Chang J. Over-the-Counter Medications in Pregnancy. Am Fam Physician. 2014 Oct 15;90(8):548-
555. https://www.aafp.org/afp/2014/1015/p548.html

13. VT H, T M, T S, Nisha V A, A A. Dental Considerations in Pregnancy-A Critical Review on the Oral Care. Journal of
Clinical and Diagnostic Research : JCDR. 2013;7(5):948-953.
doi:10.7860/JCDR/2013/5405.2986. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3681080/

14. Wigle, et.al. Pregnancy and OTC Cough, Cold, and Analgesic Preparations. US Pharm. 2006;3:33-
47. https://www.uspharmacist.com/…/pregnancy-and-otc-cough-cold…

15. CY Chung, AKH Kwok, KL Chung. Use of ophthalmic medications during pregnancy. Hong Kong Med J 2004;10:191-
5 | Number 3, June 2004 http://www.hkmj.org/system/files/hkm0406p191.pdf

16. Cappon GD, et.al. Embryo/fetal development studies with hydroxypropyl methylcellulose acetate succinate (HPMCAS)
in rats and rabbits. Send to Birth Defects Res B Dev Reprod Toxicol. 2003 Oct;68(5):421-
7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14745992

17. Katri Räikkönen et al. Maternal licorice consumption during pregnancy and pubertal, cognitive and psychiatric outcomes
in children. American Journal of Epidemiology, 2017 DOI:
10.1093/aje/kww172 https://academic.oup.com/aje/article/185/5/317/2967089

18. Assessment report on Glycyrrhiza glabra L. and/or Glycyrrhiza inflata Bat. and/or Glycyrrhiza uralensis Fisch,
radix http://www.ema.europa.eu/…/Herbal_-…/2011/08/WC500110645.pdf

19. Oral Health Care During Pregnancy: A National Consensus


Statement. https://www.mchoralhealth.org/…/OralHealthPregnancyConsensu…

20. Medications and Pregnancy https://www.cdc.gov/pregnancy/meds/index.html

21. Medicine and Pregnancyhttps://www.fda.gov/ForCo…/ByAudience/ForWomen/ucm118567.htm

22. Prescribing medicines in pregnancy database https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-data…

ASI pedas karena ibunya makan sambal


---

“Awas jangan makan sambal nanti bayinya mencret...!”


“Awas jangan makan durian nanti bayinya mules...!”
“Awas jangan makan tongkol nanti bayinya gatal...!

Ibu menyusui (busui) pasti sudah “kenyang” ndengerin beginian, biasanya sih yang paling rempong urusan makan adalah
neneknya hehehe...
Btw, darimana si nenek dapat info gitu? 
Bikin “ill feel” ya Bun? hehehe...

FAKTANYA...
----------------

Apa yang disampaikan oleh si nenek itu ada benarnya lho ya...meski nggak 100% benar, jadi “stay cool” aja Bun, toh semua
karena si nenek sayang sama si cucu, takut kenapa-kenapa hehehe...

1. Komposisi dan kualitas gizi ASI tidak terlalu banyak dipengaruhi makanan dan minuman, selama si ibu tidak kurang gizi
insya Allah kandungan gizi ASI akan baik-baik saja.

Makanan dan minuman hanya akan mempengaruhi status kesehatan si ibu, soalnya di tubuh ada semacam mekanisme untuk
mempertahankan kandungan gizi di ASI, kalau asupan gizi si ibu kurang maka tubuh akan “menyedot” cadangan gizi yang
disimpan dalam tubuh si ibu.

Misalnya kalau si ibu kekurangan asupan kalsium maka kalsium tulang akan “disedot” akibatnya tulang ibu jadi rapuh,
makanya nggak heran ada ibu menyusui yang tulang giginya keropos atau malah tanggal.

Sila baca : Bravi F, et.al. Impact of maternal nutrition on breast-milk composition: a systematic review . The American
Journal of Clinical Nutrition, Volume 104, Issue 3, 1 September 2016, Pages 646–
662, https://doi.org/10.3945/ajcn.115.120881

Ini juga sudah pernah kami bahas, sila lihat di ... https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10210344572272640&id=1292186698

2. Gizi memang tidak terlalu dipengaruhi makanan, tapi Rasa dan Aroma makanan bisa mempengaruhi ASI, karena Rasa dan
Aroma makanan sebagian akan ikut dikeluarkan melalui ASI.

Bahkan tidak hanya di ASI, Rasa dan Aroma makanan si ibu akan sampai ke bayi sejak dalam kandungan. Sudah banyak
riset yang membuktikan bahwa bayi mulai belajar mengenali rasa dan aroma makanan sejak dalam kandungan.

Sila lihat : Marlier L, Schaal B, Soussignan R. Neonatal responsiveness to the odor of amniotic and lacteal fluids: a test of
perinatal chemosensory continuity. Child Dev. 1998 Jun; 69(3):611-23. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9680675/

Indra pendengaran dan penciuman bayi berkembang pesat sejak dalam kandungan, inilah kenapa saat lahir si bayi akan
langsung mengenali suara dan bau badan si ibu, hal ini sudah disiapkan Allah SWT sebagai sarana buat si bayi mau
menyusui dengan si ibu.

Kalau kita mengikuti proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), segera setelah bayi dilahirkan maka kita akan melihat betapa si
bayi yang ditaruh di dada ibunya akan begitu nyaman dan berusaha mencari “puting” si ibu. Dokter atau Bidan yang terlatih
melakukan IMD tinggal membantu mengarahkan si bayinya saja.

Sila lihat : Beauchamp GK, Mennella JA. Flavor Perception in Human Infants: Development and Functional Significance.
Digestion. 2011;83(Suppl 1):1-6. doi:10.1159/000323397. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3202923/

3. Karena Rasa dan Aroma makanan bisa ikut keluar di ASI maka nggak salah juga kita berhati-hati, terutama pada makanan
dan minuman yang mungkin bisa merangsang pencernaan si bayi misalnya yang pedas (seperti merica dan cabai) dan
beralkohol (seperti durian dan tape).

Bukan dilarang lho ya, tapi waspada saja.

Caranya kita “amalkan ilmu titen”...bahasa Jawa artinya diamati.

Kita amati bagaimana respon si bayi setelah si ibu makan sesuatu yang berpotensi merangsang.

Rasa dan Aroma makanan biasanya akan keluar di ASI sampai 8 jam setelah si ibu makan, jadi kita dapat mengamati respon
si bayi pada hari yang sama.

Nah, kalau setiap kita makan sambal si bayi baik-baik saja maka nggak ada larangan bagi si ibu makan sambal, berarti
bayinya termasuk “kuat” pada pedas, tapi kalau bayi tampak rewel dan perut tampak kembung berarti bayinya “belum kuat”
dengan rasa pedas, so si ibu kudu waspada. Begitu juga kalau kita makan durian atau tape.
Di Korea pernah dilaporkan kasus bayi yang kulitnya merah-merah karena mengalami dermatitis (radang alergi) setelah
ibunya makan makanan pedas.

Sila lihat : Cooper RL, et.al. Red Pepper-Induced Dermatitis in Breast-Fed Infants. Dermatology 1996;193:61-
62. https://www.karger.com/Article/PDF/246206

Kawan saya juga pernah cerita, “Setiap istri saya makan ikan tongkol, anak saya pasti gatal-gatal...!”

Ini terjadi karena memang beberapa zat “alergen” (penyebab alergi) bisa juga keluar di ASI, sehingga wajar bagi bayi yang
punya bakat genetik alergi (sama ikan tongkol misalnya) dia akan mengalami reaksi alergi. Di Barat sana juga pernah
dilaporkan bayi yang alergi setiap ibunya makan kacang.

Sila lihat : Muñoz MFM, Pineda F, et.al. Food allergy in breastfeeding babies. Hidden allergens in human milk. European
annals of allergy and clinical immunology 48(4):123-128.July
2016 https://www.researchgate.net/…/305641012_Food_allergy_in_br…

Namun sekali lagi nggak usah paranoid duluan, kasus macam begini sangat jarang terjadi karena rasa dan aroma dari
makanan si ibu yang ikut keluar di ASI jumlahnya Cuma sedikit, kita hanya cukup gunakan “ilmu titen” saja.

4. Pola makanan setiap suku bangsa akan berpengaruh turun temurun lho...

Ada suku bangsa yang suka makan asin, ada juga yang manis, ada yang suka pedas ada yang tidak, tradisi ini akan
mempengaruhi kencederungan pada pememilihan makanan pada keturunan mereka.

Maka tak heran bagi suku bangsa yang menu makanannya biasa pedas umumnya si anak dan keturunannya yang tumbuh dan
besar di dalam komunitas tersebut juga suka dan “kuat” makan makanan yang pedas.

Para peneliti bahkan sudah membuat penelitian di negara2 pemakan cabai seperti di Korea dan Negara2 di Amerika Selatan.

Contoh lain adalah durian.

Pada suku bangsa yang tidak terbiasa makan durian seperti di Amerika dan Eropa, sejak di kandungan hingga lahir si anak
tidak pernah merasakan aroma durian, maka tak heran kebanyakan orang “Bule” nggak suka banget sama baunya
durian...sehingga jarang banget di antara mereka yang suka, bahkan sampai ada yang muntah mencium baunya.

Sila baca penjelasannya di : Handbook of nutrition and pregnancy pada Bab “Food, folklore and flavor preference
development.”

5. Beberapa riset menunjukkan, ibu yang makanannya monoton (tidak bervariasi) selama hamil dan menyusui akan membuat
si anak selera makannya juga cenderung monoton mengikuti selera ibunya selama hamil dan menyusui.

Begitu juga dengan bayi yang sejak lahir hanya mendapat susu formula dan tidak mendapat ASI, setelah besar mereka
cenderung menjadi “pemilih-milih makanan” (picky eater).

Sila lihat : Gallowayat LY, Birch LL. Predictors and consequences of food neophobia and pickiness in young girls. Journal
of the American Dietetic Association. 2003;103(6):692-698.
doi:10.1053/jada.2003.50134. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2532522/

6. Buat para nenek, nggak usah khawatir dengan makanan si ibu. Justru sangat dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui
untuk mengkonsumsi berbagai macam variasi makanan.

Semakin bervariasi maka selera makan si anak juga akan bervariasi, dan usahakan variasinya adalah yang sehat seperti
sayur, buah dan lauk pauk.

Kita tinggal mengamati saja respon si bayi, kalau memang setiap si ibu makan makanan tertentu si anak muncul gatal, ruam
merah di kulit, rewel, kembung atau diare maka kita evaluasi lagi jenis makanan si ibu.

Tapi perlu juga diingat gatal, ruam merah di kulit, rewel, kembung, dan diare bayi nggak melulu gara-gara makanan si ibu
lho ya..., jadi daripada si nenek dan ibunya saling meributkan / menyalahkan lebih baik mempelajari (bahasa Jawanya
“sinau”), bagaimana cara mengenali rewelnya bayi, tanda kembung dan diarenya si bayi.
Apa yang harus dilakukan? 
Kapan harus ke dokter?

dan sebagainya...

KESIMPULAN
----------------

1. Silahkan buat ibu menyusui makan apa saja yang disuka, utamakan bervariasi dan nggak monoton supaya si anak terbiasa
dengan variasi rasa dan aroma makanan.

2. Nggak usah ribut tentang makanan ini itu dan menyalahkan sana sini, yang perlu kita lakukan hanya 2 yaitu: “titen”
(mengamati respon si bayi, apakah rewel, ada gatal atau gejala lainnya) dan “sinau” (mempelajari apa-apa saja yang harus
dilakukan untuk menangani gangguan pada bayi).

3. Semoga Nenek dan Ibunya selalu rukun ya...

Wallahu a’lam
Salam sehat

Bacaan :

1. Bravi F, et.al. Impact of maternal nutrition on breast-milk composition: a systematic review . The American Journal of
Clinical Nutrition, Volume 104, Issue 3, 1 September 2016, Pages 646–662, https://doi.org/10.3945/ajcn.115.120881

2. Muñoz MFM, Pineda F, et.al. Food allergy in breastfeeding babies. Hidden allergens in human milk. European annals of
allergy and clinical immunology 48(4):123-128.July
2016 https://www.researchgate.net/…/305641012_Food_allergy_in_br…

3. Beauchamp GK, Mennella JA. Flavor Perception in Human Infants: Development and Functional Significance. Digestion.
2011;83(Suppl 1):1-6. doi:10.1159/000323397. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3202923/

4. Forestell CA, Mennella JA. Early Determinants of Fruit and Vegetable Acceptance. Pediatrics. 2007;120(6):1247-1254.
doi:10.1542/peds.2007-0858. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2268898/

5. Sullivan SA, Birch LL. Infant dietary experience and acceptance of solid foods. Pediatrics. 1994 Feb;93(2):271-
7. http://pediatrics.aappublications.org/…/p…/93/2/271.full.pdf

6. Mennella JA, Jagnow CP, Beauchamp GK. Prenatal and Postnatal Flavor Learning by Human Infants. Pediatrics.
2001;107(6):E88. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1351272/

7. Gallowayat LY, Birch LL. Predictors and consequences of food neophobia and pickiness in young girls. Journal of the
American Dietetic Association. 2003;103(6):692-698.
doi:10.1053/jada.2003.50134. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2532522/

8. Marlier L, Schaal B, Soussignan R. Neonatal responsiveness to the odor of amniotic and lacteal fluids: a test of perinatal
chemosensory continuity. Child Dev. 1998 Jun; 69(3):611-23. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9680675/

9. Mennella JA, Forestell CA, Morgan LK, Beauchamp GK. Early milk feeding influences taste acceptance and liking during
infancy. Am J Clin Nutr. 2009 Sep; 90(3):780S-788S. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3136007/

10. Forestell CA, Mennella JA. Food, folklore and flavor preference development. Lammi-Keefe C, Couch SC, Philipson E,
editors. , Handbook of nutrition and pregnancy. Totowa, NJ: Humana Press, 2008:55–64

11. Cooper RL, et.al. Red Pepper-Induced Dermatitis in Breast-Fed Infants. Dermatology 1996;193:61-
62. https://www.karger.com/Article/PDF/246206

12. Galef BG, Sherry D. Mother's milk: A medium for transmission of cues reflecting the flavor of mother's diet. Journal of
Comparative and Physiological Psychology 83(3):374-8, July
1973 https://www.researchgate.net/…/18431191_Mother's_milk_A_med…
MINUM OBAT CACING
Kok ga sembuh...
---
Pernah nih emak-emak sedikit protes gara-gara si anak sudah minum obat cacing pembagian
puskesmas masih juga “kremian”, si dedek masih sering garuk2 pantat, tiap malam gatal banget,
nda cuma itu, cacingnya kadang juga ikutan keluar..hiiiii... (nggak usah dibayangkan...hehe)
“Minumnya berapa kali Bu..?”
“Sekali aja kan, katanya obat cacing diminum 6 bulan sekali...!”
“Kata siapa Bu...?”
“Kata orang lah...!”
“@&$??!#....”
Sedikit share buat kita-kita ya Guys, sepertinya ada beberapa poin dalam penggunaan obat
cacing di masyarakat, yang kalau boleh saya sebut dengan “salah kaprah”.
OBAT CACING CUMA DIMINUM 6 BULAN SEKALI...?
---
Untuk “membasmi” cacing dari tubuh “penderita cacingan” tidak semuanya cukup cuma minum
obat cacing 6 bulan sekali.
Tergantung jenis cacingnya, penyebarannya di tubuh, jenis obatnya, dan “personal hygiene”.
Misalnya ni...
Cacing perut (intestinal worms) lebih mudah mati ketimbang cacing yang menyebar ke organ
tubuh di luar perut seperti cacing hati dan pita.
Karena setelah kita makan obat cacing, itu obat begitu masuk melewati usus bisa langsung
“mengenai” si cacing tanpa perlu menunggu diserap dulu sama tubuh.
Beda sama cacing di hati perlu menunggu obatnya diserap dulu baru berefek, itupun ga bisa
sekali minum, perlu beberapa kali minum baru obatnya “mengenai” si cacing.
Bahkan pada “grup” cacing perut aja nggak semuanya bisa “ludes” hanya dengan sekali minum
obat lho.
Ada jenis cacing perut yang cukup sekali minum obat si cacing langsung mati, contohnya seperti
cacing tambang atau hookworm (Necator americanus, Ancylostoma duodenale), kremi atau
pinworm (Enterobius vermicularis), dan cacing gelang atau roundworm (Ascaris lumbricoides).
Ada juga yang harus beberapa kali, seperti cacing cambuk atau whipworm (Trichuris trichiura),
obatnya diminum 1 kali sehari selama 3 hari berurutan
Ada lagi jenis cacing perut yang paling sulit dibasmi yaitu Strongyloides stercoralis karena cacing
ini bisa menyebar mengikuti aliran pembuluh darah, hingga ke paru bahkan jantung. Sereeem...!
LHA, TERUS SUDAH MINUM OBAT CACING KOK MASIH “KREMIAN”...?
---
Meskipun sekali minum obat cacing si kremi langsung mati tetap saja buat pengobatan penderita
“kremian” obatnya disarankan harus 2 KALI DENGAN JEDA SEKITAR 2 MINGGU.
Alasannya Anda tidak memutus siklusnya!
Siklusnya begini...
Waktu si anak minum obat pertama, cacing dewasa umumnya bisa mati dengan mudah, tapi
tidak buat telurnya, soalnya nggak semua obat cacing (termasuk pyrantel pamoat) mampu
membunuh telur cacing kremi, apalagi yang sudah keluar dari lubang pantat.
FYI, telur cacing kremi biasanya banyak nempel di sekitar lubang pantat, karena kebiasaan
“jorok” dari cacing kremi setiap mau bertelur saat malam hari mereka rame-rame keluar dulu dari
usus menuju lubang pantat, begitu sampai di luar dipinggiran lubang itulah mereka taruh telur-
telurnya. Kegiatan inilah yang membuat pantat jadi gatal dan lecet.
Kalau si penderita punya kebiasaan “jorok” garuk-garuk pantat si telur bisa nempel di tangan,
atau minimal di popok dan celana dalam.
Nggak cuma itu, kalau waktu “cebok” nggak bersih, bisa aja si telur ikutan nempel di handuk dan
baju. Pokoknya bisa nempel kemana aja.
Parahnya lagi cacing kremi ini bisa bertelur setiap 6 jam sebanyak 10.000 s.d 15.000 butir...
aiiiih...yaaakkky...
Telur cacing kremi ini tahan banting lho Guys, dicuci pakai sabun belum tentu mati, kecuali kena
air panas.
So, kalau si anak nggak ngelakuin perilaku hidup sehat terutama saat makan seperti malas cuci
tangan, suka ngemut jari, gigit-gigit kuku apalagi kukunya panjang bakalan nggak sengaja
“termakan” lagi telur kreminya...begitu seterusnya...
Setelah kira-kira 2 minggu “termakan”, telurnya akan menetas di perut hiiiii...,
Nah sebelum si cacing besar dan cukup umur buat bertelur lagi INILAH SAAT YANG TEPAT
OBAT CACING DIMINUM LAGI, harapannya semua cacing kremi ludes sampai ke anak
cucunya...

DENGAN CATATAN...
Itupun yang diobati juga harus sekeluarga, kan sudah kami kasi tahu kalau cacing kremi ini
adalah jenis cacing yang paling mudah menular, telur cacing bisa nempel dimana2, bisa di
celana, baju, handuk, sela kuku, bahkan telur ini bisa bertahan sampai beberapa minggu di luar
tubuh.
Kalau yang diobati cuma si anak, okelah mungkin si anak sembuh, tapi ortunya ?
pembantunya ? pengasuhnya ?
Siapa jamin mereka nggak “kremian”, soalnya ga semua orang dewasa ngerasain gatal-gatal
seperti pada anak-anak.
Kalau perilaku orang dewasa di sekitar anak nggak higienis, malas cuci tangan sebelum makan,
atau nggak bersih cebok setelah BAB akan sangat mungkin telur cacingnya kemana2 termasuk
termakan lagi oleh si anak.
Jadilah si cacing itu muter-muter aja, seolah-olah ga sembuh-sembuh, dan obatnya ga manjur.
Ini baru cacing kremi, belum cacing lainnya Cuy...
Makanya penting banget memperhatikan “personal hygiene”...apaan tuh?
OBAT PUSKESMAS
---
Obat cacing yang dibagikan gratis di sekolahan dan puskesmas itu obat bagus lho ya, ini adalah
obat program pemerintah untuk “mengendalikan” penyebaran jenis cacing perut di masyarakat.
Obat ini adalah obat yang sama dengan yang direkomendasikan oleh WHO dalam obat program
pengendalian cacing perut, namanya Albendazole.
Kenapa bukan Pyrantel pamoat?
Alasannya, Albendazole tergolong obat cacing “spektrum luas”, efektifitasnya buat membunuh
cacing perut dan keamanannya buat manusia paling bagus.
Lebih spesifik lagi untuk cacing tambang (hookworm) Albendazole paling efektif, disamping itu
obat ini juga mampu membunuh beberapa jenis cacing yang sudah bermigrasi ke jaringan selain
perut seperti cacing kulit. (Vercruysse J, 2011 ; Keiser J, 2008 ; Sembiring T et.al, 2006)
Makanya utuk obat program pengendalian “kecacingan” di beberapa negara termasuk kita
digunakan Albendazole.
CACINGNYA KELUAR LEWAT MANA?
---
Salah satu pertanyaan unik yang masih sering muncul,
“Mas kalau minum obat cacing ini langsung hancur kah cacingnya?"
"Apa masih keluar lewat pantat?”
Ya iya lah cacing yang mati ya keluarnya lewat pantat, emang mau lewat mana lagi?
Bahkan nggak cuma cacingnya, ribuan telurnya juga ikutan keluar hehehe...
Cuma memang, nggak semua cacing yang mati dan keluar saat BAB itu kelihatan di “feses”
(kotoran), apalagi telurnya yang kecil banget.
Kecuali kalau cacingnya buanyak banget di usus penderitanya, baru kelihatan pas BAB....
Obat cacing zaman now seperti Albendazole, Mebendazole, Ivermectin dan Pyrantel pamoat
bisa langsung mematikan cacing sehingga pas keluar saat BAB si cacing sudah tidak “bergerak-
gerak lagi”, sehingga mudah bercampur dengan “feses”.
Terus zaman old kok ada yang minum obat cacing terus cacingnya “keluar” sambil “uget-uget”
(gerak-gerak)...?
Pertama,
zaman old yang namanya cacingan itu penyakit umum, karena sanitasi zaman old kan nggak
sebagus sekarang, terus zaman itu belum banyak orang sadar pentingnya minum obat cacing.
Kalau pun diobati kebanyakan cuma dicekoki obat kampung dari herbal.
Herbal cacingan kan nggak matikan cacing, efeknya paling cuma buat “urus-urus” atau
pencahar, jadi pas BAB keluaran juga tuh si cacing...hehehe...
Kedua,
Obat zaman old memang ada yang cuma bikin “lemes” (istilah farmasinya GABA agonis) contoh
obatnya seperti Piperazine.
Karena obat ini cuma bikin lemes, tuh cacing pas keluar waktu BAB kadang masih kelihatan
“uget-uget”...
“Piperazine is a GABA receptor agonist. Piperzine binds directly and selectively to muscle
membrane GABA receptors, presumably causing hyperpolarization of nerve endings, resulting in
flaccid paralysis of the worm. While the worm is paralyzed, it is dislodged from the intestinal
lumen and expelled live from the body by normal intestinal
peristalsis.” https://www.drugbank.ca/drugs/DB00592
But, tenang Guys obat macam ini dah jarang banget dipakai...
OBAT CACING HARUS DIMINUM SEBELUM MAKAN?
---
Tergantung tujuannya...
Obat cacing seperti Albendazole, Mebendazole, Ivermectin dan Pyrantel pamoat secara umum
sangat sulit diserap oleh usus, terutama Albendazole 90% obat ini nggak bisa diserap alias
hanya numpang lewat di usus.
Tapi kalau Albendazole dimakan bersama makanan terutama yang tinggi lemak seperti telur,
gorengan berminyak penyerapannya akan meningkat sampai hampir 5 kali lipat. (Lange H et.al,
1988).
Kalau Albendazole ditujukan buat membasmi cacing perut yang nggak nyebar kemanana-mana
selain di usus maka SEBAIKNYA DIMINUM SAAT PERUT KOSONG atau jangan makan dulu
lebih kurang 6 jam sebelum minum obat.
Kalau Albendazole diminum saat perut kosong ga ada makanan maka sebagian besar obat tidak
terserap, sehingga kadar atau jumlahnya yang “lewat” di usus bisa maksimal, kan kita mau
membasmi cacing yang usus doang, ngapain harus diserap obatnya.
Riset menunjukkan efektifitas Albendazole untuk membunuh cacing perut bila diminum saat
perut kosong (tidak makan +/- 6 jam sebelumnya) lebih manjur.
“The timing of food intake also impacted response to albendazole. Among infected children who
had not eaten at least 6 hours before treatment, the Cure Rate (CR) was 90%, whereas in those
who had eaten more recently, the CR was significantly lower at 59%.” (Humphries D et.al, 2017)
Tapi kalau Albendazole ditujukan untuk membunuh cacing yang menyebar di bagian tubuh lain
di luar usus seperti cacing kulit dan cacing hati maka obatnya harus lebih banyak diserap, jangan
cuma numpang lewat di usus.
Adapun cara untuk meningkatkan penyerapan Albendazole adalah MEMINUMNYA BERSAMA-
SAMA MAKANAN, terutama saat kita makan makanan tinggi lemak.
Makanya kita harus jeli, ni obat buat apaan? 
Beda tujuan bisa beda cara minumnya...
KENAPA CACING PERUT PERLU DIKENDALIKAN?
---
Ini adalah cacing yang paling mudah menyebar dan paling banyak diderita oleh manusia bahkan
tanpa kita sadari.
Menurut perkiraan WHO ada sekitar 2 milyar orang di dunia yang terinfeksi cacing di perut
mereka. Sebagian besar cacing ini menghisap nutrisi dari darah manusia yang menyebabkan
penderitanya anemia.
Kekurangan zat besi membuat kualitas hidup menurun, bagi anak jadi lesu dan kesulitan
mencerna pelajaran di sekolah, ibu hamil dan pertumbuhan janin terganggu, dan bayi lahir
terancam kurang bobotnya, saat tumbuh balita juga terancam “stunting” alias kerdil.
JIka berlanjut di usia produktif, mereka yang menderita anemia semangat kerjanya ikutan
menurun.
Jika diakumulasi ini semua adalah kerugian besar negara. Gitulah kira2 bahayanya cacingan...
Makanya WHO bikin rekomendasi “GERAKAN MINUM OBAT CACING SERENTAK”.
Sasarannya adalah anak balita dan usia sekolah. Karena usia segitu sangat “rugi” negara kalau
banyak yang mengalami anemia, yang salah satunya akibat infeksi cacing.
Rekomendasi WHO nggak sama buat semua negara.
Dari hasil survey kesehatan masyarakat dibagilah negara-negara ke dalam 3 kelompok sesuai
data sanitasi dan laporan kasus penderita cacingan.
Buat negara di kelompok sanitasi yang bagus dan jarang dilaporkan adanya penderita cacingan
mereka nggak wajib melakukan “gerakan minum obat cacing serentak”.
Buat negara yang “agak kurang bagus sanitasinya” dan “agak banyak” kasus cacingannya
diwajibkan mengadakannya 1 kali setahun.
Sedangkan buat negara yang “nggak bagus sanitasinya” dan “banyak” kasus cacingan
diwajibkan 2 kali setahun atau 6 bulan sekali. Sayangnya sampai saat ini negara kita masih
masuk di kategori ini, jadilah diadakan program minum obat cacing di negara kita tiap 6 bulan
sekali.
Minum obat cacing 6 bulan sekali disini TUJUANNYA BUAT MENGENDALIKAN PENYEBARAN
CACING PERUT dan menurunkan angka kesakitan di masyarakat (morbiditas), bukan
menyembuhkan.
So, kalau memang kita curiga anak kita cacingan ya periksalah ke dokter, nanti akan dicek lebih
lanjut, apakah benar cacingan?
Buat cacing perut biasanya pemeriksaan dilakukan dengan melihat “kotoran” atau feses, ada
nggak cacing atau telurnya, jenis cacingnya apa aja, terus tingkat keparahannya juga dilihat dari
perhitungan kasar jumlah cacing dan telur yang ditemukan dalam feses pasien.
Setelah semua jelas barulah terapi dimulai, pilihan obat dan lamanya minum tergantung pada
hasil diagnosa dokter.
PALING PENTING
Perilaku hidup bersih atau “Personal Hygiene”
---
Minum obat cacing memang bisa membunuh cacing, TAPI TIDAK MENGENTIKAN
PENYEBARANNYA, jadi bisa saja hari ini sembuh tapi besok cacing dari dari luar masuk ke
tubuh lagi.
Cara paling efektif adalah MELAKUKAN PERILAKU HIDUP SEHAT (personal hygiene) secara
serentak.
Hanya dengan cara inilah kita dapat memutus siklus penyebaran cacing dan telurnya.
Makanya kita tenaga medis nggak boleh bosan-bosan “kampanye” perilaku hidup sehat, paling
simpel contohnya cara cuci tangan yang benar, cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
yang baik, selalu pakai alas kaki kalau keluar rumah, menghindari “ngemut” jari sama gigit-giti
kuku, dan cara mengolah makanan yang aman. Wallahu a’lam
Salam sehat
Semoga manfaat
Bacaan :
1. Humphries D, Nguyen S, Kumar S, et al. (2017) Effectiveness of Albendazole for Hookworm
Varies Widely by Community and Correlates with Nutritional Factors: A Cross-Sectional Study of
School-Age Children in Ghana. Am J Trop Med Hyg. 2017;96(2):347-
354. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5303035/
2. WHO. Guideline: preventive chemotherapy to control soil-transmitted helminth infections in at-
risk population groups https://www.who.int/intestinal_w…/resources/9789241550116/…/
3. Vercruysse J, Behnke JM, Albonico M, et al. Assessment of the anthelmintic efficacy of
albendazole in school children in seven countries where soil-transmitted helminths are endemic.
PLoS Negl Trop Dis. 2011;5(3):e948. Published 2011 Mar 29. doi:10.1371/journal.pntd.0000948
4. WHO . Soil-Transmitted Helminthiases: Eliminating Soil-Transmitted Helminthiases as a Public
Health Problem in Children: Progress Report 2001–2010 and Strategic Plan 2011–2020.
Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2012.
5. Keiser J, Utzinger J (2008). Efficacy of current drugs against soil-transmitted helminth
infections: systematic review and meta-analysis. JAMA. 2008 Apr 23; 299(16): 1937–1948. doi:
10.1001/jama.299.16.1937
6. Sembiring T, Kamelia E, Ernalisna T, Pasaribu S, Lubis C. (2006). Albendazole versus
combined pyrantel pamoate-mebendazole in the treatment of mixed infection of soil-transmitted
helminthiasis. PI [Internet]. 31Dec.2006 [cited 11Dec.2018];42(11-12):268-2. Available
from: https://paediatricaindonesiana.org/…/paed…/article/view/1037
7. Kucik CJ, Martin GL, Sortor BV. Common intestinal parasites. Am Fam Physician. 2004 Mar 1;
69(5): 1161–1168. https://www.aafp.org/afp/2004/0301/p1161.html
8. Sacko M, De Clercq D, Behnke JM, Gilbert FS, Dorny P, Vercruysse J (1999). Comparison of
the efficacy of mebendazole, albendazole and pyrantel in treatment of human hookworm
infections in the southern region of Mali, West Africa. Trans R Soc Trop Med Hyg. 1999 Mar-Apr;
93(2): 195–203. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10450449
9. Hadju, et.al. (1996). Comparison between albendazole and pyrantel pamoate once and twice
yearly in urban slum school children in Ujung Pandang. Medical Journal of Indonesia. 5. 195.
10.13181/mji.v5i4.873.
10. Lange H, Eggers R, Bircher J (1988). Increased systemic availability of albendazole when
taken with a fatty meal. Eur J Clin Pharmacol. 1988; 34(3): 315–
317. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3396623
11. Soil-transmitted helminths. https://www.cdc.gov/parasites/sth/index.html
12. Essential Medicines and Health Products Information Portal.
WHO.http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2922e/3.2.html
CABE
Pedasnya “nendang” saluran cerna
(Plus dan Minus makan sambel)
---
Sebuah publikasi di JAMA pada 16 Desember 1988 (jadul banget ya) dipaparkan sebuah
penelitian sederhana, ada 12 orang “sehat”, tanpa riwayat gangguan pencernaan, nggak punya
sakit maag, nggak ada radang usus, diuji coba, mereka disuruh makan makanan pedas yang
mengandung cabe pedas Mexico (tahu sendiri kan, salah satu varian cabe terpedas di dunia itu
berasal dari sono).
Lalu satu per satu diperiksa pakai alat endoskopi buat melihat apakah pedasnya cabe itu
“mengiritasi dinding saluran cerna apa tidak ya?”.
Ternyata waktu itu hasilnya disimpulkan buat orang sehat, makan cabe atau sambel pedas tidak
langsung berhubungan dengan kerusakan saluran cerna.
“The ingestion of highly spiced meals by normal individuals is not associated with endoscopically
demonstrable gastroduodenal mucosal damage.” (Graham DY, Smith JL, Opekun AR., 1988)
Mamang sih ya, makanan pedas itu nggak langsung kelihatan efeknya di saluran cerna apalagi
cuma pakai endoskopi ya ga bakalan saat itu juga kelihatan efeknya cuyy...
Soalnya sensasi panas dan terbakar dari cabe bagaimanapun (meski sedikit) tetap dapat
mengiritasi dinding saluran cerna, mulai dari bibir, mulut, lambung sampai usus semuanya kena,
so pastilah efek iritasinya tetap ada walaupun nggak langsung kelihatan.
WASPADA BAGI PENDERITA GANGGUAN SALURAN CERNA !!!
Sampai saat ini memang belum ada bukti yang terpercaya kalau cabe atau makanan pedas bisa
langsung merusak saluran cerna, jadi bagi orang yang saluran cernanya “fit” insya Allah sejauh
ini masih dinyatakan aman.
TAPI, bagi penderita penyakit saluran cerna atau bahasa kerennya “irritable bowel syndrome”
(IBS), seperti maag atau dyspepsia, GERD, dan radang usus, makanan pedas dilaporkan bisa
memperparah gejala penyakitnya, terutama pada perempuan, gitu kata sebuah penelitian.
“Women who consumed spicy foods ≥ 10 times per week were two times more likely to have IBS
compared with those who never consumed spicy foods (OR = 2.03; 95%CI: 1.09-3.77, Ptrend =
0.02). Consumption of spicy foods is directly associated with IBS, particularly in women. Further,
prospective studies are warranted to examine this association in other populations; and evaluate
whether dietary interventions, for example a reduction in spice consumption, would improve IBS
symptoms.” (Esmaillzadeh A et.al, 2013).
Bahkan dalam penelitian lain ditemukan, pada penderita IBS ternyata mereka memiliki lebih
banyak “reseptor sensitif pedas” di saluran cerna mereka sehingga mereka menjadi lebih sensitif
(peka) terhadap makanan pedas, baru sedikit makan sambel sudah mules bahkan diare.
Perbedaan kepekaan inilah yang menyebabkan kenapa ada orang yang “kuat makan pedas”
dan ada yang tidak. (Akbar et al, 2008).
KATANYA SAMBEL (BUMBU PEDAS) BAGUS BUAT DIET NURUNIN BERAT BADAN?
Siapa bilang?
Makan sambel atau cabe memang sesaat bikin “metabolisme tubuh meningkat”, denyut nadi dan
detak jantung meningkat, badan keringetan, jadi seolah-olah perasaan lemak tubuh ikut
terbakar...
Di Amerika penelitiannya menyebutkan kalau orang makan pedas bisa bantu mempercepat
“pembakaran kalori”, tapi sekali lagi itu di Amerika.
Lain lagi di China,
Penelitian disana menunjukkan, malah orang yang doyan makan pedas lebih banyak mengalami
kegemukan ketimbang yang jarang makan pedas.
“A total of 434,556 adults (255,094 females), aged 30–79 years. Compared with non-consumers,
daily spicy food eating was significantly associated with an increase of 0.44 and 0.51 of BMI
(kg/m2), 0.79 and 1.01 of BF%, 1.4 and 1.0 of WC (cm), and 0.008 and 0.006 of WHtR in males
and females, respectively. The data indicate that spicy food intake is a risk factor for obesity in
Chinese adult population, especially for central obesity in males.” (Sun D, Lv J, Chen W, et al.,
2014)
KENAPA BEDA?
Karena pola makan orang China (mirip di Asia) rata2 tinggi karbohidrat seperti nasi dan mie.
Rasa pedas membuat makan terasa lebih “nikmat” sehingga mendorong untuk makan lebih
banyak lagi, celakanya yang dimakan karbohidrat (nasi).
Berbeda dengan di Amerika, konsumsi karbohidrat dari makanan pokok seperti nasi dan mie
tidak sebanyak orang Asia, penambahan bumbu pedas pada sesi makan malah menurunkan
“minat makan” pada konsumsi makanan pokok mereka.
“Preoccupation with food, and the desire to consume fatty, salty, and sweet foods were
decreased more (or tended to be decreased more) in non-users than users after a 1 g RP test
load, but did not vary after a test load with no RP. This suggests that individuals may become
desensitized to the effects of RP with long-term spicy food intake.” (Ludy MJ et.al, 2010)
Lagian juga penyebab kegemukan di Amerika dan Eropa umumnya bukan dari makanan pokok
tapi dari camilan fastfood dan minuman tinggi gula, adapun makanan berbumbu pedas tidak
sepopuler di Asia.
MAKANAN PEDAS BIKIN KANKER?
Kalau tentang ini hasil penelitiannya masih simpang siur, ada yang bilang bisa bikin kanker tapi
sebaliknya malah melawan kanker.
Pada beberapa studi meta analisis disimpulkan kalau konsumsi makanan pedas yang
“berlebihan” menunjukkan “sedikit” peningkatan resiko kanker saluran cerna seperti kanker
lambung. Namun pada konsumsi yang “moderat” justru sebaliknya, memberikan efek
pencegahan pada kanker lambung. (Chen YH et al, 2017)
Simpang siur dan perdebatan para ahli tentang manfaat vs bahaya makanan pedas terkait
kanker sudah pernah dipublikasikan oleh American Association for Cancer Research sila buka
di http://cancerres.aacrjournals.org/content/71/8/2809
TAPI JANGAN PARANOID DULU...
BUAT “PEDAS LOVERS” ADA KABAR BAIK BUAT KALIAN...
Pada sebuah penelitian skala besar (melibatkan hampir setengah juta orang dari berbagai
provinsi) di China ditemukan kesimpulan, ternyata angka kematian pada pemakan pedas malah
lebih rendah ketimbang yang jarang makan pedas.
“Compared with those who ate spicy foods less than once a week, those who consumed spicy
foods 6 or 7 days a week showed a 14% relative risk reduction in total mortality. In this large
prospective study, the habitual consumption of spicy foods was inversely associated with total
and certain cause specific mortality, independent of other risk factors of death.” (Lv J et.al., 2015)
Nggak cuma di China lho, penelitian skala besar di Amerika (melibatkan 16.179 orang), juga
menunjukkan hal yang sama. Dari penelitian tersebut intinya makan pedas “kemungkinan”
memiliki manfaat buat kesehatan.
Manfaatnya apa aja belum bisa dipastikan, soalnya peneltian kearah sana masih “prematur”
alias belum meyakinkan untuk dibuat kesimpulan klinisnya.
Tapi yang jelas kesimpulan sementara dari beberapa penelitian angka kematian di kalangan
“pedas lovers” lebih dikit dibanding “pedas haters”...
“Consumption of hot red chili peppers was associated with a 13% reduction in the instantaneous
hazard of death. Similar, but statistically nonsignificant trends were seen for deaths from vascular
disease, but not from other causes. In this large population-based prospective study, the
consumption of hot red chili pepper was associated with reduced mortality. Hot red chili peppers
may be a beneficial component of the diet.” (Chopan M, Littenberg B., 2017)
KESIMPULAN
Jadi mau makan cabe apa nggak hanyalah soal selera, nggak perlu lebay bikin klaim manfaat
dan sebaliknya bikin hoax aneh-aneh tentang makanan pedas.
Semua tergantung pada kondisi tubuh kita masing-masing, sebagaimana kesimpulan dari
berbagai penelitian yang diolah oleh British Dietetic Association dalam panduan diet yang
mereka publikasikan 2 tahun yang lalu.
“One study showed positive effects of high dose chilli powder supplementation on abdominal
pain threshold in irritable bowel syndrome (IBS), whereas the other studies demonstrated
negative effects of spicy food, hot spices and smaller quantities of chilli powder on symptom
induction. Two studies noted specific symptom onset: abdominal pain and oral burning, as well
as abdominal pain and gastro-oesophageal reflux. The evidence was limited with a high risk of
bias.”
Bukan tidak boleh, saran mereka simpel saja,
“If related to symptoms assess spicy food intake and trial restriction”. (McKenzie YA et.al , 2016)
Kalau dirasa makanan pedas bikin perut mules ya jangan dimakan, apalagi bagi yang
mengalami penyakit gangguan saluran cerna.
Justru yang diperhatikan dalam diet kita adalah porsi makanan, jenis makanan yang kita makan
dan gaya hidup, bukan sekedar rasa makanan.
Satu lagi, silahkan makan pedas yang penting “lambemu ojo kesambelen”, alias tukang
nyinyir...setuju ??
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat
Bacaan:
1. Chen YH, Zou XN, Zheng TZ, et al (2017). High Spicy Food Intake and Risk of Cancer: A
Meta-analysis of Case-control Studies. Chin Med J (Engl). 2017;130(18):2241-
2250. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5598338/
2. Chopan M, Littenberg B (2017). The Association of Hot Red Chili Pepper Consumption and
Mortality: A Large Population-Based Cohort Study. PLoS One. 2017;12(1):e0169876. Published
2017 Jan 9. doi:10.1371/journal.pone.0169876
3. McKenzie Y.A., et.al (2016). British Dietetic Association systematic review and evidence-
based practice guidelines for the dietary management of irritable bowel syndrome in adults (2016
update). J Hum Nutr Diet.
doi:10.1111/jhn.12385 https://www.diaetist.dk/…/307…/bda_guideline_ibs_2016_2_.pdf
4. Lv J, et.al (2015). Consumption of spicy foods and total and cause specific mortality:
population based cohort study. BMJ. 2015; 351: h3942. Published online 2015 Aug 4. doi:
10.1136/bmj.h3942
5. Pabalan N, Jarjanazi H, Ozcelik H (2014). The impact of capsaicin intake on risk of developing
gastric cancers: A meta-analysis. J Gastrointest Cancer. 2014;45:334–41. doi: 10.1007/s12029-
014-9610-2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28875961
6. Sun D, Lv J, Chen W, et al (2014). Spicy food consumption is associated with adiposity
measures among half a million Chinese people: the China Kadoorie Biobank study. BMC Public
Health. 2014;14:1293. Published 2014 Dec 17. doi:10.1186/1471-2458-14-1293
7. Esmaillzadeh A, Keshteli AH, Hajishafiee M, Feizi A, Feinle-Bisset C, Adibi P. (2013).
Consumption of spicy foods and the prevalence of irritable bowel syndrome. World J
Gastroenterol. 2013;19(38):6465-71. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3801318/
8. Bode AM, Dong Z (2011).The Two Faces of Capsaicin. Cancer Res. April 15 2011 (71) (8)
2809-2814; DOI: 10.1158/0008-5472.CAN-10-3756 http://cancerres.aacrjournals.org/content/
71/8/2809
9. Ludy MJ, Mattes RD. The effects of hedonically acceptable red pepper doses on
thermogenesis and appetite. Physiol Behav. 2010;102(3-4):251-
8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3022968/
10. Akbar et al. (2008). Increased capsaicin receptor TRPV1 expressing sensory fibres in irritable
bowel syndrome and their correlation with abdominal pain. Gut, 2008; DOI:
10.1136/gut.2007.138982 https://gut.bmj.com/content/57/7/923
11. Graham DY, Smith JL, Opekun AR (1988). Spicy Food and the StomachEvaluation by
Videoendoscopy. JAMA. 1988;260(23):3473–3475. doi:10.1001/jama.1988.03410230091035
LACTO-BACILLUS
Bukan obat diare
-----
Pernah saya diprotes sama pasien gara2 menyarankan Lacto-B buat membantu mengatasi
sembelit buat anaknya.
“Mas apa nggak salah, anak saya sembelit kok dikasi Lacto-B...inikan obat buat diare...!!!”
Hehehe...yang bilang probiotik (seperti Lacto-B, Lacbon, Interlac / BioGaia) itu obat diare siapa?
Dari dulu sampai sekarang terapi diare cuma “rehydration therapy”, tujuannya untuk mencegah
dehidrasi. Buat diare ringan sampai sedang dengan oralit (oral rehydration solution), buat diare
berat dengan dehidrasi ya diberi cairan infus (IV rehydration).
Obat sifatnya tambahan tergantung penyebab diarenya, kalau penyebabnya bakteri ditambah
antibiotik, kalau rotavirus nggak perlu antibiotik karena akan sembuh sendiri, kalau disertai
muntah dokter kasi obat mual muntah, dan sesuai saran WHO untuk negara2 tertentu yang
rentan kekurangan gizi ditambahi suplemen Zink selama 10-14 hari. Sudah itu
aja... http://apps.who.int/…/bi…/handle/10665/43209/9241593180.pdf…
Terus, Probiotiknya buat apa..?
-----
Probiotik itu isinya “bakteri yang baik” buat pencernaan. Bakterinya bisa macam2, umumnya dari
spesies Lactobacillus, Bifidobacterium dan Saccharomyces spp.
Gunanyaa?
FYI, bakteri di usus harus selalu ada sebagai bagian dari proses pencernaan makanan, mereka
berperan pada proses “pembusukan” atau fermentasi makanan (termasuk sisa atau ampas
makanan). Kalau makanan apalagi ampasnya nggak difermentasi akan sulit dibuang oleh usus,
akibatnya nyumbat.
Cuma masalahnya nggak semua bakteri di usus itu baik, ada juga yang “jahat” yang masuk dari
makanan dan minuman yang kita minum (apalagi balita yang sering “ngemut” jari dan macam-
macam benda kotor).
Bakteri jahat ini ada yang bikin penyakit, penyakitnya 2 macam, kalau nggak diare ya sembelit.
Bakteri jahat penyebab diare contohnya Shigella (yang menyebabkan disentri atau diare
berdarah selain amoeba jenis Entamoeba histolytica), Salmonella, Campylobacter, dan
Clostridium difficile.
Mereka merusak tubuh melalui dinding usus, lalu tubuh berusaha melawan dengan
mengeluarkan air lebih banyak dari usus sehingga penderita akan mengalami diare, dengan
harapan usus bisa membuangnya dari tubuh. https://academic.oup.com/cid/article/65/12/e45/4557073
Bakteri penyebab sembelit contohnya spesies Bacteroides sp, Enterobacteriaceae,
Coprococcus, Roseburia dan Faecalibacterium.
Bakteri ini sebetulnya nggak “sejahat penyebab diare” cuma dalam beberapa riset bakteri jenis
ini saat “membusukkan” makanan akan menghasilkan zat-zat yang menyebabkan sembelit (zat
ini memperlambat gerakan peristaltik saluran cerna) seperti endotoxin lipopolysaccharide,
butyrate, acetate, propionate dan gas
methane. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4951383/ ; https://www.physiology.org/doi/
full/10.1152/ajpgi.00574.2004 ; https://academic.oup.com/ajcn/article/100/4/1075/4576460
Nah disinilah gunanya suplementasi Probiotik yang isinya “bakteri baik”. Probiotik diberikan
untuk berkompetisi dengan bakteri-bakteri jahat. Kalau di saluran cerna didominasi oleh bakteri
baik maka fungsi pencernaan diharapkan akan baik, semakin banyak bakteri baik yang
berkembang biak maka harapannya bakteri jahat menjadi “sulit bersaing” sehingga lambat
berkembang.
Dari mekanisme kerjanya di pencernaan ini kita jadi tahu kalau probiotik secara umum
"membantu memperbaiki fungsi pencernaan".
Buat orang diare probiotik membantu tubuh melawan bakteri penyebab diare tapi bukan
“penghenti diare”, jadi kalau probiotik diberikan buat orang sembelit nggak bakalan tambah
sembelit, justru membantu meminimalisir penyebab sembelitnya.
Anda juga tak perlu khawatir, karena probiotik ini bukan "pencahar" (Jawanya : urus-urus) jadi
nggak bakalan bikin diare.
Buat teman2 sejawat Apoteker kalau memberi keterangan di etiket obat jangan ditulis "buat
diare", soalnya beberapa kasus malah bikin salah kaprah masyarakat...
Sebaiknya di etiket obat cukup ditulis indikasi Lacto-B, Lacbon, Interlac / BioGaia dsb dengan
"Membantu fungsi pencernaan".
BEBERAPA MANFAAT
---
Manfaat probiotik yang telah dibuktikan secara ilmiah antara lain :
1. Bermanfaat sebagai "tambahan terapi" penderita diare.
Walau dalam guideline WHO tahun 2005 tidak disebutkan namun di guideline manajemen diare
dari Infectious Diseases Society of America tahun 2017 disebutkan bahwa probiotik dapat
diberikan sebagai "tambahan penunjang" yang membantu mempercepat penyembuhan terutama
pada diare yang disebabkan oleh rotavirus. https://academic.oup.com/cid/article/65/12/e45/4557073

2. Probiotik bermanfaat sebagai tambahan suplemen bagi penderita "radang usus" atau irritable
bowel syndrome (IBS). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29460487

3. Beberapa kasus penderita diare atau sembelit akibat efek samping terapi antibiotik juga
menunjukkan manfaat yang baik.
Pemberian antibiotik terutama yang spektrum luas nggak cuma mematikan bakteri penyebab
sakit, tapi juga ikut mematikan sebagian jenis bakteri baik di pencernaan, akibatnya proses
"pembusukan" sisa makanan terganggu, pada sebagian orang bisa memunculkan gangguan
diare atau sembelit.
Dengan asupan probiotik, "koloni" bakteri baik bisa tumbuh menggantikan yang telah
mati. http://journals.sagepub.com/d…/abs/10.1177/2050640617736987…

4. Probiotik aman diberikan bagi ibu hamil dan menyusui, aman pula bagi bayi dan anak-anak.
Pada bayi lahir prematur di negara2 miskin dengan sanitasi (kebersihan) yang buruk, probiotik
oleh beberapa ahli direkomendasikan untuk diberikan supaya bisa "menghambat" pertumbuhan
bakteri jahat, mengingat pada wilayah tersebut dapat dengan mudahnya bakteri jahat masuk ke
dalam saluran cerna bayi dari sanitasi yang buruk dan tercemar.
Pemberian probiotik pada bayi prematur dalam beberapa penelitian menurunkan angka
kematian bayi prematur di negara miskin dengan sanitasi yang
buruk https://bmjopen.bmj.com/content/7/12/e017638
Pemberian probiotik pada ibu hamil aman karena tidak mengganggu proses kehamilan dan
janin https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/…/s12884-0… ; https://www.jogc.com/article/
S1701-2163(16)34218-9/pdf

5. Probiotik juga bermanfaan mengatasi "kolik" atau sakit perut pada bayi.
Kolik pada bayi penyebabnya banyak, antara lain karena sulit buang air besar atau karena diare,
bisa juga karena proses pembusukan sisa makanan yang tak sempurna menyebabkan timbunan
gas di saliran cerna.
Namun perlu diingat, pemberian probiotik untuk mengatasi kolik pada bayi efeknya tidak
langsung terasa setelah diberikan karena probiotik bukan pereda nyeri perut, tapi pemberian
probiotik perlu beberapa hari secara perlahan akan memperbaiki proses pencernaan makanan,
sehingga meminimalkan terbentuknya gas yang sulit
dikelurkan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26940647 ; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
24238101
Maka nggak ada salahnya probiotik diberikan kepada anak sebagai "maintenance" atau
pemeliharaan fungsi pencernaan (walau tidak ada diare atau sembelit). Mau tiap hari boleh, 2
kali seminggu oke, seminggu sekali juga silahkan.
TIDAK SEMUA PRODUK SEDIAAN SAMA
---
Secara umum sifat dan manfaat produk probiotik yang ada di pasaran saat ini relatif sama, cuma
dalam memilih kita perlu memperhatikan komposisi produk dan kondisi pasien.
Misalnya :
Probiotik yang bentuk minuman seperti Yakult tidak diberikan buat bayi untuk mencegah siapa
tahu "tidak cocok" dengan laktosa susu sapi (minuman ini mengandung laktosa susu sapi yang
bagi sebagian orang “tidak cocok”).
Untuk bayi 6 bulan kebawah pilihan paling aman adalah yang bentuk "tetes" (drop) atau serbuk
YANG TIDAK MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN seperti laktosa, esens aroma buah dan
pemanis buatan (kadang ada sediaan yang ditambahi aspartame sebagai pemanis dan aroma
buah), jadi perhatikan betul isinya. Aspartame juga hati2 bila diberikan kepada penderita
kelainan genetik “fenilketouria”.
Selain itu kandungan probiotik itu bervariasi jenis bakterinya, masing2 punya keunggulan yang
berbeda, misalnya :
Untuk kolik pada bayi lebih disarankan produk yang mengandung Lactobacillus reuteri, untuk
diare akibat penggunaan antibiotik pilihan terbaik adalah yang mengandung Lactobacillus
rhamnosus, sedangkan untuk sembelit paling baik yang mengandung Bifidobacterium lactis.
Jadi nggak ada salahnya ditanyakan kepada Apoteker di apotik apa beda dari masing-masing
sediaan.
Kembali ke tema awal, terus yang bilang Lacto-B itu obat diare siapa? Hehehe...
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat
Berikut beberapa bacaan yang bisa jadi rujukan tentang peranan probiotik dalam sistem
pencernaan :
1. Hungin APS, et.al. (2018) Systematic review: probiotics in the management of lower
gastrointestinal symptoms - an updated evidence-based international consensus. Aliment
Pharmacol Ther. 2018 Apr;47(8):1054-1070. European Society for Primary Care
Gastroenterology. doi: 10.1111/apt.14539. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29460487
2. Dermyshi E, Wang Y, Yan C, Hong W, Qiu G, Gong X, Zhang T, (2017). The “Golden Age” of
Probiotics: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized and Observational Studies in
Preterm Infants. Neonatology 2017;112:9-23 https://www.karger.com/Article/FullText/454668#
3. Deshpande G, Jape G, Rao S, et al Benefits of probiotics in preterm neonates in low-income
and medium-income countries: a systematic review of randomised controlled trials BMJ Open
2017;7:e017638. doi: 10.1136/bmjopen-2017-017638 https://bmjopen.bmj.com/content/7/12/e017638
4. Jarde A. et.al (2018). Pregnancy outcomes in women taking probiotics or prebiotics: a
systematic review and meta-analysis. BMC Pregnancy and ChildbirthBMC series – open,
inclusive and trusted201818:14 https://doi.org/10.1186/s12884-017-1629-5
5. Shane AL, Mody RK, et,al. 2017 Infectious Diseases Society of America : Clinical Practice
Guidelines for the Diagnosis and Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious
Diseases, Volume 65, Issue 12, 29 November 2017, Pages e45–
e80, https://doi.org/10.1093/cid/cix669
6. Cai J, et.al. (2017). Comparative efficacy and tolerability of probiotics for antibiotic-associated
diarrhea: Systematic review with network meta-analysis. United European Gastroenterology
Journal. Vol 6, Issue 2, pp. 169 – 180. First Published October 4,
2017 https://doi.org/10.1177/2050640617736987
7. Dugoua JJ, et.al. Probiotic Safety in Pregnancy: A Systematic Review and Meta-analysis of
Randomized Controlled Trials of f Lactobacillus, Bifidobacterium and Saccharomyces spp. J
Obstet Gynaecol Can 2009;31(6):542–552 https://www.jogc.com/article/S1701-2163(16)34218-9/pdf
8. Shen NT, et.al (2017). Timely Use of Probiotics in Hospitalized Adults Prevents Clostridium
difficile Infection: A Systematic Review With Meta-Regression Analysis. Gastroenterology
2017;152:1889–1900 https://www.gastrojournal.org/art…/S0016-5085(17)30136-1/pdf
9. Ford AC, Quigley EMM, et.al (2014). Efficacy of Prebiotics, Probiotics, and Synbiotics in
Irritable Bowel Syndrome and Chronic Idiopathic Constipation: Systematic Review and Meta-
analysis. Am J Gastroenterol 2014; 109:1547–1561; doi: 10.1038/ajg.2014.202; published online
29 July 2014 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25070051
10. Dimidi E, Christodoulides S, et.al (2014). The effect of probiotics on functional constipation in
adults: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. The American
Journal of Clinical Nutrition, Volume 100, Issue 4, 1 October 2014, Pages 1075–
1084, https://doi.org/10.3945/ajcn.114.089151
11. Zhao, Y., & Yu, Y.-B. (2016). Intestinal microbiota and chronic constipation. SpringerPlus,
5(1), 1130. http://doi.org/10.1186/s40064-016-2821-1
12. Pimentel M, Lin HC, et.al. Methane, a gas produced by enteric bacteria, slows intestinal
transit and augments small intestinal contractile activity. American Journal of Physiology-
Gastrointestinal and Liver Physiology 2006 290:6, G1089-
G1095 https://www.physiology.org/doi/full/10.1152/ajpgi.00574.2004
13. The treatment of diarrhoea : A manual for physicians and other senior health workers. World
Health Organization 2005 http://apps.who.int/…/bi…/handle/10665/43209/9241593180.pdf…
14. Hempel S , Newberry SJ, Maher ARet al. Probiotics for the prevention and treatment of
antibiotic-associated diarrhea: a systematic review and meta-analysis. JAMA 2012; 307:1959–
69. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22570464
15. Schreck BA, Gregory PJ, et.al (2017). Probiotics for the Treatment of Infantile Colic: A
Systematic Review. J Pharm Pract. 2017 Jun;30(3):366-374. doi: 10.1177/0897190016634516.
Epub 2016 Mar 2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26940647
16. Anabrees J, Indrio F, et.al (2013). Probiotics for infantile colic: a systematic review. BMC
Pediatr. 2013 Nov 15;13:186. doi: 10.1186/1471-2431-13-
186. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24238101

Efek : samping kanan atau samping kiri...


---

Banyak orang yang masih mengungkit2 berbagai cerita horor tentang obat...mulai "hantu" efek samping,
"siluman" konspirasi sampai "adu domba" dengan herbal...macam2 dah😁
Tapi hati2, bila masanya tiba, takdir Tuhan berlaku BENCI bisa jadi Benar-benar Cinta... 😍

Suatu ketika seorang Bapak paruh baya menebus resep di apotik kami, di sela2 saya menjelaskan obatnya si Bapak
komentar...

"Sebenarnya saya ini malas minum obat Mas...", katanya


"Oh...ya kah Pak, kenapa?", tanyaku
"Takut banyak efek samping obatnya..." jawab si Bapak. Cuekin aja dah... 😁

"Oh ya, Bapak ini dapat resep buat nyeri. Kalau boleh tahu sakitnya dimana Pak?"
"Ini di pinggang, kemarin kecetit pas ngangkat barang, mungkin salah urat..." jawabnya...

Kebetulan dokter hari itu meresepkan beberapa obat...meloxicam, dan racikan kapsul tramadol dan paracetamol...semua buat
nyeri (banyak banget ya...hehehe)

"Pak ini obatnya mungkin bisa menimbulkan beberapa efek samping...misalnya mual (meloxicam obat nyeri biasa bikin
mual kalau diminum perut kosong) makanya supaya nggak mual minumnya setelah makan besar ya, diminum juga dengan
air putih paling nggak 1 gelas, jangan minum kopi atau yang masam2 dulu supaya lambungnya ga tambah perih..., nanti
kalau sudah ikuti aturan kok masih mual dan perut perih segera balik ke dokter, nanti dikasi obat pencegah maag...."
"Ya, tuh kan banyak bener efek sampingnya..." whaaa...ni Bapak lebay, banyak darimana lha wong baru 1 aja kali... 😗

"Belum selesai Pak, hehehe...insya Allah efek sampingnya ga berat banget kok, bisa diatasi insya Allah...cuma ada 1 efek
samping lagi..." kataku...
"Haaa? Adalagi?"

Sambil agak pelan kujelaskan,


"Pak, ini di kapsul ada obat 2 macam, salah satunya tramadol, dia obat nyeri yang kuat tapi punya efek samping...!"
"Apa itu?" si Bapak penasaran
"Menunda ejakulasi..." jreeeeeng...😄
"Eh, ya kah?" si Bapak mulai antusias...😂😁😄 kalau ini aja seneng banget...hihihi...

"Ya, menurut penelitian tramadol bisa mempertahankan durasi ereksi..." biar tambah semangat lagi si Bapak...hehehe... ( sila
baca https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3821202/ )

"Oh ya kah, kalau gitu saya nambah lg 1 paket obatnya Mas...bisa kan?" 
(Jiaaaaah tadi katanya takut efek samping😝)
"Hahaha, Bapak ini lho macam2 aja, mohon maaf nggak bisa, kalau saya kasi ke Bapak bisa2 saya ditangkap
BPOM...tramadol sering disalahgunakan Pak, jadi ga boleh sembarang kasi..." kataku
"Oh ya sudah gapapa...ini aja" balasnya
"Nah, nanti obatnya diminum ya Pak...!" 
"Oke...makasih Mas...!" serunya...dengan wajah gembira... 😄😅
---

Lain lagi kalau mamak-mamak, punya anak sakit batuk pilek...rata2 hampir semua obat batuk pilek mengandung anti alergi
bangsa CTM, difenhyramine, yang bisa membuat efek ngantuk (sedatif), tapi anehnya...setiap dijelaskan efek samping
obatnya...

"Bu, ini ada efek samping mungkin membuat ngantuk...!" 


Selalu dijawab...
"Oh ya, bagus Mas...biar bisa tidur, rewel terus soalnya...." hehehe...efek samping nya dibilang bagus... 😅
Ternyata kita pandai milih2 ya, hihihi...maunya yang enak2 terus...yakan 😂 seolah2 efek samping itu ada 2 macam kali ya,
EFEK SAMPING KANAN DAN SAMPING KIRI...
hehehe...tergantung selera...
Kalo kita ngomongin efek samping mungkin jadi takut and males minum obat, ya kan 😎...wajar lah siapa yang mau kena
efek samping...
Sebetulnya prinsip utama dalam terapi adalah MANFAAT vs MUDHARAT...bahasa kerennya BENEFIT vs
RISK...banyakan mana? kalau banyakan manfaat ya lanjuut..sebaliknya kalau banyak jeleknya ya ga usah... 😎

Kalau efek sampingnya ringan dan bisa diatasi ya nda ada salahnya minum obat, apalagi kalau dibandingkan efek samping
penyakitnya vs efek samping obat banyakan efek samping penyakitnya.

Seperti postingan saya yang lalu, misal pilihanya antara bibir kering vs ginjal bocor, ngantuk dikit vs kejang2 epilepsi, mual
dikit vs stroke...😉
(Bukan nakutin lho ya....hehehe)

Btw, kenapa sih kita parno sama efek samping obat?

Soalnyan kalau mau di buat list untuk 1 obat aja sudah banyak banget efek sampingnya...baca aja di leaflet obatnya "efek
samping" wuiiiih...😱

Kalau dilanjutkan lagi, kenapa kok sampai banyak banget daftar efek sampingnya?

Jawabnya karena STANDAR KONTROL EFEK OBAT SANGAT KETAT...bayangin ya...sebelum obat dipakai sama
pasien dia harus melalui serangkaian uji coba...

Pertama uji coba in vitro...diuar tubuh mahluk hidup biasa pakai sel atau kultur jaringan...nanti ketemu efeknya terus
DICATAT...

Selanjutnya uji coba in vivo...pakai mahluk hidup, bukan langsung manusia lho, pakai hewan dulu misal tikus atau
simpanse...hasilnya ketemu efek utama, dosis di hewan, efek samping di hewan terus semua DICATAT lagi...
Uji di luar tubuh manusia disebut uji praklinik...nanti kalau dari hewan sudah lolos and aman, baru uji coba di manusia,
namanya uji klinik. Uji klinik juga bertingkat2 lho...sampai 4 fase...gak main2

Uji klinik fase 1 dilakukan pada beberapa manusia sehat, nanti ketemu dosis yang pas buat manusianya berapa, kalau ada
efek samping DICATAT lagi...

Uji klinik fase 2, dilakukan 


pada 100-200 orang pasien untuk melihat apakah efek farmakologik yang tampak pada fase 1 berguna atau tidak untuk
pengobatan, kalau ada efek samping DICATAT lagi...

Uji klinik fase 3 dilakukan minimal pada 500an orang pasien, gunanya untuk konfirmasi dan memastikan si obat ini bener2
berkhasiat apa nda aih...nanti efek obatnya DICATAT lagi...

Uji klinik fase 4 merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan, ini melibatkan lebih buanyaaaaak lagi pasien.
Nanti semua laporan dicatat, baik manfaat maupun laporan efek samping...nah lagi2 DICATAT....

Jadi yang bikin banyak list efek obat, baik efek utama maupun efek samping ya gegara BANYAKNYA CATATAN selama
ujicoba dan pemasaran...apa2 pokoknya dicatat.

Terus kalau ada efek samping kenapa tetap diproduksi?

Lha...iya dong soalnya pertimbangannya adalah HITUNG2AN RASIO MANFAAT DAN RESIKO...resiko minor ga boleh
mengalahin manfaat...dan perlu diingatin bro and sist...

1. Ga semua efek samping itu bahaya, sebagian besar dapat ditangani, misal obat bikin mual ya dinimum setelah makan atau
dikasi obat pelindung lambung...

2. Ga semua efek samping itu pasti dialami setiap pasien, sama aja kalau ada orang alergi udang, kan ga semua orang ga
boleh makan udang tho😉.

Misal CTM dah, ada orang yang minum dia terus ngantuk tapi banyak juga yang bilang, "Saya nggak ngantuk kok...!"

3. Efek samping biasanya persentasenya kecil dibanding efek utamanya...misalnya asam mefenamat, ada efek samping mual
tapi kejadiannya cuma < 10% dari seluruh pengguna (artinya ada 90% orang yang aman2 saja ga merasa mual), ada juga
efek samping gangguan ginjal itupun laporannya juga cuman 1% dari pengguna...jadi walaupun kejadiannya kecil tetap saja
semua DICATAT DAN DIDOKUMENTASIKAN...makanya buanyak banget kan jadinya daftar / list efek
sampingnya...hehehe😊😄😁

Tujuannya apa sih dibuat daftar sebanyak itu?

Ya jelas semua buat memastikan keamanan obatnya buat pasien, dengan tahu efek sampingnya kita jadi bisa mencari solusi
mencegahnya / mengatasinya...

Kalau herbal seandainya juga melalui serangkaiaan fase uji coba macam obat wuiiiih mungkin sama juga bakal banyak
daftar dan list efek sampingnya lho, ini kan sepertinya kalau minum herbal katanya efek sampingnya sedikit 😎, ya jelas
dung...karena catatannya cuma sedikit, laporannya ga banyak, dan belum "well documented", buktinya beberapa herbal yang
sudah di uji klinik jadi "ketahuan" efek sampingnya...(sayangnya belum banyak herbal yang sudah diuji coba macam obat,
lantaran biayanya muahaaal buangeeeet)😱
Mungkin ada yg pernah minum herbal macam kunyit asem...kira2 kalau mau dicacat efek sampingnya juga ada, ada laporan
minum kunyit asam bikin perut mual bagi yg punya sakit maag, rasa kelat di lidah, warna kencing jadi lebih kuning, bagi ibu
hamil bisa mengganggu pertumbuhan janin, dsb...tapi kan ga di CATAT 😀

Echinacea, ini herbal lho biasa dibuat sirup atau tablet, kalau di pasaran kita kenal Imun**, Imbo**, semua mengandung
echinacea gunanaya untuk menaikkan immun tubuh.

Setelah diteliti ternyata ekstrak dari bunga Coneflower ini bisa merusak liver, makanya di dalam leaflet ditulis ga boleh
digunakan selama 6 minggu berturut, juga pada pasien TBC ga boleh minum... 😫...ini baru efek samping yang DICATAT...

Bawang putih, ini herbal yang sering digunakan buat 'melancarkan darah', dipercaya menurunkan kolesterol, dan mengurangi
tekanan darah.
Dalam beberapa laporan ternyata bawang putih memiliki efek samping yang lumayan banyak...mulai yang ringan bau mulut,
bau keringat, sampai kulit kering dan alergi, pada tikus diuji coba ternyata menurunkan produksi sperma, dan yang paling
berat bila diminum bersama obat pengencer darah macam warfarin bisa bikin pendarahan hebat....(sila baca buat
pengetahuan http://www.medicinenet.com/script/main/mobileart.asp…)

Rumput Fatimah, siapa yang ga kenal?

Ibu2 yang pernah melahirkan biasanya tahu😊, herbal yg satu ini bisa bikin kontraksi rahim ga terkontrol, bagi sebagian
orang mungkin bermanfaat tapi bagi yang lain justru mengancam ibu dan bayi...ini juga yang DICATAT, efek samping yang
lain? Belum ada catatannya...
Madu, minuman sehat...siapa ga percaya😉...tapi telah DICATAT dalam banyak laporan kalau madu TIDAK AMAN
diberikan pada bayi usia kurang dari 1 tahun.

Bukan karena madunya, tapi cemaran bakteri Clostridium botulinum , bakteri ini banyak ditemukan di alam, mulai debu,
tanah dan air, pada bayi kurang dari 1 tahun bila terinfeksi bakteri ini bisa terkena penyakit Botulisme yang mematikan.

Yang jadi masalah adalah madu biasanya diminum "mentah" tidak dimasak, dan kita tidak bisa menjamin juga apakah di
madu yang kita minum ada spora bakterinya apa tidak, bila madu tercemar (terutama madu dari lebah liar biasanya
mengandung spora bakteri ini) dan diberikan ke bayi, na'udzubillahi mindzaalik...bisa bahaya banget 😭😨

Makanya buat hati2 saja sebaiknya madu jangan dikasi ke bayi kurang dari 1 tahun, kecuali direbus dulu supaya kalau ada
spora bakteri akan mati... (salah satu kasus silabaca https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3448763/ )

Nah, kembali ke awal, tentang efek samping obat...

Sebenarnya yang peru kita lakukan adalah WASPADA...bukan TAKUTI...

Jika kita diberi obat atau membeli obat tanyalah kepada apotekernya apa saja efek samping yang mungkin terjadi?

Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya? Dan kalau sudah mengalami efek samping apa yang harus
dikakukan...ini semua supaya aman dan dipilih antara manfaat dan resikonya...

Misalnya ni ya...(ga semua saya sebutin...soalnya ini mata kuliah 1 semester bah...hehehehe 😂)

Obat flu biasanya isinya:

Paracetamol buat nyeri dan demam, relatif aman kecuali bagi orang dengan gangguan liver, ga boleh karena makin bikin
rusak livernya...

Ibuprofen buat nyeri, demam, dan radang, kadang bikin mual dan perih lambung makanya diminum harus setelah makan
besar, dengan 1 gelas air (agak banyak), dalam posisi duduk dan tidak baring minimal selama 15 menit, ga minum kopi atau
makanan asam buat sementara waktu...

Anti alergi CTM, Tripolidin, atau Difenhidramin pada sebagian orang bisa bikin ngantuk jd kalau mau aman ya jangan
diminum saat pagi pas mau kerja atau sekolah, bisa bikin mulut kering jd banyakin minum sama olesi pelembab bibir...

Pelega nafas macam efedrin, pseudoefedrin, atau fenilefrin...pada sebagian orang mungkin naikkan tekanan darah dan buat
jantung berdebar (bukan jatuh cinta ya...😍😍hehehe), jd jangan minum kalau punya hipertensi, dan kalau minum terus
berdebar ya stop aja, tetap tenang pakai duduk atau baring santai nanti insya Allah hilang dalam waktu 1 jam, terus dicatat
lain kali ga minum obat yang mengandung bahan2 itu karena tubuh anda ga tahan... 😇

Nah untuk kasus flu silahkan menimbang, mau minum obat dengan efek samping tersebut atau memilih sabar ingusan,
demam, meriang, pegal2 sampai gejalanya hilang sendiri, toh common cold atau flu dalam bahasa awamnya, termasuk
penyakit ringan yang in-syaa Allah sembuh sendiri tanpa harus diobati, obat diminum hanya buat meredakan gejalanya
saja...

Lain lagi obat TBC...


Biasanya pasien diresepkan obat selama 6 bulan...lamaaaanyaaa... 😨😱...ya mau ga mau, selama 6 bulan terpaksa berkutat
dengan efek samping obatnya...habis mau gimana lagi...?
TBC kalau ga diobati bisa fatal, TBC nggak cuman ngancurin paru2, kumannya bisa kemana2, tetangga saya sampai ada
yang meninggal karena TBC otak (kejang, koma dan meninggal), selain ke otak TBC bisa menyerang kelenjar, TBC bisa
sampai ke jaringan tulang...belum lagi potensi penularannya wuiiih ngeri banget...(salah satu pencegahan adalah dengan
vaksinasi Bacille Calmette-Guerin (BCG), wajib bagi kita mendapatkannya 1x seumur hidup, itupun masih bisa gagal
apalagi yang ga mau vaksin...)😎

Pasien TBC umumnya dikasi obat Rifampicin yang efek sampingnya membuat semua cairan tubuh memerah, kencing
merah, dahak merah, sampai cairan ingus dan air mata bisa ikutan jadi merah, belum lagi efek samping lain, jadi sering pilek
kaya orang flu, badan kram, perut sebah, sampai gangguan pengelihatan dan liver...

Obat lainnya Isoniazid (INH), ini selain bikin sebah di lambung, juga bikin sekujur badan nyeri2 karena menghambat
penyerapan vitamin B6 (makanya pasien akan dikasi tambahan suplemen vit B6), dan turunnya nafsu makan...

Pyrazinamid, selain bikin lemes badan dia juga bikin pasien menderita fotosensitif ga tahan dengan cahaya matahari...

Lha kok terus tetep dikasi obat?


Ya mau ga mau,

Pertama, 
alasannya efek samping obat masih ga sebanding dengan resiko kerusakan tubuh akibat penyakitnya...TBC itu bisa
mematikan broooo😨😱 (soal siapa yang kena, kapan dan bagaimananya itu takdir Allah...kita hanya bisa ikhtiar
semampunya)

Kedua, 
ga semua efek samping terjadi / dialami oleh setiap pasien, kita hanya perlu memonitor dan mewaspadai saja, kalau kejadian
baru kita buat tindak lanjut untuk mencari solusinya. Selain itu efek samping yang ringan2 umumnya bisa ditolerir oleh
tubuh.

Nah, ini cuma sebagian dari obat ya, rasanya kita perlu mencari info sebanyak2nya dari para ahli, jangan ragu nanya dan
ikuti petunjuk dan arahannya insyaa Allah ada solusinya...hehehe macam pegadaian aja 😂 "Mengatasi masalah tanpa
masalah"...
Mohon maaf ya, tulisan ini cuma kulit2nya doang, belum sampai mendalam, ga lengkap dan mungkin "little bit"
membosankan ya...hehehe😁
Jadi saya ulangi berkali2 silahkan bertanya kepada para ahli lainnya, banyak tenaga medis di sekitar kita yang ilmunya
lebih...kalau saya ya bisanya gini doang sekali lagi maaf 🙏...in-syaa Allah di lain kesempatan saya akan menulis bagaimana
cara mengatasi atau mencegah efek samping obat yang lebih spesifik... 😇...

wallahu a'lam
salam sehat semoga manfaat...

Anak saya laki2...


KENAPA HARUS VAKSIN RUBELLA?
---

Bukannya Rubella itu bahaya buat ibu hamil aja?


Katanya gejala penyakit Rubella itu tergolong ringan aja, anak saya laki2 kelas 6 SD, menurut saya nggak berbahaya buat
dia?
So, ngapain ikut imunisasi MR...?

Ini pertanyaan bagus yang kami terima...but, sebenarnya saya juga boleh tanya, "Lagian kenapa ga mau ikut divaksin? Lha
wong gratis dan aman? Anak laki2nya penakut ya? Katanya laki..." hehe...

RINGAN BAGI KITA TAPI BERAT BAGI YANG LAIN


-----------------------------

Rubella memang tergolong penyakit "ringan", bahkan mungkin gejalanya lebih ringan dari campak. Bagi orang dengan
respon imun sehat (bukan penderita AIDS) paling umum gejalanya hanya demam yang diikuti oleh ruam merah pada kulit,
yang akan sembuh dengan sendirinya sekitar 1 mingguan.

TAPI, Rubella ini SANGAT - SANGAT - SANGAT BERBAHAYA BAGI JANIN...

BILA IBU HAMIL tertular, penyakit yang pada orang lain tergolong ringan ini akan menjadi sangat ganas bagi
pertumbuhan janin.
Daya rusaknya sangat kuat...
Sudah terlalu banyak cerita dan testimony di sekitar kita apalagi sosial media tentang bayi yang menjadi "korban" Rubella...

Mending kalau janinnya langsung keguguran (abortus), yang bikin miris kalau bayinya lahir selamat tapi dengan congenital
rubella syndrome (CRS).

Bentuk kelainan pada CRS misalnya kelainan katup jantung, kelainan pada mata mulai katarak, glaukoma bahkan kerusakan
retina (buta), kelainan pendengaran (bahkan tuli), serta kelainan syaraf pusat seperti retardasi mental dan kepala mengecil.
(https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10212356319085053&id=1292186698)

Pada ibu hamil yang tertular Rubella di trimester I, resiko CRSnya sangat sangat tinggi sekali, makanya pada kondisi ini
dokter akan mengajukan 2 opsi "kontroversial" kepada ortu...

Janin "DIABORSI" atau kehamilan tetap dilanjutkan dengan bayi yang lahir nantinya hampir pasti akan cacat...entah buta,
tuli atau keterbelakangan mental...

Sedih bukan kepalang...

HIDUP JANGAN EGOIS


Ikut program imunisasi adalah bentuk tolong menolong...
----

Egois? 
Ya memang antivaksin itu EGOIS KUADRAT...(egois murakkab)

Kenapa?
Karena program imunisasi ini gratis, difasilitasi mulai posyandu sampai jemput bola ke sekolah2 segala, yang tujuannya
membentuk "kekebalan komunal" atau istilahnya "herd immunity"...

Misalnya ni...
Kita kan tinggal di satu kampung, isinya 10.000 orang. Pastilah dari 10.000 orang itu nggak cuma "ngendon" di kampung...

Katakanlah separuhnya ada yang bekerja dan sekolah di luar kampung...mungkin ada yang kerja di rumah sakit, ada yang
sekolah di kota, kerja di terminal, atau kerja di kantor pelayanan publik dan tempat2 yang sering berinteraksi dengan banyak
orang...

Saat mereka selesai kerja atau belajar di sekolah kan mereka pada balik ke rumah tuh...

Nah waktu balik ke rumah itu mereka membawa "kuman" dari luar masuk ke kampung.

Ambil contohlah Virus Rubella...


Seorang anak tertular Rubella di sekolah, lalu pulang ke rumah, karena virus ini sangat mudah menyebar hampir dipastikan
virusnya juga menulari seisi rumah...ya Bapak, Ibu, Kakak dan Adik, semua yang belum pernah kena Rubella atau belum
ikut vaksin MMR atau MR bakalan terserang. (NB : MMR = Gondongan, Campak, Rubella ; MR = Campak, Rubella. Jadi
vaksin jenis ini sama2 ada Rubella nya cuma beda di "Gondongan")

Bayangkan lagi kalau si Ibu lagi hamil dan belum kebal dengan Rubella...na'udzubillah...

Kalau saja si anak sudah pernah dapat vaksin Rubella insya Allah dia akan kebal, sehingga di sekolah nggak akan tertular
Rubella...

Saat si anak pulang ganti baju, mandi, bersih2 dah hilang kumannya...karena tubuhnya sudah kebal kumannya nggak bisa
masuk, paling cuma nempel2 di baju dan badan...dicuci dah bersih kembali...

Insya Allah keluarga pun aman, nggak tertular, ibunya yang hamil pun lebih tenang...

Atau skenario lain...

Di sekolah anak kena Rubella, istirahat di rumahnya, lalu si ibu yang merawatnya lagi hamil belum pernah kena Rubella dan
belum pernah juga dapat vaksin MMR / MR, karena sangat mudah menular maka hampir dipastikan si Ibu akan tertular
Rubella juga...

Apesnya si Ibu pas jadwal kontrol ke Bidan atau Dokter Kandungan, sekalian mau periksa penyakitnya...APA YANG
TERJADI????
Si ibu mungkin aja ga tahu kalau pasien Rubella TIDAK BOLEH BERKUNJUNG KE PRAKTEK BIDAN ATAU
DOKTER KANDUNGAN, dia harus tetap di rumah sampai sembuh total baru boleh, kenapa?

Karena selagi Rubella nya masih sangat aktif, dia akan mudah menular kemana2, termasuk di tempat praktek bidan dan
dokter.

BAYANGKAN kalau di tempat praktek bidan atau dokter lagi rame, penuh ibu hamil yang lagi kontrol juga, maka
CELAKA KUADRAT...

Si ibu ini justru akan jadi "biang kerok", "biang keladi", atau "kambing hitam"...penyebar ke Ibu2 hamil yang lain...

Istri saya saja belum pernah periksa kekebalan Rubella, pun saya yakin banyak pula ibu2 hamil juga nggak pada periksa
sebelum hamil.

Memang banyak ibu2 muda seangkatan istri saya dari dulu waktu kecil sampai menikah belum pernah dapat vaksin MMR /
MR sama sekali, dan "lupa" atau nggak tahu belum pernah kena Rubella atau ndak sebelum hamil.

So pasti banyak ibu2 yang juga nggak tahu apakah dirinya sudah punya kekebalan dari Rubella apa nggak...

Bayangkan Moms, kalau pas lagi kontrol atau periksa kandungan dan kebetulan saat itu berbarengan datang penderita
Rubella ke praktek bidan atau dokter kandungan tempat kita periksa...

Na'udzubillahi mindzaalik...

Inilah pentingnya membentuk "kekebalan komunal", kalau mayoritas kuat maka Rubella akan sulit menyebar.

Seandainya saja skenario tadi berlanjut, si Bapak misalnya juga tertular Rubella dari anaknya, lalu karena gejalanya ringan
dia tetap berangkat ke kantor, di kantor menulari teman kantornya, lalu si teman kantor itu pulang ke rumah, dan celakanya
istrinya lagi hamil muda anak pertama belum pernah kena Rubella atau dapat vaksin MMR / MR sebelum dia hamil,..

Ya Allah nggak sanggup lagi mau nerusin ceritanya...cukup sudah, sila baca saja testimoni korban Rubella yang sudah
ada...kasihan...

Kalau kita nggak mikir sejauh ini adalah EGOIS namanya kalau nggak mau ikut vaksinasi karena cuma mikirin diri sendiri...

90% ATAU LEBIH


---------------------

Syarat untuk membentuk "kekebalan komunal" adalah cakupan kekebalan di komunitas itu harus di atas 90%.

Artinya, BAIK ITU DEWASA DAN ANAK2, LAKI2 DAN PEREMPUAN di kampung itu 90% harus sudah kebal dengan
Rubella.

Untuk Rubella ini ada 2 cara mendapat kekebalan, TERJANGKIT RUBELLA ATAU DIVAKSIN.

Tapi kita kan nggak mungkin membuat orang sakit atau terjangkit dengan menyebar virus hidup yang kuat ke
masyarakat...satu2nya cara ya dengan vaksinasi Rubella...

SUDAH KENA RUBELLA APA TETAP HARUS VAKSIN?


----------------------

Sebetulnya campak dan Rubella ini mirip2 gejalanya, sama juga dengan "kerumut" dalam bahasa awam...cuma kita nggak
akan tahu jenisnya, apa itu Rubella atau bukan...

Jika bisa dipastikan Anda pernah kena Rubella dan sembuh maka boleh saja nggak ikutan vaksinasi karena insya Allah Anda
sudah kebal, TAPI APA IYA ITU RUBELLA? APA BENER SUDAH KEBAL RUBELLA??? Lha wong membedakan
campak, Rubella, dan kerumut biasa aja masih bingung?

Satu2nya cara menentukan diri kita sudah kebal Rubella atau tidak adalah dengan pemeriksaan Laboratorium yang
"ongkosnya" nggak murah dan nggak ditanggung pemerintah...

Nah, karena kita nggak bisa nentukan tanpa periksa Lab, program imunisasi ini diberikan kepada siapa saja, tanpa
memandang pernah kena Rubella atau tidak, apakah pernah vaksin MMR / MR atau tidak, toh kalau kita sudah punya
kekebalan pun divaksin Rubella lagi insya Allah juga tak masalah sama sekali. Karena TIDAK ADA OVER DOSIS
DALAM IMUNISASI...sebab ini bukan obat...

Tujuannya untuk memastikan cakupan 90% "kekebalan komunal" tercapai.

Di Uni Eropa, Amerika, Australia dan Israel cakupan imunisasi sudah > 90% jadi kasus Campak dan Rubella ini hampir
nggak pernah disebut2 lagi di sana. Karena MMR / MR adalah vaksinasi wajib bagi setiap anak.

Di Indonesia sebenarnya vaksinasi MR termasuk terlambat memulai, alasannya karena memang "cost" atau biayanya yang
mahal.

Saya aja dulu vaksin MMR buat anak di DSA habis sekitar Rp. 400k...itu dulu sekitar 4 tahun lalu...

So, nanti bulan Agustus dan September jangan lupa anak2nya ikut imunisasi MR ya...gratis tis...

Bismillah, semoga dengan ikut imunisasi yang diniatkan untuk ta'awun atau saling tolong menolong dalam kebaikan akan
bernilai ibadah...amin...

Wallahu a'lam
Salam sehat...

Catatan bagi yang berminat baca tinggi sila ikuti tulisan2 kami tentang vaksinasi sebelumnya di...

1. Dialog dengan antivaksin 1 (Vaksin dan konspirasi) https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10209465776543296&id=1292186698

2. Dialog dengan antivaksin 2 (Vaksin najis dan haram) https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10210080944802118&id=1292186698

3. Antivaksin dan logika yang cacat (1) https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10211175371562103&id=1292186698

4. Antivaksin dan logika yang cacat (2) https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10211179374262168&id=1292186698

5. Antivaksin dan logika yang cacat (3) https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10211192053819149&id=1292186698

6. Princess Alice https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210876497890448&id=1292186698

7. Tahap produksi vaksin https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211210673724635&id=1292186698

8. Cakupan vaksinasi di tertinggi di Israel https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10211120755596738&id=1292186698

9. Vaksinasi dari Islam, Antivaksin dari barat https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10210948198402916&id=1292186698

10. Mengejar imunisasi yang tertinggal https://m.facebook.com/story.php?


story_fbid=10210923719270953&id=1292186698

11. Selayang pandang Vaksin MR https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10212356319085053&id=1292186698

Video diambil dari youtube

Oxford VaccineGroup : Congenital Rubella Syndrome - Ian's story https://www.youtube.com/watch…

North Carolina School of Science and Mathematics : Herd Immunity and Immunization https://www.youtube.com/watch?
v=8Nn_UhvVFts

Vaksin, sebuah konspirasi...


---
Lagi rame pada bahas vaksin HPV pasca wafatnya seorang mantan artis karena kanker serviks...
Bicara vaksin ya bicara pro dan kontra, pro kalau ngerti, kontra kalau nggak ngerti... 😉

Beberapa pasien kami ada yang sangat menolak vaksinasi...banyak alasan yang dikemukakan...terlebih isu konspirasi dan isu
basi tentang autism akibat vaksin...

Seorang lelaki paruh baya, dengan bangga mengatakan...

"Dari 5 anak saya tidak satupun yang imunisasi, alhamdulillah semua sehat...asal rajin minum madu sama habbatus sauda'
insya Allah ga usah vaksin..."

Saya ga membahas tentang manfaat madu dan habbatus sauda' yang sudah masyhur (sangat dikenal) diketahui manfaatnya
bagi kesehatan, tapi poinnya bukan di situ, poinnya pada pemahaman vaksinnya...

"Ya kah Pak, alhamdulillah, Bapak sekeluarga termasuk beruntung walau ikhtiarnya belum sempurna tapi Allah masih
selamatkan...." terangku😉
Sepertinya si Bapak ga terima dengan pernyataanku barusan...
"Lho, Mas Muslim kan?" tanyanya
"Ya, alhamdulillah Muslim Pak!" jawabku
"Sampeyan gak percaya takdir? Hati2 tauhidnya bisa rusak...semua kalau Allah menghendaki sehat ya sehat..." lanjutnya
lagi...hehe ga nyambung sepertinya...siapa yang mau bahas takdir... 😂
"Pak, saya ga bilang gitu ya, mohon maaf kalau salah, saya cuma bilang alhamdulillah meski ikhtiarnya belum "sempurna"
tetapi masih Allah kasi selamat. Ibarat Bapak naruh motor tanpa dikunci di pinggir jalan, tapi Allah selamatkan sehingga
motor Bapak nggak kemalingan, padahal ikhtiar yang Bapak lakukan supaya gak kecolongan motor belum
"sempurna"...inikan luar biasa namanya...atau anggaplah Bapak selama ini naik motor ga pernah kehujanan padahal ga
pernah bawa mantel, tiap hujan pas sudah sampai tempat tujuan, untungnya Allah selamatkan Bapak ga sampai kehujanan
padahal ikhtiar Bapak belum "sempurna"...itu jelas suatu anugerah yang luar biasa..." kataku lagi... 😁
"Ikhtiar sempurna itu maksudnya apa?" tanyanya dengan semangat 45... 😄 santai Pak...santai kaya di pantai lah...hehehe
"Maaf Pak, saya awam masalah agama, saya tahunya tawakkal itu nggak ninggalin ikhtiar, pokonya mau ikhtiar ga sempurna
kah atau sempurna kah pokoknya ya kerjakan aja...karena ikhtiar itu bagian dari proses takdir ya kan Pak?...misalnya Bapak
keluar rumah, boleh saja Bapak memilih nggak kunci pintu, biar aja jendela kebuka tanpa tralis, yang penting pasrah pada
Allah, ini ga salah juga, bisa aja Allah selamatkan dari maling padahal ikhtiar ngunci pintu ga Bapak kerjakan, kalau
takdirnya ga kemalingan ya ga bakalan kemalingan kan hehehe...., cuma nanti kalau Allah kasi takdir pas lewat maling lalu
dia masuk rumah Bapak yang tidak terkunci misalnya ya hilangnya barang2 juga takdir dengan perantara sebab Bapak ga
mengunci pintu, artinya takdir Bapak kemalingan melalui proses kurang sempurnanya ikhtiar juga ga boleh nuntut ke
Allah...hehehe..." mungkin karena bukan tampang ustadz penjelasan saya jadi kurang meyakinkan kali ya hehe 😝...makanya
dia nyerocos lagi...
"Mas tahu gak vaksin itu konspirasi Barat buat merusak generasi kita..." katanya berapi2...whaaaat halah bilang siapa dari
Barat, jangan malu2in lah...😴
"Bapak tahu darimana vaksin itu dari Barat? Siapa yang sekarang disebut penemu vaksin? Edward Jenner disebut penemu
vaksin karena dialah orang Eropa pertama yang meneliti dan menyusun secara rinci bagaimana melakukan metode vaksin,
itu kejadiannya di akhir tahun 1700an, padahal jauh sebelum itu, metode ini sebenarnya sudah dikenal di dunia Islam zaman
Ottoman...metode vaksin masuk ke Eropa baru tahun 1700an Pak..., Edward Jenner itu terinspirasi juga gara2 seorang
bangsawan Inggris bernama Lady Montague dari London yang ketakutan banget sama penyakit mematikan yang namanya
smallpox, sepulang dari tour nya bersama sang suami ke Turky si nyoya Inggris ini sangat terkesan dengan kebiasaan orang2
Turki mecegah penularan penyakit smallpox (sejenis cacar yang ganas dan mematikan) waktu itu si nyonya memperhatikan
teknik orang2 Turky dalam proses inoculasi, yaitu nanah atau cairan bekas luka pasien smallpox yang hampir sembuh
diambil, terus dibuat luka di kulit orang yang sehat, nah cairan bekas luka dari pasien di oleskan di lukanya orang sehat dan
akhirnya orang yang sehat tadi jadi kebal dengan smallpox...proses ini dilihat oleh Lady Montague langsung saat berkunjung
ke Turky...ketika pulang ke London dia tiru, dan berhasil...inilah cikal bakal yang mengilhami metode imunisasi dengan
vaksin...jadi ini vaksin ini buatan orang Muslim lho Pak, jangan salah...dokumen sejarahnya tercatat rapi dalam makalahnya
si Edward Jenner..." , 
hehehe...kayaknya masih ga percaya sepertinya... 😊
( sejarah ini bisa dirujuk ke https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200696/ )
"Tapi madu dan habbatus sauda' kan cukup, apalagi pakai ASI, itu vaksinasi alami, bukan hasil manusia...ada haditsnya
itu...sampeyan harus percaya..!" katanya semangat....waduh makin panas nih...ga segitunya kali...elus dada aja dah 😅
"Kalau manfaat madu dan habbatussauda' sebagai obat saya percaya 100%, tinggal dicari dosisnya aja yang pas...saya ga
ngomongin dalilnya ya Pak, seandainya ada hadits yang bunyinya, "Obat HANYALAH MADU DAN HABBATUSSAUDA'
saja" atau "Berobatlah pakai madu dan habbatussauda' SAJA jangan yang lain" misalnya ya okelah...saya pasti ikut, tapi
inikan ga ada hadits kaya gitu, yang bilang HANYA MADU DAN HABBATUSSAUDA'...ga ada kan Pak, makanya karena
ga ada jangan diada2in macam2 lah...nanti jatuhnya mengharamkan yang halal...", tetap santai aja... 😊
"Beda, anda salah...kalau madu dan habbatussauda' kerjanya holistik, lebih bagus...ga sama dengan vaksin, justru sempurna
ikhtiarnya...anda harusnya belajar thibbun nabawi baru ngerti..." kata si Bapak...ya udah saya kalah deh 😀...
"Ya Pak, saya memang kurang faham thibbun nabawi, cuma masalah vaksin dan madu atau habbatussauda' memiliki cara
kerja yang berbeda Pak. Sebenarnya dalam vaksin ini kita nggak sedang membuat obat baru kok Pak, justru ini wujud syukur
kita kepada Allah..." kataku

"Kok bisa sampeyan bilang gitu?"

"Ya, karena kita memanfaatkan anugerah Allah kepada tubuh kita dengan lebih optimal. Kenapa? Begini, sejatinya Allah
Swt telah menganugerahkan kepada tubuh kita ini kekuatan tersembunyi, Bapak tahu kan di tubuh kita ada sel darah merah
dan putih, sel darah merah untuk nganter oksigen dan makanan, kalau sel darah putih untuk membunuh kuman. Ga semua
penyakit bisa dibunuh pakai antibiotik, banyak penyakit hanya bisa dibunuh oleh darah putih. Penyakit2 mematikan yang
belum ketemu obatnya seperti polio, cacar, hepatitis dan tetanus kita cuma bisa ngandalin kekuatan sel darah putih kita lho
Pak. Madu dan habbatussauda' mungkin bisa meninggkatkan jumlah sel darah putih, juga bisa menaikkan antibodi melalui
jalur nutrisi sel, tapi apalah guna kalau sel darah putih dan antibodi banyak tapi dia BUTA...ga tahu mana musuh mana
kawan?" jelaku lagi...

"Maksudnya BUTA apa?" tanyanya

"Imunisasi melalui proses vaksinasi itu kerjanya MEGENALKAN DAN MENGAJARI SEL DARAH PUTIH TENTANG
SIAPA SAJA MUSUHNYA, KARAKTERISTIK DAN KUNCI KELEMAHAN MUSUH,...supaya dia ga buta. Mungkin
Bapak pernah belajar dulu di biologi, kita kenal Sel darah putih itu macam2 ada macrofag yang tugasnya "memakan" kuman,
antibodi yang nunjukin musuh, dan limfosit T yang ngingetin antibodi cara menghancurkan musuh. Masalahnya si macrofag
yang tugasnya makan kuman ini BUTA, dia hanya memakan kuman yang sudah ditandai oleh antibodi, kalau antibodi ga
nyuruh dia ga mau makan, antibodi ini ibarat kuncinya atau passwordnya musuh, antibodi diproduksi oleh sel limfosit B, lalu
biar ga lupa dengan "paasword" nya musuh sel darah putih yang namanya limfosit T bertugas membuat cetak biru tentang
seluk beluk musuh dan passwordnya...supaya sel limfosit T bisa bikin cetak biru dan antibodi punya password musuh maka
satu2nya jalan ialah MENGENALKAN MUSUH. Masalahnga kita ga mungkin ngenalin musuh pakai musuh yang masih
kuat, bisa2 belum sempat sel limfosit T mempelajari si musuh ini malah menyerang sana-sini. Makanya kita kasi ke sel
darah putih "sampel" musuh yang sudah mati atau dilemahkan, buat dipelajari kelemahannya dan dicari kunci password
menghancurkannya...Jadi ini proses alami tubuh sesuai sunnatullah Pak, ga ada yang menyimpang, sunnatullah (hukum
Tuhan dalam alam semesta)nya begitu. Detailnya nanti bisa dibaca lebih lanjut di google...tapi cari sumber terpercaya dan
adil, ga asal comot dari artikel apalagi blog orang..." jelasku

Karena sepertinya si Bapak masih ga terima akhirnya kulanjutkan lagi,

"Kalau baru minum madu, habbatussauda atau ASI saja itu ikhtiarnya baru sampai pada memperbanyak jumlah sel darah
putih seperti macrofag dan sel limfosit, dengan cara memperbaiki nutrisi sel, itu saja, tapi sekali lagi apa guna BANYAK
PASUKAN TAPI BODO SEMUA...BUTA SAMA MUSUHNYA...ya tho...jadi ini yang saya maksud menyempurnakan
ikhtiarnya Pak...membuat "PINTER" sel darah putih...jadi paling bagus dan komplit ya kita minum madu, minum
habbatussauda' dan juga imunisasi...ini baru sempurna..." kataku lagi 😊
"Tapi kan vaksin najis, banyak mengandung babi, dalam proses pembuatannya menggunakan darah babi, kera, kuda dan
dengan bahan2 haram lainnya...ini mutlak sudah haramnya...!" seru si Bapak lagi 😊

"Wah, nda semua vaksin begitu cara membuatnya, sekarang canggih, malah ada yang cuma pakai DNA virus aja, ada yang
diperbanyak pakai bakteri, ada yang cuma pakai "kulit" nya virus, macam2 dah, memang sih masih ada yang pakai perantara
darah hewan untuk "pembibitan virusnya" kadang juga pakai enzym yang bersumber babi...tapi ga banyak lagi yang
beginian, prosesnya panjang lagi sampai jadi vaksin, dalam proses pembuatanya bahan2 utama vaksin meski awalnya
bersinggungan dengan enzym babi atau darah kera misalnya, ga bisa langsung dipakai, tapi harus disaring berkali kali dan
bertingkat2 sampai tingkat kemurniannya tinggi, enzym apalagi darah hewan sudah ga ada lagi di hasil akhir vaksin..."
jelasku panjang lebar...

"Eh, saya ini orang kimia lho mas...(emang kenapa kalau kimia hihihi 😁), saya tahu persis mana mungkin kita bisa
menghilangkan 100% enzyim dan katalis2 dari babi, pasti masih tertinggal walaupun persentasenya 0,000 sekian
persen...jadi tetap aja haram...." sergahnya...
Loe pikir gue kagak belajar kimia??? Yeaah mulai kimia dasar, kimia organik, kimia medisinal, sampai kimia analisis, itu
makanan hari2 kuliah sampai keriting Pak...😄😅

"Ya, Bapak betul, tapi kan hasil akhirnya si vaksin ini sudah berkali2 melalui proses pencucian kan Pak...ya kalau mau
dicari2 kadarnya ya tetap adalah...meski 0,000sekian persen, tapi menurut saya itu pemikiran yang berlebihan...!" kataku

"Berlebihan bagaimana?" tanyanya


"Begini Pak, kita ini minum air PDAM kan Pak?" tanyaku
"Ya, kenapa?" tanyanya lagi..
"Bapak tahu kan sumber air baku PDAM di Samarinda ini adalah dari Sungai Mahakam?"
"Ya, saya tahu..." jawabnya singkat
"Bapak tahu kan di sepanjang sungai Mahakam ini ada banyak, maaf sebelumnya, orang buang hajat, kencing, buang
sampah, mulai sampah sayur sampai sampah najis juga ada, di sana juga ada bangkai binatang, mungkin anjing, kucing,
ayam bahkan babi, di sana juga ada sisa bangkai manusia yang banyak ditemukan mengapung di sungai Mahakam, betul
bukan? Kalau kita pakai logika sesederhana Bapak pasti ga boleh kita mengkonsumsi air PDAM kan? Sebab kalau mau di
teliti lagi pastilah ada 0,0000sekian persen sisa2 bangkai, sampah dan kotoran yang masih lolos dalam proses penyaringan di
PDAM, lha wong proses penyaringan air PDAM itu sederhana banget, ga secanggih penyaringan vaksin, kalau di PDAM
kan air di saring, lalu masuk bak pengendapan supaya kotoran mengendap biasanya dikasi tawas, lalu masuk bak pemisahan
kotoran yang mengendap dibuang, terus masuk bak saring paling2 pakai pasir atau ijuk gitu aja kan, lalu dilewatkan bak
desinfektan dengan kaporit, baru dialirkan ke bak penampungan akhir lalu ke rumah2 melalui pipa..., kan gitu aja tho Pak, ya
pastilah masih ada meski sangat kecil sekali zat2 najis yang tersisa, tapi mana ada ulama' yang bilang air PDAM nya haram?
Ga adalah, pasti dianggap suci, bahkan dipakai wudhu pula.... Memang tantangan perusahaan vaksin adalah meninggalkan
penggunaan enzym2 babi, tapi masih perlu penelitian yang lama, soal haram atau halal malah sebenarnya kalau kita buat list
atau daftar ulama'-ulama' besar dunia yang membolehkan vaksin vs mengharamkan jauuuh lebih banyak yang
membolehkan...silahkan googling aja fatwa2 ulama' dunia..." fuiiih sampai capek njelasinnya 😂 nampaknya masih mau
lanjut lagi nih Bapak...

"Oke, tapi jangan lupa vaksin ini termasuk dalam gerakan konspirasi internasional, Mas tahu siapa pemodal besar vaksin?
Namanya Rockefeller, dia ini yahudi yang mau merusak dunia dengan propaganda vaksinya...hati2...mas bisa baca di
internet bagaimana ngerinya bisnis Rockefeller ini sampai ingin menghancurkan ummat manusia, mereka membuat virus2
lalu membuat antinya supaya bisa dijual, jadi bisnis mereka membuat penyakit dan menyebarkannya supaya orang beli
penawarnya ke perusahaan dia...ini banyak yang belum tahu..." jelas si Bapak...

"Oh ya? Kospirasi atau bukan ga ada gunanya dibahas, bagaimanapun nyatanya penyakit itu terlanjur sudah ada dan
menyebar, mau konspirasi atau bukan ya mau ga mau kita harus beli juga antivirusnya supaya kita selamat... Sama ajalah
dengan komputer...mungin kita berfikir apa virus2 komputer itu sengaja di buat oleh perusahaan antivirus ya? jangan2 dibuat
virus komputet lalu di sebar, sambil berikutnya dijual antivirusnya supaya orang terpaksa beli...ya kan? tapi apa misalnya
katakanlah benar virus komputer itu hasil konspirasi terus kita koar2 dan marah2 lalu nggak mau INSTAL ANTI
VIRUS???? Kita tahu ni, ancaman virus yang menyebar ini akan merusak data komputer, tapi harus, mau tidak mau ya kita
WAJIB MENGINSTAL ANTIVIRUS DI KOMPUTER kita bukan? memang mau komputernya hang, data hilang? ga mau
kan? padahal itu baru komputer yang kalau rusak ya tinggak buang atau instal ulang, lha ini gimana kalau manusia? mau
dibiarkan mati, error, terus apa bisa dinstal ulang lagi kalau error? terlalu beresiko...makanya hampir semua negara Barat
mewajibkan vaksinasi, logikanya kalau vaksin itu merusak mana mungkin mereka mewajibkan??? tentara Amerika aja
semua wajib vaksin kok? (sila dibaca https://www.thebalance.com/military-vaccinations-4058318 ) masak kita nggak mau,
bahkan di Israel pun anak2 wajib vaksin lho...(sila baca http://www.nbn.org.il/…/childhood-vaccinations-flu-shots-
i…/ )...mereka takut apabila suatu saat terjadi peperangan dengan senjata biologi macam virus berbahaya. Lha kita ummat
Islam harusnya lebih WAJIB lagi divaksin...malah sebenarnya kita curiga, gerakan antivaksin itu dibackingi oleh yahudi
juga...dibuat dan disebarlah isu isu miring vaksinasi yang tujuannya membuat ummat selain mereka tidak memiliki
kekebalan tubuh, jadi suatu saat kepepet mereka tinggal gampang aja nyebar virus...contonya ni ya, taruh aja virus polio di
aliran sungai, nah insya Allah dalam sekejap orang2 yang tinggal disepanjang aliran sungai yang belum memiliki kekebalan
pada polio karena belum pernah divaksin polio akan mengalami lumpuh permanen, wabah besar, tapi bagi yang sudah
vaksin insya Allah tetap aman, karena tubuhnya sudah punya antibodi, tubuh sudah tahu password untuk menghancurkan
virus polio..."

Si Bapak terdiam mendengar penjelasan yang membuat mulutku rasa berbusa busa sampai ga kerasa lagi berapa kali sudah
aku menghisap liur😂😂😄 (iiih jorrrrroook nyaaaa...aiy....😝😜)...
"Terakhir kalau boleh mengklaim, sebenarnya takdir Allah yang menyebabkan ke 5 anak Bapak sampai saat ini masih sehat
adalah lantaran sebab ke 5 anak Bapak tinggal dan bergaul di lingkungan yang bebas virus berbahaya, kenapa? karena
mayoritas orang di sekeliling Bapak sekeluarga telah divaksin. Jadi virus2 yang berbahaya macam polio, cacar api, dan
tetanus "tidak bisa masuk" atau "sulit masuk" ke komunitas lingkungan Bapak sekeluarga. Dan bukan sombong ya,
seharusnya Bapak sekeluarga berterima kasih kepada warga sekitar lingkungan Bapak yang telah ikut program
vaksinasi...saya minta maaf mungkin terlalu banyak ngomong, terlalu menggurui ya...terserah pada Bapak sekeluarga,
pilihan ada pada masing2...yang penting saling menghargai pilihan orang lain. Betul begitu kan Pak? hehehe...lain kali kita
diskusi lagi, ini sudah kelamaan, kami sudah ditunggui pasien lainnya yang ngantri 😉...makasih ya Pak..." sambil kami
berjabat tangan...
---
Mungkin ini edukasi yang paling panjang dan ruwet menurut saya...hehe, lama banget ngobrolnya, habis sama2 geregetan
sih😂😄😅...si Bapak geregetan kayaknya, si apoteker juga ikutan geregetan...hihihi...
wallahu a'lam...
Salam sehat, mudahan bermanfaat ya...😉
OBAT YANG DI-SEPELEKAN
Karena tak 'kelihatan' hasilnya
---
Obat antihipertensi (seperti captopril, amlodipin, candesartan, dsb), penurun kolesterol (seperti
simvastatin, atorvastatin, gemfibrozil, fenofibrat dsb), penurun gula darah (seperti glimepiride,
metformin dsb), "pengencer" darah (seperti aspilet dan clopodogrel), dan obat-obatan sejenisnya
bagi sebagian orang mungkin dianggap "tidak menampakkan hasil"...
Beda dengan obat sakit kepala, habis diminum sakitnya reda, obat pilek habis diminum hidung
lega, obat alergi habis diminum gatal hilang...
KALAU TAK TERASA MANFAATNYA NGAPAIN DIMINUM???
------
Garuk2 kepala dulu, kenapa?
Banyak pasien kami dengan penyakit-penyakit menahun seperti hipertensi, diabetes, dyslipidemi
(kolesterol), gangguan jantung, bahkan ginjal yang nanya begini...
"Boleh nggak saya berhenti minum obatnya?"
"Gimana kalau saya ganti herbal aja nggak usah minum obat lagi?"
"Saya sering nggak makan obat tekanan nggak apa2 juga...apa nda usah ditebus aja obat
tekanannya, masih banyak di rumah...!"
"300 itu biasa, gula darah saya memang segitu2 terus, nda apa2 juga...paling cuma sering
kencing...kalau sudah tinggi betul gulanya baru obatnya saya minum lagi..."
😂😂 hadeuuuh..
---
Memang nggak salah juga kalau pada sebagian orang muncul pikiran begitu, karena memang
obat-obatan buat penyakit macam gitu nggak langsung terasa manfaatnya saat diminum.
Obat macam itu kerjanya "silent" alias nggak kelihatan, manfaatnya juga pasti nggak kelihatan,
soalnya diminum "hanya" untuk mencegah dan menurunkan resiko timbulnya "penyakit baru"
yang lebih parah.
Namanya juga mencegah ya nggak langsung terasa efeknya bagi pasien..."hanya" buat jaga2...
Paling yang berubah "cuma angka-angka" di alat cek gula darah, tensimeter, dan hasil2
pemeriksaan laboratorium...
Nanti habis minum obat angkanya turun, kalau lama nggak minum obat angkanya naik
lagi...begitu seterusnya hanya angka2 yang naik turun...hampir nggak terasa efeknya di badan...
Contohnya, setelah didiagnosa menderita hipertensi mungkin selama beberapa tahun tanpa
minum obat seseorang "merasa baik2 saja", tak ada bedanya minum obat atau nggak..."I'm
fine...!"
Pun juga bagi penderita diabetes, minum nggak minum obat "rasanya sama aja", hampir nggak
ada bedanya minum obat atau nggak...
So, buat apa diminum....???
JAWABAN SEDERHANA
----
Punya genset di rumah? Atau lampu emergency? Senter? UPS? Battery?
Untuk apa coba?
Pasti jawabannya, "Buat jaga2 kalau mati lampu...!"
Lha, kalau di rumah nggak pernah mati lampu (listrik padam) berarti nggak guna dong beli
genset atau lampu emergency...
Yang punya mobil, di kabin belakang selalu bawa "tool kit", segi tiga pengaman, sama
"dongkrak" ? Ngapain dibawa terus di mobil hayo..?
Jawabannya pasti, "Buat jaga2 kalau ban kempes atau bocor..."
Lha kalau ban nggak bocor2 nda pernah kempes di jalan ngapain bertahun2 dibawa terus di
mobil, nggak berguna...😉
MANFAAT TERASA SAAT SAKIT
----
"Bapak ngerasa nggak punya jantung? Yang tiap detik memompa darah ke seluruh tubuh..."
"Ibu ngerasa nggak punya liver dan ginjal? Yang tiap detik membuang racun dalam tubuh..."
Kita mungkin nggak ngerasa "gunanya" jantung sampai jantung rusak atau "tersumbat"
pembuluh darahnya oleh "plak kolesterol", dada sesak dan nafas tersengal hampir mati...
Kita juga nggak ngerasa "gunanya" ginjal sampai ginjal "gagal" berfungsi, badan bengkak tak
bisa membuang racun dari tubuh, nafas tersengal dan hampir mati...
Pun dengan penyakit...
Kalau kita biarkan diabetes berlanjut tanpa dikontrol (salah satunya dengan obat), mungkin kita
nggak akan ngerasa kalau perlahan2 sel2 di retina dan kornea mata serta ginjal "mati" satu per
satu...
Proses perusakan sel ini berlangsung dalam waktu yang lama, jadi nggak bakal terasa oleh kita,
nanti baru akan terasa setelah muncul gejala "buta" (minimal katarak) dan "ginjal bocor"...yang
saat itu sudah terlambat untuk diperbaiki...
Penderita hipertensi (apalagi yang disertai diabetes) kalau dibiarkan dan disepelekan, perlahan
"kelenturan" pembuluh darah menurun, apalagi jika disertai kadar gula darah tinggi, perlahan
dinding pembuluh darah akan "rapuh" (kata orang Jawa : getas)...
Proses ini nggak instan, perlu waktu lama. Penderita baru akan sadar setelah "pecah pembuluh
darah" di otak, alias stroke...
OBAT JUGA SAMA
----
Obat diabetes, hipertensi, kolesterol dan "pengencer darah" yang diminum tahunan...kerjanya
"MELAWAN PROSES PERUSAKAN SEL DAN ORGAN TUBUH OLEH PENYAKIT"...
Obat vs Penyakit saling "menekan" satu sama lain, mereka "berkompetisi" dalam tubuh...
Penyakit berkembang merusak sel, obat menekan efek2 dari penyakit...
Karena itulah obat macam ini bukan menyembuhkan, obat macam ini "hanya" mengontrol
"keganasan" penyakitnya...
Makanya obat2 semacam ini diminum "hanya" untuk menurunkan resiko penyakit lain yang lebih
besar bahayanya, dalam kata lain "mencegah mudharat yang lebih besar"...
Apa menyembuhkan? JELAS TIDAK SAMA SEKALI...
Jadi ketika kita berhenti meminumnya maka penyakit akan berkembang dengan leluasa tanpa
"musuh"...perlahan menggerogoti sel dan organ tubuh...
Karenanya, tak bijak bila kita "nekat" berhenti minum obat hanya karena alasan "tak merasakan
manfaat"...
Senasib dengan ini adalah vaksin, setelah wabah terjadi barulah sadar dan sering kali terlambat
untuk disesali...
So, let's be smart...
"Tubuh yang MERDEKA itu apabila ia mampu melawan dan mengendalikan perusak-
perusaknya..."
Wallahu a'lam...
Semoga bermanfaat
Salam sehat...
MERDEKA

Kenapa ada obat yang diminum tiap pagi ada juga yang malam?
Kapan waktu yang paling baik?
(drug chronotherapy bagian 1)
---

Obat tekanan lebih bagus diminum pagi apa malam?


Kenapa pasien A dikasi resep 1 x sehari malam tapi pasien B 1 x sehari pagi?
Kok minum obat kolesterol simvastatin harus malam hari? Kok ga pagi?
Kok nggak sekaligus aja diminum sekalian 1 waktu?
Ini pertanyaan yang umum disampaikan di apotik, soalnya memang kalau kita teliti saat dapat resep obat yang diminum 1 x
sehari kadang ada keterangan waktu diminumnya kapan, ada yang disuruh minum pagi, ada yang siang, dan ada juga yang
malam.

Seorang dokter ketika memberikan resep obat dengan intruksi “diminum 1x sehari” atau "take one a day" dia akan
menentukan mana yang lebih baik, diminum malam hari atau pagi hari? Kalau dokter tidak memberi keterangan maka
Apoteker insya Allah siap membantu.

Nah, supaya nggak bingung kita perlu tahu sedikit ilmu tentang memodifikasi waktu obat yang biasa disebut
CHRONOTHERAPY atau CHRONOTHERAPEUTIC.

Catatan: Informasi ini TIDAK MENGGANTIKAN INTRUKSI DOKTER, tapi sebagai bahan diskusi dengan dokter dan
apoteker Anda. Tetap ikuti intruksi dokter yang meresepkan obat, karena boleh jadi ada pertimbangan lain kenapa Anda
diberikan aturan minum tersebut.

APA ALASANNYA?
-----------------------

Kenapa ada perbedaan waktu minum obat? 


Alasannya banyak, diantaranya :

1. PERBEDAAN KERJA OBAT. 


Ada obat yang dalam penelitian lebih optimal efeknya kalau diminum malam, seperti obat kolesterol Simvastatin,
Lovastatin, dan Fluvastatin, ketiga obat ini durasi kerjanya pendek antara 6-8 jam saja, sehingga diminumnya harus
berdekatan dengan waktu biologis tubuh memproduksi kolesterol paling tinggi yaitu malam hari. Kalau obat kolesterol jenis
Atorvastatin (Lipitor) dan Rosuvastatin (Crestor) durasi kerjanya lebih panjang (sekitar 14-24 jam) jadi bisa diberikan sejak
pagi hari, dan karena durasinya panjang itulah pada malam hari pun obatnya masih bekerja.

Obat anti depresi jenis Clomipramine diberikan siang dan Paroxetine diberikan pagi, tujuannya karena obat ini sifatnya
‘menyemangati’ kalau diminum malam takutnya membuat orang sulit tidur (insomnia).

2. MENGURANGI EFEK SAMPING OBAT. 


Obat tekanan yang merangsang kencing macam HCT dan Furosemid misalnya sebaiknya diminum pagi supaya kalau malam
ga bolak-balik kencing karena akan mengganggu waktu tidur.

Obat gatal alergi macam Cetirizin misalnya karena bikin ngantuk pada sebagian orang makanya diminum malam supaya
sekalian tidur, kalau diminum pagi takutnya ganggu kerjaan gara2 ngantuk melulu.

3. MENGIKUTI RITME METABOLISME TUBUH. 


Seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, secara umum kolesterol paling banyak diproduksi tubuh adalah saat kita tidur,
dan karena sebagian besar orang jam tidurnya di malam hari maka obat kolesterol seperti Simvastatin dianjurkan diminum
pada malam hari, tujuannya untuk menghambat proses pembentukan kolesterol tersebut.

Pada orang yang punya sakit maag, ada yangmemiliki siklus “kumatnya” pagi ada juga yang malam, karena setiap orang
memiliki perbedaan siklus produksi asam lambung yang tidak sama maka jadwal minum obatnya bisa saja berbeda.
Contohnya Omeprazol dan Lansoprazol secara rutin umumnya diberikan di pagi hari bagi penderita maag yang kumatnya
saat beraktifitas pagi dan siang hari. Namun bagi pasien dengan gejala nokturnal (kelebihan asam di malam hari) lebih baik
diberikan dengan dosis malam hari. Begitu juga dengan obat maag jenis Ranitidin dan Famotidin kalau diresepkan 1x sehari
biasanya diberikan di awal malam sebelum makan malam, obat ini biasanya digunakan bagi mereka yang maagnya selalu
kumat di malam hari.

4. HASIL RISET MENUNJUKKAN EFEK YANG TERBAIK.


Secara umum ritme tekanan darah akan meningkat saat kita bangun di pagi hari sampai siang, saat sore tekanan mulai turun
dan malam hari biasanya tekanan darah mecapai titik yang rendah (istilahnya “dipping”). Pada kasus pasien seperti ini
biasanya dokter akan meresepkan obat tekanan untuk diminum pada pagi hari.

Namun dalam penelitian terbaru, ritme ini tidak terjadi pada orang tua dan lansia, kebanyakan kasus hipertensi pada usia
tersebut malah di malam hari tekanan masih tinggi, istilahnya “Non-dipping”. Nah, dalam kasus ini malah paling baik obat
tekanan diminum malam hari, karena terbukti menurunkan resiko stroke dan serangan jantung yang umumnya menyerang
pada waktu akan bangun yakni antara 'subuh' atau pagi sampai pukul 12 siang.
“After an average of 5½ years, study participants who took at least one blood pressure medicine at night had better blood
pressure control. They also were about one-third as likely to have a heart attack or stroke or to develop heart failure, as those
who took morning pills.” https://www.health.harvard.edu/…/taking-blood-pressure-pill…

Obat maag jenis penghambat reseptor H2 macam Ranitidin dan Famotidin kalau diresepkan 1x sehari sebagaimana
disebutkan sebelumnya, penggunaannya disarankan pada malam hari, tapi dalam riset ditemukan bukti lebih spesifik lagi
ternyata Famotidin lebih baik diberikan di awal malam (kira2 jam 18 -19 sebelum makan malam) dibandingkan bila
diberikan sebelum tidur (jam 22).

5. MENCEGAH INTERAKSI OBAT.


Secara umum obat tekanan bagi orang tua yang “Non-dipping” baiknya diminum malam hari tapi kalau pasien diberi obat
Amlodipin sementara dia juga dapat obat kolesterol Simvastatin mau ga mau minumnya harus dipisah, karena kalau
diminum bersamaan bisa terjadi interaksi antara Amlodipin dan simvastatin yang menyebabkan efek samping Simvastatin
meningkat. Jadi disarankan Amlodipin diminum pagi hari dan Simvastatin malam.

Beberapa dokter mungkin akan mengganti Amlodipine dengan obat tekanan jenis lain yang tidak berinteraksi dengan
Simvastatin seperti Telmisartan, atau sebaliknya Simvastatin yang diganti dengan jenis lain seperti Rosuvastatin (Crestor)

Nah mulai sekarang kalau kita dapat obat dan ada yang perlu diperjelas jangan sungkan bertanya kepada dokter dan apoteker
anda ya, supaya kita jadi lebih mantap...

Wallahu a’lam...
Semoga bermanfaat

(bersambung...kalau sempat hehehe...)

Bacaan:

1. Ohdo S. Chronotherapeutic strategy: Rhythm monitoring, manipulation and disruption. Advanced Drug Delivery
Reviews. Volume 62, Issues 9–10, 31 July 2010, Pages 859-
875 https://www.sciencedirect.com/…/arti…/pii/S0169409X10000682…

2. Lemmer B, Labrecque G. Chronopharmacology and chronotherapeutics: definitions and concepts. Chronobiol Int.
1987;4(3):319-29. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3315263

3. Drug Interaction Report https://www.drugs.com/interactions-check.php…

4. Timing When to Take Your Daily Medications https://www.aarp.org/…/timing-of-daily-medications-key.html…

5. What Time of Day Should I Take My Antihypertensive Medications? https://www.medscape.com/viewarticle/491153

6. Taking blood pressure pills at bedtime may prevent more heart attacks, strokes https://www.health.harvard.edu/…/taking-
blood-pressure-pill…

7. Plakogiannis, Cohen H. Optimal low-density lipoprotein cholesterol lowering--morning versus evening statin
administration. Ann Pharmacother. 2007 Jan;41(1):106-10. Epub 2007 Jan
2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17200427

8. Awad K, Serban MC, et.al. Effects of morning vs evening statin administration on lipid profile: A systematic review and
meta-analysis. J Clin Lipidol. 2017 Jul - Aug;11(4):972-985.e9. doi: 10.1016/j.jacl.2017.06.001. Epub 2017 Jun
13 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28826569

9. Yuan-Gang Qiu, Jun-Zhu Chen, Jian-Hua Zhu, Xue-Yan Yao. Differential Effects of Morning or Evening Dosing of
Amlodipine on Circadian Blood Pressure and Heart Rate. Cardiovascular Drugs and Therapy. July 2003, Volume 17, Issue
4, pp 335–341 https://link.springer.com/article/10.1023/A:1027347723347

10. Nold, Strobel, Lemmer. Morning versus evening amlodipine treatment: effect on circadian blood pressure profile in
essential hypertensive patients. Blood Press Monit. 1998 Feb;3(1):17-25. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10212327

11. Merki, Witzel. Single dose treatment with H2 receptor antagonists: is bedtime administration too late? Gut. 1987 Apr;
28(4): 451–454. PMCID: PMC1432810 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1432810/
12. Savarino V, Mela GS. A comparison of the effects on intragastric acidity of bedtime or dinnertime administration of a
once daily dose of famotidine. Eur J Clin Pharmacol. 1988;35(2):203-7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3191940

TALK dalam BABY POWDER


Bayi cemong dan wangi TAPI???
---

Masalah dengan bedak talk yang sering diungkit2 berkisar pada 2 hal

1. Mengganggu pernafasan 
2. Disinyalir dapat menyebabkan kanker

Anak saya tak pernah dikasi bedak sampai kira2 umur 3 tahun itupun pakai bedak padat...
Alasannya sederhana...
Supaya leher dan kulit di lipatan2 tubuh tidak "benyek" dan "becek" karena bedak bercampur keringat...

Ga wangi dong?
Ya memang anak saya ga wangi macam bedak bayi, wangi anak saya bersumber dari minyak telon, sabun mandi dan
shampo, bahkan sampai sekarang hehehe...(untuk cara aman penggunaan minyak telon jika berkenan sila dilihat di tulisan
saya yang lalu....)

American Academy of Pediatrics sudah sejak tahun 1960an tidak menganjurkan bayi diberi apa2, tidak perlu bedak, tidak
perlu minyak2 dan oles-olesan apa-apa.

Khusus untuk bedak bayi ternyata manfaat vs resikonya malah lebih besar resikonya. Penggunaan bedak untuk
mengeringkan kulit bayi terbukti tidak bermanfaat.

Sila lihat : Hughes WT, Kalmer T. Talcum Powder—Pros and Cons-reply . Am J Dis Child. 1966;112(3):268.
doi:10.1001/archpedi.1966.02090120136020 https://jamanetwork.com/…/jamapedi…/article-abstract/501951…

TALK MENGGANGGU PERNAFASAN?


------------------------------------------------

PERINGATAN! Bedak kalau kena muka dan terhirup sama saja kita ngisep debu, cuma bedanya debu yang ini wangi dan
lembut...

Pada sebagian orang terutama anak2 dan bayi INI BISA BERBAHAYA apabila terhirup...mengingat talk ini adalah bubuk
mineral yang sulit diurai tubuh.

The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) sebagaimana yang dikutip oleh Departemen Kesehatan
USA menyebutkan bahaya menghirup Talk.

“Pertikel talk yang terhambur di udara dapat mencapai konsentrasi yang berbahaya. Efek jangka pendek tidak disebutkan,
namun paparan jangka panjang zat ini berpotensi memiliki efek pada paru-paru mengakibatkan pneumoconiosis (kelainan
yang terjadi akibat penumpukan debu di dalam paru yang menyebabkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut).”
https://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng0329.html

Setelah terhirup efek serbuk bedak di pernafasan sering kali tidak langsung kelihatan, perlu waktu beberapa jam atau bahkan
hari, tergantung dari jumlah yang terhirup dan sensitifitas masing-masing anak.

Sila lihat: 
Patarino F, Norbedo S, Barbi E, Poli F, Furlan S, Savron F. Acute respiratory failure in a child after talc inhalation.
Respiration. 2010; 79(4):340. https://www.karger.com/Article/Abstract/181013

Gejala akibat terhirup bedak sering kali menyebabkan keputusan medis yang salah, soalnya gangguan pernapasan akibat
sumbatan saluran nafas oleh bubuk bedak dapat berkembang menjadi bronkhitis (radang bronkhi) dan bronkiolitis (radang
bronkhioli), bahakan pernah dilaporkan hingga terjadi radang paru (edema paru dan emfisema).

Sila lihat: 
Pfenninger J, D'Apuzzo V. Powder aspiration in children. Report of two cases. Arch Dis Child. 1977 Feb; 52(2):157-
9 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1546204/
Motomatsu K, Adachi H, Uno T. Two infant deaths after inhaling baby powder. Chest. 1979 Apr;75(4):448-
50. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/446132

Beberapa orang tua yang datang ke apotik ada yang mengeluhkan bahwa anaknya sering batuk tanpa alasan jelas...

“Sudah bolak balik ke dokter sampai spesialis anak tetap saja batuknya nggak sembuh!”, katanya

Setelah kami sarankan untuk menghentikan penggunaan bedak bayi akhirnya batuk si anak pun reda.

“Mungkin anaknya alergi sama bedak, Pak.”

Nah, semua terserah dari ayah dan bunda, tetap mau ngasi bedak apa nggak?

Kalau pun tetap ngotot mau pakai bedak maka aturannya sebagai berikut:

1. Sebaiknya pilihlah bedak bayi berbahan dasar tumbuhan seperti tepung jagung (cornstarch) bukan talk, karena tepung
jagung lebih mudah diurai tubuh apabila tak sengaja terhirup (catatan: meski lebih aman tetap saja jangan sampai terhirup)

2. Pilih bedak bentuk padat sehingga debu dari bedak tidak bertebaran kemana2

3. Jangan ditabur atau oles dekat dengan hidung, apabila mau dioles di wajah gunakan spon wajah dan cukup tipis2 saja

4. Hindari lipatan2 kulit seperti leher, ketiak, paha, selangkangan dan kemaluan untuk menghindari lecet akibat
bercampurnya keringat dengan bedak

5. Kalau ngotot pakai bedak talk pilih pabrikan bedak yang terpercaya dan asli dengan kemurnian yang tinggi, karena talk
yang ada di alam saat ditambang sering kali bercampur dengan mineral berbahaya yakni asbes bersifat karsinogen atau bisa
memicu kanker.

6. Simpan bedak di tempat aman yang tidak terjangkau anak-anak.

Sila lihat :
Pairaudeau PW, Wilson RG, Hall MA, Milne M. Inhalation of baby powder: an unappreciated hazard. BMJ. 1991 May 18;
302(6786): 1200–1201. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1669894/?page=2

Make Baby's Room Safe 


https://www.healthychildren.org/…/Pages/Make-Babys-Room-Saf…

Home Safety Checklist


http://www.pediatricspec.com/resources/HomeSafety.pdf

TALK DAN KANKER?


-------------------------------

Talk adalah mineral alami, ditambang dari bumi, terdiri dari magnesium, silikon, oksigen, dan hidrogen (secara kimia
disebut magnesium silikat).Talk digunakan dalam berbagai kosmetik dan produk perawatan pribadi lainnya seperti bedak
bayi.

Dalam bentuk aslinya di alam beberapa talk terkontaminasi oleh asbes (bahan yang biasa digunakan sebagai atap rumah atau
partisi ruangan). Asbes adalah zat yang diketahui menyebabkan kanker paru-paru saat dihirup.

Karena itulah sejak tahun 1970an semua produk bedak talk yang digunakan di rumah tangga diwajibkan bebas dari
kontaminasi asbes. Untuk mencegah kontaminasi bedak dengan asbes, penting produsen harus memilih tempat penambangan
talk dengan hati-hati agar talk yang dihasilkan benar-benar murni terbebas dari asbes.

Isu ini bukan cuma buat bayi, isu yang berkembang saat ini adalah TALK MENYEBABKAN KANKER OVARIUM.

Kok bisa? Karena ada kebiasaan sebagian orang menggunakan talk di area kemaluan terutama wanita. Menurut temuan
beberapa peneliti, dari wanita penderita kanker ovarium sebagiannya memiliki kebiasaan tersebut.

Kasus ini semakin ramai ketika perusahaan Johnson & Johnson tahun 2016 digugat oleh juri pengadilan untuk memberikan
ganti rugi / kompensasi kepada pengguna bedak talk yang meninggal karena kanker ovarium. Disinyalir kanker ovarium
yang dialami pasien akibat dari paparan bedak talk...ga tanggung2 dendanya mencapai 70 juta dolar
AS. https://edition.cnn.com/…/talc-safety-explainer-…/index.html

BUKTI ILMIAH
------------------

Ada belasan penelitian (case-control studies) yang mencari kaitan dan resiko terjadinya kanker ovarium pada pengguna talk,
hasilnya bervariasi, ada yang menyatakan berhubungan ada yang tidak. Dalam beberapa survei epidemilogi juga hasilnya
berbeda-beda. Sampai saat ini belum didapat bukti yang jelas dan meyakinkan tentang kaitan talk dan kanker.

Di tahun 2000 National Cancer Institute menemukan adanya kenaikan resiko terjadinya kanker ovarium pada wanita yang
sering menggunakan talk di daerah vagina:

“Our results provide little support for any substantial association between perineal talc use and ovarian cancer risk overall;
however, perineal talc use may modestly increase the risk of invasive serous ovarian cancer.”

Gertig, Hunter, Cramer, Colditz, Speizer, et al. Prospective Study of Talc Use and Ovarian Cancer. JNCI: Journal of the
National Cancer Institute, Volume 92, Issue 3, 2 February 2000, Pages 249–252, https://doi.org/10.1093/jnci/92.3.249

TAPI yang namanya science biasa dong ada yang pro dan kontra..
Bantahan muncul dari peneliti lain

Dalam publikasi di European Journal of Cancer Prevention tahun 2008 disebutkan bahwa dalam berbagai penelitian tersebut
belum menunjukkan bagaimana mekanisme terjadinya kanker ovarium akibat penggunaan talk. Kalau pun ada kemungkinan
akibat penggunaan produk talk yang tercemar oleh asbes. Pasalnya hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menyatakan
talk murni bisa menyebabkan kanker.

Muscat J, Huncharek MS. Perineal Talc Use and Ovarian Cancer: A Critical Review. Eur J Cancer Prev. 2008 Apr; 17(2):
139–146. doi: 10.1097/CEJ.0b013e32811080ef https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3621109/

Makanya FDA (BPOM-nya Amerika)pun sampai saat ini tidak / belum mengkategorikan talk (yang murni tanpa kontaminasi
asbes) sebagai bahan berbahaya. FDA mengkategorikannya sebagai Substances Generally Recognized as Safe alias aman.

“This substance is generally recognized as safe when used in table salt in accordance with good manufacturing
practice.” https://www.accessdata.fda.gov/…/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm…

Cancer Research di Inggris juga menyatakan belum cukup bukti yang meyakinkan bahwa talk dapat menyebabkan kanker.
Mereka juga mempertanyakan bagaimana talk bisa masuk sampai ke ovarium? Kalaupun talk ditabur di area vagina
kemungkinan masuk sampai ovarium itu hampir mustahil.

"Some scientists have suggested that talc particles could travel to the ovaries, irritate them and cause inflammation. Low-
level, long-term inflammation may increase the risk of some types of cancer. But so far, it doesn’t look like using anti-
inflammatory drugs can reduce the risk of ovarian cancer. And the evidence around whether talc could travel in this way is
weak."

http://www.cancerresearchuk.org/…/cancer-controversies/cosm…

International Agency for Research on Cancer (IARC) atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker di WHO,
mengkategorikan talk murni kedalam bahan yang belum cukup bukti bisa menyebabkan kanker, kalau pun ada hanya
kemungkinan kecil:

IARC classifies talc that contains asbestos as “carcinogenic to humans.”

Based on the lack of data from human studies and on limited data in lab animal studies, IARC classifies inhaled talc not
containing asbestos as “not classifiable as to carcinogenicity in humans.”

Based on limited evidence from human studies of a link to ovarian cancer, IARC classifies the perineal (genital) use of talc-
based body powder as “possibly carcinogenic to humans.”

http://monographs.iarc.fr/…/Classificati…/latest_classif.php

LALU GIMANA BAIKNYA?


--------------------------------
Karena penggunaan talk sebagai bahan pengering kulit kurang bermanfaat dan bila dibandingkan dengan resikonya (meski
kecil dan dalam perdebatan). Saya setuju dengan pendapat dari American Cancer Society yang menyarankan meski tidak
cukup bukti yang menunjukkan hubungan talk dan kanker ovarium SEBAIKNYA BEDAK TALK JANGAN DIGUNAKAN
DI AREA VAGINA 
https://www.cancer.org/…/canc…/talcum-powder-and-cancer.html

Pertengahan tahun lalu sebuah studi “A Systematic Review and Meta-Analysis” menyimpulkan sebagai berikut :

We identified 24 case–control (13,421 cases) and three cohort studies (890 cases, 181,860 person-years). Any perineal talc
use was associated with increased risk of ovarian cancer (OR = 1.31; 95% CI = 1.24, 1.39). More than 3600 lifetime
applications (OR = 1.42; 95% CI = 1.25, 1.61) were slightly more associated with ovarian cancer than < 3600 (OR = 1.32;
95% CI = 1.15, 1.50). An association with ever use of talc was found in case–control studies (OR = 1.35; 95% CI = 1.27,
1.43), but not cohort studies (OR = 1.06; 95% CI = 0.90, 1.25). However, cohort studies found an association between talc
use and invasive serous type ovarian cancer (OR = 1.25; 95% CI = 1.01, 1.55). We found an increased risk of serous and
endometrioid, but not mucinous or clear cell subtypes.

Conclusions: In general, there is a consistent association between perineal talc use and ovarian cancer. Some variation in the
magnitude of the effect was found when considering study design and ovarian cancer subtype

Penninkilampi R, Eslick GD. Perineal Talc Use and Ovarian Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis.
Epidemiology 29(1):1 • August 2017 DOI:
10.1097/EDE.0000000000000745 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28863045

JADI, buat apa ambil resiko...

Wallahu a’lam
Salam sehat
Semoga bermanfaat
Anak saya laki2...
KENAPA HARUS VAKSIN RUBELLA?
---
Bukannya Rubella itu bahaya buat ibu hamil aja?
Katanya gejala penyakit Rubella itu tergolong ringan aja, anak saya laki2 kelas 6 SD, menurut
saya nggak berbahaya buat dia?
So, ngapain ikut imunisasi MR...?
Ini pertanyaan bagus yang kami terima...but, sebenarnya saya juga boleh tanya, "Lagian kenapa
ga mau ikut divaksin? Lha wong gratis dan aman? Anak laki2nya penakut ya? Katanya laki..."
hehe...

RINGAN BAGI KITA TAPI BERAT BAGI YANG LAIN


-----------------------------
Rubella memang tergolong penyakit "ringan", bahkan mungkin gejalanya lebih ringan dari
campak. Bagi orang dengan respon imun sehat (bukan penderita AIDS) paling umum gejalanya
hanya demam yang diikuti oleh ruam merah pada kulit, yang akan sembuh dengan sendirinya
sekitar 1 mingguan.
TAPI, Rubella ini SANGAT - SANGAT - SANGAT BERBAHAYA BAGI JANIN...
BILA IBU HAMIL tertular, penyakit yang pada orang lain tergolong ringan ini akan menjadi
sangat ganas bagi pertumbuhan janin.
Daya rusaknya sangat kuat...
Sudah terlalu banyak cerita dan testimony di sekitar kita apalagi sosial media tentang bayi yang
menjadi "korban" Rubella...
Mending kalau janinnya langsung keguguran (abortus), yang bikin miris kalau bayinya lahir
selamat tapi dengan congenital rubella syndrome (CRS).
Bentuk kelainan pada CRS misalnya kelainan katup jantung, kelainan pada mata mulai katarak,
glaukoma bahkan kerusakan retina (buta), kelainan pendengaran (bahkan tuli), serta kelainan
syaraf pusat seperti retardasi mental dan kepala mengecil. (https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10212356319085053&id=1292186698)
Pada ibu hamil yang tertular Rubella di trimester I, resiko CRSnya sangat sangat tinggi sekali,
makanya pada kondisi ini dokter akan mengajukan 2 opsi "kontroversial" kepada ortu...
Janin "DIABORSI" atau kehamilan tetap dilanjutkan dengan bayi yang lahir nantinya hampir pasti
akan cacat...entah buta, tuli atau keterbelakangan mental...
Sedih bukan kepalang...
HIDUP JANGAN EGOIS
Ikut program imunisasi adalah bentuk tolong menolong...
----
Egois? 
Ya memang antivaksin itu EGOIS KUADRAT...(egois murakkab)
Kenapa?
Karena program imunisasi ini gratis, difasilitasi mulai posyandu sampai jemput bola ke sekolah2
segala, yang tujuannya membentuk "kekebalan komunal" atau istilahnya "herd immunity"...
Misalnya ni...
Kita kan tinggal di satu kampung, isinya 10.000 orang. Pastilah dari 10.000 orang itu nggak
cuma "ngendon" di kampung...
Katakanlah separuhnya ada yang bekerja dan sekolah di luar kampung...mungkin ada yang
kerja di rumah sakit, ada yang sekolah di kota, kerja di terminal, atau kerja di kantor pelayanan
publik dan tempat2 yang sering berinteraksi dengan banyak orang...
Saat mereka selesai kerja atau belajar di sekolah kan mereka pada balik ke rumah tuh...
Nah waktu balik ke rumah itu mereka membawa "kuman" dari luar masuk ke kampung.
Ambil contohlah Virus Rubella...
Seorang anak tertular Rubella di sekolah, lalu pulang ke rumah, karena virus ini sangat mudah
menyebar hampir dipastikan virusnya juga menulari seisi rumah...ya Bapak, Ibu, Kakak dan Adik,
semua yang belum pernah kena Rubella atau belum ikut vaksin MMR atau MR bakalan
terserang. (NB : MMR = Gondongan, Campak, Rubella ; MR = Campak, Rubella. Jadi vaksin
jenis ini sama2 ada Rubella nya cuma beda di "Gondongan")
Bayangkan lagi kalau si Ibu lagi hamil dan belum kebal dengan Rubella...na'udzubillah...
Kalau saja si anak sudah pernah dapat vaksin Rubella insya Allah dia akan kebal, sehingga di
sekolah nggak akan tertular Rubella...
Saat si anak pulang ganti baju, mandi, bersih2 dah hilang kumannya...karena tubuhnya sudah
kebal kumannya nggak bisa masuk, paling cuma nempel2 di baju dan badan...dicuci dah bersih
kembali...
Insya Allah keluarga pun aman, nggak tertular, ibunya yang hamil pun lebih tenang...
Atau skenario lain...
Di sekolah anak kena Rubella, istirahat di rumahnya, lalu si ibu yang merawatnya lagi hamil
belum pernah kena Rubella dan belum pernah juga dapat vaksin MMR / MR, karena sangat
mudah menular maka hampir dipastikan si Ibu akan tertular Rubella juga...
Apesnya si Ibu pas jadwal kontrol ke Bidan atau Dokter Kandungan, sekalian mau periksa
penyakitnya...APA YANG TERJADI????
Si ibu mungkin aja ga tahu kalau pasien Rubella TIDAK BOLEH BERKUNJUNG KE PRAKTEK
BIDAN ATAU DOKTER KANDUNGAN, dia harus tetap di rumah sampai sembuh total baru
boleh, kenapa?
Karena selagi Rubella nya masih sangat aktif, dia akan mudah menular kemana2, termasuk di
tempat praktek bidan dan dokter.
BAYANGKAN kalau di tempat praktek bidan atau dokter lagi rame, penuh ibu hamil yang lagi
kontrol juga, maka CELAKA KUADRAT...
Si ibu ini justru akan jadi "biang kerok", "biang keladi", atau "kambing hitam"...penyebar ke Ibu2
hamil yang lain...
Istri saya saja belum pernah periksa kekebalan Rubella, pun saya yakin banyak pula ibu2 hamil
juga nggak pada periksa sebelum hamil.
Memang banyak ibu2 muda seangkatan istri saya dari dulu waktu kecil sampai menikah belum
pernah dapat vaksin MMR / MR sama sekali, dan "lupa" atau nggak tahu belum pernah kena
Rubella atau ndak sebelum hamil.
So pasti banyak ibu2 yang juga nggak tahu apakah dirinya sudah punya kekebalan dari Rubella
apa nggak...
Bayangkan Moms, kalau pas lagi kontrol atau periksa kandungan dan kebetulan saat itu
berbarengan datang penderita Rubella ke praktek bidan atau dokter kandungan tempat kita
periksa...
Na'udzubillahi mindzaalik...
Inilah pentingnya membentuk "kekebalan komunal", kalau mayoritas kuat maka Rubella akan
sulit menyebar.
Seandainya saja skenario tadi berlanjut, si Bapak misalnya juga tertular Rubella dari anaknya,
lalu karena gejalanya ringan dia tetap berangkat ke kantor, di kantor menulari teman kantornya,
lalu si teman kantor itu pulang ke rumah, dan celakanya istrinya lagi hamil muda anak pertama
belum pernah kena Rubella atau dapat vaksin MMR / MR sebelum dia hamil,..
Ya Allah nggak sanggup lagi mau nerusin ceritanya...cukup sudah, sila baca saja testimoni
korban Rubella yang sudah ada...kasihan...
Kalau kita nggak mikir sejauh ini adalah EGOIS namanya kalau nggak mau ikut vaksinasi karena
cuma mikirin diri sendiri...
90% ATAU LEBIH
---------------------
Syarat untuk membentuk "kekebalan komunal" adalah cakupan kekebalan di komunitas itu harus
di atas 90%.
Artinya, BAIK ITU DEWASA DAN ANAK2, LAKI2 DAN PEREMPUAN di kampung itu 90% harus
sudah kebal dengan Rubella.
Untuk Rubella ini ada 2 cara mendapat kekebalan, TERJANGKIT RUBELLA ATAU DIVAKSIN.
Tapi kita kan nggak mungkin membuat orang sakit atau terjangkit dengan menyebar virus hidup
yang kuat ke masyarakat...satu2nya cara ya dengan vaksinasi Rubella...
SUDAH KENA RUBELLA APA TETAP HARUS VAKSIN?
----------------------
Sebetulnya campak dan Rubella ini mirip2 gejalanya, sama juga dengan "kerumut" dalam
bahasa awam...cuma kita nggak akan tahu jenisnya, apa itu Rubella atau bukan...
Jika bisa dipastikan Anda pernah kena Rubella dan sembuh maka boleh saja nggak ikutan
vaksinasi karena insya Allah Anda sudah kebal, TAPI APA IYA ITU RUBELLA? APA BENER
SUDAH KEBAL RUBELLA??? Lha wong membedakan campak, Rubella, dan kerumut biasa aja
masih bingung?
Satu2nya cara menentukan diri kita sudah kebal Rubella atau tidak adalah dengan pemeriksaan
Laboratorium yang "ongkosnya" nggak murah dan nggak ditanggung pemerintah...
Nah, karena kita nggak bisa nentukan tanpa periksa Lab, program imunisasi ini diberikan kepada
siapa saja, tanpa memandang pernah kena Rubella atau tidak, apakah pernah vaksin MMR / MR
atau tidak, toh kalau kita sudah punya kekebalan pun divaksin Rubella lagi insya Allah juga tak
masalah sama sekali. Karena TIDAK ADA OVER DOSIS DALAM IMUNISASI...sebab ini bukan
obat...
Tujuannya untuk memastikan cakupan 90% "kekebalan komunal" tercapai.
Di Uni Eropa, Amerika, Australia dan Israel cakupan imunisasi sudah > 90% jadi kasus Campak
dan Rubella ini hampir nggak pernah disebut2 lagi di sana. Karena MMR / MR adalah vaksinasi
wajib bagi setiap anak.
Di Indonesia sebenarnya vaksinasi MR termasuk terlambat memulai, alasannya karena memang
"cost" atau biayanya yang mahal.
Saya aja dulu vaksin MMR buat anak di DSA habis sekitar Rp. 400k...itu dulu sekitar 4 tahun
lalu...
So, nanti bulan Agustus dan September jangan lupa anak2nya ikut imunisasi MR ya...gratis tis...
Bismillah, semoga dengan ikut imunisasi yang diniatkan untuk ta'awun atau saling tolong
menolong dalam kebaikan akan bernilai ibadah...amin...
Wallahu a'lam
Salam sehat...
Catatan bagi yang berminat baca tinggi sila ikuti tulisan2 kami tentang vaksinasi sebelumnya di...
1. Dialog dengan antivaksin 1 (Vaksin dan konspirasi) https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10209465776543296&id=1292186698
2. Dialog dengan antivaksin 2 (Vaksin najis dan haram) https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10210080944802118&id=1292186698
3. Antivaksin dan logika yang cacat (1) https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211175371562103&id=1292186698
4. Antivaksin dan logika yang cacat (2) https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211179374262168&id=1292186698
5. Antivaksin dan logika yang cacat (3) https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211192053819149&id=1292186698
6. Princess Alice https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210876497890448&id=1292186698
7. Tahap produksi vaksin https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211210673724635&id=1292186698
8. Cakupan vaksinasi di tertinggi di Israel https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211120755596738&id=1292186698
9. Vaksinasi dari Islam, Antivaksin dari barat https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10210948198402916&id=1292186698
10. Mengejar imunisasi yang tertinggal https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10210923719270953&id=1292186698
11. Selayang pandang Vaksin MR https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10212356319085053&id=1292186698
Video diambil dari youtube
Oxford VaccineGroup : Congenital Rubella Syndrome - Ian's
story https://www.youtube.com/watch…
North Carolina School of Science and Mathematics : Herd Immunity and
Immunization https://www.youtube.com/watch?v=8Nn_UhvVFts
Sifilis dan Raja Singa (kencing nanah)...
Sekedar berbagi pengalaman
---
Hampir semua pasien yang sakit "begituan" yang datang ke apotik selalu ga ngaku kalau dianya yang
sakit...entah malu atau gimana?
"Mas ada obat buat teman saya kah?" (pasti teman yang dijadikan bumper😂 kasian banget si teman)
Ada juga yang bilang...
"Mas teman saya itu na...dia kalau kencing sakit..."
"Terus??"
"Adakah obatnya?"
oooh noooo😜😝😛 anda salah alamat mas bro...ini apotek...
Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu, seorang anak SMA ya...anak SMA 😱
Waktu dia datang pertama kali seperti biasa...bawa2 nama teman...(halah modus jadul mas bro 😛)
"Om...ada obat buat teman saya kah?" tanyanya
"Memang temannya kenapa?" balasku
Sambil ambil suara nada rendah si bocah SMA ini bercerita...."Temen saya kencingnya sakit..."
"Sakit? sakit tersendat2 ga lancar apa gimana?"
"Anu nya itu luka om..." katanya
"Luka?" wah curiga dah...😎
temen apa temen batinku, masak temennya tahu detil sampe segitunya...hihihi...
"Kencingnya bernanah kah?" tanyaku lagi
"Ya om...kalau dipincit sakit sampai keluar nanah..." jelasnya lebih detil...😂
"Waaah, parah kayaknya ya...tapi kenapa temannya ga ke sini aja, nanti diperiksa dokternya, masak mau
minta obat aja...hehe...nanti biar temannya yang cerita ke dokternya..." hehe kena deh loe... 😂
Mungkin karena malu dia lalu pulang...
Tapi beberapa hari kemudian si anak SMA itu datang lagi berobat ke dokter ditemani sang ibu...ooooh 😥 
selesai dari dokter si ibu datang kepadaku untuk menebus resep, dari kejauhan si anak nampaknya malu,
nda berani datang ke counter pengambilan obat, ibunya lah yang mendatangi...
"Ibu ini obat untuk anaknya ya?" tanyaku
"Ya Mas" jawabnya
"Ini dikasi dokter antibiotinya 2 macam, kayaknya sakitnya agak berat infeksinya", katak
"Nda tahu juga Mas, katanya kencingnya sakit gitu aja..." jelas si ibu...
Sebetulnya kasihan si Ibu...pasalnya dokter juga nggak njelasin penyakit anaknya...mungkin nggak tega..
Selesai menerima obat saya cuma bisa bilang, "Ibu, tolong dijaga baik2 anaknya ya, jangan sampai
terulang lagi..."
"Maksudnya Mas?" si ibu agak bingung...
"Ya maksudnya jangan sampai kumannya masuk lagi ke anak ibu, ini kuman dari luar Bu, jangan sampai
masuk lagi...dah gitu aja nanti anak ibu insya Allah faham aja...."
ya Allah...anak SMA kena Raja Singa (gonorrhea)...
Masalahnya, banyak yang "nggak kapok"...
-------------
Sangking "jengkelnya" kawan saya yang dokter ada yang sengaja meresepkan obat bermerek mahal
kepada penderita Raja Singa, kalau perlu disuntik antibiotik sekalian, "Ga papa mahal2 biar kapok, nanti
kalau murah dia gitu lagi..."
Sepertinya mau memberikan efek jera dengan meresepkan obat dengan harga mahal, hehe...
Tapi sayang seribu sayang, "edukasi" atau "hukuman" macam ini sepertinya banyak ga mempan, masih
banyak pasien balik lagi dengan sakit yang sama...
Kalau ditanya apotik senang? ya senang juga sih memang karena omzet apotik nambah 😂😜...tapi masak
iya mau gitu terus, rasanya kok malu sama Allah...jadi perlu cara jitu agar edukasi ke pasien bisa
"masuk"...😎
Kembali ke awal, pernah pasien datang sekira umur 30an lah dan SUDAH MENIKAH..., berobat ke
dokter dikasi obat yang "ketahuan" buat si raja singa...kencing nanah...singkat kisah setelah menjelaskan
obatnya saya bertanya...
"Mas punya istri?" tanyaku
"Ya..." jawabnya singkat
"Nda berobat juga?" tanyaku lagi
FYI, dalam mengobati sifilis dan raja singa (gonorrhoea) akan sia2 bila pasangan tidak diobati, misalnya si
suami yang sakit ada kemungkinan kalau si istri juga tertular.
Bahkan hanya dengan sekali berhubungan suami istri! Dimana salah satunya sedang menderita penyakit
sifilis atau raja singa maka akan saling menularkan, jadi harus dua2nya diobati...
Naah disini letak bingungnya, gejala penyakit macam ini di wanita gak se extrim di laki2, gejala awalnya
hampir ga kentara jadi si istri ga merasa sakit apa2, setelah lebih lanjut agak lama baru kelihatan biasanya
timbul keputihan, keputihan yang kental dan bau, gatal di kemaluan dan rasa panas...sampai di sini juga si
istri ga curiga, ah paling keputihan biasa...dia ga tahu kalau suaminya sudah kencing nanah...hiiiiii
sereeeeem😱...jadi kadang si istri ga langsung berobat ke dokter...
Celakanya si suami juga "ketakutan" ngomong ke istrinya supaya berobat juga...takut ketahuan
selingkuh😎, soalnya penyakit gitu hampir ga mungkin ditularkan kecuali dari hubungan sex...
Namanya aja sexual transmitted disease, penyakit yang ditularkan melalui hubungan sex...makanya dalam
psikologi sex salah satu "kecurigaan" yang perlu ditanyakan oleh istri adalah suami tiba2 selalu ga mau
diajak "hubungan"...padahal sebelumnya biasa...apa ada penyakit? atau apa? wallahu a'lam 😎
"Nda berobat, kenapa?" tanyanya balik...
"Mas, ini kan kuman datangnya dari luar, dia ga akan balik lagi kecuali kuman yang dari luar itu masuk
lagi ke Mas nya...kalau selama sakit ini mas nya ada berhubungan dengan istri hampir dipastikan di istri
kumannya juga ada, jadi mungkin setelah minum antibiotik ini Mas nya sembuh, tapi karena istrinya ga
diobati nanti kalau berhubungan kuman dari istri bisa masuk lagi ke Mas nya, jadi sia-sia aja Mas berobat
kalau kena lagi, nanti ditanyakan ke istrinya apa ada keputihan? atau ada gatal di kemaluan? atau sakit saat
kencing...biasanya sih ada, nah nanti ajak istri Mas berobat juga, bilang kalau ini bahaya dibiarkan..."
jelasku panjang lebar, dah biar malu sekalian nih orang...😛
Agak melamun dia rupanya, lalu bilang, "Ya, makasih"...singkat
"Oh iya, satu lagi...saya mohon maaf, mungkin agak menakutkan cuma saya harus bilang dengan jujur ke
Mas, (dag dig dug juga njelasinnya, milih kata2 yang pas supaya dia tobat... 😱 ga ngulangi lagi tapi nda
mbohongi...)...tarik nafas....lanjut....
"Sebenarnya ada lagi penyakit yang berpeluang besar menyertai infeksi yang Mas nya derita ini, 50%
pasien dengan penyakit Mas ini berpotensi tertular HIV, jadi saran saya, setelah ini Mas nya segera
periksakan ke Laboratorium, semoga nggak kena...tapi potensi kuat tertular sangat besar...dan yang paling
menakutkan lagi adalah bagaimana menjelaskan ke istri Mas nanti supaya mau ikut memeriksakan diri,
pasti dia akan bingung..."
Nampak merenung rupanya dia, kasian juga melihat mimik wajahnya, kusut masai tak tegak lagi wajah,
tunduk dalam lamunan...
"Mas berdo'a saja sama Allah, semoga sekeluarga sehat, gak tertular HIV...." dhuaaar.... 😱😥 harapan
saya mungkin ini kalimat yang akan "meledak" di otaknya...supaya menyesal dan tidak mengulangi lagi...
Ya, memang semenjak Alexander Fleming menemukan penicillin tahun 1928 (bertepatan tahun Sumpah
Pemuda di Indonesia) sebagai cikal bakal antibiotik penyakit sifilis dan raja singa relatif lebih mudah
disembuhkan (kecuali kasus resisten antibiotik), apalagi ditemukannya kombinasi2 antibiotik untuk meng-
eradikasi penyakit ini...
Tapi bukan itu poin pentingnya, poin utamanya adalah mendorong KESETIAAN...
Antibiotik mungkin bisa menyelamatkan kita dari sifilis tapi tidak berguna bagi HIV...
ADA POTENSI SEPARUH DARI PENDERITA SIFILIS TERTULAR HIV...
( https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3246865/… silahkan dibaca buat referensi)
So, obat saja tidak cukup
----------------------
Obat bukan solusi kita "memberantas" perilaku menyimpang....karena ini berhubungan dengan habits / life
style / gaya hidup yang beresiko besar merusak masa depan rumah tangga...bahkan percaya pada
penggunaan condom pun masih belum menjamin 100% aman....sila baca buat
referensi http://www.aidsmap.com/Do-condoms-work/page/1746203/ ...selalu ingat quote utamanya....
“The surest way to avoid transmission of sexually transmitted diseases (STDs) is to abstain from sexual
intercourse, or to be in a long-term mutually monogamous relationship with a partner who has been tested
and you know is uninfected. For persons whose sexual behaviors place them at risk for STDs. However, no
protective method is 100 percent effective, and condom use cannot guarantee absolute protection against
any STD.”
Penutup...
---------------
Percaya atau tidak, ada kasus yang nyata terjadi di apotik sahabat saya, dia menceritakan pernah suatu
ketika datanglah sekeluarga, mereka bertiga, Bapak, Ibu, Anak perempuan...
Ketiganya berobat ke dokter dan betapa terkejutnya sahabat saya itu ternyata ketiganya (sekeluarga)
mengidap sifilis, Allahu Akbar, Suami, Istri dan ANAK KANDUNG PEREMPUANNYA...sekaligus...
😯😲😷😫...bagaimana bisaaaa???
Wallahu a'lam...

MSG (Monosodium Glutamat)


Aman...
---

Semua yang berlebihan pasti tidak baik, namun selama dalam batas wajar MSG jelas terbukti keamanannya...

Dulu saya termasuk yang 'kecele' nyalah2in MSG (micin), pokoknya apa aja dikit-dikit nyalahin micin hehe...

SAJAK MICIN...😂
-------------------------------
Anak bodoh gara2 micin
Kanker gara2 micin
Batuk dan sakit tenggorokan gara2 micin
Asma gara2 micin
Gatal2 alergi gara2 micin
Sering migrain gara2 micin
Maag juga gara2 micin
Apa2 salahnya micin...

ITU DULU, SEKARANG BEDA


---------------------------------------------
Setelah membaca debat antara pro dan kontra di forumnya peneliti FDA (BPOM nya Amerika) ternyata MSG aman...

Sila baca: Fact or Fiction? The MSG Controversy. Harvard Education. https://www.google.co.id/url…

Bahkan FDA sampai saat ini masih menggolongkan MSG dalam kategori bahan AMAN...

"FDA considers the addition of MSG to foods to be “generally recognized as safe” (GRAS). Although many people identify
themselves as sensitive to MSG, in studies with such individuals given MSG or a placebo, scientists have not been able to
consistently trigger reactions."

Sila baca: https://www.fda.gov/…/FoodAdditivesIngredients/ucm328728.htm

Hasil investigasi dan evaluasi dari Badan Keamanan Pangan Uni Eropa bilang AMAN...

"The general use of glutamate salts (monosodium-L-glutamate and others) as food additive can, thus, be regarded as
harmless for the whole population. Even in unphysiologically high doses GLU will not trespass into fetal circulation. Further
research work should, however, be done concerning the effects of high doses of a bolus supply at presence of an impaired
blood brain barrier function. In situations with decreased appetite (e.g., elderly persons) palatability can be improved by low
dose use of monosodium-L-glutamate."

sila baca: Beyreuther, K., Biesalski, H. K., Fernstrom, J. D., Grimm, P., Hammes, W. P., Heinemann, U., Kempski, O.,
Stehle, P., Steinhart, H. & Walker, R. (2007). “Consensus Meeting: Monosodium Glutamate – An Update,” European
Journal of Clinical Nutrition, 61(3), 304-13.
https://www.nature.com/articles/1602526

Badan Keamanan Pangan Australia-New Zealand juga bilang AMAN...

"There is no convincing evidence that MSG is a significant factor in causing systemic reactions resulting in severe illness or
mortality. The studies conducted to date on CRS have largely failed to demonstrate a causal association with MSG.
Symptoms resembling those of CRS may be provoked in a clinical setting in small numbers of individuals by the
administration of large doses of MSG without food. However, such affects are neither persistent nor serious and are likely to
be attenuated when MSG is consumed with food. In terms of more serious adverse effects such as the triggering of
bronchospasm in asthmatic individuals, the evidence does not indicate that MSG is a significant trigger factor."

Sila baca:
monosodium glutamate - Food Standards Australia New Zealand
https://www.google.co.id/url…

Jadi jelas bahwa pernyataan MSG sebagai kambing hitam penyakit ini itu, dengan terang benderang dan nyata itu adalah
asumsi dengan bukti ilmiah yang minim.

BPOM RI juga dah bilang AMAN...

Malah dijelaskan dalam PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN
PANGAN PENGUAT RASA
https://www.google.co.id/url…

Jadi, para ahli dari 5 benua mayoritas menyatakan keamanannya... 😋😉

LOGIKANYA
------------------
1. MSG diproduksi secara alami oleh tubuh, kalau MSG itu bahaya kenapa di tubuh kita malah memproduksi?

Glutamat adalah asam amino non esensial yang artinya tubuh bisa memproduksinya sendiri (ingat pelajaran kimia di SMA
dulu ada asam amino esensial yang artinya hanya didapat dari makanan, dan asam amino non esensial yang ga perlu cari dari
makanan karena tubuh sudah memproduksi sendiri)

Glutamat berguna supaya fungsi sel syaraf berjalan dengan baik...

2. MSG adalah bahan alami yang terdapat di alam. Tanpa kita sadari dalam makanan yang kita konsumsi sebagian besar
mengandung MSG, misalnya, ikan, daging, jamur, buah buahan seperti tomat, makanan yang terfermentasi macam tape,
yogurt, keju, kecap, dan banyak lagi...

Cikal bakal MSG merek Ajinomoto itu awalnya adalah dari bahan herbal (tumbuhan) juga lho, penemunya pertama kali
yaitu Om Ikeda mengambil MSG itu dari sari (ekstrak) rumput laut, caranya dengan mengisolasi glutamat dari rumput laut
kemudian dikeringkan menjadi kristal putih yang praktis dibawa kemana-mana buat tambahan penguat rasa makanan...

Sekarang karena rumput laut relatif mahal, sebagian besar bahan pembuat MSG bersumber dari sari pati tebu yang
difermentasi...

Karena itulah FDA bilang "tidak tepat" bila ada restaurant atau produsen makanan yang mengklaim produknya bebas MSG
dengan label "Non MSG" atau "Free MSG" dan sebagainya...hampir mustahil bebas MSG, lha wong hampir semua produk
olahan pasti mengandung MSG, yang lebih tepat seharusnya ditulis "Tanpa MSG tambahan" bukan "Bebas MSG"...

3. Sebagian besar (hampir keseluruhan) penelitian tentang bahaya MSG "BARU DIUJI DI HEWAN", seperti tikus dan babi.
Ga cuman itu sila cek lagi dosis dalam penelitiannya pun sangat extrim dan hampir tak masuk akal, contohnya uji pada tikus
diberikan dosis 2000 mg/kg BB atau kalau dikonversi ke dosis manusia jadi 140.000 mg (untuk BB
70kg) ...kebangettaaaaaaan😲😂😎

"The lowest dose in the previously mentioned studies was 2 g/kg of body weight that corresponds to an ingestion of 140 g in
a 70 kg man, while the average daily intake of MSG is estimated to be 0.3—1.0 g"

Sila baca:
Geha, R. S., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P. A., Grammer, L. C., Ditto, A. M., Harris, K. E., Shaughnessy,
M. A., Yarnold, P. R., Corren, J. & Saxon, A. (2000). “Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamate and Outcome
of a Multicenter Double-Blind Placebo-Controlled Study,” The Journal of Nutrition, 130(4S Suppl), 1058S-
62S. http://m.jn.nutrition.org/content/130/4/1058S.short

Coba kita bayangkan lagi, rata2 paling banter kita masak hanya ditambahkan sekitar 1-2 sendok (paling banter 5000 mg) itu
juga dituang DALAM SATU PANCI SAYUR BESAR YANG DIHIDANGKAN BUAT 5 ORANG, hehehe...artinya rata2
konsumsi per orang paling cuma sekitar 1000mg itu juga sudah paling banyak...

Dalam penelitian rata2 konsumsi MSG di negara berkembang hanya sekitar 300mg - 1000mg/hari, paling banter kalau kita
kebanyakan makan masakan China (yang tinggi MSG) pun hanya 2000-3000mg/hari.

Masih jauh banget dari dosis yang diujikan kok...hehehe...

"Estimated average daily dietary MSG exposures in developed countries have been reported to be in the range 0.3-1.0 g/day.
Data from the UK estimates an average daily dietary exposure of MSG of approximately 0.6 g/day, with extreme consumers
having exposures of more than 2 g/day."

https://www.google.co.id/url…

Bahkan buat ibu hamil sekalipun MSG nggak membahayakan janin, karena MSG yang kita konsumsi nggak bisa dengan
mudah menembus plasenta...
https://www.nature.com/articles/1602526

KESIMPULAN
----------------------
1. Selama dalam batas wajar insya Allah MSG amat sangat aman...dalam konsumsi harian kita rata2 juga masih dalam batas
aman...

2. Dengan menambahkan sedikit MSG kita dapat mengurangi garam, sehingga lebih aman bagi mereka yang sedang
menjalani diet rendah garam.

"In addition, the use of MSG as a food ingredient may promote lower sodium intake, since it contains only one third the
amount of sodium as table salt and has been shown to be produce the same "good taste" as its' "high-sodium" counterpart
when added to a low-sodium food product.

Sila lihat: International Glutamate Information Service, Nutritional Bene ts,


at http://www.glutamate.org/media/nutrition.html.

Wallahu a'lam
Salam sehat 
Semoga bermanfaat

MSG (Monosodium Glutamat)


Aman...
---

Semua yang berlebihan pasti tidak baik, namun selama dalam batas wajar MSG jelas terbukti keamanannya...

Dulu saya termasuk yang 'kecele' nyalah2in MSG (micin), pokoknya apa aja dikit-dikit nyalahin micin hehe...

SAJAK MICIN...😂
-------------------------------
Anak bodoh gara2 micin
Kanker gara2 micin
Batuk dan sakit tenggorokan gara2 micin
Asma gara2 micin
Gatal2 alergi gara2 micin
Sering migrain gara2 micin
Maag juga gara2 micin
Apa2 salahnya micin...

ITU DULU, SEKARANG BEDA


---------------------------------------------
Setelah membaca debat antara pro dan kontra di forumnya peneliti FDA (BPOM nya Amerika) ternyata MSG aman...

Sila baca: Fact or Fiction? The MSG Controversy. Harvard Education. https://www.google.co.id/url…

Bahkan FDA sampai saat ini masih menggolongkan MSG dalam kategori bahan AMAN...

"FDA considers the addition of MSG to foods to be “generally recognized as safe” (GRAS). Although many people identify
themselves as sensitive to MSG, in studies with such individuals given MSG or a placebo, scientists have not been able to
consistently trigger reactions."

Sila baca: https://www.fda.gov/…/FoodAdditivesIngredients/ucm328728.htm

Hasil investigasi dan evaluasi dari Badan Keamanan Pangan Uni Eropa bilang AMAN...

"The general use of glutamate salts (monosodium-L-glutamate and others) as food additive can, thus, be regarded as
harmless for the whole population. Even in unphysiologically high doses GLU will not trespass into fetal circulation. Further
research work should, however, be done concerning the effects of high doses of a bolus supply at presence of an impaired
blood brain barrier function. In situations with decreased appetite (e.g., elderly persons) palatability can be improved by low
dose use of monosodium-L-glutamate."

sila baca: Beyreuther, K., Biesalski, H. K., Fernstrom, J. D., Grimm, P., Hammes, W. P., Heinemann, U., Kempski, O.,
Stehle, P., Steinhart, H. & Walker, R. (2007). “Consensus Meeting: Monosodium Glutamate – An Update,” European
Journal of Clinical Nutrition, 61(3), 304-13.
https://www.nature.com/articles/1602526

Badan Keamanan Pangan Australia-New Zealand juga bilang AMAN...

"There is no convincing evidence that MSG is a significant factor in causing systemic reactions resulting in severe illness or
mortality. The studies conducted to date on CRS have largely failed to demonstrate a causal association with MSG.
Symptoms resembling those of CRS may be provoked in a clinical setting in small numbers of individuals by the
administration of large doses of MSG without food. However, such affects are neither persistent nor serious and are likely to
be attenuated when MSG is consumed with food. In terms of more serious adverse effects such as the triggering of
bronchospasm in asthmatic individuals, the evidence does not indicate that MSG is a significant trigger factor."

Sila baca:
monosodium glutamate - Food Standards Australia New Zealand
https://www.google.co.id/url…

Jadi jelas bahwa pernyataan MSG sebagai kambing hitam penyakit ini itu, dengan terang benderang dan nyata itu adalah
asumsi dengan bukti ilmiah yang minim.

BPOM RI juga dah bilang AMAN...

Malah dijelaskan dalam PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN
PANGAN PENGUAT RASA
https://www.google.co.id/url…

Jadi, para ahli dari 5 benua mayoritas menyatakan keamanannya... 😋😉

LOGIKANYA
------------------
1. MSG diproduksi secara alami oleh tubuh, kalau MSG itu bahaya kenapa di tubuh kita malah memproduksi?

Glutamat adalah asam amino non esensial yang artinya tubuh bisa memproduksinya sendiri (ingat pelajaran kimia di SMA
dulu ada asam amino esensial yang artinya hanya didapat dari makanan, dan asam amino non esensial yang ga perlu cari dari
makanan karena tubuh sudah memproduksi sendiri)

Glutamat berguna supaya fungsi sel syaraf berjalan dengan baik...

2. MSG adalah bahan alami yang terdapat di alam. Tanpa kita sadari dalam makanan yang kita konsumsi sebagian besar
mengandung MSG, misalnya, ikan, daging, jamur, buah buahan seperti tomat, makanan yang terfermentasi macam tape,
yogurt, keju, kecap, dan banyak lagi...

Cikal bakal MSG merek Ajinomoto itu awalnya adalah dari bahan herbal (tumbuhan) juga lho, penemunya pertama kali
yaitu Om Ikeda mengambil MSG itu dari sari (ekstrak) rumput laut, caranya dengan mengisolasi glutamat dari rumput laut
kemudian dikeringkan menjadi kristal putih yang praktis dibawa kemana-mana buat tambahan penguat rasa makanan...

Sekarang karena rumput laut relatif mahal, sebagian besar bahan pembuat MSG bersumber dari sari pati tebu yang
difermentasi...

Karena itulah FDA bilang "tidak tepat" bila ada restaurant atau produsen makanan yang mengklaim produknya bebas MSG
dengan label "Non MSG" atau "Free MSG" dan sebagainya...hampir mustahil bebas MSG, lha wong hampir semua produk
olahan pasti mengandung MSG, yang lebih tepat seharusnya ditulis "Tanpa MSG tambahan" bukan "Bebas MSG"...

3. Sebagian besar (hampir keseluruhan) penelitian tentang bahaya MSG "BARU DIUJI DI HEWAN", seperti tikus dan babi.

Ga cuman itu sila cek lagi dosis dalam penelitiannya pun sangat extrim dan hampir tak masuk akal, contohnya uji pada tikus
diberikan dosis 2000 mg/kg BB atau kalau dikonversi ke dosis manusia jadi 140.000 mg (untuk BB
70kg) ...kebangettaaaaaaan😲😂😎

"The lowest dose in the previously mentioned studies was 2 g/kg of body weight that corresponds to an ingestion of 140 g in
a 70 kg man, while the average daily intake of MSG is estimated to be 0.3—1.0 g"

Sila baca:
Geha, R. S., Beiser, A., Ren, C., Patterson, R., Greenberger, P. A., Grammer, L. C., Ditto, A. M., Harris, K. E., Shaughnessy,
M. A., Yarnold, P. R., Corren, J. & Saxon, A. (2000). “Review of Alleged Reaction to Monosodium Glutamate and Outcome
of a Multicenter Double-Blind Placebo-Controlled Study,” The Journal of Nutrition, 130(4S Suppl), 1058S-
62S. http://m.jn.nutrition.org/content/130/4/1058S.short

Coba kita bayangkan lagi, rata2 paling banter kita masak hanya ditambahkan sekitar 1-2 sendok (paling banter 5000 mg) itu
juga dituang DALAM SATU PANCI SAYUR BESAR YANG DIHIDANGKAN BUAT 5 ORANG, hehehe...artinya rata2
konsumsi per orang paling cuma sekitar 1000mg itu juga sudah paling banyak...

Dalam penelitian rata2 konsumsi MSG di negara berkembang hanya sekitar 300mg - 1000mg/hari, paling banter kalau kita
kebanyakan makan masakan China (yang tinggi MSG) pun hanya 2000-3000mg/hari.

Masih jauh banget dari dosis yang diujikan kok...hehehe...

"Estimated average daily dietary MSG exposures in developed countries have been reported to be in the range 0.3-1.0 g/day.
Data from the UK estimates an average daily dietary exposure of MSG of approximately 0.6 g/day, with extreme consumers
having exposures of more than 2 g/day."

https://www.google.co.id/url…

Bahkan buat ibu hamil sekalipun MSG nggak membahayakan janin, karena MSG yang kita konsumsi nggak bisa dengan
mudah menembus plasenta...
https://www.nature.com/articles/1602526

KESIMPULAN
----------------------
1. Selama dalam batas wajar insya Allah MSG amat sangat aman...dalam konsumsi harian kita rata2 juga masih dalam batas
aman...

2. Dengan menambahkan sedikit MSG kita dapat mengurangi garam, sehingga lebih aman bagi mereka yang sedang
menjalani diet rendah garam.

"In addition, the use of MSG as a food ingredient may promote lower sodium intake, since it contains only one third the
amount of sodium as table salt and has been shown to be produce the same "good taste" as its' "high-sodium" counterpart
when added to a low-sodium food product.

Sila lihat: International Glutamate Information Service, Nutritional Bene ts,


at http://www.glutamate.org/media/nutrition.html.

Wallahu a'lam
Salam sehat 
Semoga bermanfaat
Melinjo disini bikin asam urat...?
Padahal di Jepang malah jadi obat asam urat
---
"Iya Mas, betul, lebaran kemarin saya minta istri gorengkan emping tapi nda pakai garam, saya
makan 1 toples, alhamdulillah nda apa2...", kata rekan kerja yang sering mengeluh kambuh
asam uratnya.
Soalnya selama ini kalau makan emping melinjo biasanya sama tape atau ditaburi garam yang
banyak atau sama soto jeroan macam soto babat, coto Makassar, hehehe...jadi si emping ikutan
"divonis" jadi biang kerok asam urat, padahal emping doang ga salah apa2 hehehe...
“Alhamdulillah ya Pak, insya Allah makan emping asal TIDAK PAKAI GARAM, TIDAK DIMAKAN
BERSAMA JEROAN, SEAFOOD, atau TAPE aman...”
Pada tulisan lalu https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211515972796921kita
ketahui bersama ternyata bagi penderita asam urat nggak perlu khawatir lagi mau makan gado2,
burjo, sayur bayam, sop, tahu tempe.
Bukti ilmiah menunjukkan kalau "doktrin" yang mengatakan aneka sayur seperti bayam, melinjo
dan aneka kacang2an bisa bikin serangan asam urat kambuh itu hanyalah MITOS...(ya,
setidaknya ini berlaku bagi sebagian besar orang).
So, bismillah saja, mau makan pecel oke, makan sayur bayem monggo, makan kacang2 tahu
dan tempe ayo...
Kok bisa?
Katanya sayur2 seperti kacang panjang, buncis, bayam, kol, kacang2an, tahu tempe, melinjo
termasuk TINGGI PURINE, yang "pantang" buat penderita asam urat...? (Jadul banget ya
hehehe...)
PURINE NABATI TIDAK SAMA DENGAN PURINE HEWANI
--------------------
Artikel pada jurnal2 ilmiah terpercaya menyebutkan bahwa MAKANAN TINGGI PURINE DARI
TUMBUHAN (seperti sayuran hijau, bayam, kangkung, kacang panjang, kol juga kacang2an,
kedelai, tempe tahu, sampai melinjo sekalipun) TIDAK TERBUKTI meningkatkan serangan asam
urat (gout) sama sekali, malah pada “guideline” terbaru sayuran dan kacang2an justru bagus
kalau diperbanyak.
“Diet and exercise should be discussed with all patients with gout, and a well-balanced diet low in
fat and added sugars, and high in vegetables and fibre should be encouraged: sugar-sweetened
soft drinks containing fructose should be avoided; excessive intake of alcoholic drinks and high
purine foods should be avoided; and inclusion of skimmed milk and/or low fat yoghurt, soy beans
and vegetable sources of protein, and cherries in the diet should be encouraged.”
Hui M, Carr A, et.al. The British Society for Rheumatology Guideline for the Management of
Gout. Rheumatology, Volume 56, Issue 7, 1 July 2017, Pages 1056–
1059, https://doi.org/10.1093/rheumatology/kex150
KENAPA BEGITU?🤔
Karena jenis kandungan PURINE PADA BAHAN TUMBUHAN BERBEDA DENGAN DI HEWAN.
FYI, secara garis besar purine itu ada 4 macam : ADENINE, GUANINE, XANTHINE, dan
HYPOXANTHINE.
Hanya makanan yang tinggi purine jenis HYPOXANTHINE sajalah yang berpotensi
meningkatkan serangan asam urat (gout).
Hampir semua makanan nabati (tumbuhan) yang non fermentasi seperti sayuran, buah,
kacang2an yang tinggi purin ternyata mayoritas kandungan purine-nya adalah jenis Adenine dan
Guanine, Adenine hanya sedikit menaikkan kadar asam urat darah, sedangkan Guanine sama
sekali tidak menaikkan resiko serangan asam urat.
Contohnya :
BAYAM dan KEDELAI. Dalam 100 gramnya, total kandungan purine kelihatannya memang tinggi
sekali yaitu sekitar 150-200an mg, tapi setelah diuraikan lebih detil ternyata hampir semuanya
jenis Adenine dan Guanine, sedangkan kandungan Hypoxanthine kurang dari 1%.
Kebalikan dengan...
JEROAN (hati, jantung, usus). Dalam 100 gramnya mengandung total purin sekitar 150 - 200an
mg yang sepertinya tampak sama dengan bayam dan kedelai, tapi kalau diteliti lebih lanjut
ternyata 50-80% nya adalah jenis Hypoxanthine.
So, jelas sekali bukan perbedaannya. Memang sama2 purine, tapi berbeda jenisnya.
Hanya makanan tinggi purine dengan mayoritas jenis Hypoxanthine sajalah yang dibatasi,
karena terbukti dapat meningkatkan kadar asam urat darah dan meningkatkan resiko serangan
asam urat (gout), dan ini mayoritas terdapat pada makanan tinggi purine jenis hewani seperti
jeroan, seafood seperti kerang, udang, kepiting, makanan olahan lain seperti kornet dan sarden
kalengan, dsb...
Detil beberapa kadar purine pada makanan (270 item) sila disimak di Kaneko K, et.al. Total
Purine and Purine Base Content of Common Foodstuffs for Facilitating Nutritional Therapy for
Gout and Hyperuricemia, Biological and Pharmaceutical Bulletin, 2014, Volume 37, Issue 5,
Pages 709-721, Released May 01, 2014, [Advance publication] Released February 20, 2014,
Online ISSN 1347-5215, Print ISSN 0918-6158, https://doi.org/10.1248/bpb.b13-00967
NB : pengecualian makanan dari hasil fermentasi tumbuhan seperti tape dan anggur, proses
pembusukan oleh ragi menyebabkan peningkatan kandungan purine jenis Hypoxanthine
disamping menghasilkan alkohol yang menghambat pembuangan asam urat oleh ginjal. Perihal
ini sudah kami bahas di tulisan kami sebelumnya. Wallahu a'lam
GIMANA DENGAN MELINJO...?
----------------------------------------
Singkat cerita, 7 tahun lalu di Jepang dilakukan penelitian “bener ga sih melinjo itu bermanfaat
pada manusia?”. Sementara di masyarakat awam terlanjur divonis bahaya bagi penderita asam
urat (gout).
Soalnya dalam uji pra klinik ditemukan kalau biji melinjo ternyata banyak mengandung senyawa
Trans-resveratrol (3,5,4′-trihydroxy-trans-stilbene) yang memiliki efek menurunkan kadar asam
urat dalam darah.
Senyawa ini juga bermanfaat bagi penderita dyslipidemia (kolesterol) karena meningkatkan
penyerapan kembali lemak jahat dalam tubuh dengan cara meningkatkan kadar kolesterol baik
(HDL) dalam darah.
Konno dan rekan penelitiannya lalu merekrut 30 orang pria sehat usia 35 s.d 70 tahun untuk
mengikuti uji coba. Selama 8 minggu secara bergantian setiap hari mereka diminta
mengkonsumsi kapsul yang berisi “ekstrak biji melinjo” sebanyak 750mg.
Gak tanggung2 lho, biji melinjonya diambil dari Indonesia, tepatnya Desa Bangkok, Kecamatan
Gurah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Karena memang tumbuhan ini termasuk tumbuhan asli
Indonesia.🤗
Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata “ekstrak biji melinjo” memberi efek menurunkan kadar
asam urat darah sekaligus menaikkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah secara
signifikan.
Ini salah satu bukti yang mematahkan mitos tentang melinjo bisa bikin asam urat. Wallahu a’lam.
“Compared with the placebo control, Melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract (MSE)
significantly reduced serum uric acid at 4 weeks and 8 weeks. HDL cholesterol was significantly
increased in the melinjo group. To clarify the mechanism of MSE for reducing uric acid, we
investigated xanthine oxidase inhibitory activity, angiotensin II type 1 (AT1) receptor binding
inhibition rate, and agonistic activities for PPARα and PPARγ. MSE, trans-resveratrol, and a
resveratrol dimer, gnetin C (GC), significantly inhibit AT1 receptor binding and exhibit mild
agonistic activities for PPARα and PPARγ. In conclusion, MSE may decrease serum uric acid
regardless of insulin resistance and may improve lipid metabolism by increasing HDL
cholesterol.”
Konno H, Kanai Y, Katagiri M, et.al. Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum
Uric Acid Levels in Nonobese Japanese Males: A Randomized Controlled Study. Evidence-
Based Complementary and Alternative Medicine. Volume 2013 (2013), Article ID 589169, 9
pages http://dx.doi.org/10.1155/2013/589169
So, ngapain lagi tiap orang mau makan melinjo kita bilang, “Awas asam urat...awas asam
urat...” 😅😅
KESIMPULANNYA
----------------------------
1. Kita nggak perlu lagi melarang penderita asam urat untuk mengkonsumsi aneka sayuran,
buah, kacang2an dan semua bahan makanan nabati selama pengolahan dan penyajianya benar
dan aman. Justru diet rendah gula garam namun kaya sayuran, buah dan kacangan2an sangat
baik bagi kesehatan termasuk bagi penderita asam urat (gout).

2. Bayangkan kalau orang sudah ga boleh makan daging, seafood dan jeroan, terus kepingin
mau makan sayur bening malah ditakut2in bayam berbahaya, apalagi mau makan tahu tempe
kesukaan, mana bisa...Lha terus mau makan apa kalau semua ga boleh, nasi putih sama
kerupuk?...hehehe😅

3. Yang perlu dibatasi adalah makanan tinggi purin dari jenis hewani dan nabati terfermentasi
(contohnya tape dan minuman anggur / wine), sedangkan yang nabati non fermentasi seperti
sayur, buah dan kacang2an tetap dikonsumsi seperti biasa (wajar).

4. Sebagaimana penjelasan pada tulisan kami yang lalu, dalam urusan asam urat ini kita tidak
perlu terlalu fokus hanya pada makanan saja sebab masih banyak faktor lain yang bisa
menyebabkan meningkatnya serangan asam urat (gout). Dalam hal makanan kita cukup
gunakan “ILMU TITEN”. Apa itu ilmu titen sudah kami bahas di https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211515972796921&id=1292186698

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat...

Ilmu "Titen"
Bagi penderita asam urat
---

Penderita asam urat rata2 ngeluh, "Nggak boleh makan apa2...!"


"Apa2 nggak boleh dimakan...!"

"Makan sayur bening bayem dan kacang pajang nggak boleh, makan kacang dele macam tempe tahu nggak boleh, makan
gado2 apalagi komplit ada sayur sama bumbu kacangnya juga ga boleh, boro-boro makan udang asam manis sama coto
Makassar, jadi bolehnya apa? Putih telur sama nasi doang????"

Tenang, Pak...saran itu “sebagian” sudah jadul...

FAKTANYA
--------------

1. Makanan hanya berpengaruh 10% pada kenaikan asam urat darah, 90% penyebab asam urat dalam darah menjadi tinggi
(gout) adalah karena KEMAMPUAN GINJAL MEMBUANG KELEBIHAN ASAM URAT DI DARAH MENURUN,
akibatnya asam urat "menumpuk" dalam darah.

2. Makanya penderita asam urat tinggi sebaiknya diperiksa lebih lanjut fungsi ginjalnya.

3. Fakta berikutnya, TIDAK SEMUA MAKANAN DENGAN KADAR PURIN TINGGI MENYEBABKAN KENAIKAN
ASAM URAT DARAH.

4. Semua sayuran, buah2an, kacang2an baik kedelai, kacang hijau dan sejenisnya yang TINGGI PURIN TAPI
BERSUMBER NABATI, tidak terbukti menyebabkan serangan asam urat.

5. Hanya makanan tinggi purin yang bersumber dari HEWANI yang TERBUKTI MENINGKATKAN KADAR ASAM
URAT DARAH. Utamanya pada jeroan (hati, babat, paru, ampela, dan usus baik unggas maupun mamalia) dan beberapa
seafood (udang, kerang, cumi, dan kepiting).

6. Meski tidak mengandung purin, makanan dengan GULA TINGGI dilaporkan meningkatkan potensi serangan asam urat.
Gula tinggi menyebabkan resistensi insulin, resisten insulin menyebabkan "fungsi ginjal menurun", fungsi ginjal menurun
asam urat jadi lebih sulit dibuang. Karenanya pada orang dengan Diabetes yang tidak terkontrol akan mengalami penurunan
fungsi ginjal, fungsi ginjal turun asam urat darah jadi sulit dibuang.

7. Konsumsi alkohol menyebabkan pembuangan asam urat terhambat (alkohol malah menyebabkan reabsorbsi asam urat,
yang tadinya mau dibuang ginjal malah “disedot” lagi ke darah), makanya bagi beberapa orang yang makan makanan
terfermentasi yang menghasilkan alkohol seperti tape kadang menyebabkan serangan asam urat.

8. Hipertensi yang tak terkontrol menyebabkan fungsi ginjal menurun, fungsi ginjal menurun menyebabkan asam urat lebih
sulit dibuang.

9. Garam dan makanan yang diasinkan atau produk olahan (seperti kornet, sosis, sarden dan makarel kemasan) dengan
natrium tinggi terbukti meningkatkan serangan asam urat. Konsumsi garam yang tinggi "pada awalnya" nampak
memberikan efek penurunan kadar asam urat darah, namun sifatnya hanya sebentar (mungkin karena resistensi cairan),
semakin tinggi asupan garam pada ambang tertentu akan segera menaikkan kadar asam urat darah. Jadi sebaiknya kurangi
makanan yang terlalu asin.

10. Susu rendah lemak, keju murni (bukan olahan), yogurt, kopi hitam (non krimer), vitamin c dan buah cherry dalam
beberapa penelitian bermanfaat membantu menurunkan kadar asam urat darah dengan cara merangsang pembuangan asam
urat oleh ginjal.

11. Minum air putih yang cukup membantu menurunkan “kepekatan” asam urat darah sehingga mengurangi resiko
pembentukan batu ginjal asam urat.

12. Faktor genetik (keturunan) juga berperan, mirip seperti orang yang alergi, ada orang yang makan makanan A muncul
efek buruk tapi bagi orang lain tidak apa-apa.

13. Semua modifikasi diet (pola makan) saja efektifitasnya tidak terlalu signifikan pada penurunan asam urat darah, sebab
90% penyebab asam urat darah yang tinggi adalah karena kemampuan ginjal membuang asam urat telah mengalami
penurunan.

14. Pada penderita asam urat yang sering kambuh ( > 2x serangan per tahun), atau penderita asam urat dengan atropi /
"benjolan" di persendian, atau ada tanda2 pembentukan batu asam urat di ginjal, atau terjadi penurunan fungsi ginjal
(glomerular filtration rate <60 ml/min) sebaiknya diperiksa lebih lanjut untuk mendapatkan terapi obat penurun asam urat,
tidak cukup hanya mengandalkan "pengaturan diet".
TESTIMONI
--------------

Bulan lalu saya dapati seorang ibu (50an tahun) yang mengeluh badannya sakit2 dan katanya sakit asam uratnya sering
kambuh. Memang beliau beberapakali periksa dengan dyslipidemia alias kolesterolnya tinggi 200an bahkan pernah hampir
300 mg/dl, ditambah asam urat darah yang tinggi.

Hari itu si ibu nanya bagaimana kalau dia nyoba 1 bulan hanya makan sayur bening (bening bayam, kacang panjang, labu,
dan semisalnya), dengan nasi sedikit sama lauk ikan atau tempe tahu. Padahal kalau ngikutin saran "jadul" semua sayuran
dan kacang2an termasuk makanan tinggi purin.

Namun ternyata hasilnya cukup menggembirakan, setelah 1 bulan semua gejala pegal dan nyeri2 di badan serta persendian
hilang total, kadar kolesterol dan asam urat darah turun jauh alias normal.

Tentang melinjo atau emping, beberapa pasien mengaku kalau makan emping kadang asam uratnya kumat kadang nggak.

Setelah kami tanya ternyata kebanyakan mereka kumat saat makan emping melinjo dengan soto yang mengandung jeroan
macam soto babat, bubur ayam dengan hati ayam, dan coto Makassar. (Kalau gini sepertinya yang salah bukan empingnya
ya..hehehe...)

Ada juga pasien yang hanya makan emping saja tiba2 terserang asam urat, tapi setelah ditelusuri dia makan emping
melinjonya yang asin (bertabur garam) sampai 1 toples. Tapi anehnya kalau emping dimakan sendiri dan tanpa garam asam
uratnya nggak kambuh. Nah loh, garamnya yang salah apa melinjonya?

Apakah melinjo makanan nabati tinggi purin benar menyebabkan serangan asam urat? Sila dibaca beberapa penelitian
berikut:

Konno H, Kanai Y, Katagiri M, et.al. Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum Uric Acid Levels in
Nonobese Japanese Males: A Randomized Controlled Study. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2013 (2013), Article ID 589169, 9 pages http://dx.doi.org/10.1155/2013/589169

Dan

Saifudin A,et.al. (2017) Serum uric acid concentration due to Gnetum gnemon chip supplementation and quality changes
analyses based on its chemical constituents in post-frying process. Journal of Food Processing and Preservation. October
2017. DOI: 10.1111/jfpp.13535 http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jfpp.13535/full

Jadi jangan buru-buru menjeneralisir (“gebyah uyah”) pada semua makanan lho ya, penting untuk melakukan “pengamatan”
dan “penelitian” pribadi tentang makanan apa yang aman bagi masing-masing penderita. Wallahu a’lam.

BUAT DAFTAR MAKANAN


----------------------------------

Meski makanan bukan faktor utama yang mempengaruhi kadar asam urat darah, beberapa ahli menyarankan setiap penderita
gout (asam urat) membuat daftar list makanan apa saja yang kalau dia makan akan menaikkan asam urat atau menimbulkan
serangan nyeri, dan makanan apa saya yang "aman" bagi dia.

Soalnya setiap orang memiliki sensitifitas yang berbeda2 terhadap makanan yang tinggi purin. Adakalanya orang yang
makan udang nggak sakit tapi begitu makan hati ayam langsung kumat, sebaliknya ada yang makan hati ayam nggak kumat
tapi baru makan sedikit udang asam uratnya kambuh.

Kata orang Jawa harus "dititeni" artinya diamati dan diikuti, kalau bahasa Banjar (bahasa daerah kami) istilahnya "diitihi"...
Wallahu a'lam.

KESIMPULAN
------------------

1. Meski bermanfaat, jika hanya berfokus pada pengaturan makanan buat penderita gout atau asam urat tinggi efeknya
kurang signifikan membantu. Perlu dievaluasi lagi penyebab utamanya apa, apakah karena obat tertentu? Apakah ada
penurunan fungsi ginjal? kegemukan? hipertensi? diabetes? dsb...

2. Bagi penderita gout tidak perlu khawatir makanan nabati yang tinggi purin seperti bayam, kangkung, kacang panjang,
kedelai dsb karena penetilian menunjukkan insya Allah semuanya aman.
3. Makanan yang dibatasi atau hati2 utamanya pada makanan tinggi purin hewani seperti beberapa seafood, jeroan dan
daging merah (sapi atau kambing). Gunakan "ilmu titen"...kalau kumat "ditandai" lain kali jangan dimakan.

4. Hindari konsumsi minuman beralkohol, batasi makanan dengan kadar gula / karbohidrat yang terlalu tinggi. Pola diet
dengan membatasi konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi terbukti bermanfaat mengurangi serangan asam urat.

5. Dianjurkan melengkapi konsumsi harian dengan susu dan yoghurt rendah lemak, vitamin c, buah2an dengan gula rendah
(indeks glikemik rendah) terutama buah cherry, serta rutin berolah raga. Kopi hitam (non krimer dan rendah gula) boleh juga
dokonsumsi yang penting tidak merokok hehehe....

6. Secara umum model diet seimbang (balanced diet) adalah yang paling cocok. Apa itu balanced diet jika berkenan sila
membaca tulisan kami sebelumnya https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10210034098390987

Wallahu a'lam
Salam sehat...

Bacaan :

1. Hui M, Carr A, et.al. The British Society for Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Rheumatology,
Volume 56, Issue 7, 1 July 2017, Pages 1056–1059, https://doi.org/10.1093/rheumatology/kex150

2. Ragab G, et.al. Gout: An old disease in new perspective – A review. Journal of Advanced Research. Volume 8, Issue 5,
September 2017, Pages 495-511 https://www.sciencedirect.com/…/artic…/pii/S2090123217300450

3. Tang O, Miller ER, et.al. DASH Diet and Change in Serum Uric Acid over Time. Clin Rheumatol. 2017 Jun; 36(6):
1413–1417. Published online 2017 Mar 31. doi: 10.1007/s10067-017-3613-x https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC5821061/

4. Hou L, et.al. Influence of Salt Intake on Association of Blood Uric Acid with Hypertension and Related Cardiovascular
Risk. PLoS One. 2016; 11(4): e0150451.Published online 2016 Apr 4. doi:
10.1371/journal.pone.0150451 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4820262/

5. Juraschek SP, et.al. Effects of Lowering Glycemic Index of Dietary Carbohydrate on Plasma Uric Acid: The OmniCarb
Randomized Clinical Trial. Arthritis Rheumatol. 2016 May; 68(5): 1281–1289. doi:
10.1002/art.39527 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5532800/

6. Richette P, et.al. 2016 updated EULAR evidence-based recommendations for the management of gout. European League
Against Rheumatism (EULAR) http://ard.bmj.com/…/ear…/2016/07/25/annrheumdis-2016-209707

7. Konno H, Kanai Y, Katagiri M, et.al. Melinjo (Gnetum gnemon L.) Seed Extract Decreases Serum Uric Acid Levels in
Nonobese Japanese Males: A Randomized Controlled Study. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2013 (2013), Article ID 589169, 9 pages http://dx.doi.org/10.1155/2013/589169

8. Khanna D, et.al. 2012 American College of Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Arthritis Care &
Research. American College of Rheumatology. Vol. 64, No. 10, October 2012, pp 1431–1446 DOI
10.1002/acr.21772 https://www.rheumatology.org/…/Clinical-Practice-Guide…/Gout

9. Zgaga L, et al. (2012) The Association of Dietary Intake of Purine-Rich Vegetables, Sugar-Sweetened Beverages and
Dairy with Plasma Urate, in a Cross-Sectional Study. PLoS ONE 7(6): e38123. http://journals.plos.org/plosone/article…

10. Zhang Y, et.al. Purine-rich foods intake and recurrent gout attacks. Ann Rheum Dis. 2012 Sep; 71(9): 1448–1453.
Published online 2012 May 30. doi: 10.1136/annrheumdis-2011-201215 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC3889483/

11. Villegas R, et.al. Purine-rich foods, protein intake, and the prevalence of hyperuricemia: The Shanghai Men’s Health
Study. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2012 May; 22(5): 409–416. Published online 2011 Jan 28. doi:
10.1016/j.numecd.2010.07.012 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3150417/

12. Susan Hayman, Wendy Marcason. Gout: Is a Purine-Restricted Diet Still Recommended? Journal of the American
Dietetic Association. September 2009 Volume 109, Issue 9, Page 1652 http://jandonline.org/article/S0002-8223(09)01323-
6/fulltext

13. Choi HK, et.al. Purine-Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. N Engl J Med 2004;
350:1093-1103. DOI: 10.1056/NEJMoa035700 http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa035700
Tahi mata / belekan “Putih” pada bayi...
---
“Anak saya sudah dikasi Inst* belum sembuh juga belekannya, ada obat yang lebih bagus kah?”
Begitu kata seorang ibu yang mampir ke apotik.
“Anaknya umur berapa, Bu...?” tanyaku..
“5 bulan...” jawabnya santai...
“Waduh ngawur banget Bu...siapa yang suruh ngasi Inst*...?”
“Nyoba aja...hehehe...” (gubrakkakakakakkkkk@#$)
“Matanya merah? Anaknya rewel ? Sering kucek mata? Gampang silau dan malas buka mata?
Warna beleknya putih atau kuning kehujauan?”
“Nggak...biasa aja cuma belekan di pinggir mata, lainnya normal aja sih..”
“Mungkin bayinya lagi pilek?”
“Ya mungkin, soalnya di rumah pada pilek semua...”
“Nah, insya Allah itu bukan sakit mata, jadi sementara dibersihkan aja tiap hari, nanti kalau
muncul warna merah di mata, anaknya rewel dan suka kucek mata, gampang silau, warna
beleknya kuning kehijauan dan sangat banyak sampai susah buka mata di pagi hari baru segera
ke dokter, lagian kok nekat kasi obat sembarangan ke anaknya...ampun dah..!”
Yang paling “gila” lagi ada juga mamak-mamak yang katanya sudah kasi Tariv** Opthalmic
(tetes mata antibiotik) ke bayinya tapi belum sembuh juga...
“Anak saya, umurnya 2 bulan, kemarin teman ada yang anaknya belekan dikasi dokter Tariv**
Opthalmic sembuh, terus ini anak saya juga tak kasi tapi belum sembuh2 belekannya...” (gila
nggak tuh...)
“Ya ampuuuuuuun, ibu ini kok “nyontek” obatnya orang lain...mana buat bayi lagi, jangan
diulangi ya. Itu matanya banyak betul kah beleknya? Sampai kuning2 gitu atau matanya
merah...?”
“Beleknya sih nggak banyak, nggak merah juga sih...” katanya
“Rewel nggak?”
“Nggak juga, anaknya sih biasa, habis matanya dibersihkan sudah normal aja, tapi besok
paginya belekan lagi...”
“Pantesan ga sembuh, lagian ibu ini ngawur banget, itu kemungkinan bukan infeksi, insya Allah
nanti kalau pileknya sudah sembuh belekannya juga hilang. Jadi bersihkan saja matanya setiap
kali belekan, nanti waktu jadwal imunisasi ke Posyandu atau Dokter Anak disampaikan aja
masalahnya supaya lebih jelas...”
Kejadian macam ini banyak di apotik dan sebagian besar yang kami temui belekannya termasuk
normal, cuma kadang si ortunya aja yang khawatir banget. Sebetulnya khawatir sih normal cuma
yang nggak boleh itu ngasi obat ke bayi seenak udel, ujug-ujug belekan dikasi tetes
mata...apesssss...
BELEKAN “PUTIH” UMUMNYA NORMAL
--------------------------
Prinsipnya :
1. Selama "tahi mata" masih sedikit jumlahnya dan warnanya putih atau tidak kuning banget
2. Bagian putih mata tidak merah (masih putih bersih)
3. Kelopak mata normal, tidak bengkak, tidak tampak tanda radang
4. Bayi tidak rewel atau sering mengucek mata
5. Setelah mata dibersihkan respon pandangan bayi masih normal
6. Bayi tidak tiba2 jadi mudah silau dengan cahaya dan masih mau membuka mata secara
normal
Insya Allah nggak apa2, belekannya akan sembuh sendiri, cukup dibersihkan saja terus matanya
setiap kali muncul belekan. (kecuali kalau silaunya sama “duit” itu kasus lain lagi hehehe...)
Caranya dengan mengusapkan kain atau kapas lembut yang dibasahi air hangat (harus air
matang lho ya), sambil memijat lembut di area sudut mata, tujuannya untuk menghilangkan
“kerak” dari lubang di sudut mata sekaligus membuka sumbatan pada saluran hidung ke mata.
Belekan “putih” macam ini sering dijumpai pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh sumbatan
di saluran hidung ke mata.
Pada banyak kasus belekan jenis ini belum tentu masalahnya berasal dari mata, belekan macam
ini juga sering terjadi pada saat si bayi terserang pilek.
So...JANGAN BURU2 NGASI OBAT TETES MATA KE BAYI, kalau penyebabnya dari hidung
tentu nggak ada gunanya juga pakai tetes mata.
FYI, Anda perlu ke dokter buat periksa bayi kalau belekannya disertai tanda berikut :
1. "tahi mata" jumlahnya sangat banyak dan kental, warnanya sangat kuning, hijau atau bahkan
kelabu
2. Bagian putih di mata berwarn merah atau “pink”
3. Kelopak mata tidak normal, merah meradang atau bengkak.
4. Bayi rewel atau sering mengucek mata
5. Setelah mata dibersihkan respon pandangan tidak normal
6. Bayi tiba2 jadi mudah silau dengan cahaya dan tampak enggan membuka mata.
Kemungkinan ada masalah pada mata bayi, misalnya karena infeksi.
Mata merah, bengkak, nyeri dan selalu berair seperti menangis padahal tidak sedang menangis
umumnya disebabkan virus.
Mata merah dan gatal yang berair juga bisa karena alergi atau terkena benda yang mengiritasi
mata.
Mata merah disertai tahi mata yang sangat banyak berwarna kuning, hijau atau kelabu umumnya
ciri khas infeksi bakteri.
Ciri khas lain kalau itu infeksi mata adalah “sangat menular”, kadang di rumah si Bapak sakit
mata, nda lama si Ibu, lalu si bayi juga sakit mata. Jadi kalau di rumah, sekolah atau di
lingkungan aktivitas anak ada yang juga sakit mata sejenis sangat boleh jadi itu adalah karena
infeksi.
Sebenarnya bagi mereka yang rajin periksa kesehatan dan tumbuh kembang bayi / balita ke
Posyandu atau Dokter Spesialis Anak insya Allah kesehatan mata juga akan ikut terpantau, jadi
pada saat terjadi “belekan” bisa langsung diketahui oleh dokter.
So, penting banget untuk selalu memeriksakan kesehatan dan tumbuh kembang bayi...
Wallahu a’lam
Salam sehat
Semoga bermanfaat.
Sumber video
https://www.youtube.com/watch?v=RGoP61tbzUo
https://www.youtube.com/watch?v=k0qXr574T4k
https://www.youtube.com/watch?v=X7KezMvS3kM
Bagi saudara kami yang "berhenti minum obat..."
Sayangi ginjal dan jantung Anda...
---
Ini lagi2 nemuin pasein yang udah tekanannya tinggi, kadar gula darahnya juga over, masih
enteng bilang, "Saya ga minum obat lagi, takut ginjal rusak!"...OMG 😱
Singkat kisah, datanglah seorang Bapak paruh baya, "Mas mau cek gula ya.."
"Oh iya silahkan..." Jawabku...
"Bapak ini pertama kali cek apa sudah sering?"
"Sering, gula saya naik turun..."
"Wow sudah berapa lama Pak..., Bismillah (cetek bunyi lancet menusuk ujung jarinya)...5 detik
ya Pak..."
Dan eng ing eng....400mg/dl...
"Wah sudah lama ya kena diabet Pak?"
"Lumayan, 3 tahun lah..." Jawabnya santai...
"Saya cek juga tekanannya ya..."
Dan hasilnya luar bisa 190/110... 😨
"Nah dari dokter obatnya masih diminum?" Tanyaku...
"Ya kadang2, kalau pas tinggi gini nanti saya minum...kalau sudah normal ya setop..., biar
ginjalnya ga rusak...!" 😦 (Lagi2 siapa yang nyebarin hoax begini ke pasien siih)
"Wah, kata siapa Pak obat bikin rusak ginjal...? Kalau ini malah harus segera ke dokter atau
rumah sakit biar dapat obat Pak...."
"Ya kah, masa segitunya, sudah biasa saya ini begini..." Sergahnya...
"Bukannya nakutin ya, Bapak sering kencing kah, malam sering bangun kecing?
"Ya, kalau gula tinggi gini", katanya
"Mata mulai kabur kaya berkabut?"
"Ya, begitu..."
"Hauus terus, mau minum terus?"
"Ya, makanya sering kencing, gara2 banyak minum itu..."
"Nah, bukannya nakutin ya Pak, maaf ya Pak, cuma mau bilang, itu bapak tahu rumah sebelah
sana (sensor)...itu yang punya rumah pelanggan apotik kami, kira2 5 tahun diabet, koreng di
kaki, ginjal bocor, minum obat kadang2 aja kalau pas habis cek darah, akhirnya beliau cuci
darah dan nda lama meninggal...
Sebelah sana itu (sensor), Bapaknya langganan periksa gula sama tekanan darah tapi ngeyel
nda mau minum obat dokter,...ya sama 3 tahun ginjalnya bocor...meninggal juga..."
"Oh..." Katanya santai...
"Bapak itu yang sebelah sana juga langgan kami, beliau rutin minum 5 macam obat lho, sudah
20 tahun diabetes plus hipertensi, hiperkolesterol, alhamdulillah masih kuat jogging tiap hari,
main tenis juga masih kuat katanya....padahal 20 tahun minum 5 macam obat...!"
"Ooh...", Kata si Bapak...
"Begini ya Pak, untuk sekedar ditimbang2 saja ya, lama ginjal bocor karena penyakit gula dan
hipertensi yang ga diobati kira2 3 sd 5 tahun lah, tapi lama ginjal bocor gara2 obat (yang juga
masih katanya merusak ginjal) pada pasie diabet dan hipertensi mungkin 20 sd 30 tahun baru
kejadian...
Bapak mau pilih mana, ginjal bocor gara2 penyakit kira2 3 atau 5 tahun lagi atau ginjal bocor
(itupun kalau benar ya) karena rutin minum obat diabet dan tekanan 30 tahun lagi?"
"Ya nda mau bocor lah" sambil ketawa...
"Ya gitu Pak, resiko dalam pilihan itu selalu ada, tinggal pintar2nya kita memilih mana resiko
yang paling minimal...malahan obat diabet dan hipertensi yang rutin diminum bisa lebih bikin
ginjal awet ketimbang penyakitnya tidak diobati..."
"Habis katanya sering minum obat bikin rusak ginjal!"
"Ya, begini Pak. Ada 2 jenis macam obat...
Pertama, obat yang dibuat dan didesain buat diminum jangka pendek,
Kedua, obat yang dibuat dan didesain buat diminum jangka panjang...
Prinsipnya, OBAT YANG DIDESAIN BUAT JANGKA PENDEK JANGAN DIMINUM JANGKA
PANJANG, TAPI SEBALIKNYA, OBAT YANG DIDESAIN BUAT JANGKA PANJANG TIDAK
BOLEH DIMINUM JANGKA PENDEK APALAGI SEKALI2....
Obat jangka pendek seperi obat sakit kepala macam Bodr**, Param**, nyeri gigi semisal Ponst**,
Mefin**, flu kaya Proc***, Neoz**, memang tidak boleh sering2 diminum apalagi jangka panjang..
Obat macam ini BENAR MEMANG BISA MERUSAK GINJAL karena dibuat dengan desain untuk
jangka pendek, sampai penyebabnya disembuhkan, jadi kalau bentar2 sakit gigi minum Ponst**
terus pusing dikit minum Panad**l atau supir2 biar ga ngantuk rutin minum Oskad*n ya memang
rusak ginjal dan livernya....
Sebaliknya obat yang didesain buat rutin dan jangka panjang macam obat diabetes, obat
tekanan, obat kolesterol...ya justru bila diminum rutin malah akan menjaga ginjal, liver, jantung,
otak, pembuluh darah lebih awet lho Pak.
Beneran lho Pak...kalau obat jangka panjang diminum cuma sekali kali ya malah bahaya,
penyakitnya yg tidak terkontrol justru mempercepat rusaknya ginjal dan organ tubuh lain...."
"Jadi mulai sekarang rutin ke dokter, rutin cek darahnya, obatnya jangan putus2 diminum...."
"Oh ya ya..." Jawabnya
"Oke sudah jelas kan Pak, saya nda menggurui lho, cuma menyampaikan apa yang baik buat
Bapak....." Kataku
"Makasih mas", katanya lagi.
"Jadi cek gula darah 15rb ya dibayar di kasir ya, hehehe...terima kasih Pak, langsung ke dokter
ya...wajib....!"
Si Bapak manggut2..., "Oh iya...hehehe" katanya...
(Repost status lama...mungkin masih bermanfaat...)
Wallahu a'lam
Kolesterol tinggi...
Gara-gara seafood?
Kok, jadul banget ya...
----
Banyak pasien kami yang heran2, "Sudah nggak makan gorengan, nggak makan santan, nggak makan
daging kok kolesterolnya tetap tinggi dan malah naik...?"
Apalagi waktu saya bilang...
"Percuma diet nggak makan gorengan sama lemak kalau nggak turuni gula, nggak kurangi makanan manis,
nggak kurangi nasi putih..."
APA HUBUNGANNYA...?????
Bagi yang pernah ngikuti tulisan saya sebelumnya mesti tahu "teori hormonal" dan tahu hubungan
karbohidrat dengan lemak. Sila baca https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10209988497370990&id=1292186698
Fakta yang juga tidak bisa diabaikan bahwa "KOLESTEROL DARAH 80-85 % DIPRODUKSI OLEH
TUBUH (LIVER), HANYA 15-20% YANG DARI MAKANANAN.
Makanya "meski masih bermanfaat", pengelolaan diet lemak hanya bermanfat maksimal 15-20%.
Sila baca : Hooper L, et.al. Reduced or modified dietary fat for preventing cardiovascular disease.
Cochrane Database Syst Rev. 2012 May 16;(5):CD002137. doi:
10.1002/14651858.CD002137.pub3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22592684

Jadi, semaksimal-maksimalnya diet rendah lemak, nggak makan gorengan, nggak makan santan, nggak
makan daging, nggak makan seafood, paling banter hanya menurunkan 15-20% kolesterol darah.
Justru konsumsi gula berlebih, makanan manis dengan karbohidrat sederhana lah yang paling cepat
menaikkan kadar kolesterol darah...
Sudah banyak pasien kami mengurangi gorengan, santan dan makanan berlemak tapi tetap memperbanyak
gula, nasi dan makanan manis lain, alih2 kolesterolnya turun, justru produksi kolesterol dari dari "jalur
karbohidrat" meningkat, alhasil pasti kolesterol darahnya malah naik...dietnya sia-sia...hehehehe...
Memang, sampai sekarang "cerita" lemak vs kolesterol darah memang belum final...
Sila baca : American College of Cardiology : The Debate About Dietary Cholesterol: Should Nutrition
Recommendations Set a Limit? http://www.acc.org/…/57/the-debate-about-dietary-cholesterol
Di kalangan para ahli pun perdebatan masih belum usai, meski demikian ada baiknya kita ketahui beberapa
riset terbaru tentang hal ini.
Selamat menyimak tulisan yang PUANJAAAAANG ini...
BEBERAPA FAKTA...
--------------------------
1. 80 - 85% kolesterol dalam darah diproduksi sendiri oleh tubuh yakni di liver (hati)...hanya 15-20% yang
diperoleh dari makanan. Jadi, JANGAN LEBAY MELARANG KONSUMSI LEMAK SAMA-SEKALI.
“The present systematic review provides no evidence (moderate quality evidence) for the beneficial effects
of reduced/modified fat diets in the secondary prevention of coronary heart disease. Recommending higher
intakes of polyunsaturated fatty acids in replacement of saturated fatty acids was not associated with risk
reduction.”
Sila baca : Schwingshackl L, Hoffmann G. Dietary fatty acids in the secondary prevention of coronary
heart disease: a systematic review, meta-analysis and meta-regression. BMJ Open2014;4:e004487.
doi:10.1136/bmjopen-2013-004487 http://bmjopen.bmj.com/content/4/4/e004487

2. Liver memiliki "sensor otomatis" yang mampu mengatur kecepatan dan banyak tidaknya produksi
kolesterol. Saat konsumsi kolesterol kita meningkat maka tubuh akan mengurangi produksinya, dan
sebaliknya saat konsumsi kolesterol rendah tubuh akan meningkatkan produksinya.
Kanapa kolesterol tetap diproduksi tubuh?
Soalnya kolesterol ini adalah salah satu "bahan baku" hormon tubuh (termasuk hormon sex), sel otot dan
otak. Makanya orang yang overdosis minum obat penurun kolesterol umumnya akan mengalami
penurunan "kesuburan", penurunan libido, dan kadang bagi sebagian orang akan mengalami nyeri otot.

3. Orang yang memiliki gangguan kolesterol (dyslipidemia) dengan “over produksi” kolesterol sebagian
besar akibat 2 hal yakni :
- Fungsi "sensor otomatis" liver mengalami kemunduran, atau
- Liver "dipaksa" memproduksi kolesterol lebih banyak oleh hormon insulin.

4. Penyebab kemunduran "sensor otomatis" liver mengatur produksi kolesterol ada beberapa hal, yaitu :
GENETIK, USIA, dan PAPARAN SENYAWA YANG MEMBEBANI LIVER.

5. Penyebab GENETIK.
Ada orang yang sejak lahir sudah punya bakat keturunan over produksi kolesterol di tubuhnya (ini disebut
kolesterol jenis "familial" akibat kerusakan di kromosom 19), sejak awal "sensor otomatis" nya sudah
kurang bagus, buat orang begini hampir dipastikan pengaturan diet saja nggak ngefek.
Walau dipaksa nggak makan makanan berlemak pun kadar kolesterol di darahnya tetap tinggi.
Sila baca : Familial Hypercholesterolemia https://emedicine.medscape.com/article/121298-overview

6. Faktor USIA.
Semakin tua seseorang jelas fungsi livernya makin "lemah" karena sudah "lama dipakai", bayangin 24 jam
nonstop kerja terus selama berpuluh tahun. Apalagi bagi mereka yang livernya jarang di "maintenance".
Apa saja jenis "maintenance" liver? 
Yang utama ada 3 yaitu olahraga, tidur yang cukup, dan kalau perlu ditambah puasa.
TENTANG MANFAAT OLAHRAGA BAGI LIVER sila dibaca : Shira Zelber-Sagi et al, “Effect of
resistance training on non-alcoholic fatty-liver disease, a randomized clinical trial,” World Journal of
Gastroenterology, April 21, 2014, doi:
10.3748/wjg.v20.i15.4382. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3989975/ ,
TENTANG MANFAAT TIDUR BAGI LIVER sila dibaca : Bernsmeier C, Weisskopf DM, Pflueger MO,
Mosimann J, Campana B, Terracciano L, et al. (2015) Sleep Disruption and Daytime Sleepiness
Correlating with Disease Severity and Insulin Resistance in Non-Alcoholic Fatty Liver Disease: A
Comparison with Healthy Controls. PLoS ONE 10(11): e0143293.
doi:10.1371/journal.pone.0143293 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26576055
TENTANG MANFAAT PUASA BAGI LIVER sila dibaca : J. Fuhrmeister, A. Zota, T. P. Sijmonsma, O.
Seibert, S. C ng r, K. Schmidt, N. Vallon, R. M. de Guia, K. Niopek, M. Berriel Diaz, A. Maida, M. Blu
her, J. G. Okun, S. Herzig, A. J. Rose. Fasting-induced liver GADD45 restrains hepatic fatty acid uptake
and improves metabolic health. EMBO Molecular Medicine, 2016; DOI:
10.15252/emmm.201505801 http://embomolmed.embopress.org/content/8/6/654

7. Paparan SENYAWA YANG MEMBEBANI LIVER.


Sebagian orang tak sadar "merusak livernya sendiri". Gimana itu?
Yaitu orang yang sering mengkonsumsi zat perusak liver seperti alkohol, rokok, pewarna sintetis terutama
pewarna tekstil yang sering ditambahkan pada makanan abal-abal, narkoba, dan obat-obat tertentu yang
didesain buat "jangka pendek".
(Apa itu obat jangka panjang dan jangka pendek sila baca tulisan kami yang lalu
di... https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209257709341746&id=1292186698 )
Obat jangka pendek yang ringan seperti Paracetamol apabila dikonsumsi jangka panjang justru merusak
liver. Obat-obatan jenis ini sebetulnya sangat aman bila digunakan pada jangka pendek atau sekali2 saja,
karena sebelum digunakan pada manusia telah melalui serangkaian uji toksisitas klinis.
FYI sebenarnya liver memiliki kemampuan yang bagus untuk "meregenerasi" atau meremajakan selnya,
jadi kalau suatu saat liver terpapar senyawa yang membebani dia akan segera cepat "menetralkannya",
cuma masalahnya kalau liver terus2an terpapar kecepatan regenerasi selnya kalah cepat dengan proses
perusakannya, kita aja manusia kalau nggak istirahat aja "gempor" apalagi liver.
Orang2 yang sudah mengalami kemunduran fungsi liver LEBIH SULIT DIKONTROL KADAR
KOLESTEROLNYA BILA TANPA DIBANTU OBAT. Sebagian besar kasus akan seumur hidup minum
obat penurun kolesterol, modifikasi diet dan pola hidup biasanya sudah kurang efektif lagi (soalnya sudah
telat).

8. Liver bisa juga "dipaksa" memproduksi kolesterol lebih banyak, yani dengan RANGSANGAN
INSULIN.
Tapi sebelum kita bahas lebih jauh kita harus tahu dulu jenis2 karbohidrat. FYI karbohidrat itu ada 3
macam yakni : SERAT, KARBO SEDERHANA, dan KARBO KOMPLEKS
SERAT (fiber), karbohidrat jenis ini tidak dapat dicerna apalagi diserap karena bentuknya serat, jadi tidak
ngefek ke insulin, contonhnya karbohidrat pada sayuran dan kulit buah, ingat ya kulit buah bukan isi
buahnya.
KARBOHIDRAT SEDERHANA (bentuk yang mudah diserap), jenisnya ada 2, pertama adalah yang
langsung diserap tanpa diproses contohnya kelompok gula, seperti gula pasir, madu, gula aren, dan semua
jenis gula. Kedua perlu proses tapi tidak lama karena kandungan fiber / seratnya sedikit, contohnya tepung
olahan, nasi putih, ketan putih dan makanan yang manis2 lainnya termasuk buah2an dan jus dengan indeks
glikemik tingi),
KARBOHIDRAT KOMPLEKS (karbohidrat yang nggak bisa langsung diserap), karbohidrat jenis ini
perlu waktu lama dan harus diproses terlebih dahulu menjadi karbohidrat sederhana agar bisa diserap
karena masih bercampur dengan serat, contohnya karbohidrat pada beras merah, oat, gandum utuh, wortel,
alpukat dan kacang2an.
Penjelasan 3 jenis Karbohidrat sila baca di http://www.diabetes.org/…/under…/types-of-
carbohydrates.html
Setiap kita makan yang mengandung karbohidrat (kecuali yang jenis serat) pasti akan merangsang sel beta
pankreas memproduksi insulin. Insulin berguna membantu penyerapan karbohidrat oleh sel tubuh.
Sila lihat di : Insulin Resistance and Lipid Disorders https://www.medscape.com/viewarticle/584885_1
Semakin kita banyak mengkonsumsi karbohidrat sederhana (terutama yang langsung diserap seperti gula)
maka semakin cepat pula produksi hormon inslulin oleh pankreas.
Celakanya, insulin ini nantinya juga bekerja di liver, insulin merangsang liver untuk mengubah kelebihan
gula dalam darah menjadi cadangan energi bentuk lain yakni lemak (melalui siklus asam sitrat).
Oleh liver gula yang berlebih tadi akan diubah menjadi kolesterol terutama jenis Triglycerida (TG),
celakanya lagi proses ini pun akan menurunkan produksi HDL (kolesterol yang baik). HDL berfungsi
“menarik kembali” kolesterol jahat seperti LDL ke liver, supaya tidak lama-lama beredar di pembuluh
darah.
HDL yang rendah menyebabkan LDL semakin lama beredar di pembuluh darah, kita tahu kalau LDL yang
tinggi dalam pembuluh darah berpeluang “menempel” dan membentuk sumbatan di pembuluh darah.
Maka tidak heran pada orang yang banyak karbohidrat sederhana, seperti makan manis yang mengandung
banyak gula, kue, dan sejenisnya akan memiliki kadar kolesterol TG dan LDL-nya tinggi, sementara HDL
tetap atau malah turun.
Bagi yang belajar biologi ingat lagi "siklus asam sitrat" atau "siklus kreb"...PRINSIP PENGELOLAAN
MAKRONUTRIENT DI DI TUBUH, YAKNI LEMAK BISA DIBUAT DARI KARBOHIDRAT,
KARBOHIDRAT BISA DIBUAT DARI LEMAK DAN PROTEIN, begitu seterusnya, semua bisa saling
membuat satu dengan lainnya. Jadi meskipun nggak makan lemak tapi berlebihan karbohidrat tetap saja
kolesterolnya tetap tinggi.
Sila baca di https://www.nature.com/…/nutrient-utilization-in-humans-met…#
Catatan :
Efek ini tidak akan terlihat jelas kalau kita memeriksa kolesterol pakai alat cek “rumahan” seperti yang
banyak di jual di toko alkes, sebab alat cek “rumahan” umumnya hanya menghitung kadar kolesterol total,
pun paling banter TG.
Coba perhatikan persamaan kolesterol total berikut :
Rumus kolesterol total = LDL + HDL + (trigliserida/5).
Misalnya, jika Anda memiliki LDL 100 mg/dl, HDL 60 mg/dl, dan trigliserida 150 mg/dl, maka kolesterol
totalnya =100 + 60 + (150/5) = 190 mg/dl
Dari rumus di atas kita tahu, kalau kita cek kolesterol pakai alat rumahan dan hasilnya tinggi belum tentu
berbahaya, karena yang kita lihat cuma totalnya saja, bisa saja kolesterol totalnya tinggi tapi ternyata LDL-
nya rendah dan HDL-nya yang tinggi. Padahal yang menjadi patokan bagus tidaknya kadar kolesterol
darah kita adalah kita adalah nilai masing LDL, TG dan HDL.
Untuk mengetahui secara rinci harus cek di laboratorium.
Sebagai tambahan LDL pun ada 2 jenis lho ya, yaitu LDL-c dan LDL-p. LDL-p lebih berbahaya
ketimbang LDL-c, sebab LDL-p inilah yang melekat di pembuluh darah. Untuk detailnya kita nggak usah
bahas disini ya, nanti kepanjangan...hehehe...
Yang mau referensi sila baca aja di sini ya : Otvos JD, et.al. Clinical Implications of Discordance Between
LDL Cholesterol and LDL Particle Number. J Clin Lipidol. 2011. Mar–Apr; 5(2): 105–113. doi:
10.1016/j.jacl.2011.02.001 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21392724

9. Tidak semua jenis lemak terbukti menaikkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol
baik).
FYI lemak itu ada 3 jenis yaitu Trans, Jenuh (saturated), dan Tak Jenuh (unsaturated).
HANYA LEMAK TRANS YANG TERBUKTI BERBAHAYA karena dapat merangsang perubahan
LDL-c menjadi LDL-p yang lebih “ganas”.

10. LEMAK TRANS. Inilah lemak yang berbahaya, yaitu lemak hasil olahan pabrik atau makanan cepat
saji, seperti lemak dari margarine, sosis, kornet, nugget, fast food, dan GORENGAN DENGAN MINYAK
YANG RUSAK.
Selama menggoreng dengan cara yang benar dan dengan minyak yang masih baik insya Allah kadar lemak
trans pada gorengan tidak akan banyak, sehingga tidak masalah kalau kita konsumsi. Yang jadi masalah
bila proses penggorengan dan mutu minyak yang digunakan tidak baik.
FYI tentang minyak goreng bagus dan cara menggoreng yang benar telah kami bahas sebelumnya
di.... https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211853222627956&id=1292186698
Lemak jenis trans ini sifatnya "berbahaya" karena terbukti meningkatkan LDL jenis LDL-p yang
partikelnya kecil dan lebih mudah melekat di dinding pembuluh darah sekaligus menurunkan produksi
HDL.
Sehingga wajar dalam peneltian disimpulkan bahwa konsumsi lemak trans terbukti meningkatkan resiko
penyakit jantung dan pembuluh darah (termasuk stroke).
Lebih jelasnya sila baca : Brouwer IA, et.al. Effect of Animal and Industrial Trans Fatty Acids on HDL
and LDL Cholesterol Levels in Humans – A Quantitative Review. PLoS One. 2010; 5(3): e9434.
Published online 2010 Mar 2. doi: 10.1371/journal.pone.0009434 http://journals.plos.org/plosone/article…

13. LEMAK JENUH (saturated fat). Lemak ini kalau dikonsumsi wajar maka sifatnya "netral" alias nggak
apa2, sehingga nggak ada dasar buat melarangnya.
Contoh makanan yang yang banyak mengandung lemak jenuh adalah daging, telur, susu, keju, minyak
sawit, minyak kelapa, seafood dan santan.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kuat anatara konsumsi lemak jenuh
dengan kejadian penyakit jantung dan pembuluh. Kalaupun ada penelitian yang menyebutkan korelasinya
masih tidak signifikan.
STUDI I :
----------
“A meta-analysis of prospective epidemiologic studies showed that there is no significant evidence for
concluding that dietary saturated fat is associated with an increased risk of CHD or CVD. More data are
needed to elucidate whether CVD risks are likely to be influenced by the specific nutrients used to replace
saturated fat.”
Sila baca : Siri-Tarino PW. Meta-analysis of prospective cohort studies evaluating the association of
saturated fat with cardiovascular disease. Am J Clin Nutr. 2010 Mar;91(3):535-46. doi:
10.3945/ajcn.2009.27725. Epub 2010 Jan 13. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20071648
STUDI II
---------
“Current evidence does not clearly support cardiovascular guidelines that encourage high consumption of
polyunsaturated fatty acids and low consumption of total saturated fats.”
Sila baca : Chowdhury R, et.al. Association of dietary, circulating, and supplement fatty acids with
coronary risk: a systematic review and meta-analysis. Ann Intern Med. 2014 Mar 18;160(6):398-406. doi:
10.7326/M13-1788 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24723079
STUDI III
----------
“Available evidence from adequately controlled randomised controlled trials suggest replacing SFA with
mostly n-6 PUFA is unlikely to reduce CHD events, CHD mortality or total mortality. The suggestion of
benefits reported in earlier meta-analyses is due to the inclusion of inadequately controlled trials. These
findings have implications for current dietary recommendations.”
Sila baca : Hamley S. The effect of replacing saturated fat with mostly n-6 polyunsaturated fat on coronary
heart disease: a meta-analysis of randomised controlled trials. Nutrition
Journal201716:30 https://doi.org/10.1186/s12937-017-0254-5

Bahkan riset terakhir tentang telur mematahkan "mitos" tentang bahaya kuning telur, konsumsi telur setiap
hari tidak meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh, justru bermanfaat bagi kesehatan...
Sila lihat : Qin C, Lv J, Guo Y, et al. Associations of egg consumption with cardiovascular disease in a
cohort study of 0.5 million Chinese adults. Heart Published Online First: 21 May 2018.
doi:10.1136/heartjnl-2017-312651 https://heart.bmj.com/…/ear…/2018/04/17/heartjnl-2017-312651 dan
Rong Y, et.al. Egg consumption and risk of coronary heart disease and stroke: dose-response meta-analysis
of prospective cohort studies. BMJ 2013; 346 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.e8539

KENAPA LEMAK JENUH SIFATNYA "NETRAL" ?


Karena kalau kita makan lemak jenuh memang LDL dalam darah akan naik tapi akan diikuti pula dengan
kenaikan HDL, jadi "imbang", sebab HDL akan mempercepat penyerapan kembali LDL ke liver jadi
efeknya "netral".
Pun kalau LDL naik, yang meningkat adalah LDL-c bukan LDL-p. Sehingga walaupun LDL-c naik
apalagi disertai HDL yang juga naik menjadikannya belum tentu berbahaya.
Sila baca : Saturated Fat and CAD: It's Complicated https://www.medscape.com/viewarticle/839360

TAPI, CARA MENGOLAH YANG SALAH BISA MERUSAK “KENETRALANNYA”...


Perlu diingat baik2, lemak jenuh bisa menjadi lemak trans yang berbahaya selama pengolahan. Sebagai
contoh adalah digoreng dan dibakar.
Daging berlemak (termasuk kulit ayam) bila pengolahannya tidak baik (seperti digoreng dengan minyak
yang jelek atau cara goreng yang tidak baik) atau dibakar akan mengakibatkan pembentukan lemak trans.
Adapun banyak sedikitnya lemak trans yang terbentuk selama pengolahan sangat tergantung dari metode
pemasakannya.
Digoreng apalagi yang dibakar sampai muncul gosong adalah pilihan yang harus dibatasi.
Akan lebih aman untuk lemak jenis ini dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis.
Sila baca : Gadiraju, T. V., Patel, Y., Gaziano, J. M., & Djoussé, L. (2015). Fried Food Consumption and
Cardiovascular Health: A Review of Current Evidence. Nutrients, 7(10), 8424–
8430. http://doi.org/10.3390/nu7105404

BAGAIMANA DENGAN SEAFOOD?


Seafood termasuk ikan, udang, kepiting dan kerang mengandung lemak jenuh lebih sedikit dibanding
daging, telur dan susu.
Sehingga para ahli mengatakan pendapat bahwa seafood itu pantangan bagi penderita kolesterol tinggi
adalah "mitos". Justru kita ketahui kalau seafood adalah sumber minyak Omega 3 yang sangat baik buat
pembuluh darah.
So nggak usah khawatir dengan seafood karena seafood kaya akan protein yang menyehatakan, sayang
kalau tidak dikonsumsi.
Hanya PERLU DICATAT, seafood bagi sebagian orang dapat menaikkan kadar asam urat, seafood juga
mengandung zat alergi bagi sebagian orang, dan kita juga perlu waspasa dengan kandungan "logam berat"
pada seafood, sebab seafood jenis kerang dan ikan mackerel berpotensi tercemar "logam berat" di
habitatnya di lautan.
So, kalau soal seafood yang jadi masalah bukan lemak tapi asam urat, alergi dan logam berat.
Sila baca : European Food Safety Authority : Scientific Opinion on health benefits of seafood (fish and
shellfish) consumption in relation to health risks associated with exposure to
methylmercury https://efsa.onlinelibrary.wiley.com/…/10.…/j.efsa.2014.3761

LALU KENAPA ADA ORANG YANG MAKAN SEAFOOD KOLESTEROLNYA NAIK?


Kalau yang dimakan cuma seafoodnya doang, tanpa nasi dan minumnya air putih saja insya Allah
kolesterol nggak akan naik.
Tapi kalau makan seafood pakai nasi yang banyak, minum es teh manis atau es jeruk manis, belum lagi
ditambah saus asam manis sudah jelas kolesterolnya akan naik.
Kan sudah kita bahas sebelumnya kalau konsumsi karbohidrat sederhana (nasi, saus manis dan minuman
manis) dapat meningkatkan produksi kolesterol darah, terutama TG dan menurunkan HDL. Lemak bisa
dibentuk dari karbohidrat melalui jalur asam sitrat dengan rangsangan dari hormon insulin.

LALU KENAPA ADA ORANG MAKAN SEAFOOD TEKANAN DARAHNYA NAIK DAN ADA
YANG STROKE?
Ini sangat kasuistik alias sangat jarang terjadi, ini hanya terjadi pada orang hipertensi yang sensitif garam
(sodium), ingat ya tidak semua orang hipertensi karena sensitif dengan garam (sodium).
Secara garis besar seafood ada 2 jenis yaitu “bercangkang” dan “tidak bercangkang”.
Seafood yang "bercangkang" seperti kepiting, udang dan lobster mengandung sodium tinggi, bila dimasak
dengan tambahan garam maka jelas "over sodium" nah bagi orang hipertensi yang sensitif pada sodium
sebaiknya berhati2...Kalau kepingin boleh dimakan tapi tidak boleh banyak dan memasaknya tidak perlu
ditambahin garam lagi.
Sedangkan seafood jenis ikan justru sebaliknya, kaya potasium yang aman bagi penderita hipertensi.

14. LEMAK TAK JENUH. Inilah lemak paling sehat dan bila dikonsumsi banyak justru menyehatkan.
Konsumsi lemak jenis ini terbukti menurunkan LDL, menaikkan HDL dan menurunkan resiko penyakit
jantung dan pembuluh darah.
Lemak sehat ini banyak dijumpai pada tumbuh2an seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak biji2an
(minyak bunga matahari, minyak jagung dan zaitun)
KUNCINYA : Kurangi Konsumsi Gula & Lemak Trans
--------------------------------------------
Konsumsi gula atau karbohidrat sederhana merangangsang percepatan produksi kolesterol darah terutama
jenis TG dan LDL, tapi menurunkan kadar HDL darah.
Maka dibanding lemak jenuh apalagi lemak tak jenuh, karbohidrat sederhana jauh lebih berbahaya.
Terbukti dalam berbagai riset konsumsi gula dan karbohidrat sederhana meningkatkan resiko terkena
penyakit jantung dan pembuluh darah lebih tinggi dibanding lemak, bahkan dibanding dengan jenis lemak
trans (lemak berbahaya) sekalipun.
Sila baca : Yang Q, et.al. Added sugar intake and cardiovascular diseases mortality among US adults.
JAMA Intern Med. 2014 Apr;174(4):516-24. doi:
10.1001/jamainternmed.2013.13563. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24493081 dan Krauss RM,
et.al. Separate effects of reduced carbohydrate intake and weight loss on atherogenic dyslipidemia. Am J
Clin Nutr. 2006 May;83(5):1025-31; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16685042
KESIMPULAN
---------------------
1. Meski makanan kurang mempengaruhi kadar kolesterol darah, tetap lakukanlah pengaturan pola diet,
yaitu dengan menghindari atau meminimalkan konsumsi "lemak trans" dan karbohidrat sederhana
(terutama gula).

2. Karbohidrat sederhana seperti gula, tepung dan beras putih justru yang harus lebih dibatasi ketimbang
mengurangi lemak jenuh apalagi lemak tak jenuh, karena karbohidrat sederhana dapat merangsang
pembentukan kolesterol tubuh lebih banyak, sementara lemak jenuh cenderung "netral".

3. YANG TIDAK SEHAT DAN HARUS DIBATASI KETAT.


- Karbohidrat sederhana (gula, tepung olahan, nasi putih, kue, syrup, dan jus buah yang manis)
- Lemak trans (gorengan dari minyak yang rusak, produk olahan pabrik seperti kornet, nuget dan sosis,
margarin, krimer olahan seperti pada ice cream dan kue tart, fastfood).
Kelebihan konsumi karbohidrat sederhana termasuk gula oleh liver akan diubah menjadi kolesterol
terutama jenis TG dan mengurangi produksi HDL.
Sedangkan lemak trans menyebabkan perubahan LDL-c menjadi LDL-p semakin cepat. Kesemuanya
adalah pemicu gangguan jantung dan pembuluh, banyak riset yang membuktikan hal ini.

4. YANG SIFATNYA NETRAL SILAHKAN DIKONSUMSI ASAL SESUAI ATURAN.


- Lemak jenuh dari daging merah (sapi, kambing, kelinci dsb).
- Lemak susu, keju, dan telur
- Lemak jenuh daging unggas (ayam, bebek, dan burung)
- Seafood jenis bercangkang (udang, kepiting, lobster, kerang)
Pengolahan lemak jenis ini lebih aman dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis. Kalau
digoreng pastikan caranya benar dan minyaknya masih bagus, kalau dibakar usahakan jangan sampai
terbentuk gosong.

5. YANG SEHAT DAN KONSUMSINYA PERLU DIUTAMAKAN BAHKAN DIPERBANYAK


- Seafood jenis ikan (tuna, cod, salmon, mackerel, dsb)
- Karbohidrat kompleks (Gandum utuh, beras merah, oat, dan biji2an dengan kulitnya)
- Lemak tak jenuh (kacang2an dan alpukat)
- Serat / fiber (sayuran buah tidak manis seperti berry, strawberry, tomat, dan sebagainya).
4. Selalu gunakan selalu panduan "Piring Makan", dimana dalam 1 piring berisi :
- 1/4 adalah makanan pokok seperti nasi putih, kentang dan roti,
- 1/2 piring adalah sayur, buah, protein nabati (tahu tempe) serta lemak tak jenuh
- 1/4 nya lagi lemak jenuh dan tak jenuh (daging, telur atau seafood)

5. Untuk meminimalkan resiko hipertensi saat makan seafood sebaiknya kurangi penggunaan garam.
Kalau masakan kurang gurih malah lebih baik ditambahi penyedap rasa / micin daripada menambah garam
dan gula lagi...sila baca argumennya di tulisan
kami https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211046928351103

6. Karena pengaruh makanan pada penambahan kolesterol darah cuma 15-20 % maka mengandalkan diet
saja tidak cukup. Kita masih perlu menambahkan beberapa hal yaitu :
OLAHRAGA RUTIN, karena olahraga dapat memperbaiki fungsi liver sekaligus menaikkan produksi
HDL (kolesterol baik).
Sila baca : Skoumas J, et.al. Physical activity, high density lipoprotein cholesterol and other lipids levels,
in men and women from the ATTICA study. Lipids in Health and
Disease20032:3 https://doi.org/10.1186/1476-511X-2-3
Jenis olahraga apa saja bisa dibaca di tulisan kami sebelumnya... https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211558945031200&id=1292186698
TIDUR YANG CUKUP dan tidak bergadang, karena saat tidur regenerasi sel berlangsung, termasuk di
liver.
MENGURANGI RESISTENSI INSULIN yaitu dengan program penurunan berat badan (bila Anda
obesitas) dan mengurangi konsumai gula dan karbohidrat sederhana (seperti tepung gandum dan nasi
putih).
"MEMBARENGKAN" KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK DENGAN SERAT. Misalnya kalau
makan daging atau gorengan dibarengi dengan sayur-sayuran. Serat yang bercampur dengan makanan
tinggi lemak membantu mengurangi penyerapan lemak oleh usus.

7. Kalau cara2 di atas sudah dilakukan, namun hasilnya tetap negatif mungkin Anda perlu memeriksakan
diri lebih lanjut.
Apakah Anda penderita kelainan genetik (familial)...?
Apakah fungsi liver menurun (misalnya anda perokok atau peminum alkohol, ada kemungkinan fungsi
livernya sudah tidak bagus)...?
Apakah Anda memiliki mengalami resistensi insulin atau diabetes (karena kolesterol darah juga
berhubungan dengan resistensi insulin)...?
Jika ya, maka mau tidak mau dokter akan menyarankan penggunaan obat pengontrol kolesterol darah.
Obatnya bermacam2 tergantung kondisi pasien.
Wallahu a'lam...
Semoga bermanfaat
Salam sehat...

Lebaran : jangan lupakan obat...


Bawalah 4 tablet Aspilet dalam dompet Anda...
---
Bukan menakuti...
Beberapa pasien kami yang memiliki penyakit "menahun" pembuluh darah, seperti hipertensi
dan kolesterol tinggi (dyslipidemia), penyakit metabolik seperti diabetes ada yang
"menyepelekan" pesan ini akhirnya mendapat serangan jantung dan stroke pasca Ramadhan...
"Anda boleh ketinggalan oleh2 atau baju lebaran, tapi tidak boleh ketinggalan obat. Ketinggalan
oleh2 bisa diganti "amplop lebaran", ketinggalan baju masih bisa pakai baju yang lama. Tapi
kalau Anda ketinggalan obat, boleh jadi Anda yang akan "TERTINGGAL" selama2nya..."
KENAPA?
--------------
1. Obat yang diminum untuk penyakit2 "menahun" seperti hipertensi, kolesterol dan diabetes
perlu selalu ingat, obat2 itu BUKAN MENYEMBUHKAN, obat2 itu diminum hanya untuk
mengontrol supaya semuanya setap stabil (ya tekanannya, kolesterol dan gula darahnya).

2. Jika Anda setelah sekian lama minum obat dan selama itu "semuanya normal" (tekanan darah
normal, kolesterol dan gula darah terjaga) maka ingatlah lagi "SEMUA TERKONTROL KARENA
OBAT YANG DIMINUM.
Jadi begitu Anda tidak minum obat, maka "pengontrol" itu tidak ada lagi. Mungkin sekali dua kali
Anda lupa atau tidak minum obat tak masalah, namun jika berlarut maka bersiaplah semua
kembali "menyerang"...

3. Saat berlebaran hampir dipastikan Anda akan mengalami "kelelahan dan emosi" selama
perjalanan mudik, "kesibukan" selama bertamu dan menerima tamu, minimnya waktu istirahat,
dan pola makan yang tak teratur dengan menu dan porsi yang tak biasa...
Semua kondisi itu MEMBEBANI TUBUH terutama jantung, sekali Anda lewat dan menyepelekan
jadwal minum obat2 rutin Anda selama ini kami khawatir akan keselamatan jiwa Anda.
Studi telah menunjukkan peningkatan kasus "serangan jantung" yang signifikan selama lebaran
(hari raya 'idul fithri), terutama di hari ke-2 s.d ke-4. Maka waspada itu penting.
Sila lihat : Zubaid M, Thalib L, Suresh CG. Incidence of acute myocardial infarction during Islamic
holiday seasons. Eur. J. Epidemiol. 2006;21:191–
195 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16547833
SARAN KAMI
--------------------
1. Persiapkan obat rutin Anda dengan baik. Pastikan sudah dicadangkan dalam tas traveling
Anda.
2. Mintakan resep dokter atau copy resep lalu simpan di dompet Anda, sebagai persiapan kalau
perlu "menebus" di tempat Anda mudik.
3. Jika memungkinkan, manfaatkan "rest area" selama mudik untuk beristirahat, dan manfaatkan
pula beberapa posko kesehatan untuk memeriksa kesehatan Anda.

4. Beberapa pasien dengan diagnosa jantung koroner, pasca serangan jantung, atau mereka
yang beresiko besar mengalami serangan jantung kami sarankan untuk menyimpan obat Aspirin
atau Aspilet tablet kunyah minimal 2 - 4 tablet di dompet.
Obat ini harus diminum segera saat serangan jantung terjadi. SEMAKIN CEPAT DIMINUM
SEMAKIN BESAR HARAPAN ANDA SELAMAT.
Dosis yang harus diminum saat serangan jantung adalah 162,5 mg s.d 325 mg (kurang lebih
setara dengan 2 - 4 tablet Aspilet 80mg)
Kami sarankan pilih Aspilet yang jenis tablet kunyah agar lebih mudah ditelan saat serangan.
Ingatkan keluarga Anda bahwa ada obat Aspilet yang harus diminum dalam dompet ketika
serangan, supaya mereka bisa turut membantu.
"There is high-quality evidence demonstrating benefit of aspirin administration in improving
mortality among patients with an acute myocardial infarction (MI). This reduction in long-term
mortality is greatest when the aspirin is administered early." (Savino PB, et. al, 2015)

5. Jika serangan jantung terjadi, setelah Anda minum aspilet segera bawa ke Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit terdekat.
Wallahu a'lam
Selamat mudik dengan sehat...

Bacaan :
Aspirin and your heart: Many questions, some answers. Taking an aspirin can protect you from
heart attack, blood clots and more. https://www.health.harvard.edu/…/aspirin-and-your-heart-man…
Aspirin for heart attack: Chew or swallow? Immediate first aid works to minimize blood clotting
triggered by plaque ruptures https://www.health.harvard.edu/…/aspirin-for-heart-attack-c…
Savino PB, et. al. Chest Pain of Suspected Cardiac Origin: Current Evidence-based
Recommendations for Prehospital Care. West J Emerg Med. 2015 Dec; 16(7): 983–995.
Published online 2015 Dec 11. doi:
10.5811/westjem.2015.8.27971 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4703143/…
O’Connor RE, Bossaert L, Arntz HR, et al. Part 9: Acute coronary syndromes: 2010 International
Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science
With Treatment Recommendations. Circulation. 2010;122:S422–
65. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20956257
O’Gara PT, Kushner FG, Ascheim DD, et al. 2013 ACCF/AHA guideline for the management of
ST-elevation myocardial infarction: executive summary: a report of the American College of
Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines.
Circulation. 2013;127:529–55. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23247303
Freimark D, Matetzky S, Leor J, et al. Timing of aspirin administration as a determinant of
survival of patients with acute myocardial infarction treated with thrombolysis. Am J Cardiol.
2002;89:381–5.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11835915
Obat mabuk perjalanan...
Selain Anti** (Dimenhydrinate)
---
Beberapa pelanggan apotik kami bertanya, "Adakah obat mabuk perjalanan yang lebih manjur
dari Dimenhydrinate (Anti**)...?"
Sebelum kesana ada baiknya kita ikuti beberapa tips mencegah mabuk perjalanan...secara
ringkas dan enak dibaca di https://www.google.co.id/…/Mengatasi-Mabuk-Kendaraan%3famp=1
Cara2 non obat seperti itu harus dilakukan, karena mabuk perjalanan itu penyebabnya
"kompleks", dan sangat individual tergantung "kebiasaan" tiap orang.
Semakin sering menggunakan kendaraan dan tarveling insya Allah tubuh jadi lebih terlatih dan
mampu ber-adaptasi tidak lagi "mabukan" di perjalanan.
Sedangkan untuk obat mencegah mabuk perjalanan (atau istilah kerennya "motion sickness")
juga bisa dicoba, meski nggak jamin 100% pasti manjur lho ya...
Kalau biasanya Anda minum Anti** masih mabuk juga nggak ada salahnya Anda menggunakan
obat jenis lain yang sedikit lebih "ampuh".
Pada beberapa penelitian menunjukkan beberapa obat selain Dimenhydrinate ternyata lebih
manjur alias memberikan efek yang lebih baik.
OBATNYA APA SAJA?
----------------------------------
Kalau kita baca journal2 di luar negeri sono, yang terbukti paling manjur mencegah mabuk
perjalanan adalah "Scopolamine"...bentuknya seperi koyo yang ditempel di kulit, obatnya akan
meresap perlahan dan bertahan sekitar 6 jam.
Ada juga "Scopolamine" yang diminum dalam bentuk tablet juga injeksi.
Sayangnya obat ini mungkin di Indonesia baru sebatas teori, soalnya obat jenis ini nggak ada di
Indonesia, coba aja keliling apotik, yang ada paling2 produk2 impor yang sebagiannya tidak
resmi.
Kalau mau beli sila cek saja di website e-commerce macam Alibaba dan Amazon dengan kata
kunci "Scopolamine patch"...pasti banyak tuh...
Terus ada nggak selain itu?
Ada tapi di Indonesia obat ini termasuk obat resep dokter, jadi tidak dijual bebas.
Makanya, sebelum berangkat "mudik" atau perjalanan jauh sebaiknya Anda mintakan resep
dokter obat2 jenis ini, katakan pada dokter kalau Dimenhydrinate sudah nggak mempan buat
Anda...
Berikut 2 macam pilihan obat yang insya Allah lebih "manjur"...
1. Pilihan pertama adalah Cinnarizine.
Obat ini bentuknya tablet, bisa diminum anak maupun dewasa. Di Amerika obat ini nggak
tersedia makanya jarang dibahas dalam journal di USA, tapi di UK dan Eropa ini umum
digunakan termasuk di Asia.
Di Indonesia cinnarizine diproduksi dalam dosis 25mg.
Cinnarizine tidak untuk anak di bawah 5 tahun, jadi untuk balita tidak dianjurkan, pilihan buat
balita paling aman hanya Dimenhydrinate dan Promethazine, karena keduanya aman diberikan
untuk anak mulai 2 tahun ke atas.
Dosis cinnarizine untuk anak 5 - 12 tahun adalah 1/2 tablet, diminum 1 jam sebelum perjalanan,
dan bisa diulang setiap 8 jam.
Untuk anak 12 tahun dan orang dewasa 1 tablet, diminum juga 1 jam sebelum perjalanan, bisa
diulang setiap 8 jam.
Cinnarizine tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui, orang yang punya gangguan
Parkinson, dan depresi. Karenanya sebelum meresepkan obat ini dokter akan memeriksa
apakah aman buat Anda atau tidak.

2. Pilihan kedua adalah Promethazine.


Sebenarnya obat ini termasuk jenis antialergi yang banyak digunakan dalam obat batuk.
Namun karena memiliki efek "ngantuk" dan "menstabilkan syaraf keseimbangan", beberapa
dokter termasuk dokter kandungan ada yang meresepkannya sebagai pencegahan mual
muntah.
Promethazine dapat digunakan pada anak mulai usia 2 tahun sampai dewasa. Dosisnya saja
yang diatur lebih lanjut...
Nah, semoga buat teman2 ini bisa jadi tambahan referensi tentang obat anti mabuk perjalanan.
Sila berkonsultasi dengan dokter dan apoteker Anda... 😉
Btw, saya lampirkan video acupressure (pijat refleksi) untuk membantu mengurangi mabuk
selama perjalanan.
Atau kalau mau yang praktis sila dicoba, saat ini banyak dijual gelang acupressure untuk
mencegah mabuk perjalanan.
Memang efektifitas acupressure dalam pencegahan mual muntah termasuk mabuk perjalanan
masih dalam perdebatan, dalam beberapa riset menunjukkan manfaat namun beberapa lainnya
tidak.
Cuma karena ini sama sekali tidak berbahaya, nggak ada salahnya untuk dicoba, siapa tahu
untuk Anda "manjur".
Wallahu a'lam.
Selamat mudik
Taqabbalallahu minna waminkum...
Bacaan :
1. Schmäl F. Neuronal Mechanisms and the Treatment of Motion Sickness. Pharmacology
2013;91:229-241 https://doi.org/10.1159/000350185
2. Pingree BJ, et al. A comparison of the efficacy of cinnarizine with scopolamine in the treatment
of seasickness. Clinical Trial. Aviat Space Environ Med. 1994 Jul;65(7):597-605.
3. Spinks A, et al. Scopolamine (hyoscine) for preventing and treating motion sickness. Review
article. Cochrane Database Syst Rev. 2011 Jun 15;(6):CD002851. doi:
10.1002/14651858.CD002851.pub4.
4. Gil A, et al. A comparison of cinnarizine and transdermal scopolamine for the prevention of
seasickness in naval crew: a double-blind, randomized, crossover study. Randomized controlled
trial. Clin Neuropharmacol. 2012 Jan-Feb;35(1):37-9. doi: 10.1097/WNF.0b013e31823dc125.
5. Brainard A, et.al. Prevention and Treatment of Motion Sickness. Am Fam Physician. 2014 Jul
1;90(1):41-46.
6. Lee EJ, et.al. The Efficacy of Acupressure for Symptom Management: A Systematic Review. J
Pain Symptom Manage. 2011 Oct; 42(4): 589–603. Published online 2011 Apr 30. doi:
10.1016/j.jpainsymman.2011.01.007
7. Video WebMD di https://youtu.be/uk6Xic5_u7s
8. Video acupressure di https://youtu.be/KcZs6BYFyTo
TBC merenggut nyawa mereka...
----
Malam itu datanglah sepasang suami istri dengan bayinya yang kelihatan kurus...
“Mas adakah vitamin yang bagus buat anak saya?”, tanya si Bapak
“Maaf, umur sama berat badan anaknya berapa Pak?”
“12 bulan, cuma 6,5 kg...”, jawabnya
“ASI sama makannya gimana?”
“Makannya memang agak malas tapi nyusunya masih kuat...”, katanya lagi
“Lho kenapa nggak dibawa ke Puskesmas?”
“Sudah ke Puskesmas, dari sana dikasi biskuit, obat turun panas sama racikan dibungkus....”
JREEENG....INGAT SELALU!
Setiap ada bayi yang :
- gagal naik berat badannya (berat badan turun),
- malas makan, 
- lemes, 
- demam tingkat sedang (37,5 – 38,5 C) yang berkepanjangan (misalnya hampir 1 bulan), 
- sering berkeringat di malam hari
SEGERA CURIGA TBC..., walaupun si bayi tidak batuk sama sekali.
Makanya untuk kasus semacam ini kita harus menyarankan pasien balik lagi ke Puskesmas.
Tanyakan kepada mereka status imunisasinya gimana? Lengkap apa tidak? Terutama BCG.
Saya sendiri miris ternyata masih kami temui beberapa orang dengan keluhan macam ini
ternyata “belum sadar vaksin”.
Masih ada ibu setelah melahirkan yang kontrol “hanya buat dirinya” namun lupa dengan bayinya.
Bahkan ada yang kami temui orang yang tergolong “mapan” secara ekonomi pasca persalinan si
ibu kontrol lagi ke dokter kadungan, TAPI ANAKNYA NGGAK DIKONTROL ke dokter anak atau
posyandu.
Kalau sudah begini pasti otomatis bakal kelewatan jadwal imunisasi si bayi...apalagi mereka
yang sengaja “nggak mau imunisasi” parah lagi...lha wong yang sudah vaksin aja masih bisa
kena TBC apalagi yang nggak.
Seperti pasangan suami istri ini...
“Anaknya sudah pernah vaksin BCG?”
“Belum pernah...”
“Subhanallah Pak, kenapa nggak divaksin, padahal kalau sudah vaksin paling tidak mengurangi
resiko tertular TBC sampai 80%. Ini telat banget kalau mau vaksin BCG lagi, asal Bapak tahu,
bukannya saya nakut-nakutin, mudah-mudahan saya yang salah, saya curiga anak Bapak dan
Ibu ini terkena TBC...”
“Haaah? Masak Mas? Nggak ada batuk sama sekali kok anak saya ini, gimana bisa dibilang
TBC?”
“Bapak, Ibu, perlu diketahui gejala TBC pada bayi dan orang dewasa tidak sama, dari gejala
berat badan turun, lemes, sering keringat dingin malam hari sama demam ringan saja sudah
bisa dicurigai TBC... Jadi saya nggak mau ngasi vitamin apapun buat anak Bapak, pokoknya
besok balik lagi ke Puskesmas, bilang disuruh petugas apotek periksa TBC apa ndak
anaknya...janji ya Pak...”
“Ya, insya Allah...”
Singkat cerita, kami dapati kabar kalau si anak akhirnya memang benar2 didiagnosa TBC,
namun malang tak lama sejak dapat kabar itu kami dapat kabar lagi kalau si anak meninggal
dunia.
TBC TIDAK BISA DISEPELEKAN
--------------------------------------
Salah satu pelanggan apotek kami yang lain juga harus merelakan putranya yang SMA
meninggal dunia karena TBC.
Beberapa kali si Bapak ke apotek, awalnya nyari obat batuk buat si anak, katanya sudah hampir
sebulan batuk terus. Lalu kami sarankan ke dokter, dari hasil pemeriksaan fisik (bukan hasil
laboratorium) si anak mendapat resep obat yang mengandung antibiotik jenis Kotrimoxazole,
biasanya memang diberikan pada kasus2 infeksi pernafasan.
“Pak ini dokternya kasi antibiotik sudah yang bagus, kalau nanti setelah obatnya habis masih
batuk langsung periksa ke Spesialis Paru atau Puskesmas, takutnya kalau bukan batuk biasa.”
Si Bapak menyanggah, “Sudah kok, sudah pernah difoto juga katanya hasilnya negatif...”
“Negatif TBC kah Pak?”
“Ya, paru-parunya masih bagus aja katanya...”
“Betul Pak, mudah2an nggak apa2, cuma tetap saya sarankan kalau habis ini belum sembuh
pokoknya cek lagi ke Spesialis Paru atau Puskesmas...harus dicek dahaknya lagi. Mungkin
kemarin hasilnya negatif tapi siapa tahu kali ini positif, karena diagnosis TBC itu nggak gampang
apalagi cuma difoto, mungkin perlu 2 sampai 3 kali periksa dahak baru ketahuan. Makanya
idealnya kemarin setelah obat dari dokter sebelumnya habis tapi si anak masih batuk juga,
Bapak langsung balik lagi kontrol ke dokternya...”
Singkat cerita, bener si anak belum sembuh juga, akhirnya diperiksa lagi ke Spesialis Paru,
bahkan sampai diulang 2 kali, hasilnya positif TBC. Dokter memberikan obat TBC, namun belum
genap 1 bulan, sangking mungkin males makan si anak tambah sakit-sakitan.
Beberapa kali si Bapak ke apotik buat minta vitamin, kami katakan untuk sabar minum obat,
vitamin2 sifatnya cuma membantu melengkapi nutrisi, bukan mengobati.
Qadarullah, akhirnya si anak berpulang...
Sejak kejadian beberapa kasus itulah kenapa setiap ada orang ke apotek kami mengalami
keluhan batuk selalu jadi SOP untuk menanyakan:
Apakah batuk sudah lebih dari 2 minggu? 
Disertai berat badan menurun (susut terus), malas makan dan lemes?
Sering keringat dingin di malam hari?
Apalagi batuk disertai bercak darah dan demam sedang berkepanjangan...
SEGERA KE PUSKESMAS!!! 
TOSS TB....Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis
Wallahu a’lam
Salam sehat

Bacaan:
1. WHO : Tuberculosis (TB) http://www.who.int/tb/en/
2. TB Indonesia http://www.tbindonesia.or.id/
3. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 2014. Kementrian Kesehatan
RI http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-tb_2014.pdf
4. Medscape : Tuberculosis (TB) https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview
5. Pharmaceutical CareUntuk Penyakit Tuberkulosis. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan
Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI
2005 http://binfar.depkes.go.id/…/1309242859_YANFAR.PC%20TB_1.pdf
Makan sayur dan buah malah sembelit...
----
Banyak keluhan dari teman, pasien dan kolega mereka tuh ngikutin saran untuk banyakin diet
makan sayur dan buah, katanya bagus buat kesehatan, sampai hari2 konsumsi oat segala...
Tapi ternyata malah jadi sembelit, perut kembung (sebah), mules, tapi kalau BAB malah keluar
kaya (maaf) kotoran kambing...bulet2 dan keras...ini biasanya dilaporkan oleh pasien2 kami yang
baru mencoba diet vegetarian.
Padahal tadinya sebelum banyak makan serat tidak ada keluhan sembelit...
APA YANG SALAH...?
--------------------------------
Btw, saya nggak lagi membahas sembelit dan pengobatannya lho ya..., saya juga nggak lagi
ngebahas segudang manfaat makanan kaya serat seperti sayur dan buah.
Kali ini saya cuma fokus sama “serat” yang justru bikin sembelit dan gimana cara ngatasinya.
Secara umum kalau kita mengkonsumsi serat itu ada 2 hal yang harus jadi pegangan :
1. "SECUKUPNYA", artinya nggak kekurangan dan nggak kelebihan.
Kekurangan serat bikin sembelit, kebanyakan juga bikin sembelit tambah parah, bahkan dijamin
bakalan dapat 3 efek samping sekaligus yaitu "perut kembung" + "sembelit" + "sering kentut tak
tuntas"...
Untuk orang dewasa (14 - 50 tahun), asupan serat yang cukup adalah 25 gram setiap hari untuk
wanita dan 38 gram setiap hari untuk pria.
Untuk orang dewasa yang lebih tua dari 50 tahun, wanita membutuhkan 21 gram per hari dan
pria membutuhkan 30 gram setiap hari.
Asupan serat yang sangat tinggi, lebih dari 60 gram selain meningkatkan resiko sembelit juga
menurunkan penyerapan zat gizi (nutrisi) dari makanan, seperti kalsium, magnesium, zinc dan
zat besi.

2. KONSUMSI SERAT BERBANDING LURUS DENGAN ASUPAN CAIRAN, terutama air putih.
Serat ada 2 macam, "serat tidak larut air" dan "serat larut air".
SERAT TIDAK LARUT adalah serat makanan yang tidak larut dalam air. Serat ini tidak bisa
dicerna usus dan bakteri pembusuk, serat ini juga tidak menyerap air sehingga praktis hanya
“numpang lewat” di usus.
Serat ini berguna membantu melancarkan sisa makanan melewati saluran pencernaan kita,
sehingga secara teori serat ini bagus untuk mengatasi sembelit.

Adapun SERAT LARUT adalah serat makanan yang larut di dalam air, serat ini di usus akan
menyerap air dan membentuk semacam “jeli”.
Serat larut mengikat asam-asam lemak, ini bermanfaat membantu menurunkan kolesterol dan
memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah.
Sayangnya serat larut ini kalau kebanyakan atau kurang minum air malah bikin sembelit akibat
proses pembentukan “jeli” yang tak sempurna.
Nggak cuma itu serat ini akan dicerna oleh enzym dan difermentasi oleh bakteri usus yang efek
sampingnya menghasilkan gas.
Akibatnya semakin banyak serat jenis ini yang dimakan maka gas yang dihasilkan juga semakin
banyak, bahkan semakin lama serat jenis ini "ngendon" di usus juga makin banyak lagi gas yang
terbentuk, akibatnya perut terasa sebah, penuh dan kembung, sering kentut tapi tak tuntas.
Kalau gitu banyakin serat tak larut aja...???
Memang betul teorinya kalau sembelit kita banyakin aja konsumsi serat tak larut, tapi
masalahnya kita nggak bisa misah2-in serat-serat ini dari makanan.
Pasalnya setiap makanan kaya serat apakah itu sayur, buah dan oat pasti mengandung dua-
duanya (ada serat larut dan tak larut), hanya proporsinya yang beda.
Nah, satu-satunya cara supaya serat ini cepet keluar dari usus adalah menambah asupan
cairan. Kadar air yang cukup akan membantu mendorong serat keluar dari usus dengan lebih
mudah.
BIAR NGGAK SEMBELIT GARA2 SERAT
-------------------------------

1. Secara umum ada 3 intervensi non obat yang sering direkomendasikan kepada penderita
sembelit yaitu : banyakin makanan berserat, banyakin minum, dan aktifitas fisik (olahraga).

2. Dari ketiga itervensi tersebut yang paling bermanfaat pada penderita sembelit adalah
menambah asupan cairan. Memperbanyak makanan berserat saja dan aktifitas fisik tanpa
menambah asupan cairan justru memperparah sembelit.

3. Sangking terobsesinya seseorang dengan makanan berserat (sayur dan buah) kadang tidak
sadar kalau serat yang dikonsumsi sudah melebihi batas.
Tanda yang perlu diperhatikan adalah jika setelah kita banyak makan makanan beserat
kemudian mengalami sembelit itu tandanya sudah “overdosis” (umumnya dosis maksimal serat
adalah 60 gram / hari), turunkan sedikit konsumsinya sampai tidak sembelit lagi.
Biasanya kami sarankan kepada pasien untuk memeriksa “bentuk feses / kotoran” setiap kali
BAB dengan mengikuti “Bristol Stool Chart”. Sesuaikan gambar di tabel dengan bentuk kotoran,
jika normal berarti pola diet sudah optimal alias dosisnya sudah pas. (Lihat gambar)

4. Konsumsi air yang dianjurkan baik dari makanan dan minuman untuk orang dewasa laki-laki
adalah 3,5 – 3,7 liter ( sekitar 14 - 15 gelas), perempuan 2,5 – 2,7 liter (sekitar 11 - 12 gelas) per
hari. BUKAN 8 GELAS / HARI

5. Setiap kali kita mengkonsumsi makanan tinggi serat harus diikuti tambahan asupan cairan. Air
yang cukup akan membuat serat cepat membentuk “jeli” dan mempercepat pembuangan dari
usus (nggak lama-lama “ngendon” di usus).

6. Tetapkanlah jadwal pribadi untuk BAB dengan teratur setiap hari, misalnya kita biasakan
setiap pagi habis sarapan untuk mencoba BAB. Dengan membiasakan BAB terjadwal
pergerakan usus juga ikut terjadwal, sehingga proses pembuangan kotoran dari usus menjadi
teratur.

7. Biasakan setiap pagi sekitar ½ - 1 jam sebelum jadwal BAB kita minum air putih (kalau bisa
hangat lebih baik, buat merangsang gerakan usus) 1 atau 2 gelas. Tujuanya selain merangsang
gerakan usus, air juga membantu membasahi kotoran di usus sehingga lebih mudah didorong
keluar.

8. BAB dengan posisi jongkok lebih baik dari duduk, maka kalau kita pakai WC duduk sebaiknya
kaki kita “diganjal” kursi kecil supaya posisi pantat agak seperti jongkok. (Lihat gambar)

9. Boleh juga menambah suplemen probiotik yang mengandung “bakteri pencernaan” seperti
Bifidobacterium dan Lactobacillus. Beberapa studi menunjukkan manfaatnya membantu
melunakkan feses dan mempermudah pengeluaran dari usus.

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat
Bacaan:
1. Sugerman DT. Constipation. JAMA. 2013;310(13):1416.
doi:10.1001/jama.2013.278592 https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/1745679
2. Leung L, et.al. Chronic Constipation: An Evidence-Based Review. J Am Board Fam Med July-
August 2011 vol. 24 no. 4 436-451 doi:
10.3122/jabfm.2011.04.100272 http://www.jabfm.org/content/24/4/436.full.pdf+html
3. Lissner SAM, et.al. Myths and Misconceptions About Chronic Constipation. The American
Journal of Gastroenterology volume 100, pages 232–242 (2005) doi:10.1111/j.1572-
0241.2005.40885.x https://www.nature.com/articles/ajg200534
4. Annells, Merilyn et al. Constipation and the preached trio: diet, fluid intake, exercise.
International Journal of Nursing Studies , Volume 40 , Issue 8 , 843 -
852 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14568365?dopt=Abstract
5. Markland AD, et. Al. Association of Low Dietary Intake of Fiber and Liquids With Constipation:
Evidence From the National Health and Nutrition Examination Survey. The American Journal of
Gastroenterology volume 108, pages 796–803 (2013)
doi:10.1038/ajg.2013.73 https://www.nature.com/articles/ajg201373
6. Ho, K.-S., Tan, C. Y. M., Mohd Daud, M. A., & Seow-Choen, F. (2012). Stopping or reducing
dietary fiber intake reduces constipation and its associated symptoms. World Journal of
Gastroenterology : WJG, 18(33), 4593–4596. http://doi.org/10.3748/wjg.v18.i33.4593
7. Heaton EA. The call to stool and its relationship to constipation: a community study. Eur J
Gastroenterol-Hepatol. 1994;6:145–9. https://journals.lww.com/…/the_call_to_stool_and_its_relati…
8. Orozco JFG, et.al. Chronic Constipation in the Elderly. Am J Gastroenterol 2012; 107:18–25;
doi: 10.1038/ajg.2011.349; published online 11 October
2011 http://gi.org/wp-content/uploads/2012/10/4-ajg2011349a.pdf
9. Tack J, et.al. Diagnosis and treatment of chronic constipation—A European perspective.
Neurogastroenterology and Motility 23(8):697-710 • May
2011 https://www.researchgate.net/…/51158747_Diagnosis_and_treat…
10. Chmielewska A , Szajewska H . Systematic review of randomised controlled trials: probiotics
for functional constipation . World J Gastroenterol 2010 ; 16 : 69 –
75 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2799919/
11. NHS : Healthy bowel guide Information for patients https://www.cnwl.nhs.uk/…/Healthy_Bowel-
_Patient_Informatio…
12. Koppen IJN, et.al. Using the Bristol Stool Scale and Parental Report of Stool Consistency as
Part of the Rome III Criteria for Functional Constipation in Infants and Toddlers. J Pediatr
2016;177:44-8 https://www.jpeds.com/article/S0022-3476(16)30484-X/pdf
13. Dukas L, et.al. Association between physical activity, fiber intake, and other lifestyle variables
and constipation in a study of women. Am J Gastroenterol. 2003 Aug;98(8):1790-
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12907334
14. Murakami K, et.al. Association between dietary fiber, water and magnesium intake and
functional constipation among young Japanese women. Eur J Clin Nutr. 2007 May;61(5):616-22.
Epub 2006 Dec 6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17151587
15. Yang J, et.al. Effect of dietary fiber on constipation: a meta analysis. World J Gastroenterol.
2012 Dec 28;18(48):7378-83.doi:
10.3748/wjg.v18.i48.7378. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23326148
Ketagihan obat sakit kepala...
---
Mengulangi status tahun lalu..
Jika Anda :
1. Sering sakit kepala atau migrain.
2. Sakit kepalanya tidak diikuti dengan demam, tidak disertai penurunan kesadaran, kalau
ngomong normal nggak “meracau”, dan tidak ada kelemahan dari anggota gerak tubuh.
3. Telah menjalani serangkaian pemeriksaan oleh dokter tidak ada tanda tumor di kepala atau
gangguan pada syaraf di kepala.
4. Menjadi sering minum obat sakit kepala, kalau tidak minum sakit kepala selalu muncul lagi.
Maka kemungkinan besar Anda mengalami "Ketergantungan Obat Sakit Kepala" atau bahasa
kerennya “Medication-Overuse Headache (MOH)” .
“Headache occurring on 15 or more days per month developing as a consequence of regular
overuse of acute or symptomatic headache medication (on 10 or more, or 15 or more days per
month, depending on the medication) for more than 3 months. It usually, but not invariably,
resolves after the overuse is stopped.” (The International Classification of Headache Disorders,
3rd Edition 2013)
BUAH SIMALAKAMA
--------------------------------
Saya ingat punya teman sekolah dulu hampir setiap pagi dia minum obat sakit kepala, katanya
kalau nggak minum bakal pusing dan nggak bisa konsentrasi sama sekali di kelas.
Sebetulnya obat2 sakit kepala yang di jual bebas aman kalau digunakan secara tepat. Sesekali
kalau sakit kepala pun saya juga minum.
Cuma kalau sakit dikit langsung minum obat, pusing dikit langsung ambil obat, nggak lama si doi
bakalan kena "rebound headache" yaitu sakit kepala akibat tubuh ingin menggunakan obat lebih
banyak lagi.
Gampangnya ketagihan, mirip "sakaw" ( withdrawals syndrome ) kalau di istilah narkoba, tapi ini
lebih ringan. Ketika efek obat habis tubuh justru mendorong orang untuk minum obat dan minum
obat lagi. Siklus ini bisa berkelanjutan sampai akhirnya menjadi sakit kepala kronis yang lebih
berat dan lebih sering. Gejalanya mulai sakit kepala sampai pusing berat, mual bahkan muntah.
Akhirnya karena nggak tahan “terpaksa” si doi akan minum obat sakit kepala lagi, inilah yang
menyebabkan terjadinya “Medication-Overuse Headache (MOH)”
Hampir semua obat sakit kepala jika sering digunakan terus menerus bisa menyebabkan MOH,
misalnya :
1. Obat nyeri atau sakit kepala “tunggal non narkotik-psikotropika” (simple analgesics) contohnya
Aspirin, Ibuprofen, Antalgin dan Paracetamol (acetaminophen).
Disebut “ketergantungan” obat jenis ini apabila ada 15 hari atau lebih dalam 1 bulan anda harus
minum obat ini ( sakit kepala dan minum obat > 15 hari / bulan).
Misalnya 2 hari sekali atau hampir tiap hari Anda minum Paracetamol untuk meredakan sakit
kepala.

2. Obat nyeri atau sakit kepala “kombinasi non narkotik-psikotropika” contohnya :


- Ergotamin-Caffeine (contoh Cafer***) 
- Paracetamol-Caffeine (contoh Bodr** merah, Panad** merah )
- Paracetamol- Propifenazon-Caffeine (Param**, Bodr** migra, Sarid**) 
- Paracetamol- Acetosal-Caffeine (Poldan***)
Disebut “ketergantungan” obat jenis ini apabila ada 10 hari atau lebih dalam 1 bulan anda harus
minum obat ini ( sakit kepala dan minum obat > 10 hari / bulan)
Misalnya 2 hari sekali atau ada 2 mingguan dalam tiap bulan Anda minum Param** / Bodr**
untuk meredakan sakit kepala.
3. Obat nyeri atau sakit kepala yang mengandung obat “narkotik-psikotropika”seperti Codein,
kombinasi Antalgin-Diazepam (contoh Anals**), dan kombinasi dengan “obat tidur” yang
diresepkan dokter (contoh Alprazolam / Xanax).
Sama seperti no 2 di atas, disebut “ketergantungan” obat jenis ini apabila ada 10 hari atau lebih
dalam 1 bulan anda harus minum obat ini ( sakit kepala dan minum obat > 10 hari / bulan).
KHUSUS OBAT JENIS INI PENANGANANNYA LEBIH KETAT, ini seperti ketergantungan
narkoba karena isi obatnya memang mengandung jenis “narkotika-psikotropika”, JADI HARUS
DILAKUKAN DI RUMAH SAKIT DAN DALAM PENGAWASAN.

So, semakin banyak kombinasi obatnya makin “kuat” efek obatnya, apalagi yang jenis “narkotik-
psikotropika” ini efeknya paling kuat.
Begitu juga dengan efek ketergantungannya, semakin kuat efek obatnya makin kuat juga efek
ketergantungannya.
Makanya sebaiknya kalau pusing atau sakit kepala usahakan menggunakan cara-cara non obat
dulu (seperti tidur, pijat, relaksasi, akupuntur, olah nafas, minyak hangat / aromaterapi dan
sebagainya), kalau sudah nggak tahan bolehlah minum obat namun pilih yang kandungannya
“tunggal”, jangan langsung yang kombinasi.

MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN
----------------------------
Terus gimana cara “ngilangin” ketagihannya? Soalnya kalau berhenti minum obat pasti sakit
kepalanya datang....
Sampai sekarang memang belum ada pedoman bakunya, ini tergantung jenis obat sakit
kepalanya dan “ketahanan” masing2 individu, namun secara umum :
1. Jika ketergantungannya dengan obat nyeri kepala "biasa" dan tidak mengandung obat
“narkotik-psikotropika” pilihannya adalah :
- Terbaik adalah STOP SAMA SEKALI MINUM OBAT SAKIT KEPALA kalau sakit kepala datang
JANGAN LANGSUNG MINUM OBAT usahakan cara-cara non obat. Cara ini mungkin akan
sedikit “menyiksa” tapi paling efektif, sekitar 50% s.d 70% orang akan mengalami “serangan”
sakit kepala yang hebat selama proses ini dilalui, jika mampu bertahan tanpa obat intensitas
serangan akan turun perlahan dalam beberapa hari, dilaporkan pula ketergantungan akan hilang
antara 4 s.d 10 hari.
- Kalau non obat gagal atau Anda “menyerah” periksalah ke dokter, nanti dokter biasanya akan
meresepkan obat pereda sakit kepala untuk penderita MOH seperti dihydroergotamine atau
pencegah migrain seperti Propranolol, Topiramate, Flunarizine atau Amitriptyline.
- Jika muncul mual muntah dokter mungkin akan meresepkan obat mual muntah.

2. Jika ketergantungannya dengan obat nyeri kepala yang mengandung obat “narkotik-
psikotropika” pilihannya adalah :
- Karena ini seperti orang ketagihan narkoba maka caranya adalah dengan “Tapering” atau
menurunkan dosis obat secara bertahap, plus ditambah cara-cara non obat.
- Ini harus dilakukan di rumah sakit karena efeknya akan lebih hebat dari “obat biasa”.
KESIMPULAN
-----------------
1. Sakit kepala hanyalah tanda dari adanya gangguan tertentu pada tubuh, mulai dari psikis
sampai fisik, maka jika Anda sering sakit kepala tanpa sebab yang jelas sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter, terutama bila disertai dengan gangguan pada gerak anggota
badan, kejang, penurunan kesadaran, atau adanya kelemahan pada anggota badan tertentu.
2. Gunakan obat penghilang rasa sakit secara terbatas, hanya bila diperlukan. Ambillah dosis
terkecil yang diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit Anda.
3. Batasi penggunaan obat pereda nyeri kepala maksimal hanya dua hari dalam seminggu,
kecuali diinstruksikan lain oleh Dokter.
4. Sebaiknya hindari produk obat sakit kepala kombinasi yang mengandung Caffein saat
mengambil obat penghilang rasa sakit.
5. Gunakan cara-cara non obat untuk membantu meringankan sakit kepala Anda sebelum
menggunakan obat sakit kepala.
Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat
Salam sehat...
1. Alstadhaug KB, Ofte HK, Kristoffersen ES. Preventing and treating medication overuse
headache. Pain Reports. 2017;2(4):e612.
doi:10.1097/PR9.0000000000000612. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5741367/
2. Kristoffersen ES, Lundqvist C. Medication-overuse headache: epidemiology, diagnosis and
treatment. Therapeutic Advances in Drug Safety. 2014;5(2):87-99.
doi:10.1177/2042098614522683. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110872/
3. Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS) (2013) The
International Classification of Headache Disorders, 3rd Edition (beta version). Cephalalgia 33:
629–808 http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/0333102413485658
4. Bendtsen L, Birk S, Kasch H, Aegidius K, Sørensen PS, Thomsen LL, Poulsen L, Rasmussen
MJ, Kruuse C, Jensen R. Reference programme: diagnosis and treatment of headache disorders
and facial pain. Danish Headache Society, 2nd Edition, 2012. J Headache Pain. 2012 Feb; 13
Suppl 1():S1-29 https://thejournalofheadacheandpain.springeropen.com/…/s101…
5. Medication Overuse Headache https://americanmigrainefoundation.org/…/medication-overus…/
6. Medication Overuse Headache https://americanheadachesociety.org/…/Stephen_Silberstein_-…
UNTUK PEJUANG ASI...
Jika terpaksa minum obat saat menyusui
Penyakit ringan & Obatnya
(Bagian ke-1)
----
Sudah fix diketahui manfaat ASI bagi bayi dan sudah fix juga manfaat proses menyusui bagi ibu
dan bayinya...
Hanya kalau pas sakit itu yang bingung...bayangin 6 bulan ASI ekslusif plus ada yang lanjut
nyusui sampai 2 tahun...sangat mungkin sepanjang waktu itu si ibu mengeluh sakit, mau nda
mau akan minum obat atau minimal herbal.
Sekedar info, bagi teman-teman yang belum sempat “follow”, kemarin kita sudah bahas
beberapa tema terkait kehamilan dan menyusui, sila dibuka tulisan terdahulu :
- Tentang obat2 selama
kehamilan https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211902142930933
- Tentang pelancar ASI https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10210344572272640
- Tentang makanan dan
ASI https://www.facebook.com/heru.kurniawan.5851/posts/10211913775021728
Untuk kali ini kita bahas sedikit tentang obat2an selama menyusui, semoga bermanfaat...
PENGANTAR
-----------------

1. Obat-obat tertentu dapat mempengaruhi proses menyusui, contohnya :


- Kontrasepsi seperti pil KB dan obat hormonal tertentu yang mengandung Ethinyloestradiol bila
diminum ibu menyusui dapat "mengganggu" kerja hormon prolactin (hormon menyusui)
akibatnya akan menurunkan produksi ASI bahkan menghentikannya.
- Obat pilek seperti Efedrin dan Pseudoephedrine dilaporkan dalam banyak kasus produksi ASI
menurun drastis setelah si ibu mengkonsumsi obat flu atau pilek yang mengandung kedua jenis
obat tersebut.
- Obat2an yang merangsang kencing (diuretik) kuat seperti Furosemide dan Chlorthalidone,
dilaporkan menyebabkan penurunan volume ASI, dikarenakan jumlah air di tubuh yang
digunakan untuk produksi ASI menurun (akibat banyak terbuang / kencing), padahal kita tahu
sebagian besar kandungan ASI adalah air.
- Obat2an anti mual-muntah yang bekerja di reseptor dopamin seperti Metoklopramid dan
Domperidon umumnya memiliki efek “Galactogogues” artinya meningkatkan produksi ASI
dengan jalan merangsang produksi hormon prolactin. Maka beberapa dokter kadang
meresepkan obat ini sebagai “pelancar ASI”.

2. Obat-obat tertentu dapat memberikan efek pada bayi bila ikut keluar di ASI. Contohnya :
- CTM dan Difenhidramin bila diminum si ibu akan sedikit dikeluarkan di ASI, pada bayi yang
sensitif ini bisa menimbulkan efek ngantuk (sedasi). Bagi bayi yang masih dalam fase ASI
ekslusif dikhawatirkan akan mengganggu proses menyusui karena bayi akan sering tidur.

3. Untungnya sebagian besar obat sulit dikelurkan di ASI, banyak sedikitnya kadar obat yang
bisa masuk ke ASI dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
- Obat yang sifat ikatan kimianya dengan protein rendah dan kelarutan di lemak tinggi lebih
mudah dikeluarkan di ASI. Contohnya adalah obat yang mengandung iodine dan obat2an untuk
tyroid, obat-obatan ini dikhawatirkan mengganggu fungsi tyroid pada bayi.
Karenanya penggunaan povidon iodine (Betadine) selama menyusui walaupun hanya dioles di
kulit sebaiknya diminimalkan, gunakan dengan kadar rendah dan waktu yang singkat. Adapun
penggunaan yang dimasukkan ke vagina seperti “Vaginal douch” sebaiknya dihindari. Sila lihat
di http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search2/r…

- Obat yang ukuran molekulnya kecil lebih mudah menembus “celah-celah usus penyerapan dan
pembuluh darah” contohnya Alkohol, senyawa ini sangat mudah “keluar masuk” di ASI sehingga
kadarnya yang diserap dalam darah si ibu hampir sama dengan yang diminum bayi di ASI, maka
sudah seharusnya ibu menyusui nggak minum minuman beralkohol.

4. Tidak semua obat yang keluarkan di ASI pasti berbahaya, obat-obatan yang boleh / bisa
diminumkan ke bayi maka umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui.
Contohnya obat nyeri Paracetamol dan Ibuprofen, pada bayi obat ini bisa digunakan maka pada
ibu juga boleh. Antibiotik Amoksisilin pada bayi juga biasa diresepkan dokter jadi untuk ibu
menyusui juga boleh. Selain itu yang membuat aman lagi Paracetamol, Ibuprofen dan
Amoksisiln termasuk jenis obat yang sangat sedikit dikeluarkan di ASI dan termasuk indeks
terapi luas.

5. Obat-obatan yang hampir tidak diserap oleh saluran cerna seperti obat maag Antasida,
Sucralfat, dan Simetikon, obat pelancar BAB seperti Laktulosa dan Physilium, obat diare seperti
Kaolin Pectin dan Atapulgit jelas aman karena nggak bakalan masuk ke ASI. Begitu juga dengan
obat-obat asthma yang dihirup (inhaler) sangat aman karena tidak banyak yang diserap tubuh
ibu.

6. Selalu perhatikan respon bayi setelah ibu mengkonsumsi obat atau herbal, jika ada gejala
mengganggu pada bayi seperti diare, gelisah, lemah dan sebagainya segera berkonsultasi ke
dokter dan apoteker.

7. Prinsip lainnya sama seperti saat hamil, obat2an termasuk herbal, hanya diminum kalau
mendesak saja, yang kami sampaikan di sini tidak menggantikan peran dokter dan apoteker.
Demi keamanannya Anda harus senantiasa berkonsultasi terlebih dahulu, mengingat kondisi
dan respon setiap orang pada obat dan herbal tidak sama. Termasuk kemungkinan adanya
penyakit tertentu yang tidak bisa ditangani oleh diri sendiri dan perlu diagnosa dokter lebih lanjut.

.................Bersambung.............
Ini baru pengantar, 
Insya Allah di bagian ke-2 nanti kita bahas lebih detil tentang BEBERAPA KONDISI
KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN SELAMA MENYUSUI
Wallahu a’lam
Bacaan :
1. Hotham N, Hotham E. Drugs in breastfeeding. Aust Prescr. 2015 Oct; 38(5): 156–159.
doi:10.18773/austprescr.2015.056 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4657301/
2. Schaefer, et al. Drugs During Pregnancy and Lactation 3rd Edition 2015 : Treatment Options
and Risk Assessment. Academic Press.
3. Damm P, et.al. Contraception After Gestational Diabetes. Diabetes Care 2007 Jul;
30(Supplement 2):S236-S241. American Diabetes
Association. http://care.diabetesjournals.org/content/…/Supplement_2/S236
4. Mills E, at.al. Herbal Medicines in Pregnancy and Lactation : An Evidence-Based Approach.
2006 Taylor & Francis Medical
5. BREASTFEEDING AND MATERNAL MEDICATION : Recommendations for Drugs in the
Eleventh WHO Model List of Essential Drugs. World Health Organization,
2003. http://apps.who.int/…/55732.pdf;jsessionid=1EFEEFF142C2D2CE… 
6. Drugs and Lactation Database (LactMed) https://toxnet.nlm.nih.gov/newtoxnet/lactmed.htm
7. InfantRisk Center https://www.infantrisk.com/content/drug-entry-human-milk
DIABETES DAN PUASA
Persiapan menyambut Ramadhan
---
Para penderita diabetes yang terkontrol, nggak semuanya ngerasa dirinya sakit lho...dengan
manajemen pola makan dan terapi obat yang tepat mereka dapat bebas beraktivitas seperti
orang lainnya...termasuk keinginan ikut berpuasa Ramadhan, so kita nggak boleh juga
ngelarang, "Anda jangan puasa...!!"
Sebaliknya, mengizinkan mereka berpuasa juga harus dengan edukasi yang benar, jangan
sampai terjadi kejadian yang dilaporkan kepada kami :
Ada pasien diabetes yang puasa lalu "pingsan" di rumah nadinya lemah dan sama sekali nggak
respon (koma). Karena keluarganya "awam" dan mungkin nggak dapat edukasi, si pasien oleh
keluarganya nggak dibawa ke rumah sakit tapi malah cuma dibacakan surah Yasin bahkan
ditalqinkan...dikira sudah mau meninggal...Hehehe....
FYI, untuk menghormati pasien2 Muslim yang mau puasa, Lembaga2 Diabetes di berbagai
negara sampai membuat "Panduan Puasa Bagi Penderita Diabetes", sila dibuka website
American Diabetes Association (ADA), Diabetes UK, Diabetes Canada dan International
Diabetes Federation (IDF).
Untuk memudahkan pembaca dari saudara2 kita yang awam, nggak ada salahnya sedikit kita
rangkum disini...
PRINSIP UTAMA
--------------------------
1. Orang sakit yang nggak sanggup puasa JANGAN MEMAKSAKAN DIRI, sehingga jika di
tengah2 waktu berpuasa terdapat tanda atau gejala yang membahayakan jiwa harus memilih
membatalkan puasa.

2. Yang tidak disarankan berpuasa karena RESIKONYA TERLALU BESAR adalah :


- Penderita diabetes tipe 1 (tipe yang tergantung suntikan insulin karena tubuhnya sama sekali
tidak bisa memproduksi insulin);

- Penderita diabetes tipe 2 yang sering mengalami “hypoglicemia” (kadar gula terlalu rendah)
atau “hyperglicemia” (kadar gula terlalu tinggi) dengan ketoasidosis , kadar gula darahnya sering
naik turun drastis selama 3 bulan terakhir menjelang Ramadhan;

- Diabetes pada kehamilan.

3. Yang AMAN MELAKUKAN PUASA adalah :


- Penderita diabetes tipe 2 yang kadar gulanya terkontrol, tidak naik turun dengan drastis lagi
(baik dengan pola makan maupun obat);

- Diabetesnya tanpa komplikasi (misalnya ada kerusakan di mata, gangguan ginjal, jantung dan
pembuluh tidak disarankan berpuasa);

- Sudah terlatih pernah berpuasa sebelumnya dan tidak ada masalah (aman2 saja).

4. Bagi penderita yang baru saja didiagnosis diabetes tipe 2 dan baru pertama kali mau
mencoba puasa Ramadhan, sebelum mencoba berpuasa disarankan melakukan PERSIAPAN
SEJAK 2-3 BULAN sebelumnya, meliputi :
- Pengetahuan antara manfaat dan resiko berpuasa baginya di bulan Ramadhan;

- Mengetahui tanda dan gejala mengancam jiwa terutama "hypoglycemia" (kadar gula terlalu
rendah < 60 mg/dl menyebabkan koma, makanya sebelum terlambat bila saat dicek kadar gula
darah sudah sampai 70 mg/dl penderita sudah harus membatalkan puasa);

- Mengetahui cara mengatasi apabila timbul tanda dan gejala "hypoglycemia" dengan baik,
termasuk mempersiapkan (mengedukasi) keluarga atau orang terdekat tentang apa2 saja yang
harus dilakukan bila terjadi gejala tersebut;

- Mencoba dengan puasa sunah di bulan rajab atau sya'ban, ibaratnya latihan dulu.
Nanti dari pengalaman berpuasa itu dapat kita evaluasi apakah pilihan terapi dan aturan pakai
obatnya sudah "pas" atau belum.
Dengan latihan ini penderita juga bisa tahu bagaimana tanda2 "hypoglycemia" yang mengancam
jiwa, juga belajar gimana caranya menghadapi kejadian2 tersebut, termasuk mempersiapkan
keluarga supaya nggak kaget.

5. Mengkomunikasikan ke dokter dan apoteker Anda tentang rencana berpuasa paling tidak 2-3
bulan sebelumnya, supaya PILIHAN OBAT, DOSIS, DAN CARA PENGGUNAANNYA BISA
DIATUR terlebih dahulu, menjelang dan selama berpuasa.

6. Mengetahui jenis terapi yang didapat.


Secara gampangnya obat2an diabetes dibagi dalam 3 jenis (insulin, obat pengoptimal
penggunaan gula darah tubuh, dan obat perangsang produksi insulin) :
- Insulin.
Diberikan melalui suntikan, ada yang :
DURASI KERJA PANJANG 12-24 jam seperti insulin detemir (Levemir) dan glargine (Lantus);
DURASI MENENGAH 8-12 jam seperti human NPH, humulin N;
DURASI PENDEK 4-8 jam seperti lispro ( Humalog ), aspart (Novorapid ), gluisine (Apidra) dan
human (Actrapid);
“PREMIX” atau campuran durasi menengah dan pendek seperti NovoMix30, Humulin 70/30,
Novolin 70/30.
- Obat yang "mengoptimalkan" penggunaan gula darah (tidak merangsang sel beta pankreas
untuk memproduksi insulin, tapi hanya mengoptimalkan kerja insulin yang ada dan pemakaian
gula tubuh).
Obat jenis ini TIDAK AKAN MEMBUAT DROP GULA DARAH, jadi resiko "hypoglycemia" dari
obat ini sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Contohnya : Metformin, acarbose, pioglitazone,
dapagliflozin, canagliflozin, sitagliptin, vildagliptin, exenatide, liraglutide.
- Obat yang "merangsang" produksi insulin (merangsang sel beta pankreas mengeluarkan
insulin).
Obat jenis ini MEMBUAT DROP GULA DARAH, jadi pengguna obat ini memiliki resiko
mengalami "hypoglycemia" karena obat. Contohnya golongan sulfonylurea yakni glibenclamid,
glimepiride, gliklazid, glipizide, gliquidone, gliquidon (BIASANYA NAMANYA DIAWALI DENGAN
“GLI...”) dan golongan Short-acting insulin secretagogues yakni repaglinide, nateglinide
(BIASANYA NAMANYA DIAKHIRI DENGAN “...GLINIDE”).

REKOMENDASI 
-------------------
1. Jika Anda penderita diabetes yang terkontrol dengan obat yang tidak membuat "drop" kadar
gula darah seperti metformin, acarbose, pioglitazone dsb, Anda TIDAK PERLU MENGGANTI
TERAPI ATAUPUN DOSIS, hanya cukup mengatur cara makan obatnya.
- Jika dokter meresepkan 1x sehari diminumnya bebas mau sahur atau berbuka.
NB: Khusus obat dapagliflozin, canagliflozin dsb (biasanya akhirannya...flozin) sebaiknya
diminum saat berbuka puasa, untuk mencegah dehidrasi.
- Jika 2 x sehari maka diminum sahur dan buka
- Jika 3 x sehari biasanya dosis siang "dihapus", cukup diminum 2 x sehari (1 tablet diminum
saat sahur dan 1 tablet saat ifthar / buka puasa).
NB: Khusus obat "metformin" jika diresepkan 3 x sehari maka minumnya diganti jadi 2 x sehari
yaitu 1 tablet saat sahur dan 2 tablet sekaligus (2 tablet @500mg) pada saat buka atau makan
malam supaya praktis.

2. Tapi, jika Anda penderita diabetes yang mendapat suntikan insulin atau obat yang bersifat
membuat "drop" kadar gula darah, seperti glibenclamid, glimepiride, repaglinide dsb, untuk
mengurangi resiko terjadinya "hypoglycemia" selama puasa Anda mungkin PERLU MENDAPAT
PERUBAHAN JENIS OBAT, DOSIS DAN JUGA CARA PENGGUNAANNYA.

3. Dari jenis obat "perangsang" produksi insulin, yang paling tinggi kasus "hypoglycemia" adalah
Glibenclamide, dan yang paling rendah adalah Glimepirid dan Glipizide.
Maka jika dokter meresepkan atau selama ini Anda minum obat yang kandungannya
"Glibenclamide" sebaiknya konsultasikan lagi ke dokternya mungkin perlu diganti ke Glimepiride
atau Glipizide.
Ingat...!!! GLIBENCLAMIDE TIDAK DIREKOMENDASIKAN SELAMA PUASA.

4. Obat jenis "perangsang" produksi insulin di luar puasa umumnya diminum pagi hari menjelang
sarapan. TAPI SAAT PUASA ATURAN MINUN OBAT INI HARUS DIGANTI KE SAAT BUKA
PUASA.
Bila diminum sesaat sebelum sahur maka resiko "hypoglycemia" di siang hari atau sore hari
sebelum berbuka akan sangat meningkat, karena kadar gulanya "drop".
Kebanyakan pasien kami yang minum obat jenia ini saat sahur tidak akan kuat puasa sampai
maghrib karena siang atau sore hari sudah timbul gejala "hypoglycemia" seperti keringat dingin,
pusing, lemes, sempoyongan dan mata berkunang2 mau pingsan.
Jadi yang biasanya diminum pagi hari sebelum sarapan diganti aturannya jadi saat sahur.
Itu kalau obatnya diminum 1 kali sehari, lalu bagaimana kalau dokter meresepkan 2 x sehari?
Rekomendasi para ahli 1 DOSIS DIMINUM SAAT BUKA PUASA, 1/2 DOSIS DIMINUM SAAT
SAHUR (jadi pas sahur diminum hanya setengah tablet).

5. Bagi Anda yang mendapatkan suntikan insulin aturannya juga nggak sama seperti di luar
puasa, pengaturannya juga tergantung durasi kerja insulinnya. Anda juga disarankan mengecek
dulu kadar gula darah sebelum menyuntikkan insulin. Biasanya insulin diberikan saat sahur dan
buka puasa.
Pilihan jenis insulinnya “Analog” (apa itu analog nggak usah dipikirin, dokter umumnya “otomatis”
akan memilih jenis analog karena resiko “hypoglicemia” lebih rendah dibanding yang “Human”).
Selama puasa insulin yang digunakan umumnya ada 2 pilihan / regimen :
Alternatif Pertama dokter meresepkan:
1 JENIS INSULIN DURASI PANJANG (long acting) 1 atau 2 x sehari yakni sahur dan buka
puasa, ditambah 1 JENIS INSULIN DURASI PENDEK (rapid) 1 atau 2 x sehari juga. Dosis
sangat individual dan diatur sesuai kadar gula darah pasien, umumnya dosis saat buka puasa
tetap seperti sebelum puasa, sedangkan yang diberikan saat sahur dosisnya diturunkan 25-50%.
Bagi pasien yang di luar puasa bisa dapat insulin durasi pendek 3 x sehari cukup diberikan 2 x
sehari.
...atau...
Alternatif kedua dokter meresepkan :
1 JENIS INSULIN “PREMIX” (campuran durasi menengah dan pendek) diberikan 1 atau 2 kali
sehari. Dosis sangat individual dan diatur sesuai kadar gula darah pasien, umumnya dosis saat
buka puasa tetap seperti sebelum puasa, sedangkan yang diberikan saat sahur dosisnya
diturunkan 25-50%. Bagi pasien yang di luar puasa bisa dapat dosis 3 x sehari cukup diberikan 2
x sehari.
6. Anda sangat disarankan memiliki alat cek gula darah di rumah agar setiap saat bisa di cek
kadar gula darahnya. Minimal pengecekan dilakukan 2 kali sehari yakni sebelum / setelah sahur
dan berbuka.
Anda "harus" membatalkan puasa bila kadar gula turun sangat rendah mencapai < 70 mg/dl
karena sangat beresiko "hypoglycemia" yang mengancam jiwa.
Gejala "hypoglycemia" umumnya badan lemes, keringat dingin, pusing, mata berkunang, rasa
mau pingsan. Kalau sudah begini jangan tunda2 lagi, pokoknya langsung makan apa yang ada
dan minum yang manis.
Sebaliknya jika kadar gula Anda saat dicek terlalu tinggi > 300 mg/dl juga harus membatalkan
puasa.
NB: Prinsipnya Anda tidak disarankan melanjutkan puasa bila kadar gula darah sangat rendah <
70 mg/dl atau sangat tinggi > 300 mg/dl.

7. Penderita diabetes terutama lansia dan pekerja berat beresiko mengalami dehidrasi maka
pastikan asupan air cukup, terutama saat berbuka, malam di sela-sela sholat tarawih, dan sahur.
Bila terjadi tanda dehidrasi (badan lemes sekali, sangat haus dan mulai hilang konsentrasi)
disarankan untuk membatalkan puasa.

8. Penderita diabetes juga harus diedukasi tentang pola makan. Contohnya : Makan terlalu
manis dan tinggi karbohidrat pada saat sahur justru meningkatkan resiko “hyperglicemia” saat
subuh tapi mempercepat “hypoglicemia” di siang hari. Sila dibaca di Diabetes and Ramadan:
Practical Guidelines. International Diabetes Federation (IDF), Chapter 7 : The Ramadan Nutrition
Plan (RNP) for Patients with Diabetes
CONTOH KASUS
--------------------------
Contoh2 berikut ini tidak berlaku bagi semua orang lho ya, soalnya manajemen diabetes
termasuk terapi obatnya SANGAT INDIVIDUAL.
Respon setiap orang tidak sama termasuk pola makannya, pilihan obat dan dosisnya juga tidak
akan sama, jadi Anda jangan segan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang
berkompeten.
Wallahu a'lam....

1. Misal, Anda biasanya mendapat obat :


- Galvusmet 50 mg/500 mg 2 x sehari (siang dan malam)
MAKA SAAT PUASA,
- Tetap 2 x sehari (sahur dan buka).
NB: Galvusmet 50 mg/500 mg isinya Vildagliptin 50 mg dan Metformin HCl 500 mg , obat ini
jenis "mengoptimalkan" penggunaan gula darah, bukan "perangsang produksi insulin" jadi
TIDAK PERLU DIUBAH DOSISNYA, TETAP DIMINUM 2 X SEHARI, 1 tablet saat sahur dan 1
lagi saat buka.
2. Misal, Anda biasanya mendapat obat :
- Metformin 2 x sehari (siang dan malam)
- Glimepiride 1 x sehari (pagi sebelum sarapan)
MAKA SAAT PUASA,
- Metformin diminum 2 x sehari dengan aturan 1 tablet saat sahur dan 1 tablet saat berbuka
- Glimepiride DIMINUM 1 KALI SAAT BERBUKA (BUKAN SAAT SAHUR).
NB: Glimepiride termasuk "perangsang produksi insulin" jadi kalau diberikan 1 x sehari
sebaiknya jangan diminum sahur, tapi saat buka, karena asupan karbohidrat (gula) puncaknya
adalah saat buka puasa dan makan malam. Saat sahur umumnya asupan makanan tidak begitu
banyak, apalagi setelah itu mulai pagi, siang sampai magrib kan tidak ada asupan makanan.

3. Anda biasanya mendapat obat :


- Metformin 3 x sehari (pagi, siang, malam)
- Glipizide 2 x sehari (1 tablet pagi, 1 tablet sore)
MAKA SAAT PUASA,
- Metformin diminum 2 x sehari dengan aturan 1 tablet saat sahur dan 2 tablet sekaligus saat
berbuka.
- Glipizide diminum 1 saat berbuka dan 1/2 dosis saat sahur (buka puasa 1 tablet, sahur 1/2
tablet).
NB: Glipizide termasuk "perangsang produksi insulin", jadi kalau diberikan 2 x sehari, saat sahur
dosisnya harus diturunkan, cukup ½ dosis. Tapi, meski dosis sudah diminum ½ -nya respon tiap
orang nggak sama, jadi tetap disarankan mengecek kadar gula darah setelah sahur (misal
setelah subuh atau pagi sebelum berangkat kerja) apakah drop atau tidak, kalau drop banget
dan muncul gejala “hypoglicemia” mungkin dokter akan mengubah dosisnya jadi ¼-nya atau
malah waktu sahur Glipizide tidak diminum. Wallahu a’lam, namanya juga dosis individual.

4. Anda biasanya mendapat obat :


- Metformin 3 x sehari
- Insulin Apidra / Novorapid 3 x sehari (pagi, siang, malam)
- Insulin Lantus 1 x sehari (malam sebelum tidur)
MAKA SAAT PUASA,
- Metformin diminum diminum 2 x sehari dengan aturan 1 tablet saat sahur dan 2 tablet sekaligus
saat berbuka.
- Apidra / Novorapid (jenis insulin durasi pendek) DIGUNAKAN 2 KALI SAJA YAKNI SAHUR
DAN BUKA, jadwal siang “dihapus”. DOSIS SAAT SAHUR DITURUNKAN 25-50% dari dosis
awal, DOSIS SAAT BUKA PUASA TETAP seperti biasa (dokter mungkin akan menyarankan
sebelum suntik cek kadar gula darahnya dulu untuk menentukan dosis yang tepat)
- Lantus (jenis insulin durasi panjang) tetap digunakan saat malam dengan DOSIS SAMA atau
DITURUNKAN 15-30% TERGANTUNG RESPON TUBUH (dokter mungkin akan menyarankan
sebelum suntik cek kadar gula darahnya dulu untuk menentukan dosis yang tepat).
KESIMPULAN
------------------
1. Kalau gula darah Anda selama ini dapat terkontrol dengan baik insya Allah tidak ada larangan
secara medis untuk berpuasa Ramadhan.
2. Alangkah lebih bijak sebelum memutuskan berpuasa Ramadhan Anda harus membuat
persiapan terlebih dahulu dengan mengkomunikasikan ke dokter. Dokter Muslim yang baik akan
memberikan saran terbaik buat Anda.
3. Jangan segan bertanya kepada dokter dan apoteker Anda, bagaimana persiapan yang baik
untuk menyambut puasa Ramadhan.
Wallahu a'lam.
Marhaban ya Ramadhan...
Selamat datang Bulan Ramadhan...
Semoga keberkahan tercurah kepada kita..
Salam sehat...

Bacaan :
1. Standards of Medical Care in Diabetes—2018. Diabetes Care 2018;41(Suppl. 1):S1–
S2 http://care.diabetesjournals.org/…/41…/DC_41_S1_Combined.pdf
2. Al-Arou j M, et.al. Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan (Update
2010). Diabetes Care 2010 Aug; 33(8): 1895-1902. https://doi.org/10.2337/dc10-0896
3. Ibrahim M, Abu Al Magd M, Annabi FA on behalf of the International Group for Diabetes and
Ramadan (IGDR), et al Recommendations for management of diabetes during Ramadan: update
2015 BMJ Open Diabetes Research and Care
2015;3:e000108. http://drc.bmj.com/content/3/1/e000108
4. Diabetes and Ramadan: Practical Guidelines. International Diabetes Federation (IDF), in
collaboration with the Diabetes and Ramadan (DAR) International Alliance. April
2016 https://www.idf.org/…/…/87-diabetes-and-ramadan-practical-25
5. Diabetes UK : Ramadan and
diabetes https://www.diabetes.org.uk/…/managing-your-diabetes/ramadan
6. How pharmacists can support and advise patients during Ramadan https://www.pharmaceutical-
journal.com/…/h…/20201241.article
7. Gilani A. Medicines management during ramadan. The Pharmaceutical Journal July 2011 (Vol
286) https://www.pharmaceutical-journal.com/download?ac=1065099
Alkohol Di "oplos" dalam obat
(Alkohol dalam obat)
---
Saya nggak lagi bahas miras oplosan ya hehehe...
Cuma mau bahas dikit kalau ada beberapa jenis obat syrup (cair) yang "sengaja" ditambahkan
alkohol...alias di "oplos"...
Kadarnya alkoholnya bahkan bisa melebihi miras lho...
Apesnya, produsen obat ada yang "jujur" menuliskan kandungan alkoholnya dalam daftar komposisi tapi
ada juga yang tidak.
Jadi bagi yang peduli dengan masalah ini perlu cermat dalam memilih obat syrup.
Contohnya :
1. Obat bentuk ELIXIR mengandung alkohol antara 3% - 44%, Rata2 obat elixir yang ada di pasaran kadar
alkoholnya berkisar 5% - 24%, ini berarti setara dengan BIR (alkohol 3% - 5%), dan WINE (alkohol 9% -
16%).
Contoh obat elixir biasanya ditulis elixir diakhirannya, misalnya Ambroxol syrup elixir, obat batuk ***
Elixir dan obat kencing batu *** Elixir.
2. Obat bentuk syrup lain seperti penurun panas, batuk pilek, flu, tidak sedikit pula yang mengandung
alkohol, umumnya dengan kadar 2% - 5%, artinya kadar ini hampir setara dengan BIR / BEER yang
kandungan alkohol sebesar 3% - 5%.

UNTUK APA SIH ALKOHOLNYA?


---------------------------------------------
Alkohol ditambahkan untuk mempermudah serbuk obat melarut dalam cairan syrup.
Obat2 tertentu memang ada yang sulit larut dalam air murni, dengan penambahan alkohol kelarutannya
menjadi lebih mudah.
Hanya itu???
Ya, sebagian besar hanya itu alasannya, karena alkohol bukan zat aktif utama dalam obatnya.
HALAL HARAM???
-------------------------
Karena saya bukan ulama' maka nggak berwenang menentukan.
Alkohol memang zat yang dalam jumlah tertentu bisa mabukkan bahkan ini adalah zat penyebab mabuk
dalam khamar.
Tapi alkohol ditambahkan dalam obat bukan untuk menimbulkan efek mabuk jadi sebagian ulama' ada
yang membolehkan.
Hanya saja kalau buat pribadi dan keluarga kami lebih baik berhati2 meninggalkannya karena beberapa
alasan berikut :
1. Menurut fatwa MUI, alkohol itu dibedakan antara alkohol yang berasal dari industri khamar dan alkohol
yang bukan dari industri khamar. Kalau alkohol dari industri khamar, para ulama di MUI sepakat,
dihukumi haram dan najis. Sedangkan alkohol yang bukan berasal dari industri khamar, kalau dipakai
sebagai bahan penolong yang tidak sampai pada kadar memabukkan, maka ia boleh digunakan.
2. Menurut MUI lagi kadar alkohol dalam minuman tidak boleh melebihi 1%, karena kadar alkohol 1% itu
dinilai sudah sebanding dengan miras, minuman yang memabukkan.
3. Masalahnya penambahan dalam obat biasanya > 1% bahkan sebanding dengan kadar alkohol khamar.
Misalnya penambahan alkohol seperti dalam elixir menyebabkan kadar alkohol obat ini setara dengan
miras macam BIR dan WINE (tergantung kadar alkoholnya).
4. Formulasi obat sekarang sudah berkembang, penggunaan alkohol sebagai pelarut untuk beberapa jenis
obat sudah bisa ditinggalkan. Jadi ngapain juga masih ngotot pakai formulasi jadul yang mengandung
alkohol.
5. Saat ini dengan kandungan obat yang sama sudah ada banyak pilihan obat dengan formulasi non
alkohol. Jadi ngapain kita pilih obat yang isi dan fungai sama yang mengandung alkohol kalau nyata2 yang
tanpa alkohol itu ada.
6. Kalau dibilang darurat nyatanya nggak semuanya darurat. Kenapa? Karena sebagian besar obat syrup
beralkohol ini "hanya" buat mengobati penyakit ringan macam batuk pilek atau demam. Menurut saya sih
sakit beginian nggak mengancam jiwa, masak dibilang darurat.
Kalaupun nggak diminumi obat batuk pilek juga nggak papa, insya Allah sembuh, nggak mati hehee... Ini
cuma soal "kenyamanan" saja.
(Berbeda dengan vaksin lho ya, disana berlaku hukum2 darurat...sila baca tulisan kami
terdahulu... https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211192053819149&id=1292186698 )
Kesimpulannya, ngapain sih pilih obat yang di "oplos" sama alkohol kalau sudah banyak gantinya, ya
nggak?...hehehe
Wallahu a'lam
Salam sehat..

OBAT ASTHMA INHALER


BEDA KEMASAN BEDA CARA PAKAI
(disertai video tutorial)
---
1. Sekitar 235 juta orang di dunia saat ini menderita asma, umumnya dialami anak-anak.
2. Sebagian besar kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
3. Menurut perkiraan WHO terbaru, yang dirilis pada bulan Desember 2016, ada 383.000 kematian karena
asma pada tahun 2015.
4. Faktor risiko terkuat pemicu asma adalah zat yang dihirup dan partikel yang dapat memicu reaksi alergi
atau mengiritasi saluran pernafasan.
5. Obat tidak menyembuhkan asthma tapi obat dapat mengontrol asma. Selain obat menghindari pemicu
asma juga bisa mengurangi keparahan asma.
6. Manajemen asma yang tepat dapat memungkinkan orang untuk menikmati kualitas hidup yang baik.
(sumber WHO http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs307/en/)
BILA ASTHMA MENYERANG
-----------------------------------
Serangan asma berpotensi mengancam jiwa maka jika serangan asthma terjadi langkah-langkah yang harus
diambil segera :
UNTUK PENDERITA...
1. Duduk tegak dan cobalah tetap tenang. JANGAN BERBARING.
2. Ambil 1 puff (semprot) obat hisap pereda nafas atau inhaler setiap 30 hingga 60 detik, jika masih nafas
sesak gunakan 1 puff puff (semprot) lagi, ulangi sampai maksimal 10 kali puff (semprot).
3. Jika gejala memburuk atau tidak membaik setelah 10 kali puff (semprot), carilah perawatan medis
darurat.
4. Sambil menunggu ambulan atau pertolongan medis, setelah 15 menit ulangi lagi langkah 2. Hisap
kembali obat pereda nafas atau inhaler.
5. Serangan asma berpotensi mengancam jiwa. Cari bantuan jika gejala tidak membaik.

UNTUK ORANG SEKITAR...


1. JANGAN MENGERUMUNI PENDERITA, cukup 1-2 orang yang menemani penderita, suruh yang lain
segera menghubungi ambulan atau mencari kendaraan untuk membawa ke rumah sakit. Mengerumuni
penderita = membahayakan penderita karena mengurangi oksigen di sekitar penderita.
2. Pindahkan penderita KE TEMPAT YANG LEBIH LAPANG
3. DUDUKKAN PENDERITA di kursi atau dilantai dengan nyaman
4. BANTU KORBAN MENGGUNAKAN INHALER YANG DIRESEPKAN OLEH DOKTER. Penderita
asma biasanya sudah memiliki dan membawa inhaler yang diresepkan oleh dokter.

BAWALAH INHALER / OBAT HISAP DARURAT


-------------------------------------------
Penting diketahui
1. Inhaler atau obat hisap darurat adalah PENYELAMAT UTAMA untuk mengurangi gejala serangan
asma. Seseorang yang mengalami serangan harus menggunakan inhaler penyelamat mereka.
2. Seseorang dengan asma HARUS MEMBAWA INHALER SETIAP SAAT.
3. Sebaiknya penderita memiliki 2 stok inhaler, 1 dibawa kemana-mana, 1 disimpan di kotak obat rumah.
4. Inhaler ada yang tidak memiliki tanda atau angka yang menunjukkan berapa sisa isi obat di dalam
kemasannya. Kadang pasien mendapati tahu2 saat mau dipakai ternyata isinya sudah habis, maka penting
untuk memiliki cadangan stok.
5. Jangan simpan inhaler di mobil karena perubahan suhu yang ekstrim dapat merusak inhaler.
Buat keluarga atau pendamping penderita sebaiknya :
1. Selalu INGATKAN penderita untuk membawa inhaler setiap keluar rumah
2. Kenali bentuk, warna (biasanya warnanya biru) dan tempat penyimpanannya agar sewaktu2 bisa
membantu menolong
3. Mengetahui cara pertolongan pertama pada serangan asthma supaya tidak ikutan panik.
BEDA BENTUK BEDA CARA PAKAI
-------------------------------------------
Inhaler atau obat hisap ada macam-macam bentuk dan kemasan, cara penggunaannya juga beda-beda :
1. Obat semprot jenis Hydrofluoroalkane Inhaler (HFA) atau dikenal juga dengan Metered Dose Inhalers
(MDI).
Cara kerjanya seperti semprotan.
Mengandung gas pembawa (seperti model spray kalengan).
Cara pakainya dengan MENEKAN SAMBIL DIHISAP.
Contoh obatnya Berotec inhaler dan Ventolin inhaler.
Untuk anak dilengkapi dengan alat tambahan disebut ‘Spacer’agar lebih mudah dalam penggunaan.
Dengan tambahan ‘Spacer’ cara pakainya DITEKAN DULU / SEMPROT baru dihisap, tidak perlu
bersamaan.
Obat jenis MDI ada yang dilengkapi pengukur sisa obat (sisa dosis) dan ada yang tidak. Jika dalam
kemasan tidak dilengkapi pengukur sisa obat maka harus dihitung manual dengan membuat catatan kecil.

2. Obat Dry Powder Inhaler (DPI).


Hanya mengandung serbuk obat, tanpa gas pembawa jadi cara pakainya tidak disemprot.
Jenis kemasan banyak dan cara pakainya beda-beda :
- Diskus (contoh Seretid Diskus), DIKOKANG DULU baru siap dihisap
- Flexhaler / Turbohaler (contoh Symbicort Turbuhaler), DIPUTAR BERLAWANAN JARUM JAM
LALU PUTAR BALIK DULU baru siap dihisap
- Twisthaler (contoh Asmanex Twisthaler), SAAT KEMASAN DIBUKA TUTUPNYA OTOMATIS
BERPUTAR DAN SIAP DIGUNAKAN baru siap dihisap
- Autohaler (contoh Qvar 100 Autohaler), ANGKAT TUASNYA baru siap dihisap
- Swinghaler (contoh Meptin Swinghaler), TEKAN KE DALAM DULU baru siap dihisap
- Neohaler dan Handihaler (contoh Arcapta Neohaler dan Spiriva Handihaler), obat dalam kapsul, kapsul
dimasukan dulu ke alat, lalu tekan tuasnya sampai kapsul pecah baru siap dihisap
Semua jenis DPI memiliki tanda pengukur sisa obat (sisa dosis).
Lebih jelasnya sila lihat di video
Wallahu a’lam
Catatan : SETELAH MENGGUNAKAN INHALER SEGERA BERKUMUR SUPAYA TIDAK
TERTINGGAL SISA OBAT DI MULUT, PADA SEBAGIAN ORANG SISA OBAT DI MULUT BISA
MENYEBABKAN SARIAWAN (terutama untuk obat jenis radang alergi kortikosteroid).
Sila ditonton videonya...
Salam sehat 
Semoga bermanfaat
Sumber :
2018 GINA Report, Global Strategy for Asthma Management and Prevention http://ginasthma.org/2018-
gina-report-global-strategy-for-…/ 
British guideline on the management of asthma. A national clinical guideline 2016. https://www.brit-
thoracic.org.uk/…/btssign-asthma-guidelin…/
British guideline on the management of asthma. Quick Reference Guide. https://www.brit-
thoracic.org.uk/…/btssign-asthma-guidelin…/
Metered Dose Inhalers (MDIs): How to Use One When You Have
COPD https://www.webmd.com/…/metered-dose-inhalers-mdis-how-use-…
Youtube :
https://www.youtube.com/user/Useinhalers
https://www.youtube.com/watch?v=9Uifh6nX-30
https://www.youtube.com/watch?v=9kAvZPjdwZM
Harus Berbasis Bukti
Tak bisa sekedar testimoni...
----
Saat ini di dalam dunia kesehatan setiap terapi harus berbasis bukti atau bahasa kerennya
"Evidence Based Medicine" (EBM) baru boleh diakui... 😎
Sepandai2nya peneliti dan sebanyak2nya testimoni belum cukup dikatakan memenuhi EBM
apabila belum melalui serangkaian uji.
Pendapat ahli yang paling hebatpun dan testimoni saja baru dianggap bukti tingkat paling
rendah, jauh dari tahap yang bisa diakui secara medis...
Secanggih2nya riset harus diuji terlebih dahulu sampai dinyatakan fix buktinya supaya manfaat
dan keamanannya buat pasien bisa terjamin...
Semua demi keselamatan pasien... 😉
Ya macam mau jadi pilot lah, biarpun ada orang yang otodidak belajar nerbangkan pesawat dan
berhasil, masak kita mau naik pesawat yang dikemudiakan sama dia...takut lah...hehehe...harus
yang berpendidikan penerbang dan sudah lulus uji jadi pilot...
Tapi dia hebat..!😤
Okelah hebat tapi tetap aja nggak bisa jadi standar, soalnya kalau dibiarin nanti bakalan banyak
pilot otodidak..kan serem tuh...,
Nah, supaya terstandar keahlian dan keamanannya Asosiasi Pilot dan Asosiasi Penerbangan
tentu punya hak dong buat melarang orang model otodidak ini menerbangkan pesawat
komersial...ini semua demi keselamatan penerbangan...
Itu kalau pesawat, nah apalagi kalau yang dijadikan uji coba bukan barang biasa tapi manusia...
Cuma kita perlu adil juga menyikapinya..., "Kenyataannya banyak EBM yang diawali dari
kontroversi, bahkan mungkin mayoritas EBM berawal dari kontroversi..." 😮😮
Sila tengok bagaimana metode bedah zaman jadul hiii...ngelihat ilustrasi gambar proses bedah
dari masa lalu seremnya minta ampun...ga kebayang yang jadi pasien zaman dulu...nekat
bener...😱😱
Ambil contoh bedah cesar...zaman dulu dilakukan ala kadarnya, kalau dibuat persentase antara
yang hidup dan yang mati...justru pasien yang mati jauh lebih banyak dari yang hidup... 😯😯
Seandainya para dokter zaman itu "menyerah" maka sampai detik ini tindakan operasi tak akan
pernah terjadi...mana ada yang mau...
Alexander Fleming penemu antibiotik penicillin pada perang dunia ke 1 sebenarnya hanya
pasrah, ia tahu telah menemukan penicillin tapi masih dalam "cawan petri" (itu lho macam piring
kaca tempat pembiakan bakteri, kalau pernah praktikum biologi harusnya tahu...hehe)
Tahun itu 1928, ia samasekali tak tahu bagaimana caranya mengambil penicillin di "cawan petri"
nya sebagai obat...
Apakah Fleming menyerah?😕
Nggak, ia sodorkan penemuan "anehnya" kepada koleganya, tapi semua bingung, apa
manfaatnya penemuan itu...?
Sampai bertahun2 lamanya, akhirnya ada ilmuan lain yang mau melanjutkan, mereka berhasil
mengekstrak penicillin dari "cawan petri" dan memproduksinya secara massal di tahun 1940an
yakni Howard Florey dan Ernst Chain dari Oxford University...
https://www.google.co.id/…/.amp/p…/alexander-fleming-9296894
Luar biasa...👏👏
BELAJAR DARI "Jenner"
----------------------------------------
Edward Jenner siapa tak kenal?😎
Dia adalah dokter bedah terkemuka di kotanya...percobaannya dimulai dengan "testimoni" di
masyarakat saat itu :
1. Orang yang sudah pernah terserang cacar dan sembuh dia akan kebal dengan cacar.
2. Kebiasaan orang dari wilayah kekuasaan Turki Utsmani (dari Afrika sampai Asia)
menggunakan nanah bekas penderita cacar yang ditorehkan ke luka orang sehat, menjadikan
orang sehat itu kebal dengan cacar.
3. Testimoni di masyarkat kalau sudah tertular cacar dari sapi, dia akan kebal dengan cacar dari
manusia.
Di Inggris saat itu sebenarnya sudah mulai diterapkan cara yang sama dengan metode dari
Utsmani, sebagian besar berhasil namun yang mati terjangkit cacar juga tidak sedikit gara2
metode itu.
Soalnya vaksinasi dari wilayah kekuasaan Utsmani itu masih menggunakan nanah dari pasien
cacar manusia yang "belum tentu kumannya sudah lemah", kalau dalam nanah penderita cacar
itu kumannya masih kuat ya apes lah, bukannya yang divaksin jadi kebal tapi malah ketularan
cacar beneran, makanya vaksinasi model "jadul" ini masih beresiko besar.... 😱
Bahkan katanya ada korban dari keluarga kerajaan Inggris yang tewas setelah vaksinasi cacar
model jadul itu...(sila baca salah satu hasil investigasi kematian putra mahkota yang bernama
Prince Alfred, dia mati setelah vaksinasi model jadul...???)
http://www.unofficialroyalty.com/featured-royal-date-augus…/
Edward kemudian berkhayal secara ilmiah...,
"Apakah ada cara lain yang lebih aman? Bisakah dimodifikasi supaya lebih aman? Apa nggak
sebaiknya pakai jenis cacar lain yang lebih aman? Cacar pada sapi misalnya?" 😕😕
Alasan Edward sederhana, testimoni dari warga desa saat itu, bahwa orang yang sudah tertular
dengan cacar sapi menjadi kebal pula dengan cacar manusia.
Dia pun saat kecil sudah pernah tertular cacar sapi, dan sampai saat itu walau wabah cacar
menjangkit ia tetap sehat.
"Cacar sapi tidak mematikan, jadi harusnya lebih aman digunakan ketimbang cacar manusia.",
begitulah kira2 khayalan si Edward.😎
Dia lalu membuat percobaan "gila" di zaman itu. Yang dijadikan "korban" uji coba pertamanya
adalah anak dari tukang kebunnya sendiri, James Phipps namanya (apes banget tuh
anak...hehe)😵😵😵
Dengan tega si Edward menorehkan nanah dari sapi yang terkena cacar ke kulit si James
Phipps, selang beberapa hari si anak terjangkit cacar sapi. 😤😤😤
Setelah sembuh dengan tega lagi si Edward melanjutkan ide gilanya itu, diambilnya nanah dari
penderita cacar manusia lalu di torehkannya ke kulit si anak dan ajaibnya si anak itu tidak ada
tanda2 terjangkit cacar sama sekali, si anak jadi kebal dengan cacar... 👍👍👍
Penelitian itu dia lanjutkan sampai terkumpul 23 percobaan yang semuanya sukses...
Semua ia tulis dalam makalahnya yang berjudul "An Inquiry into Causes plus the Effects of
Variolae Vaccine"
Saat ia mengajukan tulisannya ke jurnal medis saat itu bukannya dapat pujian, tapi malah
penolakan diberikan dari sesama rekan medisnya...padahal mereka sudah mengenal Edward
adalah ahli bedah terkemuka...
Gak tanggung2...sampai mereka yang mencemooh bikin "karikatur" yang mengejek teori aneh
Jenner...
Benar2 menjadi bahan tertawaan...!!!
Apakah Edward menyerah????
Tentu tidak...
Ia memutuskan berhenti dari kegiatannya sebagai dokter bedah, ia fokus dengan risetnya, nggak
cuma itu dukungan dari parlemen pun mengalir...mereka menjamin penuh riset Jenner...
https://www.biographyonline.net/scientis…/edward-jenner.html
Seandainya ia menyerah dan parlemen tidak mendukungnya maka boleh jadi vaksinasi tak akan
menjadi "hajat" kebutuhan primer di masa kini...
Mungkin "hantu mematikan" karena terjangkit Cacar, Polio, TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus dsb
masih menghantui kita..sebagaimana di masa lalu jutaan manusia tewas tiap tahun karenanya...

BELAJAR DARI "OPTUNE"


---------------------------------------
Kini EBM adalah wajib, maka mau tak mau agar diakui segala riset dan teori harus terlebih
dahulu melalui serangkaian uji sebelum bisa diterapkan secara massal...
Tanpa EBM artinya nggak ada standar, nggak ada SOP (standard operating procedure)
EBM artinya semua sudah memenuhi SOP lah..., seperti dimana2 kan serba pakai SOP, apakah
di kantor, di restaurant, di pabrik, di manapun lah yang mau bagus kerjanya dan baik hasilnya
serta konsisten mutunya pasti ada SOP yang dibuat dan harus dipatuhi...ya kan 😎
Supaya nggak kejadian, hari ini kerjanya bagus besok nggak, hari ini manjur besok nggak, hari
ini masakannya pas mantap eh besoknya keasinan...nggak konsisten blas...hehe...
Kenapa Optune dari Novocure bisa sukses sementara ECCT nya Dr. Warsito belum??? (tentang
Optune itu apa sila baca postingan kami yang lalu https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=10211776495309821&id=1292186698 )
Bedanya, Optune dengan modal besar perusahaan Novocure berani dan mau mengikuti "ujian-
ujian" dalam EBM...mereka ikuti semua dengan tekun mulai dari uji pra klinik (di tingkat sel
sampai di hewan uji), setalah komplit mereka maju ke uji klinik (uji pada manusia), tentu dengan
standar medis, mulai uji klinik fase 1,2 dan 3...semua mereka lewati...barulah teori dan alat
Optune kini memenuhi kriteria EBM...
Lama? Ya...😎
Teori penggunaan listrik arus lemah sebagai terapi kanker yang menjadi cikal bakal Optune
sudah dimulai dari tahun 2000 dan baru disetujui penggunaannya oleh FDA (BPOMnya Amerika)
pada 2011, lalu untuk mendapat kriteria EBM dilakukan serangkaian uji klinik lanjutan dan
"postmarked" sampai akhirnya menjadi buah bibir di kalangan dunia kesehatan Amerika pada
akhir tahun 2017 lalu setelah sebuah jurnal medis ternama JAMA merilis hasil uji klinik terbaru
dari Optune...
https://www.medscape.com/viewarticle/890317
Mahal...? Ya...😎
Riset menuju EBM nggak murah...
Makanya peneliti hebat macam Dr. Warsito dengan "pembasmi kanker ECCT" dan Dr. Terawan
dengan "Cuci Otak" nya kalau mau berhasil harus disupport, ya tentunya dengan dana yang
nggak sedikit...
Konsekuensinya apa?
Cari pemodal...
Pemodal mau balik modal apa full ikhlash lillahi ta'ala? 😉😉
Kalau tujuannya cari untung macam Novocure bisa saja, cuma konsekuensi akhirnya seperti
Optune...setelah diakui dan digunakan sebagai terapi dia menjadi alat yang "sangat mahal",
bayangin ya biaya penggunaannya sebulan mencapai $21.000, kalikan aja dengan kurs dollar
Rp. 13.500 wuiiih... https://www.webmd.com/…/electric-cap-might-help-fight-a-dea…
Itu dipakainya juga nggak sebentar, minimal selama 2 tahun bahkan lebih... 😱😱
Mahal karena harus dihitung cost atau biaya dari uji pra kilik sampai lolos uji klinik fase III...kan
pemodalnya niatnya cari untung...
Lha kalau sekarang para penemu pingin ilmunya diakui tapi harganya murah terus yang mau
komitmen nyiapin dana ada nggak...???
Wallahu a'lam...
Kalau memang niatnya tulus demi kemanusiaan bolehlah kiranya para dermawan di negeri ini
mewakafkan sebagian hartanya untuk misi kemanusiaan ini, supaya hasil akhirnya nggak jadi
mahal seperti penemuan yang sudah-sudah...
Ya...kalau nggak ada yang mau modalin, supaya nggak mubadzir risetnya jangan salahkan bila
penemunya "menjualnya" ke luar negeri...nanti kalau sudah diakui dunia kita tinggal jadi
"pengimpor" nya lagi...simple...
Ya seperti Optune, mungkin tak lama lagi terapi kanker dengan medan listrik ini akan sampai di
tanah air...
Wallahu a'lam...

Sariawan itu obatnya apa? Nistatin? Emangnya #sariawan itu penyakit akibat infeksi #jamur? Kan nistatin obat
jamur. Bener nggak sih?
.
Ternyata tidak pada sebagian besar kasus. Infeksi jamur penyebab sariawan terjadi pada anak-anak dengan daya tahan
tubuh menurun, seperti mereka yang sakit leukemia (kanker sel darah putih) dan mendapatkan kemoterapi. Atau anak-anak
dengan HIV/AIDS. Kecuali bayi baru lahir sampai usia sekitar 1-2 bulan, kadang kena oral thrush akibat infeksi
jamur #Candida, dan ini kondisi yang seringkali nggak butuh #antijamur juga, akan sembuh sendiri, mengingat kondisi
sistem imun bayi yang sedang berkembang. Tapi bedakan juga lho ya, dengan bekas susu/ASI di rongga mulut bayi. Bekas
susu mudah dibersihkan, sedangkan #oralthrush sulit.
.
Lalu apa penyebab tersering sariawan pada anak?
.
Seperti yang ada di foto-foto, secara umum sariawan atau stomatitis (sores) dibagi 3: cold #sores, canker sores, dan
herpangina. Letak #coldsores biasanya di bibir dan gusi, mengumpul, dan kadang luka/koreng jika akan membaik.
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks (HSV). Sembuh sendiri dalam 3-4 minggu. Canker sores lokasinya lebih ke
dalam lagi, bukan di permukaan bibir, tapi di pangkal bibir dekat gusi, dan bisa sampai ke langit-langit. bentuknya bisa lebih
putih, yang kadang dipikirkan sebagai infeksi jamur, padahal bukan. Penyebab canker sores lebih variatif dan belum jelas
benar, bisa karena trauma gigitan, pasta gigi, kekurangan vitamin B12/asam folat/seng/besi, hipersensitif terhadap makanan
tertentu, kebersihan mulut, stres psikologis, sampai "bakat" alias keturunan (ada kaitannya dengan sistem imun juga).
.
Ada lagi #herpangina. Salah satu sariawan yang paling sering pada anak balita, dan penyebabnya sama dengan #HFMD.
Seperti yang bisa dilihat di gambar, sariawan ini bentuknya kecil-kecil dengan diameter sekitar 2-3 mm, gejala awalnya bisa
berupa demam, sakit tenggorok, dan anak tidak mau makan. Lalu muncullah sariawan yang cukup menyakitkan rasanya ini.
Makin susah makan deh si anak.
.
Penyebabnya adalah infeksi virus #Coxsackie, bukan jamur atau virus herpes. Jadi obatnya ya bukan antijamur seperti
nistatin. Obatnya apa? Satu: sabar 😅 Dua: gendong 😁 Nggak ada obat khususnya 😁 Nggak perlu antivirus, gom, albotil,
gentian violet, dll. Mau kasih es krim ke anaknya? Boleh. Yang penting anak cukup cairan dan tidak dehidrasi.
.
Virus ini dan golongan enterovirus lainnya juga menyebabkan HFMD yang dikenal juga sebagai "flu Singapur" (sudah
pernah saya bahas ya...). Penularannya lewat percikan liur, tinja, dan kontak langsung dengan objek yang terpapar virus ini.
Jelas okeh?
.
Pemberian minuman dingin, pokoknya yang adem-adem bisa membantu menyamankan (biasanya saya menyarankan anak
mengemut es batu, atau sekalian saja makan es krim. Hmmm, enaakk). Yang penting: anak tidak boleh dehidrasi. Yang
paling dikhawatirkan adalah kekurangan cairan. Jadi, perbanyak saja minum dan cairan.
.
Lidah putih pada bayi harus dikasih #antijamur?
.
"Dok, bayi saya lidahnya berwarna putih. Harus dibersihkan, tidak?" tanya seorang mahmud. Eh, mamah muda, maksudnya.
Seorang Ibu beranak satu, tepatnya.

"Bayinya minum apa, Bu?" tanyaku.

"ASI eksklusif," jawabnya.


"ASI warnanya apa?" tanyaku lagi.

"Putih," jawabnya lagi.

"Jadi wajar nggak, kalau lidah bayi Ibu warnanya jadi putih?" tanyaku lagi dan lagi.

Si Ibu diem aja.

"Kalau lidahnya warna cokelat, atau stroberi, berarti ASI Ibu rasa..." sambungku.

Si Ibu diem aja, lagi.


.
"Dok, bayi saya lidahnya putih. Harus dibersihkan dengan kassa dan air putih ya, tiap habis minum? Bayi saya ASI
eksklusif," seorang Ibu bertanya.
.
Nah... sebenarnya lidah berwarna putih, baik pada bayi yang hanya dapat ASI eksklusif, atau dengan susu formula, haruskah
dibersihkan tiap kali terlihat putih? Dengan kassa misalnya. Atau air putih? Bener nggak, kalau tidak dibersihkan nanti jadi
infeksi jamur??
.
Ada yang namanya "thrush", yaitu infeksi #jamur Candida albicans di rongga mulut bayi, dan ada yang namanya bekas
susu/ASI (milk residue/coating) di lidah bayi. Kedua hal ini sebaiknya bisa dibedakan oleh para Ibu, baik mahmud, maupun
mamah-mamah yang nggak muda lagi 😅
Bekas susu biasanya hanya terdapat di lidah, berwarna putih, dan mudah dibersihkan dengan kassa. Tentunya ini berbeda
sekali dengan #thrush yang sukar dibersihkan dengan kassa (tidak lepas), dan biasanya tidak hanya berlokasi di lidah saja,
tetapi bisa menyebar sampai bibir, bagian dalam pipi, gusi, dan langit-langit. Jamur Candida sebenarnya penghuni normal
rongga mulut (dan saluran cerna) kita, dan umumnya tidak berbahaya. Pada bayi yang sistem kekebalan tubuhnya sedang
berkembang, jamur jadi lebih mudah berkembang biak. Pemberian obat antijamur seperti nistatin atau mikonazol dilakukan
hanya jika bayi mengalami keluhan seperti minumnya berkurang karena nyeri akibat sariawan jamurnya. Artinya: TIDAK
SEMUA lidah putih harus diobati, apalagi kalau ternyata hanya bekas susu saja.
.
Bagaimana cara mencegahnya? Beberapa upaya dan faktor risiko yang ada seperti:
- membersihkan botol susu sebaik mungkin
- bayi prematur lebih berisiko mengalami thrush
- bayi yang mengonsumsi antibiotik juga menyebabkan bakteri baik di rongga mulut berkurang, dan infeksi jamur meningkat
- infeksi jamur di payudara Ibu juga bisa pindah ke bayi saat menyusui
.
Terakhir, jadinya perlukah rutin membersihkan lidah bayi setelah menyusui, sekedar untuk menghilangkan bekas susu?
Jawabannya ternyata tidak. Tiap menyusui kan aliran susu membersihkan bekas susu juga. Jadi tidak perlu memberikan air
putih setelah menyusui.

Anda mungkin juga menyukai