TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
ANDRE IMAM PRAKOSA
NIM. 30601601831
FINAL PROJECT
ARRANGED BY:
ANDRE IMAM PRAKOSA
30601601831
Pertama,
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada Kedua Orang Tua saya yang
sangat saya cintai (Bapak Agus Purwanto dan Ibu Heni Widayanti) yang sudah
membesarkan saya dan sudah membesarkan dan menjadi motivasi dalam hidup
Kedua,
Kepada pacar saya (Kusuma Dewi) dan juga kepada Teman Seperjuangan Teknik
Ketiga,
Kepada Pembimbing saya (Dr. Ir. H. Muhamad Haddin, M.T. dan Ir. H. Sukarno
Budi Utomo, M.T.) yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya
Keempat,
Kepada Dosen Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Elektro yang
senantiasa membimbing saya dan memberikan saya banyak ilmu yang
bermanfaat.
vii
HALAMAN MOTTO
Motto :
س
ِ َِجل ٰ ح ۡوا فِى ۡالم ُ س َّ ـك ۡم تَ َف ُ َل ل َ ٰٰۤياَيُّهَا الَّ ِذ ۡيهَ ٰا َم ُى ۡ ٰۤوا اِ َذا قِ ۡي
ُ ُ ُُ َۡا َفا شو
ُ ُُ َۡا ُ ل ا شوَ ـك ۡم ۚ ََاِ َذا قِ ۡي ُ َّٰللا ل
ُ سحِ ه َ ح ۡوا ي َۡف ُ س َ اف ۡ َف
ٍ م َد َر ٰج
ؕت َ ّٰللا الَّ ِذ ۡيهَ ٰا َم ُى ۡوا ِم ۡى ُك ۡم ۙ ََالَّ ِذ ۡيهَ اُ َۡتُوا ۡال ِع ۡلُ يَزۡ َفعِ ه
﴾۱۱﴿ خ ِب ۡيز َ ن َ َّٰللا بِمَا تَ ۡعمَلُ ۡو
َُ ه
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (11)”
(QS. Al-Mujadalah: 11)
“Berfikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu.”
(Ali bin Abi Thalib)
“Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, Berilah kabar gembira dan jangan
membuat mereka lari.”
(HR Bukhari dan Muslim)
viii
KATA PENGANTAR
ix
7. Kepada teman-teman seperjuangan Teknik Elektro UNISSULA Angkatan
2016 yang selalu menghadapi halang dan rintangan dalam mencari ilmu di
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
8. Rekan – rekan Program Studi Teknik Elektro, Serta pihak–pihak lain yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya terbaik yang
dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak tertutup
kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
x
DAFTAR ISI
xi
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................. 63
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 63
5.2 Saran ........................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 65
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
ABSTRAK
Energi listrik telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, oleh
karena itu kelangsungan dalam pendistribusian listrik sangat dibutuhkan. Sehingga perlu
adanya penambahan kapasitas saluran transmisi seiring dengan perluasan kapasitas pusat-
pusat pembangkit. Tetapi hal tersebut memerlukan biaya yang sangat tinggi. Untuk
mengimbangi kebutuhan listrik tersebut, maka perlu adanya upaya dalam pengembangan
penghantar pada saluran transmisi. Permasalahan yang terjadi pada SUTT 150 kV antara
lain adalah timbulnya andongan yang dapat mengurangi jarak aman dan juga tegangan
tarik pada kawat konduktor. Penyebabnya yaitu saluran transmisi udara dengan tegangan
150 kV umumnya menggunakan konduktor ACSR yang memiliki batas temperatur kerja
yang diijinkan 90˚C. Akibatnya apabila andongan dan tegangan tarik tidak sesuai atau
melebihi standard yang telah ditetapkan salah satunya akan berdampak buruk bagi
makhluk hidup yang berada pada daerah tersebut. Solusi yang dapat diambil dari
permasalahan tersebut adalah mengevaluasi panjang andongan (jarak aman) dan besar
tegangan tarik yang ditimbulkan akibat adanya pengaruh arus beban puncak dan
temperatur lingkungan agar kontinuitas saluran transmisi tetap terjaga.
Penelitian ini memfokuskan tentang “Evaluasi Perhitungan Andongan Dan
Tegangan Tarik Terhadap Pengaruh Arus dan Temperatur Pada Saluran Udara Tegangan
Tinggi 150 kV antara Gardu Induk Bawen – Gardu Induk Klaten”. Model yang diambil
pada penelitian ini yaitu panjang andongan (jarak aman) dan tegangan tarik antara gardu
induk bawen sampai gardu induk klaten dengan menganggap semua permukaan tanah nya
sama tinggi dan panjang gawang yang dipakai yaitu 356 m. Parameter yang diambil pada
penelitian ini antara lain adalah jenis dan tipe konduktor, spesifikasi konduktor, jarak
antar gawang, data arus beban puncak, dan data temperatur pada lingkungan. Analisa data
yang dilakukan dengan cara menghitung nilai andongan dan tegangan tarik dan
membandingkan hasil yang didapat dengan standard PLN yang berlaku. Sehingga dapat
ditentukan sistem saluran transmisi masih dalam keadaan yang aman atau tidak.
Hasil menunjukan bahwa dengan nilai arus beban puncak sebesar 1015 A, nilai
andongannya sebesar 7,583 meter dan nilai tegangan tariknya sebesar 13649,366 kg maka
hal tersebut masih dalam kategori standar PLN. Artinya nilai andongan maksimum pada
saluran transmisi masih aman, dan nilai tegangan tarik maksimum yang terjadi tidak
menyebabkan kawat penghantar putus. Nilai temperatur lingkungan sebesar 35°C dan
nilai andongan maksimum yaitu 1,90010 meter maka nilai andongan dan tegangan tarik
akibat pengaruh temperature lingkungan masih dalam standarisasi PLN. Hal ini
menunjukkan bahwa andongan tidak menimbulkan bahaya pada kawat penghantar.
xv
ABSTRACT
Electrical energy has become a very important need for society, therefore
continuity in the distribution of electricity is needed. So it is necessary to increase the
capacity of the transmission line in line with the expansion of the capacity of generating
centers. But this requires a very high cost. To balance the electricity demand, it is
necessary to make efforts in the development of conductors in the transmission line. Air
transmission lines with a voltage of 150 kV generally use ACSR conductors which have
an allowable working temperature limit of 90˚C. Problems that occur in SUTT 150 kV,
among others, are the emergence of a wedge that can reduce the safe distance and also
the tensile stress on the conductor wire. If the sling and tensile stress do not match or
exceed the standards that have been set, one of them will have a bad impact on living
things in the area. So that the objectives that can be taken from this research are to find
out how the length of the sled (safe distance) and the magnitude of the tensile stress
caused by the influence of the peak load current and ambient temperature are.
This study focuses on "Evaluation of Calculation of Andongan and
Tensile Stress on the Effect of Current and Temperature on 150 kV High Voltage Air
Lines between Bawen Substations - Klaten Substations". The model taken in this study is
the length of the carriage (safe distance) and the tensile stress between the Bawen
substation to the Klaten substation by assuming that all the ground surfaces are the same
height and the length of the goal used is 356 m. The parameters taken in this study
include the type and type of conductor, conductor specifications, distance between the
gates, peak load current data, and temperature data in the environment. Data analysis
was carried out by calculating the value of the sling and tensile stress and comparing the
results obtained with the applicable PLN standards. So that it can be determined the
transmission line system is still in a safe state or not.
The results show that with a peak load current value of 1015 A, a sling
value of 7.583 meters and a tensile stress value of 13649.366 kg, it is still in the PLN
standard category. This means that the maximum skew value on the transmission line is
still safe, and the maximum tensile stress value that occurs does not cause the conductor
wire to break. The environmental temperature value is 35°C and the maximum slope
value is 1.90010 meters, the value of the slope and tensile stress due to the influence of
environmental temperature is still within the PLN standard. This indicates that the sling
does not pose a hazard to the conductors.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, yaitu pembangkit, transmisi, distribusi, dan beban. Pembangkit
tenaga listrik adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik yang berasal dari berbagai sumber tenaga. Energi listrik dari
pembangkit tenaga listrik dinaikkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-
rugi daya, kemudian energi listrik itu dialirkan melalui sistem transmisi. Pada
saluran transmisi listrik terjadi proses penyaluran energi listrik dari
pembangkit tenaga listrik (generator) menuju saluran distribusi sehingga
dapat disalurkan sampai pada beban. Beban merupakan tingkatan terakhir
dalam penyaluran energi listrik sebagai pengguna energi listrik.
Saluran transmisi merupakan media untuk menyalurkan tenaga listrik
dari pembangkit listrik sampai ke saluran distribusi listrik sehingga dapat
disalurkan sampai ke konsumen. Saluran transmisi terbagi menjadi tiga jenis
yaitu SUTET dengan rentan tegangan 500 kV, SUTT dengan rentan tegangan
30 kV - 150 kV, dan SKTT dengan rentan tegangan 30 kV - 150 kV. Pada
SUTT 150 kV umumnya menggunakan konduktor ACSR (Alumunium
Conductor Steel Reinforced) yang memiliki batas temperatur kerja yang
diijinkan 90°C [1].
Permasalahan yang terjadi pada SUTT 150 kV, dalam penggunaan
konduktor ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) ini dapat
mengoptimalkan saluran transmisi dalam menghantarkan arus tetapi
pengoptimalan saluran transmisi ini dapat menimbulkan tegangan tarik dan
andongan yang timbul dikawat konduktor. Tegangan tarik dan andongan
semakin meningkat karena adanya pengaruh internal dan eksternal. Pengaruh
internal ini diakibatkan adanya perubahan arus saluran sedangkan pengaruh
eksternal ini terdiri dari temperature, tekanan angin, salju dan abu.
Menurut Standar Perusahaan Listrik Negara untuk saluran transmisi
150 kV, tinggi kawat diatas tanah minimal 9 meter. Untuk
1
2
tegangan tarik maksimum yang diijinkan sebesar 20% lebih besar dari
tegangan tarik kawat nominalnya[2], [3] .
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi solusinya yaitu perlu
diadakan evaluasi terhadap andongan dan tegangan tarik yang diakibatkan
oleh pengaruh internal berupa arus saluran dan pengaruh eksternal berupa
temperatur di sekitar konduktor. Sehingga tujuan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar panjang andongan
(jarak aman) dan tegangan tarik yang ditimbulkan akibat adanya pengaruh
arus beban puncak dan temperatur lingkungan. Karena itulah, maka penulis
mengambil judul „Evaluasi Andongan Dan Tegangan Tarik Terhadap
Pengaruh Arus Dan Temperatur Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi 150kV
Antara Gardu Induk Bawen – Gardu Induk Klaten‟‟
2. Pada tugas akhir ini permukaan tanah dianggap sama rata (sama
tinggi).
3. Beban pada tugas akhir ini dianggap beban puncak.
4. Jarak antar menara pada tugas akhir ini dianggap 356 meter.
5. Temperatur pada tugas akhir ini dianggap temperatur lingkungan.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui nilai besar tegangan tarik dan panjang andongan konduktor
yang diakibatkan oleh pengaruh arus beban puncak dan suhu lingkungan.
2. Mengetahui apakah andongan dan tegangan tarik sudah sesuai dengan
standar yang diberikan PLN atau belum.
1.5 Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Dapat nilai besar tegangan tarik dan panjang andongan konduktor yang
diakibatkan oleh pengaruh internal dan eksternal pada saluran transmisi
Gardu Induk Bawen – Gardu Induk Klaten.
2. Menambah pengetahuan terutama dalam hal pembangunan jarak
andongan kawat penghantar pada saluran transmisi pada gardu induk
dan dapat dijadikan referensi pada penelitian berikutnya.
3. Menjadi refrensi data acuan bagi PT PLN (Persero) untuk menjaga
kontinuitas saluran trasnmisi.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengambil judul, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan serta manfaat dan penelitian ini.
4
5
6
penghantar listrik yang baik dan tahan panas serta mempunyai daya
mekanis yang cukup baik[9] .
Sistem transmisi menggunakan saluran AC yang didalamnya
terdapat sistem 1 fasa dan 3 fasa, dimana sistem 3 fasa mempunyai
kelebuhan dibandingkan sistem 1 fasa karena daya yang disalurkan
lebih besar, nilai sesaatnya konstan, dan mempunyai medan magnet
putar. Dari ketiga keuntungan tersebut, menjadikan hampir seluruh
penyaluran tenaga listrik di dunia dilakukan dengan arus bolak-balik
(AC). Namun penyaluran searah (DC) juga mulai dikembangkan di
beberapa negara.
Saluran transmisi tegangan tinggi berfungsi menyalurkan energi
listrik dari satu gardu induk ke gardu induk yang lainnya. Saluran
transmisi tegangan tinggi biasanya terdiri dari konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator, dengan
sistem tegangan tinggi. Standart tegangan tinggi yang berlaku di
indonesia adalah : 20KV, 70KV dan 150KV. Namun transmisi 20KV
dan 70KV yang ada di indonesia secara berangsur angsur mulai
ditiadakan atau tidak digunakan lagi.
2.2.4 Isolator
Pada saluran transmisi, jenis isolator yang digunakan adalah jenis
porselin atau gelas. Menurut konstruksi dan penggunaannya dapat
dibedakan menjadi tiga jenis seperti pada Gambar 2.6. yaitu
a. Isolator jenis pos saluran
b. Isolator jenis pasak
15
c. Isolator gantung
√a a an (2.1)
aekuivalen
√a a a an
Vs S S (2.2)
dimana :
VS = rentang vertikal (m)
S12 = rentang menara 1 dan 2 (m)
S23 = rentang menara 2 dan 3 (m)
Atau : (2.4)
20
dimana :
ΔS = Pergeseran titik terendah (kg)
T = Gaya tarik horizontal (kg)
H = Selisih ketinggian menara (m)
W = Berat penghantar persatuan panjang (kg/m)
S = Rentang menara (m)
Maka ΔS pada rentangan menara lain yang dipakai dalam
suatu persamaan untuk menghitung rentangan vertikal. pada Gambar
2.9. ditarik garis horizontal melalui puncak menara 2 garis ini dipakai
sebagai garis referensi.
Aplikasi diketahui :
S12 = rentangan menara 1 dan 2 (m)
S23 = rentangan menara 2 dan 3 (m)
ΔS = pergeseran titik terendah lengkungan menara 1 dan 2 (m)
ΔS = pergeseran titik terendah lengkungan
H12 = selisih ketinggian menara 1 dan 2 (m)
H23 = selisih ketinggian 2 dan 3 (m)
Maka menara vertikal VS ditunjukan dengan persamaan (2.5) dan (2.6):
VS S - S S S (2.5)
T H H
Atau : VS (S S )- W ( S ) (2.6)
S
21
w L
l L[ ( )] (2.18)
T
w L
TAB T [ ( )] (2.19)
T
dengan :
d = Andongan (m)
l = Panjang Konduktor (m)
TAB = Kuat Tarik Horizontal (kg)
F2 = Tegangan Tarik Terhadap Andongan (kg/mm2)
W = Berat dari Konduktor (kg/m)
A = Luas Penampang Konduktor (mm2)
L = Jarak Antar Menara/span (m)
T = Tegangan atau tension (kg)
E = Modulus elastis (kg/mm2)
h
dA d ( d - ) (2.22)
26
h
dB d ( ) (2.23)
d
W L h
l L[ ( ) (L) ] (2.24)
T
TA T (W dA ) (2.25)
TB T (W dB ) (2.26)
TAB T (W dAB ) (2.27)
keterangan :
dA = Andongan tiang A
dB = Andongan tiang B
TA = Kuat Tarik Menara A (kg)
TB = Kuat Tarik Menara B (kg)
h = Selisih Tinggi Menara A ke Menara B
l = Panjang Konduktor (m)
dimana :
m = Pertambahan berat yang dihasilkan panas konduktor (kg/m)
Wc = Rugi-rugi atau panas yang diakibatkan arus saluran (Watt/m)
ca = Kalor jenis alumunium (900 J/kg°C)
cs = Kalor jenis baja (450 J/kg°C)
Tc = Temperatur konduktor (°C)
Ta = Temperatur lingkungnn rata-rata (°C)
ΔT = Selisih Tc dan Ta
(2.30)
Sedangkan mencari nilai andongan akibat perubahan arus saluran
dapat dihitung dengan persamaan (2.31) :
(2.31)
dimana :
d = Andongan (m)
L = Panjang gawang / span (m)
T = Tegangan kawat (kg)
Wtot = Berat kawat total (kg/m)
W = Berat kawat per meter (kg/m)
TAB = Tegangan tarik kawat (kg)
dimana :
l = Panjang kawat (m)
t A t B 0 (2.34)
dimana :
L
A E E(t -t )- (2.35)
L
B E (2.36)
keterangan :
A dan B = Nilai koefisien metode catenary
α = Koefisien muai panjang kawat
E = Modulus elastis kawat
t1 = Temperatur lingkungan minimum (°C)
t2 = Temperatur lingkungan maksimum (°C)
L = Panjang gawang / span (m)
q = Luas permukaan kawat (mm2)
= Tegangan spesifik kawat (kg/mm2) :
dengan :
Ln = Panjang span ke –n
Le = Panjang span equivalen
2.2.20 Konduktor
Pada jaringan tenaga listrik dari hulu (pembangkit) ke hilir
(konsumen) biasanya dialirkan melalui Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT), namun karena berkembangnya populasi daerah, maka
di daerah perkotaan SUTT sulit untuk digunakan karena alasan lahan
untuk towernya. Solusinya digunakan Saluran Kabel Tegangan Tinggi
(SKTT). Selain itu kabel juga digunakan untuk penyaluran tenaga
listrik antar pulau dengan menggunakan Saluran Kabel Laut Tegangan
Tinggi (SKLT). Kabel yang digunakan untuk SKTT maupun SKLT
biasanya kabel berisolasi kertas yang diberi minyak dan disebut kabel
minyak atauyang disebut kabel XLPE.
31
2.2.22 Resistansi
Resistansi saluran transmisi adalah salah satu penyebab
munculnya rugi-rugi daya pada saluran, pada saluran transmisi yang
umumnya mengunakan arus bolak-balik (AC). Pengertian resistansi
berupa resistansi efektif atau bolak-balik. Besarnya resistansi efektif
pada saluran dipengaruhi oleh efek kulit (skin efect), suhu dan
konstruksi kawat. tetapi data yang sering dikeluarkan oleh pembuat
konduktor adalah data resistansi arus searah (DC) yang tidak
dipengaruhi oleh efek kulit dan frekuensi dari saluran. Efek kulit
adalah fenomena penyaluran arus listrik yang tidak merata ke semua
bagian dari penghantar listrik.
Resistansi arus searah (DC) dipengaruhi oleh tingkat resistivitas,
panjang saluran dan luas penampang konduktor. Resistansi arus
searah (R) dari sebuah penghantar sebanding dengan pangjang l dan
berbanding terbalik dengan luas penampangnya, sehingga dirumuskan
dengan persamaan (2.41)
l
Rdc (2.41)
A
Keterangan :
Rdc : Resistansi arus searah (𝝮/KM)
: Tahanan jenis (Ohm/m)
l : panjang saluran (KM)
A : luas penampang (mm2)
Pada table-tabel yang tersedia sering ditemukan satuan luas
penampang sebuah konduktor adalah dalam circullar mil (CM), atau
sering didefinisikan dengan penampang kawat yang mempunyai
33
dengan,
m 0,0 √f.A (2.43)
Keterangan :
Rac : Resistansi arus bolak-balik (Ohm/km)
m : Efek kulit
f : Frekuensi (Hz)
A : Luas penampang (mm2)
Dengan adanya perubahan suhu konduktor nilai resistansi
sebuah penghantar dapat dihitung dengan memasukan nilai R(20) dan
mengetahui nilai resistannya α serta suhu konduktornya t dalam
batas temperatur 10°C - 100°C, atau seperti pada persamaan (2.44) :
R R α(t- 0) (2.44)
keterangan :
R : Resistivitas saat suhu 20°C
R‟ : Resistivitas saat terjadi perubahan temperatur (𝝮/m)
: Resistansi arus searah (𝝮)
l : Panjang konduktor (m)
A : Luas penampang (m2)
α : Koefisien temperatur dari tahanan awal
t : perubahan temperatur yang terjadi
jadi,
R
t -t (2.45)
R
35
R T t
R T t (2.46)
dimana,
T t (2.47)
atau
T -t (2.48)
Metode penelitian yaitu salah satu cara ketika melakukan analisa dan
perhitungan dalam rangka mencapai nilai suatu tujuan dalam penelitian.
Untuk menyelesaikan tugas akhir maka dilakukan beberapa metode :
1. Study Literatur
Dilakukan dengan membaca dari berbagai sumber seperti buku maupun
jurnal yang berkaitan dengan analisa pengaruh arus beban puncak dan
temperatur lingkungan terhadap andongan dan tegangan tarik yang
berguna untuk mendukung penyelesaian tugas akhir
2. Pengambilan Data
Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 2 Desember
2021 sampai dengan 8 Desember 2021 bertempat di Gardu Induk Bawen.
Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu pengambilan data yang diambil sesuai dengan kondisi lapangan,
sedangkan data sekunder didapatkan dari studi literatur baik berupa buku,
jurnal-jurnal, rekap pembukuan, melakukan konsultasi dan diskusi dengan
pembimbing akademik pegawai PT PLN (PERSERO) bagian dari Gardu
Induk yang bersangkutan data yang diperoleh pada penelitian ini berupa
data kualitatif dan kuantitatif
3. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dengan cara menghitung nilai andongan dan
tegangan tarik dan membandingkan hasil yang didapat dengan standard
PLN yang berlaku. Sehingga dapat ditentukan sistem saluran transmisi
masih dalam keadaan yang aman atau tidak.
4. Kesimpulan.
Berupa hasil atau nilai yang telah dianalisis apakah dalam kondisi standard
PLN sehingga ditentukan sistem saluran transmisi masih dalam keadaan
aman atau tidak.
39
40
Tabel 3.3. Data Temperatur Tahun 2020 di Kab. Semarang dan sekitarnya
Mulai
Tentukan Model
Penelitian sesuai
Gambar 3.1.
Hitung :
1. Resistansi DC ke AC
2. Suhu konduktor dengan polinomial
orde empat menggunakan matlab
3. Rugi-rugi daya akibat arus beban
puncak
4. Jarak andongan
5. tegangan tarik
Ya
Analisa
Selesai
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Pada bab ini membahas tentang hasil dari penelitian sistem transmisi. Ini
berupa nilai andongan dan nilai tegangan tarik akibat pengaruh arus beban puncak
saluran transmisi dan pengaruh temperatur lingkungan pada setiap bulannya di
tahun 2020. Dengan cara menghitung nilai rugi-rugi arus listrik pada saluran
transmisi, mencari nilai total berat kawat konduktor, dan mencari nilai tegangan
tarik kawat pada temperatur lingkungan tertentu. Setelah itu dievaluasi untuk
membuktikan pengaruh arus dan temperatur lingkungan terhadap tegangan tarik
dan panjang andongan pada jaringan GI Bawen hingga GI Klaten pada khususnya
yang berjarak 65,17 km.
m
√
Rac Rdc
46
47
,
√
Rac 0,0 0,0 Km
R = 0.0712; a1 = R*q1*I*I
alfa = 0.6; c1 = alfa*E*dc;
E = 1000; k = p*v*dc;
dc = 5.724e-3; c2 = sqrt(k);
bolz = 17.9e-8; c3 = 17.9e-8*e;
e = 0.8; x4 = c3
p = 1; x3 = 4*c3*ta
v = 2; x2 = 6*c3*ta*ta
I = 846; x1=(4*c3*ta*ta*ta)+(2)
ta = 27.8; a = I*I*R;
q = 4.03e-3*208.1; b = c1;
q1 = 1+q; y = a+b;
48
,6 ,4 4 5,
c. Menghitung nilai andongan pada bulan Januari dengan persamaan
(2.31)
8
5, 56
8 6
5,859
d. Menghitung nilai tegangan tarik pada bulan Januari menggunakan
persamaan (2.33)
wtotal L
TAB T* ( ) +
T
50
,0
TAB 00 * ( ) +
00
TAB 9,
e. Menghitung perubahan panjang kawat yang disebabkan oleh
perubahan andongan dengan persamaan (2.32)
d
l L( )
L
, 9
l L( )
l , meter
Bulan Arus Beban Puncak (A) Andongan (m) Tegangan Tarik (kg)
Januari 846 5,859 13629,471
Februari 886 6,371 13634,853
Maret 964 7,117 13643,486
April 850 5,766 13628,541
Mei 758 4,834 13620,061
Juni 779 5,090 13622,245
Juli 710 4,531 13617,626
Agustus 765 4,950 13621,040
September 843 5,567 13626,615
Oktober 784 5,102 13622,347
November 1015 7,583 13649,366
Desember 493 3,145 13608,491
51
t A t B
Untuk nilai A dapat dicari menggunakan rumus :
L
A E E(t t )
0,00
A , 9,9 , ( ) ,0
,0
A , 7 98469 , 9,9 , ,0
A , 5 4 479 9,9 0 , ,0
A , 5 4 479 0,0 0 ,0
A 8, 486
Sedangkan nilai B dapat dicari menggunakan rumus :
L
B E
0,00
B ,
B 4, 947
Nilai A dan B digabungkan ke persamaan (2.34) menjadi :
8, 54 484,5
59 ,
Nilai andongan akibat perubahan temperatur lingkungan pada
bulan Januari dapat dihitung menggunakan persamaan (2.38)
w L
d
Tt
,
d
13592,163
d= 1,89981 meter
Sedangkan nilai tegangan tarik akibat perubahan temperatur
lingkungan pada bulan Januari dapat dihitung menggunakan
persamaan (2.39)
w L
TAB Tt * ( )+
Tt
,
TAB 13592,163 * ( )+
13592,163
TAB 13595,21
Perubahan andongan akibat temperatur lingkungan akan
menyebabkan perubahan pada span atau panjang gawang yang
ditentukan dengan persamaan (2.32)
d
l L( )
L
, 99
l ( )
l ,0
53
4.2 Analisa
1 Analisa Nilai Andongan Dan Tegangan Tarik Yang Diakibatkan Oleh
Arus Beban Puncak
a. Nilai andongan yang diakibatkan oleh arus beban puncak.
Menurut standard PLN Vol 121 tahun 1996 untuk saluran
transmisi 150 kV, tinggi kawat penghantar diatas tanah minimal 9
meter. Hasil perhitungan ditunjukan pada Gambar 4.1.
6 5,09 5,102
4,834 4,95
5 4,531
4 3,145
3
2
1
0
493 710 758 765 779 784 843 850 846 886 964 1015
Arus Beban Puncak (A/Bulan)
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Arus Beban Puncak Saluran Transmisi terhadap Andongan
5. Bulan Mei dengan arus 758 A maka nilai andongan sebesar 4,834
meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
6. Bulan Juni dengan arus 779 A maka nilai andongan sebesar 5,090
meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
7. Bulan Juli dengan arus 710 A maka nilai andongan sebesar 4,531
meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
8. Bulan Agustus dengan arus 765 A maka nilai andongan sebesar
4,950 meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
9. Bulan September dengan arus 843 A maka nilai andongan sebesar
5,567 meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
10. Bulan Oktober dengan arus 784 A maka nilai andongan sebesar
5,102 meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
11. Bulan November dengan arus 1015 A maka nilai andongan
sebesar 7,583 meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
12. Bulan Desember dengan arus 493 A maka nilai andongan sebesar
3,145 meter. Masih dalam keadaan standar PLN.
13640 13634,853
13629,471
13628,541
13626,615
13630 13622,347
13622,245
13621,04
13620,061
13617,626
13620
13608,491
13610
13600
13590
13580
493 710 758 765 779 784 843 850 846 886 964 1015
Arus Beban Puncak (A/Bulan)
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Arus Beban Puncak Saluran Transmisi terhadap Tegangan Tarik
5. Bulan Mei dengan arus 758 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13620,061 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
6. Bulan Juni dengan arus 779 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13622,245 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
7. Bulan Juli dengan arus 710 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13617,626 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
8. Bulan Agustus dengan arus 765 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13621,040 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
9. Bulan September dengan arus 843 A maka nilai tegangan tarik
yang terjadi sebesar 13626,615 kg. Masih dalam keadaan standar
PLN.
10. Bulan Oktober dengan arus 784 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13622,347 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
11. Bulan November dengan arus 1015 A maka nilai tegangan tarik
yang terjadi sebesar 13649,366 kg. Masih dalam keadaan standar
PLN.
12. Bulan Desember dengan arus 493 A maka nilai tegangan tarik yang
terjadi sebesar 13608,491 kg. Masih dalam keadaan standar PLN.
Nilai tegangan tarik maksimum pada tahun 2020 saat arus
beban puncak maksimum terjadi pada bulan November dengan
arus sebesar 1015 dan tegangan tariknya sebesar 13649,366 kg.
Sedangkan untuk arus beban puncak minimum yang terjadi pada
bulan Desember dengan arus sebesar 493 A dan tegangan tariknya
sebesar 13608,491 kg.
58
1,8999 1,89984
1,89981
1,89977
1,8998
1,8997 1,89964
1,89963
1,89959
1,8996 1,89954
1,8995
1,8994
1,8993
1,8992
31,3 31,8 31,6 33,4 34 33 35,4 34,6 35,8 36 34,2 35
Temperatur Lingkungan (˚C/Bulan)
13596 13595,5019
13595,211
13594,94
13595 13594,3878 13594,4072
13594,2425
13593,9518
13594
13593,1284
13593
13592
13591
36 35,8 35,4 35 34,6 34,2 34 33,4 33 31,8 31,6 31,3
Temperatur Lingkungan (˚C/ Bulan)
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan dari penelitian yang dilakukan
yaitu :
1. Andongan maksimum yang dipengaruhi oleh arus beban puncak
saluran transmisi terjadi pada bulan November tahun 2020 dengan
arus beban puncak sebesar 1015 A dengan nilai andongan sebesar
7,583 m. Dan yang dipengaruhi temperatur lingkungan terjadi pada
bulan Agustus 2020 dengan temperatur lingkungan sebesar 35°C dan
nilai andongan 1,90010 m. Menurut strandard PLN Vol 121 tahun
1996 untuk saluran trasnmisi 150 kV, tinggi kawat diatas tanah
minimal 9 meter. Maka pengaruh arus beban puncak saluran
transmisi dan temperatur lingkungan terhadap andongan masih
dalam kategori standar PLN. Artinya nilai andongan maksimum pada
saluran transmisi masih aman dan tidak menimbulkan bahaya pada
kawat penghantar maupun objek yang berada disekitar menara.
2. Tegangan tarik maksimum yang dipengaruhi oleh arus beban puncak
saluran transmisi terjadi pada bulan November 2020 dengan arus
beban puncak sebesar 1015 A dan nilai tegangan tarik sebesar
13649,366 kg. Dan yang dipengaruhi oleh temperatur lingkungan
terjadi pada bulan November 2020 dengan suhu lingkungan sebesar
31,30°C dan nilai tegangan tariknya sebesar 13597,1488 kg. Menurut
standar PLN Vol 121 tahun 1996 untuk saluran transmisi 150 kV
nilai tegangan tarik maksimum sebesar 20% lebih besar dari
tegangan tarik kawat nominalnya. Nilai tegangan tarik akibat arus
beban puncak saluran transmisi dan temperatur lingkungan masih
dalam standarisasi PLN. Hal ini menunjukan bahwa nilai tegangan
tarik maksimum yang terjadi pada saluran transmisi masih aman dan
tidak menyebabkan kawat penghantar putus.
63
64
5.2 Saran
Saran yang dapat dituliskan untuk penelitian ini yaitu agar dapat
dikembangkan lagi dengan menambahkan nilai susut tegangan yang
dihasilkan akibat pengaruh arus dan temperatur lingkungan. Dan juga dapat
menggunakan variabel variabel yang lebih spesifik seperti melakukan
pengukuran secara langsung kemudian dapat disimulasikan menggunakan
software seperti matlab atau ETAP dan sebagainya.
65
DAFTAR PUSTAKA
0 ,” J. Ilm. Tek. Mesin Unisma “45” Bekasi, vol. 4, no. 2, pp. 1–16,
2016.
[10] C. Clement, “Skin Effect in Electrical Conductors : Any Commercially
Viable Solution?,” no. October, pp. –7, 2014, doi:
10.13140/RG.2.1.2368.7920.