Disusun oleh
i
DAFTAR ISI
b. Mahasiswa ........................................................................................... 11
d. Musholla .............................................................................................. 14
ii
METODE PENELITIAN ........................................................................................... 21
A. Pendekatan dan jenis penelitian ........................................................ 21
B. Kerangka konsep ............................................................................... 21
C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 22
D. Sumber Data ...................................................................................... 22
E. Instrumen dan teknik pengumpulan data ......................................... 23
F. Teknik pengumpulan data ................................................................. 24
G. Teknik analisis data ........................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 26
LAMPIRAN ................................................................................................................ 27
Lampiran 1 : Informed Consent Penelitian ............................................................... 28
Lampiran 2 : pedoman Kuisioner .............................................................................. 30
Lampiran 3 : Dokumentasi ......................................................................................... 38
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR BAGAN
v
DAFTAR GRAFIK
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Penelitian
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kampus merupakan unit terdepan dalam implementasi sistem
pendidikan Nasional. Kampus memiliki tanggung jawab moral untuk
menyiapkan kepemimpinan masa depan bangsa dengan mengembangkan
kesadaran politis dalam jalur akademik disertai semangat intelektual,
kritis, mengembangkan kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk
hidup bersama sebagai warga negara dan mengembangkan pemahaman
keagamaan yang moderat diantara dua pemahaman ekstrim, yaitu
liberalisme dan radikalisme. Mahasiswa yang dalam tatanan sosial
kemasyarakatan dianggap sebagai fitur intelektualis bangsa, yang akan
selalu mengedepankan unsur dialogis dan rasionalis dalam setiap
pemecahan masalah, ternyata tidak cukup mempunyai kemampuan untuk
menopang kemerosotan moral bangsa secara keseluruhan.
1
Masjid/Musholla bagi umat Islam merupakan salah satu instrumen
perjuangan untuk mengerakkan risalah yang dibawa Rasulullah dan
merupakan amanah beliau kepada kita umatnya. Masjid tidak hanya
berfungsi sebagai tempat sujud atau I’tikaf. Melainkan sebagai tempat
untuk kegiatan-kegiatan keislaman yang mempunyai manfaat yang lebih
luas bagi umatnya. Tetapi disini masjid dipahami sebagai sebuah tempat
yang digunakan umat Islam untuk melakukan semua aktivitas, yang
berkaitan dengan hal yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT.
Masjid menjadi pusat kegiatan positif kaum muslimin dan bermanfaat bagi
umat. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang masa
depannya, baik dari segi agama, ekonomi, politik, sosial, dan seluruh sendi
kehidupan, sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid secara
maksimal.
Dalam rukun Islam shalat merupakan salah satu cara bagi seorang
hamba untuk berkomunikasi langsung dan sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat adalah upaya membangun
hubungan baik antara manusia dengan Tuhannya. Dengan shalat kelezatan
munajat kepada Allah akan terasa, pengabdian kepada-Nya dapat
diekspresikan, begitu juga penyerahan kepada segala urusaan kepada-
Nya. Shalat juga mengantar seseorang kepada keamanan, kedamaian, dan
keselamatan dari-Nya. Shalat adalah perilaku ihsan hamba terhadap
Tuhannya. Ihsan shalat adalah menyempurnakan dengan membulatkan
budi dan hati sehingga pikiran, penghayatan dan anggota badan menjadi
satu, tertuju kepada Allah SWT.
2
SWT akan memberikan perlindungan pada hari dimana tidak terdapat
perlindungan kecuali milik-Nya kelak.
3
perawatan dan penataan ruangan.
4
mengangkat judul penelitian “Persepsi Mahasiwa Muslim Stikes Widya
Dharman Husada Terhadap Eksistensi Musholla di Stikes Widya
Dharma Husada”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan dilihat dari
fenomena yang terjadi maka permaslahan yang akan di bahas adalah
Bagaimana Persepsi Mahasiswa Muslim Widya Dharma Husada Tentang
Eksistensi Musholla Di Stikes Widya Dharma Husada?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Bagaimana Persepsi Mahasiswa Muslim Widya
Dharma Husada Tentang Eksistensi Musholla Di Stikes Widya
Dharma Husada.
2. Tujuan khusus
1. Untuk memahami persepsi mahasiswa muslim terhadap
keberadaan mushola dikampus
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
memepengaruhi persepsi mahasiswa terhadap keberadaan
musholla di kampus
3. Untuk mengetahui eksistensi mushola di stikes widya
dharma husada tangerang
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara
mahasiswa laki-laki dan perempuan, antara mahasiswa
yang berasal dari daerah dengan yang beradal dari kota,
atau antara mahasiswa dari program studi yang berbeda
5. Untuk memberikan sumbangan pada penelitian
sebelumnya tentang persepsi mahasiswa muslim terhadap
keberdaan musholla di kampus, baik dalam konteks yang
lebih luas maupun lebih spesifik
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Stikes Widya Dharma Husada
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, serta bisa
menjadi acuan pada penyelenggaraan eksistensi musholla di stikes
widya dharma husada
2. Bagi Mahasiswa Stikes Widya Dharma Husada
Memberikan kesempatan dan peluang kepada mahasiswa/I untuk
menyampaikan persepsi nya dengan objektif dalam mengidentifikasi,
memahami, ataupun memeberikan alternatif solusi terhadap eksistensi
musholla di Stikes Widya Dharma husada
3. Bagi Mahasiswa dengan mata kuliah penelitian kualitatif
pelayanan kesehatan 6A AKK
a. Memberikan kesempatan dan pengalaman kepada mahasiswa/I
dalam meneliti dan memahami terkait dengan pengaruh
persepsi mahasiswa terhadap eksistensi musholla di Stikes
Widya Dharma Husada
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Persepsi
a. Definisi persepsi
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari
suatu perumpamaan, sehingga dalam persepsi terjadi proses
masuknya pesan atau informasi. Persepsi juga dapat berisi
tanggapan yaitu bayangan yang tinggal dalam ingatan
pengamatan, yaitu proses yang terjadi dari obyek-obyek yang
tertangkap oleh panca indra dan diproyeksikan pada bagian
tertentu di otak sehingga pelakunya dapat mengamati obyek
tersebut (Sukamto, 2008).
7
terhadap pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu.
8
penafsirannya. Oleh sebab itu wajarlah mana kala setiap orang
yang mengamati suatu beda terjadi perbedaan persepsi.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
persepsi timbul karena adanya hal-hal yang membentuk yaitu
penerimaan langsung seseorang melalui proses pengindraan,
pengamatan, pengetahuan, penyeleksi dan dan interprestasi
suatu objek yang dianggap dengan indra. Dengan demikian
setiap stimulus yang dipandang seseorang akan mengalami
perbedaan persepsi dengan tingkat ingatan cara berfikir serta
bagaimana penafsirannya. Oleh sebab itu wajarlah mana kala
setiap orang yang mengalami suatu beda terjadi perbedaan
persepsi.
a. Syarat terjadinya persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi
adalah sebagai berikut:
1) Adanya objek yang dipersepsi
2) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam mengadakan persepsi
3) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima
stimulus
4) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke
otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
b. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Menurut Miftah Toha (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,
prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses
belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan
kebutuhan juga minat, dan motivasi
2) Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang
diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas,
9
ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan
familiar atau ketidak asingan suatu objek.
2) Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah
mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat
seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya.
Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang
terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi
yang terkirim kepadanya tersebut.
3) Interpretasi
10
yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada
stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut
bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan
kepribadian seseorang.
b. Mahasiswa
a. Definisi Mahasiswa
11
(Yusuf, 2004).
Dengan demikian mahasiswa adalah seseorang yang
sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar
sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan
tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institut dan universitas.
1) Peranan moral
Dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa
dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau.
Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri
masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral
yang hidup dalam masyarakat.
2) Peranan Sosial
3) Peranan intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan
intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam
ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa
fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu
pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik
12
dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani
pendidikan.
c. Perguruan Tinggi
a. Definisi perguruan tinggi
13
2) Mengembangkan aktivitas akademika yang inovatif,
responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif
melalui pelaksanaan Tridharma.
3) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan Nilai manusiawi yang
dimiliki oleh manusia sehingga manusia menjadi manusia
yang seutuhnya.
d. Musholla
a. Definisi Musholla
Musholla menurut arti bahasa adalah tempat shalat. Istilah
musholla sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW, awal mula
penamaan musholla dalam istilah sekarang adalah untuk bangunan
kecil yang dipergunakan sebagai tempat sujud, tempat shalat yang
dapat memberikan sedikit pernaungan dari terik panas matahari
(Syahiddin, 2014).
Menurut (Haeral, 2014 dalam Sidi Gazalba “Masjid
Tempat Ibadah dan Kebudayaan Islam Tahun 1989” Musholla
merupakan lembaga pendidikan, sebagai penyempurnaan
pendidikan dalam keluarga. Selanjutnya mampu melaksanakan
tugas kehidupannya dalam bermasyarakat dan lingkungannya
pada mulanya pendidikan di mushollah dalam arti sederhana dapat
dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal, juga sekaligus
sebagai lembaga pendidikan sosial. Musholla adalah sebagai
tempat sholat, bentuk ibadah sebagai pernyataan sebagai sujud
yang diistilahkan dengan sholat. Sholat adalah ibadah yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Hal lain Hasbullah mengatakan bahwa mushollah adalah
sarana untuk meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang Maha
Esa, kecerdasan dan keterampilan mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian , dan mempertebah semangat
kebangsaan dan cinta tanah aiar, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab pembangunan
14
bangsa.(Hasbullah, 2006).
b. Fungsi Musholla
1) Sebagai tempat shalat
Fungsi musholla yang paling utama adalah sebagai tempat
sholat. Sholat adalah gerakan ibadah sebagai pernyataan dari
sujud adalah diistilahkan dengan sholat. Sholat adalah gerak
ibadah yang diawali dengan takbir dan di akhiri dengan
salam.
2) Sebagai pusat pendidikan akhlak
Pendidikan dalam islam erat sekali hubungannya dengan
musholla. Kaum muslimin telah memanfaatkan untuk tempat
beribadah dan sebagai lembaga pendidikan dan pengetahuan
islam dimana di pelajari aqidah islam, hukum agama dan juga
sebagai pusat keroahnian.
3) Sebagai lembaga sosial
Dalam kehidupan terdapat kesatuan sosial yang
membentuknya berdasarkan bermacamm-macam fungsi.
Kesatuan sosial yang diikat oleh musholla yang mempunyai
kesatuan nilai dan ukuran. Ukuran dan nilai tidak ditentukan
oleh manusia yang sangat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Disamping itu manusia selalu dipengaruhi oleh hawa nafsu.
Sebagai lembaga kesatuan sosial musholla adalah tempat
memusyawarahkan persoalan masyarakat misalnya di dalam
khutbah, khatib yang memberikan penerangan, bimbingan
atau petunjuk.
15
Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bahwa
musholla adalah untuk mempermudah proses belajar mengajar
terutama yang berhubungan dengan pendidikan agama,
kemudian pembelajaran agama banyak yang berhubungan
dengan praktek. Dan menandakan bahwa musholla sangat
berperan dalam menumbuh kembangkan karakter, mental, dan
kepribadian. Disamping untuk tempat belajar mengaji Alquran.
Musholla juga dipakai untuk sholat berjama‟ah, tempat
pertemuan warga dan tempat uapacara hari-hari besar islam.
Bahkan ada juga yang dipakai untuk melakukan suluk bagi yang
menganut tarekat.
e. Teori persepsi mahasiswa muslim
16
untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat
membentuk persepsi seseorang.
3) Perhatian
17
petunjuk.
2. Teori sarana dan prasarana
Teori sarana dan prasarana merujuk pada konsep dan pemikiran tentang
infrastruktur dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai
aktivitas manusia, seperti transportasi, komunikasi, dan pemukiman.
Berikut ini adalah definisi dari teori sarana dan prasarana menurut
beberapa ahli:
1) Notoatmodjo (2008): Teori sarana dan prasarana merujuk pada
konsep tentang pentingnya pengembangan dan pemeliharaan
fasilitas publik, termasuk jalan, jembatan, saluran air, dan
sistem transportasi, untuk mendukung pembangunan sosial dan
ekonomi.
2) Supriyanto (2015): Teori sarana dan prasarana adalah
seperangkat pemikiran dan konsep tentang bagaimana
mengembangkan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan
untuk mendukung aktivitas manusia, termasuk pembangunan
kota, transportasi, dan energi.
B. Penelitian terkait
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ningsih, Sri
Rahayu(2019) dengan judul " persepsi mahasiswa terhadap
urgensi masjid Ulin Nuha sebagai pusat kegiatan keagamaan di
IAIN Ponorogo". Metode yg digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis studi kasus yang bersifat analisis deskriptif.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi.Teknik analisis data yang
digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan atau verifikasi. Dalam penelitian tersebut dapat
dikategorikan penelitian hasilnya dalam beberapa poin yaitu :
a) Pelaksanaan kegiatan keagamaan dimasjid yidak berjalan aktif
sesuai dengan jadwal yg telah ada.dari kegiatan harian,
mingguan, bulanan, maupun tahunan.
18
b) Persepsi mahasiswa mengenai kegiatan keagamaan di
masjid Ulin Nuha IAIN Ponorogo:a. Bangunannya kurang
luas dibandingkan banyaknya mahasiswa yg ada.
c) Masjid Ulin dijadikan sebagai tempat ibadah belum begitu
baik karena sarana dan prasarana yg kurang mendukung.
d) Masjid Ulin IAIN Ponorogo dijadikan sebagai pusat
kegiatan keagamaan tetapi dalam pelaksanaannya belum
begitu baik karena jadwal yg belum aktif,tempatyg belum
tersedia,dan pengurus yg kurang memperhatikan kegiatan
tersebut.
2. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Jannah, 2016
dalam judul " revitalisasi peranan masjid di era modern di kota
medan”. Dengan Menggunakan metode penelitian kualitatif
serta pendekatan secara fenomenologi. objek yang dilakukan
dalam penelitian tersebut adalah ditinjau dari sisi lokasi masjid
yaitu ; masjid perumahan,perkotaan dan pinggiran kota. Jenis
dan sumber data diperoleh melalui sumber data primer dan
sekunder. (data primer; diperoleh langsung dari informan
melalui wawancara dengan menggunakan purposive sampling
atau sampel bertujuan). Teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti adalah studi pustaka teknik simak,
observasi, wawancara semi berstruktur, dokumentasi.
Pengambilan informan (subyek): pengurus masjid dan ormas
muslim. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa
peran Ibadah masih dijalankan di masjid era modern tetapi
dalam ibadah khususnya shalat yang dijalankan tidak
menemukan ruh atau kenikmatan, yang pada akhirnya shalat
hanya dilakukan sebagai kewajiban, tidak dilakukan sebagai
media interaksi antara hamba dan Sang Pencipta
19
C. Kerangka teori
1. Teori persepsi mahasiswa muslim menurut Bimo Walgito (20024)
dalam Miftah Toha (2013)
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Metode penelitan kualititatif ini menitikberatkan pada penelitian yang
berlandaskan pada filsafat pospotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, dimanan peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dalam penelitian ini adalah
perspesi mahasiswa muslim tertentu terhadap eksistensi musholla di Stikes
Widya Dharma Husada Tangerang. Dalam penelitian ini peneliti akan
mendeskripsikan fenomena tersebut secar intensif dan menganalisisnya. Adapun
subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Muslim Stikes Widya Dharma
Husada.
B. Kerangka konsep
Berikut ini adalah kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini:
21
C. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di Musholla Stikes Widya
Dharma Husada. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian disini
karena untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang pentingnya
Musholla Stikes Widya Dharma Husada sebagai pusat kegiatan
keagamaan.
D. Sumber Data
1. Informasi utama
Informan Utama adalah mereka yang terlibat secara langsung
dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan Utama dalam
penelitian ini adalah para pengguna musholla di Stikes Widya
Dharma Husada. Dalam penelitiaan ini menggunakan metode
Purposive Sampling yaitu pemilihan kelompok subjek berdasarkan
ciriciri atau karakteristik yang memenuhi tujuan dari penelitian
Menurut Sugiyono (2010) dalam penelitian kualitatif instrumen
utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah
fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrument.
a. Kriteria inklusi
22
informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial
yang diteliti. Informan Tringulasi dalam penelitian ini adalah
Pihak Stikes Widya Dharma Husada (dosen), Petugas Kebersihan
Musholla di Stikes Widya Dharma Husada, Penjaga Kantin di B1.
Menurut Moleong (2010) informan triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data penelitian (Shidiq & Choiri, 2019).
E. Instrumen dan teknik pengumpulan data
1. Instrumen pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2010) intrumen pengumpulan data adalah alat
ukur atau pedoman yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian baik digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Instrument penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Alat-alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat
perekam atau gawai, alat tulis dan kamera.
2. Jenis data
a. Data primer
Menurut Sugiyono (2016) data primer adalah data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
primer pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
mendalam pada informan utama yaitu Mahasiswa/I Muslim
Stikes Widya Dharma Husada dengan perwakilan 1 orang dari
1 program studi.
b. Data sekunder
Menurut Sugiyono (2016) data sekunder adalah data yang tidak
langsung diberikan kepada pengumpul data. Data sekunder
pada penelitian ini adalah Mahasiswa non Muslim, Petugas
Kebersihan di Musholla Stikes Widya Dharma Husada, Petugas
Kantin.
23
F. Teknik pengumpulan data
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu penelitian maka
diperlukan teknik atau cara pengumpulan data yang sifatnya
ilmiah.
Sehubungan dengan hal itu, maka pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara:
1. Teknik wawancara mendalam
24
G. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul, langkah yang ditempuh selanjutnya yakni
penganalisisan data berdasarkan prinsip-prinsip analisis deskriptif
kualitatif. Analisis data yang digunakan mengikuti lagkah-langkah
berikut ini:
1. Mengidentifikasi hasil wawancara
2. Mencatat hasil wawancara
3. Merekapitulasi hasil
4. Mengimterpretasikan hasil
5. Mendeskripsikan teks
25
DAFTAR PUSTAKA
Gazalba, S. (1983). Mesjid, pusat ibadat dan kebudayaan Islam. Pustaka Antara.
Gazalba, S. (1989). Mesjid Tempat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta:
Pustaka Astara.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat permohonan ijin studi pendahuluan
Lampiran 3 : Surat ijin permohonan penelitian
27
Lampiran 1 : Informed Consent Penelitian
INFORMED CONSENT PENELITIAN
28
Form persetujuan sebagai informan penelitian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Usia :
No. Telp :
Pamulang, 2023
Informan
29
Lampiran 2 : pedoman Kuisioner
PEDOMAN KUISIONER INFORMAN INKLUSI (MAHASISA MUSLIM)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Prodi :
B. Pertanyaan
Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan kuesioner kepada informan
inklusi tentang persepsi mahasiswa muslim terhadap eksistensi mushola di
kampus:
9. Apakah ada saran atau rekomendasi yang dapat Anda berikan untuk
meningkatkan penggunaan mushola di kampus?
10. Apakah Anda merasa pihak kampus telah memberikan dukungan yang
cukup untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa muslim dalam
beribadah di kampus?
30
PEDOMAN KUISIONER INFORMAN EKSLUSI (PENJAGA KANTIN)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Prodi :
A. Pertanyaan
31
muslim memanfaatkan fasilitas mushola di kampus?
9. Apakah ada saran atau masukan yang ingin Anda berikan terkait
pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas mushola di kampus?
10. Apakah Anda memiliki pengalaman atau cerita yang ingin Anda
bagikan terkait penggunaan fasilitas mushola di kampus oleh
32
PEDOMAN KUISIONER INFORMAN EKSLUSI (PEMBERSIH KAMPUS)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Prodi :
B. Pertanyaan
33
7. Apakah menurut Anda fasilitas mushola di kampus dapat
meningkatkan kenyamanan dan keamanan lingkungan kampus
secara keseluruhan?
9. Apakah ada saran atau masukan yang ingin Anda berikan terkait
pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas mushola di kampus?
10. Apakah Anda memiliki pengalaman atau cerita yang ingin Anda
bagikan terkait penggunaan fasilitas mushola di kampus oleh
mahasiswa muslim?
34
PEDOMAN KUISIONER INFORMAN EKSLUSI (PENJAGA
PARKIR BASEMANT)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Prodi :
B. Pertanyaan
35
mahasiswa muslim mempengaruhi kenyamanan dan
keamanan lingkungan kampus?
6. Bagaimana cara Anda mengetahui informasi
terkait fasilitas mushola di kampus?
7. Apakah Anda pernah mendengar atau melihat
mahasiswa non-muslim memanfaatkan
fasilitas mushola di kampus?
36
8. Apakah menurut Anda fasilitas mushola di kampus
dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan
lingkungan kampus secara keseluruhan?
9. Apakah ada saran atau masukan yang ingin Anda
berikan terkait pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas
mushola di kampus terkait lokasi parkir kendaraan?
10. Apakah Anda memiliki pengalaman atau cerita yang
ingin Anda bagikan terkait penggunaan fasilitas
mushola di kampus oleh
mahasiswa muslim yang parkir kendaraan di basement?
37
Lampiran 3 : Dokumentasi
38