Anda di halaman 1dari 58

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC ) TYPE ZEN SEBAGAI KONTROL SIMULASI PENYIRAM TANAMAN

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nama NIM Program Studi Jurusan

: Agus Sugiyo : 5314000020 : S1 - Pend. Teknik Elektro : Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

ABSTRAK Agus Sugiyo, 2006. Programmable Logic Controller (PLC) Type Zen Sebagai Kontrol Simulasi Penyiram Tanaman Otomatis. Skripsi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk Merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman dengan kontrol PLC type ZEN yang diaplikasikan dalam bentuk simulasi.Sistem kontrol ZEN terrdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronik yang mampu menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. Alatalat kontrol ini diantaranya alat kontrol berbasis mikrokontroler, saklarsaklar otomatis, dan programmable logic control (PLC). PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan. Penyiram tanaman otomatis dengan kontrol PLC type ZEN ini, bekerja setiap hari sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari hasil pengukuran IC LM35 yang merupakan sensor suhu dijabarkan bahwa ketika simulasi pemanas dinyalakan (menunjukkan tanah kering) dihasilkan data yang merupakan tegangan output IC LM35 (sensor suhu) akan berbanding lurus dengan kenaikan suhu (simulasi tanah kering). Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C), maka pompa akan menyala menyalurkan air untuk menyiram tanaman. Batas maaksimum (500C) terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C, sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN. Ketika alat ini bekerja maka timer harian secara otomatis juga akan bekerja. Apabila terjadi hujan maka detektor hujan akan akan memberikan perintah untuk menghentikan penyemprotan tanaman. Dengan melihat hasil keseluruhan dari pembuatan alat simulasi ini, maka dapat diberikan saran sebagai berikut Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benar-benar terisolasi dari rangkaian interface luar. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi ZEN. Dan menyarankan agar para pembaca (petani) dapat mengaplikasikan alat penyiram tanaman ini, sehingga dapat meningkatkan hasil paanen dan menghemat biaya produksi Pada pembuatan penyiram otomatis yang sesungguhnya, harus diperhitungkan kembali faktor luas lahan dan jenis tanaman.

ii

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC ) TYPE ZEN SEBAGAI KONTROL SIMULASI PENYIRAM TANAMAN, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang diselenggarakan pada: Hari Tanggal : Kamis : 9 Maret 2006 Panitia Ketua Sekretaris

Drs.Djoko Adi Widodo, M.T NIP.131570064 Pembimbing I

Drs. Said Sunardiyo, M.T. NIP. 131961219 Penguji I

Drs. Rafael Sri Wiyardi, M.T. NIP. 130800170 Pembimbing II

Drs. M. Harlanu, M.Pd. NIP. 131931823 Penguji II

Drs. Henry Ananta, M.Pd. NIP. 131571562

Drs. Rafael Sri Wiyardi, M.T NIP. 130800170 Penguji III

Drs. Henry Ananta, M.Pd. NIP. 131571562 Dekan

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130 875 753 iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Kerjakanlah sesuatu yang ada terlebih dahulu sebelum yang lebih baik datang. Kunci sukses adalah ketelatenan dan sabar.

Persembahan : Tuhan YME, Bapak dan Ibuku (Chamim dan Suseni), Adik-adiku (Dwi dan Emi), seluruh keluargaku, YangtiQu (omelan penyemangatnya), teman-teman kost LA, teman-teman PTE 00, Sri Handono (ide temanya), dunia pendidikan, nusa dan bangsa, dan pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan Skripsi ini tidak lepas dari semua pihak yang banyak memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diterima dengan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Rafael Sri Wiyardi, MT, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Drs. Henry Ananta, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro. 4. Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik. 5. Drs. R. Kartono, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. 6. Bapak Ibu Dosen TE UNNES yang telah memberikan ilmu pengetahuan. 7. Teman-teman PTE Agkatan 2000 dan teman-teman kost LA yang telah memberikan dukungannya. 8. Orang Tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. 9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam memperluas pengetahuan akan ilmu dan teknologi.

Semarang,

Februari 2006

Penulis

vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR TABEL ..............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah..........................................................................1 B. Permasalahan ..........................................................................................2 1. Identifikasi Masalah ...........................................................................2 2. Pembatasan Masalah ..........................................................................2 3. Perumusan Masalah ...........................................................................3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3 D. Manfaat Penelitiaan ................................................................................3 E. Sistematika Skripssi ................................................................................3 BAB II LANDASAN TEORI A. Programmable Logic Control (PLC) .....................................................6 1. Unit Pengolahan Pusat (CPU- Central Prosessing Unit)...................7 2. Memori...............................................................................................7 3. Pemrograman PLC .............................................................................8 vii

Halaman 4. Catu daya............................................................................................9 5. Masukan-masukan PLC .....................................................................9 6. Keluaran-keluaran PLC....................................................................10 7. Pengaturan atau Antarmuka Keluaran ..............................................10 B. ZEN......................................................................................................10 Area Memori........................................................................................13 C. Sensor Suhu Dan Detektor Hujan ........................................................23 D. Motor ...................................................................................................24 Prinsip Kerja Motor .............................................................................25 E. Kerangka Berpikir.................................................................................27 BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT A. Pembuatan Perangkat Lunak ...............................................................28 Langkah pembuatan program dengan Zen Support Software..............30 B. Pembuatan Perangkat Keras ................................................................34 C. Pengujian Alat......................................................................................36 D. Analisis Data........................................................................................36 BAB IV PENGUKURAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN ALAT A. Pengukuran Alat ...................................................................................37 B. Pembahasan Hasil Pengukuran.............................................................39 C. Keterbatasan Alat .................................................................................39 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan...............................................................................................40 B. Saran .....................................................................................................40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Zen Programmable Relay ....................................................11 Gambar 2. Perangkat Lunak Zen ...........................................................13 Gambar 3. Tombol Tekan Pada Zen ......................................................15 Gambar 4. Contoh Tampilan LCD ........................................................18 Gambar 5. Layar Pengaturan Bit Penampilan pada LCD ......................19 Gambar 6. Aturan Penulisan Diagram Tangga dengan ZEN.................20 Gambar 7. Contoh penggunaan pewaktu ...............................................21 Gambar 8. Pengaturan pewaktu dan penentuan tipe ..............................21 Gambar 9. Ilustrasi eksekusi program tangga ZEN ..............................22 Gambar 10. Ilustrasi penggunaan status ON/OFF pada ZEN..................23 Gambar 11. Simbol LM35 .......................................................................23 Gambar 12. Bagian-bagian motor ............................................................26 Gambar 13. Diagram alir..........................................................................28 Gambar 14. Diagram Ladder...................................................................29 Gambar 15. Tampilan pilihan awal ZEN .................................................30 Gambar 16. Tampilan Property Setting ...................................................31 Gambar 17. Jendela Pembuatan diagram ................................................32 Gambar 18. Tampilan apabila sukses.......................................................32 Gambar 19. Diagram Blok Rangkain.......................................................33 Gambar 20. Rangkain catu daya ..............................................................33 Gambar 22. Rangkain Simulasi................................................................34

ix

Halaman Gambar 22. Alat Simulasi ........................................................................35 Gambar 23. Grafik Pengukuran IC LM35 ...............................................38

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Alokasi bit-bit I/O .......................................................................13 Tabel 2. Tipe bit dan fungsi tambahan......................................................16 Tabel 3. Alokasi bit-bit waktu...................................................................17 Tabel 4. Alokasi Bit Penampil ..................................................................19 Tabel 5. Percobaan 1 Pengukuran IC LM35.............................................37 Tabel 6. Pengujian Sensor Hujan ..............................................................38 Tabel 7. Pengukuran Catu Daya................................................................38

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rangkaian Keseluruhan...........................................................42 Lampiran 2.Tabel Pengukuran IC LM35 ....................................................43 Lampiran 3 Panduan Singkat Penggunaan Zen Support Software ............47 Lampiran 4 Product Configurations............................................................69 Lampiran 5 Specifications...........................................................................72 Lampiran 6 Data Sheet IC LM35................................................................83

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Hasil tanaman merupakan salah satu sumber bahan makanan pokok yang dibutuhkan manusia maupun hewan, sehingga manusia perlu membudidayakan tanaman tersebut. Pembudidayaan tanaman sebagai salah satu sumber bahan makanan pokok harus ditingkatkan produktifitasnya. Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas tanaman yaitu dengan cara menyuplay air agar cukup dan teratur. Pada pertanian yang lahannya sempit kebutuhan air sangat diperlukan, karena tanaman memperoleh makanan dari air yang disiramkan setiap harinya. Air ini diperoleh biasanya dengan cara membuat sumur di sekitar lahan. Untuk menaikkan air dari dasar sumur diperlukan pompa air, kemampuan pompa air tersebut disesuaikan dengan kedalaman sumur dan luas lahan pertanian. Dalam pertanian air sangat diperlukan, tanpa air yang cukup tanaman akan mati. Karena tanaman menyerap sari-sari makanan yang terkandung di dalam air dan tanah. Berdasarkan fenomena tersebut kebutuhan tanaman terhadap air harus selalu dikontrol secara baik dan teratur. Untuk mengontrol kebutuhan air tersebut diperlukan alat penyiram tanaman yang efektif dan efisien. Dengan adanya alat tersebut diharapkan kebutuhan tanaman terhadap air dapat terkontrol dan terpenuhi. Selain itu, petani juga

dapat menghemat biaya operasional pertaniannya dan mereka dapat melakukan kegiatan lain di luar bidang pertanian. Bedasarkan fenomena tersebut peneliti mempunyai ide untuk membuat alat penyiram tanaman secara otomatis. Alat tersebut peka terhadap cuaca, baik itu saat hujan maupun saat kemarau. Alat ini menggunakan

kontrol Programmable Logic Controller (PLC) type Zen yang sangat mudah didapat dipasaran dan cara pemrogramannya relatif mudah dipahami, yang peneliti tuangkan dalam skripsi dengan judul Programmable Logic Controller (PLC) Type Zen Sebagai Kontrol Tanaman Otomatis. Simulasi Penyiram

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Bagaimana membuat alat penyiram tanaman yang peka terhadap cuaca hujan maupun kekeringan. Pembuatannya meliputi sensor suhu, detektor hujan dan program ZEN. 2. Pembatasan Masalah Karena terbatasnya sarana dan prasaran dalam pembuatan alat penguji ini, maka yang dikaji dan dibahas lebih mendalam adalah : 1. Perancangan dan pembuatan sensor suhu, detektor hujan dan program ZEN. 2. Pompa air yang dipakai adalah AQUILA tipe P1800. 3. PLC yang dipakai adalah tipe ZEN 10C1DR-D-V1.

3. Perumusan Masalah Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka yang peneliti ingin kaji adalah sebagai berikut ; a. Bagaimana membuat sebuah perangkat penyiram tanaman yang dapat membantu para petani dalam menyuplai air ? b. Bagaimana menentukan batas maksimun suhu alat simulasi penyiram tanaman ? c. Bagaimana membuat sensor hujan yang dapat membaca lingkungan (peka) ?

C. Tujuan Penelitian Merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman yang

diaplikasikan dalam bentuk simulasi.

D. Manfaat Penelitian Manfaat alat ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengurangi faktor kelalaian dari manusia, sehingga kebutuhan air pada tananam tidak terganggu. 2. Memanfaatkan teknologi dalam dunia pertanian.

E. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi, yang memudahkan jalan pemikiran dalam memahami keseluruhan isi skripsi. Sistematika skripsi dalam penelitian ini adalah :

A. Bagian Pendahuluan Skripsi Bagian ini berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan abstraksi. B. Bagian Isi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan kajian teori tentang PLC, ZEN, komponen dan kelengkapan yang berhubungan dengan perencanaan dan pembuatan alat penyiram tanam. BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT Perencanaan dan pembuatan alat, baik yang berupa perangkat lunak seperti pembuatan program dengan Zen suport sofwere, membuat blok diagram rangkaian dan

skema rangkaian. Juga membahas tentang pembuatan bagian elektronik, mekanik, pembuatan PCB, dan perakitan komponen.

BABIV

PENGUKURAN,

PEMBAHASAN

DAN

KETERBATASAN ALAT Data pengukuran dan pengujian alat dianalisis apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan serta menentukan spesifikasi alat setelah jadi. BAB V PENUTUP Berisi simpulan dan saran dari BAB IV.

BAB II LANDASAN TEORI

a.

Programmable Logic Controller (PLC) Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti-piranti dan peralatan-peralatan elektronika yang mampu menangani kestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang berbahaya dalam proses produksi. PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang ada pada sistem kontrol proses konvensional (Putra, Agfianto .E, 2004: 1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, berupa menghidupkan atau mematikan keluaran. Program yang digunakan adalah ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC. Dengan kata lain PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati. PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, perakitan otomatis dan lain-lain. Hampir semua aplikasi memerlukan kontrol listrik membutuhkan PLC. Alasan utama perancangan PLC adalah untuk mengilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin berbasis relai.

komponen-komponen PLC PLC sesungguhnya merupakan sistetm mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC: 1. Unit Pemgolahan Pusat (CPU Central Processing Unit) CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroler. Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini bisa merupakan mikrokontroler 16-bit dan 32-bit. CPU ini juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian inter PLC, eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan dan memberikan sinyal keluaran. Kontrol PLC memiliki suatu kompleks yang digunakan untuk memeriksa memori agar dapat dipastikan memori tidak rusak, hal ini dilakukan untuk keamanan. 2. Memori Memori sistem digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses. Selain berfunsi untuk menyimpan sistem opersi, juga digunakan untuk menyimpan program yang harus dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan ladder diagram yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram. Isi dari memori itu dapat berubah atau dikosongkan. Pemrograman PLC, biasanya dilakukan melalui kanal serial komputer yang bersangkutan.

Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk menyimpan status masukan dan keluaran. Status yang sesungguhnya dari masukan maupun keluaran disimpan sebagai logika atau bilangan 0 dan 1 (dalam lokasi bit memori tertentu). Masing-masing masukan atau keluaran berkaitan dengan sebuah bit dalam memori. Sedangkan bagian lain dari memori digunakan untuk menyimpan isi variabel-variabel yang digunakan dalam program yang dituliskan. Misalnya, nilai pewaktu atau nilai pencacah bisa disimpan dalam bagian memori ini. 3. Pemrograman PLC Kontrol PLC dapat diprogram melalui komputer, bisa juga diprogram dengan program manual. Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, dan bergantung pada produk PLC-nya. Dalam hal ini penulis memakai PLC dari OMRON seri ZEN Programmable Relay. Saat ini fasilitas transmisi PLC dengan komputer sangat penting sekali artinya dalam pemrograman ulang PLC dalam dunia industri. Sekali sistem ini diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu diperlukan pemeriksaan program PLC, apakah selama disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah program sudah berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk menghindari situasi berbahaya dalam ruang produksi. Hampir semua produk perangkat lunak untuk memrogram PLC memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu

saklar (masukan atau keluaran) bernilai 1 atau 0, melakukan pengawasan program secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi diagram tangga yang bersangkutan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti masukan maupun keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan lain sebagainya. Dengan pemberian komentar maupun dokumentasi pada program, maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut. 4. Catu Daya PLC Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja pada tegangan 24 VDC atau 220 VAC. Pengguna harus menyediakan catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PLC. Dengan cara ini maka lingkungan industri dimana PLC digunakan tidak merusak PLC-nya itu sendiri karena memilki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran. 5. Masukan-masukan PLC Kecerdasan sebuah sistem terotomatisasi sangat bergantung pada kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan piranti-piranti masukan lainya. Untuk mendeteksi proses atau kondisi suatu keadaan yang sedang terjadi, misalnya, jumlah barang, ketinggian permukaan air, tekanan uadara dan sebagainya, maka dibutuhkan sensor yang tepat untuk masing-masing keadaan. Dengan kata lain sinyal-sinyal masukan tersebut dapat berupa logik (ON atau OFF)

10

maupun analog. Salah satu sinyal analog yang sering dijumpai adalah sinyal arus 4 hingga 20 mA (mV) yang diperoleh dari bermacam-macam sensor. Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan masukan untuk PLC, seperti citra dari kamera,robot dan lain-lain. 6. Keluaran-keluaran PLC Sistem terotomatisasi tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat eksternal. Beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor, selenoid, relai, lampu indikator, speaker dan lain-lainnya. Keluaran digital bertingkah seperti sebuah saklar, menghubungkan dan memutuskan. Keluaran analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog (untuk mengendalikan motor). 7. Pengaturan atau Antarmuka Keluaran Keluaran juga membutuhkan antarmuka yang sama yang digunakan untuk memberikan perlindungan antara CPU dengan peralatan eksternal, hal ini penulis menggunakan relay.

b.

Zen ZEN Programmable Relay merupakan produk PLC lain dari OMRON, sebagaimana ditunjukan pada gambar 1. merupakan kontroler kecil yang menyediakan 10 saluran input/output (I/O) yang dapat diprogram (terdiri dari 6 masukan dan 4 keluaran). Alat ini jauh lebih murah dibandingkan seri CPM1 maupun CPM2

11

Gambar 1. ZEN Programmable Relay (Putra, Agfianto .E. 2004) Dalam kesempatan ini penulis menggunakan ZEN type LCD, yang dilengkapi dengan LCD dan tombol-tombol operasi.Zen Programmable Relay berukuran kecil dan ringan, untuk tipe 10 I/O ukurannya 90 x 70 x 56 mm dan dapat dipasang dimana saja. Fitur-fitur ZEN 1. Mudah diprogram, perangkat ZEN ini lebih mudah pengoperasianya dibanding type CPM1.Terdapat 4 macam jenis keluaran yang dapat diatur dengan mudah, meliputi : operasi normal, operasi SET, operasi RESET dan operasi TOGGLE atau ALTERNATE. 2. Antisipasi kerusakan catu daya, ZEN memiliki bit-bit penyimpan dan penyimpan pewaktu untuk antisipasi kerusakan catu daya. Bit-bit ini akan menyimpan sebelum terjadi kerusakan. 3. Pewaktu yang komplek yang mudah diatur, terdapat 16 pewaktu yang mendukung 4 macam operasi yaitu Tundaan ON. Tundaan OFF. Pulsa tunggal. Pulsa kedip (ON-OFF bergantian)

12

Serta 3 jangkauan pengaturan pewaktu yaitu: 0,01 hingga 99,99 detik 1 detik hingga 99 menit 59 detik 1 menit hingga 99 jam 59 menit

4. Pencacah naik/turun dan komparator, selain memiliki pewaktu, ZEN jugadi lengkapi dengan 16 pencacah atau conter yang bisa diprogrm naik maupun turun. 5. Operasi pewaktu bergantung musim dan hari, Unit CPU dalam ZEN juga memiliki fungsi kalender dan jam yang terdiri dari 16 pewaktu mingguan dan 16 pewaktu kalender. Pengontrolan musiman dimungkinkan dengan kombinasi pewaktu mingguan dan kalender tersebut. Cocok untuk pengontrolan penyemprotan taman atau kebun. 6. Masukan analog langsung. Unit CPU dengan catu daya DC memilki 2 masukan analog langsung (tegangan 0 hingga 10 volt) dan 4 komparator analog. 7. Pembuatan diagram tangga menggunakan perangkat lunak, selain bisa diprogram secara langsung, juga dapat diprogrm dengan perangkat lunak ZEN Suport Software, sebagaimana contoh tampilannya ditunjukan pada Gambar 2.

13

Gambar 2 Perangkat lunak ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004) ZEN Suport Software dapat digunakan untuk mensimulasikan ZEN dan memonitor program tangga secara langsung, sehingga dapat langsung diamati cara kerja program tangga yang terkait. Area Memori a. Holding). Bit-bit keluaran/masukan atau I/O, kerja (Work) dan penyimpan internal (Internal Holding) berikut dengan keterangan atau penjelasan fungsi-fungsingya ditunjuk pada tabel 1. Tabel 1. alokasi bit-bit I/O, ekspansi, kerja dan penyimpan internal
Nama Tipe Alamat Jumlah bit bit Unit CPU dengan 10 I/O Unit CPU dengan 20 I/O Fungsi Menyatakan status ON/OFF piranti masukan yang terhubung dengan terminal masukan CPU Program tangga Masukan NO/NC

Bit-bit I/O, Work dan Penyimpan Internal (Internal

05 Bit masukan

I 0B 12

14

Lanjutan table 1
Bit masukan unit ekspansi I/O Saklar tekan Bit komparator analog Menyatakan ON/OFF piranti masukan yang terhubung dengan terminal masukan unit ekspansi Akan ON jika tombol-tombol operasional ditekan selama RUN. Hanya dapat digunakan untuk CPU tipe LCD Keluaran dari hasil perbandingan masukan analog. Hanya dapat digunakan dengan model catu daya 24 VDC Bandingkan nilai saat ini pewaktu (T), penyimpan pewaktu (#) dan pencacah (C) dan keluarkan hasilnya Mengeluarkan Unit status ON/OFF CPU dari bit keluaran dengan ke piranti keluaran 10 I/O yang terhubung Unit dengan unit CPU CPU dengan 20 I/O Mengeluarkan status ON/OFF dari bit keluaran ke piranti keluaran yang terhubung dengan unit ekspansi Hanya dapat digunakan dalam program, tidak dapat digunakan sebagai keluaran

0B

12

07

03

Masukan NO/NC

Bit komparator

0F

16

03 Bit keluaran Q 0F Bit keluaran unit ekspansi I/O

Masukan NO/NC

0B

12

Bit kerja Bit penyimpan (Holding Bit)

0F

16

0F

16

Sama seperti bit kerja hanya saja bit penyimpan ini akan menjaga status ON/OFF walaupun catu daya dimatikan Sumber:( Putra, Agfianto .E. 2004: 41 )

Keterangan:

NO (Normally Open) NC (Normally Close)

Untuk saklar tekan (pushbutton atau simbol B) mengikuti aturan yang ditunjukan pada Gambar 3.

15

Gambar 3. Tombol tekan pada ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004) Tombol operasional (seperti DEL, ALT dan seterusnya) dapat digunakan untuk operasional ZEN, tidak peduli apakah tombol-tombol yang bersangkutan digunakan sebagai tombol tekan (B) atau tidak, dengan kata lain, saat suatu tombol operasional, misalnya DEL ditekan (untuk opersional penghapusan) maka tombol tekan B6 juga ON. Bit-bit keluaran tersebut mencakup bit-bit keluaran terminal ZEN (Q), bit-bit keluaran terminal ekspansi ZEN (Y), bit-bit kerja (M) dan bitbit tahan (H), penggambarannya pada diagram tangga baik pada perangkat lunak ZEN Support Software maupun tampilan LCD sebagai berikut.
Alamat Bit Kondisi eksekusi Tipe bit Fungsi tambahan ([, S, R dan A)

Tipe bit diisi dengan Q, H, Y atau M sedangkan fungsi tambahan [, S, R dan A diterangkan dalam tabel 2 berikut.

16

Tabel 2. tipe bit dan fungsi tambahan(agfianto E.P:43). Meng-ON atau OFF-kan keluaran mengikuti status ON atau OFF kondisi eksekusi sebelumnya, selama kondisi eksekusi ON, maka keluaranya juga ON Membuat keluaran akan ON terus setelah kondisi eksekusi ON Membuat keluaran akan OFF terus (asumsi keluaran sebelumnya ON) setelah kondisi eksekusi ON sekali

NORMAL

I 0

[Q0

SET

I 1 I 2

SQ0

RESET

RQ0

Bergantian ON dan OFF A ALTERNATE selama kondisi eksekusi ON

I 3

AQ0

Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004:43) b. Pewaktu dan Pencacah

Pada ZEN Programmable Relay terdapat 2 macam pewaktu, yaitu pewaktu (timer) dan pewaktu tahan (Holding Timer) dengan perbedaan sebagai berikut: Pewaktu : nilai pewaktu saat ini akan di-reset saat pewaktu diubah dari mode RUN ke mode STOP atau catu daya ZEN dimatikan. Terdapat 4 macam operasional pewaktu jenis ini, yaitu: tundaan ON (X), tundaan OFF(%), pulsa tunggal (O) dan kedipan (F). Pewaktu tahan : nilai pewaktu saat ini akan disimpan walaupun terjadi pengubahan mode RUN menjadi STOP atau catu daya dimatikan. Pewaktu akan dilanjutkan kembali jika masukan pemicu ON, selain itu status ON pada bit pewaktu tahan ini akan disimpan jika

17

waktu yang dikehendaki sudah selesai. Bit peaktu tahan ini hanya bisa beroperasi dengan fungsi tundaan ON saja. Pencacah : terdapat 16 pencacah yang dapat digunakan dalam mode naik (increment) maupun turun (decrement). Nilai saat ini dari pencacah akan dismpan jika mode ZEN diubah atau catu daya dimatikan. Bit pencacah akan ON jika nilai cacah sudah melampaui yang ditentukan (nilai saat ini e nilai yang ditentukan). Nilai pencacah kembali ke 0 dan bit pewaktu akan OFF jika direset, sebagaimana bit-bit pewaktu, pewaktu tahan dan pencacah berikut dengan penjelasan atau keterangan singkat ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. alokasi bit-bit waktu, pewaktu tahan, dan pencacah. Nama Type Alamat Bit Jumlah Bit Fungsi Dapat diubah fungsinya antara operasi tundaan ON, tundaan OFF, satu pulsa(one shoot)dan pulwsa kedip(ON-OFF) Mampu menyimpan nilai pewaktuan dan status ON walaupun Pewaktu tahan # 07 8 catu daya dimatikan atau mode diubah dari RUN menjadi STOP Program Tangga Kondisi NO/NC

Pewaktu

0F

16

Pencacah yang dapat Pencacah C 0F 16 dinaikan maupun diturunkan pencacahnya

18

Lanjutan table 3 Dapat Pewaktu mingguan menghidupkan

(ON) atau mematikan @ 0F 16 (OFF) selama beberapa hari atau periode waktu yang ditentukan Dapat menghidupkan

Pewaktu kalender

0F

16

(ON) atau mematikan (OFF) selama periode tanggal yang ditentukan

Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004: 45) c. Bit-bit Penampilan. Suatu pesan yang dibuat oleh pengguna, jam, nilai pewaktu atau pencacah saat ini atau nilai kenversi analog dapat ditampilkan pada layar LCD, jika digunakan fungsi tampilan (D) dan jika sigunakan lebih dari satu, maka satu layar dapat menampilkan beberapa data atau pesan sekaligus. Contoh tampilan pada LCD ditunjukkan pada gambar 4, sedangkan alokasi bitnya ditunjukkan pada Tabel 4. Contoh operasi 1 Contoh operasi 2

memonitor status operasi sistem

menampilkan jam dan tanggal

Gambar 4. Contoh tampilan LCD

19

Gambar 5. Layar pengaturan bit penampilan pada LCD (Putra, Agfianto .E. 2004) Tabel 4. Alokasi bit penampilan
L0 Matikan lampu latar, fungsi tampilan tidak otomatis Tipe fungsi penampilan atau lampu latar (backlight) (manual) L1 hidupkan lampu latar, fungsi tampilan tidak otomatis (manual) L2 matikan lampu latar, fungsi tampilan otomatis L3 hidupkan lampu latar, fungsi otomatis X (digit): 00 hingga 11, Y(baris): 0 hingga 3
X00 X11

Menampilkan posisi awal


Y00 Y03

CHR untuk tampilan string, maksimum 12 (simbol dan alpanumerik) DAT untuk tampilan bulan/ tanggal (5 digit: 99/99) DAT1 untuk tampilan tanggal/bulan (5 digit: 99/99) Tampilan objek CLK untuk tampilan jam/menit (5 digit: 99:99) I4,I5 atau IA,IB untuk tampilan konversi analog (4 digit: 99.9) T0-TF untuk tampilan nilai pewaktu saat ini (5 digit: 99.99) #0-#7 untuk tampilan nilai peaktu tahan saat ini (5 digit: 9.99) C0-CF untuk tampilan nilai pencacah saat ini (4 digit: 999) monitoring A monitoring diperbolehkan D monitoring tidak diperbolehkan

Sumber: (Putra, Agfianto .E. 2004:48)

20

ZEN digunakan untuk memprogram rangkaian relay, rangkaian pencacah dan rangkaian pewaktu mingguan yang sederhana.

Persamaannya dengan PLC Sysmac adalah sama-sama menggunakan diagram atau program tangga, sedangkan perbedaan utama antara PLC Sysmac (CPM1A/ CPM2A) dan ZEN adalah: 1. Program tangga dalam ZEN ditulis dengan maksimum 3 masukan atau 3 kondisi eksekusi dan 1 keluaran hingga maksimum 96 garis, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Aturan penulisan diagram tangga dengan ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004)

2. Instruksi Bahasa pemrograman Sysmac mengandung beberapa instruksi dasar seperti LD, AND, OR, OUT, pewaktu dan pencacah. Selain itu ZEN juga memiliki pewaktu mingguan, pewaktu kalender dan penampil.

21

3. Parameter pewaktu, pencacah dan lainnya diatur dengan masukan ZEN atau melalui perangkat lunak ZEN (ZEN Suport Software) dan hasilnya dapat digunakan untuk mengatur keluaran, perhatikan contoh diagram tangga yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh penggunaan pewaktu (Putra, Agfianto .E. 2004) Pada keluaran T0, bisa diatur pewaktu berapa yang digunakan, dengan jendela pengaturan sebagaimana ditunjukan pada gambar 7. sedangkan pada kondisi eksekusi T0 (pada masukan) dapat diatur jenis atau type pewaktunya, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengaturan pewaktu dan penentuan type/jenis pewaktu (Putra, Agfianto .E. 2004) 4. Program tangga tangga antara PLC dan ZEN dikerjakan secara berbeda. ZEN mengerjakan seluruh program tangga (hingga

22

maksimum 96 garis) dari garis pertama hingga akhir dalam 1 siklus yang bersamaan. Masing- masing garis dikerjakan dari kiri ke kanan. Ditunjukan pada Gambar 9.

Gambar 9. Ilustrasi eksekusi program tangga dalam ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004) waktu mulai dari awal proses dari bus bar hingga kembali ke bus bar lagi (untuk menjalankan seluruh program tangga) dinamakan waktu siklus. Status ON/OFF yang dihasilkan oleh kontak keluaran tidak dapat digunakan sebagai status kontak masukan dalam siklus yang sama, tetapi bisa digunakan dalam dalam siklus selanjutnya, perhatikan contoh yang ditunjukan pada gambar 10. saat I0 menjadi ON, maka M0 di garis 1 masih dalam kondisi OFF sehingga efeknya Q0 akan ON untuk siklus berikutnya, demikian juga saat I0 menjadi OFF.

23

Gambar 10. Ilustrasi penggunaan status ON/OFF pada ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004)

c. Sensor Suhu dan Detektor Hujan Untuk mengetahui perubahan temperatur yang terjadi di sekitar, dibutuhkan suatu alat yang disebut sensor. Sensor ini haruslah dapat diterjemahkan temperaturnya menjadi suatu besaran listrik baik berupa tegangan ataupun arus listrik. Sensor suhu yang digunakan berupa IC LM35.
+Vs
(4V 30V)

LM 35

Output 0 mV + 10,0 mV/0C

Gambar 11. Simbol LM 35 IC LM 35 merupakan tranduser temperatur yang dikemas dalam bentuk rangkaian terintegrasi dengan tegangan keluaran berbanding linear terhadap perubahan temperatur. Bentuk fisik terlihat pada Lampiran XX seperti transistor mempunyai tiga kaki yaitu : kaki anoda, katoda dan kaki kontrol.

24

Isinya berupa zener yang peka (sensitive) pada temperatur. Keuntungan dari IC LM 35 adalah mempunyai sensor temperatur yang linier kalibrasinya langsung dalam Celcius, sehingga tidak diperlukan tegangan konstan yang besar dari keluar skala Celcius. Penyemat tidak memerlukan beberapa kalibrasi luar untuk mencapai ketelitian oC pada temperatur diatas jangkauan. Perangkat hanya memerlukan arus 60A dari catu daya pada jangkauan 4 volt s/d 30 volt, sehingga perangkat ini mempunyai pemanasan diri sangat rendah dibawah 0,1 oC pada keadaan udara. LM 35 mempunyai jangkauan temperatur yang memadai yaitu antara -55 oC sampai +150 oC dan tegangan keluarnya telah stabil tanpa harus diset dahulu sebesar 10 mV/ oC. IC LM 35 mempunyai impedansi keluaran yang rendah, keluaran linear, dan harga kalibrasi yang padu untuk untuk membuat antarmuka atau rangkaian kontrol khusus menjadi mudah. IC LM 35 dapat digunakan dengan catu daya tunggal atau dengan catu daya positif dan negatif.

d. Motor Motor adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran daripada rotor. Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya masuk yang berupa mekanik (gerak) dan keluarannya berupa daya listrik, sedangkan

25

motor sebaliknya, yaitu mengubah daya masuk yang berupa daya listrik menjadi daya mekanik. Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: 1. kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; 2. kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktorkonduktor yang terletak pada alur-alur jangkar; dan 3. celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet. Pada mesin listrik, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu merupakan stator atau bagian yang tidak berputar, dan kumparan jangkar merupakan rotor atau bagian yang berputar. Bila kumparan jangkar berputar dalam medan magnet, akan dibangkitkan GGL yang berubahubah arah setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolakbalik. Prinsip Kerja Motor Motor merupakan suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor. Fungsi motor ini berdasarkan gejala bahwa suatu medan magnet mengeluarkan gaya pada penghantar yang berarus. Prinsip kerjanya adalah gaya Lorenz yaitu apabila suatu penghantar yang dialiri arus searah yang diletakkan antara dua buah kutub

26

magnet, maka pada penghantar tersebut akan bekerja suatu gaya gerak mekanik, yang besarnya adalah:

F=B.I.L dengan : F = gaya gerak mekanik (Newton) B = induksi medan magnet (Tesla)

Newton

I = nilai arus searah yang mengalir dalam penghantar (Ampere) L = panjang penghantar yang berada dalam medan magnet (meter) (Yon Rijono : 167)

bagian bagian motor terlihat pada Gambar 12

Gambar 12. bagian-bagian motor Kontruksi dari motor terbagi atas : 1. Stator atau bagian yang diam terdiri dari: a. Rumah Stator (Gandar) sebagai tempat jalan mengalirnya medan magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet, dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya, sehingga dibuat dari bahan feromagnetik.

27

b. Kutub-kutub merupakan penghasil medan magnet, terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub, serta lilitan medan. 2. Rotor atau bagian yang bergerak, terdiri dari: a. Jangkar b. Lilitan jangkar c. Komutator d. Sikat-sikat

e.

Kerangka Berpikir Penyiram tanaman otomatis dengan kontrol tipe ZEN ini, bekerja setiap hari sesuai dengan waktu yang ditentukan. Ketika alat ini bekerja maka timer harian secara otomatis juga akan bekerja. Apabila terjadi hujan maka detektor hujan akan akan memberikan perintah untuk menghentikan penyemprotan tanaman. Sebaliknya bila terjadi panas berlebih yang mengakibatkan suhu dalam tanah meningkat serta kandungan air dalam tanah juga berkurang, maka perubahan itu akan diubah menjadi tegangan yang variabel sesuai dengan perubahan suhu oleh IC LM35. Perubahan suhu oleh IC LM35 tersebut akan dibaca oleh zen, kemudian zen akan memproses berdasarkan perintah yang diberikan pada saat pembuatan diagram ladder. Dalam hal ini, peneliti meberikan perintah menyalakan pompa apabila terjadi masukkan tegangan diatas 5 volt. Alat tersebut akan bekerja begitu seterusnya sesuai dengan perintah yang diberikan.

BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

A. Pembuatan Perangkat Lunak 1. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam pengetikan skripsi maupun pembuatan program tangga (diagram ladder) adalah sebagai berikut: Pentium III 600 MHz RAM 128 MB Hardisk 20 GB Windows XP Microsoft XP 2. Pembuatan program tangga (diagram ladder) dengan zen support softaere a. Diagram alir Untuk memudahkan pembuatan program terlebih dahulu dibuat diagram alir. Diagram alirnya sebagai terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Diagram alir 28

29

b. Program Ladder Yang terpenting dari alat ini adalah pembuatan program yang merupakan kontrol dari penyiram tanaman. Pembuatan program bisa menggunakan Zen Support Software ataupun di perangkat ZENnya. Dalam hal ini penulis menggunakan Zen Support Software dengan alasan mudah untuk diedit. Program yang akan dibuat adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14. Diagram Ladder Keterangan: @0 : merupakan perintah usntuk memberikan instruksi pewaktu harian dalam hal ini penulis memberikan perintah dari hari senin sampai dengan hari sabtu akan ON pada jam 08.00 dan akan OFF pada jam 10.00.

30

A0 : merupakan perintah untuk membaca masukan berupa analog komparator. Disini berfungsi untuk membaca keluaran dari IC LM35, karena keluaranya merupakan tegangan yang variabel tergantung suhu disekitarnya. Dan penulis memberikan masukan tegangan 0.5 yang sesuai dengan suhu 50 0C, maka ketika suhu diatas 50 0C atau 0,5V pompa akan menyala atau ON. Q0 : merupakan keluaran yang dihubungkan dengan pompa air. I0 : merupakan masukan yang digunakan untuk membaca detektor hujan. M0, M1 : merupakan fungsi untuk memberikan perintah agar kerjanya berurutan. Langkah pembuatan program dengan Zen Support Software Pada bagian ini akan dijelaskan cara memulai dan mengakhiri program zen support software: 1. Pada Windows 98/Me/NT, untuk memulai program zen support software dengan cara pilih Start, kemudian Program, Omron, Zen Support, kemudian akan muncul Gambar 15. Pilih Create a New Program kemudian klik OK;

Gambar 15. tampilan pilihan awal ZEN (Putra, Agfianto .E. 2004)

31

Catatan: Pilih Load Program From Files, jika diinginkan membuka program ladder yang sudah pernah dibuat. 2. Jendela dialog Property Settings ditampilkan. Pilih model Zen yang akan digunakan beserta konfigurasinya (yaitu apakah unit ekspansi I/O dihubungkan atau tidak), kemudian isi nama projek (Project name) dan komentar (Comment) jika perlu dan klik OK;sepeti terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Tampilan Property Setting (Putra, Agfianto .E. 2004) 3. Selanjutnya muncul jendela seperti Gambar 17 dan siap untuk digunakan.

32

Gambar 17. Jendela pembuatan diagram atau program tangga (Putra, Agfianto .E. 2004) 4. Membuat program tangga seperti pada Gambar 15 sampai selesai. 5. Pilih menu ZEN kemudian Program Check untuk memeriksa program. Gambar 18 akan ditampilkan jika tidak dijumpai adanya kesalahan.

Gambar 18. Tampilan apabila sukses (Putra, Agfianto .E. 2004) 6. Memilih menu Zen, Go Online, Transfer, Transfer To Zen. Untuk mengirim program yang telah dibuat ke perangkat ZEN.

33

c. Membuat blok diagram rangkaian Untuk mendesain alat ini yang pertama kali dilakukan adalah mempelajari masing-masing alat yang telah ada, kemudian merancang blok diagram. Seperti Gambar 19.

Gambar 19. Diagram Blok Rangkaian 3. Skema rangkaian 1. Catu Daya Peralatan elektronik bagaimanapun aplikasinya tidak akan pernah meninggalkan pencatu daya. Sebagaimana ditunjukan oleh Gambar 20.

34

0
D4

220 Volt AC
1

T3 5 6

15
2 BRIDGE + 4 VCC

15
4 8

LM 7824

+ 24 VDC

0
TRANSFORMER CT

1000uF/50

1000uF/50

Gambar 20. Rangkian catu daya 2. Rangkaian simulasi Rangkain ini memuat rangkaian keseluruhan dari alat ini, gambarnya adalah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 21.
Elektroda Hujan

LS5 5 3 4 1 1 2 D4 U1 RELAY SPDT 2 4 8 TRANSFORMER BRIDGE 1 + 4 3

220 Volt AC
1

T4 5

1000uF/50
3

ADJ LM350/TO

COM
LS4 5 3 4 1 2

24 VDC

VIN

VOUT

IN

ZEN OUT

COM Q0 COM Q1 COM Q3 COM Q2

I0 I1 I2 I3 I4

M
RELAY SPDT

Pompa Air

I5 I6

Gambar 21. Rangkaian Simulasi

B. Pembuatan Perangkat Keras 1. Pembuatan rangkaian. Alat dan bahan:: Transformator 500mA/12V 1 buah

35

Transformator 1A CT Dioda IN4001 4 buah Kapasitor 1000f/25V 1 buah Kapasitor 1000f/50V 2 buah Relay 12V/2A 2 buah IC LM35 1buah Jack mono dan stereo 1 buah Papan PCB berlubang Motor AQUILA type P1800 (pompa aquarium) Solder 30W dan timah Mur baut 10 mm Multimeter (AVOmeter) Maxcom

Langkah kerja : Menyiapkan alat dan bahan Merangkai komponen yang dibutuhkan sesuai dengan rangkaian pada Gambar 21. 2. Pembuatan alat simulasi. Setelah rangkaian selesai selanjutnya membuat mekaniknya yang merupakan bagian simulasi dari alat ini, rancangan simulasinya ditunjukkan pada Gambar 23.
Elektroda Hujan Penyiram T LM 35 Sensor Suhu Kontrol Lubang penyerap Elemen Pemanas Pipa Penampung Air

36

Gambar 22. Alat simulasi

C. Pengujian Alat Dalam pengujian alat ini ada 2 tahap pengujian, yaitu : 1. Mengukur tegangan keluaran pada IC LM35 maupun tegangan kerja pada rangkaian : a. b. Mengukur masukan dan keluaran IC LM35. Rangkaian catu daya diukur tegangan masukan dan tegangan keluarannya. 2. mengamati unjuk kerja alat simulasi penyiram tanaman yang dihubungkan ZEN. a. b. Menghubungkan semua alat ke jala-jala listrik PLN. Menghubungkan rangkaian simulasi penyiram tanaman dengan ZEN yang sudah di program terlebih dahulu.

D. Analisis Data Salah satu unsur penting dalam suatu penelitian adalah analisis data. Karena dengan analisis data nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Dalam menganalisis data diperlukan suatu cara

37

atau metode yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

BAB IV PENGUKURAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN ALAT

A. Pengukuran Alat Data yang diambil dari pengukuran sensor suhu (IC LM35) dapat dilihat pada Table 5 dan Lampiran 2. Tabel 5. Percobaan 1 Pengukuran IC LM35 Waktu (detik) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 Vin (V) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Jumlah Vout (V) 0,300 0,395 0,395 0,430 0,451 0,461 0,468 0,472 0,472 0,477 0,480 0,487 0,493 0,507 0,355 0,337 0,328 0,304 Suhu (0C) Perhitungan Pengukuran keterangan pompa (oC) 30 39 39 43 45 46 47 47 47 47 48 49 49 50 35 33 33 30 757 (oC) 29 40 40 43 45 47 47 48 47 47 48 50 50 51 35 33 32 31 763 Basah OFF Kering ON Basah OFF

38

39

Dari Tabel 6 dapat dibuat grafik seperti ditunjukan pada Gambar 23.

PENGUKURAN IC LM35
60 45 30 15 0 30 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540
SUHU

WAKTU

PENGUKURAN

PERHITUNGAN

Gambar 23. Grafik Pengukuran IC LM35 Percobaan 2, 3,4, dan 5 selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 2. Data yang diambil dari pengukuran sensor hujan ditujukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengujian Sensor hujan hujan Tidak hujan pompa V OFF V ON Keterangan : V : ya : tidak Pengukuraan tegangan pada catu daya ditujukaan pada Tabel 7. Tabel 7. Pengukuran Catu Daya Catu daya ZEN SIMULASI Tegangan masuk Tegangan keluar 30 V 17 V 24,1V 15 V

40

B. Pembahasan Hasil Pengukuran Dari hasil pengukuran IC LM35 yang merupakan sensor suhu dijabarkan bahwa ketika simulasi pemanas dinyalakan (menunjukkan tanah kering) dihasilkan data yang merupakan tegangan output IC LM35 (sensor suhu) akan berbanding lurus dengan kenaikaan suhu (simulasi tanah kering). Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C) atau lebih yang ditunjukkan pada Tabel 5, maka pompa akan menyala menyalurkan air untuk menyiram tanaman. Batas maksimum (500C) terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C, sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN. Dari Tabel 6 dapat diketahui ketika pompa menyala (menyiram) dan tiba-tiba terjadi hujan yang ditangkap oleh sensor hujan maka pompa akan berhenti.

C. Keterbatasan Alat Data yang diperoleh pada Tabel 5 dan Lampiran 2 dapat ditarik kelemahan alat penyiram tanaman dengan kontrol ZEN yaitu alat tersebut (khususnya sensor suhu) tidak dapat membaca kadar air dalam tanah dan sensor hujan tidak bisa membaca intensitas hujan. Sehingga ketika hujan baik hujan deras maupun tidak asalkan ada air yang mengenai detektor hujan akan memberikan perintah untuk berhenti

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Dari uraian pembahasan pada Bab IV dapat diambil simpulan bahwa peneliti dapat merencanakan dan membuat alat penyiram tanaman dengan kontrol ZEN yang diaplikasikaan dalam bentuk simulasi. Ketika suhu telah mencapai batas maksimum (500C) atau lebih yang ditunjukkan pada Tabel 6, maka pompa akan menyala menyalurkan air untuk menyiram tanaman. Batas maksimum (500C) terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam bentuk tegangan dimana 10mV adalah 10C, sehingga menjadi 0,5 V untuk dituliskan dalam program tangga ZEN, dan bila terjadi hujan maka pompa akan berhenti

B. Saran Dari simpulan diperoleh peneliti menyarankan agar para pembaca (petani) dapat mengaplikasikan alat peenyiram tanaman ini, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan menghemat biaya produksi.

41

42

0
D4

220 Volt AC
1

T3 5 6

15
2 BRIDGE + 4 VCC

15
4 8

LM 7824

+ 24 VDC

0
TRANSFORMER CT

1000uF/50

1000uF/50

Elektroda Hujan

LS5 5 3 4 1 1 2 D4 U1 RELAY SPDT 2 4 8 TRANSFORMER BRIDGE 1 + 4 3

220 Volt AC
1

T4 5

1000uF/50
3

ADJ LM350/TO

COM
LS4 5 3 4 1 2

24 VDC

VIN

VOUT

IN

ZEN OUT

COM Q0 COM Q1 COM Q3 COM Q2

I0 I1 I2 I3 I4

M
RELAY SPDT

Pompa Air

I5 I6

RANGKAIAN KESELURUHAN

43

Lampiran 2 Tabel 1. Percobaan 2 Pengukuran IC LM35 Waktu (detik) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 Vin (V) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Jumlah Vout (V) 0,300 0,395 0,395 0,430 0,451 0,461 0,468 0,472 0,472 0,477 0,480 0,487 0,493 0,507 0,355 0,337 0,328 0,304 Suhu (0C) Perhitungan Pengukuran keterangan pompa (oC) 29 39 40 43 45 46 47 48 47 47 50 50 50 49 35 33 33 30 761 (oC) 29 41 40 43 45 47 47 48 47 47 49 50 51 49 35 33 32 31 764 Basah OFF Kering ON Basah OFF

44

Tabel 2. Percobaan 3 Pengukuran IC LM35 Waktu (detik) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 Vin (V) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Jumlah Vout (V) 0,300 0,395 0,395 0,430 0,451 0,461 0,468 0,472 0,472 0,477 0,480 0,487 0,493 0,507 0,355 0,337 0,328 0,304 Suhu (0C) Perhitungan Pengukuran keterangan pompa (oC) 31 39 39 43 45 46 47 47 49 49 50 50 49 50 35 33 33 30 765 (oC) 32 40 40 43 45 47 47 48 50 51 51 50 50 51 35 33 32 31 776 Basah OFF Kering ON Basah OFF

45

Tabel 3. Percobaan 4 Pengukuran IC LM35 Waktu (detik) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 Vin (V) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Jumlah Vout (V) 0,300 0,395 0,395 0,430 0,451 0,461 0,468 0,472 0,472 0,477 0,480 0,487 0,493 0,507 0,355 0,337 0,328 0,304 Suhu (0C) Perhitungan Pengukuran keterangan pompa (oC) 35 39 39 43 45 46 47 47 47 47 48 49 49 50 35 33 33 30 762 (oC) 33 40 40 43 45 47 47 48 47 47 48 50 50 51 35 33 32 31 767 Basah OFF Kering ON Basah OFF

46

Tabel 4. Percobaan 5 Pengukuran IC LM35 Waktu (detik) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 Vin (V) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Jumlah Vout (V) 0,300 0,395 0,395 0,430 0,451 0,461 0,468 0,472 0,472 0,477 0,480 0,487 0,493 0,507 0,355 0,337 0,328 0,304 Suhu (0C) Perhitungan Pengukuran keterangan pompa (oC) 30 39 39 43 49 49 49 50 51 53 50 49 49 45 35 33 33 30 776 (oC) 29 40 40 43 49 50 51 51 52 52 49 50 50 45 35 33 32 31 782 Basah OFF Kering ON Basah OFF

Anda mungkin juga menyukai