Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LICIN
Jalan Raya Licin No. - Telp (0333) 427181
Banyuwangi
Email : puskesmaslicin@yahoo.co.id
Website : www.puskesmaslicinbanyuwangi.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SOSIALISASI KUSTA
PADA PETUGAS KESEHATAN DI JARINGAN PUSKESMAS

I. PENDAHULUAN

Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya,


sehingga menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya
pada penderita sendiri, tetapi pada keluarganya, masyarakat dan negara.
Hal ini yang mendasari konsep perilaku penerimaan periderita terhadap
penyakitnya, dimana untuk kondisi ini penderita masih banyak
menganggap bahwa penyakit kusta merupakan penyakit menular, tidak
dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan
kecacatan. Akibat anggapan yang salah ini penderita kusta merasa putus
asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kenyataan bahwa penyakit mempunyai kedudukan yang khusus diantara
penyakit-penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh karena adanya leprophobia
(rasa takut yang berlebihan terhadap kusta). Leprophobia ini timbul karena
pengertian penyebab penyakit kusta yang salah dan cacat yang
ditimbulkan sangat menakutkan. Dari sudut pengalaman nilai budaya
sehubungan dengan upaya pengendalian leprophobia yang
bermanifestasi sebagai rasa jijik dan takut pada penderita kusta tanpa
alasan yang rasional. Terdapat kecenderungan bahwa masalah kusta
telah beralih dari masalah kesehatan ke masalah sosial.
Leprophobia masih tetap berurat akar dalam seleruh lapisan
masalah masyarakat karena dipengaruhi oleh segi agama, sosial, budaya
dan dihantui dengan kepercayaan takhyul. Fhobia kusta tidak hanya ada
di kalangan masyarakat jelata, tetapi tidak sedikit dokter-dokter yang
belum mempunyai pendidikan objektif terhadap penyakit kusta dan masih
takut terhadap penyakit kusta. Selama masyarakat kita, terlebih lagi para

KAK SOSIALISASI KUSTA 1


dokter masih terlalu takut dan menjauhkan penderita kusta, sudah tentu
hal ini akan merupakan hambatan terhadap usaha penanggulangan
penyakit kusta. Akibat adanya phobia ini, maka tidak mengherankan
apabila penderita diperlakukan secara tidak manusiawi di kalangan
masyarakat.

II. LATAR BELAKANG

Penyakit kusta merupakan salah satu Penyakit menular yang


menimbulkan masalah kompleks, disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Leprae. Kusta merupakan penyakit yang menyerang saraf tepi, kulit dan
organ lainnya, dalam perjalanan penyakitnya kusta yang ditemukan dan
diobati terlambat dapat menimbulkan kecacatan. Kecacatan yang
kelihatan pada penderita kusta seringkali tampak menyeramkan sehingga
menyebabkan perasaan jijik dan ketakutan yang berlebihan terhadap
kusta (Leprofobia). Meskipun penderita kusta telah selesai minum obat
(RFT=Release From Treatment) status predikat kusta tetap melekat pada
dirinya seumur hidup. Status predikat inilah yang menjadi dasar
permasalahan psikologis pada penderita. Penderita merasa kecewa,
takut, dan duka yang mendalam terhadap keadaan dirinya, tidak percaya
diri, malu, merasa diri tidak berharga dan berguna dan kekhawatiran akan
dikucilkan. Selain itu, opini masyarakat (stigma) juga menyebabkan
penderita kusta dan keluarganya dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
Keadaan ini memerlukan tindak lanjut guna mengidentifikasi
masalah setempat, dan juga dengan melakukan inovasi dalam program
pengendalian kusta, termasuk pemberdayaan dan penggerakan
masyarakat setempat.

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat tentang
kusta.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dapat mengenal tanda – tanda utama kusta.
b. Masyarakat dapat menklasifikasikan kusta.

KAK SOSIALISASI KUSTA 2


c. Petugas Kesehatan sadar akan pentingnya pengobatan dan
pemantauan pengobatan kusta.
d. Petugas Kesehatan mengetahui cara penanggulangan reaksi
kusta.
e. Petugas Kesehatan mampu dengan mandiri menangani reaksi
kusta.
f. Petugas Kesehatan mampu memberi informasi kusta pada
masyarakat lainnya.
g. Petugas Kesehatan mengerti tentang perawatan diri pada
penderita Kusta.
h. Petugas Kesehatan mampu melaksanakan rujukan ke Petugas /
Puskesmas bila ada penderita Kusta baru.

IV. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Diperoleh Petugas Kesehatan yang mampu bekerja sama dengan


UPTD Puskesmas Licin secara optimal sehingga penemuan secara dini
penderita kusta tercapai.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No
Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
.
1. Pendahuluan - Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
- Menjelaskan maksud dan tujuan
sosialisasi.
- Menginformasikan materi yang
akan diberikan.
2. Penyajian materi - Menggali pengetahuan peserta
tentang penyakit kusta.
- Menjelaskan dan menyebutkan
tentang penyakit kusta yaitu :
a. Pengertian dan penyebab
penyakit kusta.
b. Klasifikasi penyakit kusta.
c. Tanda-tanda dan bahaya

KAK SOSIALISASI KUSTA 3


penyakit kusta.
d. Cara mencegah penyakit
kusta.
e. Jenis-jenis obat penyakit
kusta.
f. Peran serta pemerintah,
petugas, penderita, keluarga,
dan masyarakat terhadap
penanggulangan penyakit
kusta.
3. Diskusi dan tanya jawab - Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami.
- Membangun komitmen bersama
dalam penanggulangan penyakit
kusta.
4. Evaluasi Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan.
5. Penutup - Memberikan kesimpulan terhadap
materi yang disampaikan.
- Ucapan terima kasih.
- Doa dan menutup acara.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya Jawab
c. Evaluasi

VII. SASARAN KEGIATAN

Sasaran sosialisasi adalah petugas kesehatan di Puskesmas dan


jaringannya.

VIII. PELAKSANAAN KEGIATAN

Hari / Tanggal : Kamis / September 2018


Narasumber : Programer Kusta

KAK SOSIALISASI KUSTA 4


Tempat pelaksanaan : Aula Puskesmas Licin

Waktu Acara Penanggungjawab


10.00 WIB Pembukaan : Programer Kusta
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan.
- Menginformasikan materi
yang akan diberikan.
10.15 WIB Penyajian Materi : Programer Kusta
- Menggali pengetahuan
peserta tentang penyakit
kusta.
- Menjelaskan dan
menyebutkan tentang
penyakit kusta yaitu :
a. Pengertian dan penyebab
penyakit kusta.
b. Klasifikasi penyakit kusta.
c. Tanda-tanda dan bahaya
penyakit kusta.
d. Cara mencegah penyakit
kusta.
e. Jenis-jenis obat penyakit
kusta.
- Menyampaikan peran serta
pemerintah, petugas,
penderita, keluarga, dan
masyarakat terhadap
penanggulangan penyakit
kusta.
10.45 WIB Diskusi dan tanya jawab Programer Kusta
11.15 WIB Evaluasi Programer Kusta

KAK SOSIALISASI KUSTA 5


11.30 WIB Doa dan Penutup Programer Kusta

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dilakukan oleh programer kusta terhadap pelaksanaan
kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan waktu, baik
pembukaan, pengisian materi maupun penutupan dan partisipasi peserta
penyuluhan yang tercermin dalam diskusi yang aktif.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap pelaksanaan


sosialisasi.
2. Laporan hasil kegiatan harus disusun pada tiap akhir tiap kegiatan
paling lambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
3. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap sosialisasi ini dilakukan paling
lambat 1 bulan setelah kegiatan dilakukan.

Mengetahui Koordinator Program P2 Kusta


Kepala UPTD Puskesmas Licin UPTD Puskesmas Licin

dr. NIRA ISTA DEWI KAMILATIN NISA’


NIP. 19730527 200112 2 002 NIP. 19911031 201903 2 005

KAK SOSIALISASI KUSTA 6

Anda mungkin juga menyukai