Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROYEK TEKNIK INFORMATIKA

“METODE WATERFALL”

DOSEN PENGAMPU:

Drs.ZulhendraM.Kom.

OLEH:
Kelompok 1
DENAL MULIA (20076038)
FATAHILLAH AL IHSANI (20076046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “METODE WATERFALL”
Makalah ini berisikan tentang metode pengembangan sistem informasi waterfall model.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya
mempelajari metode pengembangan sistem informasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiinn.

Padang, 20 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I......................................................................................................................

PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................

1.3 Tujuan.................................................................................................

BAB II.....................................................................................................................

PEMBAHASAN........................................................................................................

2.1 Pengertian Metode Waterfall...................................................................

2.2 Tahapan Metode Waterfall......................................................................

2.3 Kelebihan Metode Waterfall....................................................................

2.4 Kekurangan Metode Waterfall.................................................................

BAB III....................................................................................................................

PENUTUP................................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pengembangan sebuah sistem tentu melewati beberapa tahapan sistematis untuk
memastikan bahwa setiap kebutuhan telah dilakukan. Metode sistematis ini disebut dengan
Software Development Life Cycle (SDLC) dan salah satu contohnya adalah metode waterfall.
Pendekatan melalui metode waterfall adalah cara yang paling tua dan natural karena setiap
proses dilakukan secara runtut mulai dari atas ke bawah, seperti air terjun.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah Pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu metode waterfall?
2. Apa saja tahapan metode waterfall?
3. Apa saja kelebihan metode waterfall?
4. Apa saja kekurangan metode waterfall?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca bisa mengetahui
1. Pengertian dari metode waterfall
2. Tahapan dari metode waterfall
3. Kelebihan dari metode waterfall
4. Kekurangan dari metode waterfall
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Waterfall


 Model Air Terjun adalah Model Proses pertama yang diperkenalkan. Ini juga disebut
sebagai model siklus hidup linier-sekuensial. Ini sangat sederhana untuk dipahami dan
digunakan. Dalam model air terjun, setiap fase harus diselesaikan sebelum fase
berikutnya dapat dimulai dan tidak ada fase yang tumpang tindih.
 Model Waterfall adalah pendekatan SDLC paling awal yang digunakan untuk
pengembangan perangkat lunak.
 Model air terjun menggambarkan proses pengembangan perangkat lunak dalam aliran
sekuensial linier. Ini berarti bahwa setiap fase dalam proses pengembangan dimulai
hanya jika fase sebelumnya telah selesai. Dalam model air terjun ini, fase-fase
tersebut tidak tumpang tindih.
Awalnya, model ini bernama “Linear Sequential Model”. Metode ini juga disebut “siklus
hidup klasik” atau yang sekarang disebut model air terjun. Metode ini adalah metode
yang pertama kali diangkat pada tahun 1970 sehingga sering dianggap terlalu kuno, tetapi
metode ini sering digunakan oleh para teknisi di Rekayasa Perangkat Lunak (SE). Metode
ini mengambil pendekatan yang sistematis dan tersusun rapi seperti air terjun mulai dari
tingkat kebutuhan sistem kemudian berlanjut ke tahapan analisis, desain, coding,
pengujian / verifikasi, dan pemeliharaan. Disebut air terjun karena seperti air terjun yang
jatuh satu demi satu sehingga penyelesaian tahap sebelumnya kemudian dapat dilanjutkan
ke tahap berikutnya dan berjalan-urut. langkah-langkah dalam model air terjun dapat
dilihat pada gambar berikut:
Ilustrasi berikut adalah representasi dari berbagai fase Model Air Terjun.
Gambar 1. Metode Waterfall
Pada intinya, metode waterfall adalah konsep pengembangan yang menekankan pada langkah
sistematis. Sehingga, proses penciptaan sebuah sistem harus dilakukan secara berurutan,
mulai dari tahapan identifikasi kebutuhan sampai ke proses perawatan.
Langkah itulah yang kemudian dianalogikan seperti sebuah air terjun dan mengalir dari atas
ke bawah. Setiap proses dilakukan selangkah demi selangkah, tidak boleh berloncatan, dan
dilakukan secara bersamaan. Namun, beberapa orang menganggap bahwa proses ini kurang
fleksibel, Sob karena hanya bisa dilakukan secara satu arah saja.
2.2 Tahapan Metode Waterfall
1. Requirement Analysis
Tahapan metode waterfall yang pertama adalah analisis kebutuhan. Pengembang harus
melakukan riset untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan pengguna dari sistem yang
dibangun. Hal ini dapat menjadi acuan dalam menentukan layanan atau fitur yang perlu
dikembangkan.
Ada beberapa cara untuk dilakukan dalam memperoleh informasi tersebut, beberapa di
antaranya, yaitu melalui wawancara, survey, atau mengikuti diskusi forum terkait untuk
mendapatkan wawasan dan informasi terkait.
2. Design
Kedua, tahapan metode waterfall adalah proses perancangan dan pengembangan
berdasarkan informasi kebutuhan pengguna. Perancangan tentu dilakukan untuk lebih
mempermudah proses pengerjaan dan mendapatkan gambaran detail terkait tampilan
sebuah sistem.
Selain itu, tahapan desain pada metode ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi
kebutuhan hardware dan sistem yang diperlukan untuk keseluruhan proses
pengembangan.
3. Implementation and Unit Testing
Tahapan ketiga metode waterfall adalah implementasi yang mengarah pada proses
coding. Proses pengembangan sistem akan melalui tahapan dalam bentuk modul-modul
kecil yang pada tahapan metode waterfall selanjutnya akan digabungkan.
Selain itu, pemeriksaan setiap modul yang telah dibuat juga dicek pada fase ini.
Tujuannya adalah memastikan bahwa modul tersebut memenuhi fungsi yang telah
ditetapkan dan sesuai standar.
4. Integration and System Testing
Tahapan keempat mengacu pada proses pengintegrasian setiap modul yang telah dibuat.
Setelah proses ini selesai, pengembang akan melakukan testing untuk mengecek jalannya
fungsi sistem secara keseluruhan. Selain itu, pengembang juga dapat mengidentifikasi
jika ada kegagalan atau error pada sistem.
5. Maintenance
Setelah serangkaian langkah sistematis di atas, perawatan sistem yang telah dibuat
merupakan tahapan terakhir dari metode inil. Sistem tersebut telah didistribusikan dan
digunakan oleh pengguna. Hal yang tetap harus dilakukan adalah pemeliharaan dan
memastikan bahwa sistem tetap berjalan baik sesuai fungsinya.
Proses ini biasanya meliputi perbaikan implementasi unit sistem, perbaikan error yang
masih tersisa atau baru terdeteksi, dan peningkatan performa sistem yang disesuaikan
pada kebutuhan pengguna.
Fase berurutan dalam Model Air Terjun SDLC
A. Pengumpulan dan analisis Persyaratan - Semua persyaratan yang mungkin dari sistem
yang akan dikembangkan ditangkap dalam fase ini dan didokumentasikan dalam
dokumen spesifikasi persyaratan.
B. Desain Sistem – Spesifikasi persyaratan dari fase pertama dipelajari dalam fase ini
dan desain sistem disiapkan. Desain sistem ini membantu dalam menentukan
perangkat keras dan persyaratan sistem dan membantu dalam menentukan arsitektur
sistem secara keseluruhan.
C. Implementasi − Dengan input dari desain sistem, sistem pertama kali dikembangkan
dalam program kecil yang disebut unit, yang diintegrasikan pada fase berikutnya.
Setiap unit dikembangkan dan diuji fungsinya, yang disebut sebagai Unit Testing.
D. Integrasi dan Pengujian − Semua unit yang dikembangkan pada fase implementasi
diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian setiap unit. Pasca integrasi, seluruh
sistem diuji untuk setiap kesalahan dan kegagalan.
E. Penyebaran sistem − Setelah pengujian fungsional dan non-fungsional selesai; produk
disebarkan di lingkungan pelanggan atau dilepaskan ke pasar.
F. Pemeliharaan − Ada beberapa masalah yang muncul di lingkungan klien. Untuk
memperbaiki masalah tersebut, tambalan dirilis. Juga untuk menyempurnakan produk,
beberapa versi yang lebih baik dirilis. Pemeliharaan dilakukan untuk menghadirkan
perubahan ini di lingkungan pelanggan.
Semua fase ini mengalir satu sama lain di mana kemajuan terlihat mengalir terus ke
bawah (seperti air terjun) melalui fase-fase tersebut. Fase berikutnya dimulai hanya
setelah serangkaian tujuan yang ditentukan tercapai untuk fase sebelumnya dan
ditandatangani, sehingga dinamai "Model Air Terjun". Dalam model ini, fase tidak
tumpang tindih.
2.3 Kelebihan Metode Waterfall
Metode ini memiliki sejumlah kelebihan yang bisa didapatkan dalam proses
implementasinya. Berikut penjelasan kelebihan metode waterfall adalah:
1. Alur kerja jelas
Dari tahapan metode waterfall di atas, tentu sudah dapat diidentifikasi bahwa metode ini
memiliki alur kerja yang jelas. Setiap proses dilakukan secara bertahap dan sistematis
sehingga alur kerja pun menjadi lebih terukur dan jelas. Setiap tim dapat mengalokasikan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai bidang keahliannya.
2. Lebih menghemat biaya
Kelebihan metode waterfall yang kedua adalah prosesnya yang tidak membutuhkan
banyak sumber daya sehingga lebih hemat biaya. Hal ini terjadi karena pihak client tidak
dapat turut serta dalam urusan pengembangan sebuah sistem aplikasi. Dengan demikian,
biaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit.
3. Dokumentasi yang baik
Sistematis dan bertahap sehingga setiap informasi dan hasil akan tercatat dengan baik
serta terdistribusi kepada seluruh anggota tim dengan akurat dan cepat. Hal ini juga
bermanfaat untuk memastikan dan mengecek kembali tugas dari setiap tim karena bisa
menyesuaikan arahan dari dokumentasi yang ada.
4. Cocok untuk pengembangan software berskala besar
Metode waterfall populer untuk digunakan dalam pengembangan software berskala besar.
Prosedur yang kompleks dan sumber daya yang besar akan lebih mudah terkoordinasi
melalui metode ini. Namun, hal ini juga tidak menutup kemungkinan bagi pengembangan
skala menengah atau kecil untuk menerapkan metode ini.
Keuntungan dari pengembangan WATERFALL adalah memungkinkan untuk
departementalisasi dan kontrol. Jadwal dapat diatur dengan tenggat waktu untuk setiap
tahap pengembangan dan produk dapat diproses melalui fase model proses
pengembangan satu per satu. Pengembangan bergerak dari konsep, melalui desain,
implementasi, pengujian, instalasi, pemecahan masalah, dan berakhir pada operasi dan
pemeliharaan. Setiap fase perkembangan berlangsung dalam urutan yang ketat.
Beberapa keuntungan utama dari Model Air Terjun adalah sebagai berikut
A. Sederhana dan mudah dipahami dan digunakan
B. Mudah diatur karena kekakuan modelnya. Setiap fase memiliki kiriman khusus dan
proses peninjauan.
C. Fase diproses dan diselesaikan satu per satu.
D. Bekerja dengan baik untuk proyek yang lebih kecil di mana persyaratannya dipahami
dengan sangat baik.
E. Tahapan yang ditentukan dengan jelas.
F. Mudah mengatur tugas.
G. Proses dan hasil didokumentasikan dengan baik
2.4 Kekurangan Metode Waterfall
Kelemahan metode waterfall
Selain kelebihan metode waterfall, terdapat beberapa hal yang menjadi kelemahan
metode ini. Berikut penjelasannya:
1. Kurang fleksibel
Tahapannya yang sistematis membuat metode ini kurang fleksibel terhadap perubahan
yang mungkin saja diperlukan di tengah pengembangan. Setiap anggota pengembang
harus mengikuti petunjuk dan standar yang telah ditentukan di tahapan awal.
Selain itu, pihak client juga kurang bisa memberikan saran atau masukan kepada tim
pengembang selama proses pembuatan. Proses menyampaikan pendapat ini hanya bisa
dilakukan di tahapan awal saja, yaitu pada fase requirement atau analisis kebutuhan.
2. Estimasi waktu pengerjaan lebih lama
Prosesnya yang dilakukan secara bertahap dan tidak memungkinkan adanya pengerjaan
secara bersamaan juga membuat metode waterfall membutuhkan waktu lebih lama. Oleh
karena itu, metode ini telah dianggap terlalu tua oleh beberapa orang.
Setiap proses harus dilakukan secara satu per satu sehingga tidak boleh ada dua aktivitas
berbeda dalam satu waktu. Misalnya, seorang pengembang tidak boleh memulai proses
coding jika tim perancangan belum menyelesaikan tugas mereka.
3. Sulit untuk melihat gambaran sistem yang jelas
Pada penerapan metode ini, orang lain diluar tim pengembang tidak dapat melihat
keseluruhan konsep dan fungsi sebuah sistem. Mereka hanya bisa melihat setelah seluruh
tahapan selesai dilakukan, namun tidak pada saat masih proses pengembangan.
Kerugian Lainnya
Kerugian dari pengembangan air terjun adalah tidak memungkinkan banyak refleksi atau
revisi. Setelah aplikasi berada dalam tahap pengujian, sangat sulit untuk kembali dan
mengubah sesuatu yang tidak terdokumentasi dengan baik atau dipikirkan pada tahap
konsep. Kelemahan utama dari Model Air Terjun adalah sebagai berikut
A. Jumlah risiko dan ketidakpastian yang tinggi.
B. Bukan model yang bagus untuk proyek yang kompleks dan berorientasi objek.
C. Model yang buruk untuk proyek yang panjang dan berkelanjutan.
D. Tidak cocok untuk proyek di mana persyaratan berada pada risiko perubahan sedang
hingga tinggi. Jadi, risiko dan ketidakpastian tinggi dengan model proses ini.
E. Sulit untuk mengukur kemajuan dalam tahapan.
F. Tidak dapat mengakomodasi perubahan persyaratan.
G. Menyesuaikan ruang lingkup selama siklus hidup dapat mengakhiri proyek.
H. Integrasi dilakukan sebagai "ledakan besar ... di bagian paling akhir, yang tidak
memungkinkan untuk mengidentifikasi hambatan atau tantangan teknologi atau bisnis apa
pun lebih awal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya, tujuan pengimplementasian metode waterfall adalah memastikan bahwa
setiap tahapan dilalui secara sistematis dan bergantian. Dengan begitu, proses yang
dilakukan juga lebih terfokus dan detail.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.jagoanhosting.com/blog/metode-waterfall/
 https://www.worldcat.org/title/symposium-on-advanced-programming-methods-for-
digitalcomputers-washington-dc-june-28-29-1956/oclc/10794738
 http://www-scf.usc.edu/~csci201/lectures/Lecture11/royce1970.pdf
 https://airbrake.io/blog/sdlc/waterfall-model
 https://pm.stackexchange.com/questions/389/when-to-use-waterfall-when-to-use-
scrum
 http://share.its.ac.id/blog/index.php?entryid=747
 https://courses.cs.vt.edu/~csonline/SE/Lessons/Waterfall/index.html
 https://www.ekrut.com/media/tahapan-metode-waterfall
 https://binus.ac.id/bandung/2019/11/mengenal-metode-pembuatan-sistem-informasi-
waterfall/

Anda mungkin juga menyukai